OLEH
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................ 2
B. SARAN ............................................................................................... 10
C. DOKUMENTASI ..............................................................................
2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
Ka.Rutan
3
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN TEKNIS
PENGAMANAN BAGI PETUGAS PINTU UTAMA (P2U) PADA LAPAS
DAN RUTAN TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bahwa keamanan dan ketertiban yang kondusif di Lembaga Pemasyarakatan
dan Rumah Tahanan Negara merupakan syarat utama untuk mendukung
terwujudnya keberhasilan pelaksanaan sistem Pemasyarakatan
Dalam mewujudkan sistem keamanan di Lembaga Pemasyarakatan dan
Rumah Tahanan Negara yang aman, dan tentram dilakukan secara terencana, terarah
dan sistematis untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan sesuai dengan tujuan Pemasyarakatan.
Untuk menjamin tercapainya tujuan Pemasyarakatan dibutuhkan situasi dan
kondisi yang aman dan tertib sehingga diperlukan langkah-langkah strategi
pengamanan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban.
Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara segala
bentuk kegiatan dalam rangka melakukan pencegahan, penindakan dan pemulihan
terhadap setiap gangguan keamanan dan ketertiban di dalam Lembaga
Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara.
Oleh sebab itu diperlukan sumber daya manusia yang mampu melakukan
pencegahan, penindakan dan pemulihan terhadap keamanan dan ketertiban secara
cepat, responsif dan terkoordinasi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
prosedur yang berlaku.
Pengertian Pengamanan Pintu Utama (P2U) adalah Orang yang bertugas untuk
mengamankan Pintu Utama Rutan/Lapas, dan juga menjadi pengawas dari lalu lintas yang
terjadi di Pintu Utama. Pintu Utama ini terdiri dari 2 pintu, yaitu pintu pertama yang menjadi
pintu masuk kedalam Rutan/Lapas dan pintu kedua yang menjadi garis atau batas yang tidak
boleh dilewati oleh Narapidana/Tahanan.
Menjadi seorang P2U bukan hal yang mudah, P2U memiliki tanggung jawab yang sangat
besar tentang pengamanan di Pintu Utama Rutan/Lapas. Adapun tugas dari P2U adalah
sebagai berikut :
1. Mencegah dan mengamankan pintu utama dari masuk atau pun keluarnya orang dan
barang secara tidak sah.
2. Memeriksa dan menggeledah setiap orang tanpa terkecuali termasuk pejabat, petugas,
pengunjung dan pihak lainnya
3. Memeriksa dan menggeledah setiap barang dan kendaraan yang masuk atau keluar
Lapas/Rutan.
5. Meneliti dan memeriksa secara cermat identitas tamu, menanyakan keperluannya, serta
mencatat dalam buku tamu.
6. Mengamankan senjata api, alat-alat keamanan dan barang inventaris lainnya dalam
lingkungan pintu utama serta menggunakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Tugas-tugas tersebut masing-masing memiliki tingkat resiko yang tinggi, apalagi lalu lintas
P2U hingga saat ini masih dilaksanakan secara manual, mulai dari keluar-masuk besukan
hingga penggeledahan barang bawaan. Oleh karena itu tugas ini sangat sensitif.
Mengapa sosok P2U menjadi sosok pejuang yang tangguh sebab seorang P2U tidak boleh
dan dilarang keras untuk meninggalkan posnya selama masih melaksanakan tugas. Tidak
terkecuali saat pelaksanaan Sholat Tarawih. Pada saat ini dapat dikatakan kondisi
Rutan/Lapas menjadi lebih waspada oleh karena itu P2U di tuntut untuk terus mengamankan
pintu utama.
Petugas P2U akan terus berada di posnya selama proses ibadah berlangsung, guna
mengamankan pintu utama. Hal ini sudah menjadi resiko seorang P2U.
5
Pelatihan Teknis Pengamanan bagi Petugas Pintu Utama (P2U) pada Lapas
dan Rutan diikuti oleh 41 (empat puluh satu) orang peserta yang terdiri dari laki-laki
40 (empat puluh) orang dan perempuan 1 (satu) orang.
Adapun lama pelatihan selama 7 (tujuh) hari kegiatan dan di selenggarakan di
Balai Diklat Agama, Jalan Mr. A.A Maramis Manado.
4. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor : 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan.
b. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor : 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai Negeri Sipil.
d. Keputusan Presiden RI Nomor 34 Tahun 1972 tentang Tanggung Jawab
Fungsional Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.
e. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor
M.HH.13.DL.03.02 Tahun 2010 tentang Peyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
f. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2015 Tentang Pengamanan Pada Lembaga Pemasyarakatan dan
Rumah Tahanan Negara.
g. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor E.22.PR.08.03. Tahun
2001 Tentang Prosedur Tetap Pelaksanaan Tugas Pemasyarakatan.
h. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-416.PK.01.04.01
Tahun 2015 Tentang Standar Pencegahan Gangguan Kamtib Lapas dan Rutan.
6
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
1. KEGIATAN.
Sasaran pengamanan :
1. Narapidana/ Tahanan
2. Pegawai
3. Bangunan dan perlengkapannya
4. Pengunjung/ masyarakat yg berada diarea UPT Pemasyarakatan
5. Aspek ketatalaksanaan (pembinaan kepribadian dan kemandirian, Pelayanan
Tahanan)
6. Lingkungan
• Pengamanan:
adalah segala bentuk kegiatan dalam rangka memberikan perlindungan,
pencegahan, dan penindakan terhadap setiap ancaman dan gangguan dari dalam dan
luar Lapas dan Rutan.
• Penjagaan:
adalah suatu bentuk kegiatan pengamanan orang dan fasilitas guna mencegah
gangguan keamanan dan ketertiban.
• Pengawalan:
adalah kegiatan penjagaan, pengawasan, perlindungan narapidana dan tahanan
yang berada di dalam dan/atau diluar Lapas yang melakukan aktifitas atau keperluan
tertentu sesuai ketentuan.
• Penggeledahan:
adalah kegiatan pemeriksaan terhadap orang, barang ataupun tempat yang
diduga dapat menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban.
7
• Kontrol:
adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengendalian secara seksama
terhadap sasaran pelaksanaan tugas pengamanan.
• Gangguan Keamanan dan Ketertiban:
adalah suatu situasi kondisi yang menimbulkan keresahan, ketidakamanan, serta
ketidaktertiban kehidupan di dalam Lapas dan Rutan.
• Pencegahan:
adalah mengambil suatu tindakan yang diambil terlebih dahulu sebelum
kejadian.
8
Pemeriksaan Petugas;
1) Petugas menanyakan keperluan petugas yang akan masuk ke dalam Lapas dan
Rutan.
2) Petugas melakukan penggeledahan.
3) Petugas mengingatkan petugas yang akan memasuki area Lapas dan Rutan untuk
menitipkan barang bawaanya di dalam loker atau tempat yang disediakan.
4) Petugas mengidentifikasi setiap petugas yang keluar dari dalam Lapas dan
Rutan.
5) Petugas memeriksa petugas yang keluar pada malam hari atau diluar jam dinas.
Pemeriksaan Narapidana dan Tahanan;
1) Petugas menerima informasi terkait narapidana dan tahanan yang akan masuk
dan keluar Lapas dan Rutan.
2) Petugas mencocokkan fisik dan identitas narapidana dan tahanan dengan
kelengkapan dokumen dari Kepala Lapas dan Rutan maupun instansi penegak
hukum lainnya.
3) Petugas melakukan penggeledahan.
4) Petugas mencatat jumlah narapidana dan tahanan yang akan masuk dan keluar
Lapas dan Rutan.
5) Petugas melakukan konfirmasi kepada Karupam, Kepala Pengamanan dan
Kalapas atau Karutan saat ada narapidana dan tahanan yang dikeluarkan pada
malam hari.
Pemeriksaan Kendaraan;
1) Petugas memeriksa kendaraan yang masuk ke dalam Lapas dan Rutan.
2) Petugas mencatat nomor kendaraan yang akan masuk ke dalam Lapas dan Rutan.
3) Petugas menggeledah kendaraan dalam posisi mesin kendaraan mati.
4) Petugas menggeledah orang yang berada di dalam kendaraan dengan cara
meminta turun dari kendaraan.
5) Petugas mengarahkan kendaraan sesuai dengan keperluannya.
6) Petugas mengidentifikasi kendaraan yang keluar Lapas dan Rutan.
7) Petugas memeriksa kendaraan yang keluar pada malam hari atau diluar jam
dinas.
9
Pemeriksaan Barang;
1) Petugas menanyakan keperluan barang yang dibawa masuk dan keluar dalam
Lapas/Rutan untuk kepentingan kunjungan/dinas.
2) Petugas meminta surat jalan membawa barang apabila barang yang dibawa
masuk dan keluar Lapas dan Rutan digunakan untuk kepentingan dinas.
3) Petugas menggeledah barang.
Penindakan
1) Petugas melarang orang, barang dan kendaraan yang tidak diperkenankan
masuk.
2) Petugas mengamankan orang, barang dan kendaraan yang diduga dapat
menimbulkan gangguan kamtib.
3) Petugas melarang masuk petugas diluar jam tugasnya kecuali mendapat izin
atasan.
4) Petugas dapat menggunakan kekuatan sesuai tingkat gangguan kamtib.
Pelaporan
1) Petugas memberikan laporan secara berkala kepada Karupam.
2) Patugas melaporkan situasi dan kondisi kepada karupam jika ada kecurigaan
gangguan kamtib.
3) Petugas melaporkan adanya kendaraan yang masuk.
4) Petugas memberikan laporan seketika saat terjadinya ganggaun kamtib kepada
Karupam.
5) Petugas membuat laporan tertulis pelaksanaan tugas.
Manfaat yang saya peroleh selama kegiatan diklat p2u antara lain :
10
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan merupakan tahap akhir dari kegiatan pendidikan dan pelatihan. Laporan
pelatihan berfungsi sebagai masukan yang menggambarkan tingkat kemajuan lulusan
pelatihan yang dibina dengan penyempurnaan dan perbaikan pelaksanaan pembinaan
diklat.
Adanya diklat teknis ini agar dapat diikuti secara baik, cermati SOP (Standar
Operasional Prosedur) karena P2U merupakan ujung tombak atau gerbang terdepan untuk
menangkal permasalahan di Lapas atau Rutan.
B. SARAN
Saran dari saya untuk kemajuan dan koreksi agar kegiatan seperti ini dapat berjalan
lebih baik :
1. Mungkin bisa di perbanyak materi di lapangan dari pada didalam ruangan agar
peserta diklat lebih menguasai materi tersebut.
2. Untuk pendanaan transportasi bagi peserta yang tempat tugasnya jauh dari tempat
kegiatan agar lebih jelas penggantian dananya.
3. Kegiatan tersebut terlampau kurang efektif, karena jangka waktu yang sangat
singkat. Mungkin pelatihan seperti ini bisa ditambah waktunya agar peserta lebih
memahami dan materi tersebut dapat di berikan secara maksimal.
4. Narasumber untuk menunjang materi lebih di perbanyak (instansi terkait
pelatihan).
12
13
C. LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN DIKLAT P2U
Materi
14
Penutupan kegiatan DIKLAT P2U
15