2018
i
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
STANDAR PERAWATAN KESEHATAN RUJUKAN BAGI NARAPIDANA, TAHANAN
DAN ANAK DI UPT PEMASYARAKATAN
ii
3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4431);
4. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara
Republik IndonesiaNomor. 4456);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999
Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1999
Tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan
Warga Binaan Pemasyarakatan
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1999
Tentang Syarat-syarat dan Tatacara Pelaksanaan Wewenang, Tugas dan
Tanggung Jawab Perawatan Tahanan;
9. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor
M.HH.02.UM.06.04 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelayanan
Kesehatan Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Manusia;
10. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia RI;
MEMUTUSKAN:
iii
KESATU : Standar PerawatanKesehatan Rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan
Anak di UPT Pemasyarakatandilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis
Pemasyarakatan untuk melakukan pelayanan kesehatan bagi Narapidana,
Tahanan dan Anak sesuai standar yang ditetapkan.
KEDUA : Standar PerawatanKesehatan Rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan
Anak di UPT Pemasyarakatan sebagaimana disebut dalam DIKTUM
KESATU disusun dengan sistematika sebagai berikut:
A. Latar Belakang
B. Norma dan Dasar Hukum
C. Definisi Global dan Detail Standar
D. Maksud dan Tujuan
E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia
F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana
G. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan
H. Sistem, Mekanisme dan Prosedur
I. Jangka Waktu Penyelesaian
J. Instrumen Penilaian Kerja
Lampiran – Lampiran
Ditetapkan diJakarta
Pada tanggal 28 September 2018
iv
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya,maka Buku Standar Perawatan Kesehatan Rujukan bagi
Narapidana, Tahanan dan Anak di UPT Pemasyarakatan dapat disusun dan dapat diterbitkan
oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Berdasarkan pasal 28H ayat (1) Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dinyatakan bahwa Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan,
selanjutnya dalam Pasal 34 ayat (3) ditegaskan bahwa Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk itu dalam pasal 14 ayat (1) huruf d Undang
– Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan dituangkan bahwa Narapidana
berhak mendapat pelayanan kesehatan dan makanan yang layak. Adapun pelayanan
kesehatan yang dimaksud yaitu perawatan kesehatan dasar, perawatan kesehatan khusus dan
rehabilitasi maupun pelayanan kesehatan lanjutan yang dibutuhkan oleh Narapidana, Tahanan
dan Anak di UPT Pemasyarakatan. Untuk memenuhi hak – hak tersebut, maka diperlukan
Standar Perawatan Kesehatan Rujukan untuk dijadikan panduan dan acuan bagi Petugas
Pemasyarakatan dalam melaksanakan pelayanan rujukan sesuai dengan standar yang telah
diterbitkan.
Terkait dengan hal tersebut kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada Tim Penyusun, Narasumber dan semua pihak yang telah memberikan perhatian
dan pemikiran dalam proses penyusunan buku standar ini.Semoga buku ini bermanfaat bagi
semua pihak.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya, buku
Standar Perawatan Kesehatan Rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di
UPT Pemasyarakatan dapat t e r s e l e s a i k a n . P e n yu s u n a n B u k u Standar
Perawatan Kesehatan Rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di UPT
Pemasyarakatan ini dilakukan dalam rangka menjawab ekspektasi masyarakat
dan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan di
Poliklinik Lapas, Rutan, LPKA dan RS Pengayoman. Oleh karena itu kami
berharap melalui buku Standar Perawatan Kesehatan Rujukan bagi Narapidana,
Tahanan dan Anak di UPT Pemasyarakatan ini dapat membantu rekan-rekan di
UPT Pemasyarakatan dalam rangka mengupayakan peningkatan proses perawatan
kesehatan rujukan. Pembuatan buku standar ini tentunya masih jauh dari sempurna,
baik secara konteks maupun kontennya,untuk itu kami membuka diri untuk saran
dan kritik demi perbaikan ke depan.Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak
yang telah banyak memberikan konstribusi dalam penyusunan buku standar ini.
SemogaAllah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu
tersusunnya buku ini dan semoga buku standar ini bermanfaat baik bagi peningkatan
perawatan kesehatan rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di UPT Pemasyarakatan
maupun bagi Petugas Pemasyarakatan.
vi
TIM PENYUSUN
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN BAGI NARAPIDANA,
TAHANAN DAN ANAK DI UPT PEMASYARAKATAN
PENANGGUNG JAWAB:
Asminan Mirza Zulkarnain, Bc.IP, SH, M.Si (Direktur Perawatan Kesehatan dan
Rehabilitasi)
TIM PENYUSUN:
1. A.Syukri Hidayat, Amd
2. Agus Purwanto, SH
3. Arif Maskuri, SH
4. Dedi Cahyadi, Amd.IP, SH.,M.Si
5. Dewi Sondari, Bc.IP, S.AN, M.Si
6. dr.Astia Murni
7. dr. Handoyo
8. dr. Irvan Ramadhie
9. dr. Izhar Sapawi
10. dr. Meta Ardiana
11. dr. Ummu Salamah
12. dr. Yulius Sumarli
13. dr. Yuniarti
14. dr. Yusman Akbar T
15. drg. Leni Syafitri
16. Eri Astriani, Amd
17. Heru Prasetyo, Bc.IP, S.Sos, MH
18. Imelda Puspitasari, S.Kom
19. Irma Setyapratiwi
20. Junaedi, SE
21. Lusi Utari, S.Pd
22. Mudji Rahardjo, Bc.IP, SH, MM
23. Norma Sultan, A.Md.IP, S.H
24. Oke Tri Komaladewi, SKM
25. Oki Setiawan, Amd.IP, M.M.Si
26. Rangga Permata, Amd.IP, SH, MH
27. Rosiawanti
28. Surantoro, SH
29. Tri Pudji Rahayu, SH, MH
30. Veazanol Kosuma, Amd.P
NARASUMBER/KONTRIBUTOR:
1. dr. Chandra Svaras, Sp.B (Ketua MKEK IDI Cabang Jakarta Timur)
2. dr. Medianti Ellya Permatasari (Asisten Deputi Bidang Pembiayaan Manfaat Rujukan
BPJS Kesehatan)
3. dr. Rachmawati Arsyad, MARS (Kepala Bagian Binfung RS Polri Kramat Jati)
4. dr.Asral Hasan,MPH (Kasubdit Pelayanan Penunjang Direktorat Pelayanan Kesehatan
Rujukan Kementerian Kesehatan RI)
vii
DAFTAR ISI
Kata Sambutan iv
Kata Pengantar v
Daftar Tim Penyusun, Narasumber Editor vi
Daftar Isi vii
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 1
C. Definis Global dan Detail Standar 2
D. Maksud dan Tujuan 4
E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia 4
F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana 5
G. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan 6
H. Sistem Mekanisme dan Prosedur 9
I. Jangka Waktu Penyelesaian 35
J. Instrumen Penilaian Kinerja 36
K. Penutup 45
Lampiran – lampiran 46
Daftar diagnosis gawat darurat yang perlu dirujuk 46
Kriteria rujukan terencana 50
Daftar rumah sakit rujukan nasional 50
Daftar Lapas/Rutan tempat penitipan sementara Narapidana/Anak yang dirujuk di 50
luar kota/provinsi
Surat rujukan 52
Surat pemberitahuan rujuk kepada pihak penahan 53
Surat penitipan 54
Laporan rujukan 55
Daftar Pustaka 56
viii
Daftar Tabel
ix
Daftar Alur
x
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN BAGI NARAPIDANA,
TAHANAN DAN ANAK DI UPT PEMASYARAKATAN
A. LatarBelakang
K. Penutup
xi
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bahwa
dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan
berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta
peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.
Proses layanan kesehatan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan melalui beberapa tahapan
dimulai dari awal dari WBP tersebut masuk ke Lapas/Rutan/LPKA, saat di
Lapas/Rutan/LPKA maupun menjelang bebas. Salah satu layanan kesehatan tersebut
memerlukan proses rujukan sebagaimana ditetapkan didalam Surat Edaran Direktur
Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS.258.PK.01.06.01 Tahun 2017 tanggal 28 Desember
2017Tentang Rujukan Gawat Darurat dan Terencana bagi WBP dan Tahanan, yang
didalamnya diatur alur dan proses mekanisme pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan proses
rujukan, salah satunya berbentuk rekomendasi medis (telaah medis), dan dalam
rekomendasi tersebut permintaan dari tenaga medis di Lapas, Rutan dan LPKA berkaitan
dengan kondisi Tahanan, Narapidana dan Anak yang sakit yang memerlukan perawatan
kesehatan lanjutan (rujukan) kepada pejabat yang berwenang, untuk menindaklanjuti
menurut hukum dan peraturan perundang-undangan tentang kesehatan.
Berdasarkan Laporan Rujukan Lapas, Rutan, LPKA di Indonesia pada tahun
2017terdapat 2013 WBP yang dirujuk dari Lapas, Rutan, LPKAdan jumlahUPT yang
sudah melaksanakan layanan rujukansebanyak 386 UPT.Ini berarti layanan rujukan bagi
Tahanan, Narapidana dan Anak di UPT pemasyarakatan sebagai bagian tahapan dari
layanan kesehatan sangat penting diperhatikan. Namun dalam pelaksanaan rujukan masih
di temukan banyaknya kendala berupa: mekanisme pelaksanaan rujukan baik
administratif maupun alur pelaksanaannya,hal ini menjadikanDirektorat Jenderal
Pemasyarakatan perlu membuat sebuah standar tentang perawatan kesehatan rujukan bagi
Tahanan, Narapidana dan Anak sebagai kebijakan agar dapat digunakan sebagai pedoman
atau penjelasan kepada semua pelaksana petugas pemasyarakatan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan rujukan bagi Tahanan, Narapidana dan Anak di UPT pemsyarakatan.
B. Dasar Hukum
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan rujukanbagi Narapidana, Tahanan, dan Anak
diatur dalam :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana;
2. Undang–undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia;
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
1
7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 tentang Rahasia Kedokteran;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan
Pelaksanaan Hak Wargabinaan Pemasyarakatan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1999 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat-Syarat dan Tata Cara
Pelaksanaan Wewenang dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan;
15. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manunsia Republik Indonesia Nomor
M.HH-02.UM.06.04 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/390/2014 Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan
Nasional
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/391/2014 Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan
Regional
2
pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan
semacam itu maka korban akan mati atau cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur
hidup.
8. Keadaan darurat adalah keadaan yang terjadinya mendadak, sewaktu-waktu / kapan
saja, terjadi dimana saja, dan dapat menyangkut siapa saja sebagai akibat dari suatu
kecelakaan, suatu proses medik atau perjalanan suatu penyakit.
9. Unit Gawat Darurat (UGD) adalah unit/bagian yang memberikan pelayanan gawat
darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut atau mengalami kecelakaan.
10. Sistem Rujukan adalah sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu
menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).
11. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalah upaya pelayanankesehatan
perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yangmeliputi rawat jalan
tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, danrawat inap di ruang perawatan khusus
12. Sistem Rujukan menurut azas penyelenggaraan puskesmas dibagi menjadi:
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut masalah
medik perorangan yang antara lain meliputi:
Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasional
dan lain-lain.
Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih
lengkap
Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim
tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi
pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas
pelayanan.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada kesehatan masyarakat yang meluas
meliputi:
Rujukan sarana dan logistik, antara lain bantuan laboratorium dan teknologi
kesehatan
Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu
penyakit serta penanggulangannya pada bencana alam, gangguan kamtibmas
dan lain-lain
Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada
saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadi keracunan
masal, pemeriksaan air minum dan sebagainya.
13. Rujukan Vertikal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda
tingkatan (dari pelayanan yang lebih rendah ke tingakatan yang lebih tinggi).
14. Rujukan Horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan dalam satu
tingkatan, dapat dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan
dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.
15. Regionalisasi Rujukan adalah pengaturan sistem rujukan dengan penetapan batas
wilayah administrasi daerah berdasarkan kemampuan pelayanan medis, penunjang
dan fasilitas pelayanan kesehatan serta ketersediaan sumber daya manusia.
16. Rujukan balik adalah rujukan atas kasus yang dirujuk, fasilitas penerima rujukan akan
merujuk balik pasien setelah memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya,
sehingga rujukan berjalan menurut alur yang ditetapkan
3
17. Rujukan spesimen atau penunjang diagnostik lainnya adalah rujukan pemeriksaan
bahan yang berasal dari tubuh manusia untuk tujuan diagnostik, penelitian,
pengembangan pendidikan, dan atau analisis lainnya
18. Rujukan parsial adalah adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi pelayanan
kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang
merupakan satu rangkaian perawatan pasien di fasilitas kesehatan tersebut.
Tabel 1.
Kebutuhan jumlah dan kompetensi pelaksana kegiatan
4
rutin Dokter/Perawat Perawat
Penjemp
utan 2 orang tenaga SMA/Sederajat
pasien pengamanan
1 orang tenaga SMA/Sederajat
pengemudi
ambulance
Tabel 2
Kebutuhan Sarana dan prasarana
kegiatan pelayanan kesehatanrujukan
5
G. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan
Tabel 3
Kebutuhan Biaya Sarana dan Prasarana Pendukung Pelaksanaan Rujukan
No Rincian Harga Kebutuhan Satuan Total Biaya Keterangan
Harga mengikuti tahun
1 Ambulance Rp. 505.000.000 1 Unit Rp. 505.000.000
berjalan
a. Lampu Rotary light bar
b. Sirine multi suara lengkap
dengan mic
c. Tempat duduk perawat
dilengkapi dengan box
peralatan
d. Tempat duduk dokter
e. Landasan tandu dilengkapi
dengan Scoop Stretcher
f. Tabung pemadam kebakaran
g. Lampu sorot model spot light
h. lampu operasi model digeser 2 buah
i. Modifikasi lantai dari plywood
dilapisi dengan vinil antibakteri
j. Logo dan tulisan standard dari
baham 3M
k. Kaca film 60-80%
l. Lemari peralatan dengan
finishong acrylic
m. Gantungan infuse model digeser
terbuat dari bahan stainless steel
n. Bamper belakang mobil dilapisi
plat stainless steel
o. Extra DC
p. Central oxygen BSS System
6
q. Tabung oxygen 1M3 2 buah
r. Regulator standar 2 buah
s. Selang oxygen tekanan tinggi
1 set
dengan sistem press
t. Pengatur oxygen dengan kran
1 set
on/off
u. Keluaran dinding dengan
1 buah
tulisan oxygen
v. Flowmeter dan humidifier 1 set
w. Nasal cannula 1 buah
x. Masker oxygen 1 buah
Emergency Kit Harga mengikuti tahun
2 Rp. 6.500.000 2 Set Rp. 13.000.000
berjalan
a. Diagnostic Instrument
b. Identification Materials
c. Resusitator Set/Airway
d. Hand Suction Pump
e. Airway Instrument
f. Emergency Scissor
g. Endotracheal Intubation Set
h. Surgical Set
i. IV Catheter, Spuit dan Infusion
Set
j. Bandage dan Sanitary Set
k. Tabung Oxygen 1 liter
Alumunium
l. Tas Emergency
m.Cervical Colar
7
Tabel 4
Kebutuhan Biaya Pelaksanaan Rujukan
8
H. Sistem Mekanisme dan Prosedur
1. Tahapan dalam pelaksanaan rujukan di Lapas, Rutan, LPKA dan RSU
Pengayoman
a. Observasi
Dilakukan diruang observasi klinik UPT Pemasyarakatan
b. Melihat kondisi Tahanan dan WBP (Pemeriksaan fisik lihat kriteria pasien
yang dirujuk).
1) Rujukan Rawat Inap (Lapas/Rutan/LPKA)
a) Prosedur Klinis
Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar
Operasional Prosedur (SOP)
Menetapkan unit pelayanan tujuan rujukan
Pasien harus didampingi Dokter/Perawat
Pasien diantar dengan kendaraan ambulans, agar petugas dan
kendaraan pengantar tetap menunggu sampai pasien di IGD mendapat
kepastian pelayanan, apakah akan dirujuk atau ditangani di fasilitas
pelayanan kesehatan setempat.
Petugas kesehatan melakukan visite pasien
Pasien dikawal oleh petugas pengamanan UPT Pemasyarakatan, bila
perlu oleh Petugas Pengamanan Polri
b) Prosedur Administratif
Melengkapi rekam medis
Menulis hasil pemeriksaan didalam rekam medis
Menulis saran rujukan didalam rekam medis
Menjelaskan dan memberikan Informed Consent
(persetujuan/penolakan rujukan) kepada pasien dan/keluarga)
Membuat surat rujukan pasien rangkap 2, lembar pertama dirikim ke
tempat rujukan dan lembar kedua disimpan dalam file pasien di
poliklinik
Melakukan koordinasi terkait persiapan sarana transportasi
(ambulance)
Mengajukan permohonan ijin kepada Kepala UPT asal pasien dan
meminta bantuan tenaga pengawalan
Melakukan koordinasi dengan Kabid/Kasi Administrasi Kamtib dan
Ka. KPLP/KPR/Kasi Pengawasan dan Penegakan Disiplin serta
Kabid/Kasi/Kasubsi Pembinaan/Perawatan
Melaksanakan proses pengurusan BPJS Kesehatan.Bila belum
memiliki BPJSKesehatanmaka diupayakan berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah terkait.
9
Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar
Operasional Prosedur (SOP)
Menetapkanunit pelayanan tujuan rujukan
Pasien didampingi dokter/perawat
Pasien wajib diantar dengan ambulance
Pasien dikawal oleh petugas pengamanan
b) Prosedur Administratif:
Melengkapi rekam medis
Menulis hasil pemeriksaan didalam rekam medis
Menulis saran rujukan didalam rekam medis
Menjelaskan dan memberikan informed consent
(persetujuan/penolakan rujukan kepada pasien dan/keluarga)
Melakukan koordinasi terkait persiapan sarana transportasi
(ambulance)
Mengajukan permohonan ijin kepada Kepala UPT asal pasien dan
meminta bantuan tenaga pengawalan
Melakukan koordinasi dengan Kabid/Kasi Administrasi Kamtib dan
Ka. KPLP/KPR/Kasi Pengawasan dan Penegakan Disiplin serta
Kabid/Kasi/Kasubsi Pembinaan/Perawatan
Melaksanakan proses pengurusan BPJS Kesehatan. Bila belum
memiliki BPJS Kesehatan maka diupayakan berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah terkait.
b) Prosedur Administratif:
Melengkapi rekam medis
Menulis hasil pemeriksaan didalam rekam medis
Menulis saran rujukan didalam rekam medis
Menjelaskan dan memberikan informed consent
(persetujuan/penolakan rujukan kepada pasien dan/keluarga)
Membuat surat rujukan pasien 2 rangkap (lembar pertama dikirim ke
tujuan rujukan dan lembar kedua disimpan didalm file pasien di
poliklinik)
Melakukan kooordinasi terkait persiapan sarana transportasi
(ambulance)
Membuat surat pemberitahuan kepada Kepala RS Pengayoman
Mengajukanpermohonan kepada Kepala UPT asal pasien dan
meminta bantuan tenaga pengawalan
10
Melakukan koordinasi dengan Kabid/Kasi Administrasi Kamtib dan
Ka. KPLP/KPR/Kasi Pengawasan dan Penegakan Disiplin serta
Kabid/Kasi/Kasubsi Pembinaan/Perawatan
b) Prosedur Administratif:
Melengkapi rekam medis
Menulis hasil pemeriksaan didalam rekam medis
Menuliskan saran rujukan didalam rekam medis
Menjelaskan dan memberikan informed consent
(persetujuan/penolakan rujukan kepada pasien dan/keluarga)
Membuat surat rujukan pasien 2 rangkap (lembar pertama dikirim ke
tujuan rujukan dan lembar kedua disimpan dalam file pasien di
poliklinik)
Melakukan koordinasi terkait persiapan sarana transportasi
(ambulance)
Mengajukan permohonan ijin kepada Kepala UPT asal pasien dan
meminta bantuan tenaga pengawalan
Membuat surat pemberitahuan rujukan kepada Kepala RSU
Pengayoman
b) Prosedur Administratif:
Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik
lainnya secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta, informasi jenis
spesimen/penunjang diagnostik lainnya pemeriksaan yang diinginkan,
identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas pengirim.
Mencacat informasi yang diperlukan di buku register yang telah
ditentukan masing-masing intansinya.
11
Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke
alamat tujuan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
c. Pasca Rujukan
1) Menerima jawaban konsul/resume medis dan menulis di rekam medis
2) Melaksanakan saran terapi lanjutan yang disampaikan oleh rumah sakit
rujukan
3) Menempatkan pasien setelah rujukan (observasi di klinik/dikembalikan
ke kamar hunian).
4) Memantau kondisi klinis pasien sampai sembuh
5) Membuat laporan rujukan kepada Kepala Kantor Wilayah dan Direktur
Jenderal Pemasyarakatan cq. Direktur Perawatan Kesehatan dan
Rehabilitasi.
12
3) Membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima
rujukan. Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya memuat:
a) Identitas pasien;
b) Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang) yang telah dilakukan
c) Diagnosis kerja
d) Terapi dan atau tindakan yang telah diberikan
e) Tujuan rujukan
f) Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberi pelayanan
ALUR 1
Keterangan:
13
5. ALUR RUJUKAN DI LAPAS, RUTAN, LPKA DAN RS PENGAYOMAN
ALUR 2
ALUR RUJUKAN
PASIEN GAWAT DARURAT
TAHANAN / ANAK DI LAPAS, RUTAN dan LPKA
14
ALUR 3
ALUR RUJUKAN
PASIEN GAWAT DARURAT
NARAPIDANA / ANAK DI LAPAS, RUTAN dan LPKA
Catatan :
*) Pengawalan awal dilakukan oleh Petugas LAPAS, RUTAN, LPKA, dan Kepolisian (bila
diperlukan)
**) Bila dilakukan Rawat Inap / Rawat Jalan di Rumah Sakit luar LAPAS, RUTANdan
LPKAPetugas kesehatan LAPAS, RUTAN dan LPKA wajib melaksanakan kontrol
terhadap pasien secara berkala dan melaporkan perkembangan secara tertulis kepada
kepala LAPAS, RUTANdan LPKA
15
ALUR 4
ALUR RUJUKAN
PASIEN TERENCANA
TAHANAN DI RUTAN DAN TAHANAN ANAK DI LPKA
TEMBUSAN :
1. DIRJENPAS MEMBUAT BERITA ACARA PIHAK PENAHAN YANG
2. KAKANWIL SERAH TERIMA MELAKSANAKAN RUJUKAN
KEMENKUMH
AM
PENGAWALAN
- PIHAK PENAHAN
- POLISI*)
RAWAT INAP
- PIHAK PENAHAN
RAWAT JALAN
- PIHAK PENAHAN
*) Pengawalan dilakukan oleh Petugas Pihak penahan dan Kepolisian (bila diperlukan)
16
ALUR 5
ALUR RUJUKAN PASIEN TERENCANA
NARAPIDANA DI LAPAS DAN NARAPIDANA ANAK DI LPKA
DI SATU KOTA / KABUPATEN DALAM SATU PROVINSI
NARAPIDANA/ANAKMEMERLUKAN PERAWATAN
PASIEN POLIKLINIK LAPAS/LPKA LANJUTAN MELALUI TIM KESEHATAN KEPADA
KEPALA UPT
PENDAMPING DARI
DOKTER/TENAGA PENGAWALAN
KESEHATAN - PETUGAS PENGAMANAN LAPAS/LPKA
- PIHAK KEPOLISIAN*)
PENGAWALAN
- PETUGAS PENGAMANAN
LAPAS,LPKA
RAWAT INAP - PIHAK KEPOLISIAN *) RAWAT JALAN
- PETUGAS KESEHATAN
LAPAS/LPKA**)
KEMBALI KE LAPAS/LPKA
Keterangan:
*) Pengawalan oleh Petugas LAPAS /LPKA danpetugas Kepolisian (bila memungkinkan)
**) Apabila dilakukan Rawat Inap / Rawat Jalan di luar LAPAS/LPKAmaka Petugas
kesehatan LAPAS/LPKA wajib melaksanakan kontrol terhadap pasien secara berkala
dan melaporkan perkembangan secara tertulis kepada kepala LAPAS /LPKA.
17
ALUR 6
ALUR RUJUKAN PASIEN TERENCANA
NARAPIDANA DAN ANAK DI LAPAS/LPKA
ANTAR KOTA / KABUPATEN DALAM SATU PROVINSI
NARAPIDANA/ANAKMEMERLUKAN PERAWATAN
LANJUTAN MELALUI TIM KESEHATAN KEPADA
PASIEN POLIKLINIK LAPAS,/LPKA KEPALA UPT
- PEMINDAHAN SEMENTARA/PENITIPAN
NARAPIDANA/ANAK DI LAPAS, RUTAN
RAWAT INAP DANLPKA TERDEKAT DENGAN RSUP RAWAT JALAN
RUJUKAN
- PENGAWASAN KESEHATAN DILAKUKAN
PETUGAS KESEHATAN LAPAS /LPKA**)
Keterangan:
*) Pengawalan oleh Petugas Kepolisian (bila diperlukan)
**)Pemindahan sementara/Penitipan Narapidana/Anak dilakukan di Lapas/LPKA
yang
terdekat dengan rumah sakit rujukan sesuai dengan rekomendasi hasil TPP Kanwil
dan melaporkan ke Direktur Jenderal Pemasyarakatan cq. Direktur Perawatan
Kesehatan dan Rehabilitasi.
18
1. Bila dilakukan Rawat Inap / Rawat Jalan di luar LAPAS dan LPKAmaka wajib
dikawal (dijaga) oleh Petugas LAPAS dan LPKA yang menjadi tempat penitipan dan
jika diperlukan dapat meminta bantuan Petugas Kepolisian, Petugas kesehatan
LAPAS, dan LPKA wajib melaksanakan kontrol terhadap pasien secara berkala dan
melaporkan perkembangan secara tertulis kepada kepala LAPAS dan LPKA.
2. Apabila masuk kriteria penyakit kronis dan membutuhkan pengobatan terus menerus
sepanjang hidupnya maka Narapidana dapat dipindahkan secara permanen sesuai
dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku
3. Apabila Narapidana dinyatakan sembuh dan dikuatkan oleh surat keterangan dokter
agar Lapas Tempat Penitipan segera membuat surat kepada UPT asal yang
menitipkan untuk segera menjemput Narapidana yang dititipkan.
19
ALUR 7
ALUR RUJUKAN PASIEN TERENCANA
NARAPIDANA DAN ANAK DI LAPAS/LPKA
ANTAR PROVINSI / WILAYAH
NARAPIDANA/ANAKMEMERLUKAN PERAWATAN
PASIEN POLIKLINIK LAPAS, RUTAN DAN LANJUTAN MELALUI TIM KESEHATAN KEPADA
LPKA KEPALA UPT
PENGAWALAN
PENDAMPING DARI
- PETUGAS PENGAMANAN LAPAS/LPKA
DOKTER/TENAGA
- PIHAK KEPOLISIAN (JIKA DIPERLUKAN) *)
KESEHATAN
- PEMINDAHAN SEMENTARA/PENITIPAN
NARAPIDANA/ANAK DI LAPAS, RUTAN DAN
RAWAT INAP LPKA TERDEKAT DENGAN RSUP RUJUKAN RAWAT JALAN
- PENGAWALAN DILAKUKAN PETUGAS
PENGAMANAN LAPAS, RUTANDAN LPKA
**)
Keterangan :
1. Pengawalan oleh Petugas LAPAS /LPKA, dan Kepolisian (bila diperlukan)
20
2. Pemindahan/Penitipan sementara Narapidana dan Anak dilakukan di Lapas/Rutan,
/LPKA yang terdekat dengan rumah sakit rujukan sesuai dengan rekomendasi hasil
TPP Kanwil dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
3. Bila dilakukan Rawat Inap / Rawat Jalan di luar LAPAS dan LPKAmaka wajib
dikawal (dijaga) oleh Petugas LAPASdan LPKA yang menjadi tempat penitipan dan
jika diperlukan dapat meminta bantuan Petugas Kepolisian, Petugas kesehatan
LAPAS, dan LPKA wajib melaksanakan kontrol terhadap pasien secara berkala dan
melaporkan perkembangan secara tertulis kepada kepala LAPAS danLPKA
4. Apabila masuk kriteria penyakit kronis dan membutuhkan pengobatan terus menerus
sepanjang hidupnya maka Narapidana dapat dipindahkan secara permanen sesuai
dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku
5. Apabila Narapidana dinyatakan sembuh dan dikuatkan oleh surat keterangan dokter
agar Lapas Tempat Penitipan segera membuat surat kepada UPT asal yang
menitipkan untuk segera menjemput Narapidana yang dititipkan.
21
ALUR 8
ALUR RUJUKAN
PASIEN NARAPIDANA, TAHANAN DAN ANAK DI
RSU PENGAYOMAN CIPINANG
KEMBALI RAWAT
KE LAPAS/ KAMAR
INAP TIM DOKTER RSU PENGAYOMAN MEMBUAT JENAZAH
RUTAN/ REKOMENDASI RUJUKAN KEPADA PIHAK LAPAS/RUTAN
LPKA /LPKA DIKETAHUI PIMPINAN RSU PENGAYOMAN
PASIEN DIANTAR:
- PERAWAT/DOKTER DAN
TENAGA PENGAMANAN RSU
PENGAYOMAN
- KEPOLISIAN*)
Keterangan:
*)Pengawalan oleh pihak kepolisian
**) Pengamanan pasien selama dirawat di RS Rujukan menjadi tanggung jawab
UPT Asal
22
Tabel 5. SOP Observasi
Nomor SOP 01
Tanggal Pembuatan Juli 2018
Tanggal Revisi
SATUAN KERJA
Tanggal Efektif Januari 2019
Disahkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan
23
Pelaksana Mutu Baku
Keterangan
No Kegiatan
Staf
Perawat Dokter Kelengkapan Waktu Output
Poliklinik
Menerima
Form pendaftaran,
1 pendaftaran 2 Menit Pasien terdaftar
ATK
Tahanan/WBP
Mengambil
2 Rekam medis, ATK 2 Menit Rekam medis
rekam medis
Melakukan
anamnesa Pasien di
3 Emergency kit 5 Menit
terhadap anamnesa
Tahanan/WBP
Melakukan
Tensimeter,
pemeriksaan Tanda vital
4 stetoskop,timbangan, 5 Menit
tanda vital dan diketahui
termometer
BB
Tensimeter,
Melakukan 10 Keluhan pasien
5 stetoskop,timbangan,
pemeriksaan fisik Menit diketahui
termometer
Menganjurkan
6 pemeriksaan Form laboratorium 2 Menit Form lab diisi
Laboratorium
Menegakkan
diagnosis,
Diagnosis
7. memberi resep Rekam medis, resep 5 Menit
ditegakkan
dan instruksi
tindakan
24
Pelaksana
Keterangan
Mutu Baku
NO Kegiatan
Staf
Perawat Dokter Kelengkapan Waktu Output
Poliklinik
Menerima catatan
perkembangan Form catatan
Instruksi dokter
8 pasien dari dokter perkembangan, 2 Menit
diterima
dan menjalankan ATK
instruksi dokter
Observasi selama 1 Emergency kit,
9 24 Jam Pasien diobservasi
x 24 jam ATK
Melaporkan
kondisi hasil Catatan Hasil observasi
10 5 Menit
observasi 1 x 24 perawat dilaporkan
jam kepada dokter
Memutuskan untuk
Pasien di rawat inap
rawat inap / rawat
dalam lapas/
jalan dalam Form rawat
Rutan/LPKA atau
11 Lapas/Rutan/LPKA inap, form 5 Menit
dirujuk RS
atau rujuk RS rujukan
Rujukan/fasilitas
Rujukan/Fasilitas
kesehatan
Kesehatan
25
Tabel 6. SOP Rujukan
Nomor SOP 01
Tanggal Pembuatan Juli 2018
Tanggal Revisi
SATUAN KERJA
Tanggal Efektif Januari 2019
Disahkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan
26
Peringatan Apabila SOP tidak dilaksanakan maka pelayanan kesehatan di
Lapas/Rutan/LPKA dan RSU Pengayoman tidak optimal menyebabkan
kematian
Pelaksana
Mutu Baku
Kepala Kabid/Kasi/ Tenaga
No Kegiatan Perawat/ Keterangan
UPT Ka.KPLP/ Pengamanan
Dokter Staf Kelengkapan Waktu Output
KPR/
Poliklinik
Kasubsi
Membuat surat Surat Rujukan
Form Rujukan,
1 rujukan dan rekam 5 Menit dan rekam
ATK
medis medis
Menyerahkan Surat
Form Surat Surat rujukan
2 Rujukan Kepada 2 Menit
Rujukan, ATK diterima
Kepala UPT
Memerintahkan Terkait
Kepada Kabid Pejabat
/Kasi/Ka.KPLP/KaPR Pelaksana
/Kasubsi terkait Form lembar Surat Perintah menyesuai
3 2 Menit
pengawalan rujukan disposisi dibuat kan dengan
dan untuk Orta UPT
mempersiapkan Pemasyara
ambulance katan
Membuat surat ijin
rujukan, pengawalan,
dan pengeluaran
Surat ijin
4 Tahanan, Narapidana Surat Perintah 2 Menit
pengeluaran
dan Anak atau surat
pemberitahuan kepada
Instansi Penahan
27
Surat ijin
Menandatangani surat pengeluaran
Form surat rujukan,
ijin rujukan dan surat dan
surat ijin, surat
tugas pengawalan pemberitahuan
5 tugas 1 Menit
serta surat serta surat
pengawalandan
pemberitahuan kepada tugas
surat pemberitahuan
instansi penahan ditandatanga
ni
Melakukan
Koordinasi
6 Koordinasi dengan Telepon 5 Menit
dilaksanakan
RS tujuan rujukan
Ambulance, Surat
60
7. Merujuk Pasien Perintah dan Surat Pasien dirujuk
Menit
Rujukan
28
Tabel 7. SOP Pasca Rujukan
Nomor SOP 01
Tanggal Pembuatan Juli 2018
Tanggal Revisi
SATUAN KERJA
Tanggal Efektif Januari 2019
Disahkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan
Peringatan
29
Pelaksana
Keterangan
Mutu Baku
No Kegiatan Pejabat
Perawat Dokter berwenang Kelengkapan Waktu Output
Resume
Menerima resume
Resume rawat/jawaban 2 rawat/jawaban
1 rawat/jawaban
konsultasi, ATK Menit konsultasi
konsultasi
diterima
Resume
Menyerahkan resume
Resume Rawat/Jawaban Konsul, 1 rawat/jawaban
2 rawat/jawaban
ATK Menit konsultasi
konsultasi
diserahkan
Resume
Menerima resume
rawat/jawaban
rawat/jawaban Resume rawat/ jawaban 1
3 konsul dan
konsultasi dan pasien konsultasi, menit
pasien
pasca rujukan
diterima
Membaca resume Resume
rawat/jawaban 5 rawat/jawaban
4 Resume rawat/jawaban konsultasi
konsultasi dan pasien Menit konsul dan
pasca rujukan pasien dibaca
Memeriksa pasien Stetoskop, tensimeter, senter, 5 Pasien
5
pasca rujukan termometer Menit diperiksa
Mencatat hasil
resume rawat
Resume rawat/jawaban 5 Rekam medis
6 inap/jawaban
konsultasi, rekam medis, ATK Menit tercatat
konsultasi kedalam
rekam medis
30
Membuat
rekomendasi apakah
pasien dikembalikan 1 Rekomendasi
7 Form Rekomendasi medis
ke blok/diobservasi di Menit medis dibuat
klinik
Lapas/Rutan/LPKA
Membuat laporan 10
8 Form laporan, rekam medis, ATK Laporan
pasca rujukan Menit
Menyerahkan laporan 1 Laporan
9 Laporan
rujukan menit diserahkan
Menerima laporan 1 Laporan
10 Laporan
rujukan menit diterima
31
Tabel 8. SOP Rujukan Spesimen
Nomor SOP 01
Tanggal Pembuatan Juli 2018
Tanggal Revisi
SATUAN KERJA
Tanggal Efektif Januari 2019
Disahkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan
Keterkaitan
32
Pelaksana
Keterangan
Mutu Baku
Petugas
No Kegiatan
Administratif/ Pihak ketiga
Analis Dokter Kelengkapan Waktu Output
staf poliklinik
Lapas/Rutan
Menerima
Form Form
Formulir
Permintaan 1 permintaan
1 permintaan
pemeriksaan, Menit pemeriksaan
pemeriksaan
ATK diterima
laboratorium
Melakukan Form Identitas
2
2 verifikasi permintaan, pasien
Menit
identitas pasien ATK diverifikasi
Spuit,
Menyiapkan Torniquet,
peralatan kapas
2 Peralatan
3 pengambilan alkohol,
Menit disiapkan
sampel (darah, needle,vacum
urin, sputum) tube, plester,
urin pot
Menuliskan Tabung
data pasien Tabung vacutainer/pot
pada tabung vacutainer, 2 sputum, pot
4
vacutainer, pot pot sputum, Menit urin diberi
sputum steril, pot urine label data
pot urin pasien
Spuit,
Mengambil
Torniquet,
sampel pasien 3 Sampel
5 kapas
(darah, urin, Menit diambil
alkohol,
sputum)
needle,vacum
33
tube, plester,
urin pot
Mempersiapkan
pengiriman
Blood
sampel atau 2 Spesimen
6 container,
spesimen Menit dipacking
spesimen
rujukan (darah,
urin, sputum)
Melakukan
Ambulance,
pengiriman
Surat Sampel atau
sampel atau 30
7. Perintah dan spesimen
spesimen Menit
Surat dikirim
rujukan ke
Rujukan
laboratorium
Menerima hasil
pemeriksaan
Hasil
laboratorium Hasil 1
8. pemeriksaan
dari pemeriksaan Menit
diterima
laboratorium
rujukan
Mengarsipkan Hasil
Hasil 1
9. hasil pemeriksaan
pemeriksaan Menit
pemeriksaan diarsipkan
Menyerahkan Hasil
Hasil 1
10. hasil pemeriksaan
pemeriksaan Menit
pemeriksaan diserahkan
Hasil
Menerima hasil Hasil 1
11. pemeriksaan
pemeriksaan pemeriksaan Menit
diterima
34
I. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN
Jangka Waktu penyelesaian kegiatan perawatan kesehatan rujukan dibagi per kegiatan sebagai berikut:
35
J. INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (TERLAMPIR)
36
4 Apakah ada tenaga pengawalan a. Tidak tersedia; (skor 0)
yang bertugas mengawal b. Tersedia, dari pihak ketiga
rujukan? (Polri/TNI);(skor 0,25) SK
c. Tersedia, petugas internal dari
Lapas/Rutan; (skor 0,75) A/B/C/D D 1
d. Tersedia, petugas internal dari
Lapas/Rutan/LPKA/RS
Pengayoman dan pihak ketiga
(Polri/TNI); (skor 1)
5 Apakah ada Tenaga Pengemudi a. Tidak tersedia; (skor 0)
ambulance? b. Tersedia, namun bukan khusus
ambulance); (skor 0,75) A/B/C C 1 SK
c. Tersedia, tenaga khusus
ambulance;(skor 1)
2 KUALITAS (3) 3 4 100%
1 Apakah kualifikasi pendidikan a. Sesuai standar; (skor 1)
petugas kesehatan yang b. Sudah ada tetapi tidak sesuai Sertifikasi
melakukan observasi rujukan ? standar;( skor 0,75) A/B/C A 1 pendidikan
c. Tidak sesuai standar; (skor 0)
37
pelatihan/magang; (skor 0)
38
2 KUALITAS (1,5) 1,5 1,5 100%
1 Apakah formulir rujukan yang a. Tersedia tidak sesuai standar
tersedia sesuai dengan Standar? b. Tersedia sesuai standar
A/B/C A 1
39
TOTAL
B PROSES (70) 70
I. PERSIAPAN (15) 15 15 100%
1 Apakah petugas yang melakukan a. Sudah mendapatkan sosialisasi /
rujukan telah mendapatkan bimtek / diseminasi dan sudah Laporan
sosialisasi / bimtek / diseminasi memahami; (skor 1) kegiatan
mengenai standar Pelayanan b. Sudah mendapatkan sosialisasi / sosialisai
A/B/C A 1
Kesehatan Rujukan? bimtek / diseminasi namun belum
memahami;(skor 0,5)
c. Belum mendapatkan sosialisasi /
bimtek / diseminasi;(skor 0)
2 Apakah tenaga kesehatan telah a. sudah berkoordinasi dengan baik
melakukan koordinasi dengan dan mengikuti SOP Rujukan;
bagian lain terkait pelaksanaan (skor 1)
rujukan? b. sudah berkoordinasi dengan baik
tetapi belum mengikuti SOP A/B/C A 1
pemanggilan WBP ke klinik;(skor
0,5)
c. WBP dirujuk tanpa koordinasi;
(skor 0)
3 Apakah petugas kesehatan telah a. Petugas telah mengisi formulir
mengisi formulir rujukan rujukan;(skor 1) Daftar
sebelum dilaksanakan rujukan? b. petugas tidak mengisi formulir hadir,
A/B A 1
rujukan;(skor 0) laporan
kegiata
n KIE
4 Apakah petugas telah a. petugas telah melaksanakan
melaksanakan pemeriksaan fisik sesuai dengan SOP pelaksanaan Formulir
sebelum pelaksanaan Rujukan ;(skor 1) Assesmen
A/B/C A 1
pada WBP? b. petugas telah melaksanakan
namun belum memahami SOP;
(skor 0,5)
40
c. petugas tidak melaksanakan sama
sekali (dikarenakan kendala
apapun); (skor 0)
5 Apakah Petugas telah membuat a. petugas telah melaksanakan
resume medis sebelum sesuai dengan SOP; (1)
pelaksanaan rujukan b. petugas telah melaksanakan
namun belum memahami A/B/C A 1
SOP;(0,5)
c. petugas tidak melaksanakan sama
sekali (dikarenakan kendala
apapun);(0)
II. PELAKSANAAN (40) 40 40 100%
1 Apakah Petugas Kesehatan a. Ya; (skor 1)
membuat rekomendasi medis b. Tidak; (skor 0) Laporan
terkait rujukan? skrining
2 Apakah Petugas Kesehatan a. Ya; (skor 1)
menjelaskan dan memberikan b. Tidak;(skor 0) Formulir
informed Consent kepada pasien rujukan
dan/keluarga?
3 ApakahPetugas Kesehatan a. Ya;(skor 1)
membuat surat rujukan? b. Tidak; (skor 0)medis A/B/C A 1
41
c. Petugas non medis; (skor 0)
42
2 Berapakah capaian Jumlah a. > 50%
Rujukan Gawat Darurat? b. > 25-50%
c. 10-25% A/B/C/D A 1
d. <10%
3 Berapakah capaian Rujukan bagi a. > 50%
terencana? b. > 25-50%
c. 10-25% A/B/C/D A 1
d. <10%
4 Berapakah capaian rujukan a. > 50%
Spesimen? b. > 25-50%
A/B/C/D A 1
c. 10-25%
d. <10%
II. KUALITAS (10) 10 10 100%
1 Apakah satuan kerja Lapas, a. Sudah sesuai standar;(1)
Rutan, LPKA dan RS b. Belum sesuai standar;(0)
Pengayoman tempat Saudara
A/B A 1
bekerja telah sesuai dengan
standar Pelayanan Kesehatan
Rujukan?
43
K. PENUTUP
44
LAMPIRAN-LAMPIRAN
45
38. Omfalokel pecah 3
39. Pankreatitis akut
40. Patah tulang dengan dugaan cedera pembuluh darah
41. Patah tulang iga jamak
42. Patah tulang leher
43. Patah tulang terbuka
44. Patah tulang tertutup
45. Infiltrat periapendikuler
46. Peritonitis generalisata
47. Phlegmon pada dasar mulut
48. Priapismus
49. Perdarahan raktal
50. Ruptur tendon dan otot
51. Strangulasi penis
52. Tension pneumotoraks
53. Tetanus generalisata
54. Torsio testis
55. Fistula trakeoesofagus
56. Trauma tajam dan tumpul di daerah leher
57. Trauma tumpul abdomen
58. Traumatik amputasi
59. Tumor otak dengan penurunan kesadaran
60. Unstable pelvis
61. Urosepsis
46
23. Sangat sesak, gelisah, kesadaran menurun, sianosis dengan retraksi hebat dinding
dada/otot-otot pernapasan
24. Sesak tapi dengan kesadaran dan kondisi umum yang baik
25. Syok berat, dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur, termasuk
didalamnya sindrom rejatan dengue
26. Tetanus
27. Tidak BAK/kencing lebih dari 8 jam
28. Tifus abdominalis dengan komplikasi
47
F. Kriteria Gawat Darurat Bagian Mata
1. Benda asing di kornea mata/kelopak mata
2. Blenorrhoe / Gonoblenorrhoe
3. Dakriosistisis akut
4. Endoftalmitis/panoftalmitis
5. Glaukoma akut dan sekunder
6. Penurunan tajam penglihatan mendadak (misal: ablasio retina, CRAO,
Perdarahan Vitreous)
7. Selulitis orbita
8. Semua kelainan kornea mata (misal: erosi, ulkus/abses, descematolisis)
9. Semua trauma mata (misal: trauma tumpul, trauma fotoelektrik/radiasi, trauma
tajam/tembus)
10. Trombosis sinus kavernosus
11. Tumor orbita dengan perdarahan
12. Uveitis/skleritis/iritasi
48
I. Kriteria Gawat Darurat Bidang Syaraf
1. Kejang
2. Stroke
3. Meningoensefalitis
J. Diagnosa Kegawatdaruratan lain yang ada di ICD X versi 2010
III. Daftar Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Lampiran Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/390/2014 Tentang Rumah Sakit Rujukan
Nasional
NO. NAMA RUMAH SAKIT LOKASI
1. RSUP H. Adam Malik Medan
2. RSUP dr. M.Djamil Padang
3. RSUP dr. M.Hoesin Palembang
4. RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
5. RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
6. RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
7. RSUP dr. Kariadi Semarang
8. RSUD dr. Soetomo Surabaya
9. RSUP Sanglah Denpasar Denpasar
10 RSUD dr. Soedarso Pontianak
11. RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
12. RSUP dr. Wahidin Sudiro Husodo Makasar
13. RSUP Prof Dr. R.D. Kandou Manado
14. RSUD Dok II Jayapura Jayapura
IV. Daftar Lapas Tempat Penitipan Sementara Narapidana yang dirujuk diluar Kota/Luar
Provinsi
NO Kanwil Lapas Penitipinan
1. DKI Jakarta 1. Lapas Kelas I Cipinang
2. Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta
2. Jawa Barat Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
3. Aceh Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
4. Sumatera Utara Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
5. Sumatera Barat Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
6. Riau Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
7. Kepualauan Riau Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
8. Sumatera Selatan Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
9. Jambi Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
10. Lampung Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
11. Bengkulu Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
12. Bangka Belitung Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
13. Banten Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
49
14. Jawa Tengah Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
15. D.I Yogyakarta Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
16. Jawa Timur Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
17. Kalimantan Barat Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
18. Kalimantan Selatan Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
19. Kalimantan Tengah Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
20. Kalimantan Timur Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
21. Sulawesi Utara Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
22. Sulawesi Tengah Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
23. Sulawesi Selatan Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
24. Sulawesi Barat Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
25. Sulawesi Tenggara Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
26. Gorontalo Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
27. Bali Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
28. Nusa Tenggara Barat Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
29. Nusa Tenggara Timur Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
30. Maluku Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
31. Maluku Utara Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
32. Papua Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
33. Papua Barat Lapas terdekat dengan RSUP Rujukan
50
Contoh Surat Rujukan
Dengan hormat,
Mohon bantuan perawatan dan pengobatan selanjutnya penderita:
Nama :…......................................................................................................L/P*
Umur :…................................................................................................................
No.Registrasi :…................................................................................................................
Perkara :…................................................................................................................
Anamnese :….................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
PemeriksaanFisik :…..........................Tensi:…..............Nadi:…...............Suhu:….....................
Pemeriksaan penunjang :….................................................................................................................
....................................................................................................................
Terapi sementara :….................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Diagnosa Sementara :….................................................................................................................
....................................................................................................................
Mohon kesediaan dokter untuk mengirim surat balasan rujukan kepada kami apabila penderita ini
telah sembuh atau keluar dari perawatan dokter. Atas Perhatian dan kerjasama diucapkan terima
kasih.
….............................................. …..........................................
NIP….................................. NIP…........................................
Telp/HP............................. Telp/HP….................................
Mengetahui,
Kepala Lapas/Rutan /LPKA
Nama
NIP
51
Contoh Surat Pemberitahuan rujuk
kepada Pihak Penahan
Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Negeri/Kepala Kejaksaan/ Kepala Kepolisian…..............
di …...........
Menindaklanjuti :
1.Surat Rujukan dokter UPT No. ….......
2. Surat Kami ….............................
akan/telah kami rujuk ke RS..................terkait penyakit yang diderita harus segera mendapat
penanganan medis lanjutan, terkait PP No 27 Tahun 1983 Pasal 19 ayat 8:
(8) Dalam hal tertentu Tahanan dapat diberi izin meninggalkan RUTAN untuk sementara
dan untuk keperluan ini harus ada izin dari pejabat yang bertanggung jawab secara
juridis atas Tahanan ini.
(10) Tahanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) selama berada di luar RUTAN dikawal
dan dijaga oleh petugas kepolisian
Kepala Lapas/Rutan/LPKA
Nama
NIP
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Pemasyarakatan;
2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM ........
52
Contoh Surat Penitipan
Yth.
Kepala Lapas/Rutan/LPKA
….................................................................
di …...........
akan kami rujuk ke RS Pemerintah…............... terkait penyakit yang diderita, untuk itu kami
bermaksud untuk menitipkan WBP yang bersangkutan di
Lapas/Rutan/LPKA…....................................... sampai selesai masa pengobatannya.
Kepala Lapas/Rutan/LPKA
Nama
NIP
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Pemasyarakatan;
2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM…............................(awal WBP);
3. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM….............................(Penitipan).
53
Contoh Laporan Rujukan
Yth.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM…......
di
…...............
Bersama ini dengan hormat kami laporkan bahwa pada hari…....tanggal…....... pukul…...
telah dilakukan perawatan rujukan berobat Narapidana/Tahanan/Anak:
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
No Registrasi :
Perkara :
Pasal :
Masa Tahanan/Pidana :
Ekspirasi :
Diagnosa :
Ke RS Pemerintah :
Kepala Lapas/Rutan/LPKA
Nama
NIP
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Pemasyarakatan;
2. Keluarga WBP a.n…................
54
DAFTAR PUSTAKA
55