Anda di halaman 1dari 37

\

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I


NOMOR: NI. 01 PK.04.10. Tahun 2007

TENTANG

WALI PEMASYARAKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang d,. bahwa agar pelaksanaan pembinaan Narapidana dan Anak Didik
Pemasyarakatan berdaya guna dan berhasil guna perlu
menyertakan petugas Pemasyarakatan sebagai pendamping;
b bahwa untuk keperluan tersebut perlu diangkat Wali
Pemasyarakatan yang berperan sebagai fasilitator, komunikator,
dan motivator selama berlangsungnya proses pembinaan
Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik lndonesia tentang Wali
Pemasyarakatan;

lvlengingat: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan


(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1995 Nomor 77.
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3614);
2. Peraturan Pemerintah Repui:lik lndonesia Nomor 3i Tahun 1999
tentang Pembinaan dan Pembimbingan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
1999 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 3Ba5);
3. Peraturan Pemerintah Repubtik lndonesia Nomor 32 Tahurr 1999
Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
1999 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 3846);
4. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 57 Tahun 1999
tentang Kerja Sama Penyelengaraan Pembinaan dan
Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 111, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3857);
5. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
lndonesla Nomor M.03.PR.07.10 tahun 2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik lndonesia;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TENTANG


WALI PEMASYARAKATAN.
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan Wali Pemasyarakatan adalah petugas
Pemasyarakatan yang melakukan pendampingan terhadap Narapidana dan Anak Didik
Pemasyarakatan selama menjalani pembinaan d i Lembaga Pemasyarakatan.

Pasal2

(1) Wali Pemasyarakatan melaksanakan tugas pendampingan selama Narapidana


dan Anak Didik Pemasyarakatan menjalani proses pembinaan, baik dalam
berinteraksi dengan sesama penghuni, petugas, keluarga maupun anggota
masyarakat.
(2) Wali Pemasyarakatanberkewajiban:
a. mencatat identitas, latar belakang tindak pidana, latar belakang kehidupan
sosial, serta menggali potensi Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan
untuk dikembangkan dan diselaraskan dengan program pembinaan;
b. memperhatikan, mengamati, mencatat perkembangan pembinaan,
perubahan perilaku yang positif, hubungan dengan keluarga dan
masyarakat, serta ketaatan terhadap tata tertib LAPAS atau RUTAN;
c. membuat laporan perkembangan pembinaan dan perubahan perilaku
sebagaimana dimaksud pada hunrf b untuk kepentingan sidang Tim
Pengamat Pemasyarakatan dalam menetapkan program pembinaan lebih
lanjut;
(3) Wali Pemasyarakatan berwenang :
a. mengusulkan kepada Tim pengamat Pemasyarakatan agar Narapidana dan
Anak Didik Pemasyarakatan dapat diberikan program pembinaan
berCasarkan bakat, minat dan kebutuhan :nengenai program pembinaan
sesuai dengan tahapan dan proses pemasyarakatan;
b. menerima keluhan dan melakukan konsultasi jika Narapidana dan Anak
Didik Pemasyarakatan mengalami hambatan, baik dalanr berinteraksi
dengan sesama penghuni dan petugas maupun dalarn mengikuti program
pembinaan.

Pasal 3

Wali Pemasyarakatan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya


kepada Kepala LAPAS atau Kepala RUTAN.
Pasal 4

(1) Wali Pemasyarakatan diangkat dan diberhentikan oleh Kepala LAPAS atau Kepala
RUTAN.
(21 Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi Wali Pemasyarakatan adalah :
a. Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah
Atas atau yang sederajad;
b- sehat jasmani dan rohani;
c. mempunyai pengalaman bekerja di lingkungan Pemasyarakatan paling
kurang 5 (lima) tahun; dan
d. tidak sedang menjalanihukuman disiplin.
(3) Wali Pemasyarakatan dapat diberhentikan apabila lalai terhadap tugas dan
kewaj ibannya serta menyalahgunakan wewenangnya.
(4) Pemberhentian sebagai Wali Pemasyarakatan dilakukan setelah
mempertimbangkan dan memperhatikan tata cara pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 5

(1) Wali Pemasyarakatan wajib mendapat pendidikan dan pelatihan tentang dasar-
dasar sistem pemasyarakatan, proses pembinaan Narapidana dan Anak Didik
Pemasyarakatan serta pedoman umum perwalian dalam rangka pembinaan
Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.
(2) Sebelum Wali Pemasyarakatan mendapatkan pendidikan dan
pelatihan
sebagaimana dimaksud ayat (1), DireKorat Jenderal Pemasyarakatan memberikan
bimbingan teknis tentang tugas dan kewajiban Wali Pemasyarakatan.

Pasal 6

(1) Tugas Wali Pemasyarakatan dapat dimulai sejak seseorang masih berstatus
sebagai tahanan.
(2) Tugas perwalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpegang pada asas
praduga tidak bersalah dan tidak mencampuri hal-hal yang berkaitan dengan
teknis yudisial atas tahanan yang bersangkutan.

Pasal 7

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pemasyarakatan.

Pasal 8

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Agustus 2007
MENTER| HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ANDI MATTALATTA
6119t2019

PERATURAN MENTERI HUKUII DAN HAK ASASI I'ANUSIA R.I


NOMOR: Itt.02 .PK.0a.10. Tahun 2007

TENTA}IG

WALI PEMASYARAKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI I$ANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa agar petaksanaan pembinaan Narapidana dan


Anak Didik Pemasyarakatan berdaya guna dan
berhasil guna perlu menyertakan petugas
Pemasyarakatan sebagai pendamping;

b. bahwa untuk keperluan tersebut perlu diangkat Wali


Pemasyarakatan yang berperan sebagai fasilitator.
komunikator, dan motivator selama berlangsungnya
proses pembinaan Narapidana dan Anak Didik
Pemasyarakatan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Perafuran Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik lndonesia tentang Wali
Pemasyarakatan;

1
6t19t2019

Mengingat UndarBi-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang


Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara
Repubflr lndonesia Nomor 3614)'

2. Perahran Pemerintah Republik lndonesia Nomor 31 Tahun


1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Hak Warga
Binaa Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik
lndorresia Tahun 1999 Nornor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 3845);

3. Peratran Pemerintah Republik lndonesia llomor 32 Tahun


1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga
Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik
lrrdornsia Tarhun 1999 Nomor 69, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 3846);

4. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 57


Tahun 1999 tentang Kerja Sama Penyelengaraan
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyerakatan (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 1999 Nomot 111, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 3857);

5. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia


Republik lndonesia Nomor M.03.PR.07.10 tahun 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik lndonesia;

2
6t19t2019

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA


TENTANG WALI PEMASYARAIGTAN.

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan Wali Pemasyarakatan


adalah Petugas Pemasyarakatanyang melakukan pendampingan
terhadap Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan selama
menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan.

Pasal 2

(1) Wali Pemasyarakatan melaksanakan tugas pendampingan


selama Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan menjalani
proses pembinaan, baik dalam berinteraksi dengan sesama
penghuni, petugas, keluarga maupun anggota masyarakat.
(2). Wali Pemasyarakatan Berkewajiban :

a. mencatat identitas, latar belakang tindak pidana, latar belakang


kehidupan sosial, serta menggali potensi Narapidana dan Anak
Didik Pemasyarakatan untuk dikembangkan cian diselaraskan
dengan program pembinaan;
b. memperhatikan, mengamati, mencatat perkembangan
pembinaan, perubahan perilaku yang positif, hubungan dengan
keluarga dan masyarakat, serta ketaatian terhadap tata tertib
LAPAS atau RUTAi.l;
c. membuat laporan perkembangan pembinaan dan perubahan
perilaku sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk
kepentingan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan dalam
menetapkan program pembinaan lebih lanjut;

3
6t19t2019

(3). Wali Pemasyarakatan benivenang

a. mengusulkan kepada Tim Pengamat Pemasyarakatan agar


Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan dapat
diberikan program pembinaan berdasarkan bakat, minat dan
kebutuhan mengenai program pembinaan sesuai dengan
tahapan dan proses pemasyarakatan;

b. menerima keluhan dan melakukan konsultasi jika


Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan mengalami
hambatan, baik dalam berinteraksidengan sesama penghuni
dan petugas maupun dalam mengikutiprogram pembinaan.

Pasal 3

Wali Pemasyarakatan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas


dan kewajibannya kepada Kepala LAPAS atau Kepala RUTAN.

Pasal 4

(1). Wali Pemasyarakatan diangkat dan diberhentikan oleh Kepala


LAPAS atau Kepala RUTAN.
(2). Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadiWali Pemasyarakatan
adalah :

a. Pegawai NegeriSipilyang berpendidikan paling rendah


Sekolah Menengah Atas atau yang sederaiad:
b. sehat jasmani dan rohani;
c. mempunyai pengalaman bekerja dilingkungan
Pemasyarakatan paling kurang 5 (lima) tahun; dan
d. tidak sedang menjalani hukuman disiplin.

(3). Wali Pemasyarakatan dapat diberhentikan apabila lalai terhadap


tugas dan kewajibannya serta menyalahgunakan wewenangnya.
(4). Pemberhentian sebagai Wali Pemasyarakatan dilakukan setelah
mempertimbangkan dan memperhaUkan tata cara pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

4
6t19t2019

Pasal 5

(1). Wali Pemasyarakatan wajib merdapat pendidikan dan pelatihan


tentang dasardasar sistem pernasyarakatan, proses pembinaan
Narapidana dan Anak Didik Pernasyarakatan serta pedoman
umum perwalian dalam rangka pembinaan Narapidana dan
Anak Didik Pemasyarakatan.

(2). Sebelum Wali Pemasyarakatan mendapatkan pendidikan dan


pelatihan sebagaimana dimaksud ayat (1), Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan menrberikan trir,rbingan teknis tentang tugas
dan kewajiban Wali Pemasyarakatan.

I OOO
I OOO a
I 3?: t
Pasal6 l*-
I
I

I
(1). Tugas Wali Pemasyarakatan dapat dimulai sejak seseorang
masih b,erstatus sebagai tahanan.

(2). Tugas penvalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


berpegang pada asas praduga tidak bersalah dan tidak
mencampuri hal-halyang berkaitan dengan teknis yudisial atas
tahanan yang bersangkutan.

5
6ti9t2019

Pasal 7

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri ini diatur lebih lanjut


dengan Peraturan Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

Pasal 8

Peraturan Menteri ini mulaiberlakt, pada tanggal ditetapkan

Oitetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Agustus 2007
MENTER] HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ANDI MATTALATTA

o
a) Tahap peftama : pembinaan awal yang didahului dengan mas pengamatan, penelitian dan
pengenalan lingkungan (mapenaling), Pola Pembinaan Narapidanaffahanan, proses pembinaan
ditentukan melalui tolok ukur waKu. Perubahan perilaku yang menjadi poin penilaian pada fase-
fase sebelumnya terlihat samar dalam regulasi ini. Proses pembinaan. bagi narapidana yang sisa
pidananya lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan melalui 4 (empat) sejak diterinn sampai sekurang-

kurangnya 1/3 dari masa pidana yang sebenarnya.

b) Tahap kedua: pembinaan lanjutan di atas U3 sampai sekurang-kurangnya Ll2 dari masa pidana
yang sebenarnya.

c) Tahap ketiga: pembinaan lanjutan di atas U2 sampai sekurang-kurangnya 213 dari masa pidana
yang sebenarnya.

d) Tahap keempat: Pembinaan lanjutan/bimbingan di atas 2/3 sampai selesai masa pidananya

POLA PEMBINAAN BERDASARIGN TEORJ KEMALIAN

Pola pembinaan yang dilakukan oleh Pemasyarakatan pada saat ini diklasifikasikan menjadi tiga tahap,
yaitu :

1. Tahap Awal merupakan tahap pembinaan yang diikuti oleh narapidana yang baru menjalani masa
pidananya sampai dengan 1/3 masa pidana yang telah dijalani.

2. Tahap Larrjutan terbagi menjadi dua yaitu Tahap Lanjutan Pertama (dilakukan oleh narapidana
yang telah menjalankan masa pidarunya LIS - U2 ) dan Tahap Lanjutan Kedua (dilakukan oleh
narapidana yang telah menjalankan masa pidananya th - 2lT.

3. Tahap Akhir merupakan tahap pembinaan yang diikuti oleh narapidana yang telah menjalankan
masa pidananya 2/3).

Pola diatas dirasa sudah tidak relevan dengan konsep Revitalisasi Pemaqyarakatan karena tidak sesuai
dengan tujuan dari Revitalisasi Pemasyarakatan yaitu "Penyesuaian Proses Pemasyarakatan yang
berbasis penilaian terhadap perubahan perilaku", pola pembinaan yang dijelaskan diatas lebih terpaku
kepada masa pidana yang telah dijalani narapidana, bukan pada perubahan perilaku yang mana bisa
memulihkan kesatuan hubungan dan penghidupan narapidana.

Untuk itu diperlukan kemauan dari dalam diri narapidana untuk merubah hidup, kehidupan dan
penghidupannya.Kemauan adalah dorongan dari dalam yang sadar, berdasarkan pertimbangan pikiran
dan perasaan, serta seluruh pribadi seseorang yang menimbulkan kegiatan yang terarah pada
tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Jika kemauan untuk
berubah dari dalam narapidana kuat maka berbagai jenis program pembinaan yang diberikan oleh
petugas akan berhasil dan akan menciptakan manusia baru pada narapidana yang siap dalam
memperbaiki hidup, kehidupan dan penghidupannya.
Menurut Teori Narcis Ach dalam Abu Ahmadi (1992; 134) proses kemauan dibedakan menjadi empat
momen, yaitu:
1. Momen wujud yang merupakan proses penginderaan, penerimaan kesan-kesan

2. Momen obyeKive yaitu orang akan sadar akan peristiwa dalam jiwanya, mulai tefuayang pada satu
tujuan.

3. Momen subyeKif yaitu kesadaran akan adanya pengarahan pada satu tujuan, dan ada gambaran
satu tujuan. Ada antisipasi terhadap perbuatan yang dilakukan.

4. Momen aktual yaitu menyadari perbuatan apa yang akan dilakukan. Dalam hal proses kemauan
akan diikuti aktivitas yang disebut perbuatan kemauan. Dorongan kemauan akan menyebabkan
timbulnya kebulatan hati, jiwa tenaga bergerak mencapai suatu tujuan yang mempunyai proses
beftingkat-tingkat

Proses kemauan di atas bisa dilakukarr oleh narapidana apabila mereka sudah menerima dirinya (Self
Acceptance) sendiri baik kelebihan maupun kekurangannya. Penerimaan diri (Self Acceptance) adalah
kemampuan individu untuk dapat memiliki suatu pandangan positif mengenai siapa dirinya yang
sebenar-benarnya, dan hal ini tidak dapat muncul dengan sendlrinya, melainkan harus dikembangkan
oleh individu. Kubler Ross menyatakan bahwa dalam penerimaan diri terdapat 5 tahap, yakni tahap
yang peftama denial, tahap kedua anger, tahap ketiga bargaining, tahap keempat depression dan tahap
kelima adalah acceptance.
Apabila narapidana telah melakukan penerimaan dirinya maka merekapun akan menyadari bahwa
perbuatan tindak pidana yang rnereka lakukan adalah sebuah kesalahan. Kesadaran akan pentingnnya
perubahan sikap warga binaan di dalam lembaga pemasyarakatan adalah sesuatu yang harus
diperhatikan oleh petugas sehingga tingkat keberhasilan pembinaan perubahan sikap warga binaan
akan menunjukan perubahan yang signifikan. Dengan menyadari kesalahannya maka narapidana akan
lebih terdorong untuk tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan dan akan mengarahkan dirinnya
menuju perubahan yang lebih baik untuk tidak kembali mengulangi kesalahan yang dilakukan
narapidana tersebut.
F.feKivitas sendiri merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di
dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.Disebut efeKif apabila tercapai tujuan ataupun
sasaran sepefti ying telah ditentukan.Georgopolous dan Tannembaum (1985:50) juga menyatakan
bahwa efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, di mana keberhasilan suatu organisasi harus
mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme memperbhankan diri dalam
mengejar sasaran. Dengan kata lain, penilaian efeKivitas harus berkaitan dengan masalah sasran
maupun tujuan.
Efektifitas kebijakan memiliki tiga Ungkatan sebagaimana dijelaskan oleh Lawless (Gibson, Ivancevich,
dan donnely, L997:25-26) sebagai berikut:16
a. EfeKivitas individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang menekankan pada hasil karya
karyawan atau anggota dari organisasi

b. EfeKivitas kelompok adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling berkerja sama
dalam kelompok. EfeKivitas kelompok merupakan sejumlah kontribusi dari semua anggota
kelompoknya.

c. EfeKivitas organisasi terdiri dari efeKifitas individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas,
organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannyadibanding hasilkarya tiap-
tiap bagiannya.

Efektivitas dalam kegiatan organisasi dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang
menunjukan sejauh mana sasaran telah dicapai. Sharma (l-angkilisan, 2005:64) memberikan kriteria
atau ukuran efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan faKor eksternal
organisasi antara lainnya:

1. ProduKivitas organisasi atau ouQut.

2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di


dalam dan di luar organisasi.

3. Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatan-hambatan konflik diantara bagian-
bagian organisasi.

Menurut Gibson (Iangkilisan, 2005:65) mengatakan bahwa efuktivitas organisasi dapat diukur melalui:
1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai

2. Kejelasan strategi pencapaian tujmn

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap

4. Perencanaan matang

5. Penyusunan program yang tepat

6. Tersedianya sarana dan prasarana


Belum lagi sering kita temui anggapan dan kritik di masyarakat yang mempertanyakan apakah indikator
keberhasilan dari pelaksanaan pemilsyarakatan saat ini, realita dan pengamatan masyarakat melihat
bahwa pelaksanaan sistem pemasyarakatan dengan salah satunya melalui implementasi pelaksanaan
pola pembinaan terhadap narapidana hanya program yang tidak dapat diukur dan sekedar mengisi
waKu luang, dapat dikatakan treatmqtdan realisasi pelaksanaan pembinaan kepada narapidana tidak
seluruhnya dapat berjalan secrra optimal dikarenakan atas berbagai pertimbangan sebagai berikut :

a. Belum jelasnya indikator keberhasilan pelaksanaan pembinaan narapidana sebagai capaian kinerja
pelaksanaan sistem pemasyarakatan. ,

b. Belum adanya suatu sistem penilaian seara objektif dan akuntabel yang dipergunakan untuk
meng uku r efektifi tas pelaksa naa n program pem bi naan nara pidana.

c. Paradigma yang terbangun dimas/arakat merupakan paradigma punitif dengan membentuk labeling
negatif kepada para narapidana, Labeling tersebut menghambat proses resosialisasi narapidana
ditengah-tengah masyarakat, sehingga mendorong mereka kembali melakukan tindak kejahatan
(residivisme).

Apabila dilihatdari sudut pandang permasalahan tersebut Ciatas,maka perdebatan yang muncul pada
akhirnya adalah bagimana mewujuCkan suatu bentuk konsep Sistem Pemasyarakatan yang dicanangkan
oleh para The founding iatherterdahulu melalui penerapan kebijakan pelaksanaan program revitalisasi
system pemasvarakatan.
Revitalisasi sistem pemasyarakatan merupakan upaya secara progresif menjabarkan kembali model
pelaksanaan sistem pemasyarakatan yang ideal didasarkan pada kondisi obyeKif beserta analisasi
secara holistic atas unsur-unsur yang mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi
pemasyarakatan.Sehingga didapatkan suatu formula yang tepat untuk memecahkan berbagai
permasalahan yang terindikasi terjadi dalarn bekerjanya sistem pemasyarakatan dengan langkah-
langkah perubahan yang jelas dan terukur. Suatu langkah pembaharuan pelaksanaan sistem
pemasyarakatan akan tetapi masih mempertahankan beberapa konsep sistem yang telah berjalan. Hal
ini semata-mata upaya melakukan penyesuaian dan perbaikan rumusan konsep dengan memperhatikan
fenomena faktual tentunya dengan tetap bernafaskan tujuan dari pemasyarakatan.
Kebijakan Revitalisasi Sistem Pemasyarakatan ingin memberikan sebuah makna bahwa Negara memang
benar-benar hadi; untuk membangun kapasitas pribadi para pelanggar hukum dalam hd ini narapidana
menjadi pribadi yang lebih baik.

I
Dalam pendekatan revitalisasi, membangun kapasitas tersebut dilaksanakan melalui pelaksanaan proses
sistem pemasyarakatan yang berkesinambungan, sistematis dan terarah dengan mengedepankan
perlakuan yang manusiawi terhadap para narapidana sefta menghormati hak-hak mereka sebagai
rnanusia.

Pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan diatur sedemikian rupa

sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan diharapkan memberikan hasil yang
rptimal.Penekankan alur tata kelola manajemen pemasyarakatan melalui penguatan peran, tugas dan
lungsi pada masing-masing Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan.Program revitalisasi mengatur
secara jelas mengenai penguatan pada fungsi utama pelaksanaan tugas dan fungsi, manajemen sefta
indikator keberhasilan pada masing-masing Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan. Adapun alur proses
tata kelola manajemen pemasyarakatan berdasarkan kebijakan program revitalisasi dapat tergambarkan
sebagai berikut

Pemasyarakatan dapat dilihat pada bagan berikut.


Skema 2
Penggunaan Reward dalam membentuk Perilaku Baik
Selama menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan, setiap Warga Binaan diberikan stimulus-
stimulus yang bertujuan untuk membentuk Warga Binaan agar berkelakuan baik dan kembali
konformis.Stimulus tersebut misalnya berupa program pembinaan kepribadian maupun kemandirian
atau dapat pula berupa aturan dan tata teftib yang wajib dipatuhi oleh Warga Binaan
Pemasyarakatan.Dengan stimulus-stimulus tersebut, WBP diharapkan memberikan respron yang positif
yaitu mengikuti program-program yang diberikan dan mematuhi tata tertib

o
Perubahan perilaku yaflg
dinginkan

Mertingkatkan respfir

Ienis Positive reinf orcement


penguat (c/ t,: peurberian renisi,' "
+
asigrilasi,'cLU, PBI

I
Untuk dapat meningkatkan respon positif tersebut, maka diberikanlah positive reinforcer atau
'ewardyaitu diberikannya hak-hak WBP seperti asimilasi, remisi, pembebasan bersyarat, cuti, dan
;ebagainya. Sebaliknya jika respon yang diberikan negatif seperti tidak mematuhi peraturan maupun
:idak mengikuti program pembinaan maka reinforcer yang diberikan berupa punishment dengan tujuan
mengurangi respon negatif tadi.Punishment yang dimaksud misalnya sepefti pencatatan di Register F

ltaupun tutupan sunyi, sebagaimana dijelaskan dalam bagan berikut :

Skema 3.
Penggunaan Punishment dalam membentuk Perilaku Baik
Dengan demikian walaupun seera prinsip, proses pembentukan perilaku di Institusi Pemasyarakatan
telah menggunakan pendekatan behaviorisme, namun

,trEIIArIIOS
+ (eet{a-!bqik!
dan tata t*tib)

s
Perubahan perilaku yang
diinginkan

Mengrrrangi
reslrcn

Jenis
peng^uat
PERI.A'OAT{ T{ARAPIOAITA IEWASA - PROGRAfl PgffiNMT{ BERDISAfiI(Ail PERUEAIIAII PERII.AI(U

TAPAS SUPER TAXSIIUT :


SEA,IRTB
wAstAff[Jr sEcltrr! LAPA! IE'IUX SECURIII
TAlt taAx.Rrrr ra

l
I . lk{id-ielq"Eb t .0!friffiebtE, . t**bt*s .lbqihStrl6n
GOALS
Y] tqibdelld Ianudr flandiri
ll Itqltdt!ttug t*-Eat 6iq8
rl
zl
Gasti
. lweffi,ord Ftid
. (m*itdgalild:
. Pa'.FrlMdt!
ur-
.llEEEIde!
!dlra
furProduktil

Y.1
vl
. Pg(bi6,ilChd
G#
. Id*6&'i6.S-E
ilrtrd*radlmi
ffi .
rEsEghF{6Lr
ItEn
PaqrEa@
' PEda-@-
Fdsrbtrnin
f6bFCetedil
Hrknf*4d-gBde
bile'rFHid6ti
. D6fn&ikfrs,
IO
. hder6*hr &sda krhbF etkSBruq
OI i?ilrilhlsil*L't . 9atnarnamnbr

fll
HH Dbrt
lul . Idthdffiu*ar
'*a*Glhr6
e\rflHury fgrar*i
zl
uJl fraffiE4rihodal
.EL . Ur{J*Uarld.d6torEg Frnr.Arffimr{
.l(glfr&d:mH
#rm
. l(mr*ri
,s4i,'|1ts{6drt
rl d{6.
. FqffiB tEr 2 a
:dEr4ih.. td/n:r-rrttd fid
! dFrr!ilEna tE{armrBddr
a trrll I . fu'g'Erfq, hAlAlrinr
iiGristsld U . ftrnirtdd,daldrd- . hflrrrHr: &sbaqirsl,
BIT(I . hfrFhl.l(Ee rsti6tqt# iddrlirobda
EARAI*C
t4d/EEd*ar da
&rn-t6,a
ItilDA( ProAllA Eii{ftadnh*Erd, per.ffir
Fg4EFryJdE
la
I ii
rl

BALAI PEIIASYAMIGTAII (BAPAS) : PEI{ELIIIAN XEIilASYARA,OTAN, PENDAilPIIIGAN, PENGAT?ASAN DAN PEtBit BINGAN

it !+ t? !f
I
I
pemrruxarxax
PEIIEI{UHAN HAK AI{AI( DI LPKA
L AlA{rxLFAS

SUMBER DAYA I,ANUSIA. REGUI.ASI. SARANA [)AII PRASARA}IA- AIICSARAII-TEI$IOIOGI INFORTASI- UANAGEIEilT ORGANISASI

Berdasarkan gambar bagan di atas, secrra garis besr program revitalisasi membagi tata kelola alur
manajemen organisasi dalam sistem pemasyarakatan meliputi :

1. Rumah Tahanan Negara

2. Lembaga Pemasyarakatan.

. Lembaga Pemasyarakatan Super Maksimum Security (High R6A.


. Lembaga Pemasyarakatan Maksimum Security.
. Lembaga Pemasyarakatan Medium Security.
. Lembaga Pemasyarakatan Minimum Security.

3. Balai Pemasyarakatan.

4. Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara.


>etiap unit organisasi pada Unit Pelaksana Teknis Pernasprakatan memiliki karakteristik spesialisasi
relaKanaan tugas dan fungsi masing-masing.Pelalcanaan revitalisasi sistem pemasyarakatan
nenerapkan model pelaksanaan program pembinaan narapidana berbasis kompetensi.Dimana
urapidana dituntut untuk membangun seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab pada
Jirinva.Model pembinaan terhadap narapidana didorong pada upaya menyiapkan dan menghasilkan
;umber daya narapidana yang mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam lingkungan masyarakat,
rerkarakter serta berkompeten untuk memberikan daya dorong terhadap kegiatan pembangunan di
rcrbagai sektor narapidana. Pemasyarakatan akan rnampu menyiapkan sumber daya manusia
rarapidana mandiri yang siap bekerja secara professional dan/ atau mampu berwirausaha untuk
nenggerakan pembangunan nasional sebagai capaian keberhasitan dari pelaksanaan sistem
)emasyarakatan.
ielain itu, pelaksanaan program revitalisasi sistem pemasyarakatan mengedepankan penyesuaian
:erhadap proses sefta tata kelola manajemen pemasyarakatan dengan menitikberatkan pada indikator
renilaian perubahan perilaku para narapidana dalam berfikir, bertindak ke dalam salah satu komponen
<eberhasilan pelaksanaan program pembinaan. Dengan mengedepankan prinsip "Peruhahan
terhadap perilaku narapidana, tanpa berdasarkan dan terbatas aleh wakttf , secara pragmatis
renekanan pada konsep pembinaan yang akan diberikan kepada narapidana menurut program
'evitalisasi tidak terpaku pada pentahapan waktu proses pembinaan berdasarkan Peraturan Pemerintah

lomor 31 INASKAH

I
lahun 1999 dan pelaksanaan berdasarkan pola pembinaan narapidana, melainkan memfokuskan pada
rasil indikator pengukuran perubahan perilaku narapidana yang Umbul secara konsisten.
)iharapakan pencapaian terukur pelaksanaan sistem pemasyarakatan berdasarkan keb'rjakan program
evitalisasi dapat mendorong capaian Indikator Kinerja Utama pelaksanaan tugas dan fungsi
lemasyarakatan yakni :
t. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemasyarakatan;

Z. Meningkatnya produktifitas narapidana, anak dan klien pemasyarakatan menuju manusia mandiri;
lan

3. Meningkatnya ketaatan hukum mantan narapidana, anak dan klien pemasyarakatan (menurunnya
angka residivisme).
I
B. RUANG LINGKUP PELAIGANAAN PROGRAM REVITALISASI SISTEM
PEMASYARAKATAN

Revitalisasi sistem pemasyarakatan pada dasarnya adalah salah satu metode untuk menghidupkan,
menggiatkan kernbali dan memacu efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan dengan
perubahan secara substansial dan signifikan melalui us
6119t2019

DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN HAX ASASI MANUSIA RI


OIREKTORAT JE}IDERAL PEUASYARA}(ATAX
JALAN VETERAI,I NO.ti
JAKARTA PUSAT

SURAT EOARAN
DIREKTUR JENDERAL PE]XASYARAKATAN
Nomor : E.PK.04.10-60
Tanggal: 12 Juli 2007

TENTANG

PETUNJUK TEKN]S PEI..A'I(SAIUI.I$I TUGAS PERWALIAN NARAPIDANA


DAN ANAK I)DIK PEMASYARAKATAN

Optimalisasi Pelaksanaan Pembinaan Narapidana dan Anak


Didik diperlukan upaya pemberdayaan dan penyertaan secara aktif
Wali Pemasyarakatan yang melaksanakan tugas pendampingan
selama Narapidana dan Anak Didik dalam proses pembinaan serta
berinteraksi dengan Petugas, dengan sesama penghuni, dengan
keluarga, maupun anggota masyarakat.

Berkenaan dengan hal tersebut dipandang perlu dikeluarkan


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas penralian narapidana dan anak
didik pemasyarakatan )rang dilaksanakan oleh Wali
Pennasyarakatan, sebagai bedkut :

l. Pengangkatan dan Pemberhentian Wali Pemasyarakatan

1. WaliPemasyarakatian diangkat dan diberhentikan oleh


Kepala Lembaga Pemasyarakatan, Kepala Rumah Tahanan
Negara, atau Kepala Cabang Rumah Tahanan Negara

1
6t19t2019

2. Kepala Lembaga Pemasyarakatan, Kepala Rumah Tahanan


Negara atau Kepala Cabang Rumah Tahanan Negara membual
Surat Kepufusan Pengangkatan Wali Pemasyarakatan secara
kolektif dan kepada masing-masing Wali Pemasyarakatan
mendapatkan petikan Surat Keputusan tersebut (contoh SK wali
pemasyarakatan terlampir).

3. Jumlah WaliPemasyarakatan pada tiaptiap LAPAS, RUTAN atau


CAB. RUTAN disesuaikan dengan jumlah Petugas yang memenuhi
persyaratan serta perimbangan secara proposional dengan jumlah
Naiapidana dan Anak Didik pada UPT tersebut.

4. Untuk koordinasi pelaksanaan tugas-tugas Wali Pemasyarakatan


Kepala LAPAS, Kepala RUTAN atau Kepala CAB. RUTAN,
menuniuk salah satu Pejabat Struktural yang dipandang cakap
untuk bertindak selaku koordinator Wali Pemasyarakatan.

5. Wali Pemasyarakatan dapat diberhentikan dari tugas-tugas


perwaliannya apabila lrliali Pemasyarakatan tersebut terbukti
menyalahgunakan wewenang serta lalai dalam menjalankan
tugas dan kewa.iibannya.

6. Kapala LAPAS, Kepala RUTAN atau Kepala CAB. RUTAN


sebelum membefi entikan Wali Pemasyarakatan dimaksud,
perlu terlebih dahulu memperhatikan pertimbangan dan saran
dari koordinator Wali Pernasyarakatan.

2
6t't9t2019

ll. Persyaratan \lllali Pemasyarakatan

1. Wali Pemasyarakatan diangkat dari pegawai pada lingkungan


LAPAS, RUTAN, atau CAB. RUTAN setempat, dengan syarta-
syarat :

a. Berpendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Atas atau


sederajat.
b. Sehat jasmani dan rolrani
c. Telah mempunya! pengalaman bekefa di lingkungan Pemasyarakalan
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
d. lidak sedang menjahni hukuman Cisiplin dan atau dalam 2 (dua) tahun
terakhir tidak dilatuhi hukuman disiplin karena melakukan penyimpangan
dan penyalah gunaan wewenang.

2. Pejabat struktural dapat diangkat sebagai wali pemasyarakatan


jika sekiranya pengangkatan sebagai wali pemasyarakatan tidak
mengganggu tugas ldrok dan fungsinya selaku pejabat struktural

lll. Tugas Wali Pemasyarakatan

't. Wali Pemasyarakatan melaksanakan tugas pendampingan


selama narapidana dan anak didik pemasyarakatan
menjalani Proses Pembinaan serta proses interaksi dengan
Petugas, dengan sesama Penghuni, dengan Keluarga
maupun anggota masyarakat.

2. Setiap Wali Pemasyarakatian melakukan tugas penralian


sebanyak-banyak terhadap 50 (lima puluh) orang
Narapidana dan Anak Didik, bagi LAPA.S atau RUTAI.I yang
mengalami over kapasitas agar disesuaikan dengan jumlah
Narapidananya. Penunjukkan nama Narapidana dan Anak
Didik Pemasyarakatan tersebut ditetapkan oleh Kepala
LAPAS, Kepala RUTAN atau Pejabat yang ditunjuk (contoh
surat penunjukkan terlampir)

3
6t19t2019

3. Wali Pemasyarakatan
Tugas penrvalian dapat digantikan dengan
yang lain apabila terjadi ketidak harmonisan dan ketidak
cocokan antara Wali Pemasyarakatan dengan Narapidana dan
Anak Didik yang menjadi tanggung jawab perwaliannya.

lV. Kewaiiban Vuala Pemasyarakatan.


'l . Wali Pemaslarakatan berkanajiban :

a. Mencatat identitas, labr belakang Undak pidana, latar


belakangkehidupan sosial, latar belakang pendidikan,serta
menggali potensi naraoidana dan anak didik pemasyarakatan
untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan program
pembinaan yang dilaksanakan.
b. Mengamati perilaku Narapidana dan Anak Oidik, perkembangan
Pembinaan serta ketaatan akan tata tertib LAPAS, RUTAN atau
CAB RUTAN.

2. Hasil pengamatan yang meliputi perkembangan pernbinaan dan


perkembangan perilaku serta ketaatan akan tata tertib LAPAS, RUTAN
atau CAB RUTAN secara teratur dicatat dalam buku penaralian.

3. Secara berkala Wali Pemasyarakatan wa;ib membuat laporan


perkembangan pembinaan Narapidana dan Anak Ddik Pemasyarakatan
yang menjadi tanggung jawab penraliannya, laporan perkembangan
pembinaan tersebut merupakan bahan pertimbangan TPP untuk
menetapkan Program Pembinaan lebih lanjut.

4. Laporan perkembangan Pembinaan tersebut nrerupakan salah satu


syarat administratif bagi Narapidana dan Anak Didik untuk mendapatkan
program Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menlelang Bebas
maupun Cuti Bersyarat.

4
6t19t2019

5. Tim Pengamat Pemasyarakatan dalam menyidangkan Narapidana


dan Anak Didik Pemasyarakatan untuk ditetapkan program
pembinaannya, Wali Pemasyarakatan hadir dalam persidangan
TPP tersebut.

6. WaliPemasyarakatian dilarang :
a. Menjadi penghubung atau perantara antara Narapidana dan
Anak Didik Pemasyarakatan dengan pihak-pihak lain yang
tidak berkaitan dan atau berhubungan dengan program
Pembinaan.
b. Melakukan pemerasan atau rneminta imbalan jasa kepada
Narapidana dan Anak Didik yang menjaditanggung jawab
penrvalian.
c, Mendatangi keluarga Narapidana dan Anak Didik atas
kemauannya sendiri tanpa sepengetahuan dan seijin Kepala
LAPAS, Kepala RUTAN atau Kepala CAB. RUTAN.

V. Tata Cara Pengamatan dan Konsuttasi.

1. Untuk memperoleh informasi tentang perkembangan pembinaan


dan hal-hal lain dari Narapidana dan Anak Didik , Wali
Pemasyarakatan dapat melakukan pengamatan langsung atau
menanyakan hal-hal tersebut kepada Petugas yang terkail.

2- Wali Pemasyarakatan secara teratur dan bergiliran sesuaijadwal


yang ditentukan rnelakukan warrancara dengan Narapidana dan
Anak Didik yang menjaditanggung jawab Penvaliannya,
wawancara meliputi berbagai aspek antara lain :
a. Perkembangan pembinaan atau pendidikan yang telah atau
sedang diikuti.
b. Keadaan kesehatan dan perkernbangan kesehatan.
c. Hubungan dengan Petugas maupun Cengan sesama penghuni
d. Hubungan dengan ketuarga.
e. Hambatan yang dihadapi selama mengikuti proses pembinaan
atau dalam kehidupan sehari-hari di LAPAS, RUTAN atau CAB,
RUTAN.
f. HaLhal lain yang dianggap perlu dan terkait dengan proses
pembinaan.

5
6t19t2019

3. Wali Pemasyarakatian sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam


sebulan melakukan wavyancara dengan salah satu Narapidana
dan Anak Didik Pemasyarakatan yang menjadi tanggung jawab
penraliannya.

4. Setiap Narapidana yang menjaditanggung jawab perwaliannya,


wajib ditengkapi dengan 1 (satu) buku penralian (contoh buku
penralian terlampir).

Vl. Laporan Perkembangan Pembinaan.


1. Materi dalam laporan perkembangan pembinaan merupakan
rangkuman dari buku perualian dan hasil wawancara, disusun
secara kronologis sehingga laporan tersebut menggambarkan
secara jelas tentang Proses Perkembangan Pembinaan dari
Narapidana dan Anak Didik yang bersangkutan.

2. Laporan Perkembangan Pembinaan dibuat secara jujur


berdasarkan data dan fakta yang atia.
3. Pada akhir laporan \A/lali Pemasyarakatan mengajukan usul
dan saran, dalam rangka pembinaan lanjutan.

Demikian petunjuk teknis Pelaksanaan Tugas Penrvalian


Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan untuk dipedomani
dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

PIt DI REKTUR J ENDERAL PEiIASYARAKATAN

SOEJOTO, BclP.SH.tt
NtP.040012522

6
KEMENTERIAN HUXUM DAN HAK A5A5I MA'{U5IA
DIREKTORAT JENDENAI PEMASYARAKATAN
Jalan Veteran No. 11 iakarta Pusat 10110 I.ORMULIR PENILAIAN KEPRIBADIAN
Telepon (021) 3857611 Fakimili. (021) 3857512
laman i www.ditienpos.oo.id Efiail : humosd itien oos@vo hoo.co.id

NAMA NARAPIDANA
AGAMA : ISLAM
NOMOR REGISTER

NO TNDTKATOR I SUA TNOTKATOR/AKflF|TAS PENJ ELASAN/KETERANGAN SKORIN6 NILAI BOBOT NITAIX BOBOT
1 Eeragama Menjalankan Peribadahan 2: Menjalanhan lbadah waJib secara keseluruhan
I
1: Menjalankan ibadah wajib sebagian
lwajib:
l- Sholat 5 Waktu. 0: Tidak menjalankan ibadah wajib
Melaksanakan Kegiatan lbadah
l- Menjalankan Puasa 2
Wajib
I Ramadhan.

Bobot 50% 2: Menjalankan ibadah dlluar wajlb secara rutln


Menjalankan Peribadahan di 1: Menjalankan ibadah dlluar wajib secara tidak rutin
Luar lbadah Wajlb : 0: Tidak menjalankan ibadah diluar wajib
- Sholat Sunnah (Solat Sunnah
Telah Melaksanakan Kegiatan
Dhuha, Solat Sunnah Rawatib, 2
lbadah di Luar Wajib
Sunnah Tahajud dll)
- Puasa Sunnah Senin - Kamis

2: Mengikuti kegiatan ceramah agama/kajian agama secara


IMengikuti Kegiatan Ceramah
rutin
legama/ Kajian Agama lslam
Mengikuti Kegiatan Ceramah 1:Mengikuti kegiatan ceramah agama/kajian agama secara
lseUagai Upaya Peningkatan 2
Agama/ Kajian Agama tidak rutin
K.t.o*..n Terhadap Tuhan
I
0: Tidak mengikuti kegiatan ceramah agama/kajian agama
lvrraE
I

Membaca dan Mempelajari Membaca dan Mempelajari 2: Membaca kitab suci secara rutin
Kitab Suci Kitab Suci Al-Quran 1: Membaca kitab suci secara tidak rutin 2

0: Tidak membaca kitab suci


,NO ASPEK YANG DINILAI INDIKATOR SUB INDiKATOR/AKTIFITAS PENJELASAN/KETERANGAN SKORI NG ' Nil-Ar BOBOT NILAIX BOBOT

mengingatkan sesama ngatkan untuk menjalankan ibadah agama lain


narapidana untuk menjalankan ingatkan untuk menjalankan ibadah agama lain
2
ibadah mengingatkan untuk menjalankan ibadah

2 : Tidak pernah menganggu peribadatan agama lain


tidak menganggu peribadatan
1 : Jarang menganggu peribadatan agama laln 2
agama lain
0 : Sering menganggu peribadatan agama lain
Toleransi beragama
2 : Tidak pernah merendahkan agama lain
tidak merendahkan agama lain 1 : Jarang merendahkan agama lain 2
0 : Sering rnerendahkan agama lain
2 : Tidak pernah memaksakan sesama narapidana untuk
mempercayai agama lain
tidak memaksakan untuk 1 :Jarang memaksakan sesama narapidana untuk
2
mempercayai agama lain mempercayai agama lain
0 : Sering memaksakan sesama narapidana untuk
mempercayai agama lain
'i
a
z Nasionallsme Menyatakan kesetiaan 2: Menyatakan kesetiaan terhadap NKRI dan menghargai
terhadap NKRI dan lambang dan simbol negara
2
menghargai Iambang dan 1: Menyatakan kesetiaan terhadap NKRI
simbol n ra 0: Tidak kesetiaan te NKRI dan me
Bobot 25% Mengikuti upacara bendera 2: tv'lengikuti ufJacara bendera secara rutin
setiap hari senin L: tvlengikuti upacara bendera secara tidak rutin 2
0: Tidak pernah mengikuti upacara bendera
Mengikuti upacara hari-hari 2: Sering mengikuti upacara hari-hari besar kenegaraan
besar kenegaraan seperti 1: Jarang mengikuti upacara hari-hari besar kenegaraan
upacara hari kemerdekaan Rl, 0: Tidak pernah mengikuti upacara hari-hari besar kenegaraan
2
hari peringatan kesaktian
Mengakui kedaulatan negara
pancasila, dll

Mampu menyanyikan lagu 2: Mampu menyanyikan >4 lagu kebangsaan dan nasional
kebangsaan dan nasional 1: Mampu menyanyikan >2 lagu kebangsaan dan nasional
lain nya 0: Mampu menyanyikan 1 lagu kebangsaan dan nasional
2

Mampu menghafalkan 2: Mampu menghafalkan 5 sila dalam pancasila


pancas;la 1: Mampu menghafalkan 3-4 sila dalam pancasila 2
0: Mampu menghafaikan 1 sila dalam pancasila
NO. ASPEK YANG DINITAI INDIKATOR SUB INDIKATOR/AKTIFITAS PENJ ELASAN/KETERANGAN SKORI NG NILAI BOBOT NILAIX BOBOT
2: Selalu mengikuti kegiatan program sadar hukum/
Mengikuti kegiatan program penyuluhan hukum
sadar hukum/ penyuluhan 1: Jarang nrengikuti kegiatan program sadar hukum/
2
hukum penyuluhan hukum
0: Tidak pernah rnengikuti kegiatan program sadar hukr.rm/
penyuluhan hukum

Memiliki kesadaran berbangsa


2: Selalu mengikuti kegiatan pendidikan kewarganegaraan
dan bernegara
Mengikuti kegiatan pendidikan 1: Jarang mengikuti kegiatan pendidlkan kewarganegaraan
2
kewarganegaraan 0: Tidak pernah mengikuti kegiatan pendidikan
kewarganegaraa n

2: Selalu menglkuti kegiatan bela negara


Mengikuti kegiatan bela
1: Jarang mengikuti kegiatan bela negara 2
neSara

E
: Tidak rnah kuti bela
) ,.,., ,2 ,_ 25t$l
3 KewaJlban Bersedia membantu petugas 2: Selalu membantu petugas
1: Jarang membantu petugas 2

0: Tidak ah membantu
Bobot 25% Berperilaku jujur 2: Selalu beperilaku jujur
1: Jarang berperilaku jujur 2
ah berperilaku jujur
Bersedia membantu sesama 2: Selalu membantu sesama narapidana
narapidana 1: Jarang membantu sesama narapidana 2
O' Tidelr norneh momhantr r ce(tmr nerenidenr
Melaksanakan kegiatan secara
2: Selalu melaksanakan kegiatan secara gotong royong
gotonS royong
ll.: Jarang melaksanakan kegiatan secara gotong royong 2
C: Tidak pernah meiaksanakan kegiatan secara gotong royong
I

Mengikuti kegiatan olahraga 2: Selalu mengikuti kegiatan olahraga


1: Jarang mengikrrti kegiatan olahraga 2

0: Tidak pernah mengikuti kegiatan olahraga


Mengikuti kegiatan apel kamar 2: Selalu mengikuti kegiatan apel kamar
1: Jarang mengikutl kegiatan apel kamar 2

0: Tidak pernah mengikuti kegiatan apel kamar


patuh, taat, dan hormat 2: Selalti patuh, taat, dan hormat kepada Petugas
kepada Petugas 1: Jarang patuh, taat, dan hormat kepada Petugas 2
'l-idak pernah patuh,
0: taat, dan hormat kepada Petugas
NO ASPEK YANG DINILAI INDIKATOR SU B INDIKATOR/AKTIFITAS PENJELASAN/KETERANGAN SKORING NILAI BOBOT NILAIX BOBOT
Bertutur kirta dengan baik
2: Selalu bertutur kata dengan baik kepada petugas
kepada petugas
1: Jarang bertutur kata dengan baik kepada petugas 2
0: Tidak pernah bertutur kata dengan baik kepada petugas

Berpakaian rapih dan sopan 2: Selalu berpakaian rapih dan sopan dalam melaksanakan
dalam melaksanakan kegiatan kegiatan
1; Jarang berpakaian rapih dan sopan dalam melaksanakan
2
kegiatan
0: Tldak pernah berpakaian rapih dan sopan dalam
rnelaksanakan kegiatan
Menjaga kebersihan seragam/ 2: Selalu menjaga kebersihan seragam/ pakaian
pakaian 1: Jarang menjaga kebersihan seragam/ pakaian 2
0: Tidak Dernah meniaca kebersihan serasam/ oakaian
Berpotongan rambut dengan
2: Selalu menjaga keberslhan seragam/ pakalan
ra pih
1: Jarang menjaga kebersihan seragam/ pakaian 2
0: Tidak pernah menjags kebersihan seragam/ pakaian

Merapihkan tempat tidur 2: Selalu merapihkan tempat tidur


1: Jarang merapihkan tempat tldur 2

0: Tidak h meraplhkan tempat tidur


Mengikuti kegiatan kerja bakti 2: Selalu mengikutl kegiatan kerja bakti
1: Jarang mengikuti keglatan kerja bakti 2

O Tirlak nerneh menpikrrti kpsiatan kpria bakti


Menjaga kebersihan 2: Selalu menjaga kebersihan badan/mandi
f
badan/mandi 1: .rarang mer,jaga kebersihan badan/mandi
ll. Tir{ek nerneh mpni:se kphprqih:n h:dan/mandi
rvr.nr.g. [JUeiiihan peralatan l2' selalu menJaga keberslhan peralatan makan
makan 11: Jarang menjaga kebersihan peralatan makan
2

lo, tidrk oernah meniaqa kebersihan oeralatan ma,kan


Menjaga kebersihan peralatan 2: Selalu menjaga kebersihan peralatan tidur
tidur 1:Jarang menjaga kebersihan peralatan tidur 2
O.Tidak ne rnah meniag: kche rsihan neralatan tldur
Menjaga kebersihan 2: Selalu menjaga kebersihan lingkungan hunlan (kamar dan
llngkungan hunian (kamar dan blok hunian)
blok hunian) 1: Jarang menjaga kebersihan lingkungan hunian (kamar dan 2

blok hunian)
0: Tidak pernah menjaga kebersihan lingkungan hunian
Menjaga kebersihan dan 2; Selalu menjaga kebersihan dan kerapihan badan
kerapihan badan 1: Jarang menjaga kebersihan dan kerapihan badan 2

o.Tidrk rrcrnah mpniasa kphprsihan dan keranihan badan


NO ASPEK G DINILAI INDIKATOR SUB INDIKATOR/AKTIFITAS PENJ ELASAN/KETERANGAN SKORING NITAI BOBOT NILAIX BOBOT
Membuang sampah pada 2: Sering membuang sampah pada tempatnya
tempatnya 1: Jarang menrbuang sampah pada tempatnya 2
0: Tidak oernah membuanE samnah nada tpmnatnv:
Larangan Membawa dan/atau 2: Tidak pernah membawa dan/atau menyimpan uang secara
menyimpan uang secara tidak tidak sah dan barang berharga lainnya
sah dan barang berharga 1: Jarang rnembawa dan/atau menyimpan uang secara tidak 2
lainnya sah dan barang berharga lainnya
0: Serinc membawa dan/atau menvimoan uans secara tldak
Tidak melakukan pelecehan 2: Tidak perurah melakukan pelecehan seksual kepada petugas
seksual kepada petugas dan dan sesama narapidana
sesama narapidana 1; Jarang melakukan pelecehan seksual kepada petugas dan 2
sesama narapidana
0: Sering melakukan peiecehan seksual kepada petugas dan
melakukan upaya melarikan 2: Tidak pernah melakukan upaya melarikan diri atau
dlri atau membantu pelarian membantu pelarian
2
1:Jarang melakukan upaya melarikan diri atau membantu
pelarian
memasuki Steril Area atau 2: Tidak pernah memasuki Steril Area atau tempat tertentu
tempat tertentu yang yang ditetapkan Kepala Lapas atau Rutan tanpa izin dari
ditetapkan Kepala Lapas atau Petugas pemasyarakatan yang berwenang
Rutan tanpa izin dari Petugas 1: Jarang memasuki Steril Area atau tempat tertentu yang 2
pemasyarakatan yang ditetapkan Kepala Lapas atau Rutan tanpa izin dari Petugas
berwenang pemasyarakatan yang berwenang
0: Sering memasuki Steril Area atau tempat tertentu yang

menyimpan, membuat, 2: Tidak pernah menyimpan, membuat, membawa,


membawa, mengedarkan, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi narkotika dan/atau
dan/atau mengkonsumsi prekursor narkotika serta obat-obatan lain yang berbahaya
narkotika dan/atau prekursor 1: Jarang menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, 2
narkotika serta obat-obatan dan/atau mengkonsumsi narkotika dan/atau prekursor
lain yang berbahaya narkotika serta obat-obatan lain yang berbahaya
0: Sering menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan,
menyimpan, membuat, 2:Tidak pernah menylmpan, membuat, membawa,
membawa, mengedarkan, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsl minuman yang
dan/atau mengkonsumsi mengandr.rng alkohol 2
minuman yang mengandung 1: Jarang menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan,
alkohol dan/atau mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol
NO INDIKATOR suB tNDTKATOR/AKT|FTTpS PSNJEIASAN/KETERANGAN SKORING NILAI BOBOT NILAI X BOBOT
memiliki, membawa dan/atau 2: Ticiak pernah memiliki, membawa dan/atau menggunakan
I

menggunakan alat elektronik, alat elektronik, seperti laptop atau komputer, alat pendingin,
seperti laptop atau komputer, kipas angin, televisi, kamera, alat perekam, telepon genggam,
alat pendingin, kipas angin, pager, dan sejenisnya dalam kamar hunian
televisi, kamera, alat perekam, 1: Jarang memiliki, membawa dan/atau menggunakan alat
telepon genggam, pager, dan elektronik, seperti laptop atau komputer, alat pendingin, klpas
sejenisnya dalam kamar angin, televisi, kamera, alat perekam, telepon genggam, pager,
hunian dan sejenisnya dalam kamar hunlan 2
0: Sering rnemiliki, membawa dan/atau menggunakan alat
elektronik, seperti laptop atau komputer, alat pendingin, kipas
angin, televisi, karnera, alat perekam, telepon genggam, pager,
dan sejenisnya dalam kamar hunian

membuat atau menyimpan 2. Tidak pernah membuat atau menyimpan senjata api,
senjata api, senJata tajam, atau senjata tajam, atau sejenisnya
sej en isnya 1:Jarang membuat atau menyimpan senjata api, senjata
2
tajam, atau sejenisnya
0: Sering membuat atau menylmpan senjata api, senjata
tajam, atau seienisnya
membawa dan/atau ?: Tidak pernah membawa dan/atau menyimpan barang-
menyimpan barang-barang barang yang dapat menimbulkan ledakan dan/atau kebakaran
yang dapat menimbulkan 1: Jarang membawa dan/atau menyimpan barang-barang
ledakan dan/atau kebakaran yang dapat menimbulkan ledakan dan/atau kebakaran
0: Sering membawa dan/atau menyimpan barang-barang 2
yang dapat menimbultcan ledakan dan/atau kebakaran

melakukan pemasangan 2:Tidak pernah melakukan pemasangan instalasi listrik di


instalasi listrik di dalam kamar dalam kamar hunian
hu nian 1: Jarang melakukan pemasangan instalasi listrik di dalam
2
kamar hunian
0: Sering melakukan pemasangan instalasi listrik di dalam
kamar hunian
NO m-Ar INDIKATOR SUB INDIKATOR/AKTIFITA5 PENJ ELASAN/KETERANGAN SKORING NILAI BOBOT NILAI X BOBOT
melawan atau menghalangi 2: TiCak pernah melawan atau menghalangi Petugas
Petugas Pemasyarakatan Pernasyarakatan dalam menjalankan tugas
dalam menjalankan tugas 1 : Jarang melawan atau menghalangi Petugas Pemasyarakatan
2
dalam menjalankan tugas
0: Sering melawan atau menBhalangi Petugas
Pemasyarakatan dalam menjalankan tugas
melakukan tindakan 2: Tidak pernah melakukan tlndakan kekerasan, balk
kekerasan, baik kekerasan fisik kekerasan fislk maupun psikis, terhadap Narapidana dan
maupun psikis, terhadap Petugas Pemasyarakatan
Narapidana dan Petugas 1: Jarang melakukan tindakan kekerasan, baik kekerasan fisik
Pemasyarakatan maupun psikis, terhadap Narapidana dan Petugas 2
Pemasya rakatan
0: Sering melakukan tindakan kekerasan, baik kekerasan fisik
maupun psikis, terhadap Narapidana dan Petugas
Pe masyarakatan

me ngeluarkan perkataan yang 2: Tidak pernah mengeluarkan perkataan yang berslfat


bersifat provokatif (bullying) provokatif (bullying) yang dapat menimbulkan terJadinya
yang dapat menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban
terjadinya gangguan 1: Jarang mengeluarkan perkataan yang bersifat provokatif
keamanan dan ketertiban (bullying) yang dapat menimbulkan terjadinya gangguan 2

keamanan dan ketertiban


0: Sering mengeluarkan perkataan yang bersifat provokatif
(bullying) yang dapat menimbulkan terjadinya gangguan
kearnanan dan ketertiban
melakukan pencurian, 2: Tidak pernah melakukan pencurian, pemerasan, perjudian,
pemerasan, perjudian, atau atau penipuan
penipuan 1: Jarang melakukan pencurian, pemerasan, perjudian, atau
2
pen ipua n
0: Sering melakukan pencurian, pemerasan, perjudian, atau
penrpuan
menyebarkan ajaran sesat 2l Tidak pernah menyebarkan ajaran sesat
1: Jarang menyebarkan ajaran sesat 2

O: Sering menyebar
melakukan perusakan 2: Tidak pernah melakukan perusakan terhadap fasilltas Lapas
terhadap fasilitas Lapas atau atau Rutan (Kamar, Peribadatan, Ruang Kegiatan kerja,
Rutan (Kamar, Peribadatan, Fasilitas kunjungan, fasilitas sosial, dll)
Ruang Kegiatan kerja, Fasilitas 1: Jarang melakukan perusakan terhadap fasilitas Lapas atau
2
kunjungan, fasilitas sosial, dll) Rutan (Kamar, Peribadatan, Ruang Kegiatan kerja, Fasilitas
kunjungan, fasilitas sosial, dll)
0: Sering melakukan perusakan terhadap fasilitas Lapas atau
Rrrtan (Kamar, Peribadatan, Ruang Kegiatan kerja, Fasilitas
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR/AKTIFITAS NILAI BOBOT NILAI X BOBOT
2 259' 0.s
NII.AlAKHIR 2

BAIK SEKALI DENGAN PREDIKAT (SANGAT


KETERANGAN
MEMUASKAN)

CATATAN PETUGAS

nilai tertinggi 2
nilaiterendah 0
rentangan 2
standar deviasi 0,33
interval 0,40
rata-rata 1

NOI INTERVAL SKOR


Baik sekali dengan predikat
1 x>1,5
sancat memuaskan
Baik dengan predikat
2 t,t7 <xSt,5
memuaskan

3 Cukup (perlu mengulang ujian) 0,83<x( 1,17

4 Kurang (ikut pembinaan ulang) 0,5<x S0,83


5 Sangat kurang x<0,5 April 2019

PETiJGAS PENITAI

NIP
6/Le/2O1e

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS


PEMBINAAN MELALUI
PENILIUAN PERUBAHAN
PERITAKU NARAPIDANA t

PALU, L7 JUNI 2OL9


CATUR BUDI F^ATAYILTtrN,Bc.IP,SFtr,M.Si

PEITGANTAR

baik

: 3 bulanan, 6 bulanan, 9 bulanan

1
6lLelz0Ls

ALUR PENILAIAN PERUBAHAN


PERII.AKU BAGI NARAPIDANA

. Pembinaan
+ . Ferntinaan tqibadart
E|
. Fernbinaan
tGpribadbn mrlipoti : . Pembinaan KeFarnpilan Kep,ribadian
o Pembinaan Eeragarna; Kegiatan
. i.lasionalisrnedan Pelatihan
. Sosial. Produksi

PEMBINAAN KEPRIBADIAN
+ ITASIOTALISXE
s
. Mengakui Kedaulatan Kewafiban : ada 19
. Ivielaksanakan Negara, ada 5 kegiatarr aktifitas yang dinilai
Kegiatan Ibadah Wajib; Yang dinilai
. Melaksan2kzn . Larangan : ada 15
Kegiatan lbadah diluar . Memiliki Kesadaran aktifitas yang dilar6lg
wajib; Berbangsa dan
. Mengikuti Kegiatarr Bernegara" ada 3
CeramahAgama / kegiatan Snang ainilai
KajuanAgama;
. Membacadan
Mempel4iariKitab Suci
. Toleransi Eleragama

lslam, Kristen, Hindu


Budha

2
6lLslz9le

P NAAN KETRAMPILAN /KEMANDIRIAN


KETRAIPII,AIT
KER.'A t CARA
BEreR-'I'
-PENtrAXU
m.il-
. Mengtahui tentang alat-alat kerF
. Bahan-bahan Kerja . Mekanisrne Kerja - . Penamplan
. Cara kerja . MerEelola Alat . KreativiE
. Hak dan Kewajiban
.
Kerja
Tujuan Kerja !
. Pemeliharam K3
. Tindakan yang beresiko tertndap
kerja

iIENGELOI.A RESIKO
DAT{ KESCI.ATTIATAT{
rER.'A

. Manajemen Resiko -
+ . Strate$ dan tehnik
. Kuantitas Produk Hasil
. Penggunaan Alat Pernasran
Pehtihan
Keselamatan Kerja . Kualitas Produk Hasil
Pelatihan

LATIHAN P

. Memenuhi Target Produksisesuai . Memenuhi Sbndart @ayanan Sesuai


Spesifikasi Spesifil<asi
. Menghasilkan Produk baru . Mernbanhr dan Mengapi Rekan Kerja
. Membanhr dan Mengajari P.ekan yang l4errgalami kesulihn
Kerja yang Mengalami kesulitan . Interaksi dengan pehnggBn yang
memuadcan

3
6/7elz}Le

PETUNJUK PENILAIAIT PERUBAI{AT{


PERILAKU BAGI NARAPIDANA

1. Penilaian dilakukan dengan alat "TAB" yang telah disediakan dan terhubung dengan
SDP;
2. Penilzuan dilakukan terhadap sikap dan perilaku serta aktivitas narapidana bpik
dil.apas Maksimum, I-a.pas Medium dan t apas Minimum;
3. Observasi dilakukan melalui pemantauan CCTV yang tersedia, absensi kegiatan,
pengarnatan intensiv, komunikasi/wawancara baik terhadap narapidana dan
instruktur, ;
4. Wali mengisi identitas WBP dan identitas diri pada halaman depal Lembar Observasi;
5. Berllah r"iltllantgka pafing tinggi 2, likr sitap dan perlialm WBP sesuai dengan
lrcrayataan pada itern obsenrasi WBP;
6. Berilah nilai/angka pafing rendah O jika sihap dan perlloku WBP tidak sesuai
dengan pera5rataan pada itera obset'nasi WBP;
7. Penjelasan lcbih rinci terkait dengan ifem observasi penilaian perubahan perilaku dapat
diiihat pada halaman Penjelasan rtem.

AsEY]rcM re @
kjsk.nP#..
r:tl$.6brdrriS +6tu
o rad* F.i$e bd r.a6
M*-*-X<F- - Moi.d.. Pt.r. 2
Mv.i6

era*xP...,'4-
dL.ahd*Sa6: r: e.i*6 bd& f,ri6..<va ra* dh
-.*sd*(s Grd*c.iJ$bM&,iS
T.sMw
xeH-HarE 2
sldT{*ddl

tk9*-r.i$
tu-{&#bab
Ag-.LhS&g.i tMqtuibgEr-.dd j${ilp
CdAgdXii.. Ures P.dqf*{ 2
(.W*r.6!3+ G ldiog**bi*.G-d.gdri$

ruSMdn 2
O:Ta**:E$d
2:#nogbg.b.d Ei* L.dr.

l. iv-gr69-Fed*GniJ.fi id S.
Bi*65.64
O:ild* D.'$ qagd-d4-6ial*:. D.d

2:Ti*Fd@FhW.b
l:r€@SFks.b 2
Fll*.$*-.6 o:s&ffi&.d.s
T&8i6@ 2:iHF.{.gid&.g..hh
ldn<aa$h<c !:&-9tu6&B-.b 2

2:THFd.&r.,.d.{?b.d*
+<7i{-B
r:Jq.**r.-..#.-*
q€<ryi+-cB
o:SGrtd* '€* E?i&. d*
-.ed<r.i {5.6

4
qrY

6lLel2ole

2 l*.f.rh. Lrdhx
drS"KRl d..
2
qlrgcil#r*9e

A-&-. 5.
Hqrrili F. b.rk ffi ffi.dr 2
eTH ts..{ -.ilJiH F. *.

56.t*9s.s r.Fri &,.n9 69*di ?x*r tliei ba *.xgr.*


FHIC|td&' -..eH.Frl*ib,* 2
Mq*dl.drdskr Rl.HF;r{-
tdilFnorila.t
tG+*ry.n h.bgr 12 Hry ryr.r&.r >( bq. Sqzs &i
t5q,-&n.*id
lr U.* ry**>2bqo6ryr-&M6J
lo,ury -qqurbs.6F& .*r
I
I
Bry*.9rJ** rhcgbt*-5 * ll*p*-rr
-qhr{r-3-a+ffiWi. 2

J2 scH{E kthsdrF@ -dJH


Lci{ki rcgHs lpcrvaurt
Fogm*H{d I t m9 *6r"u agi.t$ Fryil -dil &d
pr+khfc- lp<q*""x'-
I Crd ts..*-cBM lcgi{- F@ *
lur-r**-ru
l2ffircEikit.gk{Fdfl-
k6F+nb<GF t*ag*ri kgi.rn Iu*q-w
pse5 Iteaqkit<isp# 2
ln*gry.."
lC Tk * tsh$.cBis rcai*u podd*il
Jx**q*ry
tkghi l.gi.tn b& l2seEEiuhgn*ss
I t h.9 lqikikF.nH. ftgrr 2
I aTH F'.* -GMJiki h$xu B *e r

*Rrt a(df I

IIIAA'{6AI

nil.itffjEgi 2
nil.i ttr€ndih t
r€dange. 2
,taidrrJeviri; 0.31
irtffl c.40
E&TE

iv, ::fllf,Vfi5m
f.ik *kdli d6gin p.rdiket
1 x>1,5
grrEat ltttruitk n
Siik d€rEin pr€dibt
7 1,17 <rS1.g
rcmurstin
Cltuplpedu r.*tLl.r.g
l 0,8! <rS l"l7
uji.n)
(u.anE lit6Ffrbine.F
4 0.5 <r 30.81
ulerr)
5 S.n!.t kurdn! x<C,5

Anda mungkin juga menyukai