Anda di halaman 1dari 30

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN PELAYANAN BIDANG


REHABILITASI SOSIAL DI PANTI SOSIAL BINA GRHITA NIPOTOWE PALU
BAB I LATAR BELAKANG

A. Sejarah Singkat
KELEMBAGAAN
1. PRA PANTI Tahun 1980 1991
Sebelum menjadi Panti penanganan permasalahan penderita cacat
dilaksanakan melalui Loka Bina Karya Penderita Cacat ( LBK PACA)
dengan sarana terbatas berupa satu unit kerja dan satu unit rumah
petugas.


2. PANTI NON STRUKTURAL Tahun 1991 - 1994
Pada periode ini penanganan telah mengkhusus pada permasalahan
Penyandang Cacat Mental dengan nama Unit Kerja Panti Rehabilitasi
Penyandang Cacat Mental ( PRPCM ). Unit Kerja PRPCM masih
langsung dibawah pengelolaan Kantor Wilayah Departemen Sosial
Propinsi Sulawesi Tengah Cq. Bidang BRS/Pimpro Paca, karena secara
Struktural belum mendapat persetujuan pengesahan dari Menteri
Penertiban Aparatur Negara ( MENPAN RI ).

3. PANTI STRUKTURAL Tahun 1994 s/d Sekarang.
Berdasarkan SK. Menteri Sosial RI. No. 6 Tahun 1994 Panti Rehabilitasi
Penyandang Cacat Mental ( PRPCM ) berubah sebutan menjadi Panti
Sosial Bina Grahita ( PSBG ) NIPOTOWE Palu dan menjadi
unit/Satuan Kerja ( SATKER ) tersendiri sebagai Unit Pelaksana Tekhnis
( UPT ) dibawah Kantor Wilayah Departemen Sosial Propinsi Sulawesi
Tengah dengan status Panti Type. A ( Eselon III.b )

Dalam perkembangan selanjutnya, pada masa diberlakukannya
Otonomi Daerah, maka semua aset Departemen Sosial diserahkan ke
Pemda Sulawesi Tengah kecuali Panti ini oleh karena itu Panti ini yang
dahulu bertanggung jawab langsung dibawah kanwil Departemen Sosial
Propinsi Sulawesi Tengah saat ini dibawahi dan merupakan Unit
2

Pelaksana Tekhnis ( UPT ) Departemen Sosial Cq. Ditjen Pelayanan
Dan Rehabilitasi Sosial ,dan dengan diterbitkannya SK Mensos No.
59/HUK/2003. Tanggal 23 Juli 2003 tentang Organisasi.dan Tata Kerja
Panti Sosial dilingkungan Departemen Sosial, maka kedudukan Panti ini
berubah status menjadi ( Eselon III/a ).

B. VISI DAN MISI
1. Visi
Mewujudkan Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe Palu sebagai
lembaga penyelenggara rehabilitasi sosial bagi Penyandang Disabilitas
Intelektual Yang prima

2. Misi
a. Melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Penerima
Manfaat sesuai dengan Standar Pelayanan;
b. Melaksanakan program dan advokasi pelayanan dan rehabilitasi sosial
bagi Penerima Manfaat yang efisien dan efektif;
c. Melaksanakan dukungan, manajemen pelayanan rehabilitasi sosial
dalam panti yang akuntabel, transparan, dan efisien.

C. KEDUDUKAN
Panti Sosial adalah Unit Pelaksana Tekhnis dilingkungan Departemen Sosial
yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Sehari- hari secara Fungsional
dibina para Direktur terkait sesuai dengan bidang tugasnya.

D. TUGAS
Panti Sosial mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, dan rehabilitasi
Sosial bagi penyandang masalah kesejahterahan Sosial agar mampu berperan
aktif, berkehidupan dalam masyarakat, rujukan regional, pengkajian dan
penyiapan standar pelayanan, pemberian Informasi serta Koordinasi dan kerja
sama dengan Instansi terkait sesuai dengan peraturan Perundang- undangan
yang berlaku.

E. FUNGSI
Panti Sosial Mempunyai Fungsi :
1. Penyusunan rencana dan Program, Evaluasi dan Laporan.
3

2. Pelaksanaan Registrasi, Observasi, Identifikasi, Diagnosa Sosial dan
Perawatan;
3. Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi yang meliputi bimbingan
mental, Sosial, Phisik dan Keterampilan
4. Pelaksanaan Resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut;
5. Pelaksanaan pemberian Informasi dan Advokasi
6. Pelaksanaan pengkajian dan penyiapan standar Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial.

F. SASARAN PROGRAM
Sasaran program pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang tuna
grahita adalah :
1. Penyandang tuna grahita yang mempunyai masalah sosial dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Memiliki hambatan fisik dan atau mobilitas dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari
b. Memiliki hambatan mental psikologis yang menimbulkan rasa rendah
diri, isolatif dan kurang percaya diri
c. Memiliki hambatan dalam melaksanakan keterampilan usaha/kerja
produktif
d. Memiliki hambatan dalam pelaksanaan kegiatan sosial
e. Usia sekolah sampai usia produktif (15-35 tahun)
f. Rawan kondisi sosial ekonomi
2. Keluarga dan masyarakat
a. Keluarga dari penyandang tuna grahita
b. Persatuan Penyandang cacat, organisasi sosial, perusahaan dan
lembaga ekonomi keluarga
c. Sumber daya masyarakat lainnya

G. FASILITAS
Fasilitas yang tersedia dalam rangka penyelenggaraan pelayanan dan
rehabilitasi sosial bagi penyandang tuna grahita di PSBG Nipotowe Palu adalah
:
1. Kapasitas Panti :
a. Kapasitas tampung 100 Orang
b. Kapasitas isi 95 Orang

4

2. Fasilitas panti :
a. Luas tanah 15.414 m2
b. Bangunan fisik :
c. Kantor
d. Ruang data/perpustakaan
e. Ruang kesehatan (Poliklinik)
f. Ruang pamer (Show Room)
g. Rumah dinas pegawa
h. Aula.
i. Gudang dan garasi
j. Ruang observasi
k. Lokal pendidikaN
l. lokal keterampilan
m. Mushalla
n. Asrama kelayan
o. Wisma tamu
p. Ruang makan/dapur
q. Sarana air bersih
r. Pos Jaga ( Satpam )

H. WILAYAH KERJA
Sebagai tempat dibidang pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang
tuna grahita, PSBG Nipotowe Palu mempunyai wilayah kerja di wilayah timur
Indonesia yang meliputi pulau Sulawesi, Pulau Bali, NTT, Maluku dan Irian
Jaya.

I. JARINGAN KERJASAMA
Sesuai kompleksitas dan keluasan permasalahan sosial penyandang tuna
grahita, maka program pelayanan dan rehabilitasi sosial di PSBG Nipotowe
Palu dilaksanakan dengan prinsip antara lain multi disiplin dan multi sektoral.
Untuk itu dilaksanakan kerja sama dengan berbagai pihak , yaitu :
1. Kersajama dalam hal rekruitmen calon penerima manfaat
a. Dinas/instansi yang membidangi kesejahteraan sosial
provinsi/kabupaten/kota
b. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota
c. Pengurus Persatuan Orang Tua/Wali Penerima Manfaat Bina
Harapan
5

2. Kerjasama dunia usaha dalam hal:
a. Praktek Belajar Kerja (PBK)
b. Magang kerja
c. Penempatan kerja
































6

BAB II
PROGRAM PELAYANAN YANG TELAH DILAKSANAKAN PADA TAHUN 2014

PROGRAM POKOK
A. Pelaksanaan pelayanan dan rehsos untuk penerima manfaat reguler dan
lembaga.
1. Pendekatan awal
Kegiatan orientasi dan konsultasi sosialisasi program, identifikasi
motivasi dan seleksi dilaksanakan secara koordinasi dengan
instansi/dinas sosial setempat dan instansi terkait lainnya dengan tujuan
memperlancar rekruitmen penerima manfaat untuk mengikuti kegiatan
program pelayanan dan rehsos di PSBG Nipotowe Palu dengan
perkembangan partisipasi keluarga dan masyarakat yang menangani
tuna grahita di wilayahnya.
2. Registrasi
Registrasi dilakukan pada saat pertama penerima manfaat masuk ke
dalam panti. Jumlah yang terdaftar dari tahun 2010 sampai dengan
2014 adalah 226 orang. Adapun Penyaluran setiap tahun sejumlah 20
orang PM.
3. Penempatan Penerima Manfaat
PSBG Nipotowe Palu memiliki ada 6 asrama yang terdiri dari 3 asrama
putra dan 3 asrama putri, Asrama Putra yang terdiri dari :
a. Asrama Gunung Sidole kapasitas isi 20 orang
b. Asrama Gunung Colo kapasitas isi 15 orang
c. Asrama Gunung Nokilalaki kapasitas isi 15 orang
Asrama Putri yang terdiri dari :
a. Gunung Tompotika kapasitas isi 15 orang
b. Gunung Gawalise kapasitas isi 15 orang
c. Gunung Tinombala kapasitas isi 15 orang
Keenam asrama merupakan asrama kolektif ( bangsal ). Selain Tinggal
di asrama adapula PM yang pengasramaannya di rumah masing-
masing atau disebut Day Care, PM diantar jemput ke PSBG Nipotowe
Palu. Untuk sistem Pengasramaan, pengasuh sangat besar
7

peranannya, karena pengasuhlah yang membimbing ADL. Setiap PM
mempunyai ember/waskom sendiri untuk mencuci tukang cuci hanya
mencucikan untuk PM yang benar tidak bisa mencuci.
4. Pelayanan Akomodasi
Pemenuhan papan, sandang, pangan dan pemeliharaan kesehatan
serta pendampingan penyesuaian bagi Penerima Manfaat baru.
Sedangkan kebutuhan makan minum 3 kali sehari, yang memenuhi
standar kebutuhan pangan dan pemenuhan gizi dan 2 kali pemberian
makanan tambahan. Pemberian menu dikonsultasikan dengan dokter
konsultan medis ahli gizi, pemenuhan pendampingan oleh Peksos yang
ditunjuk dengan masa pendampingan selama masa pelayanan.
5. Assesmen
Kajian awal untuk mengetahui kondisi objektif PM, keluarga dan
masyarakat dilaksanakan melalui observasi oleh petugas dan di
diagnosa oleh profesi pada aspek fisik, mental dan sosial serta
vokasional. Asessmen dilakukan selama 3 bulan pertama setiap ada
penerima manfaat yang baru.
6. Penyusunan Perumusan Rencana Pelayanan (PRP)
Data hasil observasi dengan diagnosa serta berkas pendaftaran
digunakan sebagai bahan penyusunan perumusan rencana pelayanan
melalui tahapan, peyusunan diagnosa rehabilitasi, pemantauan
identifikasi masalah dan perumusan rencana masing-masing PM yang
dilaksanakan oleh pejabat peksos yang ditunjuk. Hasil rumusan rencana
pelayanan dibahas melalui sidang kasus tim rehabilitasi sebagai
pembantu kepala PSBG Nipotowe Palu untuk menentukan dan
menetapkan jenis dan waktu pelayanan dengan sistem sumber yang
dapat didiagnosa sebelum PRP tersusun masing-masing PM baru
berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua/keluarga dibuat
informasi awal pelayanan PM baru yang berisi tentang kondisi awal
potensi PM PRP tahun 2014 sejumlah 68 PM.


8

7. Pelayanan Kesehatan dan Terapy Khusus
a. Pelayanan Kesehatan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk pemeliharaan jasmanai dan upaya
kesehatan yang bersifat pencegahan, penyembuhan dan pengobatan
agar PM dapat mengikuti program pelayanan dan rehsos secara
optimal karena terpelihara dan meningkatnya ketahanan fisik.
b. Pelayanan Terapy Khusus
Yaitu memberikan bantuan dan pertolongan untuk perbaikan dan
penyembuhan yang bersifat komplementer bagi PM yang mempunyai
hambatan atau kelainan fungsi fisik maupun psikosial sehingga
melebihi kemampuan untuk mengikuti pelayanan dan rehabilitasi
sosial secara optimal.
8. Penempatan PM pada program bimbingan dan keterampilan
Penempatan PM pada program bimbingan kecerdasan dan
keterampilan berdasarkan hasil observasi selama 2 minggu sampai 3
bulan sesuai dengan kemampuan daya pikir PM sesuai hasil assesmen
sehingga dalam penempatan pada program dapat sesuai dengan
kemapuan dan minat PM. Program bimbingan yang dilaksanakan pada
jam 08.00 12.00 sesuai dengan jadwal.
9. Bimbingan Rehsos
a. Bimbingan Perception Motion Leraning Material (PLM)
Bimbingan ini diberikan kepada PM yang mengalami kesulitan baca,
tulis, (BTH) dengan materi dimensi 2 dan dimensi 3 sesuai dengan
kemampuan daya pikir PM dilaksanakan selama 30 40 menit.
Tujuannya untuk mendorong perkembangan persepsi gerak dan
menunjukkan kemampuan dasar untuk kegiatan belajar bagi PM,
yang mengikuti bimbingan PLM selama tahun 2014 adalah 10 PM.
b. Bimbingan Sosial
Pelaksanaan bimbingan sosial diberikan kepada semua PM dan di
evaluasi. Untuk mengisi waktu luang sore hari di asrama
dilaksanakan kegiatan ekstra kurikuler bagi PM yang meliputi
9

bimbingan Agama, budi pekerti, olahraga kebugaran, olahraga
rekreasi, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, pramuka, kesenian
dan bimbingan kecerdasan.
1) Bimbingan agama. Bimbingan ekstrakurikuler agama terdiri dari
agama islam, kristen, katolik, dengan tujuan untuk
menumbuhkan minat dan kemauan bagi PM untuk
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dapat mengerti
kehidupan beragama. Materi bimbingan untuk agama adalah
meliputi: Praktek shalat, doa hapalan surat pendek, cerita
tauladan nabi. Sedangkan bimbingan agama kristen/katolik
meliputi doa, cerita alkitab, pujian-pujian liturgi. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap senin 1 jam latihan selama 30 menit,
dengan jumlah pembimbing PM agama islam 1 orang dan
agama kristen/katolik 1 orang.
2) Bimbingan budi pekerti dilaksanakan setiap hari senin jam 15.00
16.00 dengan jumlah pembimbing 2 orang.
3) Bimbingan olah raga kebugaran dilaksanakan pada jam 15.00
1 jumlah pembimbing 14 orang materi bimbingan: semua
kebugaran, semua dasar aktivitas bermain tanpa alat serta jalan
dan lari.
4) Bimbingan rekreasi dilaksanakan 2 kali setahun yakni bulan Juni
dan Desember setiap tahun berjalan dengan materi bimbingan
meliputi : balap karung, tarik tambang, dan olah raga yang
mengutamakan unsur-unsur rekreasi.
5) Bimbingan olah raga prestasi dilaksanakan jam 15.00 16.00
dengan 2 pembina dilaksanakan setiap hari Jumat, materi
bimbingan: memberikan pengalaman teknik atletik, bulu tangkis,
sepak bola, dan bola volley untuk mengisi waktu luang.
6) Bimbingan pramuka dilaksanakan setiap hari kamis jam 15.00
14.00 dengan pembimbing berjumlah 1 orang dengan materi:
persatuan baris-berbaris, tali temali, dasa darma, tri satya, serta
keterampilan anatara lain pembuatan , tiang bendera,
mendirikan tenda, mencari jejak P3K, semapore, pengenalan
resep makanan.
7) Bimbingan kecerdasan: bimbingan dilaksanakan setiap hari
Senin s/d Rabu jam 08.00 10.00 bimbingan ini merupakan
10

pernyataan terhadap bimbingan yang dibentuk kepada masing-
masing PM pada pagi hari.
8) Bimbingan kesenian : tujuannya untuk menumbuhkan minat dan
bakat PM dalam hal seni tari, suara dan musik juga
membudayakan sarana hiburan, waktu kegiatan ini di berikan
kepada seluruh PM dan bersifat rekreatif.
9) Bimbingan kecekatan fisik, bimbingan mental mencakup budi
pekerti, kecerdasan dan mental psikologis diberikan kepada
semua PM dan dilaksanakan pada jam 08.00 12.00 dan
diadakan evaluasi.
10) Bimbingan keterampilan, kegiatan bimbingan keterampilan
dilaksanakan pada jam 08.00 12.00 dengan jenis keterampilan
sebagai berikut Bimbingan keterampilan menjahit, keset dasar,
keset lanjut, tata boga, kasur lilin, dan semua kegiatan ini disertai
dengan evaluasi.
11) Magang kerja. PM yang sedang mengikuti magang kerja
sejumlah 10 PM. Sebelum disalurkan PM harus di magangkan
dulu selama 3 bulan.
10. Resosialisasi
Bimbingan terhadap keluarga dan masyarakat dalam rangka penyaluran
diadakan dengan cara home visit, namun untuk irit biaya makan
resosialisasi juga diadakan bersamaan dengan pelaksanaan POT. Pada
tahap resosialisasi diberikan bimbingan :
a. Bimbingan kesiapan dan peran serta keluarga dan masyarakat
b. Bimbingan bina keluarga/parents training
c. Pemberian bantuan UEP/SUP
Bantuan stimulan yang diberikan kepada PM berupa uang, diharapkan
dengan bantuan tersebut PM lebih leluasa mempergunakan uangnya
untuk modal usaha sesuai dengan daerahnya dengan bimbingan
orang tua dan keluarga. Adapun bantuan stimulan diberikan sesuai
dengan kemampuan PM. Bantuan dibagi 3 golongan.
d. Pelepasan dan Penyaluran
11

Sebelum disalurkan PM harus mengikuti semua tahapan yang telah
ditetapkan sehingga PM benar-benar siap untuk disalurkan.
11. Bimbingan lanjut
Bimbingan lajut ini merupakan peningkatan dan pemantapan aktualisasi
kemampuan fisik, mental sosial dan keterampilan. Dilanjutkan dengan
terminasi yang merupakan penetapan bahan akhir dalam pelayanan langsung
oleh PSBG Nipotowe Palu kepada keluarga dan awal pembinaan oleh Dinas
Sosial kabupaten/Kota setempat. Bimbingan lanjut dilaksanakan mulai bulan
Juni dan Juli bertujuan untuk menggali permasalahan PM.
B. Pelaksanaan pelayanan dan rehsos Berbasis keluarga dan masyarakat
1. Kegiatan Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga (Home Care)
Pengertian
Home care adalah bentuk pelayanan dan bimbingan sosial yang
dilaksanakan di rumah oleh orang tua, keluarga dan masyarakat
sebagai wujud perhatian dan kepedulian terhadap penyandang
Disabilitas Intelektual.
Maksud dan tujuan
1. Maksud
Meningkatkatkan partisipasi dan kerjasama dengan Instansi dan tokoh
masyarakat dalam memperluas jangkauan bagi Penyandang Disabilitas
Intelektual (tunagrahita)
2. Tujuan
Memanfaatkan potensi sumber Kesejahteraan Sosial untuk pemerataan
pelayanan rehabilitsi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual agar
dapat hidup secara wajar dengan mengembangkan kepedulian dan
tanggung jawab sosial masyarakat.
Sasaran
Sasaran dalam kegiatan Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga (Home
Care) Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe Palu adalah:
1. Para penyandang disabilitas mental berjumlah 20 orang.
2. Keluarga/ orang tua yang memiliki anak tunagrahita
3. PSM/ Pendamping di masing-masing desa.
Waktu dan Tempat
12

1. Pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga
(Homecare) dilaksanakan selama 12 bulan, dimulai pada Bulan Januari
- Desember 2014
2. Tempat
Tempat pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga
(homecare) yaitu di Rumah dengan didamping Pendamping dan Orang
tua masing-masing PM,
Petugas Pelaksana
Petugas dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga
(Home Care) melibatkan Kepala Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe
Palu, Seksi Rehabilitasi Sosial, Pekerja Sosial Fungsional, Petugas
Monitoring (pegawai PSBG Nipotowe Palu Yang diberi tugas) Kepala
desa, dan Pendamping masing-masing Desa.
Petugas pelaksana (Team Home Care) berjumlah 8 orang:
1. Pekerja Sosial 5 orang
2. Perawat 2 orang
3. Psikolog 1 orang
Supervisor
Petugas Supervisi berjumlah 2 orang, yang terdiri dari:
1. Kepala PSBG Nipotowe Palu, yaitu sebagai Supervisor Panti
2. Kepala Desa Sebagai Supervisor Lokal
Pendamping
Pendamping dalam pelaksanaan kegiatan home care ini sebanyak 10
orang yang diberi pelatihan selama 3 hari












13


2. Rehabilitasi Sosial Jarak Jauh
Nama Kegiatan
Kegiatan ini bernama Program Rehabilitasi Sosial Jarak Jauh Panti
Sosial Bina Grahita Nipotowe Palu Tahun 2014.
Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Pelaksanaan Program Pelayanan Panti Jarak Jauh dimaksudkan
untuk Meningkatkan partisipasi dan kerjasama dengan Orsol/LSM,
Instansi terkait dan masyarakat, dalam rangka memperluas
jangkauan pelayanan bagi penyandang disabilitas intelektual.
2. Tujuan
1. Meningkatkan dan menggali serta memanfaatkan potensi
sumber kesejahteraan Sosial untuk pemerataan pelayanan social,
dalam rangka memberikan pelayanan dan rehabilitasi bagi para
penyandang disabilitas intelektual agar dapat hidup secara wajar
dengan mengembangkan kepedulian dan tanggung jawab sosial
masyarakat.
2. Untuk selanjutnya, agar dapat mewujudkan kemandirian dan
kesejahteraan bagi penyandang tuna grahita . Upaya peningkatan
kesejahteraan sosial penyandang disabilitas intelektual
dilaksanakan melalui :
1) kesamaan kesempatan,
2) rehabilitasi,
3) bantuan sosial, dan
4) pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.

Sasaran
Sasaran dalam kegiatan Program Rehabilitasi Sosial Jarak Jauh
adalah para penyandang disabilitas intelektual yang tersebar
dimasyarakat dan belum tersentuh oleh pelayanan pemerintah.
Adapun kriteria sasaran Penerima Manfaat adalah sebagai berikut :
1. Penyandang Disabilitas Intelektual (Tuna Grahita)
2. Sehat Jasmani dan Rohani
3. Mempu didik dan mampu latih
4. Usia 15 s/d 35 tahun
14


Waktu dan Tempat
Dalam pelaksanaan kegiatan monitoring, supervisi,dan pendampingan
disesuaikan dengan jadwal yang ada, kondisi kelayan dan keluarga
penerima pelayanan.
a) Waktu
Pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Jarak Jauh dilaksanakan
selama 10 bulan dimulai bulan Maret sampai dengan Bulan Desember
2013.
b) Tempat
Tempat pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Jarak Jauh
berdasarkan data yang diperoleh dari dinas sosial masing-masing
kabupaten.
Petugas Pelaksana
Petugas dalam pelaksanaan Pelayanan Panti Jarak Jauh melibatkan
Kepala Dinas Sosial Kabupaten, Kepala PSBG Nipotowe Palu, Seksi
Rehabiltasi Sosial, Seksi Program dan Advokasi Sosial, Pekerja Sosial
Fungsional, instruktur keterampilan penjahitan, instruktur keterampilan
semen, Camat, Kepala Desa dan tokoh masyarakat Desa
Supervisor
Petugas supervise berjumlah dua orang yang terdiri dari:
1. Kepala PSBGN Nipotowe Palu
2. Kepala Desa
Petugas Pendamping
Sebelum pembukaan program Pelayanan Jarak jauh Panti
dilaksanakan pelatihan/pembekalan pendamping sebanyak 15 orang.

3. Tim Reaksi Cepat (TRC)
Maksud dan Tujuan
Maksud
Petunjuk Pelanksanaan TRC dimaksudkan sebagai acuan bagi pelaksana
kegiatan perlindungan dan pelayanan sosial dalam situasi darurat.
Tujuan
Tujuan pembentukan TRC adalah :
15

1. Tersedianya satuan ekstra/unit khusus yang memiliki kemampuan
penanganan kasus atau masalah sosial dengan cepat, tepat, terukur, dan
tuntas.
2. Terwujudnya kesatuan langkah dari berbagai pihak terkait dalam upaya
perlindungan dan pelayanan sosial terhadap PGOT, anak Jalanan dan
PMKS lainnya.
3. Terlaksananya kegiatan perlindungan danpelayan sosial terhadap
PGOT, Anak Jalanan dan PMKS lainnya, sesuai dengan peran dan
kewenangan masing-masing pihak yang terlibat.
4. Terlaksananya tertib administrasi dan manajemen dalam pelaksanaan
perlindungan dan pelayanan sosial terhadap PGOT, Anak jalanan dan
PMKS lainnya.
Sasaran
Sasaran program diarahkan dalam rangka upaya perlindungan, dan
pelayanan sosial terhadap :
PMKS yang sifatnya darurat dan membutuhkan penanganan secara
tepat.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam perlindungan dan pelayanan sosial meliputi :
Motivasi dan diagnosis psikososial.
Perawatan dan pengasuhan
Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan.
Bimbingan mental spiritual
Bimbingan fisik.
Bimbingan Sosisal konseling psikososial
Pelayanan Aksesbilitas
Pembatasan lingkup kerja TRC Kementerian Sosial mencakup hal-hal yang
bersifat
1. Kerawanan adalah sesuatu yang dapat dilihat dan diamati dapat
menjadi sumber permasalahan sosial di masyarakat. Kerawanan adalah
peristiwa yang luar biasa yang memiliki potensi untuk mengancam
kehidupan manusia, baik dirinya, harta benda, kehidupannya, maupun
lingkungannya. Contoh : Tanah longsor, tsunami, banjir, gempa bumi,
gunung meletus, kebakaran, dan lain-lain
16

2. Kerentanan adalah sesuatu yang dapat dihitung. Kerentanan adalah
sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk menyiapkan
diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana
3. Resiko adalah sesuatu yang dapat ditindaklanjuti. Kemungkinan
akan munculnya kehilangan, sebagai akibat dari kerawanan dan kerentanan
yang buruk
Parameter Keberhasilan Aksi TRC adalah rekomendasi rencana aksi
mencakup 4 kriteria yaitu :
1. Tepat sasaran yaitu masyarakat PMKS atau korban bencana.
2. Tepat Bantuan yaitu pemberian bantuan sesuai dengan kebutuhan
riil PMKS karena banyak kasus pemberian bantuan tidak sesuai dengan
kebutuhan mendesak namun lebih karena kepentingan tertentu antara pihak
pemberi dan penerima bantuan.
3. Cepat Tindakan, munculnya masalah sosial sering kali terjadi karena
keterlambatan penanganan korban. Permasalahan birokrasi, mentalitas dan
orientasi pemberi bantuan dan institusi kadang kala menjadi penghambat
penanganan bencana.
4. Cepat pemulihan, tanggung jawab Kementerian Sosial tidak sebatas
pada saat terjadinya bencana, namun pasca bencana peran rehabilitasi
sosial menjadi penting mengingat perubahan situasi sebelum dan setelah
bencana memungkinkan seseorang atau masyarakat mengalami masa
traumatik dan tidak bisa diselesaikan secara mandiri. Peran Kementerian
Sosial adalah menjamin masyarakat dan memfasilitasi pemulihan
keberfungsian sosial masyarakat (sosial recovery).

17

1. Kegiatan pokok
No.
Tahapan
Kegiatan
Pekerjaan-pekerjaan
yang Dilakukan
Kekuatan Kelemahan
Solusi yang
pernah
dilakukan

Harapan dan
Saran
Jangka Waktu
Pelayanan

1.




Pendekatan
Awal
- Membuat jadwal
seleksi dan nama-
nama petugas
seleksi.
- Koordinasi dan
konsultasi dengan
Pemerintah Daerah
- Pendataan
- Motivasi dan seleksi
calon penerima
manfaat
- Tersedianya
sumber daya
manusia
(Petugas seleksi
yang terdiri dari
pegawai dan
fungsional)
- Tersedianya
transportasi yang
memadai
- Minimnya waktu
yang tersedia
- Data yang
tersedia di
Dinas Sosial
tidak akurat
- Kurangnya
sosialisasi
- Melakukan
sosialisasi
mengenai
keberadaan
PSBG
Nipotowe Palu
- Penambahan
anggaran
sehingga
jangkauan
pelayanan
bisa lebih luas
- Penambahan
SDM/ pegawai
3 bulan
(Januari-
Maret)
2.




Penerimaan
- Pengisian angket
formulir
- Registrasi ke dalam
buku induk
- pengasramaaan
tersedianya file
penerima manfaat
data penerima
manfaat tidak akurat
wawancara
dengan
keluarga atau
orang lain yang
mengetahui
identitas
petugas harus
mengisi data
penerima
manfaat dari
berbagai
sumber
setiap saat
18

penerima
manfaat/wawan
cara dengan
berbagai
sumber
informasi
3.






Asesmen
- Tes fisik &
Psikologis
- Tes integensi
- Tes minat dan bakat
- Menentukan derajat
kecacatan (embisil
atau debil)
- CC penempatan
program
- Rencana pelayanan
untuk penerima
manfaat
- Tersedianya
SDM
pelaksana yang
memadai
kurangnya alat dan
bahan asesmen
untuk tuna grahita

disesuaikan
dengan kondisi
penerima
manfaat dan
ketersediaan
alat dan bahan
asesmen
tersedianya alat
dan bahan
asesmen untuk
tuna grahita
terus menerus
dan berulang-
ulang
4.




- Bimbingan
kecerdasan
- Bimbingan
keterampilan
tersedianya SDM
pelaksana
SDM pelaksana
yang ada tidak
sesuai dengan
bidang dan
mengikutkan
SDM pelaksana
pada kegiatan
pendidikan dan
diharapkan
SDM pelaksana
ke depannya
bisa sesuai
selama masa
pelayanan dan
rehabilitasi
19

Pelaksanan
Bimbingan
- Bimbingan sosial
- Bimbingan mental
keagamaan
- Bimbingan olahraga
- Bimbingan
kepramukaan
profesinya pelatihan dengan profesi
dan keahliannya
5.


Resosialisasi
- PBK (Pelatihan
Bimbingan Kerja)
- Penyaluran
- Home visit
- Pemberian stimulan
berupa bantuan
usaha ekonomi
produktif
adanya stimulan
berupa bantuan
usaha ekonomi
produktif
belum terlaksananya
penjajakan
penyaluran dan
parenting skill
mengkonfirmasi
dan melakukan
komunikasi
kepada
orangtua,
instansi terkait
(Dinas Sosial
dan kepaladesa)
mengenai
perkembangan
penerima
manfaat selama
masa pelayanan
perkiraan
stimulan yang
1 bulan
20

akan diberikan
6.






Bimbingan
Lanjut
- Membuat jadwal
bimbingan lanjut
dan nama-nama
petugas binjut
- Penberian motivasi
kepada
keluarga/orangtua
- Menghubungkan
penerima manfaat
kepada sistem
sumber & Potensi
(Dinas Sosial,
aparat pemerintah
setempat
- Pemberian bantuan
usaha ekonomi
produktif
adanya bantuan
pemgembangan
usaha ekonomi
produktif
- Kurangnya
motivasi dati
orangtua/ keluarga
dalam
mengembangkan
potensi penerima
manfaat yang
sudah disalurkan
- Melakukan
koordinasi
dengan
pemerintah
setempat
sekiranya
dapat
membantu
memberikan
motivasi
kepada
orangtua/kelu
arga penerima
manfaat yang
sudah
disalurkan
kedepannya
sebelum
diadakan
bimbingan lanjut
terlebih dahulu
diadakan
penjajakan
1 bulan
7.



- Membuat
pemutusan kontrak
pelayanan yang
- Tersedianya data
penerima
manfaat yang
belum tersedianya
anggaran untuk
terminasi
terminasi
dilaksanakan
bersamaan
adanya tindak
lanjut dari
pemerintah
1 bulan
21



Terminasi
tertuang dalam
berita acara
bimbingan lanjut
- Membuat surat
penyampaian
pemutusan kontrak
pelayanan kepada
instansi terkait
(Dinas Sosial
setempat dan
Kepala Desa)
akan
diterminasi
- Tersedianya
petugas yang
melaksanakan
terminasi
dengan
bimbingan lanjut
setempat untuk
tetap
memberikan
perhatian
kepada
penerima
manfaat yang
telah diterminasi








22

2. Kegiatan penunjang: ..............................................................................................
No.
Kegiatan
Penunjang
Kekuatan Kelemahan
Solusi
1.




Homecare
- Tersedianya tenaga pendamping
- Tersedianya petugas monitoring
- Tersedianya supervisi panti
- Tersedianya supervisi lokal
- Adanya respon positif dari
orangtua, masyarakat dan
pemerintah setempat setelah
berjalannya kegiatan
- kegiatan pelatihan pendamping
yang terlalu singkat
- kurangnya pemahaman
masyarakat mengenai kegiatan
pada saat seleksi calon
penerima manfaat
bekerja sama dengan instansi terkait
untuk mensosialisasikan kegiatan
lebih awal.
2.




PPJJ
- Tersedianya tenaga pendamping
- Tersedianya petugas monitoring
- Tersedianya supervisi panti
- Tersedianya supervisi lokal
- Adanya respon positif dari
orangtua, masyarakat dan
pemerintah setempat setelah
berjalannya kegiatan
- kegiatan pelatihan pendamping
yang terlalu singkat
- kurangnya pemahaman
masyarakat mengenai kegiatan
pada saat seleksi calon
penerima manfaat
bekerja sama dengan instansi terkait
untuk mensosialisasikan kegiatan
lebih awal.
3.

- adanya tanggapan positif dari - Tidak adanya panitia sosialisasi melakukan sosialisasi pada kegiatan-
23

4.


sosialisasi
masyarakat dan pemerintah
setempat
- tersedianya SDM/petugas
pelaksana
- tersedianya informasi mengenai
panti dan program-programnya.
- Jumlah lokasi sosialisasi masih
terbatas
kegiatan lain seperti seleksi, pameran,
binjut, dan penyaluran.
5.


Pertemuan
Orang Tua
(POT)
- Terjalinnya hubungan dan
komunikasi yang baik antara
pihak panti dan orangtua
- Tersedianya panitia kegiatan
POT
- Orang tua penerima manfaat
tidak semuanya bisa hadir
- Peserta POT yang diundang
berbeda tiap tahunnya/bergiliran


6.



Pameran
- Tersedianya bahan informasi
dan dokumentasi dari panti
- Tersedianya hasil keterampilan
penerima manfaat yang bisa
dipamerkan
- Tujuan sosialisasi sebagai
sarana sosialisasi belum tercapai
maksimal
- Ikut serta setiap ada
pelaksanaan pameran
24


BAB III
PENGEMBANGAN PROGRAM YANG SUDAH DILAKSANAKAN TAHUN 2014
1. Pembuatan buku saku yang memuat etika kerja dan tata yang
ditandatangani oleh semua pegawai PSBG Nipotowe Palu.
2. Pemantapan Motto layanan serta visi dan misi yang menjadi dasar atau
acuan dalam memberikan pelayanan kepada penerima manfaat.
3. Pembuatan kotak saran dan delik aduan masyarakat yang dimuat
dalam website panti.
4. Validasi data penerima manfaat dalam bentuk database
5. Pemutakhiran database Pegawai Negeri Sipil di lingkungan PSBG
Nipotowe Palu.
6. Penambahan pegawai kontrak untuk mendukung kelancaran proses
pelayanan seperti instruktur ketermpilan,juru masak, maupun petugas
kebersihan.
7. Pemberdayagunaan forum Case Conference dengan lebih optimal
sebagai sarana dalam menentukan jenis program pelayanan untuk
penerima manfaat maupun sebagai wadah dalam membahas kasus
yang terkait antara penerima manfaat dengan penerima manfaat,
penerima manfaat dengan pegawai, dan penerima manfaat dengan
masyarakat sekitar dengan tetap menjaga kerahasiaan yang
bersangkutan.
8. Penjangkuan pelayanan yang langsung bersentuhan dengan
masyrakat seperti Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga, Rehabiltasi
Sosial Berbasis Masyarakat, dan Tim Rekasi Cepat (TRC) selama
beberapa tahun terakhir hingga tahun 2013 terus menunjukkan hasil
yang sangat memuaskan terutama karena secara perlahan mulai
timbul kesadaran di masyarakat mengenai hak penyandang cacat
khususnya ODK Disabilitas Intelejensi dan keikutsertaan atau
pemberdayaan masyarakat itu sendiri
9. Koordinasi dengan Pemerintah Kota/Kabupaten yang semakin baik
dengan tersedianya data ODK disabilitas intelegensi dari Pemerintah
Kota/Kabupaten khususnya Dinas Sosial setempat yang dijadikan
acuan dalam melakukan seleksi untuk kegiatan pelayanan dalam panti
maupun dalam bentuk penjangkauan layanan (luar panti).
25

10. Peningkatan yang cukup siginifikan dari beberapa penerima manfaat
yang telah disalurkan yang mana telah mampu berdiri sendiri (mandiri)
secara ekonomi sehingga tidak lagi bergantung kepada orang lain
(keluarga) bahkan menjadi sumber kehidupan ekonomi keluarga.
11. Dalam hal mendukung sarana informasi dan komunikasi, PSBG
Nipotowe Palu telah menyediakan sarana wifi (hotspot) di enam titik
access point dengan bandwith sebesar 3 Mbps begitu juga line
telepone internal disediakan disetiap ruangan.
12. Transparansi dan optimalisasi realisasi anggaran



























26

BAB IV
RENCANA PROGRAM DAN RENCANA PENGAMBANGAN 2015

Pembangunan sektor kesejahteraan sosial di Indonesia yang di dalamnya
antara lain program peningkatan kesejahteraan social penyandang cacat,
merupakan bagian integral pembangunan kesejahteraan nasional,
dimaksudkan agar tidak seorangpun warga Negara Indonesia yang tidak
tersentuh pembangunan, termasuk didalamnya penyandang Tuna Grahita yang
tersebar di berbagai daerah yang sangat membutuhkan adanya pelayanan
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat akan diikuti
dengan meningkatnya permasalahan social termasuk permasalahan Orang
Dengan Kecacatan (ODK) tuna grahita. Salah satu upaya yang dilaksanaka
pemerintah melalui Kementerian Sosial RI dalam penanganan tuna grahita
adalah pelayanan melalui Panti Sosial Bina Grahita (PSBG).
Untuk kawasan Timur Indonesia adalah melalui Panti Sosial Bina Grahita
Nipotowe Palu sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan Dirjen Rehsos
Kementerian Sosial RI yang mempunyai tugas mmemberikan pelayanan dan
rehabilitasi social terhadap orang dengan kecacatan mental (tuna grahita) agar
rmereka dapat berintegrasi dengan masyarakat yang ada disekitarnya dan
mandiri dengan mengembangkan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan
kemampuannya.
Namun program pelayanan melalui sistem panti, PSBG Nipotowe Palu
mengalami berbagai masalah diantaranya keterbatasan kapasitas tampung,
dan juga adanya orang tua yang tidak mau berpisah jauh dengan anak-
anaknya.. Untuk itu salah satu bentuk upaya yang dilaksanakan PSBG
Nipotowe Palu dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan adalah melalui
Program Rehabilitasi berbasis masyarakat , atau pelayanan dan rehabilitasi
social di luar Panti (Non Panti) yaitu dengan cara menempatkan penerima
manfaat sesuai dengan hasil seleksi, konsultasi dan motivasi pada suatu tepat
atau lokasi yang sudah ditetapkan.
Prospek kegiatan penjangkauan PSBG Nipotowe Palu ke depannya
sangat menjanjikan. Sehingga Rehabilitasi Berbasis Masyarkat (RBM) perlu
mendapatkan perhatian yang lebih serius baik dalam bentuk proposal kegiatan,
TOR, RAB maupun ketersediaan data. Kegiatan penjangkauan dinilai sangat
efektif mengingat tanggungjawab pelayanan bukan hanya menjadi tugas pihak
panti tapi juga menjadi tanggungjawab keluarga, masyarakat, maupun instansi
pemerintah terkait.
27

Rehabilitasi berbasiskan masyarakat diyakini merupakan pendekatan
yang efektif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan ODK.
Permasalahan yang dialami oleh ODK yang ada di masyarakat tidak hanya
disebabkan oleh kecacatan individu yang dialaminya. Tetapi kenyataannya,
masyarakat masih banyak yang belum mengetahui bagaimana mereka
memperlakukan atau mengapresiasi ODK yang berada di masyarakat di tengah
kehidupan mereka sekaligus kurang memahami bagaimana menghadapi
permasalahan yang dialami ODK.
Melalui kegiatan rehabilitasi dengan menggunakan pendekatan
masyarakat melalui empowering community atau pemberdayaan masyarakat,
termasuk di dalamnya keluarga-keluarga para ODK serta ODK itu sendiri.
Rehabilitasi Berbasis Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan
kesadaran masyarakat, mengubah perilaku agar masyarakat berpartisipasi aktif
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan social bagi ODK melalui potensi dan
sumber-sumber yang ada di masyarakat. Dengan adanya pemberdayaan
masyarakat ini diharapkan masyarakat memiliki kesadaran bahwa
kesejahteraan sosial bagi ODK merupakan tanggung jawab bersama.
Masyarakat juga dapat menjadi kontrol dalam pemberian layanan bagi ODK.
Kegiatan RBM dapat terlaksana dengan optimal melalui koordinasi dan
kerjasama yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Organisasi
Masyarakat, ODK dan anggota keluarganya.
Program pemberdayaan ODK melalui RBM selain meningkatkan
kemampuan dan kemandirian ODK juga didasarkan pada kemampuan dari
masyarakat baik sebagai penggerak utama kegiatan atau kader RBM maupun
sebagai anggota masyarakat lainnya yang turut terlibat secara penuh. Kader
RBM sebagai penggerak utama kegiatan program di lapangan memiliki peran
penting yang harus dilaksanakan.
Tujuan pemberdayaan ODK dalam Program Rehabilitasi Berbasiskan
Masyarakat (RBM) diarahkan agar ODK dapat memiliki kemampuan dan
kemandirian sesuai dengan tingkat kecacatannya, melalui kegiatan-kegiatan
untuk meningkatkan kemampuan fungsional, vokasional, pendidikan dan
kemampuan sosial atau keberfungsional sosialnya.
Pengembangan Layanan Dalam dan Luar Panti
No Jenis Pelayanan Tahun
2014 2015
1. Pelayanan dalam panti 100 orang 70 orang
28

2. Pelayanan Luar Panti/
Outreach,
a. Rehabilitasi sosial
berbasis masyarakat
b. Rehabilitasi sosial
berbasis keluarga
c. Tim reaksi cepat (TRC)


30 orang

20 orang

10 orang


46 orang

34 orang

10 orang
Jumlah 160 orang 160 orang





























29

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pelayanan dan Rehabilitasi sosial pada panti Bina Grahita Nipotowe
Palu sedang mengalami pengembangan secara bertahap dari tahun ke
tahun.
2. Model pelayanan penjangkauan ( Rehabilitasi sosial berbasis
masyarakat, keluarga dan tim reaksi cepat ) menunjukkan peningkatan
yang signifikan dilihat dari tingginya partisipasi masyarakat untuk terlibat
dalam kegiatan tersebut.
3. Dalam hal faktor penunjang pelayanan ( sumber daya manusia,
infarstruktur ) akan terus dikembangkan disamping melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan- kegiatan yang sudah
berjalan.

B. SARAN
1. Diharapkan ke depan jabatan fungsional mempunyai unit tersendiri yang
tugas dan fungsinya sangat mutlak terutama terhadap pelayanan dan
rehabilitasi.
2. Nama panti sosial di ubah menjadi pusat rehabilitasi sosial


30

Anda mungkin juga menyukai