Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN SOSIAL

REPUBLIK INDONESIA

POLA PENGASUHAN
RUMAH BAGI PENYANDANG
DISABILITAS INTELEKTUAL

Disampaikan pada kegiatan Parenting Skill Bagi Disabilitas Intelektual PSBG Nipotowe Palu Tahun 2016
Mamuju Tengah, Sulawesi Barat 28 April 2016

PENTINGNYA POLA ASUH


DALAM KELUARGA

Apa yang diharapkan dari penerapan pola asuh


yang tepat?
1. Kemandirian
2. Bertanggungjawab
3. Peka terhadap lingkungan sosialnya
4. kemampuan menyaring sisi baik dan dari
pergaulan di masyarakat
5. Kedekatan Emosional yang terus tumbuh dan
terjalin setiap saat antara anak dan orangtua.

Jenis-jenis Pola Asuh dan ciri-cirinya

Pola Asuh otoriter : komunikasi satu arah dan orang tualah yang
menentukan segala sesuatu, memaksakan kehendak, membuat
aturan-aturan yang ketat, selalu memberikan hukuman pada
perbuatan yang salah dan jarang memberikan hadiah kepada
anak.
Pola Asuh Liberal :antara orang tua dan anak tidak ada
komunikasi, anak diberi kebebasan yang mutlak dalam
bertindak, berbuat dan berperilaku tanpa adanya bimbingan dan
kontrol dari orang tua, tidak adanya aturan yang ketat dari orang
tua, hadiah dan hukuman tidak diterapkan.
Pola Asuh Demokratis : Pola asuh yang bersifat demokratis
adalah pola asuh yang mempunyai karakteristik : komunikasi dua
arah antara anak dan orang tua; orang tua memperhatikan dan
menghargai kebebasan anak, namun bukan kebebasan yang
mutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian kepada
anak; hukuman diberikan pada perilaku yang salah dan hadiah
pada perilaku yang benar/perilaku prestas

Pandangan orangtua yang memiliki


anak penyandang disabilitas
intelektual

Dianggap sebagai aib keluarga : pada keluarga dengan


anggapan seperti ini menjadikan mereka sebagai suatu
kesialan sehingga terkadang mereka tidak dirawat, tidak
disekolahkan, atau bahkan dibuang dan diterlantarkan.
Dianggap sebagai pembawa keberuntungan : pada
sebagiankeluarga dengan anggapan seperti ini menjadikan
mereka ditutupi dari lingkungan masyarakat namun
terkadang sangat dimanja, tidak disekolahkan karena
anggapan apabila anak tersebut jauh dari mereka maka
keberuntungan tersebut akan hilang.
Dianggap sama seperti anggota keluarga yang lain :keluarga
dengan anggapan seperti ini menjadikan mereka sama dan
sederajat dengan saudara-saudaranya yang normal, mereka
disekolahkan, minat dan bakat mereka diperhatikan

Penyebab munculnya kesalahan


pola asuh bagi disabilitas intelektual

Ketidaksabaran orangtua
Meremehkan kemampuan anak
Memandang sebelah mata seolah-olah
mereka tidak mempunyai sesuatu yang
bisa diandalkan.
Konsep rasa belas kasihan sehingga
melupakan hak-hak mereka.
Kurangnya pemahaman orangtua
mengenai karateristik mereka

Faktanya......

Disabilitas intelektual dengan kecacatan yang dimiliki menuntut orangtua untuk lebih
dahulu memenuhi kebutuhan anak mereka yang mengalami kecacatan, sehingga hal
tersebut membentuk suatu persepsi yang kemudian baik sadar maupun tidak
mempengaruhi dalam penerapan pola asuh. Disisi lain anak-anak penyandang
disabilitas intelektual memiliki keinginan di dalam dirinya untuk mempunyai
kemampuan yang sama dengan anak normal dan dengan latihan dan bimbingan yang
konsisten akan dapat meningkatkan kemampuan perawatan diri mereka.
bahwa persepsi orang tua terhadap kecacatan anak dapat mempengaruhi penerapan
pola asuh orangtua. Penerapan pola asuh tersebut terjadi dikarenakan pandangan
orang tua dalam melihat keadaaan anak, di mana orang tua beranggapan bahwa orang
tua yang memiliki anak tuna grahita memiliki pola asuh yang berbeda-beda seperti pola
asuh otoriter karena menganggap anaknya tidak mempunyai pikiran atau tingkah laku
yang normal sehingga memperlakukan anak hanya sesuai kehendak orang tuanya,
selain itu pola asuh permisif orang tua mengutamakan kebebasan anak sepenuhnya
untuk mengungkapkan dan mendapatkan keinginan serta kemauannya dimana orang
tua tidak memberikan tanggung jawab kepada anak, karena pola komunikasi yang
terjadi yaitu satu arah dari anak dan pola asuh demokratis orangtua selalu membantu
anaknya tapi juga tanpa henti memberikan latihan atau stimulan agar anaknya menjadi
lebih mampu bertanggung jawab.

Faktanya.......

Pemberian pola asuh yang tepat dapat


mendorong mereka untuk berkembang
menurut batas kemampuannya.
Disabilitas intelektual yang memiliki
fisik yang sempurna masih dapat
dikembangkan minatnya pada bidang
olahraga. Dengan taraf mampu didik
dan mampu latih mereka masih bisa
berjualan kue, beternak, atau bahkan
berwira swasta

Apa yang orangtua harus


tekankan terlebih dahulu...?

Bahwa setiap anak adalah anugerah


Bahwa setiap anak terlahir istimewa
Berhasil atau tidaknya seorang anak
tergantung dari orangtua dan
keluarganya
Bahwa penerimaan anak terhadap
lingkungan sosialnya merupakan tolak
ukur kesuksesan pola asuh yang
diterapkan

Dari mana memulai....?

Kenali karateristik anak (mampu didik, mampu


latih, mampu didik dan mampu latih.
Jadikan orangtua sebagai orang yang paling dekat
dan paling dipercaya
Mumupuk rasa percaya diri anak dengan
memberikan penghargaan terhadap sebuah
prestasi (sekecil apapun) dan tetap mengarahkan
mereka jika mereka melakukan kesalahan
Jangan membandingkan mereka dengan anak
normal dan tetap yakin bahwa mereka punya
kelebihan yang mungkin tidak dimiliki anak
lainnya.

Apa yang harus dipenuhi


oleh orangtua

Pemenuhan kebutuhan Fisik


Pemenuhan kebutuhan fisik ini sangat penting untuk
pertumbuhan penyandang disabilitas intelektual.
Kebutuhan fisik ini harus dipenuhi karena dengan
pemenuhan kebutuhan fisik penyandang disabilitas
dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan
kehidupannya sehari hari. Kebutuhan fisik tersebut
terdiri dari : merawat diri, mengurus diri, dan
menolong diri (ADL/Activity Daily Living/Aktivitas
hidup sehari-hari). Mayoritas penyandang disabilitas
intelektual masih membutuhkan bantuan orang
tuanya dalam memenuhi kebutuhan fisik tersebut.
Orang tua atau pengasuh masih harus memenuhi
kebutuhan isik sebelum berangkat bekerja.

Pada aktivitas kehidupan sehari-hari


(ADL)apa yang harus diajarkan...?
ADL Pribadi
Makan dan minum (dengan tangan
atau sendok)
Memakai baju dan celana sendiri
Mandi
Buang air besar dan kecil

Pada aktivitas kehidupan sehari-hari


(ADL)apa yang harus diajarkan...?
ADL Umum
Membersihkan dan merapikan tempat
tidur.
Menyapu di dalam rumah atau
dihalaman
Menolong orangtua mengerjakan
pekerjaan rumah
Menolong tetangga
dll

Pada aktivitas kehidupan sehari-hari


(ADL)apa yang harus diajarkan...?
Lokomosi
Pengenalan arah, seperti kiri dan
kanan, depan belakang, utara selatan
barat timur
Pengenalan waktu, jam, hari, tanggal,
tahun
Anggota Keluarga
Mengenalkan nama orangtua, saudara,
keluarga dekat, tetangga

Kebutuhan akan
penghargaan

Dalam pemenuhan kebutuhan akan


penghargaan ini penyandang disabilitas
intelektual sebaiknya diberikan
penghargaan setiap menyelesaikan
tugas sehari hari atau tugas apa saja
yang dipercayakan kepadanya.
Kebutuhan akan penghargaan ini terdiri
dari: pemberian hadiah dan perasaan
bangga atas identitas

Kebutuhan akan komunikasi

Penyandang disabilitas intelektual


diberikan kebebasan untuk
menyampaikan keinginannya.
Orangtua hendaknya dapat
memberikan komunikasi dua arah.
Cara berkomunikasi dapt dilakukan
dengan menatap matanya atau
memegang tangannya.

Pemenuhan kebutuhan bersosialisasi


dengan masyarakat dan lingkungannya

Memberikan kesempatan untuk


mengenyam pendidikan di SLB atau
Panti Rehabilitasi
Membiarkan mereka bergaul dan
berteman
Memberikan kebebasan untuk ikut
dalam kegiatan keagamaan, kegiatan
adat, dll

Apa yang perlu


diperhatikan...?

Catat perkembangannya dari waktu


kewaktu sekecil apapun.
Jika ditemui kendala dalam pola
pembinaannya yang tidak berjalan
efektif maka bisa dihentikan sejenak
untuk dicari atau dievaluasi letak
kesalahannya

Kesimpulannya...

Pola asuh yang digunakan dalam pengasuhan


penyandang disabilitas intelektual adalah
pola asuh demokratis dengan tidak
membeda-bedakan dengan saudarasaudaranya yang normal, dengan tetap
memperhatikan kebutuhan mereka terhadap
pendidikan, kebutuhan akan penghargaan,
kebebasan dalam berinteraksi dengan
lingkungan sosial, dll
Sabar adalah kunci pokok berhasil atau
tidaknya dalam menerapkan pola asuh

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai