Anda di halaman 1dari 32

DASAR-DASAR

PEMASYARAKATAN
Drs. SUBIYANTORO, Bc.IP.,MM
Kadiv. Pemasyarakatan Kanwil
KemenkumHAM Sumsel
SEJARAH PEMASYARAKATAN

Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila ;


pemikiran mengenai fungsi pemidanaan tidak lagi sekedar penjeraan
merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi sosial
dengan suatu sistem perlakuan terhadap para pelanggar hukum di
Indonesia>>> Sistem Pemasyarakatan
Istilah pemasyarakatan, disampaikan oleh Almarhum Bapak
SAHARDJO, SH (Menteri Kehakiman pada saat itu) pada tanggal 5 juli
1963 dalam pidato penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa oleh
Universitas Indonesia.
Pemasyarakatan oleh beliau dinyatakan sebagai tujuan dari pidana
penjara
PRINSIP-PRINSIP POKOK
SISTEM PEMASYARAKATAN

konperensi dinas para pimpinan kepenjaraan - 27 April 1964 di


Lembang; pidana penjara di Indonesia dilakukan dengan sistem
pemasyarakatan,
sambutan Menteri Kehakiman Republik Indonesia - rapat kerja
terbatas Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga tahun 1976; prinsip-prinsip
untuk bimbingan dan pembinaan sistem pemasyarakatan dalam koperensi
Lembang tahun 1964 -- sepuluh prinsip pokok dari konsepsi
pemasyarakatan
Dalam perkembangan selanjutnya, pelaksanaan sistem
pemasyarakatan semakin mantap dengan diundangkannya Undang
Undang Nomor: 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
Dengan adanya Undang Undang Pemasyarakatan ini
maka makin kokoh usaha-usaha untuk mewujudkan
visi Sistem Pemasyarakatan, sebagai tatanan
mengenai arah dan batas serta cara pembinaan
Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan
Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu
antara Pembina, yang dibina dan masyarakat
untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan
Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan,
memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak
pidana sehingga dapat diterima kembali oleh
lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan
dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar
sebagai warga yang baik dan bertanggungjawab
SISTIM PEMASYARAKATAN

adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas


serta cara perlakuan terhadap Warga Binaan
Pemasyarakatan, Benda Sitaan dan Barang
Rampasan berdasarkan Pancasila yang
dilaksanakan secara terpadu antara petugas
pemasyarakatan, aparat penegak hukum lainnya,
dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas
hidup, kehidupan, dan penghidupan dengan
mengedepankan prinsip perlindungan hukum dan
penghormatan hak asasi pelanggar hukum
Sistem pemasyarakatan berfungsi
menyiapkan Warga Binaan
Pemasyarakatan agar dapat
berintegrasi secara sehat dengan
masyarakat, sehingga dapat berperan
kembali sebagai anggota masyarakat
yang bebas dan bertanggung jawab.
Sistem pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan
asas :
pengayoman;
persamaan perlakuan dan pelayanan;
pendidikan;
pembimbingan;
penghormatan, pemajuan, pemenuhan, perlindungan, dan
penegakan hak asasi manusia;
kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya
penderitaan;
terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan
keluarga dan orang-orang tertentu; dan
reintegrasi sosial
Pemasyarakatan merupakan alat negara
yang mempunyai peran dalam penegakan
hukum untuk memberikan pelayanan
tahanan, pembinaan narapidana,
pembimbingan klien pemasyarakatan, dan
pengentasan anak didik pemasyarakatan,
serta pengelolaan benda sitaan dan barang
rampasan negara dalam rangka memberikan
perlindungan dan pemenuhan hak asasi
manusia
Untuk melaksanakan tugas pemasyarakatan dibentuk
UPT Pemasyarakatan.
UPT Pemasyaraskatan berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal.
Direktur jenderal memiliki kewenangan secara
otonom dalam pengelolaan sumber daya manusia,
sarana prasarana, keuangan dan pengawasan
terhadap UPT.
Direktur jenderal menetapkan, menyelenggarakan
dan mengendalikan kebijakan teknis
pemasyarakatan.
Direktur jenderal bertanggung jawab atas kegiatan
operasional
Ketentuan mengenai pembentukan organisasi,
klasifikasi, tipologi, dan tata kerja UPT
pemasyarakatan diatur dengan Peraturan Menteri.
Tugas Pemasyarakatan adalah :
melakukan pelayanan tahanan;
melakukan pembinaan narapidana
dan anak didik pemasyarakatan;
melakukan pembimbingan klien
pemasyarakatan;
melakukan pengelolaan benda
sitaan dan barang rampasan;
memberikan perlindungan dan
pengayoman terhadap Warga Binaan
Pemasyarakatan dengan mengedapankan
pemenuhan Hak Asasi Manusia.
Proses Pemasyarakatan

pembinaan dilaksanakan melalui empat (4)


tahapan sebagai suatu kesatuan proses yang
bersifat terpadu, yaitu
Tahap Pertama :
Pembinaan tahap ini disebut pembinaan tahap awal,
dimana kegiatan masa pengamatan, penelitian dan
pengenalan lingkungan untuk menentukan perencanaan
program pembinaan kepribadian dan kemandirian yang
waktunya dimulai pada saat yang bersangkutan
berstatus sebagai narapidana sampai dengan 1/3
(sepertiga) dari masa pidananya. Pembinaan pada tahap
ini masih dilakukan dalam Lapas dan pengawasannya
maksimum security.
Tahap kedua :
Jika proses pembinaan terhadap narapidana yang
bersangkutan telah berlangsung selama-lamanya
1/3 dari masa pidana yang sebenarnya dan
menurut pendapat Tim Pengamat Pemasyarakatan
(TPP) sudah dicapai cukup kemajuan, antara lain
menunjukkan keinsyafan, perbaikan disiplin dan
patuh pada peraturan tata tertib yang berlaku di
lembaga, maka kepada narapidana yang
bersangkutan diberikan kebebasan lebih banyak
dan ditempatkan pada Lapas melalui pengawasan
medium security.
Tahap ketiga :
Jika proses pembinaan terhadap narapidana
telah dijalani dari masa pidana yang
sebenarnya dan menurut tim TPP telah dicapai
cukup kemajuan, maka wadah proses pembinaan
diperluas dengan Asimilasi yang pelaksanaannya
terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama
dimulai sejak berakhirnya tahap awal sampai
dengan dari masa pidananya, tahap kedua
dimulai sejak berakhirnya masa lanjutan
pertama sampai dengan 2/3 dari masa
pidananya. Dalam tahap ini dapat diberikan
Pembebasan Bersyarat atau Cuti Menjelang
Bebas dengan pengawasan minimum security.
Tahap keempat :
Pembinaan pada tahap ini terhadap narapidana
yang memenuhi syarat diberikan Cuti Menjelang
Bebas atau Pembebasan Bersyarat dan
pembinaannya dilakukan di luar Lapas oleh Balai
Pemasyarakatan (Bapas) yang kemudian disebut
Pembimbingan Klien Pemasyarakatan.
Dalam melaksanakan pembinaan, maka terdapat
acuan program yang harus diikuti. Program-
program pembinaan yang dimaksud meliputi dua
bidang terdiri dari :
1. Pembinaan Kepribadian yang meliputi :

a. Pembinaan kesadaran beragama;


b. Pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara;
c. Pembinaan kemampuan intelektual;
d. Pembinaan kesadaran hukum;
e. Pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat.
2. Pembinaan Kemandirian yang meliputi :

a. Keterampilan untuk mendukung usaha mandiri, misalnya


kerajinan tangan, industri rumah tangga, reparasi mesin dan
alat elektronika dan sebagainya;
b. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri kecil,
misalnya pengelolaan bahan mentah sektor pertanian dan
bahan alam menjadi bahan setengah jadi atau jadi (mengolah
rotan menjadi perabotan rumah tangga, pengolahan makanan
ringan berikut pengawetannya, pembuatan batu bata,
genteng dan batako);
c. Keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan bakatnya
masing-masing;
d. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri atau
kegiatan pertanian (perkebunan) dengan menggunakan
teknologi madya atau teknologi tinggi
PEMBEBASAN BERSYARAT
ADALAH PROSES PEMBINAAN NARAPIDANA
DAN ANAK PIDANA DILUAR LAPAS SETELAH
MENJALANI SEKURANG KURANGNYA 2/3
MASA PIDANA MINIMAL 9(SEMBILAN)
BULAN

CUTI MENJELANG BEBAS


ADALAH PROSES PEMBINAAN
NARAPIDANA DAN ANAK PIDANA
DILUAR LAPAS SETELAH MENJALANI
2/3 MASA PIDANA MINIMAL SEKURANG
KURANGNYA 9(SEMBILAN) BULAN
BERKELAKUAN BAIK
CUTI BERSYARAT
ADALAH PROSES PEMBINAAN NARAPIDANA DAN
ANAK PIDANA NARAPIDANA DAN ANAK PIDANA
DILUAR LAPAS BAGI NARAPIDANA DAN ANAK
PIDANA YANG DIPIDANA 1 TAHUN KEBAWAH ,
SEKURANG KURANGNYA TELAH MENJALANI 2/3
MASA PIDANA
ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT , CUTI MENJELANG
BEBAS DAN CUTI BERSYARAT
DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN
ASAS ASAS DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM
PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN SERTA BERDASARKAN
ASAS PENGAYOMAN , PERSAMAAN PERLAKUAN, DAN
PELAYANAN PENDIDIKAN, PEMBIMBINGAN,
PENGHORMATAN HARKAT DAN MARTABAT MANUSIA.
KEHILANGAN KEMERDEKAAN MERUPAKAN SATU SATUNYA
PENDERITAAN DAN TERJAMINNYA HAK UNTUK TETAP
BERHUBUNGAN DENGAN KELUARGA DAN ORANG ORANG
TERTENTU
Grasi
adalah pengampunan dari kejahatan dan
hukuman yang terkait dengannya. Hal
ini diberikan oleh seorang kepala
negara, seperti raja atau presiden,
atau oleh otoritas gereja yang
kompeten,yang berarti mengurangi
hukuman kejahatan tanpa memaafkan
kejahatan itu sendiri.
Amnesti
(dari amnestia Yunani,yang artinya
dilupakan) adalah tindakan legislatif atau
eksekutif di mana suatu negara
mengembalikan orang-orang yang
mungkin telah bersalah karena
melakukan kejahatan terhadap pihak
yang tidak bersalah. Hal ini mencakup
lebih dari maaf.Kata Amnesti memiliki
akar yang sama dengan amnesia.
Abolisi adalah tindakan penghapusan
atau pembatalan, merupakan sarana
praktek yang ada hukum
Rehabilitasi :
Pengembalian hak seseorang, misalnya nama
baik.

Remisi:
Pengurangan Masa Hukuman bagi
Narapidana
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai