pemikiran mengenai fungsi pemidanaan tidak lagi sekedar penjeraan merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi sosial dengan suatu sistem perlakuan terhadap para pelanggar hukum di Indonesia>>> Sistem Pemasyarakatan Istilah pemasyarakatan, disampaikan oleh Almarhum Bapak SAHARDJO, SH (Menteri Kehakiman pada saat itu) pada tanggal 5 juli 1963 dalam pidato penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa oleh Universitas Indonesia. Pemasyarakatan oleh beliau dinyatakan sebagai tujuan dari pidana penjara PRINSIP-PRINSIP POKOK SISTEM PEMASYARAKATAN
konperensi dinas para pimpinan kepenjaraan - 27 April 1964 di
Lembang; pidana penjara di Indonesia dilakukan dengan sistem pemasyarakatan, sambutan Menteri Kehakiman Republik Indonesia - rapat kerja terbatas Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga tahun 1976; prinsip-prinsip untuk bimbingan dan pembinaan sistem pemasyarakatan dalam koperensi Lembang tahun 1964 -- sepuluh prinsip pokok dari konsepsi pemasyarakatan Dalam perkembangan selanjutnya, pelaksanaan sistem pemasyarakatan semakin mantap dengan diundangkannya Undang Undang Nomor: 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Dengan adanya Undang Undang Pemasyarakatan ini maka makin kokoh usaha-usaha untuk mewujudkan visi Sistem Pemasyarakatan, sebagai tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara Pembina, yang dibina dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggungjawab SISTIM PEMASYARAKATAN
adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas
serta cara perlakuan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan, Benda Sitaan dan Barang Rampasan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara petugas pemasyarakatan, aparat penegak hukum lainnya, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup, kehidupan, dan penghidupan dengan mengedepankan prinsip perlindungan hukum dan penghormatan hak asasi pelanggar hukum Sistem pemasyarakatan berfungsi menyiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan agar dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab. Sistem pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas : pengayoman; persamaan perlakuan dan pelayanan; pendidikan; pembimbingan; penghormatan, pemajuan, pemenuhan, perlindungan, dan penegakan hak asasi manusia; kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan; terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang-orang tertentu; dan reintegrasi sosial Pemasyarakatan merupakan alat negara yang mempunyai peran dalam penegakan hukum untuk memberikan pelayanan tahanan, pembinaan narapidana, pembimbingan klien pemasyarakatan, dan pengentasan anak didik pemasyarakatan, serta pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara dalam rangka memberikan perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia Untuk melaksanakan tugas pemasyarakatan dibentuk UPT Pemasyarakatan. UPT Pemasyaraskatan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal. Direktur jenderal memiliki kewenangan secara otonom dalam pengelolaan sumber daya manusia, sarana prasarana, keuangan dan pengawasan terhadap UPT. Direktur jenderal menetapkan, menyelenggarakan dan mengendalikan kebijakan teknis pemasyarakatan. Direktur jenderal bertanggung jawab atas kegiatan operasional Ketentuan mengenai pembentukan organisasi, klasifikasi, tipologi, dan tata kerja UPT pemasyarakatan diatur dengan Peraturan Menteri. Tugas Pemasyarakatan adalah : melakukan pelayanan tahanan; melakukan pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan; melakukan pembimbingan klien pemasyarakatan; melakukan pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan; memberikan perlindungan dan pengayoman terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan dengan mengedapankan pemenuhan Hak Asasi Manusia. Proses Pemasyarakatan
pembinaan dilaksanakan melalui empat (4)
tahapan sebagai suatu kesatuan proses yang bersifat terpadu, yaitu Tahap Pertama : Pembinaan tahap ini disebut pembinaan tahap awal, dimana kegiatan masa pengamatan, penelitian dan pengenalan lingkungan untuk menentukan perencanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian yang waktunya dimulai pada saat yang bersangkutan berstatus sebagai narapidana sampai dengan 1/3 (sepertiga) dari masa pidananya. Pembinaan pada tahap ini masih dilakukan dalam Lapas dan pengawasannya maksimum security. Tahap kedua : Jika proses pembinaan terhadap narapidana yang bersangkutan telah berlangsung selama-lamanya 1/3 dari masa pidana yang sebenarnya dan menurut pendapat Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) sudah dicapai cukup kemajuan, antara lain menunjukkan keinsyafan, perbaikan disiplin dan patuh pada peraturan tata tertib yang berlaku di lembaga, maka kepada narapidana yang bersangkutan diberikan kebebasan lebih banyak dan ditempatkan pada Lapas melalui pengawasan medium security. Tahap ketiga : Jika proses pembinaan terhadap narapidana telah dijalani dari masa pidana yang sebenarnya dan menurut tim TPP telah dicapai cukup kemajuan, maka wadah proses pembinaan diperluas dengan Asimilasi yang pelaksanaannya terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama dimulai sejak berakhirnya tahap awal sampai dengan dari masa pidananya, tahap kedua dimulai sejak berakhirnya masa lanjutan pertama sampai dengan 2/3 dari masa pidananya. Dalam tahap ini dapat diberikan Pembebasan Bersyarat atau Cuti Menjelang Bebas dengan pengawasan minimum security. Tahap keempat : Pembinaan pada tahap ini terhadap narapidana yang memenuhi syarat diberikan Cuti Menjelang Bebas atau Pembebasan Bersyarat dan pembinaannya dilakukan di luar Lapas oleh Balai Pemasyarakatan (Bapas) yang kemudian disebut Pembimbingan Klien Pemasyarakatan. Dalam melaksanakan pembinaan, maka terdapat acuan program yang harus diikuti. Program- program pembinaan yang dimaksud meliputi dua bidang terdiri dari : 1. Pembinaan Kepribadian yang meliputi :
a. Pembinaan kesadaran beragama;
b. Pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara; c. Pembinaan kemampuan intelektual; d. Pembinaan kesadaran hukum; e. Pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat. 2. Pembinaan Kemandirian yang meliputi :
a. Keterampilan untuk mendukung usaha mandiri, misalnya
kerajinan tangan, industri rumah tangga, reparasi mesin dan alat elektronika dan sebagainya; b. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri kecil, misalnya pengelolaan bahan mentah sektor pertanian dan bahan alam menjadi bahan setengah jadi atau jadi (mengolah rotan menjadi perabotan rumah tangga, pengolahan makanan ringan berikut pengawetannya, pembuatan batu bata, genteng dan batako); c. Keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan bakatnya masing-masing; d. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri atau kegiatan pertanian (perkebunan) dengan menggunakan teknologi madya atau teknologi tinggi PEMBEBASAN BERSYARAT ADALAH PROSES PEMBINAAN NARAPIDANA DAN ANAK PIDANA DILUAR LAPAS SETELAH MENJALANI SEKURANG KURANGNYA 2/3 MASA PIDANA MINIMAL 9(SEMBILAN) BULAN
CUTI MENJELANG BEBAS
ADALAH PROSES PEMBINAAN NARAPIDANA DAN ANAK PIDANA DILUAR LAPAS SETELAH MENJALANI 2/3 MASA PIDANA MINIMAL SEKURANG KURANGNYA 9(SEMBILAN) BULAN BERKELAKUAN BAIK CUTI BERSYARAT ADALAH PROSES PEMBINAAN NARAPIDANA DAN ANAK PIDANA NARAPIDANA DAN ANAK PIDANA DILUAR LAPAS BAGI NARAPIDANA DAN ANAK PIDANA YANG DIPIDANA 1 TAHUN KEBAWAH , SEKURANG KURANGNYA TELAH MENJALANI 2/3 MASA PIDANA ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT , CUTI MENJELANG BEBAS DAN CUTI BERSYARAT DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN ASAS ASAS DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN SERTA BERDASARKAN ASAS PENGAYOMAN , PERSAMAAN PERLAKUAN, DAN PELAYANAN PENDIDIKAN, PEMBIMBINGAN, PENGHORMATAN HARKAT DAN MARTABAT MANUSIA. KEHILANGAN KEMERDEKAAN MERUPAKAN SATU SATUNYA PENDERITAAN DAN TERJAMINNYA HAK UNTUK TETAP BERHUBUNGAN DENGAN KELUARGA DAN ORANG ORANG TERTENTU Grasi adalah pengampunan dari kejahatan dan hukuman yang terkait dengannya. Hal ini diberikan oleh seorang kepala negara, seperti raja atau presiden, atau oleh otoritas gereja yang kompeten,yang berarti mengurangi hukuman kejahatan tanpa memaafkan kejahatan itu sendiri. Amnesti (dari amnestia Yunani,yang artinya dilupakan) adalah tindakan legislatif atau eksekutif di mana suatu negara mengembalikan orang-orang yang mungkin telah bersalah karena melakukan kejahatan terhadap pihak yang tidak bersalah. Hal ini mencakup lebih dari maaf.Kata Amnesti memiliki akar yang sama dengan amnesia. Abolisi adalah tindakan penghapusan atau pembatalan, merupakan sarana praktek yang ada hukum Rehabilitasi : Pengembalian hak seseorang, misalnya nama baik.
Remisi: Pengurangan Masa Hukuman bagi Narapidana Terima Kasih
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu