Anda di halaman 1dari 36

TUGAS PENOLOGI

TINJAUAN UMUM MENGENAI


PEMBINAAN NARAPIDANA
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG
PEMASYARAKATAN

I PUTU ANDIKA PRATAMA 1503005162


PUTU SARTIKA SUKMADEWI 1503005128
NI KADEK ARI ASTITI DIANA 1503005104

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA


DENPASAR
2017
MATERI BAHASAN

1. Sejarah Singkat Kepenjaraan


2. Sejarah Singkat Pemasyarakatan
3. Perbedaan Sistem Kepenjaraan dengan
Sistem Pemasyarakatan
4. Pengertian Pembinaan
5. Pembinaan Narapidana
6. Dasar Hukum Pembinaan Narapidana
7. Proses Pembinaan Narapidana
8. Kelebihan dan Kekurangan Pembinaan
Narapidana
KEPENJARAAN DAN
PEMASYARAKATAN
SEJARAH SINGKAT KEPENJARAAN
Inggris (1553) yang menggunakan istilah Puri (Kastil)
Bridewell di London yang awalnya digunakan sebagai
tempat penampungan, berubah fungsi menjadi tempat
penyiksaan para pengemis dan gelandangan.
Belanda (1596) didirikan Thuchthius (rumah tertib)
yang dihuni oleh narapidana yang menjalani pidana
dengan katagori berat.
Amerika Serikat (1790) bernama Walnut Street Jail di
Philadelphia. Selain itu juga dikenal adanya
Panitentiary yaitu untuk penjahat kelas berat atau
pelaku tindak pidana yang melakukan pelanggaran
dengan pemberatan. Kemudian berkembang tipe penjara
Reformatory (1870) yang digunakanbagi hukum pada
usia (kisaran umur 16-30 tahun) dan wanita yang
melakakan pelanggaran berat.
Menurut Wirjono Prodjodikoro terdapat 3 sistem
kepenjaraan didunia yaitu:
Sistem Pensylvania,

Sistem Auburn,

Sistem Irlandia.

Disamping itu terdapat beberapa sistem yaitu


sebagai berikut:
Sistem Elmira;

Sistem Borstal;

Sistem Osborne.

Sumber: Widodo dan Wiwik Utami, ., Hukum Pidana dan


Penologi, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.
GAMBAR PENJARA
SEJARAH SINGKAT PEMASYARAKATAN
Sistem pemasyarakatan memperoleh pengakuan secara
yuridis formal setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, yang mulai
diundangkan pada tanggal 30 Desember 1995.
Secara filosofis Pemasyarakatan adalah sistem
pemidanaan yang sudah jauh bergerak meninggalkan filosofis
retributif (pembalasan), Deterennce (penjeraan), dan
resosialisasi.
Sistem pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka
membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi
manusia seutuhnya, menyadari kesaiahan, memperbaiki diri, dan
tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali
oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam
pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang
baik dan bertanggung jawab.
GAMBAR PEMASYARAKATAN
PERBEDAAN SISTEM
KEPENJARAAN DENGAN
SISTEM PEMASYARAKATAN
SISTEM KEPENJARAAN
Konsep
Memberi efek jera terhadap narapidana

Sistem
Sistem Pensylvania (Separate System);
Sistem Aburn (Silent Sistem);
Sitem Irlandia (Ticket Of Life);
Sistem Elmira;
Sistem Borstal;
Sistem Osborne.

Prinsip
Dehumanisasi
Desosialisasi
Perampasan kemerdekaan
Penyiksaan narapidana
SISTEM PEMASYARAKATAN

Konsep
Pembinaan terhadap narapidana

Sistem
Rehabilitatif, Korektif dan Edukatif
Sepuluh Prinsip Pembinaan Narapidana

Ayomi dan beri bekal hidup agar mereka dapat menjalankan


peranannya sebagai warga masyarakat yang baik dan
berguna
Penjatuhan pidana bukan tindakan balas dendam negara
Berikan bimbingan bukan penyiksaan supaya mereka
bertobat
Negara tidak berhak membuat mereka menjadi lebih buruk
atau jahat daripada sebelum dijatuhi pidana
Selama kehilangan kemerdekaan bergerak, para narapidana
dan anak didik ahrus dikenalkan dengan dan tidak boleh
diasingkan dari namsyarakat
Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana dan anak didik
tidak boleh diberikan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
dinas atau kepentingan negara sewaktu-waktu saja.
Pekerjaan yang diberikan harus satu dengan pekerjaan di
masyarakat dan yang menunjang usaha peningkatan
produksi
Bimbingan dan didikan yang diberikan kepada
narapidana dan anak didik ahrus berdasarkan
pancasila
Narapidana dan anak didik sebagai orang-ornag
yang tersesat adalah manusia, dan mereka harus
diperlakukan sebagai manusia
Narapidana dan anak didik hanya dijatuhi pidana
hilang kemerdekaan sebagai slaah satu derita yang
dialaminya
Disediakan dan dipupuk saana-sarana yang dapat
mendukung fungsi rehabilitatif, korektif dan edukatif
dalam pemasyarakatan
PEMBINAAN DAN
PEMBINAAN NARAPIDANA
PENGERTIAN PEMBINAAN

PEMBINAAN BINA

Pembinaan secara umum berarti proses,


pembuatan, cara, pembaharuan, usaha dan
tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara
berdaya guna dan berhasil guna
NARAPIDANA

WARGA BINAAN
PEMBINAAN NARAPIDANA

Keputusan Menteri Kehakiman Nomor:


M.02-PK.04.10 Tahun 1990 Tentang Pola
Pembinaan Narapidana/Tahanan

Semua usaha yang ditujukan untuk


memperbaiki dan meningkatkan akhlak
(budi pekerti) para narapidana yang
berada didalam Lembaga
Pemasyarakatan/Rutan.
DASAR HUKUM PEMBINAAN
NARAPIDANA
UNDANG UNDANG
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan

PERATURAN PEMERINTAH
PP 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan
Warga Binaan Pemasyarakatan
PP 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan
Hak Warga Binaan Pemasyarakatan
PP 57 Tahun 1999 tentang Kerjasama Penyelenggaraan
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan

KEPUTUSAN PRESIDEN
Kepres 174 Tahun 1999 tentang Remisi
KEPUTUSAN MENTERI
Kepmen Tahun 1988 tentang Tambahan Remisi Bagi
Narapidana Yang Menjadi Donor Organ Tubuh dan
Donor Darah
Kepmen Tahun 1990 tentang Dana Penunjang
Narapidana dan Insentif Karya Narapidana
Kepmen Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan
Narapidana atau Tahanan
Kepmen Tahun 1991 tentang Pola Penyelenggaraan
Kelompok Belajar Paket A Dan Kelompok Belajar
Usaha Bagi Narapidana
Kepmen Tahun 1999 tentang Balai Pertimbangan
Pemasyarakatan dan Tim Pengamat
Pemasyarakatan
Kepmenkeh Tahun 1997 tentang Perubahan
Kepmenkeh Orta Balai Bimbingan Kemasyarakatan
dan Pengentasan Anak

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA


SKB Tahun 1984 tentang Kerja Sama Dalam
Penyelenggaraan Program Latihan Kerja Bagi
Narapidana Serta Rehabilitasi
SKB Tahun 1985 tentang Kerja Sama Dalam
Penyelenggaraan Program Latihan Tenaga Kerja
Industrial Dan Pemasaran Hasil Produksi
Narapidana
SKB Tahun 1987 tentang Pembinaan Upaya
Kesehatan Masyarakat di RUTAN dan LAPAS
PENETAPAN PRESIDEN
Penpres Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pelaksnaan
Hukuman Mati yang dijatuhkan oleh Pengadilan
dilingkungan Peradilan Umum dan Militer

PERATURAN MENTERI
Permen 1983 tentang Tata Cara Penempatan,
Perawatan Tahanan dan Tatib Rutan

Sumber: (http://icjr.or.id/peraturan-pemerintah/)
TINJAUAN UMUM
PEMBINAAN NARAPIDANA
ASAS PEMBINAAN NARAPIDANA

Pasal 5 UU Pemasyarakatan
1. Pengayoman

2. Persamaan perlakuan dan pelayanan

3. Pendidikan

4. Pembimbingan

5. Penghormatan harkat dan martabat manusia

6. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-


satunya penderitaan
7. Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan
dengan keluarga dan orang-orang tertentu
PENGGOLONGAN NARAPIDANA (PASAL
12 UU PEMASYARAKATAN)
Dalam hal ini sering disebut sebagai Ide
Individualisasi Pidana yang dalam hal ini
digolongkan berdasarkan:
1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Lama pidana yang dijatuhkan

4. Jenis kejahatan

5. Kriteria lainnya sesuai dengan kebutuhan atau


perkembangan pembinaan
PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN
NARAPIDANA
PEMBINAAN PEMBIMBINGAN
Dilakukan di LAPAS Dilakukan di BAPAS
Dilakukan terhadap Dilakukan terhadap
narapidana dan anak 1. Terpidana bersyarat
didik pemasyarakatan
2. Narapidana, anak pidana
dan anak negara yang
mendapat pembebasan
bersyarat atau cuti
bersyarat
3. Anak yang bimbingannya
diserahkan kepada orang
tua,l orang tua asuh atau
badan sosial.
PROSES PEMBINAAN
NARAPIDANA
Tahap-Tahap Pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan pada umumnya melalui
pendekatan pembinaan mental (agama,
Pancasila dan sebagainya) yang meliputi
pemulihan harga diri sebagai pribadi
maupun sebagai warga negara yang meyakini
dirinya masih memiliki potensi produktif
bagi pembangunan bangsa.

Oleh karena itu mereka dididik (dilatih)


untuk menguasai keterampilan tertentu, agar
tidak mengulangi perbuatannya dan dapat
hidup mandiri dan berguna bagi
pembangunan.
PROSES PEMBINAAN NARAPIDANA
(LEBIH DARI SATU TAHUN)

TAHAP PERTAMA :
Pembinaan awal yang didahului dengan masa pengamatan,
penelitian dan pengenalan lingkungan (mapenaling), sejak
diterima sampai sekurang kurangnya 1/3 dari masa pidana
yang seterusnya. Pembinaan dalam hal ini dilaksanakan
secara maksimum.

TAHAP KEDUA :
Pembinaan lanjutan diatas 1/3 dari masa pidana yang
sebenarnya dan apabila menurut pendapat Dewan Pembina
masyarakat sudah dicapai cukup kemajuan, antara lain
menunjukkan keinsyafan, perbaikan, disiplin dan patuh
pada peraturan tata-tertib yang berlaku ffi Lembaga
Pemasyarakatan, maka narapidana yang bersangkutan
diberian kebebasan lebih banyak dan di tempatkan pada
Lembaga Pemasyarakatan medium security.
. TAHAP KETIGA
Jika proses pembinaan terhadap narapidana
telah menjalani dari masa pidana yang
sebenarnya dan menurut Tim Pengamat
Pemasyarakatan telah dicapai cukup kemajuan
baik secara fisik ataupun mental, dan juga segi
ketrampilannya, maka wadah proses
pembinaannya diperluas dengan asimilasi yang
pelaksanaannya terdiri dari dua bagian yaitu
waktunya dimulai sejak berakhirnya tahap awal
sampai dengan (setengah) dari masa
pidananya. Dalam tahapan lanjutan ini
narapidana sudah memasuki tahap asimilasi dan
selanjutnya dapat diberikan pembebasan
bersyarat atau cuti menjelang bebas dengan
pengawasan minimum security.
TAHAP KEEMPAT
Pembinaan lanjutan/bimbingan diatas 2/3 sampai
selesai masa pidananya. Pada tahap ini, pembinaan
terhadap narapidana yang memenuhi syarat
diberikan cuti menjelang bebas atau pembebasan
bersyarat dan pembinaannya dilakukan di luar
Lembaga Pemasyarakatan oleh Bapas yang
kemudian disebut Pembimbingan Klien
Pemasyarakatan. Pembimbingan adalah pemberian
tuntunan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, intelektual,sikap
dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan
rohani klien pemasyarakatan.

Sumber: Adi Sujatno, 2008, Pencerahan Di Balik


Penjara Dari Sangkar Menuju Sanggar
Untuk Menjadi Manusia Mandiri, Teraju,
Jakarta h. 131-132.
PROSES PEMBINAAN NARAPIDANA
(SAMPAI DENGAN SATU TAHUN)
Tahap Pertama
Sejak diberikan sampai sekurang-kurangnya
dari masa pidana yang sebenarnya. b.
Tahap Kedua
Sejak sampai sekurang-kurangnya 2/3 masa
pidana yang sebenarnya. c.
Tahap Ketiga
Sejak 2/3 sampai selesai masa pidananya.
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN PEMBINAAN
NARAPIDANA
KELEBIHAN
Menjamin adanya Hak Asasi Manusia

Adanya kebebasan untuk berhubungan dengan


anggota keluarga
Tidak adanya isolasi secara penuh antara narapidana
satu dengan yang lain
Adanya pelatihan-pelatihan dan pendidikan soft skill
maupun hard skill
Tidak adanya siksaan, baik fisik maupun bathin

Dilatih untuk tidak mengulangi perbuatan kriminal


yang pernah dilakukan
KEKURANGAN
Munculnya ilmu baru dalam dunia
kejahatan karena tidak adanya isolasi
terhadap narapidana lain
Adanya oknum-oknum penguasa dalam
tiap-tiap tempat Lembaga Pemasyarakatan
Sering terjadi keributan/perkelahian antar
narapidana
Pembinaan terkadang tidak mengubah
secara utuh sikap dan sifat daripada
narapidana
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai