Anda di halaman 1dari 37

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

I. JUDUL
“ Strategi Agrobisnis Sebagai Salah Satu Upaya Meningkatkan Kualitas
Hidup Warga Binaan Pemasyarakatan di Kantor Wilayah Nusa Tenggara
Barat. ”

II. DESKRIPSI
Bagi bangsa Indonesia, seiring berkembangnya segala aspek dalam
kehidupan termasuk dalam aspek penegakan hukum, fungsi pemidanaan tidak lagi
sekedar memberikan efek jera bagi para pelaku pelanggar hukum akan tetapi juga
merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi sosial. Fungsi tersebut telah
melahirkan suatu sistem pembinaan yang dikenal dan dinamakan dengan sistem
pemasyarakatan dan telah ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1995 tentang Pemasyarakatan
Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan Warga
Binaan Pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan, dan cara pembinaan
yang merupakan bagian akhir dari sitem pemidanaan dalam tata peradilan pidana.
Pada hakikatnya Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai insan dan sumber daya
manusia harus diperlakukan dengan baik dan manusiawi dalam suatu sistem
pembinaan yang terpadu. Dalam pasal 6 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan disebutkan bahwa dalam
melaksanakan pembinaan wajib mengadakan perencanaan, pelaksanaan dan
pengadilan atas kegiatan program pembinaan. Kegiatan pembinaan yang
dilakukan diarahkan pada kemampuan Narapidana untuk berintegrasi secara
sehat dengan masyarakat.
Berdasarkan amanat dalam Undang-Undang tersebut maka pembinaan
kemandiriian yang diberikan kepada warga binaan harus melalui pola pembinaan
yang terpola dan terstruktur. Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Lapas/Rutan
memiliki lahan yang cukup luas dan harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik
melalui kegiatan pembinaan kemandirian khususnya melalui kegiatan pembinaan
kemandirian pertanian.

1
Pembinaan yang diberikan dalam bidang pertanian harus melaui strategi
dan langkah yang terukur, mulai dari kegiatan merumuskan business process
dalam pengelolaan pembinaan kemandirian pertanian dengan strategi tertentu
yang mampu dikembangkan dan menghasilkan nilai ekonomi, baik bagi intansi,
warga binaan maupun masyarakat, tidak hanya pada saat tertentu namun tetap
berkelanjutan dan berkesinambungan. Fungsi lahan yang tersedia di Lapas/Rutan
dapat terkelola dengan maksimal dengan manajemen yang terukur.

III. LATAR BELAKANG

A. Alur Pemikiran

Kantor Wilayah adalah instansi vertikal Kementerian


Hukum dan Hak Asasi Manusia, berkedudukan di provinsi
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Adapun tugas kantor wilayah
melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia dalam wilayah provinsi
berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 28 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Wilayah.
Kantor wilayah dipimpin oleh seorang kepala yang
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para Kepala
Divisi,yakni :
1. Kepala Divisi Administrasi
2. Kepala Divisi Pemasyarakatan
3. Kepala Divisi Imigrasi
4. Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Divisi Pemasyarakatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian


tugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan di Wilayah dan berwenang

2
mengawasi segala kegiatan Unit Pelaksana Teknis (UPT) pemasyarakatan di
bawah jajaran Kantor Wilayah. Tugas pokok dan fungsi kepala Divisi
Pemasyarakatan adalah :

1. Melakukan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas teknis di


bidang bimbingan pemasyarakatan, pengentasan anak, informasi dan
komunikasi, keamanan, kesehatan, dan perawatan narapidana/tahanan
serta pengelolaan benda sitaan dan barang ramapasan Negara
2. Melaksanakan kerja sama, pemantauan, evaluasi dan penyusunan
laporan, pelaksanaan tugas teknis di bidang bimbingan pemasyarakatan,
pengentasan anak, informasi dan komunikasi, keamanan, kesehatan dan
perawatan narapidana/ tahanana serta pengelolaan benda sitaan dan
barang rampasan Negara;
3. Menyusun rencana, program, kegiatan dan anggaran di lingkungan Divisi
Pemasyarakatan dan
4. Mengkoordinir perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana, serta administrasi keuangan di
lingkungan unit pelaksana teknis pemasyarakatan berkoordinasi dengan
Divisi Administrasi.
Tugas pokok dan fungsi tersebut sesuai dengan visi dan misi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yaitu :
1. Visi
Menjadi Penyelenggara Pemasyarakatan yang professional dalam
penegakan hokum dan perlindungan HAM
2. MISI
a. Menegakkan hokum dan hak asasi manusia terhadap tahanan,
narapidana, anak dan klien pemasyarakatan
b. Mengembangkan pengelolaan Pemasyarakatan dan menerapkan
standar Pemasyarakatan berbasis IT
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat (perlibatan, dukungan, dan
pengawasan) dalam penyelenggaraan Pemasyarakatan
d. Mengembangkan profesionalisme dan budaya kerja Petugas
Pemasyarakatan yang bersih dan bermartabat

3
e. Melakukan pengkajian dan pengembangan penyelenggaraan
Pemasyarakatan
Untuk lingkup Kantor Wilayah Nusa Tenggara Barat, Divisi
Pemasyarakatan mengawasi 12 UPT Pemasyarakatan, yakni :
1. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Mataram
2. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Sumbawa
3. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Dompu
4. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Selong
5. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Terbuka Mataram
6. Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Mataram
7. Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Mataram
8. Rumah Tahanan Negara Kelas II B Praya
9. Rumah Tahanan Negara Kelas II B Raba BIma
10. Balai Pemasyarakatan Kelas II Mataram
11. Balai Pemasyarakatan Kelas II Sumbawa
12. Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Mataram
13. Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Sumbawa
Divisi Pemasyarakatan NTB senantiasa menjalankan tugas dan
fungsi sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan. Terutama pada perkembangan era globalisasi saat ini
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan telah menetapkan rencana strategis untuk
tahun 2020-2024 sesuai dengan visi Indonesia yang disampaikan presiden
Joko Widodo tentang pengelolaan organisasi, lembaga maupun pemerintahan
agar meninggalkkan cara dan pola lama agar lebih efektif dan efisien,
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan berupaya mewujudkan birokrasi yang kian
sederhana, simple, lincah, cepat dan responsif dalam memberikan layanan
sesuai tugas dan fungsi yang diemban.
Sebagai bentuk penataan manajemen pemasyarakatan Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan membentuk program Revitalisasi pemasyarakatan
dan telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
35 Tahun 2018 tentang Revitalisasi Penyelanggaraan Pemasyarakatan.

4
Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan adalah upaya
mengoptimalisasikan penyelenggaraan Pemasyarakatan sebagai bentuk
perlakuan terhadap tahanan, narapidana, dan klien serta perlindungan atas
hak kepemilikan terhadap barang bukti sehingga dapat memudahkan
organisasi dalam mengambil langkah kebijakan
Sebagi bentuk mendukung program Revitalisasi Penyelenggaraan
Pemasyarakatan Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal
pemasyarakatan Nomor : PAS-15.PR.01.01 Tahun 2019 tanggal 5 April 2019
tentang Penetapan Lembaga Pemasyarakatan Pilot Project, Maximum
Security, Medium Scurity, dan Minimum Security termasuk wilayah NTB yakni
Lapas Kelas II Mataram sebagai Lapas Maximum Security, Lapas Kelas II B
Selong menjadi Lapas Medium Security, Lapas Terbuka Kelas II B Mataram
menjadi Lapas Minimum Secuity, Lapas Perempuan Kelas III Mataram dan
LPKA Kelas II Mataram menjadi Lapas Maksimum Security, Medium Security
dan Minimum Security.
Berdasarkan hal tersebut, Divisi Pemasyarakatan NTB akan
melaksanakan program revitalisasi dalam bidang manajemen pembinaan
kemandirian terutama di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Kelas II B
Mataram sebagai Lapas yang diproyeksikan berlabel Minimum Security,
karena berdasarkan konsep revitalisasi pemasyarakatan warga binaan yang
telah berada di Lapas minimum security akan dibimbing menjadi sumber daya
manusia potensial sebagai bagian dari pelaku pembangunan nasional di pusat
industri narapidana. Mereka kembali menjadi manusia utuh yang mampu
berkontribusi dalam kemajuan ekonomi nasional, penghasil produk bernilai
ekonomi yang mampu menyokong nilai tambah perekonomian Negara dan
secara khusus dengan keilmuan dan keterampilan yang dimiliki dapat
meningkatkan kualitas hidup warga binaan. Oleh karena itu dapat dirumuskan
alur pikir sebagai berikut :

5
STRATEGI AGROBISNIS SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP
WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI KANTOR WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT

Gambar 1. Alur Pikir

B. KONDISI SAAT INI (DAS SEIN)

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka proyek perubahan


(proper) yang akan dibangun dan dikembangkan adalah mengoptimalkan
pemanfaatan lahan pertanian Lapas/Rutan yang tersedia melalui pembinan
kemandirian pertanian yang teararah dan terukur melalui strategi pertanian
agrobisnis. Gagasan proyek perubahan ini didasarkan pada kondisi saat ini,
yakni :
a. Belum optimalnya pemanfaatan lahan Lembaga Pemasyarakatan/ Rumah
Tahanan Negara;
b. Belum terarah Pembinaan Kemandirian yang diberikan kepada Warga
Binaan Pemasyarakatan (WBP);
c. Belum optimalnya pemanfaatan Sumber Daya Manusia Warga Binaan
Pemasyarakatan
d. Kualitas hidup warga binaan pemasyarakatan masih rendah
Pembinaan kemandirian dalam bidang pertanian yang diberikan
kepada warga binaan selama ini hanya bersifat musiman, tidak berdasarkan
minat dan bakat yang sesungguhnya dimiliki oleh warga binaan,sehingga
pembinaan yang diberikan terkesan hanya untuk mengisi waktu saja.

6
Sedangkan berdasarkan data minat dan bakat yang dimiliki oleh warga binaan
pemasyarakatan dan dari seluruh Lapas/Rutan yang ada di NTB tersaji seperti
pada tabel berikut :

Tabel 1.
Data WBP pada Lapas/Rutan NTB berdasarkan minat dan bakat Tahun 2019

Jenis Kelamin Minat/Bakat BIMA DOMPU LAPAS MATARAM


LP TERBUKALPKA LPP PRAYA SELONG SUMBAWA Grand Total presentase
Berdagang 17 5 22 0.86
Berkebun 27 87 18 4 64 200 7.79
Bertani 114 494 2 235 317 183 1345 52.36
Bertani 1 1 0.04
BETERNAK 24 4 28 1.09
cukur rambut 3 3 0.12
handycraft 3 3 0.12
Kelistrikan dan Elektronika Kapal 1 1 0.04
Kerajinan 21 2 23 0.90
kerajinan kayu 1 1 0.04
Membuat Kerajinan 10 10 0.39
Laki-Laki
Mengaji 4 4 0.16
Berkebun 1 1 0.04
Meubelair 2 2 0.08
Olahraga 68 85 7 325 485 18.88
Pengelasan 7 7 0.27
Pertukangan 353 8 361 14.05
seni musik 3 3 0.12
SEPAK BOLA 26 26 1.01
SEPAK BOLA 4 4 0.16
TENIS MEJA 3 3 0.12
VOLLY 36 36 1.40
Total 254 6 1053 6 42 310 317 581 2569

Sedangkan luas lahan yang dimiliki pada setiap Lapas yang ada di
wilayah Nusa Tenggara Barat tersaji pada table berikut :

7
Tabel 2
Data Luas Lahan Lapas di wilayah NTB

NO. UPT LUAS LAHAN

1 Lapas Kelas II A Mataram 6,8 Ha


2 Lapas Terbuka Kelas II B Mataram 5,2 Ha
3 Lapas Kelas II B Selong 15 Ha
4 Lapas Kelas II A Sumbawa 22 Ha
5 Lapas Kelas II B Dompu 8,8 Ha

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa berdasarkan minat dan bakat
yang dimiliki warga binaan dari seluruh Lapas/Rutan wilayah NTB yang
terbesar adalah minat/bakat pada bidang pertanian sbesar 52,36%. Hal ini
menunjukikan bahwa pembinaan kemandirian pada warga binaan dengan
lahan yang tersedia seharusnya diarahkan pada bidang pertanian yang dikelola
dengan manajemen yang baik, tearah dan terukur melalui strategi pertanian
yang dapat terus dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, salah
satunya melalui penerapan strategi pertanian agrobisnis.
Hal tersebut mengingat mayoritas penduduk NTB menggantungkan
hidup dari sektor pertanian, karena secara demografi NTB sangat potensial
untuk terus dikembangkannnya sektor pertanian. Demikian halnya Lembaga
Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negara yang ada di wilayah NTB memiliki
lahan yang cukup luas namun kurang dimanfaatkan dan dikelola dengan
manajemen yang baik, sehingga dapat menjadi peluang yg sangat baik bagi
Lapas/Rutan berinovasi memberdayakan warga binaan pemasyarakatan
melalui pembinaan kemandirian Agrobisnis.

Revitalisasi pertanian sangat tepat untuk dilaksanakan melalui strategi


agrobisnis, guna memacu pengembangan Lapas dengan pengembangan
kawasan agrobsinis. Ruang lingkup agrobisnis cukup luas diantaranya
termasuk usaha untuk memperoduksi benih dan bahan kimia pertanian, pakan

8
ternak, alat dan mesin pertanian, pemrosesan bahan pertanian, dan wisata
pertanian. Dengan kata lain ilmu agrobisnis tidak hanya tentang budidaya
tanaman, namun didalamnya juga termasuk peternakan, perikanan, dan
kehutanan. Oleh karenanya agrobisnis mencakup wawasan pertanian secara
luas.

C. Permasalahan Yang Dihadapi Dan Dampak Terhadap Institusi


1. Identifikasi Permasalahan
Identifikasi masalah pembinaan kemandirian dalam bidang
pertanian bagi warga binaan di Lapas/Rutan disinyalir belum optimal. Hal
tersebut disebabkan oleh :
a. Belum terarahnya pelaksanaan pembinaan kemandirian bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan;
b. Belum optimalnya pemanfaatan lahan yang tersedia di Lembaga
Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negara;
c. Kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia/Petugas yang menguasai
pertanian dibidang Agrobisnis.
2. Isu Strategis
Dari beberapa permasalahan yang terdapat pada bidang
pembinaan kemandirian di Lapas/Rutan wilayah NTB ialah belum
terwujudnya strategi pengelolaan pembinaan kemandirian yang tepat bagi
warga binaan berdasarkan minat/bakat yang dimiliki warga binaan.
Pembinaan kemandirian yang ada selama ini dilakukan hanya bersifat
kegiatan insidentil tanpa mengoptimalkan lahan yang tersedia.
3. Analisis The Star Model
Berdasarkan permasalahan dan isu strategis diatas dapat diambil
suatu langkah atau strategi pengelolaan pembinaan kemandirian dalam
bidang pertanian bagi warga binaan dalah melalui diagnose/identifikasi
permasalahan dengan menggunakan alat analisa The Star Model, karena
alat analisis ini dapat menggambarkan kedaaan yang ada, adapun model
analisis dapat digambarkan sebagai berikut :

9
Gambar 2.
The Star Model

Dari permasalahan yang terjadi pada bidang pembinaan


kemandirian di Lapas/Rutan wilayah NTB ISU STRATEGIS di atas dapat
dianalisis dan disajikan dalam table analisa Star Model Sebagai berikut :

Tabel 3.
The Star Model
Sinergi Antar
Kategori Kategori yang
Kondisi Setiap yang paling diintervensi
Kategori
Kategori perlu di dengan
intervensi kategori
lainnya
Strategi Belum Terwujudnya
terwujudnya pola pembinaan
pola pembinaan kemandirian
kemandirian pertanian yang
pertanian yang terstruktur bagi
terstruktur bagi warga binaan
warga binaan

10
Struktur Pengelolaan Terwujudnya
pembinaan pengelolaan
kemandirian pembinaan
pertanian pada kemandirian
lahan pertanian pada
Lapas/Rutan lahan
masih bersifat Lapas/Rutan
insidentil tanpa berdasarkan
strategi yang strategi dan
jelas manajemen yang
terukur salah
satunya melalui
strategi pertanian
agrobisnis

Proses Belum adanya Belum adanya


strategi strategi
pengelolaan pengelolaan
pembinaan pembinaan
kemandirian kemandirian
bidang pertanian bidang
yang terpola pertanian yang
terpola

Sistem Belum ada Tersedianya


Penghargaan reward yang reward yang
mampu mampu
mendorong mendorong
Petugas Petugas
Pemasyarakatan Pemasyarakatan
untuk untuk
memaksimalkan memaksimalkan

11
lahan yang lahan yang
dimilki dimilki
Lapas/Rutan Lapas/Rutan
melalui melalui
pembinaan pembinaan
kemandirian kemandirian
pertanian warga pertanian warga
binaan binaan
SDM Kurangnya Terbentuknya
pemahaman pemahaman
SDM (Petugas SDM (Petugas
dan warga dan warga
binaan) dalam binaan) dalam
pengelolaan pengelolaan
lahan pertanian lahan pertanian
Lapas/Rutan Lapas/Rutan
melalui strategi melalui strategi
agrobisnis agrobisnis

Dari analisis The Star Model menunjukkan bahwa permaslahan


utama adalah Belum adanya strategi pengelolaan pembinaan kemandirian
bidang pertanian yang terpola di Lapas/Rutan, prioritas untuk diintervensi
dengan inovasi penerapan strategi agrobisnis sebagai salah satu upaya
meningkatkan kualitas hidup warga binaan pemasyarakatan melalui
pembinaan kemandirian pertanian.

D. Penilitian Kepustakaan
Untuk menjamin originalitas dan menghindari terjadinya duplikasi
proyek perubahan, maka telah dilakukan penelitian kepustakaan di
perpustakaan dan beberapa sumber pustaka lainnya, khususnya terhadap
proyek-proyek perubahan yang telah dibuat sebelumnya. Adapun beberapa
proyek perubahan yang telah dibuat sebelumnya dan memiliki relevansi
dengan Rancangan Proyek Perubahan ini, antara lain :

12
1. Proyek perubahan karya Agus Puruhitaarga Purnomo Widodo, S.E., M.B.A.,
Ph.D. pada Tahun 2019 dengan judul “Strategi ICA Sebagai Metode
Pengawasan Dana Bencana Untuk Mengurangi Potensi Kerugian Negara Di
Provinsi NTB”.
2. Proyek perubahan karya Edy Supriyanta, ATD, SH., MH. Pada Tahun 2019
dengan judul “Strategi Integrasi Layanan Sistem Pengelolaan Kendaraan
Dinas (SIKENDI) Di Lingkungan SETDA Provinsi Jawa Tengah.
Setelah dibaca dan ditelaah dengan seksama, terdapat beberapa
perbedaan mendasar antara kedua proyek perubahan yang telah dibuat
sebelumnya dengan Rancangan Proyek Perubahan. Adapun perbedaan
substansi antara kedua proyek perubahan dimaksud dengan Rancangan
Proyek Perubahan ini, antara lain :
1. Proyek perubahan yang dibuat Agus Puruhitaarga Purnomo Widodo, S.E.,
M.B.A., Ph.D., terkait dengan metode pengawasan ICA dalam pengawasan
dana bencana untuk mengurangi potensi kerugian Negara di Provinsi NTB
dan pengorganisasian pengawalan dana bencana untuk mengurangi
potensi kerugian keuangan Negara di Perwakilan BPKP Provinsi NTB.
2. Proyek perubahan Edy Supriyanta, ATD, SH., MH., terkait dengan strategi
integrasi layanan system pengelolaan kendaraan dinas (SIKENDI) di
lingkungan SETDA Provinsi Jawa Tengah, yang tidak hanya meliputi
penyajian data dan informasi kondisi asset kendaraan secara real time,
komprehensif dan terintegrasi, melainkan juga merumuskan business
process dan template system pelaporan kondisi asset kendaraan berbasis
teknologi informasi

Tabel 4.
Perbandingan Produk Proyek Perubahan Sebelumnya

Project Leader Judul Proper Lokus & Substansi


Agus Puruhitaarga Strategi ICA Sebagai Metode Pengawasan
Purnomo Widodo, Metode Pengawasan Dana Bencana Untuk
S.E., M.B.A., Ph.D., Dana Bencana Untuk Mengurangi Ptotensi

13
Mengurangi Potensi Kerugian Negara Di
Kerugian Negara Di Provinsi NTB
Provinsi NTB
Edy Supriyanta, ATD, Strategi Integrasi Aplikasi Sistem
SH., MH. Layanan Sistem Integrasi Layanan
Pengelolaan Pengelolaan
Kendaraan Dinas Kendaraan Dinas Di
(SIKENDI) Di Lingkungan SETDA
Lingkungan SETDA Provinsi Jawa
Provinsi Jawa Tengah. Tengah
Dwi Nastiti. H, Bc.IP., Strategi Agrobisnis Metode pembinaan
S.Sos., M.M. Sebagai Salah Satu kemandirian bidang
Upaya Meningkatkan pertanian melalui
Kualitas Hidup Warga strategi agrobisnis di
Binaan Kantor Wilayah Nusa
Pemasyarakatan di Tenggara Barat
Kantor Wilayah Nusa
Tenggara Barat.

Selain beberapa proyek perubahan yang dijadikan sumber kepustakaan,


beberapa produk hukum juga dijadikan sebagai sumber dan dasar hokum dalam
menyusun Rancangan Proyek Perubahan, dianataranya yaitu :

a. Undang undang Nomor : 12 Tahun 1995 Tentang emasyarakatan;


b. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 28

tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor


Wilayah.
c. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 35 Tahun 2018 tentang
Revitalisasi Penyelanggaraan Pemasyarakatan
d. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan
pembimbingan Warga binaan Pemasyarakatan;

14
e. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 57 tahun 1999 tentang kerjasama
penyelenggaraan Pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan;
f. Peraturan Pemerintah nomor : 32 tahun 1999 sebagaimana telah diubah
dalam peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2006 dan PP no 99 tahun 2012
tentang syarat dan tata cara pelaksanaan pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan;
g. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 12 tahun 2016 tentang syarat
dan tata cara pemberian ijin keluar bagi narapidana dalam rangkaian
pembinaan;
h. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 53 tahun 2016 tentang
pengelolaan dan pemanfaatan hasil kegiatan industri di lembaga
Pemasyarakatan.

E. Instrumen Analisis
Pada dasarnya, penyusunan strategi bagi suatu organisasi harus
dilandaskan pada suatu metode analisis. Dalam perkembangannnya, tedapat
berbagai jenis metode analisis yang dapat dipergunakan dalam perencanaan
strategis, yang salah satunya adalah instrument analisis SOAR (Strnghts,
Opportunities, Aspirations, Results), yang terdiri dari 4 instrumen yaitu :
1. Strength (S) adalah hal-hal yang menjadi kekuatan serta aset terbesar yang
dimiliki diungkapkan, baik aset yang berwujud maupun aset yang
tidak berwujud.
2. Opportunities (O) yaitu analisis terhadap lingkungan eksternal guna
mengidentifikasi peluang terbaik yang dimiliki serta dapat dimanfaatkan
oleh organisasi Lingkungan eksternal merupakan sebuah wilayah yang
penuh dengan berbagai macam kemungkinan dan peluang.
3. Aspirations (A) dimana para anggota organisasi berbagi aspirasi dan
merancang kondisi masa depan yang mereka impikan, yang dapat
menimbulkan rasa percaya diri dan kebanggaan baik terhadap diri sendiri,
pekerjaan, departemen, maupun organisasi secara keseluruhan.

15
4. Results (R) yaitu menentukan ukuran dari hasil-hasil yang ingin dicapai
(measurable results) dalam perencanaan strategis, guna mengetahui sejauh
mana pencapaian dari tujuan yang telah disepakati bersama.

IV. TUJUAN DAN MANFAAT


A. Tujuan Proyek Perubahan
Tujuan Proyek Perubahan (Proper) ini adalah terwujudnya penerapan
strategi agrobisnis sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas hidup
warga binaan pemasyarakatan di wilayah Nusa Tenggara Barat. Adapun
target capaian sebagai berikut :
1. Jangka Pendek
a. Tersusunnya rencana kegiatan pembinaaan kemandirian agrobisnis di
Lapas Terbuka Kelas II B Mataram (proyeksi Lapas Minimum Security)
b. Berjalannya koordinasi dengan stakeholder untuk pelaksanaan kegiatan
pembinaan kemandirian agrobisnis
c. Terkelolanya lahan pertanian Lapas Terbuka Kelas II B Mataram
dengan strategi agrobisnis
d. Terimplementasikannya kegiatan pembinaan kemandirian agrobisnis di
Lapas Terbuka Kelas II B Mataram
e. Meningkatnya kualitas hidup Warga Binaan Pemasyarakatan melalui
bekal pengetahuan dan keterampilan agrobisnis
2. Jangka Menengah
a. Terkelolanya lahan pertanian Lapas Kelas II B Selong dengan strategi
agrobisnis
b. Terimplementasikannya kegiatan pembinaaan di Lapas Kelas II B
Selong.
3. Jangka Panjang
a. Terkelolanya lahan pertanian Lapas Klas II A Mataran, Lapas Kelas II A
Sumbawa, dan Lapas Kelas II B Dompu di wilayah NTB dengan strategi
agrobisnis
b. Terciptanya destinasi agrowisata pemasyarakatan wilayah NTB di
Lapas Terbuka Kelas II B Mataram dan Lapas Kelas II B selong

16
c. Terciptanya area Camping Ground Pemasyarakatn bagi masyarakat
umum sebagai tempat melaksanakan kegiatan rekreasi lapangan
(antara lain kegiatan out bond, kepramukaan/bumi perkemahan, dll)

B. Manfaat Proyek Perubahan


Berdasarkan tujuan diatas maka dengan strategi agrobisnis sebagai
upaya meningkatkan kualitas hidup Warga Binaan Pemasyarakatan akan
bermanfaat berikut :
a. Bagi Project Leader
1. Meningkatkan kepercayaan pimpinan kepada Project Leader
2. Meningkatnya kinerja pelayanan kepada masyarakat dalam
melaksnakan tugas pokok dan fungsi
3. Meningkatnya kepercayaan publik/masyarakat terhadap pelayanan
yang dilakukan.
b. Bagi Instansi
1. Berkontribusi untuk terwujudnya visi Indonesia yang ditetapkan oleh
Presiden tentang pengelolaan organisasi, lembaga maupun
pemerintahan agar lebih efektif dan efisien
2. Terlaksananya program revitalisasi penyelenggaraan pemasyarakatan
sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusi Nomor
35 Tahun 2018
3. Terlaksananya kegiatan terstruktur bagi Warga Binaan
Pemasyarakatan dengan pembinaan kemandirian pertanian melalui
strategi agrobisnis
4. Terciptanya keseragaman pola pembinaan kemandirian pertanian
melalui strategi agrobisnis di seluruh Lapas/Rutan wilayah NTB
5. Terciptanya Petugas Pemasyarakatan yang kompeten dalam
melaksanakan pembinaan kemandirian agrobisnis
6. Meningkatnya kualitas dan kuantitas Warga Binaan Pemasyarakatan
yang mengikuti Program Pembinaan Kemandirian Pertanian agrobisnis
7. Terkelolanya lahan pertanian Lapas/Rutan dengan pembinaan
kemandirian pertanian melalui strategi agrobisnis

17
c. Bagi SDM pelaksana

1. Untuk Warga Binaan Pemasyarakatan yang mengikuti kegiatan


Pembinaan kemandirian pertanian mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang agrobisnis yang bisa diterapkan baik
sebelum dan sesudah bebas sehingga mampu meningkatkan kualitas
hidup yang dimiliki di tengah masyrakat ;
2. Untuk Para Petugas dapat mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi khususya dalam bidang pembinaan kemandirian;
d. Bagi Stakeholders (Termasuk Masyarakat)
1. Dengan meningkatnya kualitas dan kuantitas Warga Binaan
Pemasyarakatan yang mengikuti pelatihan keterampilan kemandirian
pertanian melalui strategi agrobisnis diharapkan diharapkan sebelum
maupun setelah bebas dapat berkontribusi menyokong pertumbuhan
ekonomi daerah dengan produk yang dihasilkan
2. Bagi pihak lain maupun swasta yang terlibat di bidang keterampilan
pertanian agrobsinis, dapat membantu menciptakan dan memperoleh
tenaga kerja yang terlatih;
3. Tersajinya informasi dan edukasi bagi masyarakat tentang pola
pembinaan narapidana melalui destinasi agrowisata pemasyarakatan.
4. Memiliki agrowista daerah untuk menyumbang PAD daerah
5. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pembinaan
secara terpadu khususnya di bidang keterampilan pertanian sehingga
mengubah stigma masyarakat terhadap Warga Binaan
Pemasyarakatan

V. OUTPUT DAN OUTCOME


OUTPUT dari proyek perubahan ini dalah optimalnya pemanfaatan lahan
yang dimiliki Lapas/Rutan khususnya Lapas Terbuka Kelas II B Mataram ( Pilot
Project proyek perubahan jangka pendek) melalui pembinaan kemandirian
pertanian dengan strategi agrobisnis, sehingga pembinaan kemandirian yang
dilakukan memiliki arah dan manajemen yang terkur sehingga produk yang

18
dihasilkan dari kegiatan pembinaan tersebut memiliki nilai ekonomi yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup warga binaan.
Setelah dihasilkan output dari proyek perubahan tersebut, maka
diharapkan dapat memberikan OUTCOME berupa :
a. Terkelolanya Lahan Pertanian Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Kelas II B
Mataram, Lapas Kelas II B Selong, Lapas Kelas II A Mataram, Lapas Kelas II
A Sumbawa dan Lapas Kelas II B Dompu
b. Terlaksananya kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan terhadap Warga Binaan
berkaitan dengan keterampilan Agrobisinis;
c. Terjalinnya kerja sama berkesinambungan dengan pihak ketiga dalam rangka
pembinaan kemandirian Agrobisnis.
d. Terciptanya Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Kelas II B Mataram dan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Selong sebagai destinasi agrowisata
pemasyarakatan dan edukasi pola pembinaan bagi masyarakat di NTB.
e. Terciptanya Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Kelas II B Mataram dan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Selong sebagai area Camping Ground
Pemasyarakatan (tempat melaksnakan kegiatan lapangan antara lain out bond,
perkemahanan, dll).

VI. TAHAPAN RENCANA STRATEGI SOAR


Identifikasi berbagai kodisi yang ada baik faktor internal maupun eksternal
perlu untuk segera dilakukan. Identifikasi tersebut merupakan rangkaian analisis
dalam rangka melakukan identifikasi terhadap kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan. Analisis yang dilakukan adalah analisis terhadap seluruh aspek
yang mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam meraih tujuan yang lebih baik
sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan organisasi.Informasi
kemampuan organisasi ini diperoleh melalui analisis keadaan lingkungan internal
dan eksternal. Informasi ini sangat bermanfaat atau berguna sebagai dasar
penyusunan strategi yang tepat guna mencapai tujuan dan sasaran. Dalam
melakukan analisis ini yang akan digunakan adalah analisis Strengths,
Opportunities, Aspiration, Result (SOAR).

19
Hasil identifikasi faktor-faktor yang berkaitan dalam upaya Pelaksnaan
Strategi Agrobisnis Sebagai Salah Satu Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup
Warga Binaan Pemasyarakatan di Kantor Wilayah Nusa Tenggara Barat adalah
sebagai berikut :

Tabel 5.
Hasil identifikasi faktor berkaitan Penerapan Strategi Agrobisnis Sebagai Salah Satu
Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup Warga Binaan Pemasyarakatan

STRENGTH OPPORTUNITIES

1. Tersedianya lahan Pertanian 1. Peluang investasi bagi investor


Lapas/Rutan di wilayah NTB 2. Peluang terjalinnya kerjasama
(lahan pertanian Lapas Terbuka dengan instansi pemerintah dan
Kelas II B Mataram sebagai pilot swasta termasuk masyarakat
project jangka pendek dan jangka 3. Ruang edukasi dan sosialisasi
menengah proyek perubahan) revitalisasi penyelenggaran
2. Tersedianya Sumber Daya pemasyarakatan dalam bidang
Manusia pembinaan Warga Binaan
 Petugas Pemasyarakatan Pemasyarakatan
 Wrga Binaan
Pemasyarakatan
ASPIRATION RESULT

1. Terlaksananya kegiatan terstruktur 1. Terkelolanya lahan pertanian


bagi Warga Binaan seluruh Lapas/Rutan di wilayah
Pemasyarakatan dengan NTB dengan strategi agrobisnis
pembinaan kemandirian pertanian 2. Terciptanya destinasi agrowisata
melalui strategi agrobisnis pemasyarakatan wilayah NTB di
2. Terciptanya keseragaman pola

20
pembinaan kemandirian pertanian Lapas Terbuka Kelas II B
melalui strategi agrobisnis di Mataram dan Lapas Kelas II B
seluruh Lapas/Rutan wilayah NTB selong
3. Terciptanya Petugas 3. Terciptanya area Camping Ground
Pemasyarakatan yang kompeten Pemasyarakatn bagi masyarakat
dalam melaksanakan pembinaan umum sebagai tempat
kemandirian agrobisnis melaksanakan kegiatan rekreasi
4. Meningkatnya kualitas dan lapangan (antara lain kegiatan out
kuantitas Warga Binaan bond, kepramukaan/bumi
Pemasyarakatan yang mengikuti perkemahan, dll)
Program Pembinaan Kemandirian
Pertanian agrobisnis
5. Terkelolanya lahan pertanian
Lapas/Rutan dengan pembinaan
kemandirian pertanian melalui
strategi agrobisnis

Dalam penganalisaan permasalahan dengan penggunaan metode SOAR mempunyai


beberapa tahapan yang harus dilaksanakan, hal tersebut tergambar dalam skema berikut
ini :

INITIATE
Keputusan Organisasi melakukan SOAR Framework

INQUIRY
Nilai-nilai inti, visi, kekuatan, peluang potensi pada setiap organisasi

IMAJINASI
Merancang masa depan yang diharapkan

INOVASI
Perancangan bersama sasaran jangka pendek, rencana kegiatan dan
struktur yang terintegrasi untuk mencapai tujuan masa depan yang
diharapkan

21
INSPIRE TO IMPEMENT
Sistem Pengakuan dan Penghargaan

Gambar 3.
Tahap Analisis SOAR

Analisis SOAR bagi perencanaan strategis dimulai dengan initiate


(keputusan untuk memilih SOAR) kemudian dilanjutkan dengan inquirydan
menggunakan pertanyaan positif guna mempelajari visi, kekuatan dan peluang
potensial setiap anggota organisasi. Kemudian dilanjutkan dengan imajinasi dalam
merancang masa depan yang diharapkan. Selanjutnya ialah penentuan inovasi
yang akan diambil dalam penentuan sasaran jangka pendek, rencana taktikal dan
fungsional, program, sistem, dan struktur yang terintegrasi untuk mencapai tujuan
masa depan yang diharapkan. Inspire To Implement adalah Sistem pengakuan
dan penghargaan kepada pegawai guna mencapai hasil terbaik dan terukur.

Tabel 6.
MATRIX SOAR

INTERNAL
STRENGTH OPPORTUNITIES
EKSTERNAL
STRATEGI OA
ASPIRATION
STRATEGI SA 1. Mendorong investor
1. Mengoptimalkan untuk
pengolahan lahan mengivestasikan
pertanian modal dalam
Lapas/Rutan wilayah pengelolaan lahan
NTB melalui strategi pertanian metode
pembinaan agrobisnis di
kemandirian Lapas/Rutan wilayah

22
pertanian agrobisnis NTB (Lapas Terbuka
(Lapas Terbuka Kelas II B Mataram
Kelas II B Mataram sebagai Pilot Project
sebagai Pilot Project jangka pendek dan
jangka pendek dan menengah proyek
menengah proyek perubahan).
perubahan). 2. Menjalin kerjasama
2. Menyelenggarakan dengan stakeholder
pelatihan tentang terkait dalam hal ini
pembinaan instansi pemerintah,
kemandirian swasta maupun
pertanian agrobisnis masyarakat sekaligus
baik bagi Petugas sebagai ruang
maupun WBP edukasi dan informasi
sehingga tercipta tentang pola
Petugas yang pembinaan warga
kompeten dan WBP binaan
yang terampil pemasyarakatn di
bekerjasama dengan Lapas/Rutan.
Stakeholder terkait.

RESULT STRATEGI SR STRATEGI OR

1. Melakukan 1. Menjalankan
pengolahan lahan kerjasama dengan
pertanian seluruh stakeholder terkait
Lapas/Rutan di (Dinas Pertanian,
wilayah NTB dengan Balai Latihan Kerja)
strategi agrobisnis sehingga lahan
(Lapas Terbuka pertanian
Kelas II B Mataram Lapas/Rutan dapat
sebagai Pilot Project terkelola dengan baik
jangka pendek dan menjadi lahan

23
menengah proyek pertanian agrobisnis
perubahan) setelah (Lapas Terbuka
melalui tahap Kelas II B Mataram
pelatihan agrobisnis sebagai Pilot Project
bagi Petugas dan jangka pendek dan
WBP menengah proyek
2. Menciptakan perubahan).
destinasi agrowisata 2. Menjalankan
pemasyarakatan agrobisnis dengan
wilayah NTB di mitra kerja (investor)
Lapas Terbuka melalui modal yang
Kelas II B Mataram diinvestasikan
dan Lapas Kelas II B 3. Menciptakan
selong setelah marketing publik
kegiatan pertanian terkait produk
agrobisnis berjalan unggulan yang
dan menghasilkan dihasilkan dari
produk yang kegiatan pengolahan
berdaya saing lahan pertanian
3. Menata lahan agrobisnis secara
pertanian mandiri maupun
Lapas/Rutan yang bekerjasama dengan
telah dikelola stakeholder terkait.
dengan strategi (Dinas perindustrian
agrobisnis menjadi dan perdagangan,
area Camping Dinas Pariwisata).
Ground 4. Mempublikasikan
Pemasyarakatn bagi Destinasi Agrowisata
masyarakat umum dan Camping
sebagai tempat Ground
melaksanakan Pemasyarakatan
kegiatan rekreasi NTB dari lahan

24
lapangan (antara lain pertanian yang telah
kegiatan out bond, diolah melalui
kepramukaan/bumi strategi agrobsinis
perkemahan, dll) kepada masyarakat
umum

Untuk melaksanakan suatu Rancangan Proyek Perubahan diperlukan time line


yang ditentukan untuk dapat dijadikan acuan manejemen waktu pelaksanaan
Rancangan Proyek Perubahan dengan menetapkan langkah-langkah / proses kegiatan
yang menggambarkan tahap-tahap pencapaian output dalam setiap tahapan proses
kegiatan, pentahapan dibuat dalam kerangka pencapaian tujuan jangka pedek (selama
diklat), jangka menengah dan jangka panjang, adapun milestones rancangan proyek
perubahan adalah sebagai berikut :

1. PENTAHAPAN UTAMA DAN PENJADWALAN


A. PENTAHAPAN UTAMA
Guna mewujudkan tujuan dari pembinaan kemandirian pertanian ini,
perlu ditetapkan pemetaan kegiatan pembinaan kemandirian pertanian Warga
Binaan Pemasyarakatan yang merupakan tahapan kegiatan atau rangkaian dari
aktifitas yang sangat menentukan waktu dan capaian. Adapun pemetaan dari
pembinaan kemandirian pertanian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Pentahapan Utama

N
MILESTONE OUTPUT/CAPAIAN PELAKSANAAN
O
1 Rapat koordinasi tentang
pembinaan kemandirian Terselenggaranya Minggu ke IV
pertanian agrobisnis Rakor tentang bulan Agustus
a. Membuat surat undangan pembinaan agro 2019
rapat bisnis
b. Menetapkan dan membuat
materi rapat

25
c. Pembahasan materi rapat
2 Membentuk tim efektif Terbentuknya tim Minggu ke IV
a. Penyusunan draf SK tim efektif melalui SK bulan Agustus
efektif Kantor wilayah 2019
b. Perumusan pembagian tugas
tim efektif
c. Penugasan SK tin efektif
3 Melaksanakan FGD ( Focus Terlaksananya Minggu ke I
Group Discussion ) dengan FGD bulan
Ka.UPT se Nusa Tenggara Barat, Undangan, September 2019
tentang penetaan kegiatan argo notulen dan foto
bisnis :
a. Persiapan sarana
prasarana FGD
b. Pelaksanaan FGD
4 Pelaksanaan kerjasama dengan Terselenggaranya Minggu ke I
pihak ketiga kerjasama dengan bulan
a. Perjanjian kerjasama pihak ketiga September 2019
dengan Dinas Pertanian
b. Perjanjian kerjasama
dengan Dinas Pariwisata
c. Perjanjian kerjasama
dengan Dinas BLK
d. Perjanjian kerjasama
dengan Dinas UD Budaya
5 Menyusun pedoman kegiatan Tersusunnya Minggu ke II buan
Agrobisnis pedoman September 2019
a. Persiapan rapat kegiatan
penyusunan pedoman Agrobisnis
Agrobisnis
b. Pelaksanaan kegiatan
penyusunan pedoman

26
Agrobisnis
6 Sosialisasi kegiatan Agrobisnis Terlaksananya Minggu ke II
kepada WBP sosialisasi kegiatan bulan September
a. Persiapan sarpras untuk Agrobisnis 2019
kegiatan sosialisasi
b. Pelaksaan kegiatan
sosialisasi
7 Pelaksanaan Bimtek Agrobisnis Terlaksananya Minggu ke III
kepada WBP Bimtek Agrobisnis bulan September
a. Penetapan peserta dengan WBP 2019
b. Persiapan pelaksanaan
Bimtek
c. Pelaksanan Bimtek
8 Launching strategi agrobisnis ( di Terlaksananya Minggu ke IV
Lapas Terbuka Mataram ) Kantor launching strategi buan September
wilayah Nusa Tengggara Barat agrobisnis di Lapas 2019
a. Persiapan sarpras kegiatan Terbuka Mataram
Launching
b. Pelaksanaan kegiatan
Launching
9 Impementasi Pembinaan Terselenggaranya Minggu ke I
Kemandirian Agrobisnis WBP pembinaan bulan Oktober
dilahan Lapas Terbuka Kas IIB kemandirian 2019
Mataram agrobisnis WBP di
Lapas Terbuka
Klas IIB Mataram
1 Promosi ke Terlaksananya Minggu ke I
0
a. Media Cetak promosi kegiatan bulan Oktober
 Lombok Pos agrobisnis di 2019
 Metropol Kanwil Nusa

 Suara NTB Tenggara Barat

27
b. Media Elektronik
 TVRI
 RRI
 CNN
c. Instagram
d. Youtube
e. Website
f. Facebook
1 Monitoring Evaluasi terhadap Terlaksananya Minggu ke II
1
capaian target monitoring evaluasi sampai dengan
a. Penyiapan materi Monev Minggu ke III
b. Pelaksanaan Monev bulan Oktober
c. Penyusunan laporan 2019

B. PENJADWALAN
1. Jadwal Kegiatan
Tabel 8. Jadwal Kegiatan

Agustus September Oktober


NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Mengadakan rapat koordinasi dengan
pembahasan terkait pembinaan kemandirian
pertanian agrobisnis warga binaan
pemasyarakatan
2 Pelaksanaan rapat dan pembentukan Tim
Efektif

28
3 Melaksanakan Focus Group Discussion
denga Kepala UPT se NTB tentang
pemetaan kegiatan agrobisnis
4 Pelaksanaan kerjasama dengan pihak
ketiga
5 Menyusun pedoman kegiatan agrobisnis
6 Sosialisasi kegiatan agrobisnis kepada WBP
7 Pelaksanaan kegiatan agrobisnis kepada
WBP
8 Launching strategi agrobisnis di Lapas
Terbuka Mataram dan Kanwil NTB
9 Implementasi Pembinaan kemandirian
agrobisnis WBP
10 Promosi kegiatan agrobisnis
11 Monitoring dan Evaluasi

2. TATA KELOLA PROYEK (TIM EFEKTIF)


Berikut diagram yang menggambarkan bentuk hubungan antara mentor,
coach, project leader dan tim efektif dalam proyek pembinaan kemandirian
pertanian ini :

MENTOR

COACH PROJECT EKSTERNAL


LEADER

TIM PENYUSUN TIM PELAKSANA


PEDOMAN KEGIATAN (PELATIHAN DAN
IMPLEMENTASI)

29
Gambar 4
Diagram Hubungan

Tabel 9. Pembentukan Tim Efektif

NO TIM EFEKTIF PERANAN/HUBUNGAN URGENSI

1 Mentor Sebagai atasan Sangat berperan


langsung (Kepala penting dalam
Kantor Wilayah pemberian persetujuan
Kementerian Hukum dan dukungan dalam
dan HAM NTB), pelaksanaan penerapan
memberikan masukan, strategi agrobisnis
bimbingan dan arahan sebagai salah satu
serta dukungan dan upaya meningkatkan
persetujuan dalam kualitas hidup WBP di
pelaksanaan Kantor Wilayah NTB
penerapan strategi
agrobisnis sebagai
salah satu upaya
meningkatkan kualitas
hidup WBP di Kantor
Wilayah NTB
2 Coach Sebagai motivator, Sangat penting sebagai
pembimbing, serta motivator dalam
pendamping dalam penggaalian ide-ide,
pelaksanaan serta memberikan
penerapan strategi saran dan bimbingan
agrobisnis sebagai dalam pelaksanaan
salah satu upaya penerapan strategi
meningkatkan kualitas agrobisnis sebagai
hidup WBP di Kantor salah satu upaya

30
Wilayah NTB meningkatkan kualitas
hidup WBP di Kantor
Wilayah NTB
3 Tim Pelaksana Sebagai tim pelaksana Sangat penting dalam
implementasi terlaksananya
penerapan strategi penerapan strategi
agrobisnis sebagai agrobisnis sebagai
salah satu upaya salah satu upaya
meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas
hidup WBP di Kantor hidup WBP di Kantor
Wilayah NTB Wilayah NTB
4 Tim Penyusun Sebagai Tim Penyusun Sangat penting sebagai
Pedoman Pedoman Kegiatan kerangka acuan
Kegiatan pembinaan pelaksanaan kegiatan
kemandirian pertanian dalam jangka panjang
agrobisnis WBP di
Kantor Wilayah NTB
5 Tim Pelatihan Sebagai Tim Pelatihan Sangat penting sebagai
pembinaan langkah awal sebelum
kemandirian pertanian melakukan kegiatan
agrobisnis WBP di yang akan dilakukan
Kantor Wilayah NTB

VII. RENCANA STRATEGI MARKETING


Strategi marketing yang akan dilakukan dalam proyek perubahan ini
menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu Strategi Marketing pada Proses
Penyusunan Proyek Perubahan dan Strategi Marketing pada Hasil Proyek
Perubahan. Kedua pendekatan ini diharapkan dapat mendukung keberhasilan
proyek perubahan.

31
Strategi marketing terhadap kedua pendekatan tersebut menggunakan
strategic partnership. Strategi ini untuk mendukung keberhasilan pemasaran
proyek perubahan dengan cara kolaborasi yang erat dengan stakehoder.
1. Strategi Marketing Proses Penyusunan Proyek Perubahan
a. Identifikasi Stakeholder
Tabel 10.
Identifikasi Stakeholder Secara Internal dan Eksternal

I. INTERNAL II. EKSTERNAL

Kepala Dinas Pertanian kabupaten


Kepala Kantor Wilayah Lombok Tengah

Kepala Divisi Pemasyarakatan Investor (UD. Prima Budaya Jamur)

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Terbuka


Kelas II B Mataram Kepala Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Lombok Tengah

Pejabat Struktural Lembaga


Pemasyarakatan Terbuka Kelas II B Kepala Dinas Pariwisata Lombok
Mataram Tengah
(Kasi dan Kasubsi)

Kepal Balai Latihan Kerja Kabupaten


Warga Binaan Pemasyarakatan Lombok Tengah

Masyarakat

Tabel 11.
Identifikasi Pemangku Kepentingan Internal

NO PENGARUH RESISTENSI
PEMANGKU
KEPENTINGAN

32
INTERNAL
1 Kepala Memiliki kepentingan dan Kesibukan kerja dan
Kantor pengaruh yang besar dalam kegiatan diluar
Wilayah terwujudnya keberhasilan kantor
Kementerian menjalankan strategi agrobisnis
Hukum dan sebagai salah satu upaya
HAM NTB / meningkatkan kualitas hidup
Mentor Warga Biinaan Pemasyarakatan
di Kantor Wilayah NTB
2 Coach Memiliki kepentingan dan Kesibukan pada
pengaruh yang besar dalam seorang widyaiswara
mendukung keberhasilan serta komunikasi
menjalankan strategi agrobisnis yang kurang dengan
sebagai salah satu upaya peserta Latpim
meningkatkan kualitas hidup
Warga Biinaan Pemasyarakatan
di Kantor Wilayah NTB
3 Tim Memiliki kepentingan dan Kesibukan dengan
Pelaksana pengaruh yang besar dalam tugas dan fungsi
pelaksanaan dan keberhasilan masing-masing
menjalankan strategi agrobisnis sehingga akan
sebagai salah satu upaya mengakibatkann
meningkatkan kualitas hidup kurang fokusnya
Warga Binaan Pemasyarakatan anggota tim dalam
di Kantor Wilayah NTB menjalankan
pembinaan
kemandirian
pertanian agrobisnis
di Lapas Terbuka
Kelas II B Mataram
a.

33
Tabel 12.
Identifikasi Pemangku Kepentingan Eksternal

PEMANGKU
NO PENGARUH RESISTENSI
KEPENTINGAN
INTERNAL
1 Kepala Dinas Memiliki pengaruh yang sangat Kesibukan kerja
Pertanian besar berkaitan dengan kegiatan dan kegiatan
Kabupaten pertanian agrobisnis diluar kantor
Lombok
Tengah
2 UD. Prima Sebagai mitra kerja Kesibukan kerja
Budaya Jamur
3 Kepala Dinas Memiliki pengaruh dalam Kesibukan kerja
Perdagangan memasarkan hasil dari produk dan kesibukan
dan pertanian agrobsinis diluar kantor
Perindustrian
Lombok
Tengah
4 Kepala Dinas Memiliki pengaruh dalam Kesibukan kerja
Pariwisata mempromosikan destinasi dan kegiatan
Lombok agrowisata pemasyarakatan bagi diluar kantor
Tengah masyarakat
5 Kepala Balai Memiliki pengaruh dalam proses Kesibukan kerja
Latihan Kerja pembekalan dan pelatihan dalam
Kabupaten keterampilan pembekalan
Lombok keterampiln bagi
Tengah instansi lainnya
6 Masyarakat Memiliki pengaruh dalam Kesibukan dalam
mendukung dan partisipasi kegiatan yang

34
masyarakat untuk meningkatkan ada di
pembinaan WBP masyarakat itu
sendiri

b. Resiko dan Strategi Penyelesaian


Tabel 13.
Resiko dan Strategi Penyelesaian

POTENSI KENDALA RESIKO STRATEGI


PENYELESAIAN
A. Faktor Internal

Kualitas SDM Warga Pelaksanaan Mengadakan pelatihan


Binaan yang kurang proses pembinaan keterampilan pertanian
kemandirian agrobisnis bagi WBP
pertanian agrobisnis
tidak berjalan efektif

Keterbatasan Anggaran Terhambatnya Bekerjasama dengan


proses pembinaan mtra kerja dan pihak
keterampilan ketiga
pertanian agrobisnis

B. Faktor Eksternal

Kondisi alam yang Tidak dapat Melakukan koordinasi


tidak menentu melaksnakan setiap dengan mitra kerja
proses pembinaan untuk menyiapkan
kemandirian rencana antisipasi
agrobisnis sesuai
jadwal yang telah
ditetapkan

2. Strategi Marketing Hasil Proyek Perubahan


Strategi marketing terhadap hasil proyek perubahan dilakukan dengan
memperhatikan elemen dalam pemasaran sektor publik, yaitu 4 P 1 C
(PRODUCT, PRICE, PROMOTION, PLACE dan CUSTOMER).
a. Customer Sasaran utama sebagai customer untuk menggunakan product ini
adalah seluruh Lapas/Rutan wilayah NTB

35
b. Product-Product yang dihasilkan dari proyek perubahan ini adalah pola
pembinaan kemandirian pertanian yang terukur dan terstruktur bagi warga
binaan pemasyarakatan melalui strategi agrobisnis
c. Price berasal dari APBN dan investasi investor
d. Place berada di Lapas/Rutan wilayah NTB
e. Promotion akan dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Pariwisata, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan serta menggunakan media online/elektronik
maupun media cetak antara lain :
 Lombok Pos
 Metropol
 Suara NTB
 TVRI
 RRI
 CNN
 Instagram
 Youtube
 Website
 Facebook
3. Organisasi Pembelajar
Dengan adanya pembuatan proyek perubahan ini yang berkaitan dengan
pembinaan keterampilan dan kemandirian di Lapas/Rutan dengan
memanfaatkan lahan yang tersedia harus menggunakan strategi yang tepat
dengan membentuk manajemen perencanaan dan pelaksanaan terstruktur
sehingga lahan yang tersedia dapat dikelola dengan optimal, kondisi agrobisnis
yang diharapkan dan akan dicapai sesuai dengan kenyataan yang ada,
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki warga binaan pemasyarakatan
dapat diaplikasikan secara mandiri ketika bebas guna memajukan sektor
agrobisnis daerah.

36
DAFTAR PUSTAKA

Undang undang Nomor : 12 Tahun 1995 Tentang emasyarakatan;

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 28 tahun


2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 35 Tahun 2018 tentang Revitalisasi
Penyelanggaraan Pemasyarakatan

Peraturan Pemerintah RI Nomor : 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan


pembimbingan Warga binaan Pemasyarakatan;

Peraturan Pemerintah RI Nomor : 57 tahun 1999 tentang kerjasama penyelenggaraan


Pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan;

Peraturan Pemerintah nomor : 32 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam


peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2006 dan PP no 99 tahun 2012 tentang
syarat dan tata cara pelaksanaan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 12 tahun 2016 tentang syarat dan tata
cara pemberian ijin keluar bagi narapidana dalam rangkaian pembinaan;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 53 tahun 2016 tentang pengelolaan dan
pemanfaatan hasil kegiatan industri di lembaga Pemasyarakatan.

Agus Puruhitaarga Purnomo Widodo, S.E., M.B.A., Ph.D., Strategi ICA Sebagai
Metode Pengawasan Dana Bencana Untuk Mengurangi Potensi Kerugian
Negara Di Provinsi NTB, Semarang:Latihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan
XVI, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi
Jawa Tengah, 2019.

Edy Supriyanta, ATD, SH., MH., Strategi Integrasi Layanan Sistem Pengelolaan
Kendaraan Dinas (SIKENDI) Di Lingkungan SETDA Provinsi Jawa Tengah.
Semarang:Latihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XVI, Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa
Tengah, 2019

Iwan Setiawan (2012), Agribisnis Kreatif : Pilar Wirausaha Masa Depan, Kekuatan Dunia
Baru Menuju Kemakmuran Hijau, Penerbit : Penebar Swadaya

Agribisnis Community, 2013, Manajemen Manajerial Agribisnis, Jakarta

Mardiaknto, TR. (2007), Pengantar Ilmu Pertanian, Surakarta : PUSPA

37

Anda mungkin juga menyukai