I. JUDUL
“ Strategi Agrobisnis Sebagai Salah Satu Upaya Meningkatkan Kualitas
Hidup Warga Binaan Pemasyarakatan di Kantor Wilayah Nusa Tenggara
Barat. ”
II. DESKRIPSI
Bagi bangsa Indonesia, seiring berkembangnya segala aspek dalam
kehidupan termasuk dalam aspek penegakan hukum, fungsi pemidanaan tidak lagi
sekedar memberikan efek jera bagi para pelaku pelanggar hukum akan tetapi juga
merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi sosial. Fungsi tersebut telah
melahirkan suatu sistem pembinaan yang dikenal dan dinamakan dengan sistem
pemasyarakatan dan telah ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1995 tentang Pemasyarakatan
Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan Warga
Binaan Pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan, dan cara pembinaan
yang merupakan bagian akhir dari sitem pemidanaan dalam tata peradilan pidana.
Pada hakikatnya Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai insan dan sumber daya
manusia harus diperlakukan dengan baik dan manusiawi dalam suatu sistem
pembinaan yang terpadu. Dalam pasal 6 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan disebutkan bahwa dalam
melaksanakan pembinaan wajib mengadakan perencanaan, pelaksanaan dan
pengadilan atas kegiatan program pembinaan. Kegiatan pembinaan yang
dilakukan diarahkan pada kemampuan Narapidana untuk berintegrasi secara
sehat dengan masyarakat.
Berdasarkan amanat dalam Undang-Undang tersebut maka pembinaan
kemandiriian yang diberikan kepada warga binaan harus melalui pola pembinaan
yang terpola dan terstruktur. Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Lapas/Rutan
memiliki lahan yang cukup luas dan harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik
melalui kegiatan pembinaan kemandirian khususnya melalui kegiatan pembinaan
kemandirian pertanian.
1
Pembinaan yang diberikan dalam bidang pertanian harus melaui strategi
dan langkah yang terukur, mulai dari kegiatan merumuskan business process
dalam pengelolaan pembinaan kemandirian pertanian dengan strategi tertentu
yang mampu dikembangkan dan menghasilkan nilai ekonomi, baik bagi intansi,
warga binaan maupun masyarakat, tidak hanya pada saat tertentu namun tetap
berkelanjutan dan berkesinambungan. Fungsi lahan yang tersedia di Lapas/Rutan
dapat terkelola dengan maksimal dengan manajemen yang terukur.
A. Alur Pemikiran
2
mengawasi segala kegiatan Unit Pelaksana Teknis (UPT) pemasyarakatan di
bawah jajaran Kantor Wilayah. Tugas pokok dan fungsi kepala Divisi
Pemasyarakatan adalah :
3
e. Melakukan pengkajian dan pengembangan penyelenggaraan
Pemasyarakatan
Untuk lingkup Kantor Wilayah Nusa Tenggara Barat, Divisi
Pemasyarakatan mengawasi 12 UPT Pemasyarakatan, yakni :
1. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Mataram
2. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Sumbawa
3. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Dompu
4. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Selong
5. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Terbuka Mataram
6. Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Mataram
7. Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Mataram
8. Rumah Tahanan Negara Kelas II B Praya
9. Rumah Tahanan Negara Kelas II B Raba BIma
10. Balai Pemasyarakatan Kelas II Mataram
11. Balai Pemasyarakatan Kelas II Sumbawa
12. Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Mataram
13. Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Sumbawa
Divisi Pemasyarakatan NTB senantiasa menjalankan tugas dan
fungsi sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan. Terutama pada perkembangan era globalisasi saat ini
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan telah menetapkan rencana strategis untuk
tahun 2020-2024 sesuai dengan visi Indonesia yang disampaikan presiden
Joko Widodo tentang pengelolaan organisasi, lembaga maupun pemerintahan
agar meninggalkkan cara dan pola lama agar lebih efektif dan efisien,
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan berupaya mewujudkan birokrasi yang kian
sederhana, simple, lincah, cepat dan responsif dalam memberikan layanan
sesuai tugas dan fungsi yang diemban.
Sebagai bentuk penataan manajemen pemasyarakatan Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan membentuk program Revitalisasi pemasyarakatan
dan telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
35 Tahun 2018 tentang Revitalisasi Penyelanggaraan Pemasyarakatan.
4
Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan adalah upaya
mengoptimalisasikan penyelenggaraan Pemasyarakatan sebagai bentuk
perlakuan terhadap tahanan, narapidana, dan klien serta perlindungan atas
hak kepemilikan terhadap barang bukti sehingga dapat memudahkan
organisasi dalam mengambil langkah kebijakan
Sebagi bentuk mendukung program Revitalisasi Penyelenggaraan
Pemasyarakatan Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal
pemasyarakatan Nomor : PAS-15.PR.01.01 Tahun 2019 tanggal 5 April 2019
tentang Penetapan Lembaga Pemasyarakatan Pilot Project, Maximum
Security, Medium Scurity, dan Minimum Security termasuk wilayah NTB yakni
Lapas Kelas II Mataram sebagai Lapas Maximum Security, Lapas Kelas II B
Selong menjadi Lapas Medium Security, Lapas Terbuka Kelas II B Mataram
menjadi Lapas Minimum Secuity, Lapas Perempuan Kelas III Mataram dan
LPKA Kelas II Mataram menjadi Lapas Maksimum Security, Medium Security
dan Minimum Security.
Berdasarkan hal tersebut, Divisi Pemasyarakatan NTB akan
melaksanakan program revitalisasi dalam bidang manajemen pembinaan
kemandirian terutama di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Kelas II B
Mataram sebagai Lapas yang diproyeksikan berlabel Minimum Security,
karena berdasarkan konsep revitalisasi pemasyarakatan warga binaan yang
telah berada di Lapas minimum security akan dibimbing menjadi sumber daya
manusia potensial sebagai bagian dari pelaku pembangunan nasional di pusat
industri narapidana. Mereka kembali menjadi manusia utuh yang mampu
berkontribusi dalam kemajuan ekonomi nasional, penghasil produk bernilai
ekonomi yang mampu menyokong nilai tambah perekonomian Negara dan
secara khusus dengan keilmuan dan keterampilan yang dimiliki dapat
meningkatkan kualitas hidup warga binaan. Oleh karena itu dapat dirumuskan
alur pikir sebagai berikut :
5
STRATEGI AGROBISNIS SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP
WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI KANTOR WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT
6
Sedangkan berdasarkan data minat dan bakat yang dimiliki oleh warga binaan
pemasyarakatan dan dari seluruh Lapas/Rutan yang ada di NTB tersaji seperti
pada tabel berikut :
Tabel 1.
Data WBP pada Lapas/Rutan NTB berdasarkan minat dan bakat Tahun 2019
Sedangkan luas lahan yang dimiliki pada setiap Lapas yang ada di
wilayah Nusa Tenggara Barat tersaji pada table berikut :
7
Tabel 2
Data Luas Lahan Lapas di wilayah NTB
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa berdasarkan minat dan bakat
yang dimiliki warga binaan dari seluruh Lapas/Rutan wilayah NTB yang
terbesar adalah minat/bakat pada bidang pertanian sbesar 52,36%. Hal ini
menunjukikan bahwa pembinaan kemandirian pada warga binaan dengan
lahan yang tersedia seharusnya diarahkan pada bidang pertanian yang dikelola
dengan manajemen yang baik, tearah dan terukur melalui strategi pertanian
yang dapat terus dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, salah
satunya melalui penerapan strategi pertanian agrobisnis.
Hal tersebut mengingat mayoritas penduduk NTB menggantungkan
hidup dari sektor pertanian, karena secara demografi NTB sangat potensial
untuk terus dikembangkannnya sektor pertanian. Demikian halnya Lembaga
Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negara yang ada di wilayah NTB memiliki
lahan yang cukup luas namun kurang dimanfaatkan dan dikelola dengan
manajemen yang baik, sehingga dapat menjadi peluang yg sangat baik bagi
Lapas/Rutan berinovasi memberdayakan warga binaan pemasyarakatan
melalui pembinaan kemandirian Agrobisnis.
8
ternak, alat dan mesin pertanian, pemrosesan bahan pertanian, dan wisata
pertanian. Dengan kata lain ilmu agrobisnis tidak hanya tentang budidaya
tanaman, namun didalamnya juga termasuk peternakan, perikanan, dan
kehutanan. Oleh karenanya agrobisnis mencakup wawasan pertanian secara
luas.
9
Gambar 2.
The Star Model
Tabel 3.
The Star Model
Sinergi Antar
Kategori Kategori yang
Kondisi Setiap yang paling diintervensi
Kategori
Kategori perlu di dengan
intervensi kategori
lainnya
Strategi Belum Terwujudnya
terwujudnya pola pembinaan
pola pembinaan kemandirian
kemandirian pertanian yang
pertanian yang terstruktur bagi
terstruktur bagi warga binaan
warga binaan
10
Struktur Pengelolaan Terwujudnya
pembinaan pengelolaan
kemandirian pembinaan
pertanian pada kemandirian
lahan pertanian pada
Lapas/Rutan lahan
masih bersifat Lapas/Rutan
insidentil tanpa berdasarkan
strategi yang strategi dan
jelas manajemen yang
terukur salah
satunya melalui
strategi pertanian
agrobisnis
11
lahan yang lahan yang
dimilki dimilki
Lapas/Rutan Lapas/Rutan
melalui melalui
pembinaan pembinaan
kemandirian kemandirian
pertanian warga pertanian warga
binaan binaan
SDM Kurangnya Terbentuknya
pemahaman pemahaman
SDM (Petugas SDM (Petugas
dan warga dan warga
binaan) dalam binaan) dalam
pengelolaan pengelolaan
lahan pertanian lahan pertanian
Lapas/Rutan Lapas/Rutan
melalui strategi melalui strategi
agrobisnis agrobisnis
D. Penilitian Kepustakaan
Untuk menjamin originalitas dan menghindari terjadinya duplikasi
proyek perubahan, maka telah dilakukan penelitian kepustakaan di
perpustakaan dan beberapa sumber pustaka lainnya, khususnya terhadap
proyek-proyek perubahan yang telah dibuat sebelumnya. Adapun beberapa
proyek perubahan yang telah dibuat sebelumnya dan memiliki relevansi
dengan Rancangan Proyek Perubahan ini, antara lain :
12
1. Proyek perubahan karya Agus Puruhitaarga Purnomo Widodo, S.E., M.B.A.,
Ph.D. pada Tahun 2019 dengan judul “Strategi ICA Sebagai Metode
Pengawasan Dana Bencana Untuk Mengurangi Potensi Kerugian Negara Di
Provinsi NTB”.
2. Proyek perubahan karya Edy Supriyanta, ATD, SH., MH. Pada Tahun 2019
dengan judul “Strategi Integrasi Layanan Sistem Pengelolaan Kendaraan
Dinas (SIKENDI) Di Lingkungan SETDA Provinsi Jawa Tengah.
Setelah dibaca dan ditelaah dengan seksama, terdapat beberapa
perbedaan mendasar antara kedua proyek perubahan yang telah dibuat
sebelumnya dengan Rancangan Proyek Perubahan. Adapun perbedaan
substansi antara kedua proyek perubahan dimaksud dengan Rancangan
Proyek Perubahan ini, antara lain :
1. Proyek perubahan yang dibuat Agus Puruhitaarga Purnomo Widodo, S.E.,
M.B.A., Ph.D., terkait dengan metode pengawasan ICA dalam pengawasan
dana bencana untuk mengurangi potensi kerugian Negara di Provinsi NTB
dan pengorganisasian pengawalan dana bencana untuk mengurangi
potensi kerugian keuangan Negara di Perwakilan BPKP Provinsi NTB.
2. Proyek perubahan Edy Supriyanta, ATD, SH., MH., terkait dengan strategi
integrasi layanan system pengelolaan kendaraan dinas (SIKENDI) di
lingkungan SETDA Provinsi Jawa Tengah, yang tidak hanya meliputi
penyajian data dan informasi kondisi asset kendaraan secara real time,
komprehensif dan terintegrasi, melainkan juga merumuskan business
process dan template system pelaporan kondisi asset kendaraan berbasis
teknologi informasi
Tabel 4.
Perbandingan Produk Proyek Perubahan Sebelumnya
13
Mengurangi Potensi Kerugian Negara Di
Kerugian Negara Di Provinsi NTB
Provinsi NTB
Edy Supriyanta, ATD, Strategi Integrasi Aplikasi Sistem
SH., MH. Layanan Sistem Integrasi Layanan
Pengelolaan Pengelolaan
Kendaraan Dinas Kendaraan Dinas Di
(SIKENDI) Di Lingkungan SETDA
Lingkungan SETDA Provinsi Jawa
Provinsi Jawa Tengah. Tengah
Dwi Nastiti. H, Bc.IP., Strategi Agrobisnis Metode pembinaan
S.Sos., M.M. Sebagai Salah Satu kemandirian bidang
Upaya Meningkatkan pertanian melalui
Kualitas Hidup Warga strategi agrobisnis di
Binaan Kantor Wilayah Nusa
Pemasyarakatan di Tenggara Barat
Kantor Wilayah Nusa
Tenggara Barat.
14
e. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 57 tahun 1999 tentang kerjasama
penyelenggaraan Pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan;
f. Peraturan Pemerintah nomor : 32 tahun 1999 sebagaimana telah diubah
dalam peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2006 dan PP no 99 tahun 2012
tentang syarat dan tata cara pelaksanaan pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan;
g. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 12 tahun 2016 tentang syarat
dan tata cara pemberian ijin keluar bagi narapidana dalam rangkaian
pembinaan;
h. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 53 tahun 2016 tentang
pengelolaan dan pemanfaatan hasil kegiatan industri di lembaga
Pemasyarakatan.
E. Instrumen Analisis
Pada dasarnya, penyusunan strategi bagi suatu organisasi harus
dilandaskan pada suatu metode analisis. Dalam perkembangannnya, tedapat
berbagai jenis metode analisis yang dapat dipergunakan dalam perencanaan
strategis, yang salah satunya adalah instrument analisis SOAR (Strnghts,
Opportunities, Aspirations, Results), yang terdiri dari 4 instrumen yaitu :
1. Strength (S) adalah hal-hal yang menjadi kekuatan serta aset terbesar yang
dimiliki diungkapkan, baik aset yang berwujud maupun aset yang
tidak berwujud.
2. Opportunities (O) yaitu analisis terhadap lingkungan eksternal guna
mengidentifikasi peluang terbaik yang dimiliki serta dapat dimanfaatkan
oleh organisasi Lingkungan eksternal merupakan sebuah wilayah yang
penuh dengan berbagai macam kemungkinan dan peluang.
3. Aspirations (A) dimana para anggota organisasi berbagi aspirasi dan
merancang kondisi masa depan yang mereka impikan, yang dapat
menimbulkan rasa percaya diri dan kebanggaan baik terhadap diri sendiri,
pekerjaan, departemen, maupun organisasi secara keseluruhan.
15
4. Results (R) yaitu menentukan ukuran dari hasil-hasil yang ingin dicapai
(measurable results) dalam perencanaan strategis, guna mengetahui sejauh
mana pencapaian dari tujuan yang telah disepakati bersama.
16
c. Terciptanya area Camping Ground Pemasyarakatn bagi masyarakat
umum sebagai tempat melaksanakan kegiatan rekreasi lapangan
(antara lain kegiatan out bond, kepramukaan/bumi perkemahan, dll)
17
c. Bagi SDM pelaksana
18
dihasilkan dari kegiatan pembinaan tersebut memiliki nilai ekonomi yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup warga binaan.
Setelah dihasilkan output dari proyek perubahan tersebut, maka
diharapkan dapat memberikan OUTCOME berupa :
a. Terkelolanya Lahan Pertanian Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Kelas II B
Mataram, Lapas Kelas II B Selong, Lapas Kelas II A Mataram, Lapas Kelas II
A Sumbawa dan Lapas Kelas II B Dompu
b. Terlaksananya kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan terhadap Warga Binaan
berkaitan dengan keterampilan Agrobisinis;
c. Terjalinnya kerja sama berkesinambungan dengan pihak ketiga dalam rangka
pembinaan kemandirian Agrobisnis.
d. Terciptanya Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Kelas II B Mataram dan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Selong sebagai destinasi agrowisata
pemasyarakatan dan edukasi pola pembinaan bagi masyarakat di NTB.
e. Terciptanya Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Kelas II B Mataram dan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Selong sebagai area Camping Ground
Pemasyarakatan (tempat melaksnakan kegiatan lapangan antara lain out bond,
perkemahanan, dll).
19
Hasil identifikasi faktor-faktor yang berkaitan dalam upaya Pelaksnaan
Strategi Agrobisnis Sebagai Salah Satu Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup
Warga Binaan Pemasyarakatan di Kantor Wilayah Nusa Tenggara Barat adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.
Hasil identifikasi faktor berkaitan Penerapan Strategi Agrobisnis Sebagai Salah Satu
Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup Warga Binaan Pemasyarakatan
STRENGTH OPPORTUNITIES
20
pembinaan kemandirian pertanian Lapas Terbuka Kelas II B
melalui strategi agrobisnis di Mataram dan Lapas Kelas II B
seluruh Lapas/Rutan wilayah NTB selong
3. Terciptanya Petugas 3. Terciptanya area Camping Ground
Pemasyarakatan yang kompeten Pemasyarakatn bagi masyarakat
dalam melaksanakan pembinaan umum sebagai tempat
kemandirian agrobisnis melaksanakan kegiatan rekreasi
4. Meningkatnya kualitas dan lapangan (antara lain kegiatan out
kuantitas Warga Binaan bond, kepramukaan/bumi
Pemasyarakatan yang mengikuti perkemahan, dll)
Program Pembinaan Kemandirian
Pertanian agrobisnis
5. Terkelolanya lahan pertanian
Lapas/Rutan dengan pembinaan
kemandirian pertanian melalui
strategi agrobisnis
INITIATE
Keputusan Organisasi melakukan SOAR Framework
INQUIRY
Nilai-nilai inti, visi, kekuatan, peluang potensi pada setiap organisasi
IMAJINASI
Merancang masa depan yang diharapkan
INOVASI
Perancangan bersama sasaran jangka pendek, rencana kegiatan dan
struktur yang terintegrasi untuk mencapai tujuan masa depan yang
diharapkan
21
INSPIRE TO IMPEMENT
Sistem Pengakuan dan Penghargaan
Gambar 3.
Tahap Analisis SOAR
Tabel 6.
MATRIX SOAR
INTERNAL
STRENGTH OPPORTUNITIES
EKSTERNAL
STRATEGI OA
ASPIRATION
STRATEGI SA 1. Mendorong investor
1. Mengoptimalkan untuk
pengolahan lahan mengivestasikan
pertanian modal dalam
Lapas/Rutan wilayah pengelolaan lahan
NTB melalui strategi pertanian metode
pembinaan agrobisnis di
kemandirian Lapas/Rutan wilayah
22
pertanian agrobisnis NTB (Lapas Terbuka
(Lapas Terbuka Kelas II B Mataram
Kelas II B Mataram sebagai Pilot Project
sebagai Pilot Project jangka pendek dan
jangka pendek dan menengah proyek
menengah proyek perubahan).
perubahan). 2. Menjalin kerjasama
2. Menyelenggarakan dengan stakeholder
pelatihan tentang terkait dalam hal ini
pembinaan instansi pemerintah,
kemandirian swasta maupun
pertanian agrobisnis masyarakat sekaligus
baik bagi Petugas sebagai ruang
maupun WBP edukasi dan informasi
sehingga tercipta tentang pola
Petugas yang pembinaan warga
kompeten dan WBP binaan
yang terampil pemasyarakatn di
bekerjasama dengan Lapas/Rutan.
Stakeholder terkait.
1. Melakukan 1. Menjalankan
pengolahan lahan kerjasama dengan
pertanian seluruh stakeholder terkait
Lapas/Rutan di (Dinas Pertanian,
wilayah NTB dengan Balai Latihan Kerja)
strategi agrobisnis sehingga lahan
(Lapas Terbuka pertanian
Kelas II B Mataram Lapas/Rutan dapat
sebagai Pilot Project terkelola dengan baik
jangka pendek dan menjadi lahan
23
menengah proyek pertanian agrobisnis
perubahan) setelah (Lapas Terbuka
melalui tahap Kelas II B Mataram
pelatihan agrobisnis sebagai Pilot Project
bagi Petugas dan jangka pendek dan
WBP menengah proyek
2. Menciptakan perubahan).
destinasi agrowisata 2. Menjalankan
pemasyarakatan agrobisnis dengan
wilayah NTB di mitra kerja (investor)
Lapas Terbuka melalui modal yang
Kelas II B Mataram diinvestasikan
dan Lapas Kelas II B 3. Menciptakan
selong setelah marketing publik
kegiatan pertanian terkait produk
agrobisnis berjalan unggulan yang
dan menghasilkan dihasilkan dari
produk yang kegiatan pengolahan
berdaya saing lahan pertanian
3. Menata lahan agrobisnis secara
pertanian mandiri maupun
Lapas/Rutan yang bekerjasama dengan
telah dikelola stakeholder terkait.
dengan strategi (Dinas perindustrian
agrobisnis menjadi dan perdagangan,
area Camping Dinas Pariwisata).
Ground 4. Mempublikasikan
Pemasyarakatn bagi Destinasi Agrowisata
masyarakat umum dan Camping
sebagai tempat Ground
melaksanakan Pemasyarakatan
kegiatan rekreasi NTB dari lahan
24
lapangan (antara lain pertanian yang telah
kegiatan out bond, diolah melalui
kepramukaan/bumi strategi agrobsinis
perkemahan, dll) kepada masyarakat
umum
N
MILESTONE OUTPUT/CAPAIAN PELAKSANAAN
O
1 Rapat koordinasi tentang
pembinaan kemandirian Terselenggaranya Minggu ke IV
pertanian agrobisnis Rakor tentang bulan Agustus
a. Membuat surat undangan pembinaan agro 2019
rapat bisnis
b. Menetapkan dan membuat
materi rapat
25
c. Pembahasan materi rapat
2 Membentuk tim efektif Terbentuknya tim Minggu ke IV
a. Penyusunan draf SK tim efektif melalui SK bulan Agustus
efektif Kantor wilayah 2019
b. Perumusan pembagian tugas
tim efektif
c. Penugasan SK tin efektif
3 Melaksanakan FGD ( Focus Terlaksananya Minggu ke I
Group Discussion ) dengan FGD bulan
Ka.UPT se Nusa Tenggara Barat, Undangan, September 2019
tentang penetaan kegiatan argo notulen dan foto
bisnis :
a. Persiapan sarana
prasarana FGD
b. Pelaksanaan FGD
4 Pelaksanaan kerjasama dengan Terselenggaranya Minggu ke I
pihak ketiga kerjasama dengan bulan
a. Perjanjian kerjasama pihak ketiga September 2019
dengan Dinas Pertanian
b. Perjanjian kerjasama
dengan Dinas Pariwisata
c. Perjanjian kerjasama
dengan Dinas BLK
d. Perjanjian kerjasama
dengan Dinas UD Budaya
5 Menyusun pedoman kegiatan Tersusunnya Minggu ke II buan
Agrobisnis pedoman September 2019
a. Persiapan rapat kegiatan
penyusunan pedoman Agrobisnis
Agrobisnis
b. Pelaksanaan kegiatan
penyusunan pedoman
26
Agrobisnis
6 Sosialisasi kegiatan Agrobisnis Terlaksananya Minggu ke II
kepada WBP sosialisasi kegiatan bulan September
a. Persiapan sarpras untuk Agrobisnis 2019
kegiatan sosialisasi
b. Pelaksaan kegiatan
sosialisasi
7 Pelaksanaan Bimtek Agrobisnis Terlaksananya Minggu ke III
kepada WBP Bimtek Agrobisnis bulan September
a. Penetapan peserta dengan WBP 2019
b. Persiapan pelaksanaan
Bimtek
c. Pelaksanan Bimtek
8 Launching strategi agrobisnis ( di Terlaksananya Minggu ke IV
Lapas Terbuka Mataram ) Kantor launching strategi buan September
wilayah Nusa Tengggara Barat agrobisnis di Lapas 2019
a. Persiapan sarpras kegiatan Terbuka Mataram
Launching
b. Pelaksanaan kegiatan
Launching
9 Impementasi Pembinaan Terselenggaranya Minggu ke I
Kemandirian Agrobisnis WBP pembinaan bulan Oktober
dilahan Lapas Terbuka Kas IIB kemandirian 2019
Mataram agrobisnis WBP di
Lapas Terbuka
Klas IIB Mataram
1 Promosi ke Terlaksananya Minggu ke I
0
a. Media Cetak promosi kegiatan bulan Oktober
Lombok Pos agrobisnis di 2019
Metropol Kanwil Nusa
27
b. Media Elektronik
TVRI
RRI
CNN
c. Instagram
d. Youtube
e. Website
f. Facebook
1 Monitoring Evaluasi terhadap Terlaksananya Minggu ke II
1
capaian target monitoring evaluasi sampai dengan
a. Penyiapan materi Monev Minggu ke III
b. Pelaksanaan Monev bulan Oktober
c. Penyusunan laporan 2019
B. PENJADWALAN
1. Jadwal Kegiatan
Tabel 8. Jadwal Kegiatan
28
3 Melaksanakan Focus Group Discussion
denga Kepala UPT se NTB tentang
pemetaan kegiatan agrobisnis
4 Pelaksanaan kerjasama dengan pihak
ketiga
5 Menyusun pedoman kegiatan agrobisnis
6 Sosialisasi kegiatan agrobisnis kepada WBP
7 Pelaksanaan kegiatan agrobisnis kepada
WBP
8 Launching strategi agrobisnis di Lapas
Terbuka Mataram dan Kanwil NTB
9 Implementasi Pembinaan kemandirian
agrobisnis WBP
10 Promosi kegiatan agrobisnis
11 Monitoring dan Evaluasi
MENTOR
29
Gambar 4
Diagram Hubungan
30
Wilayah NTB meningkatkan kualitas
hidup WBP di Kantor
Wilayah NTB
3 Tim Pelaksana Sebagai tim pelaksana Sangat penting dalam
implementasi terlaksananya
penerapan strategi penerapan strategi
agrobisnis sebagai agrobisnis sebagai
salah satu upaya salah satu upaya
meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas
hidup WBP di Kantor hidup WBP di Kantor
Wilayah NTB Wilayah NTB
4 Tim Penyusun Sebagai Tim Penyusun Sangat penting sebagai
Pedoman Pedoman Kegiatan kerangka acuan
Kegiatan pembinaan pelaksanaan kegiatan
kemandirian pertanian dalam jangka panjang
agrobisnis WBP di
Kantor Wilayah NTB
5 Tim Pelatihan Sebagai Tim Pelatihan Sangat penting sebagai
pembinaan langkah awal sebelum
kemandirian pertanian melakukan kegiatan
agrobisnis WBP di yang akan dilakukan
Kantor Wilayah NTB
31
Strategi marketing terhadap kedua pendekatan tersebut menggunakan
strategic partnership. Strategi ini untuk mendukung keberhasilan pemasaran
proyek perubahan dengan cara kolaborasi yang erat dengan stakehoder.
1. Strategi Marketing Proses Penyusunan Proyek Perubahan
a. Identifikasi Stakeholder
Tabel 10.
Identifikasi Stakeholder Secara Internal dan Eksternal
Masyarakat
Tabel 11.
Identifikasi Pemangku Kepentingan Internal
NO PENGARUH RESISTENSI
PEMANGKU
KEPENTINGAN
32
INTERNAL
1 Kepala Memiliki kepentingan dan Kesibukan kerja dan
Kantor pengaruh yang besar dalam kegiatan diluar
Wilayah terwujudnya keberhasilan kantor
Kementerian menjalankan strategi agrobisnis
Hukum dan sebagai salah satu upaya
HAM NTB / meningkatkan kualitas hidup
Mentor Warga Biinaan Pemasyarakatan
di Kantor Wilayah NTB
2 Coach Memiliki kepentingan dan Kesibukan pada
pengaruh yang besar dalam seorang widyaiswara
mendukung keberhasilan serta komunikasi
menjalankan strategi agrobisnis yang kurang dengan
sebagai salah satu upaya peserta Latpim
meningkatkan kualitas hidup
Warga Biinaan Pemasyarakatan
di Kantor Wilayah NTB
3 Tim Memiliki kepentingan dan Kesibukan dengan
Pelaksana pengaruh yang besar dalam tugas dan fungsi
pelaksanaan dan keberhasilan masing-masing
menjalankan strategi agrobisnis sehingga akan
sebagai salah satu upaya mengakibatkann
meningkatkan kualitas hidup kurang fokusnya
Warga Binaan Pemasyarakatan anggota tim dalam
di Kantor Wilayah NTB menjalankan
pembinaan
kemandirian
pertanian agrobisnis
di Lapas Terbuka
Kelas II B Mataram
a.
33
Tabel 12.
Identifikasi Pemangku Kepentingan Eksternal
PEMANGKU
NO PENGARUH RESISTENSI
KEPENTINGAN
INTERNAL
1 Kepala Dinas Memiliki pengaruh yang sangat Kesibukan kerja
Pertanian besar berkaitan dengan kegiatan dan kegiatan
Kabupaten pertanian agrobisnis diluar kantor
Lombok
Tengah
2 UD. Prima Sebagai mitra kerja Kesibukan kerja
Budaya Jamur
3 Kepala Dinas Memiliki pengaruh dalam Kesibukan kerja
Perdagangan memasarkan hasil dari produk dan kesibukan
dan pertanian agrobsinis diluar kantor
Perindustrian
Lombok
Tengah
4 Kepala Dinas Memiliki pengaruh dalam Kesibukan kerja
Pariwisata mempromosikan destinasi dan kegiatan
Lombok agrowisata pemasyarakatan bagi diluar kantor
Tengah masyarakat
5 Kepala Balai Memiliki pengaruh dalam proses Kesibukan kerja
Latihan Kerja pembekalan dan pelatihan dalam
Kabupaten keterampilan pembekalan
Lombok keterampiln bagi
Tengah instansi lainnya
6 Masyarakat Memiliki pengaruh dalam Kesibukan dalam
mendukung dan partisipasi kegiatan yang
34
masyarakat untuk meningkatkan ada di
pembinaan WBP masyarakat itu
sendiri
B. Faktor Eksternal
35
b. Product-Product yang dihasilkan dari proyek perubahan ini adalah pola
pembinaan kemandirian pertanian yang terukur dan terstruktur bagi warga
binaan pemasyarakatan melalui strategi agrobisnis
c. Price berasal dari APBN dan investasi investor
d. Place berada di Lapas/Rutan wilayah NTB
e. Promotion akan dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Pariwisata, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan serta menggunakan media online/elektronik
maupun media cetak antara lain :
Lombok Pos
Metropol
Suara NTB
TVRI
RRI
CNN
Instagram
Youtube
Website
Facebook
3. Organisasi Pembelajar
Dengan adanya pembuatan proyek perubahan ini yang berkaitan dengan
pembinaan keterampilan dan kemandirian di Lapas/Rutan dengan
memanfaatkan lahan yang tersedia harus menggunakan strategi yang tepat
dengan membentuk manajemen perencanaan dan pelaksanaan terstruktur
sehingga lahan yang tersedia dapat dikelola dengan optimal, kondisi agrobisnis
yang diharapkan dan akan dicapai sesuai dengan kenyataan yang ada,
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki warga binaan pemasyarakatan
dapat diaplikasikan secara mandiri ketika bebas guna memajukan sektor
agrobisnis daerah.
36
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 35 Tahun 2018 tentang Revitalisasi
Penyelanggaraan Pemasyarakatan
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 12 tahun 2016 tentang syarat dan tata
cara pemberian ijin keluar bagi narapidana dalam rangkaian pembinaan;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 53 tahun 2016 tentang pengelolaan dan
pemanfaatan hasil kegiatan industri di lembaga Pemasyarakatan.
Agus Puruhitaarga Purnomo Widodo, S.E., M.B.A., Ph.D., Strategi ICA Sebagai
Metode Pengawasan Dana Bencana Untuk Mengurangi Potensi Kerugian
Negara Di Provinsi NTB, Semarang:Latihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan
XVI, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi
Jawa Tengah, 2019.
Edy Supriyanta, ATD, SH., MH., Strategi Integrasi Layanan Sistem Pengelolaan
Kendaraan Dinas (SIKENDI) Di Lingkungan SETDA Provinsi Jawa Tengah.
Semarang:Latihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XVI, Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa
Tengah, 2019
Iwan Setiawan (2012), Agribisnis Kreatif : Pilar Wirausaha Masa Depan, Kekuatan Dunia
Baru Menuju Kemakmuran Hijau, Penerbit : Penebar Swadaya
37