PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, pengertian
tersebut sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2014. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai degan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional, berkualitas, dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pembentukan ASN yang profesional diawali dengan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditegaskan dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 24 Tahun
2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri sipil untuk
membentuk PNS yang profesional yaitu karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi
PNS sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
publik.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis Diklat yang
strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi profesional seperti
tersebut di atas adalah Diklat Latihan Dasar CPNS. Diklat ini dilaksanakan dalam rangka
membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam
membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak
profesional dalam melayani masyarakat.
1
Untuk membentuk PNS profesional, dibutuhkan pembaharuan atas pola
penyelenggaraan diklat yang ada saat ini dan yang didukung oleh semua pihak. Praktik
penyelenggaraan Diklat Latihan Dasar CPNS dengan pola pembelajaran klasikal yang
didominasi dengan metode ceramah, menunjukkan bahwa tidak mudah untuk membentuk
nilai-nilai dasar profesi PNS, terutama proses internalisasi pada diri masing-masing peserta.
Salah satu bentuk penugasan dalam Diklat Pelatihan Dasar ini adalah menyusun
dokumen atau rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang terdapat pada
beberapa kegiatan yang dilaksanakan di tempat kerja masing-masing. Pelaksanaan kegiatan
ini bertujuan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN, yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi. Kelima nilai dasar profesi ASN
tersebut sebelumnya dipelajari dan dipahami oleh para peserta Diklat Latihan Dasar CPNS
melalui proses pembelajaran dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi
Sumatera Utara.
Berdasarkan uraian di atas, penulis saat ini ditempatkan sebagai Penjaga Tahanan di
Rumah tahanan kelas II B Sidikalang akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN
berdasarkan kegiatan yang sudah direncanakan sesuai tugas pokok dan tugas.
2
1.2.2 Visi Rutan Kelas II B Sidikalang
A : AMAN
S : SOLID
R : RELIGIUS
I : IPTEK
3
1.2.4. Motto Rutan Kelas II B Sidikalang.
Nilai dasar merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh petugas dan yang
memandu petugas dalam memilih berbagai alternatif yang diperlukan untuk menuju
masa depan. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan telah menetapkan nilai-nilai dasar
yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh setiap petugas pemasyarakatan dalam
menetapkan keputusan berkaitan dengan upaya pencapaian visi dan misi Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan. Nilai-nilai dasar tersebut adalah sebagai berikut :
Profesional
Aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah aparat yang bekerja
keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasan bidang tugasnya,
menjunjung tinggi etika dan integirtas profesi;
Akuntabel
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau peraturan
yang berlaku;
Sinergi
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang produktif
serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk
menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat, dan berkualitas;
Transparan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan,
yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya
Inovatif
4
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mendukung kreatifitas dan
mengembagkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelengaraan tugas dan fungsinya.
KA RUTAN
JHONNY GULTOM,
A.Md. IP, S.Sos
PETUGAS PENGAMAN
1.3 Permasalahan
Dalam menjalankan tugas sehari-hari tidak terlepas dari permasalahan dan tantangan.
Begitu juga dalam Rutan Kelas II B Sidikalang, permasalahan tersebut muncul karena
faktor internal dan eksternal, seperti :
5
1. Keterbatasan jumlah pegawai
2. Kelebihan kapasitas
3. Kurangnya disiplin warga binaan
4. Kurangnya integritas pegawai.
6
BAB II
Untuk mengetahui dimensi/aspek serta penyebab dari isu dia atas, dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
7
menciptakan kegiatan bimker sehingga
Tugas
kegiatan bimker disana tidak berjalan
Kurang ketatnya pemeriksaan sehingga
Komitmen
5 masih ada alat komunikasi yang masuk
Tugas
ke dakam blok hunian
Kriteria Prioritas
Kriteria Isu
A P K L
Kurangnya ketegasan menegakkan Memenuhi
√ √ √ √
kedisplinan terhadap tata tertib yang berlaku Kriteria
Kurangnya sosialisasi bagi pengunjung
sehingga banyak pengunjung yang Tidak
√ √ √ - Memenuhi
membawa banyak barang saat berkunjung. Kriteria
8
blok hunian
Keterangan :
A : Aktual
P : Problematik
K : Kekhalayakan
L : Layak
9
Kreatifitas atau skill wbp
tidak bertambah sehingga
tetap saja seperti pertama
kali dia masuk
berjalan
Dibalik kejenuhan di
dalam blok dapat
menimbulkan niat untuk
melarikan diri
Bisa terciptanya gangguan
keamanan karena bisa saja
wbp berkomunikasi
Kurang ketatnya pemeriksaan sehingga kepada orang luar untuk
5 masih adanya alat komunikasi yang lolos merencanakan sesuatu
ke blok hunian yang melanggar hukum
Menimbulkan adanya
transaksi narkoba dari
dalam lapas/rutan
Dari beberapa isu yang telah dijelaskan sebelumya akan ditetapkan isu berdasarkan skala
prioritas dengan teknik USG (Urgensi, Seriousness, Growth) dan skala likertsebagaimana
yang tercantum didalam tabel berikut :
No
Permasalahan U S G Total
.
Kurangnya ketegasan menegakkan kedisplinan terhadap
1. tata tertib. 5 5 5 15
10
kamar dan lingkungan.
Kurangnya kreatifitas pegawai dalam menciptakan suatu
4 kegiatan bimker sehingga disana kegiatan bimker tidak 4 3 3 10
berjalan
Kurang ketatnya pemeriksaan sehingga masih adanya alat
5 5 5 5 15
komunikasi yang lolos ke blok hunian
Keterangan :
11
Dari isu yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud diatas, akan ditetapkan gagasan
kegiatan dalam memberikan solusi terhadap isu yang telah ditetapkan. Adapun kegiatan
gagasan tersebut adalah sebagai berikut.
- melakukan sosialisasi kepada orang yang bertamu supaya tidak membawa barang
yang terlalu banyak.
- memulangkan barang yang dibawa pengunjung apabila melebihi yang ditentukan..
12
5. Kurang ketatnya pemeriksaan sehingga masih adanya alat komunikasi yang lolos ke
blok hunian
- memberikan sanski yang tegas bagi yang mencoba memasukkan alat komunikasi
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
13
A. Akuntabilitas
1.Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorng ASN adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilsi public tersebut dalah :
a. Mampu mengambil pilihan ang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan public dengan kepentingan sector, kelompok, dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
ASN dalam politik praktis.
c. Memeperlakukan warga secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik.
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
2.Aspek Akuntabilitas
Terdapat 5 (lima) aspek penting dalam akuntabilitas yaitu, Akuntabilitas
adalah hubungan, Akuntabilitas berorientasi pada hasil, Akuntabilitas membutuhkan
adanya laporan, Akuntabilitas memerlukan konsekuensi dan Akuntabilitas
memperbaiki kinerja.
3.Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki 3 (tiga) fungsi utama yaitu : control demokrasi ,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan wewenang , untuk menungkatkan efisiensi
dan efektifitas.
4.Tingakatan akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu : akuntabilitas personal,
akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi dan
akuntabilitas stakeholder.
2. Mekanisme Akuntabilitas
1.Mekanisme Akuntabilitas Birokrasi Indonesia
Di Indonesia alat akuntabilitas alat akuntabilitas antara lain adalah :
perencanaan strategis, kontrak kinerja , laporan kinerja.
2.Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel
14
Kepemimpinan, Transparansi , integritas , tanggungjawab, keadilan,
kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi.
3.Frame Work Akuntabilitas
Berikut adalah 5 langkah dalam membuat Frame work Akuntabilitas :
Menentukan tujuan, melakukan perencanaan, pelaksanaan, memberikan laporan dan
melakukan evaluasi.
B. Nasionalisme
Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan Negara yaitu setiap
pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat,
memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan Negara, menjadi perekat bangsa dan
mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan
NKRI.
Maka Indikator Nasionalisme yang harus dimiliki aparatur sipil Negara
adalah, sebagai berikut :
1. Berwawasan Kebangsaan yang Kuat
2. Memahami pluralitas
3. Berorientasi kepublikan yang kuat
4. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya
Nilai dasar Nasionalisme :
15
Patriotisme
Kesederhanaan
Martabat dan harga diri
Kerja keras
Pantang menyerah
C. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar norma , yang menentukan baik
buruk, benar salah perilaku , tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
public dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayan publik. Adapun Indikator
etika publik adalah:
1. Memahami kode Etik dan perilaku pejabat public:
a. adalah aturan – aturan yang mengatur kelompok dalam bentuk ketentuan –
ketentuan tertulis.
b. Dimensi Etika Publik Terdiri dari: dimensi pelayan kualitas public, dimensi
modalitas dan dimensi tindakan integritas publik.
2. Memahami bentuk – bentuk kode etik dan implikasinya sehingga ASN
memiliki pemahaman tentang :
a. Pentingnya Etika dalam pelayanan public
b. Penggunaan kekuasaan legimitasi kebijakan
c. Konflik kepentingan
d. Sumber – sumber kode etik bagi ASN
e. Implikasi kode etik dalam pelayanan public
3 Mampu Mengaktualisasikan nilai – nilai etika bukan hanya posisinya sebagai ASN
tetapi juga sebagai warga Negara.
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu mengacu kepada ukuran baik buruk yang dipersepikan oleh
individu terhadap nilai suatu produk atau pun jasa. Dalam peyelenggaraan pemerintahan,
mutu sering dikaitkan dengan pelayanan kepada masyarakat. Adapun indicator komitmen
mutu dapat di :
1. Mampu memahai tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja
brorienasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
2. Mununjukkan sikap perilaku kinerja kreatif dan inovatif yang berorientasi mtu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
16
3. Mengaktualisasi komitmen mutu dalam menjalankan tugas ASN.
E. Anti Korupsi
Menanamkan sikap sadar anti korupsi merupakan salah satu cara untuk
menjauhkan diri kita dari korupsi. Salah satu cara menanamkan sikap anti korupsi adalah
menanamkan nilai intregritas jujur, mandiri, adil, kerja keras, peduli, tanggung jawab,
disiplin, sederhana,dan berani. Indikator anti korupsi adalah :
1. Menyadari damapak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan diri pribadi,
keluarga, masyarakat, dan bangsa.
2. Mampu menjelaskan cara-cara menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi.
3. Menjelaskan pembangunan system intregritas untuk mencegah terjadinya korupsi
dilingkungannya ( kesediaan, isentifiksi dan internalisasi)
Nilai dasar Anti Korupsi :
Jujur
Peduli
Mandiri
Disiplin
Tanggung jawab
Kerjasama
Sederhana
Berani
Adil
Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI terkandung dalam tiga nilai-nilai yakni
Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Govermment yang baik.
Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional,memiliki nilai dasar,etika profesi,bebas dari investasi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Adapun manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
Pelayanan Publik
17
Segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat(LAN, 1998)
Adapun beberapa unsur penting dalam pelayanan publik antara lain :
1. Unsur pertama, istitusi penyelenggara pelayanan public
2. Unsur kedua, penerima layanan public
3. Unsur ketiga, kepuasaan pelanggan penerima pelayanan publik
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak Diskriminatif
18
Whole of Government
Whole of Government atau disingkat WOG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatuka upaya – upaya kolaboratif pemerintahan
dari seluruh sektor dalam ruang lingkup kordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik oleh karena
itu WOG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan- urusan yang relevan.
19