Anda di halaman 1dari 26

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL


PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

“OPTIMALISASI PENGGELEDAHAN DI BLOK HUNIAN UNTUK MENGURANGI


BENDA TERLARANG DALAM MENCEGAH GANGGUAN KAMTIB DI LAPAS
KELAS IIB TOBELO.”

DISUSUN OLEH
NAMA : ADRIANUS EMANUEL RETTOB
NIP : 199512032022031001
JABATAN : PENJAGA TAHANAN
SATUAN KERJA: LAPAS KELAS IIB TOBELO
ANGKATAN : 128 (CXXVIII)

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN HAM SULAWESI UTARA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUKUM DAN HAM
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 menyebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara
yang selanjutnya disingkat ASN merupakan profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PNS dan PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN memiliki peran, tugas dan fungsi tertentu yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa.
Dalam mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, seorang
ASN haruslah memiliki integritas yang tinggi, sehingga isu-isu negatif yang beredar
dimasyarakat bisa terselesaikan. Terlepas dari isu-isu negatif yang beredar dimasyarakat,
seorang ASN harus menanamkan kejujuran dalam dirinya sendiri agar nilia-nilai integritas
dapat diamalkan dalam tugas dan kewajiban sebagai Aparatur Sipil Negara.

Tugas-tugas dan kewajiban ASN inilah yang menjadi pedoman untuk penulis dapat
mengaplikasikan dalam dunia kerja (lapas). LAPAS adalah salah satu tempat untuk
melakukan pembinaan terhadap Narapidana (warga binaan) dan anak didik
pemasyarakatan, yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dibawah Direktorat Jendral
Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (yang dulunya Departemen
Kehakiman). Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M. 01. PR. 07. 03
Tanggal 26 Februari 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja lembaga Pemasyarakatan.

Selain menjalankan tugas, fungsi dan perannya, ASN juga harus memahami asas
manajemen ASN. Definisi Manajemen ASN menurut PP Nomor 11 Tahun 2017 jo. PP 17
Tahun 2020 adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi,dan nepotisme. Lebih jauh, terdapat nilai-nilai dasar yang harus di miliki pegawai
ASN sebagaimana dijabarkan dalam Surat Edaran Menpan RB Nomor 20 tahun 2021,
dimana nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai dasar BerAKHLAK yang merupakan akronim dari
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Untuk menjadi seorang ASN yang unggul dan memiliki perilaku yang baik
sehingga dapat terwujudnya fungsi dan tugas ASN sebagai pelaksanakebijakan publik,
pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa sertamemiliki nilai-nilai dasar
BerAKHLAK maka setiap CPNS diwajibkan untuk mengikuti pelatihan dasar CPNS,
sesuai dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pelatihan Dasar CPNS. Pelatihan Dasar CPNS merupakan kompetensi pembentukan
karakter ASN yang profesional sesuai bidang tugas. Menunjukkan sikap perilaku bela
negara, mengaktualisasi nilai-nilai dasar ASN dalam pelaksanaan tugas jabatannya,
mengaktualisasikan kedudukan dan peran ASN untuk mendukung terwujudnya Smart
Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan menunjukan
penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.

Demi mewujudkan kompetensi diatas disusunlah kurikulum pelatihan yang terdiri


dari agenda sikap perilaku bela negara, agenda nilai-nilai dasar ASN, agenda kedudukan
dan peran ASN untuk mendukung terwujudnya smart governance sesuai dengan ketentuan
Peraturan perundang-undangan dan terakhir agenda habituasi.

Salah satu agenda yang terpenting dalam pelatihan dasar ini adalah agenda
habituasi atau aktualisasi, dimana tujuanya adalah agar CPNS dapat menerapkan nilai-nilai
dasar ASN BerAKHLAK serta kedudukan dan peran PNS dalam mendukung Smart
Governance. Hal ini dapat diwujudkan dengan pemberian kontribusi oleh CPNS melalui
gagasan kreatif pemecahan isu yang terdapat di unit kerja.

Sehubungan dengan uraian diatas maka pada rancangan aktualisasi ini, penulis
memiliki beberapa gagasan kreatif yang bisa menjadi solusi bagi isu yang diangkat karena
sudah melalui beberapa tahapan mulai dari koordinasi dengan atasan sampai bekerja sama
untuk memecahkan masalah dari isu tersebut sebagai upaya deteksi dini pencegahan
gangguan Kamtib. Isu ini diangkat sebagai rancangan aktualisasi karena penulis melihat
banyaknya bahan-bahan terlarang yang ditemukan sejak penulis ditempatkan pada satuan
kerja ini. Oleh karena itu perlu adanya penggeledahan agar kondisi lapas kelas IIB Tobelo
tetap dalam kondisi aman dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kondisi saat ini

Belum optimalnya proses penggeledahan di lapas kelas IIB Tobelo menyebabkan


banyaknya WBP memiliki barang/ benda terlarang yang dapat megakibatkan suasana tidak
konduisf

Kondisi yang diharapkan

Adapun beberapa isu strategis menurut Dengan mengangkat isu ini tentunya
menjadi pertimbangan penting agar dapat segera mengoptimalkan kegiatan
penggeledahan. Optimalnya kegiatan penggeledahan di Lapas Kelas IIB Tobelo bertujuan
untuk stabilitas keamanan di dalam lapas shingga Lapas selalu dalam keadaan aman dan
kondusif.

Dalam pembuatan rancangan ini penulis mengangkat isu berupa belum optimalnya
penggeledahan di blok hunian dalam upaya pencegahan gangguan Kamtib, dengan alasan
tersebut penulis mengangkat judul „Optimalisasi penggeledahan blok hunian untuk
mengurangi benda terlarang dalam mencegah gangguan kamtib di Lapas Kelas IIB
Tobelo ‟ sebagai judul pada penullisan ini.

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi

a. Tujuan dari rancangan aktualisasi ini adalah:

1. Untuk meminimalisir barang-barang terlarang yang beredar di dalam Lapas Kelas IIB
Tobelo
2. Untuk menciptakan kondisi lapas yang aman dari berbagai ancaman benda terlarang.

b. Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:


1. Bagi organisasi, dapat meningkatkan komitmen mutu dan akuntabilitas dalam hal
penggeledahan dan ketertiban sehingga dapat meminimalisir gangguan-gangguan yang
terjadi di satuan kerja.
2. Bagi peserta latsar, dapat meningkatkan pemahaman mengenai tugas, fungsi dan
program yang dilaksanakan oleh unit kerja yang menjadi tempat berlangsungnya
kegiatan aktualisasi.
C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup sumber kegiatan berasal dari SKP/Tugas pimpinan/Kreativitas,


ruang lingkup tempat aktualisasi, dan ruang lingkup waktu aktualisasi. Ruang lingkup yang
menjadi cakupan pada aktualisasi ini yaitu sosialisasi pada Warga Binaan Pemasyarakatan
Lapas Kelas IIB Tobelo, Informasi yang disampaikan berupa arahan dan pembinaan secara
tatap muka. Aktualisasi ini dalam upaya peningkatan pencegahan barang-barang terlarang
masuk di dalam blok dan kamar hunian yang di arahkan oleh petugas kepada warga binaan
pemasyarakatan.
BAB II
PROFIL ORGANISASI

A. Sejarah Singkat

Lapas Kelas IIB Tobelo berada di Kabupaten Halmahera utara Provinsi maluku
utara. Kondisi lingkungan yang strategis karena bersebelahan dengan KANIM Kelas II
Non TPI Tobelo. Sejarah singkat Lapas Klas IIB Tobelo berdiri pada Tahun 1980 namun
terjadi konflik horizontal pada Tahun 1999 menyebabkan Lapas Klas IIB Tobelo dibakar.
Namun pada tahun 2002 dibangun kembali sampai sekarang. Lapas Klas IIB Tobelo dihuni
oleh warga binaan diantaranya lakilaki, perempuan dan anak. Karna didaerah kabupaten
Halmahera Utara belum memiliki Rumah Tahanan Negara (RUTAN) maka Lapas Klas IIB
Tobelo sendiri juga berfungsi sebagai Rumah Tahanan Negara (RUTAN)
yang beralamatkan di Jln. Lintas Galela Sofifi, Desa Gorua Selatan, Kecamatan Tobelo
Utara, Kabupaten Halmahera Utara,Provinsi Maluku Utara.

Lapas Kelas IIB Tobelo merupakan salah satu UPT dari Maluku Utara yang
mendapatkan indeks kepuasan masyarakat yang tinggi dari masyarakat, faktor penyebab
tingginya kepuasan masyarakat yaitu pelayanan yang baik dan juga lingkungan kerja yang
positif.

B. Visi dan Misi Organisasi

Visi
Menjadi lembaga yang akuntabel, transparan dan profesional dengan didukung
oleh petugas yang memiliki potensi tinggi yang mampu mewujudkan tertib
pemasyarakatan.
Misi :
• Mewujudkan tata tertib pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemasyarakatan secara
konsisten dengan mengedepankan penghormatan terhadap Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
• Membangun kelembagaan yang profesional dengan berlandaskan pada
akuntabilitas dan transparansi terhadap pelaksanaaan tugas pokok dan fungsi
pemasyrakatan.
• Mengembangkan kompentensi dan potensi sumber daya secara konsisten dan
berkesinambungan.
• Mengembangkan kerja sama dengan mengoptimalkan keterlibatan stake holder.
• Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan Ham yang profesionalitas dan
berintegeritas.
• Terwujudnya pembinaan hukum yang berkualitas.

C. Struktur Organisasi
D. Tugas dan Fungsi Jabatan Peserta
Berdasarkan uraian tugas jabatan Pegawai Negeri Sipil kemenkumham, tugas dan
fungsi dari penjaga tahanan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pembinaan narapidana/ anak didik
2. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan menegelola hasil kerja
3. Melakukan bimbingan social/ kerohanian narapidana/ anak didik
4. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib Lembaga pemasyarakatan
5. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi dan Pemilihan Isu


Munculnya sebuah isu dalam sebuah organisasi tidak dapat diprediksi
sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi diharapkan untuk selalu siap mengatasi isu-
isu yang memungkinkan dapat membuat organisasi tersebut menjadi krisis.
Kemunculan isu disebabkan oleh ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang
terjadi. Kegiatan aktualisasi ini berguna untuk memecahkan isu yang terjadi di
lingkungan kerja Lapas Kelas IIB Tobelo. Rancangan kegiatan aktualisasi dibuat
dengan metode USG, dimana metode ini memperhatikan Urgency (Urgensi): seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness
(Keseriusan): Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
akan ditimbulkan. Growth (Berkembangnya Masalah): Seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Setelah muncul isu yang sudah dipilah dan ditapis dengan metode USG,
kemudian isu yang ditemukan ditelusuri penyebabnya dengan menggunakan analisis
cara berpikir fishbone untuk kemudian dicari pemecahan masalahnya. Pemecahan
masalah disesuaikan dengan manajemen ASN dan smart ASN, dan dengan memegang
teguh nilai-nilai ASN yaitu Ber-AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif).
Berikut deskripsi lima isu yang menjadi pilihan penulis sebelum diambil satu isu
dalam rancangan aktualisasi
1). Belum optimalnya penggeledahan blok hunian untuk mengurangi benda
terlarang dalam mencegah gangguan kamtib di Lapas Kelas IIB Tobelo.
Penggeledahan merupakan serangkain tindakan sterilisasi yang dilakukan untuk
mencegah, mengamankan dan meniadakan perbuatan penyimpangan baik berupa
perilaku maupun materi berbahaya yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan
keamanan. Menurut kamus beasar Bahasa Indonesia meng-geledah adalah memeriksa
( orang, rumah dan sebagainya) untuk mencari sesuatu seperi barang larangan, curian,
surat-surat bukti yang bertentangan dengan aturan.
Blok kamar hunian merupakan tempat tinggal sementara narapidana/tahanan
selama menjalani pidana di Lapas/Rutan. Yang harus menjadi pertimbangan adalah
memastikan bahwa sarana keamanan yang tersedia,cukup memadai untuk mencegah
gangguan keamanan, dapat mengamati dan mengendalikan gerakan penghuni. Seluruh
blok dan kamar hunian harus memungkinkan untuk pengawasan petugas serta
melindungi gangguan, baik sesama penghuni maupun oleh petugas. Selain itu, fasilitas
Lapas/Rutan harus di rancang untuk melindungi kesalamatan dan keamanan setiap
individu di dalamnya. ( peraturan Kementerian Hukum dan HAM, Tahun 2016).

Kondisi saat ini

Belum optimalnya proses penggeledahan di lapas kelas IIB Tobelo. hal


tersebut menyebabkan banyaknya wbp memiliki barang/ benda terlarang yang dapat
membahayakan satu dengan yang lainnya..

Kondisi yang diharapkan

Dengan mengangkat isu ini tentunya menjadi pertimbangan penting agar dapat
segera mengoptimalkan kegiatan penggeledahan. Optimalnya kegiatan
penggeledahan di Lapas Kelas IIB Tobelo bertujuan untuk stabilitas keamanan di
dalam lapas shingga Lapas selalu dalam keadaan aman dan kondusif.

2). Kurangnya minat baca WBP di Lapas Kelas IIB Tobelo

Membaca merupakan kegiatan melihat tulisan bacaan dan proses memahami


isi teks dengan bersuara atau dalam hati Membaca adalah mengungkapkan suatu
imajinasi terhadap suatu pembaca yang disukai khalayak ramai dan juga dimengerti
oleh seseorang yang dicintai. Kegiatan membaca meliputi membaca nyaring dan
membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang dilakukan
dengan cara membaca keras di depan umum. Sedangkan kegiatan membaca dalam
hati adalah kegiatan membaca dengan seksama yang dilakukan untuk mengerti dan
memahami maksud atau tujuan penulis dalam media tertulis (Wikipedia bahasa
Indonesia). Membaca menjadi salah satu jenis kemampuan berbahasa melalui tulisan
yang bersifat reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi,
ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru yang belum pernah diketahui
sebelumnya. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan membuat orang tersebut
mampu mempertinggi daya pikirannya, mempertajam pandangannya, dan
memperluas wawasannya. Hal tersebut berdampak pada kemampuan dalam menjalani
hidup lebih mudah. Membaca dapat diartikan juga sebagai proses individu
memperoleh makna dari cetakan. Kegiatan membaca bukan sekedar aktivitas yang
bersifat pasif dan respektif saja, melainkan menghendaki pembaca untuk aktif berpikir
ketika sedang melihat kata-kata yang terdapat di dalam buku

Kondisi saat ini

Belum optimalnya kegiatan perpustakaan di Lapas Kelas IIB Tobelo, hal


tersebut menyebabkan kurangnya minat baca yang dimiliki oleh WBP di Lapas Kelas
IIB Tobelo. Sehingga banyak WBP yang malah melakukan kegiatan yang tidak terlalu
bermanfaat seperti, hanya berdiam diri di dalam blok hunian, tidur ataupun hanya
sekedar baring-baring, dan saling ngobrol antar sesama WBP yang topiknya tidak
terarah.

Kondisi yang diharapkan

Optimalnya kegiatan perpustakaan di Lapas Kelas IIB Tobelo, dengan cara


menarik perhatian WBP sehingga minat baca para WBP di Lapas Kelas IIB Tobelo
menjadi meningkat. Dalam artian lain WBP dapat mengisi waktu luang mereka
dengan hal-hal positif, selain itu dengan kegiatan gemar membaca, para WBP dapat
meningkatkan pengetahuan, mengembangkan diri dan mempelajari hal-hal baru dari
buku-buku yang mereka baca.

3. Kurangnya alat-alat dalam penggeledahan makanan WBP di Lapas Kelas IIB


Tobelo

Makanan adalah sumber energi yang sangat vital bagi makhluk hidup
manapun. Tanpa adanya makanan dan minuman, manusia tidak dapat melangsungkan
hidupnya.Menurut Depkes RI (2003), makanan adalah semua bahan dalam bentuk
olahan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan. Bagi manusia, makanan
adalah kebutuhan pokok yang diperlukan setiap saat dan butuh pengolahan yang baik
dan benar agar bermanfaat bagi tubuh, karena makanan sangat diperlukan untuk oleh
tubuh. Makanan penting untuk sumber tenaga, pertumbuhan tubuh, serta melindungi
tubuh dari penyakit. Makanan berfungsi untuk memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak,
memperoleh energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari, mengatur metabolisme dan
berbagai keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain, juga berperan di
dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (Notoatmodjo, 2003).

Kondisi saat ini

Pengunjung seringkali mengantarkan makanan kepada warga binaan didalam


lapas.hal tersebut merupakan hal yang lumrah namun sebelum makanan diterima oleh
WBP maka perlu dilakukan penggeledahan makanan tujuannya untuk meminimalisir
adanya barang terlarang yang dibawa masuk di dalam lapas, namun seringkali
keterbatasan alat penggeledahan yang masih kurang, membuat penggeledahan hanya
sebatas lihat tidak digeledah secara intens

Kondisi yang diharapkan

Perlu adanya perlengkapan alat dalam melakukan penggeledahan sehingga


penggeledahan dapat dijalankan dengan intens dan teratur sesuai prosedur.

4. Belum Optimalnya Sosialisasi Kebersihan Di Lapas Kelas IIB Tobelo

Kebersihan tentunya menjadi suatu hal yang penting dalam kehidupan sehari-
hari, berlaku juga tentang kesadaran kita sebagai pegawai ASN. Dalam pekerjaan yang
dilakukan, kebersihan menjadi sebuah tanggung jawab yang harus dijalani bersama.

Kondisi Saat Ini

Sosialisasi terkait dengan kesehatan di Lapas Kelas II B Tobelo masih sangat


minim dilakukan, akibatnya seluruh pegawai Lapas Kelas II B Tobelo dan juga para
WBP belum sepenuhnya mengerti dan memahami konsep dasar serta pentingnya
kesehatan.
Kondisi Yang Di Harapkan

Berdasarkan isu tersebut, yang ingin saya lakukan yaitu bekerjasama dengan
stack holder terkait seperti dinas kesehatan dalam memberikan sosialisasi terkait
pentingnya kebersihan dilingkungan Lapas Kelas IIB Tobelo. Dengan adanya
sosialisasi ini diharapkan agar WBP dapat mengaplikasikan pola hidup bersih dan
sehat di dalam kamar hunian. Isu ini diambil dari perspektif manajemen ASN yaitu
dalam pembuatannya terdapat suatu kegiatan untuk meningkatkan kebersihan
disekitar lingkungan kerja

5. Kurang Optimalnya Penggunaan Ruang Kosong Di Lapas Kelas II B Tobelo

Lokasi perkantoran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tobelo


terbilang cukup luas dan sangat mendukung dalam melakukan pembangunan gedung
kantor. Kondisi bangunan yang luas dan besar juga sangat mendukung kinerja aparatur
sipil negara. Namun apalah daya jika luas bangunan yang begitu besar kurang
diberdayagunakan dengan secara baik.

Hal ini dapat dilihat pada unit kerja Lapas Kelas IIB Tobelo yang saat ini
memiliki banyak ruang gedung yang tertata rapi tetapi tidak difungsikan dengan baik.
Tentunya realita ini akan berdampak pada tata kelola pemerintahan yang bagus dan
akan memberi kesan buruk jika ada kunjungan dari instansi lain.

Kondisi Saat ini

Beberapa ruangan yang berada di Lapas Kelas II B Tobelo tidak terpakai dan
dibiarkan begitu saja tanpa ada perhatian, jika ruangan tersebut tidak digunakan akan
berdampak buruk yaitu dapat menjadi sarang serangga dan rayap yang tentunya dapat
mrusak.

Kondisi Yang Di Harapkan

Dengan mengoptimalkan kembali ruang kosong yang tidak digunakan


tentunya dapat bermanfaat untuk menyimpan beberapa benda inventaris ataupun
tempat untuk menyimpan arsip-arsip yang ada dikantor. Tentunya hal ini dapat lebih
bermanfaat dari pada dibiarkan terbengkalai dan tak berfungsi. Isu ini diangkat dari
sudut pandang manejemen ASN karena dalam pembuatannya meliputi penetapan dan
penyusunan bendabenda beserta arsip yang sesuai dengan kebutuhan.

B. Penetapan Core Isu

Berikut teknik Analisis yang digunakan dalam mengambil dan menapis isu yang
diangkat. Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses
pemilihan isu dengan analisis criteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan
(APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan
kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor,yaitu:
1. Aktual : Benar-benar terjadi;
2. Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang komplek sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin;dan
3. Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orangbanyak;
4. Kelayakan: Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
Pemecahan masalahnya.

Tabel 1.Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL


ISU A P K L JUMLAH PRIORITAS
1. Belum optimalnya penggeledahan 5 5 5 4 19 I
di blok hunian untuk mengurangi
benda terlarang dalam mencegah
gangguan kamtib di Lapas Kelas
IIB Tobelo.
2). Kurangnya minat baca WBP di 4 3 4 3 14 III
Lapas Kelas IIB Tobelo
3 Kurangnya alat-alat dalam 5 4 4 5 18 II
penggeledahan makanan WBP di
Lapas Kelas IIB Tobelo.
4. Belum Optimalnya Sosialisasi 5 2 3 2 12 IV
Kebersihan Di Lapas Kelas IIB
Tobelo

5. Belum Optimalnya Penggunaan 4 2 1 2 9 V


Ruang Kosong Di Lapas Kelas IIB
Tobelo
Interval penentuan prioritas:
Angka 1: sangat tidak mendesak/gawat dan dampak;
Angka 2: tidak mendesak/gawat dan dampak;
Keterangan :
A = Aktual;
K = Kekhalayakan;
P = Problematik;
L = Kelayakan.

Berdasarkan analisis diatas, isu yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut

1. Belum optimalnya penggeledahan blok hunian untuk mengurangi benda


terlarang dalam mencegah gangguan kamtib di Lapas Kelas IIB Tobelo.
2. Kurangnya alat-alat dalam penggeledahan makanan WBP di Lapas Kelas IIB
Tobelo
3. Kurangnya minat baca WBP di Lapas Kelas IIB Tobelo

Dalam menentukan prioritas masalah, penulis juga menggunakan analisis USG


sebagai alat untuk mengetahui isu mana yang menjadi paling prioritas dengan
menggunakan kriteria Urgency (U), Seriousness (S), Growth (G) atau yang biasa disebut
identifikasi USG. Lebih jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:

1. Urgency : Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut untuk diselesaikan


berkaitan dengan dimensi waktu;

2. Seriousness : Mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan akibat, bisa


menimbulkan masalah baru; dan

3. Growth : Berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk kalau tidak


diselesaikan.
Tabel. 2 . Analisis Isu Berdasarkan Kriteria USG
NO ISU U S G JUMLAH RANK
1. Belum optimalnya penggeledahan 5 5 4 14 1
blok hunian untuk mengurangi
benda terlarang dalam mencegah
gangguan kamtib di Lapas Kelas
IIB Tobelo
2. Kurangnya alat-alat dalam 5 3 3 11 2
penggeledahan makanan WBP di
Lapas Kelas IIB Tobelo
3. Kurangnya minat baca WBP di 5 1 3 9 3
Lapas Kelas IIB Tobelo

Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik USG, isu paling prioritas adalah
“Belum optimalnya penggeledahan blok hunian untuk mengurangi benda terlarang dalam
mencegah gangguan kamtib di Lapas Kelas IIB Tobelo”. Apabila isu tersebut tidak segera
ditindak lanjuti, maka dapat menyebabkan semakin banyaknya benda terlarang yang
masuk ke dalam lapas.

Setelah mendapatkan isu terpilih, penulis melakukan proses analisa sebab-akibat


menggunakan diagram tulang ikan atau Fishbone terhadap isu yang terpilih. Diagram
Fishbone diperkenalkan oleh Dr. KaoruI shikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari
Jepang. Analisa menggunakan diagram ini dilakukan untuk mengetahui sejumlah faktor
yang menjadi penyebab munculnya isu yang terpilih dan untuk mengetahui hubungan
faktor sebab akibat dari munculnya isu tersebut. Berikut adalah analisis masalah/isu dalam
diagram tulang ikan atau Fishbone seperti yang tersaji pada gambar berikut ini.
MEASUREMENT
MAN MATERIAL
Masih Ditemukan Belum Optimalnya Sering
Banyak Barang Kesadaran WBP ditemukannya
Terlarang Didalam Terhadap Barang barang/benda
Lapas Berbahaya berbahaya

gangguan kamtib
terlarang dalam mencegah
untuk mengurangi benda
penggeledahan blok hunian
Belum optimalnya
MOTHER
MACHINE METODE NATURE
Belum Adanya Lingkungan
Belum Adannya Jadwal Lapas Belum
Alat Pengecek Penggeledahn Blok Optimal
Hunian Menggeledah
Barang Terlarang

Gambar1. Diagram Fishbone

C. Penyebab Isu Utama dan Dampaknya

Penyebab isu ini diangkat karena penulis melihat banyaknya bahan-bahan terlarang
yang ditemukan sejak penulis ditempatkan pada satuan kerja ini. Oleh karena itu penulis
berinisiatif untuk perlu adanya kegiatan penggeledahan agar kondisi lapas kelas IIB Tobelo
tetap dalam kondisi aman dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Jika peggeledahan ini tidak dilakukan maka dampaknya sangat besar yakni dapat
mengganggu gangguan kamtib serta munculnya masalah-masalah yang membuat kondisi
Lapas tidak kondusif.

D. Gagasan Kreatif Pemecahan Core Isu

Oleh karena banyaknya benda terlarang yang ditemukan , maka ide pemecahan core
isu yang ditawarkan yaitu penggeledahan blok hunian kamar WBP dalam mencegah
gangguan kamtib. penggeladahan sendiri bertujuan untuk meminimalisir barang-barang
terlarang yang ditemukan didalam lapas. Tentu dengan adnyanya penggeledahan ini
diharapkan kondisi lapas stabil dan aman dari gangguan-gangguan kamtib.

No Jenis Kegiatan Sumber Kegiatan

1 Konsultasi dengan mentor/pimpinan terkait isu Skp


dan koordinasi dengan kasubsi kamtib

2 Merancang jadwal penggeledahan dan Kreativitas


menyiapkan bahan dan alat peraga sosialisasi
barang terlarang.
3 Membuat dan menyusun jadwal sesuai dengan Kreativitas
waktu ditentukan dan mensosialisasikan
barang-barang terlarang kepada WBP

4 Mengimplementasikan jadwal penggeledahan Kreativitas


barang terlarang diblok hunian WBP sesuai
waktu yang telah ditentukan

5 Evaluasi kegiatan aktualisasi Kreativitas


(lampiran)
E. Rancangan Kegiatan

Unit Kerja LAPAS KELAS IIB TOBELO

Identifikasi Isu 1. Belum optimalnya penggeledahan di blok hunian untuk mengurangi benda terlarang dalam
mencegah gangguan kamtib di Lapas Kelas IIB Tobelo.
2. Kurangnya minat baca WBP di Lapas Kelas IIB Tobelo
3. Kurangnya alat-alat dalam penggeledahan makanan WBP di Lapas Kelas IIB Tobelo.
4. Belum Optimalnya Sosialisasi Kebersihan Di Lapas Kelas IIB Tobelo
5. Belum Optimalnya Penggunaan Ruang Kosong Di Lapas Kelas IIB Tobelo

Isu Yang di Angkat Belum optimalnya penggeledahan di blok hunian untuk mengurangi benda terlarang dalam
mencegah gangguan kamtib di Lapas Kelas IIB Tobelo.

Gagasan Pemecahan Isu Memberikan sosialisasi serta mengimplementasikan kegiatan penggeledahan dikamar dan blok
hunian WBP sebagai upaya meminimalisir benda terlarang yang beredar di dalam lapas Kelas IIB
Tobelo
NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT /HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN
KEGIATAN SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI DAN NILAI
PELATIHAN MISI ORGANISASI ORGANISASI

1 2 3 4 5 6 7

Koordinasi dengan 1.Memohon izin Kesepahaman dan hasil 1. Akuntabilitas: Visi: Menjadi Lembaga 1. Melaksanakan
pimpinan mengenai untuk diskusi mengenai Konsultasi dengan yang Akuntabel, konsultasi dengan
kegiatan awal melaksanakan kegiatan aktualisasi menentukan target serta Transparan dan pimpinan maka
pelaksanaan kegiatan cermat dan bertanggung Profesional dengan akan memperoleh
aktualisasi aktualisasi. jawab didukung oleh petugas nilai organisasi
2.Menjelaskan 2. Loyal : Konsultasi yang meliki kompetensi. yaitu Profesional
konsep kegiatan dengan pimpinan dengan
aktualisasi yang memperhatikan sopan
akan dijalankan santun bagaimana
berkomunikasi dengan
baik
2. Merancang jadwal 1.Mendesain 1.Koordinasi dengan 1. Kompeten: adanya Visi: Menjadi lembaga 1. Menentukan hari
penggeledahan dan
jadwal dengan seluruh pegawai. pengetahuan tambahan yang Akuntabel dan dan tanggal
menyiapkan bahan dan
alat peraga sosialisasi atasan 2. Seluruh pegawai tentang kegiatan Transparan memperoleh nilai
barang terlarang.
2.Menyampaikan bersedia dan setuju penggeledahan organisasi.
gagasan 2.Kolaboratif:Melakukan 2.Menyampaikan
pemecahan isu. kerjasama dengan atasan gagasan pemecah
3.Melakukan isu kepada seluruh
Dokumentasi pegawai
memperoleh
organisasi
transparan

3. Membuat dan 1. Melakukan 1.Koordinasi dengan 1.Berorientasi Visi: Menjadi lembaga 1. Menentukan hari
menyusun jadwal
sesuai dengan waktu koordinasi seluruh pegawai. Pelayanan: memberikan yang Akuntabel dan dan tanggal
ditentukan dan dengan 2. Seluruh pegawai arahan sosialisasi kepada Transparan. Misi: memperoleh nilai
mensosialisasikan
barang-barang pimpinan bersedia dan setuju wbp dengan ramah dan Membangun Kelembagaan organisasi.
terlarang kepada WBP 2. Menyiapkan solutif yang Profesional dengan 2.Menyampaikan
alat-alat peraga 2. Loyal : Konsultasi berlandaskan pada gagasan pemecah
sosialisasi dengan pimpinan dengan Akuntabilitas dan isu kepada seluruh
3. Melakukan memperhatikan sopan Transparan pegawai
dokumentasi santun bagaimana memperoleh
berkomunikasi dengan organisasi
baik transparan
2.Kolaboratif:Melakukan
kerjasama dengan atasan
4. Mengimplementasikan 1. Berkoordinasi 1. Koordinasi 1. Pada saat berkoordinasi Visi : Menjadi Lembaga 1. Dalam
jadwal penggeledahan
dengan KPLP dan Terlaksana dengan saya menggunakan bahasa Yang Akuntabel, melaksanakan
dan sosialisasi barang
terlarang diblok Kasi Kamtib. baik. Indonesia yang baik dan Transparan Dan kegiatan
hunian WBP sesuai
Professional. penggeledahan ini
waktu yang telah 2. 2. Regu jaga dapat benar sebagai bentuk dari Misi: Membangun saya telah
ditentukan
Memberitahukan memahami rencana pelatihan adaptif . Kelembagaan Yang menerapkan nilai
kepada regu jaga penggeledahan 2. Dalam pelaksanaan Professional Dengan dasar Sinergi
rencana 3. Foto Dokumentasi kegiatan untuk Berlandaskan Pada dalam
penggeledahan. penggeledahan pencegahan ganguan Akuntabilitas Dan berkoordinasi
3. Menyiapkan Kamtib sebagai tangung Transparansi dengan pimpinan
Alat jawab penjaga tahanan dan segenap regu
Penggeledahan dalam mata pelatihan jaga.
4. dokumentasi Akuntabilitas 2. Selain itu dalam
3. Harmoni membangun penggeledahan ini
lingkungan kerja yang juga menerapkan
kondusif nilai dasar
Profesional dalam
pelaksanaanya.

5. Melakukan evaluasi 1. Menyiapkan 1. Dengan menyiapkan 1. Menyiapkan laporan Visi: Menjadi lembaga 1. Menyiapakan
kegiatan bahan Laporan laporan sebelum sebelum berkonsultasi yang akuntabel, hal- hal yang akan
aktualisasi berkonsultasi maka maka proses konsultasi Transparan dan dibawah untuk
2. Berkonsultasi proses konsultasi dapat dapat berjalan dengan Profesional dengan berkonsultasi maka
dengan mentor. 3. berjalan dengan efektif efektif dan didukung oleh petugas telah memperkuat
Melakukan dan efisien. efisien.merupakan wujud yang memiliki kompetensi nilai organisasi
evaluasi Laporan 2. Dengan dari nilai,Akuntabel. tinggi yang mampu profesional.
aktualisasi. berkonsultasi dengan
4. Dokumentasi mentor maka saya akan 2. Setelah itu mewujudkan tertib 2. Dengan
evaluasi Laporan mendapat masukan dan berkonsultasi dengan pemasyarakatan. berkonsultasi serta
Aktualisasi persetujuan dari mentor menggunakan Misi: Membangun menggunakan
mentor. bahasa dan tutur kata yang kelembagaan yang bahasa dan tutur
3. Dengan adanya baik,merupakan wujud profesional dengan kata yang baik,
evaluasi kegiatan maka dari nilai berorientasi berlandaskan pada sopan dalam
saya dapat mengetahui pelayanan akuntanbilitas dan berperilaku maka
kekurangankekurangan 3. Harmonis membangun transparansi terhadap telah memperkuat
dari kegiatan yang lingkungan kerja yang pelaksanaan tugas pokok nilai organisasi
kondusif dan fungsi profesional dan
4. Adanya evaluasi pemasyarakatan. sinergi, Dengan
kegiatan maka saya dapat melakukan
mengetahui kekurangan- evaluasi kegiatan
kekurangan dari kegiatan maka pelaksanaan
yang saya lakukan, nilai organisasi
merupakan wujud dari yaitu Akuntabel
nilai,, Akuntabilitas dan
5. Kompeten
melaksanakan perbaikan
dengan kualitas terbaik
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi MP Agenda II

NO KEGIATAN JUMLAH
Mata Pelatihan KE-1 KE-2 KE-3 KE-4 KE-5 AKTUALISASI
1 Berorientasi √ √ 2
Pelayanan
2 Akuntabel √ √ √ 3
3 Kompeten √ √ 2
4 Harmonis √ √ 2
5 Loyal √ √ 2
6 Adaptif √ 1
7 Kolaboratif √ √ 2
Jumlah Aktualisasi 14

Anda mungkin juga menyukai