Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil atau disingkat latsar CPNS atau cukup
disebut latsar adalah syarat bagi calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk diangkat
menjadi pegawai negeri sipil (PNS), calon pegawai negeri sipil atau CPNS adalah sebutan
bagi para pelamar yang telah dinyatakan lolos serangkaian tes penerimaan CPNS namun
belum diangkat menjadi PNS. Status sebegai cpns bisa diartikan pula sebagai masa uji
coba para pelamar sebelum diangkat menjadi pns, lama masa perecobaan tersebut
sekurang-kurangnya adalah 1 tahun dan paling lama adalah 2 tahun menurut peraturan
pemerintah no. 11 tahun 2002. Masa percobaan tersebut dihitung sejak tanggal pegawai
yang bersangkutan diangkat sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) berdasarkan
surat keputusan (SK) yang dibuat oleh intansi tempat pegawai tersebut bernaung.
Latsar cpns diatur dalam peraturan pemerintah no. 101 tahun 2000 tentang
pendidikan dan pelatihan jabatan aparatur sipil negara (pegawai negeri sipil). Latsar
CPNS bertujuan untuk membangun karakter ASN yang unggul, berintegritas, profesional,
netral dan bebas intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme,
mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat serta berperan sebagai
unsur perekat pemersatu bangsa berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar
negara republik Indonesia tahun 1945
Ada 3 fungsi dasar aparatur sipil negara (ASN) berdasarkan undang-undang no 5
tahun 2014 tentang aparatur sipil negara, yakni ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan
publik, ASN sebagai pelayan publik, serta ASN sebagai alat perekat pemersatu bangsa.
Dalam fungsi tersebut jelas sekali salah saatu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik
yang artinya seorang asn harus bertugas dan berkewajiban memberikan pelayanan
terbaik kepada masyarakat, ASN dituntut untuk bekerja dengan cekatan dan mumpuni
dalam memberikan pelayanan, berkarakter dalam melaksanakan tugasnya sebagai
seorang pelayan, ASN harus mengerti betul tentang arti dan makna dari pelayan
masyarakat, sebagai seorang pelayan maka sudah seharusnya asn bersikap sebagai
pelayan, bekerja dengan keras, bekerja dengan cerdas, iklhas serta tulus melayanai demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara.
Fungsi dasar ASN dengan jelas menyebutkan bahwa asn sebagai pelayan publik,
namun pada kenyataanya hal tersebut tidak benar-benar terjadi dan diterapkan dalam
praktik keseharian, bukan menjadi rahasia lagi bahwa ASN bekerja tidak berorientasi
pada pelayanan, sebagian masyarakat menilai bahwa kualitas pelayanan yang diberikan
kurang memuaskan, pelayanan terkesan apa adanya, berbelit-belit, prosedur yang ribet,
serta banyak ditemukan praktik-praktik KKN dalam pelayanan tersebut, suap dan korupsi
terkadang menjadi pemandangan yang lumrah dalam setiap pelayanan yang diberikan.
Banyak asn yang tidak disiplin dalam bekerja, kurang bertanggung jawab, dan lebih
mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan masyarakat sehingga mudah
sekali terjerumus dalam kasus-kasus korupsi karena ketamakan serta tidak adanya
semangat tulus ikhas dalam melayani.
Menyikapai akan buruknya kinerja aparatur sipil negara (ASN) maka dengan itu
pemerintah mulai berbenah diri untuk merubah citra buruk asn, semua sistem
pemerintahan sedang mengupayakan untuk menuju zona integritas pelayanan lebih baik,
mulai dari perbaikan sistem, memaksimalkan sumber daya, serta memperbaiki seluruh
pusat-pusat pelayanan publik. Namun sebaik apapun sistem dibuat, sebagus apapun
pusat-pusat layanan, jika sejal awal sumberdaya manusia yang dimiliki dalam hal ini
adalah ASN itu sendiri tidak mmemiliki etos kerja yang baik, maka tentu perbaikan yang
telah diwujudkan tidak akan maksimal dan cenderung sia-sia, untuk itu perbaikan
sumberdaya manusisa harus benar benar digalahkan dan perbaikan tersebut dimulai dari
proses seleksi dan perekrutan penerimaan calon pegawai negeri sipil.
Proses yang transparan dan serentak dalam perekrutan CPNS bisa menjadi awal
semangat pemerintah untuk mencari bibit-bibit unggul yang terbaik sehingga diharapkan
ASN kedepan mampu melayani lebih baik dan kemudian berdampak pada membaiknya
citra asn, keterbukaan proses seleksi bisa kita lihat pada awal pengumuman recruitment
yang dirasa sangat terbuka sehingga masyarakat bisa mengetahui informasi tersebut
dengan mudah, kemudian seleksi yang menggunakan sistem computer assisted test
(CAT) yang mana sistem tersebut adalah sistem online yang dapat disksikan langsung
oleh seluruh masyarakat kemudian nilai yang muncul juga merupakan nilai asli dari
peserta, sehingga sistem CAT merupakan sistem yang dianggap transparan dan
diharapkan melaluai sistem tersebut dapat menyeleksi para pendaftar yang benar-benar
unggul, berkualitas serta transparan.
CPNS yang lolos dari seleksi tidak semerta-merta otomatis menjadi ASN, ada
yang namnya latihan dasar cpns atau yang sebelumnya disebut diklat prajabatan yang
tertuang dalam peraturan pemerintah no. 101 tahun 2000 tentang pendidikan dan
pelatihan jabatan yang salah satunya menyebutkan tentang jenis diklat latsar CPNS
golongan I, II, II yang merupakan syarat pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS)
menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Pembekalan pngetahuan dan keterampilan latihan dasar cpns pada tahun 2021
sedikit berbeda dengan latsar ditahun-tahun sebelumnya karena adanya situasi darurat
pandemic covid 19, peraturan LAN RI no. 1 tahun 2021 tentang pelatihan dasar calon
pegawai negeri sipil menyebutkan bahawa pelaksanaan latsar dalam kondisi darurat atau
kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya pembelajaran secara
klasikal tatap muka maka dapat diselenggarakan secara distance learning (pembelajaran
jarak jauh), dalam hal ini pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yakni melalui
aplikasi zoom. Kendati pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh materi-materi yang
diberikan serata intensitas dalam pembelajaran harus tetap maksimal, berorientasi pada
peningkatan kualitas mutu asn serta pembentukan mental ideologi yang sesuai dengan
pancasila dan undang-undang dasar 1945.
Materi pembelajaran yang diberikan juga tidak berbeda dengan sistem
pembelajaran klasikal, materi ditujukan untuk pembentukan karakter asn yang
berkompeten, menunjukan sikap bela negara, memahami nilai dasar ASN, serta
mengaktualisasikan kedudukan dan peran ASN dalam pelaksanaan tugas jabatan yang
diemban. Peserta diharapkan mampu memahami serta menerapkan nilai dasar
akunabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan sikap antikorupsi.
Pembelajaran tidak hanya sebatas pada pemahaman nilai-nilai dasar ASN, namun
peserta diminta untuk mampu mengaktualisasikannnya, untuk itu peserta juga diharuskan
memberikan kontribusi pada UPT tempatnya bernaung, peserta diminta membuat suatu
terobosan yang merupakan solusi terhdap masalah atau isu yang sedang terjadi
ditempatnya bertugas. Saat ini peserta bertugas di Lapas kelas 1 Surabaya dengan
jabatan penjaga tahanan golongan IIA, dalam praktik kerja keseharian berdasarkan
sasaran kinerja peegawai (SKP) yang diberikan, peserta berfokus pada fungsi pelayanan
pengunjung lapas.
Dalam tugas harian sebagai petugas layanan kunjungan, penulis menemukan
beberpa isu terkait kualitas layanan yang diberikan, isu tersebut ada yang harus segerah
mendapatkan solusi, ada pula isu-isu yang dianggap sebai sesuatu yang lumrah yang ada
pada suatu organisasi, isu isu tersebut antara lain,
1. Kurangnya kebersihan area penerimaan barang kunjungan
2. Tidak maksimalnya pos Yankomas
3. Sering hilangnya barang titipan pengunjung
4. Kurangnya sarana-prasarana dalam pelayanan penitipan barang kunjungan
5. Kurangnya informasi mengenahi peraturan barang kunjungan.
Setalah melaukan

Setelah melakukan screaning dan analisis terhadap isu tersebut, maka didapati
isu yang paling layak untuk segera mendapat solusi yakni isu mengenahi kurangnya
sarana prasarana dalam pelayanan penitipan barang kunjungan. Untuk itu berdasarkan
latar belakang serta analisis mendalam terhadap isu yang beredar maka penulis
memutuskan untuk membuat rancangan aktualisai dengan judul “ UPAYA PEMENUHAN
SARANA PRASARNA PELAYANAN PENITIPAN BARANG KUNJUNGAN GUNA
MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN PENITIPAN BARANG KUNJUNGAN DI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 SURABAYA”

B. TUJUAN
Tujuan dalam rancangan aktualisasi ini adalah:
1. Sebagai salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pelatihan dasar CPNS golongan
IIA di Kementerian Hukum dan HAM RI
2. Sebagai upaya dalam penerapan nilai-nilai dasar ASN berdasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi di Lapas Kelas 1
Surabaya
3. Upaya peningkatan kualitas layanan penitipan barang kunjungan
4. Mendorong terciptanya citra positif Lapas Kelas 1 Surabaya

C. MANFAAT
1. Meningkatkan kualitas pegawai dalam melayani masyarakat
2. Sebagai masukan bagi unit organisasi untuk meningkatkan kualitas layanan penitipan
barang kunjungan
3. Membantu tercapainya citra positif Lapas Kelas 1 Surabaya
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan yang menjadi cakupan aktualisasi yaitu:
1. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di tempat penulis bertugas, yakni Lembaga
Pemasyarakatan Kelas 1 Surabaya yang berlokasi di Jln Pemasyarakatan, Desa
Kebon Agung, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo
2. Judul aktualisasi berdasar pada tugas dan fungsi penulis sebagai CPNS golongan IIA
Kementerian Hukum dan HAM RI
3. Aktualisasi berpusat pada tanggung jawab harian penulis di UPT sebagai petugas
layanan penitipan barang kunjungan Lapas Kelas 1 Surabaya
4. Kegiatan aktualisasi ini merupakan kegiatan nyata yang akan dilaksanakan mulai
tanggal 22 Juni – 3 Agustus 2021 berdasarkan kalender pelatihan dasar CPNS tahun
2021 oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian
Hukum dan Ham Jawa Tengah (Kemenkumham Jateng)
5. Hasil aktualisasi merupakan implementasi dari nilai-nilai dasar ASN berdasar Aneka
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, Anti Korupsi) serta
berorientasi pada Manajemen ASN, Palayanan publik, dan Whole of Goverment

Anda mungkin juga menyukai