Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan sesuai yang tercantum dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Tugas pokok pegawai ASN yaitu melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Dalam memenuhi tugas pokoknya tersebut, maka diperlukan reformasi manajemen ASN untuk membuat sektor publik menjadi kompetittif, efisien, efektif. Reformasi manajemen ASN yang dimaksud dalam hal ini yaitu perubahan perilaku birokrat, yang memberikan kesadaran baru, bahwa pemerintah dibentuk tidak untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani rakyat. Dalam reformasi birokrasi yang sedang berlaku saat ini di Indonesia, yang diubah tidak hanya struktur dan fungsinya tetapi juga perilaku aparaturnya. Untuk itu, perlu ditanamkan nilai-nilai dasar untuk menjalankan tugas jabatan profesi PNS secara profesional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi. Kelima nilai-nilai dasar ini untuk selanjutnya 2 diakronimkan menjadi ANEKA. Nilai-nilai ANEKA tersebut diharapkan dapat diinternalisasikan ke dalam dunia kerja sebagai pelayan public yang professional. Nila-inilai ANEKA ini sangat tepat jika diinternalisasikan pada saat mereka masih berstatus CASN (Calon Aparatur Sipil Negara pada saat memasuki lingkungan birokrasi. Mempertimbangkan strategisnya hal itu, maka LATSAR CPNS merupakan wadah yang tepat untuk mengubah pola pikir CASN sehingga sesuai dan mampu mengaktualisasikan nilai dasar profesi dan memasuki pembangunan birokrasi yang sudah berubah paradigmanya. Melalui serangkaian pembelajaran yang dilakukan, diharapkan para calon birokrat ini akan memiliki wawasan kebangsaan, etika dan budaya kerja yang baik. Seluruh kegiatannya dapat dipertanggung jawabkan, memiliki komitmen terhadap mutu dan bebas dari korupsi serta menyadari pentingnya memberikan pelayanan yang prima. Bidang Pembinaan, Penilaian Kinerja dan Kesejahteraan ASN Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ponorogo mengemban tugas untuk melaksanakan penyusunan kebijakan, pengawasan, pembinaan dan penegakan disiplin, peningkatan kesejahteraan dan penilaian kinerja ASN. Berkaitan dengan penegakan disiplin, pada umumnya masih ditemukan beberapa kasus pelanggaran kedisiplinan ditingkat SKPD tidak tertangani dengan baik. Berdasarkan pengamatan dan hasil komunikasi penulis selaku staf dengan Kasubbid Pembinaan dan Disiplin ASN adapun jenis pelanggaran yang sering tidak ditindak di tingkat SKPD adalah pelanggaran tentang masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. Berdasarkan environmental scanning yang telah dilakukan, terdapat beberapa isu yang teridentifikasi adalah (1) Kurangnya penggunaan aplikasi yang ada dalam proses pengaduan pelanggaran disiplin, (2) Rendahnya penindakan pelanggaran disiplin di tingkat SKPD, (3) Tingginya tingkat kasus perceraian dikalangan PNS, (4) Tingginya kasus pelanggaran disiplin terkait masuk kerja dan (5) Belum optimalnya pembinaan disiplin PNS di tingkat SKPD. Adapun kondisi yang diharapkan (1) Meningkatnya kemampuan literasi peserta didik terutama literasi membaca, (2) Meningkatnya penindakan pelanggaran disiplin di tingkat SKPD, (3) Menurunkan tingkat kasus perceraian dikalangan PNS, (4) Menurunkan tingkat kasus pelanggaran disiplin terkait masuk kerja dan (5) Mengoptimalkan pembinaan disiplin PNS di tingkat SKPD. Berdasarkan hasil analisis isu, didapatkan hasil isu utama, yaitu Rendahnya penindakan pelanggaran disiplin di tingkat SKPD. Isu ini menjadi prioritas utama untuk diselesaikan karena jika isu tersebut tidak dilakukan penyelesaian maka akan berdampak pada (1) Terganggunya proses pelayanan; (2) Merugikan Negara dikarenakan harus menggaji PNS yang tidak disiplin dan (3) Lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Untuk mewujudkan PNS yang handal, professional dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai unsur Aparatur Negara di tuntut untuk setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pemerintah serta bersikap disiplin, jujur, adil, transparan dan akuntabel dalam melaksanakan tugas. Dalam penindakan pelanggaran disiplin ditingkat SKPD dirasa kurang dimana ditemukannya data pelanggaran disiplin terkait tidak masuk kerja yang diketahui melalui aplikasi absensi online Jathilan sebanyak 7 orang. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk membuat rancangan aktualisasi dengan judul “Penyusunan BukuPanduan Skema Penjatuhan Hukuman Disiplin”. Melalui penerapan aktualisasi ini, diharapkan dapat meningkatkan dan memberikan pemahaman tentang penanganan pelanggaran disiplin di SKPD. 1.2 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi 1.2.1 Tujuan Tujuan penerapan kegiatan aktualisasi oleh Tujuan penerapan kegiatan aktualisasi oleh peserta pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah sebagai berikut. 1. Tersusunnya buku panduan skema penjatuhan hukuman disiplin; 2. Terlaksananya pencentakan buku panduan skema penjatuhan hukuman disiplin. 3. Terlaksananya penyerahan buku panduan skema penjatuhan hukuman disiplin. 1.2.2 Manfaat Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini antara lain sebagai berikut. 1. Manfaat Individu Dapat menciptakan individu sebagai Aparatur Sipil Negara yang dapat melakukan kinerjanya dengan menerapkan 5 nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Nasionalisme, dan Anti Korupsi (ANEKA). 2. Manfaat Internal Mendukung tujuan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk menciptan aparatur pemerintah yang profesional da disiplin. 3. Manfaat Eksternal Meningkatkan penegakan pelanggaran disiplin di tingkat SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo 1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi Dalam rangkaian kegiatan aktualisasi yang dijalani, adapun ruang lingkup atau batasan rancangan kegiatan aktualisasi ini meliputi: 1. Nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang biasa dikenal dengan istilah ANEKA; 2. Melakukan peningkatan penegakan pelanggaran disiplin di tingkat SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo; 3. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam mengatasi akar masalah tersebut adalah sebagai berikut. a) Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Disiplin ASN mengenai gagasan yang diambil; b) Menyusun konsep rancangan pembuatan buku panduan skema penjatuhan hukuman disiplin; c) Pengumpulan bahan-bahan pembuatan buku panduan skema penjatuhan hukuman disiplin; d) Menyusun buku panduan skema penjatuhan hukuman disiplin; e) Mencetak buku panduan skema penjatuhan hukuman disiplin; f) Melakukan penyerahan Buku panduan skema penjatuhan hukuman disiplin g) Melakukan Evaluasi kegiatan dan pelaporan.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional