Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 untuk mewujudkan birokrasi
kelas dunia merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan
kemampuan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam menghadapi perubahan lingkungan
strategis, yang menyebabkan posisi Indonesia dalam perkembangan global belum
memuaskan. Permasalahan lainnya adalah kepedulian PNS dalam meningkatkan
kualitas birokrasi yang masih rendah menjadikan daya saing Indonesia
dibandingkan negara lain baik di tingkat regional maupun internasional masih jauh
tertinggal.
Terbitnya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara telah mendorong kesadaran PNS yang ada di Indonesia secara signifikan
untuk menjalankan profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan pada prinsip : a)
nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c) komitmen, integritas moral, dan
tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang diperlukan sesuai
dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan. Implementasi prinsip-prinsip
tersebut diwujudkan dengan meningkatkan kepedulian dan partisipasi untuk
meningkatkan kapasitas organisasi dengan memberikan penguatan untuk
mengidentifikasi perubahan lingkungan strategis secara komprehensif pada diri
setiap PNS.
Sebagai PNS dibidang kesehatan sekarang menjadi sorotan publik
dikarenakan beberapa hal yang terlihat oleh masyarakat terutama tentang
kualitas pelayanan yang kurang memuaskan. Banyaknya masalah yang timbul
diakibatkan kurangnya dan turunnya kesadaran dan kepedulian dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Di era globalisasi, masyarakat semakin kritis
terhadap segala aspek, termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan

1
dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin
meningkat. baik pelayanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, maupun
rehabilitatif. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan masyarakat terhadap
kesehatan telah semakin meningkat terutama pada kesehatan umum masyarakat
yang mana hal tersebut berdampak pada tercapainya derajat kesehatan yang
optimal. Maka dari itu perlu pelayanan kesehatan yang tepat, cepat, dan akurat di
puskesmas dengan berdasarkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA)
Sejalan dengan pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) UU Nomor 5 Tahun 2014,
CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Diklat
terintegrasi yang terbaru disusun dalam bentuk Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS
yang merupakan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan
pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat
pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktulisasikan, serta membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi). Melalui pembaharuan pelatihan tersebut,
diharapkan dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter berdasarkan
nilai – nilai dasar ASN, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN dalam
NKRI, serta menguasai bidang tugas dalam melaksanakan peran dan fungsinya
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu
bangsa.

B. TUJUAN AKTUALISASI
Adapun tujuan dari dilaksanakannya Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS secara
umum dan aktualisasi secara khusus adalah :

2
1. Mampu membentuk PNS profesional yang berkarakter dengan
menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan tugas dan
penyelenggaraan pemerintahan.
2. Mampu mengaktualisasikan dan menghabituasikan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Antikorupsi
di instansi kerja masing-masing
3. Mampu mengidentifikasi masalah yang ada di Unit Kerja dan melakukan
analisa untuk pemecahan masalah didasarkan dengan nilai-nilai dasar ASN
dan pengetahuan tentang kedudukan serta peran PNS dalam NKRI
4. Mampu menjadi agen perubahan di lingkungan kerja untuk mewujudkan
visi dan misi organisasi

C. KOMPETENSI
Kompetensi yang dibangun dalam Pelatihan Dasar (Latsar) adalah
kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang profesional. Hal ini sesuai
dengan kemampuan yang diindikasikan dalam Peraturan Kepala LAN No. 21 Tahun
2016 tentang Pedoman Penyelenggara Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III
yaitu:
1. Menunjukkan sikap perilaku dan disiplin PNS;
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
3. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka
NKRI; dan
4. Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai
bidang tugas

3
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup laporan kegiatan aktualisasi ini meliputi aktualisasi kegiatan
dokter ahli pertama Puskesmas Timampu selaku calon PNS di lingkungan
pemerintah daerah kabupaten Luwu Timur dengan menerapkan nilai-nilai dasar
PNS yaitu Akuntabilitas, Nasonalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA), Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan Publik
yang bersumber dari SKP, dan/atau penugasan atasan dan program yang menjadi
inovasi.

4
BAB II

NILAI-NILAI DASAR ASN

A. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik
tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan
kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum,
akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.

5
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap
tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan bahwa
akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan
akuntabilitas terdiri dari 5 (lima) tingkatan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak disengaja tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
b. Jujur: sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi
c. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
d. Netral: Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta keseimbangan
antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau kelompok
f. Adil: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.

6
g. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
h. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
i. Partisipatif: semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya monopoli
oleh sebagian orang
j. Legal: adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat
dipertanggungjawabkan.

B. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang
lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia, diharapkan
seluruh pegawai ASN mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap
kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai ruhnya.
Adapun perwujudan sikap yang terkandung dalam nilai-nilai Nasionalisme tidak
lain merupakan nilai yang terkandung dalam pancasila yang meliputi; Kerja Keras,

7
Disiplin, Tidak Diskriminasi, Taqwa, Gotong Royong, Demokrasi, Cinta Tanah Air,
Rela Berkorban.

Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah
menjalankan kebijakan publik. Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan
segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah,
termasuk aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan
jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut
menjadi profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki
integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku yang
telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut
harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan
kepentingan masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung
dalam pengamalan Pancasila.

C. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk,
benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang
baik atau benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah
refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut
para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-
dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:

8
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
D. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam menjamin
mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang digunakan untuk
mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi

9
kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu,
tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses inovasi
dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan
cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi
untuk memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya
empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber
daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter

10
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan;
3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya;
5. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu


mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya.

11
Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan
seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar
dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam
manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan
komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang
tinggi, sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan
secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja aparatur
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih banyak yang
tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.

E. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan
baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015).
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk
bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.

12
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa
sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang
dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya
guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai
keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu
mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada
prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara
yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang

13
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu
tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu
pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya
karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia
juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan
teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau
ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan
lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan

14
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan
selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti
korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik
dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki
semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil
terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara public..

F. Sikap Perilaku Disiplin PNS


a. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman,
meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari
bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan
kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan
pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Sedangkan pengertian
Disiplin Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 53
Tahun 2010 adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak
ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
b. Kewajiiban Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010, Pegawai
Negeri Sipil memiliki kewajiban untuk:
1) Mengucapkan sumpah/janji PNS;
2) Mengucapkan sumpah/janji jabatan;

15
3) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah;
4) Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS;
7) Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
8) Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan;
9) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara
10) Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
11) Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12) Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13) menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
14) memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15) membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16) memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
17) menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

16
G. Peran dan Kedudukan ASN
1. Whole Of Government
WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model
pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena
berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-
Government. E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance)
yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi
IT, agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan
masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan
responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara
lain adalah:
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), efisien dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap
dan korupsi akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan
tingkat kesalahan berkurang
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat
sehingga kepuasan publik juga meningkat.
2. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir
mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau
dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi

17
harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam
masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan
saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan.
Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang
dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan
yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang
diperlukan orang lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah
aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan
pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau
lembaga perusahaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan
publik dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual
beli barang dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pencegahan, diagnosa dan pengobatan suatu
gangguan kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum).
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah
manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka
miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara

18
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan
pelayanan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian hukum;
kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;
partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan;
akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompokrentan;
ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Adapun
tujuan dari pelayanan public adalah sebagai berikut:
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik;
b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai
dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; dan
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
3. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud
Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil
untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal
apa yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang

19
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, atau kondisi kecacatan.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundangundangan sedangkan Pegawai
Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan
kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier;
pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari
tua; dan perlindungan.

20
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. PROFIL ORGANISASI
1. GAMBARAN UMUM
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas juga berperan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar memperoleh
derajat kesehatan yang optimal.
Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yang dilakukan secara
menyeluruh, berjenjang dan terpadu.
Puskesmas mempunyai fungsi:
1. Pusat Penggerak Pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat (mencakup pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat).
Puskesmas Timampu awalnya pada tahun 1991 masih sebagai pustu bagian
dari wilayah luwu, kemudian direnovasi pada tahun 1992 dan berubah status sebagai
puskesmas pada tahun 1993.
Puskesmas Timampu, awalnya merupakan Puskesmas Tertua di Kecamatan Towuti
yang memiliki jaringan fasyankes yaitu pustu wawondula, pustu bantilang dan pustu
mahalona.
Adapun sejarah Puskesmas Timampu sampai saat ini adalah:
1. Tahun 1991, masih sebagai Pustu bagian dari wilayah Luwu.
2. Tahun 1993, berubah status menjadi Puskesmas Timampu yang dipimpin oleh dr.
Tato Mahendrata, masih wilayah Kab. luwu.
3. Tahun 1998 –1999, Puskesmas Timampu sudah menjadi wilayah kerja Kab. Luwu
Utara dan dipimpin oleh dr. Andi Anwar.

21
4. Tahun 2000-2005, Puskesmas Timampu dipimpin oleh dr. Anna Toding, selama
kepemimpinannya terjadi pemekaran Kab. Luwu Utara menjadi Kab. Luwu Timur
pada tahun 2003.
5. Tahun 2015- sekarang, Puskesmas Timampu dipimpin oleh Nasra, SKM dan saat
ini digantikan oleh Asir selaku pejabat sementara.
Puskesmas Timampu terletak di desa Pekaloa, Kecamatan Towuti. Jarak antara
Puskesmas Timampu dengan Kota Kabupaten (Malili) ± 60 km.
Mengacu pada visi dan misi kabupaten luwu timur yaitu:
Visi: luwu timur terkemuka 2021, dan Misi: salah satu diantaranya,mengenai
kesehatan yaitu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Salah satu sasaran pembangunan kesehatan yang ingin dicapai pada Tahun 2017
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang berpacu pada visi dan misi kabupaten
luwu timur, diantaranya terwujudnya masyarakat yang mandiri, produktif,
meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan, meningkatkan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan, dan pengembangan system informasi kesehatan
diwilayah kerja Puskesmas Timampu.

2. KEADAAN GEOGRAFIS
Puskesmas Timampu mempunyai wilayah kerja di sebagian Kecamatan Towuti
yang membawahi Tiga desa yaitu Desa Pekaloa dengan luas wilayah 105 Km² , Desa
Timampu dengan luas wilayah 253,4 Km², Desa Matompi dengan luas wilayah 19,9 Km².
Kondisi geografis berupa dataran rendah dengan ketinggian 100 m dari permukaan laut
dan suhu 23 – 31°C yang merupakan tanah perkebunan, tegalan dan pekarangan
sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan mobil atau pun motor sampai ke dusun.
Luas gedung Puskesmas Timampu sebesar 4897 M², dengan kondisi bangunan
baik, Luas gedung Poskesdes matompi 156 M² pada lahan seluas 435 M² dengan kondisi
baik , luas gedung Poskesdes Timampu sebesar 66 M² pada lahan seluas 476 M² juga
dengan kondisi yang baik. Keterbatasan ruangan yang terdapat pada gedung puskesmas
induk menyebabkan beberapa kegiatan pelayanan masih belum dapat dilakukan secara
optimal.

22
Gambar 1
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Timampu

3. KEADAAN PENDUDUK
Wilayah kerja Puskesmas Timampu mencakup 3 desa dimana jumlah
penduduknya menurut Badan Pusat Statistik sebanyak 6.973 jiwa yang terdiri dari
3490 jiwa laki-laki dan 3484 jiwa perempuan. Kepadatan Penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Timampu Tahun 2017 sebesar 18 penduduk per Km2 dengan luas wilayah
378 Km2.

Upaya yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan
Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib meliputi Promosi Kesehatan,
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi
Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan penyakit tiak
menular serta Pengobatan. Upaya Kesehatan Wajib merupakan upaya kesehatan yang
dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia.

Adapun Upaya Kesehatan Pengeobatan umum termasuk ke dalam Upaya


Kesehatan Pengembangan, yakni upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat serta disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. Selain upaya kesehatan pengobatan umum yang
termasuk ke dalam Upaya Kesehatan Pengembangan lainnya yaitu upaya Kesehatan
23
Anak sekolah, Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan
Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Upaya Kesehatan Usia
Lanjut, Pembinaan Pengobatan Tradisional, Perawatan Kesehatan Masyarakat dan lain
sebagainya.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus
melaksanakan manajemen yang baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan output yang efektif
dan efisien, dimana manajemen terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian yang manjadi satu kesatuan saling terkait dan berkesinambungan.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.

24
B. STRUKTUR ORGANISASI
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Puskesmas Timampu
Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Luwu Timur
KEPALA PUSKESMAS
Nomor : 430/ /DINKES/2017
ASIR
Tanggal : 3 Januari 2017

DITETAPKAN OLEH KEPALA DINAS KESEHATAN LUWU TIMUR KOORDINATOR TATA USAHA
SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO.75 TAHUN 2014
HADIRAH, AMD

SISTEM INFORMASI PUSKESMAS UMUM & KEPEGAWAIAN KEUANGAN RUMAH TANGGA

HADIRAH, AMD RAHMATIA, A.md.Kep NIRWANA, AMK

ADM. KEPEGAWAIAN
SP2TP BENDAHARA JKD SOPIR CLEANER
NASRUM BASO, SKM
HADIRAH, AMD MASERIA, A.md.Far. M. RIO FADLAN RISNA & JUMRIA

ADM. UMUM
PERENCANAAN BENDAHARA BARANG SECURITY LOUNDRY
LHIRA CITRA DEWI,
NIRWANA, AMK. SUMARLAN AMALIA LA ODE
HADIRAH, AMD S.Kep.,Ns

UKM ESENSIAL DAN KEPERAWATAN KESMAS


UKM PENGEMBANGAN UKP KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS &
JEJARING FASYANKES
LHIRA CITRA DEWI, S.Kep.,Ns dr. HASDIANTO
IKWAN
HABRIATI YUSUF, A.md.Keb.

PROMKES P2P KESLING GIZI KIA / KB KEPERAWATAN KESMAS KESEHATAN JIWA & INDERA RAWAT JALAN GAWAT DARURAT BIDAN DESA PEKALOA

LHIRA CITRA DEWI,S.Kep.,Ns ST. MARYAM RIO R. RATNA, SKM MISRA A., SKM HABRIATI LIDYA PALLANGAN, AMK HASBIATI, S.Kep.,Ns LIDYA PALLANGAN, AMK ST. MARYAM RIO R. SITTY HAJAR, A.md.Keb
YUSUF,A.md.Keb

IMUNISASI KESEHATAN GIGI MASYARAKAT KESEHATAN GIGI DAN POLIK KIA / KB BIDAN DESA TIMAMPU
PHBS
MULUT
KESEHATAN IBU drg. Ana Maria Indriani HABRIATI YUSUF,
LHIRA CITRA DEWI,S.Kep.,Ns ASIR KATHARINA B.,
A.md.Keb. A.md.Keb.
HABRIATI YUSUF, drg. ANA MARIA INDRIANI
P2 ISPA & TB PARU A.md.Keb. BATRA & HYPNOTERAPI
DESA SIAGA SARIPAH, A.md.Keb

LIDYA PALLANGAN, AMK KESEHATAN ANAK IKWAN


SANRA, A.md.Keb POLIK GIZI PERSALINAN
IRIANI ABDI, A.md.Keb BIDAN DESA MATOMPI
MISRA A., SKM HAERATI B., A.md.Keb.
P2 DIARE & IMS AKUPRESUR
RANI INDRAYANI R.,
UKBM
IKWAN KB & MTBS LHIRA CITRA DEWI, S.Kep.,Ns A.md.Keb
KEFARMASIAN LABORATORIUM
LHIRA CITRA DEWI,S.Kep.,Ns
SANRA, A.md.Keb.
P2 TYPOID, RABIES, YULIANI, S.Si PUTRI AQILA A., A.md.
KESEHATAN OLAHRAGA
KECACINGAN &
UKS & UKGS FILARIASIS WIWIT HARIANTO, A.md.Kep.
SDIDTK
ST. MARYAM RIO R. RUJUKAN
drg. ANA MARIA INDRIANI
IRIANI ABDI, A.md.Keb
KESEHATAN LANSIA WIWIT HARIANTO,
P2 DBD & MALARIA A.md.Kep.
YULIANA, AMK DITETAPKAN DI: MALILI
NILASARI METSAL, SKM Pada tanggal : 3 Januari 2017

POSBINDU & PROLANIS dr. H.April,M.Kes


SURVAILACE
Nip.196707072000121002
WIWIT HARIANTO, HAERATI B., A.md.Keb.
A.md.Kep.

25
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Tugas pokok jabatan fungsional Bidan Pelaksana tertuang dalam Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara Nomor: 01/PER/M.PAN/2008
dengan rincian sebagai berikut:
1) Melakukan pelayanan medik umum dan spesialistik rawat jalan tingkat pertama.
2) Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana dan tingkat sedang oleh Dokter
umum
3) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana dan tingkat sedang
4) Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
tingkat sederhana
5) Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
6) Melakukan pemulihan mental tingkat seerhana dan kompleks tingkat I
7) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana dan kompleks tingkat I
8) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu, kesehatan bayi, dan balita serta
kesehatan anak
9) Melakukan pelayanan imunisasi dan gizi
10) Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
11) Melakukan penyuluhan medik
12) Membuat catatan medik rawat jalan dan rawat inap
13) Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar dan dari dalam
14) Menguji kesehatan individu
15) Menjadi Tim Penguji Kesehatan
16) Melakukan visum et reprtum tingkat sederhana dan kompleks tingkat I
17) Menjadi saksi ahli
18) Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
19) Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
20) Melakukan tugas jaga panggilan/oncall , ditempat/rumah sakit dan di tempat sepi
pasien
21) Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat I

26
D. VISI DAN MISI
1. Visi dan Misi Puskesmas Timampu
a. Visi
“ Terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan produkif di wilayah kerja
Puskesmas Timampu “
b. Misi
1) Meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan
2) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
3) Pengembangan system informasi kesehatan

E. NILAI ORGANISASI
Puskesmas Timampu memiliki nilai-nilai organisasi yaitu:
1. Ramah
Dalam memberikan pelayanan selalu mengutamakan tutur kata dan sikap yang baik
pada penerima pelayanan kesehatan atau masyarakat.
2. Profesional
Dalam menjalankan atau memberi pelayanan kepada penerima
pelayanan/masyarakat sesuai dengan protocol dan peraturan yang dijalaninya serta
ahli dalam bidangnya masing-masing.
3. Peduli
Dalam setiap tindakan yang diberikan kepada penerima pelayanan/masyarakat
selalu didasari pada keprihatinan terhadap masalah/kasus yang dihadapi.
4. Transparan
Dalam memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan/masyarakat bersikap
terbuka terhadap semua jenis pelayanan yang diberikan baik itu dalam memberikan
informasi, komunikasi, protap tindakan bahkan dalam hal budgeting.

27
F. IDENTIFIKASI ISU
Setelah melakukan environmental scanning (peduli dengan masalah organisasi,
hubungan sebab akibat), problem solving (pemilihin alternatif dan pemetaan aktor dan
peran), analysis (berpikir konseptual) pada unit kerja didapatkan beberapa isu antara lain:
1. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kontrol dan kepatuhan mengkomsumsi
obat Hipertensi
2. Kurangnya pengetahuan mengenai pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi para
tenaga medis
3. Rendahnya ketersediaan jenis obat di puskesmas
4. Kurangnya ketersediaan alat kesehatan di puskesmas
5. Kurangnya kedisiplinan pegawai

28
TABEL 3.1
Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


No Isu
Whole Of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Minimnya pengetahuan Koordinasi dengan staf farmasi Indikator utama Setiap ASN secara akuntabel
masyarakat tentang kontrol dalam memberikan penjelasan terselenggaranya pelayanan diharuskan memberikan
dan kepatuhan kepada pasien mengenai cara publik yang prima adalah salah pelayanan yang profesional dan
mengkonsumsi obat meminum obat secara teratur satunya memberikan informasi berkualitas, sehingga dengan
hipertensi dan berkelanjutan. Dengan yang efektif kepada terbentuk nya nilai- nilai tersebut
adanya koordinasi diharapkan masyarakat. di harapkan dapat meningkatkan
dapat meningkatkan kualitas kualitas pelayanan.
pelayanan.

2 Kurangnya pengetahuan Pelayanan publik yang prima, Di dalam manajemen ASN


mengenai pelatihan Bantuan tidak dapat dilakukan hanya terdapat pengembangan karier,
Hidup Dasar (BHD) bagi para dengan mengandalkan SDM dimana hal ini dilakukan
tenaga medis saja, melainkan juga harus berdasarkan

29
didukung dengan kompetensi kualifikasi,kompetensi,penilaian
SDM yang memadai. Oleh kerja,dan kebutuhan instansi.
karena itu, pembaruan ilmu Kompetensi teknis dan spesialisasi
sesuai kompetensi adalah pendidikan, pelatihan teknis
salah satu isu penting dalam fungsional, dan pengalaman
meningkatkan pelayanan bekerja diharapkan dapat
publik. meningkatkan kompetensi sesuai
standar.

3 Rendahnya ketersediaan jenis Koordinasi dengan instansi Dalam rangka mewujudkan


obat di puskesmas terkait,dalam hal ini dinas pelayanan publik yang prima
kesehatan,untuk pengadaan dalam hal ini memberikan
jenis obat yang dibutuhkan pelayanan berkualitas dan
puskesmas. Sehingga tercipta professional. Salah satunya
kolaborasi yag baik antara dengan tercukupinya obat-
puskesmas dengan dinas obatan dengan lengkap,hal ini
kesehatan demi terciptanya dapat menunjang pelayanan
pelayanan yang baik.

30
yang jauh lebih baik dan
berintegritas.

4 Kurangnya ketersediaan alat Koordinasi dengan instansi Dalam rangka mewujudkan


kesehatan terkait,dalam hal ini dinas pelayanan publik yang prima
kesehatan,untuk pengadaan dalam hal ini memberikan
alat kesehatan yang pelayanan berkualitas dan
dibutuhkan puskesmas. professional. Salah satunya
Sehingga tercipta kolaborasi dengan tercukupinya alat
yag baik antara puskesmas kesehatan yang lengkap, hal ini
dengan dinas kesehatan demi dapat menunjang pelayanan
terciptanya pelayanan yang yang jauh lebih baik dan
baik. berintegritas.

5 Kurangnya kedisiplinan Penyelenggaraan pelayanan Untuk dapat memberikan Setiap ASN seharusnya memiliki
pegawai kesehatan membutuhkan pelayanan yang prima profesionalisme dalam menjalani
koordinasi antar profesi. dibutuhkan kedispilinan kegiatan sehari-hari.
Masalah kedisiplinan dapat pegawai psukesmas, kehadiran Keterlambatan akan berpengaruh
menghambat koordinasi yang tidak sesuai waktu dapat dalam keterlambatan proses
tersebut. menurunkan kualitas layanan manajemen puskesmas
kesehatan

31
G. ANALISIS ISU
Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan aktualisasi ini
adalah alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan), sedangkan
penentuan kualitas isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis USG (Urgency,
Seriousness, Growth).

Tabel 3.2
Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis AKPL

No ISU A P K L Jml Peringkat

(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

1. Minimnya pengetahuan masyarakat


tentang kontrol dan kepatuhan 4 5 4 5 18 1
mengkomsumsi obat hipertensi

2. Kurangnya pengetahuan mengenai


pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) 4 4 3 3 14 2
bagi para tenaga medis

3. Rendahnya ketersediaan jenis obat di


puskesmas 4 3 4 2 13 3

4. Kurangnya ketersedian alat kesehatan


4 3 2 2 11 5

5. Kurangnya kedisiplinan pegawai


4 3 3 2 12 4

Keterangan : Bobot penetapan kriteria kualitas ISU


Skala 5 = Sangat Besar, 4 = Besar, 3 = Sedang, 2 = Kecil, 1 = Sangat Kecil

32
Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis APKL tersebut di atas lalu diambil tiga nilai
tertinggi yaitu:

1. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kontrol dan kepatuhan


mengkomsumsi obat Hipertensi
2. Kurangnya pengetahuan mengenai pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi
para tenaga medis
3. Rendahnya ketersediaan jenis obat di puskesmas

Dari kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut kemudian dilakukan analisis
lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG .

Tabel 3.3
Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis USG
KRITERIA
NO IDENTIFIKASI ISU TOTAL
U S G

1. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kontrol 5 5 4 14


dan kepatuhan mengkomsumsi obat hipertensi

2. Kurangnya pengetahuan mengenai pelatihan 4 5 4 13


Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi para tenaga medis

3. Rendahnya ketersediaan jenis obat di puskesmas 3 4 3 10

Keterangan :
Skala 5 = Sangat Besar, 4 = Besar, 3 = Sedang, 2 = Kecil, 1 = Sangat Kecil
U = Urgency(seberapa mendesak isu harus diselesaikan), S = Seriousness (Seberapa serius isu),
G = Growth ( seberapa besar kemungkinan memburuk bila tidak ditangani)
Berdasarkan hasil metode analisis penapisan isu diatas ditemukan bahwa isu pertama
mendapatkan skor paling tinggi sehingga menjadi prioritas pertama untuk dipecahkan.
Adapun isu yang menjadi prioritas untuk diangkat dalam rancangan aktualisasi ini adalah
“Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kontrol dan kepatuhan mengkomsumsi obat
hipertensi”.

33
H. RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja UPTD Puskesmas Timampu Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan

Visi Terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan produktif diwilayah kerja Puskesmas Timampu

Misi 1. Meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan


2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
3. Pengembangan system informasi kesehatan

Nilai Organisasi 1. Ramah


2. Profesional
3. Peduli
4. Transparan

Identifikasi Isu Adapun hasil identifikasi isu yang didapatkan yaitu :

1. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kontrol dan kepatuhan mengkomsumsi obat Hipertensi
2. Kurangnya pengetahuan mengenai pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi para tenaga medis
3. Rendahnya ketersediaan jenis obat di puskesmas

Isu Yang Diangkat Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kontrol dan kepatuhan mengkomsumsi obat Hipertensi

Gagasan Pemecahan isu Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kontrol dan kepatuhan mengkonsumsi obat Hipertensi

34
Table 3.4

MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Subtansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan
Pelatihan Visi dan Misi Organisasi terhadap nilai
organisasi

1 Melakukan a. Menyiapkan  Adanya a. Untuk melakukan konsultasi Dengan terlaksananya Pada kegiatan ini
Konsultasi materi persetujuan dengan Mentor, seorang ASN konsultasi dan sejalan dengan
dengan konsultasi dari Mentor harus mengunakan bahasa yang persetujuan dari nilai yang
mentor b. Melakukan  Catatan baik, bersikap sopan dan santun, Mentor maka dapat tertanam di
pertemuan tentang mengutarakan maksud dengan mewujudkan misi: lingkungan
dengan arahan jelas dan mudah dipahami. “Meningkatkan mutu puskesmas yaitu
mentor bimbingan kegiatan ini mengandung nilai dan pemerataan Ramah dan
c. Melakukan Etika Publik dan WOG. pelayanan kesehatan” Peduli
konsultasi b. Dalam melakukan suatu kegiatan
dengan dibutuhkan persetujuan kegiatan
mentor oleh mentor, sebagai dasar untuk
d. Mencatat melakukan kegiatan. Hal ini
petunjuk dari menyangkut nilai Akuntabilitas,
mentor

35
e. Meminta
persetujuan
pelaksanaan
kegiatan.
2 Melakukan a. Memberitahu  Catatan a. Melakukan koordinasi dengan Dengan terlaksananya Pada kegiatan ini
koordinasi kan secara hasil rekan kerja, seorang ASN harus koordinasi dengan staf sejalan dengan
dengan lisan rencana koordinasi mengunakan bahasa yang baik, yang miliki tujuan yang nilai yang
pengelola koordinasi dengan bersikap sopan dan santun, sama maka dapat tertanam di
program dengan pihak pihak mengutarakan maksud dengan mewujudkan misi lingkungan
Prolanis pengelola pengelola jelas dan mudah dipahami. “Meningkatkan mutu puskesmas yaitu
program prolanis kegiatan ini mengandung nilai dan pemerataan Ramah dan
prolanis  Data Etika Publik dan WOG, karena pelayanan kesehatan” Peduli
b. Menentukan peserta kegiatan ini terlaksana karna
jadwal prolanis adanya koordinasi antara
koordinasi berbagai pihak.
c. Melakukan b. Kegiatan ini merupakan bentuk
koordinasi tanggung jawab bersama untuk
dengan pihak memecahkan masalah tersebut.
pengelola Dimana kegiatan ini mengandung
nilai Akuntabilitas

36
program
prolanis
d. Menentukan
jadwal
penyuluhan
e. Mencatat
hasil
koordinasi
dengan pihak
pengelola
prolanis
3 Melakukan a. Mencatat data  Data peserta Menyajikan data yang valid dengan Terkumpulnya data Pada kegiatan ini
verifikasi peserta prolanis mengutamakan kejujuran dan yang valid, dapat sejalan dengan
data peserta prolanis transparan memiliki Nilai anti dipertanggung nilai yang
prolanis b. Mengcros korupsi dan Akuntabel jawabkan turut tertanam di
check data berkonstribusi lingkungan
peserta terhadap misi puskesmas yaitu
c. Menghubungi “Pengembangan Transparan
nomor kontak system informasi
peserta kesehatan

37
4 Menyiapkan a. Melakukan  Materi Dengan menyiapkan Pada kegiatan ini
Menyiapkan materi penyuluhan
bahan penyampaian penyuluhan materi sarana dan sejalan dengan
secara lengkap dan mudah dipahami
penyuluhan kepada berupa prasarana dapat nilai yang
oleh masyarakat dalam bentuk
Mentor, Power point mewujudkan misi tertanam di
power point dan video edukatif. Hal
pengelola dan video ”Meningkatkan mutu lingkungan
ini merupakan perwujudan nilai
program edukasi dan pemerataan puskesmas yaitu
komitmen mutu dan Etika public
prolanis serta pelayanan kesehatan” Transparan
(memberikan informasi secara benar)
peserta
prolanis
b. Membuat
materi
penyuluhan
c. Membuat list
pertanyaan
d. Mengcross
check
kelayakan
fungsi bahan
penyuluhan

38
5 Melakukan a. Menggali  Meningkatkan a. Menyampaikan penyuluhan Dengan melaksanakan Pada kegiatan ini
penyuluhan informasi pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan secara sejalan dengan
kepada peserta masyarakat bahasa yang baik, jelas, sopan kerja sama, interaktif, nilai yang
tentang
peserta penyuluhan dan mudah dipahami dan inovatif dan sesuai tertanam di
Hipertensi
prolanis b. Melakukan merupakan perwujudan aspek dengan Bahasa yang lingkungan
tentang penyuluhan Akuntabilitas dan mudah dimengerti puskesmas yaitu
hipertensi c. Memberikan Nasionalisme maka dapat Transparan
kesempatan b. Memberikan kesempatan mewujudkan Misi
kepada kepada peserta untuk bertanya “Meningkatkan peran
peserta untuk merupakan pewujudan nilai serta masyarakat
bertanya Nasionalisme (adil) dalam bidang
kesehatan” o
o

6 Melakukan a. Menentukan  Kartu kontrol a. Melakukan pemeriksaan Melakukan Pada kegiatan ini
pemeriksaan jadwal rutin yang berisi tekanan darah dan secara rutin pemeriksaan kesehatan sejalan dengan
rutin kepada kontrol hasil merupakan perwujudan aspek secara rutin maka nilai yang
peserta peserta pemeriksaan Akuntabilitas dapat mewujudkan visi tertanam di
prolanis prolanis tekanan b. Pada saat melakukan “Terwujudnya lingkungan
b. Menyiapkan darah pemeriksaan tekanan darah
kartu kontrol pada peserta dilakukan dengan

39
peserta cara yang sopan dan ramah masyarakat sehat yang puskesmas yaitu
prolanis merupakan perwujudan nilai mandiri dan produktif” Profesional
c. Menggandaka Etika publik
n kartu
Kontrol
d. Melakukan
pemeriksaan
tekanan darah
e. Memberikan
edukasi
kepada
peserta
prolanis
7 Evaluasi a. Membuat  Laporan Dengan membuat laporan kegiatan Laporan hasil kegiatan Pada kegiatan ini
Kegiatan laporan kegiatan merupakan perwujudan aspek akan menunjukan sejalan dengan
penyuluhan Akuntabilitas dan anti korupsi ( sejauh mana efektivitas nilai yang
b. Mengevaluasi Bertanggung jawab dan jujur) kegiatan yang tertanam di
keberhasilan dilaksanakan hal ini lingkungan
kegiatan yang berkontribusi pada misi puskesmas yaitu
telah berjalan “Meningkatkan peran Transparan

40
dengan serta masyarakat
menggunakan dalam bidang
kartu kontrol kesehatan”
yang
diberikan
kepada
peserta
prolanis.

41

Anda mungkin juga menyukai