1. Akuntabilitas
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Sebagai aparatur negara, tentunya ASN harus memiliki jiwa dan
semangat nasionalisme yang luas berdasarkan Pancasila, dengan
mengedepankan kepentingan nasional di atas segala-galanya. Tugas ASN
adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik sebagai
perekat dan pemersatu bangsa. ASN harus mampu mengaktualisasikan
wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya
sebagai pelayanan publik yang berintegritas. Nilai-nilai dasar Nasionalisme ASN
harus sesuai dengan 5 (lima) sila Pancasila
3. Etika publik
4. Komitmen mutu
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk senantiasa memperbaiki mutu
layanan dari pegawai ASN kepada publik. Misalnya: memahami fungsi, tugas
pokok, dan peran masing-masing; kompeten pada bidang pekerjaannya; memiliki
target mutu layanan; memahami karakter masyarakat yang membutuhkan
layanan; menguasai teknik pelayani prima dengan memberikan layanan prima
dan bersedia menerima kritik untuk perbaikan ke depan. Upaya peningkatan
produktivitas PNS sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan dapat
dilakukan melalui banyak cara, misalnya: peningkatan kompetensi, motivasi,
penegakan disiplin, serta pengawasan secara profesional untuk mengawal kinerja
PNS agar tetap berada di jalur yang tepat, tidak melakukan penyimpangan. Nilai-
nilai dasar dari komitmen mutu adalah sebagai berikut. Efektifitas dan efisiensi,
Inovasi, Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients,
Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara
customers/clientstetap setia, Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi
tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan, Beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan
customers/clientsmaupun perkembangan teknologi, Menggunakan pendekatan
ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
5. Anti Korupsi
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan
negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya
bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang. Membahas
fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan dan dikaitkan
dengan tanggungjawab manusia sebagai yang diberi amanah untuk
mengelolanya dapat menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para PNS
untuk anti korupsiKesadaran Anti korupsi yang telah mencapai puncak tertinggi
akan menyentuh spiritual accountability, apalagi ketika menyadari bahwa dampak
korupsi itu tidak sekedar kerugian keuangan negara, namun ada kaitannya
dengan kerusakan kehidupan. Spiritual Accountability yang baik akan
menghasilkan niat baik, yang akan menghasilkan visi dan misi yang baik,
selanjutnya akan diterjemahkan dalam usaha yang terbaik untuk mendapatkan
hasil terbaik. Hubungan konsekuensi tersebut idealnya dapat menjamin bahwa
pemilik spiritual accountability yang baik akan mendorong public accountability
yang baik pula, dan tentunya tidak akan tergerak dan mempunyai niat sedikit pun
untuk membuat kerusakan di muka termasuk didalamnya adalah melakukan
korupsi, sebaliknya justru akan mempunyai niat yang sangat kuat untuk
menghindari korupsi.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas
pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan
sistem integritas dengan baik. Penanaman nilai integritas dapat dilakukan dengan
pendekatan beragam cara, diantaranya melalui : 1) Kesediaan, 2) Identifikasi dan
3) Internalisasi. Tingkat permanensi penanaman ataupun perubahan sikap dan
perilaku melalui pendekatan internalisasi akan lebih permanen dibandingkan
dengan identifikasi dan kesediaan. Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi adalah:
kejujuran