Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi lagi dengan Undang-Undang No. 12
Tahun 2008, maka tanggung jawab pemerintah daerah semakin besar karena
kewenangan yang dimiliki semakin luas. Hal itu juga disebutkan dalam
UndangUndang Dasar 1945, Pasal 18 ayat (5) yang menyebutkan bahwa
pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat. Oleh karena itu, ada pembagian urusan yang menjadi wewenang pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
Sejalan dengan adanya kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan maka, terdapat sebagian kewenangan di bidang kepegawaian yang
diserahkan kepada daerah dan dikelola dalam sistem kepegawaian daerah. Daerah
memiliki kewenangan dalam kebijakan tentang kepegawaian, tetapi kebijakan
tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, baik dalam
hal pengangkatan, pemindahan maupun pemberhentian. Namun, semua kebijakan
itu harus mengacu kepada peraturan atau undang-undang kepegawaian dan
standarisasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat (Syamsuddin
Haris.2006:171).
Dilihat dari sistem kepegawaian secara nasional, Pegawai Negeri Sipil
mempunyai posisi penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintahan
daerah akan dapat diselenggarakan dengan baik apabila didukung oleh sumber daya
manusia yang kompeten sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Sumber daya pada pemerintahan daerah disebut pegawai daerah yang termasuk di
dalamnya yaitu Pegawai Negeri Sipil yang merupakan para administrator negara di
mana mereka bekerja untuk rakyat dan menjalankan pemerintahan sesuai dengan
Hukum Administrasi Negara (HAN).

1
Sumber daya pada pemerintah daerah merupakan unsur yang sangat
menentukan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Berdasarkan ketentuan
penjelasan umum Undang-Undang No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian dinyatakan bahwa kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan
dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara
khususnya pegawai negeri. Oleh karena itu, dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan nasional yakni mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi, diperlukan
pegawai negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi
masyarakat yang harus menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada
masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Selain itu, Pegawai Negeri juga berkewajiban untuk tetap
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dan harus melaksanakan tugasnya secara
3 profesional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan
dan pembangunan serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Sehingga, kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan
nasional sangat tergantung pada kesempurnaan kinerja aparatur negara, khususnya
Pegawai Negeri.
Untuk membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bermoral
dan bermental baik, serta sadar akan tanggung jawabnya sebagai seorang pelayan
publik maka diperlukan berbagai macam upaya strategis diantaranya melalui
penegakan disiplin. Disiplin pada dasarnya merupakan sikap dan perilaku yang taat
serta patuh pada peraturan maupun ketentuan yang berlaku. Bagi Pegawai Negeri
Sipil, disiplin sangat penting karena kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya tidak akan dapat terwujud dengan baik tanpa dilandasi
kedisiplinan yang tinggi. Dengan kata lain disiplin dapat berfungsi sebagai
pedoman atau pengarah bagi Pegawai Negeri Sipil dalam rangka melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya. Tanpa disiplin yang tinggi, mustahil cita-cita
pembangunan nasional dapat berhasil dengan baik. Dalam membentuk sosok
Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bermoral dan bermental baik serta
bertanggung jawab seperti yang telah dijelaskan di atas, banyak sekali

2
permasalahan yang dihadapi terutama dalam mengontrol perilaku aparatur
pemerintahan dalam hal ini adalah Pegawai Negeri Sipil. Perilaku dan atau
perbuatan dari aparatur Pegawai Negeri Sipil memaksa Negara dalam hal ini
Pemerintah berpikir untuk dapat membuat suatu aturan main (regulasi) tentang
bagaimana seorang Pegawai Negeri Sipil dapat bekerja dan berperilaku. Pemerintah
dalam membuat regulasi untuk Pegawai Negeri Sipil telah membuat produk hukum
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peraturan
Pemerintah ini mencabut Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Di dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
dinyatakan bahwa, Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah “Kesanggupan Pegawai
Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam Peraturan Perundang-undangan dan/atau Peraturan Kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin”. Dari pengertian tersebut di
atas, dapat disimpulkan bahwa Peraturan Pemerintah tentang disiplin Pegawai
Negeri Sipil antara lain memuat kewajiban, larangan, dan hukuman disiplin yang
dapat dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah terbukti melakukan
pelanggaran. Penjatuhan hukuman disiplin dimaksudkan untuk membina Pegawai
Negeri Sipil yang telah melakukan pelanggaran, agar yang bersangkutan
mempunyai sikap menyesal dan berusaha tidak mengulangi dan memperbaiki diri
pada masa yang akan datang. Daerah diberi kewenangan untuk melakukan 5
penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil dengan dibentuknya Badan Kepegawaian
Daerah (BKD).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apa kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kab. Wonosobo dalam penegakan
disiplin Pegawai Negeri Sipil?

3
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan praktek lapangan dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kab. Wonosobo
dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi dan
bermanfaat dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan penegakan
disiplin Pegawai Negeri Sipil
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
manfaat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Kinerja

Kinerja pegawai secara umum adalah sebuah perwujudan kerja yang


dilakukan oleh karyawan yang biasanya digunakan sebagai dasar atau acuan
penilaian terhadap karyawan didalam suatu organisasi. Kinerja yang baik
merupakan suatu langkah untuk menuju tercapainya tujuan organisasi oleh
karena itu, kinerja juga merupakan sarana penentu dalam mencapai tujuan
organisasi sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkan kinerja
karyawan.

Menurut Rivai (2005:309) konsep kinerja adalah perilaku nyata yang


ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh
karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Sedangkan menurut
pendapat Ilyas (2005:55) mengatakan bahwa pengertian kinerja
adalah penampilan, hasil karya personil baik kualitas, maupun kuantitas
penampilan individu maupun kelompok kerja personil, penampilan hasil
karya tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional
maupun struktural tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil di dalam
organisasi.

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat ditarik


sebuah kesimpulan yakni arti kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan tugas atau beban tanggung jawab menurut
ukuran atau standar yang berlaku pada masing-masing organisasi.

5
2.1.2 Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan(2009:193), disiplin kerja merupakan kesadaran dan


kerelaan seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku.

Mangkuprawira dan Aida (2007:122), menyatakan kedisiplinan


karyawan adalah sifat seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan
dan peraturan organisasi tertentu. Kedisplinan sangat mempengaruhi kinerja
karyawan dan perusahaan. Kedisiplinan seharusnya dipandang sebagai
bentuk latihan bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan,
karena semakin disiplin semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dan
kinerja perusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh


beberapa ahli, maka disiplin kerja merupakan sikap kesadaran, kerelaan dan
kesedian seseorang dalam mematuhi dan menaati peraturan dan norma-norma
sosial yang berlaku di lingkungan sekitar.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian yang akan dilakukan mengunakan pendekatan kualitatif. Tujuan
penelitian kualitatif adalah metode yang lebih menekankan aspek pemahaman
secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk
generalisasi.

3.2 Subyek Penelitian


Subjek penelitian ini merupakan pihak yang menjadi sasaran penelitian guna
memperoleh informasi terkait topik yang di teliti. Adapun yang menjadi subjek
penelitian ialah kepala Badan Kepegawaian Daerah Kab. Wonosobo yang memiliki
kewenangan tertinggi atas implementasi kebijakan dalam pengawasan

3.3 Obyek Penelitian

Kinerja merupakan suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian


pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi, visi serta organisasi. Pada dasarnya pengertian kinerja berkaitan
dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam menjalankan apa yang
menjadi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

3.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja


Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
dari pegawai didalam suatu organisasi atau perusahaan. Menurut
Mangkunegara (2005:13-14) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kinerja, yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Kemampuan (ability)
Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari :
1. Kemampuan potensi(IQ).
2. Kemampuan reality (knowledge + skiil).

7
Maksudnya adalah pimpinan dan karyawan yang memilki IQ di atas rata-
rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius
dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah dalam mencapai kinerja
maksimal.
b. Faktor Motivasi (Motivation)
Motivasi diartikan sebagai suatu sikap (attitude) pimpinan dan
karyawan terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya.
Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan
menunjukan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap
negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi
kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain
hubungan kerja , fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola
kepemimpinan kerja, dan kondisi kerja.
Menurut Saparuddin (2007 : 12) Supervisi
kepemimpinan termasuk dalam salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja pegawai, karena dengan melakukan supervisi kepemimpinan
berupa :
1. Pembinaan yang terus menerus
2. Pengembangan kemampuan profesional pegawai
3. Perbaikan situasi kerja dengan sasaran akhir pencapaian peningkatan
kinerja bagi pegawai.
3.3.2 Karakteristik Kinerja Karyawan

Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai


berikut (Mangkunegara, 2002:68):

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.

3. Memiliki tujuan yang realistis.

8
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
tujuannya.

5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh


kegiatan kerja yang dilakukannya.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah


diprogramkan

3.3.3 Indikator Kinerja Karyawan

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam


indikator, yaitu (Robbins, 2006:260):

1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas


pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah
seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output
serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi
(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud
menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan
dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu
tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi
dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor
3.3.4 Pengukuran Kinerja
Hasil akhir pengukuran kinerja adalah informasi tentang kinerja,
apakah kinerja individu, kinerja kelompok atau unit dan kinerja organisasi
secara keseluruhan. Kejelasan informasi tentang hal-hal yang akan diukur
baik bagi individu, kelompok maupun organisasi secara keseluruhan,

9
haruslah menjadi kesepakatan bersama, maka dengan demikian hal itu
berpengaruh pada motivasi, sikap dan perilaku setiap anggota organisasi,
selanjutnya hal tersebut berdampak pada kinerja organisasi. Penyebab
sukses dan kurang sukses organisasi dalam mencapai kinerja di
klasifikasikan oleh Bacal dalam Sembiring (2012:83) menjadi dua yaitu:

a. Faktor-faktor individual.
b. Faktor-faktor sistem.
Faktor-faktor individual adalah semua faktor yang bersumber dari
individu pegawai termasuk pimpinan. Faktor-faktor sistem yaitu semua
faktor yang berada dan besumber di luar kendali para pegawai secara
individual. Untuk itu, Bacal dalam Sembiring (2012:83) mengemukakan
langkah-langkah diagnosa atau peningkatan kinerja sebagai berikut :
1. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja
2. Mengenali kekurangan itu dan tingkat keseriusannya
3. Mengidentifikasikan hal-hal yang memungkinkan menjadi penyebab
kekurangan, baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang
berhubungan dengan itu sendiri.
4. Mengembangkan rencana tindakan, untuk menanggulangi penyebab
kekurangan itu
5. Melaksanakan rencana tindakan tersebut
3.3.5 Disiplin Kerja
Menurut Hasibuan(2009:193), disiplin kerja merupakan kesadaran
dan kerelaan seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku.
Mangkuprawira dan Aida (2007:122), menyatakan kedisiplinan
karyawan adalah sifat seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan
dan peraturan organisasi tertentu. Kedisplinan sangat mempengaruhi kinerja
karyawan dan perusahaan. Kedisiplinan seharusnya dipandang sebagai
bentuk latihan bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan
perusahaan, karena semakin disiplin semakin tinggi produktivitas kerja
karyawan dan kinerja perusahaan.

10
Beberapa pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh beberapa
ahli, maka disiplin kerja merupakan sikap kesadaran, kerelaan dan kesedian
seseorang dalam mematuhi dan menaati peraturan dan norma-norma sosial
yang berlaku di lingkungan sekitar.
3.3.6 Dimensi Pengukuran Disiplin Kerja
Dimensi pengukuran displin kerja ada bermacam-macam dan dalam
artikel ini penulis memberikan satu contoh dimensi pengukuran disiplin
kerja menurut Rivai. Dimensi pengukuran disiplin kerja ini memiliki
indikator-indikator tertentu dan menurutRivai (2005:444), menyebutkan
bahwa disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan para manajer
untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk
mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan
kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan
dan norma-norma sosial yang berlaku.
Disiplin kerja memiliki beberapa indikator yaitu sebagai berikut :
1. Kehadiran.
2. Ketaatan pada peraturan kerja
3. Ketaatan pada standard kerja
4. Tingkat kewaspadaan tinggi.
5. Bekerja etis.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang di gunakan adalah
menggunakan analisis data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)
yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu
mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga dapat
memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan
kita teliti akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder

11
saja. Terkait penelitian ini data yang digunakan adalah data penilaian kinerja
Pegawai Negeri Sipil.

12
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Profil Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonosobo


Salah satu urusan wajib yang diselenggarakan pemerintah adalah urusan
kepegawaian. Untuk melaksanakan urusan ini maka dibentuk lembaga perangkat
daerah yang diserahi tugas untuk melaksanakan urusan dan penyelenggaraan
kepegawian/manajemen pegawai PNS.

Awal mulanya dibentuk lembaga perangkat daerah yang berada langsung


dibawah komando Sekretariat Daerah (Setda) dengan nama Bagian Kepegawaian.
Bagian Kepegawaian ini dibentuk sejak pemerintahan Kab. Wonosobo pasca
kemerdekaan RI antara tahun 1950-an dan 1960-an.

Seiring dengan dinamika pemerintahan daerah pemberian otonomi khusus


pada daerah kabupaten berdasakan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 maka
urusan kepegawaian menjadi urusan wajib yang mempunyai beban tugas yang luas,
maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang berdiri sendiri, dengan nama
Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Jabatan kepala BKD setingkat Eselon II.b
BKD tidak menginduk lagi pada Sekretariat Daerah.

Adapun Perda yang mengatur perubahan SOTK Organisasi Perangkat


Daerah adalah Perda No. 13 Tahun 2013 namun Badan Kepegawaian Daerah tidak
mengalami perubahan nama kelembagaan hanya pada struktur organisasinya saja.

4.2 Dasar Hukum PPID Pembantu Badan Kepegawaian Daerah Kab. Wonosobo

 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi


Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58,
Tambahan LEmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan informasi publik
 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

13
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149);
 Peraturan Menteri dalam Negeri nomo 3 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pengelolaan Pelayanan Informasi Dan Dokumentasi Kementerian Dalam Negeri
Dan Pemerintahan Daerah.
 Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di Kabupaten Wonosobo;
 Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 23 Tahun 2011 tentang Tata Cara Layanan
Informasi Publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonosobo;
 Keputusan Bupati Wonosobo Nomor 276 Tahun 2011 tentang Penunjukan
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Pembantu di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Wonosobo;
 Peraturan Daerah Kab. Wonosobo Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
 Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 55 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Wonosobo;
 Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor :
040/0036/BKD/2017 tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonosobo.

Tentang PPID Pembantu :

A.TUGAS

 Penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian, dan pengamanan informasi.


 Pelayanan informasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
 Pelayanan informasi publik yang cepat, tepat dan sederhana.
 Penetapan prosedur operasional penyebarluasan informasi publik.
 Pengujian konsekuensi.
 Pengklasifikasian informasi dan/atau pengubahnnya.

14
 Penetapan informasi yang dikecualikan yang telah habis jangka waktu
pengecualiannya sebagai informasi publik yang dapat diakses.
 Penetapan pertimbangan tertulis atas setiap kebijakan yang diambil untuk
memenuhi hak setiap orang atas nformasi publik.

B. FUNGSI

 Pengelolaan Informasi
 Dokumentasi arsip
 Pelayanan Informasi
 Pelayanan dan penyelesaian sengketa

4.3 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonosobo


 VISI BKD KAB. WONOSOBO
“Menjadi pengelola manajemen kepegawaian yang profesional dan unggul”
 MISI BKD KAB. WONOSOBO
1. Perencanaan dan pengembangan pegawai yang obyektif dan transparan
2. Pelaksanaan mutasi kepegawaian yang akurat dan terukur
3. Peningkatan kualitas pegawai melalui pengukuran kompetensi dan
penilaian kinerja
4. Peningkatan disiplin dan kesejahteraan serta pelaksanaan netralitas
pegawai
5. Pengelolaan Sistem Informasi Kepegawaian yang akurat dan
terintregrasi
6. Peningkatan tertib administrasi dan layanan prima pegawaI

4.4 Tugas Pokok dan Fungsi BKD


4.4.1 Tugas BKD

1. Melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dalam penyusunan dan


pelaksanaan kebijakan daerah bidang Kepegawaian ;
2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
bidang tugasnya.

15
4.4.2 Fungsi

1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbetuk database serta


analisa data untuk penyusunan program kegiatan ;
2. Perencanaan strategis pada Badan Kepegawaian Daerah ;
3. Perumusan kebijakan teknis bidang kepegawaian ;
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
kepegawaian ;
5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kepegawaian ;
6. Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan bidang kepegawaian ;
7. Pelaksanaan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan bidang
kepegawaian ;
8. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Badan Kepegawaian Daerah
;
9. Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan bidang kepegawaian
di lingkungan Pemerintah Daerah ;
10. Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, Lembaga
Pemerintah dan Lembaga lainnya ;
11. Penyelenggaraan administrasi Pegawai Negeri Sipil Daerah ;
12. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian ;
13. Perencanaan formasi dan pengembangan kepegawaian ;
14. Penyiapan kebijakan umum pengembangan kepegawaian dan berkoordinasi
dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan ;
15. Penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan norma standar dan prosedur
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan ;
16. Penyiapan dan pelaksanaan administrasi pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural atau fungsional sesuai
dengan norma standar dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan ;

16
17. Penyiapan dan penetapan pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah ;
18. Penetapan gaji, tunjangan dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil Daerah
sesuai dengan norma standar dan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan ;
19. Pelaksanaan pemberian penghargaan dan tanda jasa kepada Pegawai Negeri
Sipil ;
20. Penyiapan dan pelaksanaan administrasi kepangkatan Pegawai Negeri Sipil
sesuai dengan norma standar dan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan ;
21. Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian secara
komprehensif ;
22. Penyiapan kebutuhan data dan/atau informasi untuk penyusunan program
pengembangan kepegawaian ;
23. Pendokumentasian tata naskah kepegawaian ;
24. Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang
kepegawaian

4.5 Struktur dan Data Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupate Wonosobo
Secara umum organisasi dapat didefenisikan sebagai kelompok orang-orang
bekerja sama untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi. Dalam suatu organisasi
juga akan dibentuk sebuag struktur organisasi sebagai sebuah kerangka yang
menunjukan fungsi dan tugas dari setiap bagian yang ada di dalam organisasi
tersebut. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kab. Wonosobo dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :

17
Data Pegawai Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Wonosobo
No Nama Jabatan Eselon
1 Drs. SAMSUL MA ARIF, M.M. Plt. Kepala II.B
2 ASNGARI, S.Sos. Sekretaris III.A
Kepala Bidang Perencanaan
3 TRI SULISTYAWATI, S.Sos. dan Penatausahaan III.B
Kepegawaian

18
Kepala Bidang Pendidikan
BENYAMIN KUSUMA HADI,
4 dan Pelatihan, dan III.B
S.Sos.
Pengembangan Karier
Kepala Bidang Pembinaan
MOH BURHANUDDIN,
5 dan Penilaian Kinerja III.B
S.Sos., M.Si
Aparatur
Kepala Sub Bagian
Perencanaan, Evaluasi,
6 SUGENG RIYADI, S.Sos IV.A
Pelaporan dan Sistem
Informasi Manajemen
Kepala Sub Bidang
7 PUJIHARTO, S.Sos IV.A
Pendidikan dan Pelatihan
Kepala Sub Bidang
8 SRI SUNARNI, S.STP.MM IV.A
Pengembangan Karier
Kepala Sub Bidang
9 TURNIASIH, S.Sos IV.A
Perencanaan Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Umum,
10 TUNING WINDIYATI, SE IV.A
Kepegawaian dan Keuangan
Kepala Sub Bidang
11 TOETIK JOELIJANTI Penatausahaan IV.A
Kepegawaian
INAYAH FITRIYANI, Kepala Sub Bidang
12 IV.A
S.IP.,MM Penilaian Kinerja Aparatur
Kepala Sub Bidang
13 E N I, SE., M.Si IV.A
Pembinaan Pegawai
ARGANI MURTININGRUM,
14 JFT Analis Kepegawaian -
SE
ARIEF SETYANDIONO, A.
15 JFT Arsiparis -
Md
DANU CANDRA PRABOWO,
16 JFT Pranata Komputer -
S.Kom., M.Eng.
17 PRIYO HANDOKO, A.Md JFT Pranata Komputer -
18 ENDANG ERAWATI Pelaksana -
19 HARYANTO Pelaksana -
DIAN KURNIAWATI
20 Pelaksana -
SUBARDI S.IP
21 JONI NARWANTO, S.Kom Pelaksana -
22 OKVI UJI SETIYAWAN JFT Analis Kepegawaian -
23 EDI SUSIYANTO Pelaksana -
24 SODIKIN Pelaksana -
25 WAGITO Pelaksana -
26 KRIS WIDYARTO, S.Sos JFT Analis Kepegawaian -

19
27 KARENIA HAPSARI, SE JFT Analis Kepegawaian -
28 MUSTOFA ILYAS Pelaksana -
29 DADY DWI MULYADI, A.Md. Pelaksana -
30 FINA ISTIRIYANI, S.H. Pelaksana -
31 FREDY ANDRIWOKO Pelaksana -
GADANG UNGGUL
32 Pelaksana -
PANUNTUN, S.STP
33 SUTANTO, A.Md. Pelaksana -
34 SELI NURSITA, A.Md. Pelaksana -

4.6 Tugas Pokok dan Fungsi Setiap Bidang di BKD Kab. Wonosobo
4.6.1 Plt. Kepala Badan Kepegawaian Daerah

 Tugas : Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas membantu Bupati


dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di bidang
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan yang menjadi kewenangan daerah.
 Fungsi :
a) Penyusunan kebijakan teknis bidang kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan;
b) Pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang kepegawaian, pendidikan
dan pelatihan;
c) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan
d) Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan
Pemerintahan Daerah bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan;
dan
e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya
4.6.2 Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah

 Tugas : Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)


mempunyai tugas melakukan perumusan rencana dan pelaksanaan
kebijakan, pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi, pelaporan meliputi
pembinaan ketatausahaan, keuangan, hukum, kehumasan, keorganisasian

20
dan ketatalaksanaan, kerumahtanggaan, kearsipan, kepegawaian, dan
pelayanan administrasi di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah
 Fungsi :
a) Pengkoordinasian kegiatan di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah;
b) Pengkoordinasian dan penyusunan rencana dan program kerja di
lingkungan Badan Kepegawaian Daerah
c) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, keuangan, hukum, organisasi, tatalaksana, hubungan
masyarakat, kerumahtanggaan, kearsipan dan kepegawaian di
lingkungan Badan Kepegawaian Daerah
d) Pengkoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana
di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah
e) Pengkoordinasian pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah
dan pengelolaan informasi dan dokumentasi
f) Pengkoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-undangan
serta pelaksanaan advokasi hukum di lingkungan Badan Kepegawaian
Daerah
g) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan Daerah dan
pelayanan pengadaan barang/jasa di lingkungan Badan Kepegawaian
Daerah
h) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lin
gkup tugasnya;
i) Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan fungsinya
4.6.3 Kepala Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan

 Tugas ; Penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,


pemantauan, evaluasi serta pelaporan bidang kepegawaian dan keuangan
meliputi pembinaan ketatausahaan, hukum, kehumasan, keorganisasian dan
ketatalaksanaan, kepegawaian dan pelayanan administrasi keuangan di
lingkungan Badan

21
4.6.4 Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan dan Sistem
Informasi Manajemen
 Tugas ; Melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan bidang perencanaan,
evaluasi, pelaporan dan sistem informasi manajemen meliputi perencanaan,
evaluasi, pelaporan dan pelayanan data dan informasi di lingkungan Badan
4.6.5 Kepala Bidang Perencanaan dan Penatausahaan Kepegawaian
 Tugas : Perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan bidang Perencanaan dan
Penatausahaan Kepegawaian meliputi perencanaan pegawai dan
penatausahaan pegawai
 Fungsi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan penunjang kepegawaian di bida
ng Perencanaan dan Penatausahaan Kepegawaian;
b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan penunjang kepegawaian di bidang
Perencanaan dan Penatausahaan Kepegawaian;
c) Pelaksanaan kebijakan penunjang kepegawaian di bidang Perencanaan
dan Penatausahaan Kepegawaian
d) Penatausahaan dan pengelolaan bidang Perencanaan dan Penatausahaan
Kepegawaian
e) Pelaksanaan pembinaan terkait dengan Perencanaan dan Penatausahaan
Kepegawaian
f) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang Perencanaan
dan Penatausahaan Kepegawaian
g) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Perencanaan dan
Penatausahaan Kepegawaian
4.6.6 Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan, dan Pengembangan Karier
 Tugas : Perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan bidang Pendidikan dan Pelatihan, dan
Pengembangan Karier meliputi pendidikan, pelatihan dan pengembangan
pegawai.

22
 Fungsi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan penunjang di bidang Pendidikan d
anPelatihan, dan Pengembangan Karier
b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan penunjang di bidang Pendidikan
dan Pelatihan, dan Pengembangan Karier
c) Pelaksanaan kebijakan penunjang di bidang Pendidikan dan Pelatihan,
dan Pengembangan Karier;
d) Pelaksanaan pembinaan terkait dengan Pendidikan dan Pelatihan, d
an Pengembangan Karier;
e) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang Pendidikan dan
Pelatihan, dan Pengembangan Karier
f) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Pendidikan dan Pelatihan,
dan Pengembangan Karier
4.6.7 Kepala Bidang Pembinaan dan Penilaian Kinerja Aparatur
 Tugas : Perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan di bidang Pembinaan dan Penilaian
Kinerja Aparatur, meliputi disiplin pegawai, ijin pernikahan dan perceraian,
dan penilaian kinerja pegawai.
 Fungsi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan penunjang di bidang Pembinaan
dan Penilaian Kinerja Aparatur
b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan penunjang di bidang Pembinaan
dan Penilaian Kinerja Aparatur;
c) Pelaksanaan kebijakan penunjang di bidang Pembinaan dan Penil
aian Kinerja Aparatur
d) Penatausahaan dan pengelolaan bidang Pembinaan dan Penilaian
Kinerja Pegawai;
e) Pelaksanaan pembinaan terkait dengan Pembinaan dan Penilaian
Kinerja Aparatur
f) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang Pembinaan d
an Penilaian Kinerja Aparatur

23
g) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Pembinaan dan
Penilaian Kinerja Aparatur
4.7 Kegiatan Selama PKL
4.7.1 Jadwal Kerja Praktek
Jadwal Jam Kerja Praktek atau Magang di Badan Kepegawaian
Daerah Kab. Wonosobo :

1. Senin – jum’at
2. Jam masuk mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 16.00 WIB
3. Jam istirahat mulai pukul 12.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB
Berdasarkan pada jadwal pelaksanaan kegiatan magang yang
telah ditetapkan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kab. Wonosobo ,
maka penulis melaksanakan Kerja Praktek atau Magang dimulai dari
tanggal 4 Februari 2019 s/d 21 Maret 2019.

Setelah ditentukan oleh Dinas penulis diberi tanggungjawab pada:

-Bidang Penatausahaan Kepegawaian,

-Diklat dan Pengembangan Karir,

-Layanan dan Agenda Surat, Bagian Umum,

-Kepegawaian dan Keuangan, serta

-Bidang Pembinaan dan Penilaian Kinerja Aparatur

untuk itu penulis harus dapat beradaptasi dengan lingkungan


kerja dibagian tersebut. Peraturan yang harus dipatuhi oleh peserta
magang sebagai berikut:

1. Hadir setia hari Senin sampai Jum’at puku 07.30 WIB


2. Istirahat, makan siang, dan solat pukul 12.00 WIB sampai pukul 13.00
WIB
3. Pulang pada pukul 16.00 WIB

24
4. Jika ada kepentingan dan harus meninggalkan kantor harus meminta
izin terlebih dahulu kepada yang bersangkutan
5. Berpakaian sopan
4.7.2 Deskripsi Tugas Kerja Praktek
Sebelum memulai kegiatan Kuliah Praktek atau Magang di Badan
Kepegawaian Daerah Kab. Wonosobo, penulis diberikan bimbingan oleh
Kasubag Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan dan Sistem Informasi
Manajemen.

Bimbingan atau pengarahan yang diberikan meliputi jadwal kerja,


penempatan bagian dan pembimbingan penulis. Dalam penempatan bagian
penulis ditempatkan pada bidang yang berbeda-beda dan setiap 3 minggu
sekali penulis di rolling untuk pindah ke bidang lainnya. Pelaksanaan Kuliah
Praktek atau Magang di Badan Kepegawaian Daerah Kab. Wonosobo
dilaksanakan selama 8 minggu. Pelaksanaan magang dimulai pada tanggal
4 Februari 2019 sampai dengan 21 Maret pada hari Senin sampai Jum’at
pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Di dalam kegiatan magang tersebut, penulis melaksanakan segala
tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan bidang maupun staf dari
bidang tersebut. Berikut penjelasan mengenai kegiatan magang tersebut:
1. Agenda Surat Masuk dan Keluar
Pada bagian ini penulis ditugaskan untuk mengagendakan surat
masuk maupun keluar serta memberikan nomor surat keluar. Surat yang
masuk maupun keluar di Bidang di inputkan ke web sesuai dengan surat
dan disposisi agar jelas nomor, tanggal, sumber dan tujuann dari surat
kemudian diagendakan untuk diteruskan ke bagian yang dituju.
2. Membuat SPPD
Disini penulis ditugaskan untuk membuat surat perintah dinas
luar, setiap kali ada pegawai yang akan dinas keluar kota maupun keluar
kantor wajib di buatkan SPPD.

25
3. Mengarsipkan Data Pegawai
Pada bagian ini penulis ditugaskan untuk mengarsipkan data
pensiun Pegawai Negeri Sipil ke dalam lemari arsip. Sebelum
memasukkan ke dalam lemari arsip penulis harus mengurutkan data
pensiun Pegawai Negeri Sipil menurut abjad agar memudahkan ketika
mencari data di dalam lemari arsip karena terdapat ribuan data.
4. Mengkoreksi dan menata berkas kenaikan jabatan PNS
Pada bagian ini penulis ditugaskan untuk mengecek kembali
kelengkapan berkas kenaikan jabatan PNS dan menggolongkannya
sesuai dengan eselon pegawai.
5. Memotocopy Surat
Setiap harinya penulis ditugaskan untuk memotocopy Surat
penting dan berkas-berkas penting PNS.
6. Menditribusikan Surat ke berbagai OPD se-kab. Wonosobo
Kadang kala penulis ditugaskan untuk mendistribusikan surat-
surat ke berbagai OPD se-kab. Wonosobo.
7. Penghapusan arsip
Kadang kala penulis ditugaskan untuk penghapusan arsip dimana
data yang sudah tidak digunakan harus dihanguskan agar data tersebut
dibocor / tersebar.
8. Pengecekan kartu TASPEN PNS
Di bagian ini penulis ditugaskan untuk mengecek kembali kartu
TASPEN para Pegawai Negeri Sipil yang kemudian kaan didistribusikan
ke OPD terkait.
4.8 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Peranan BKD Kabupaten Wonosobo dalam Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu
meliputi, pemberian hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil, pemeriksaan
pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil, keputusan hukuman disiplin, dan
penyampaian keputusan hukuman disiplin, pelaksanaanya sudah berjalan dengan

26
baik dan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.
Hambatan-hambatan yang dihadapi BKD Kabupaten Wonosobo untuk dalam
penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah
(a) Jumlah sumber daya auditor yang terbatas
(b) Komunikasi yaitu kurang lancarnya penyampaian pelanggaran Disiplin
Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Wonosobo.
Upaya-upaya yang dilakukan BKD Kabupaten Wonosobo dalam mengatasi
hambatan penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah
(a) kerjasama antar instansi pemerintahan yang meliputi laporan daftar masuk
kerja Pegawai Negeri Sipil setiap dua Bulan sekali.
(b) pelaksanaan komunikasi antar instansi pemerintahan yang meliputi
melakukan sosialisasi pelanggaran Pegawai Negeri Sipil.

27
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan selama 2 bulan (04
Februari s/d 21 Maret) di Badan Kepegegawaian Daerah Kab.Wonosobo, Penulis
mengambil keputusan sebagai berikut :
1. Badan Kepegawaian Daerah merupakan Lembaga Pemerintah
Departeman yang berada dibawah dan bertanggung jawab Sekretariat
Daerah yang melakukan kegiatan di bidang kepegawaian.
2. Badan Kepegawaian daerah bertugas untuk melaksanakan urusan
Pemerintahan Daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah bidang Kepegawaian, melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Peranan BKD Kabupaten Wonosobo dalam Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
yaitu meliputi, pemberian hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil,
pemeriksaan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil, keputusan
hukuman disiplin, dan penyampaian keputusan hukuman disiplin,
pelaksanaanya sudah berjalan dengan baik dan sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil.
5.2 Saran
Untuk mencapai tujuan yang lebih baik dimasa yang akan datang, penulis akan
memberikan beberapa saran. Baik untuk Badan Kepegawaian Daerah
Kab.Wonosobo, Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo, maupun
bagi mahasiswa lainya, yaitu :

1. Bagi mahasiswa yang hendak melaksanakan Praktik Kerja Lapangan


agar menerapkan dsiplin dan mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh
intansi yang bersangkutan.

28
2. Mahasiswa yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) harus
memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan agar dapat
selesai dengan tepat waktu.
3. Dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini, diharapkan terjalin
hubungan kerja sama yang baik antara Badan Kepegawian Daerah Kab.
Wonosobo dengan Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah di
Wonosobo.
4. Diharapkan untuk kegiatan magang selanjutnya waktu kegiatan untuk
diperpanjang lagi agar mahasiswa lebih mengetahui dunia kerja secara
mendalam.

29

Anda mungkin juga menyukai