Disusun oleh :
Widyaisuara/Coach :
Dr. KONDRAD SAWANG, M.Pd.
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkat dan
Rahmat-Nyalah saya Peserta Pelatihan Dasar Gelombang 8, Angkatan XXXIV,
Kelompok 2, Golongan III pada Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dapat
menyelesaikan Tugas makalah ini tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Agenda 3 yaitu Kedudukan
dan Peran Aparatur Sipil Negara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diberikan oleh Bapak Dr. Kondrad Sawang, M.Pd. selaku widyaisuara
sekaligus coach dengan judul: Peran Aparatur Sipil Negara Dalam
Penerapan Pelayanan Publik, Whole Of Government dan Manajemen
Aparatur Sipil Negara Pada Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Pulang Pisau”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Kondrad Sawang,
M.Pd selaku Coach Latihan Dasar Kelompok 2 atas bimbingan dan arahannya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
Nina Jayanti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang berdasarkan pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pancasila merupakan sumber ideologi
bangsa Indonesia dan merupakan sumber dari segala sumber hukum yang
ada. Dalam Pembukaan UUD 1945 juga memuat cita-cita bangsa Indonesia
yang dituangkan dalam alineanya yang ke- 4 yaitu “... untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Sejak diploklamirkannya kemerdekaan Bangsa Indonesia, 76 tahun
yang silam, sejak saat itu lah negara Indonesia baik secara de facto dan de
jure telah merdeka dan bebas dari penjajahan serta diakui keberadaannya
di mata dunia.
Indonesia memiliki berbagai macam suku, agama, ras, dan golongan
sehingga muncul lah semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya
berbeda-beda tetap satu jua. Kesemua perbedaan itu telah di lebur menjadi
satu, dilebur ke dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berdasarkan nilai-nilai Pancasila setiap tindakan, perbuatan dan
tingkah laku masyarakat bersumber pada hukum atau peraturan perundang-
undangan itu sendiri, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis
(berupa kebiasaan, ataupun adat istiadat suatu daerah tertentu).
Hingga saat ini pada era Industri 4.0, semua sistem telah terdigitalisasi,
siap atau tidak kita telah hidup di era serba digitalisasi, ditambah lagi
adanya pengaruh wabah Covid -19 (Corona Virus Disease) yang melanda
seluruh dunia tentunya mempengaruhii setiap aspek kehidupan, tidak
terkecuali dalam dunia pemerintahan, bahkan ada yang bekerja dari rumah
(work frim home) yang memaksa semua harus serba digital.
Maka oleh sebab itulah, ASN dituntut untuk lebih cerdas dan aktif
namun juga memiliki wawasan kebangsaan yang luwes dan berperilaku
bela negara serta mampu menjadi cerminan bagi masyarakat, bangsa dan
negara.
Menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan bagian dari bangsa
Indonesia, yang tak dapat dipisahkan dari pemerintahannya dan selaku
pelayan masyarakat haruslah tunduk kepada hukum, serta menjalankan
sikap perilaku yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, Bela Negara,
Nasionalisme, berjiwa patriot dan bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme), serta mampu memberikan pelayanan kepada setiap lapisan
masyarakat tanpa memandang golongan, agama, suku, dan ras.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, (Pasal 1 ayat 1)
pengertian Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
ASN merupakan atribut dari sebuah pemerintahan yang demokratis,
yang secara garis besar jalannya roda pemerintahan berada ditangan
eksekutif (pemerintahan) selain lembaga legislatif yang berfungsi sebagai
legislasi atau perancang peraturan perundang-undangan, dimana ada
negara pastilah disitu ada pelayan masyarakat karena sifatnya adalah
pelaksana peraturan perundang-undangan.
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pegawai
ASN berfungsi sebagai :
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa.1
Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
merupakan organisasi perangkat daerah di lingkungan kabupaten Pulang
Pisau tempat dimana penulis bekerja sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil
1
LANRI. 2015. Akuntabilitas Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II,
Edisi Tahun 2015. Jakarta: Reka Cetak. Hlm. 1
(CPNS), yang mengabdi dan mengaplikasikan setiap ilmu yang dimiliki
kemudian berperan serta dalam rangka membangun pemerintah kabupaten
Pulang Pisau di Bidang Aset Daerah pada khususnya, dan mengabdi
kepada bangsa dan negara Indonesia pada umumnya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka, penulis ingin menggali dan
mendapatkan pengetahuan terkait judul “Peran Aparatur Sipil Negara
Dalam Penerapan Pelayanan Publik, Whole Of Government dan
Manajemen Aparatur Sipil Negara pada Badan Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pulang Pisau” dalam tugas
penulisan makalah kali ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diangkat yaitu sebagai berikut:
1) Bagaimanakah Penerapan Prinsip Pelayanan Publik di BPPKAD
Kabupaten Pulang Pisau ?
2) Bagaimanakah Penerapan Konsep Whole of Government di
BPPKAD Kabupaten Pulang Pisau?
3) Bagaimanakah Penerapan Kedisiplinan di BPPKAD Kabupaten
Pulang Pisau ?
A. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah,
dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara:
1998).2
Sedangkan definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana termuat dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.3
Beberapa definisi lain dari pelayanan publik yang banyak digunakan
dalam adalah:4
1) Lovelock, Christoper H, 1991:7, mengatakan bahwa ”service adalah
produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan dirasakan
atau dialami” Artinya service merupakan produk yang tidak ada wujud
atau bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang dapat dimiliki, dan
berlangsung sesaat atau tidak tahan lama, tetapi dialami dan dapat
dirasakan oleh penerima layanan.
2) Davit Mc Kevitt; dalam bukunya Managing Core Public Services
(1998), membahas secara spesifik mengenai inti pelayanan publik
yang menjadi tugas pemerintah dan pemerintah daerah, menyatakan
2
Erwan Agus Purwanto, etc.. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik.
Jakarta:LAN RI. hal 8.
3
Ibid.
4
Ibid. hal 9.
bahwa “Core Public Services maybe defined as those sevices which
are important for the protection and promotion of citizen well-being,
but are in are as where the market is in capable of reaching or even
approaching a socially optimal state; heatlh, education, welfare and
security provide the most obvious best know example”.
Dari beberapa pengertian pelayanan publik yang diuraikan tersebut,
maka pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau
melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok
dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan
kepada penerima pelayanan
Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik,
yaitu unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik,
unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat
atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan
yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Serta aparatur Pemerintah ditempatkan untuk menjalankan fungsi di
samping sebagai abdi negara, juga sebagai abdi masyarakat (public
servant). Dalam konteks ini, kegiatan pelayanan umum merupakan
perwujudan dan penjabaran dari tugas dan fungsi aparatur Pemerintah
dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan maupun
pembangunan.
1. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik
Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti:
persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus
diberi akses yang sebesarbesarnya untuk mempertanyakan dan
menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa tidak puas
dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah;
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang
mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi
wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat yang
menduduki posisi sebagai agen;
d. Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara
yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti:
status sosial, pandangan politik, enisitas, agama, profesi, jenis
kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya;
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip
mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut
masuk akal dan mudah untuk dipenuhi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat
konstitusi dan mencapai tujuan-tujuan strategis negara dalam jangka
panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah;
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti
fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat,
gampang ditemukan, dan lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti
non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh
warga negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh karena itu
semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada
atasan (pejabat atau unit organisasi yang lebih tinggi secara vertikal)
akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik baik cetak
maupun elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian
sering disebut sebagai social accountability.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting
adalah melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan
oleh warga negara yang lain. Oleh karena itu penyelenggaraan
pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi
kelompok rentan dan 35 Pelayanan Publik mampu menghadirkan
rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan
kelompok yang kuat.
B. Whole of Government
Dalam penerapannya, Whole of Government (WoG) dilakukan dalam
lingkup pelayanan publik. Pelayanan publik yang dilakukan pemerintah
dalam bentuk penyediaan barang dan jasa merupakan kebutuhan
masyarakat.
Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang mengoptimalkan upaya kolaboratif dalam ruang lingkup
koordinasi dari keseluruhan sektor dengan maksud untuk mencapai tujuan
pembangunan bersama dan pemerintahan yang terintegrasi dalam
pemecahan sebuah isu yang muncul.
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuantujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan. 5
Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang terutama di
negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia dan Selandia Baru. Di
Inggris, misalnya, ide WoG dalam mengintegrasikan sektorsektor ke dalam
satu cara pandang dan sistem sudah dimulai sejak pemerintahan Partai
Buruhnya Tony Blair pada tahun 1990-an dengan gerakan modernisasi
program pemerintahan, dikenal dengan istilah „joined-up government‟
(Bissessar, 2009; Christensen & L\a egreid, 2006). Di Australia, WoG
dimotori oleh Australian Public Service (APS) dalam laporannya berjudul
Connecting Government: Whole of Government Responses to Australia's
Priority Challenges pada tahun 2015. Namun demikian WoG bukanlah
sesuatu yang baru di Australia. Fokus pendekatan pada kebijakan.
pembangunan dan pemberian layanan publik. Sementara di Selandia Baru
WoG juga dikembangkan melalui antara lain integrasi akunting
pemerintahan, pengadaan barang dan jasa, ICT, serta sektor-sektor
lainnya.6
Definisi WoG yang dinyatakan dalam laporan APSC sebagai:
“[it] denotes public service agencies working across portfolio
boundaries to achieve a shared goal and an integrated government
response to particular issues. Approaches can be formal and informal.
They can focus on policy development, program management and
service delivery” (Shergold & others, 2004).
Dalam pengertian ini WoG dipandang menunjukkan atau menjelaskan
bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor
guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah
terhadap isu-isu tertentu. Untuk kasus Australia berfokus pada tiga hal yaitu
pengembangan kebijakan, manajemen program dan pemberian layanan. 7
Dari definisi ini diketahui bahwa WoG merupakan pendekatan yang
menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektoral
5
Yogi Suworno, etc.. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of Government.
Jakarta:LAN RI. hal 6.
6
Ibid.
7
Ibid. hal 8.
yang selama ini terbangun dalam model NPM. Bentuk pendekatannya bisa
dilakukan dalam pelembagaan formal atau pendekatan informal. 8
Definisi lain yang juga mempunyai kesamaan fitur dari United States
Institute of Peace (USIP) menjelaskannya sebagai berikut:
“An approach that integrates the collaborative efforts of the
departments and agencies of a government to 4 Whole of Government
achieve unity of effort toward a shared goal. Also known as
interagency approach. The terms unity of effort and unity of purpose
are sometimes used to describe cooperation among all actors,
government and otherwise” (“Whole-of-government approach |
Glossary of Terms for Conflict Management and Peacebuilding,” n.d.).
Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian
upaya-upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai
tujuan-tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama
antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya. 9
Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa WoG tidak hanya
merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor,
tetapi juga penekanan pada kerjasama guna mencapai tujuan-tujuan
bersama.
Dari dua pengertian di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik
pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi,
kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor
dari seluruh sektor dalam pemerintahan.10
Ciri lainnya adalah kolaborasi yang terjadi antar sektor dalam
menangani isu tertentu. Namun demikian terdapat pula perbedaannya, dan
yang paling nampak adalah bahwa WoG menekankan adanya penyatuan
keseluruhan (whole) elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi
lebih banyak menekankan pada pencapaian tujuan, proses integrasi
institusi, proses kebijakan dan lainnya, sehingga penyatuan yang terjadi
hanya berlaku pada sektor-sektor tertentu saja yang dipandang relevan. 11
1. Praktek WoG dalam Pelayanan Publik
8
Ibid.
9
Ibid. hal 9.
10
Ibid.
11
Ibid. hal 10.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis
pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan
WoG adalah:12
a. Pelayanan yang Bersifat Adminisitratif
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen
resmi yang dibutuhkan warga masyarakat. Dokumen yang dihasilkan
bisa meliputi KTP, status kewarganegaraan, status usaha, surat
kepemilikan, atau penguasaan atas barang, termasuk dokumen-
dokumen resmi seperti SIUP, ijin trayek, ijin usaha, akta, kartu tanda
penduduk, sertifikat tanah, dan lain sebagainya. Praktek WoG dalam
jenis pelayanan administrasi dapat dilihat dalam praktek-praktek
penyatuan 8 Whole of Government penyelenggaraan izin dalam satu
pintu seperti PTSP atau kantor SAMSAT.
b. Pelayanan Jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan
warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
perhubungan, dan lainnya.
c. Pelayanan Barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga
massyarakat, seperti misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon,
listrik, air bersih, dan seterusnya.
d. Pelayanan Regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-
undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan masyarakat.
2. Asas-asas terkait dengan Implementasi WoG
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,
telah ditetapkan asasasas umum penyelenggaraan negara, yang harus
12
Ibid. hal24.
menjadi acuan dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan
negara oleh Aparatur Negara antara lain yaitu:
1) Asas Kepastian Hukum;
2) Asas Kepentingan Umum;
3) Asas Akuntabilitas;
4) Asas Proporsionalitas;
5) Asas Profesionalitas;
6) Asas Keterbukaan;
7) Asas Efisiensi; dan
8) Asas Efektifitas.
Sedangkan berdasarkan UU No. 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan, asas dalam penyelenggaraan administrasi
pemerintahan terdiri atas:
1) Asas Legalitas
Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan mengedepankan dasar
hukum dari sebuah Keputusan dan/atau Tindakan yang dibuat oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan.
2) Asas Pelindungan terhadap Hak Asasi Manusia
Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan, Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan tidak boleh melanggar hak-hak dasar Warga
Masyarakat sebagaimana dijamin dalam UUD 1945
3) Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB)
Prinsip yang digunakan sebagai acuan penggunaan Wewenang bagi
Pejabat Pemerintahan dalam mengeluarkan Keputusan dan/atau
Tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
AUPB terdiri atas :
a. kepastian hukum;
b. kemanfaatan;
c. ketidakberpihakan;
d. kecermatan;
e. tidak menyalahgunakan kewenangan;
f. keterbukaan;
g. kepentingan umum; dan
h. pelayanan yang baik.
BAB III
PERAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN PUBLIK, WHOLE
OF GOVERNMENT DAN MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA PADA
BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KABUPATEN PULANG PISAU
1. Susunan Organisasi dan Fungsi BPPKAD Kabupaten Pulang Pisau
1. Susunan Organisasi BPPKAD Kabupaten Pulang Pisau
Susunan organisasi BPPKAD Kabupaten Pulang Pisau
berdasarkan Peraturan Bupati Pulang Pisau Nomor 56 tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata
Kerja Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah
Kabupaten Pulang Pisau, terdiri dari :
I. Kepala Badan;
II. Sekretariat, membawahi:
1. Sub Bagian Penyusunan Program;
2. Sub Bagian Keuangan; dan
3. Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian.
III. Bidang, terdiri dari:
1. Bidang Pendapatan Daerah, membawahi:
a) Sub Bidang Pendataan dan Penetapan;
b) Sub Bidang Pelayanan dan Penagihan;dan
c) Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan.
2. Bidang Anggaran, membawahi:
a) Sub Bidang Anggaran Belanja Tidak Langsung dan
Pembiayaan; dan
b) Sub Bidang Anggaran Belanja Langsung;
c) Sub Bidang Pengendalian Pelaksanaan dan Administrasi
Anggaran.
3. Bidang Perbendaharaan, membawahi:
a) Sub Bidang Belanja Tidak Langsung dan Pembiayaan;
b) Sub Bidang Belanja Langsung; dan
c) Sub Bidang Kas Daerah.
4. Bidang Akuntansi, membawahi:
a) Sub Bidang Akuntansi Belanja dan Pembiayaan;
b) Sub Bidang Akuntansi Pendapatan; dan
c) Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan.
5. Bidang Aset Daerah, membawahi:
a) Sub Bidang Perencanaan Kebutuhan dan Evaluasi;
b) Sub BidangPenggunaan dan Pemanfaatan; dan
c) Sub Bidang Pendataan dan Penghapusan.
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN PULANG PISAU
KEPALA BADAN
TONY HARISINTA, S.E., M.Si
NIP. 19670930 199703 1 007
SEKRETARIS
ZULKADIR, S.Kom.,M.A
NIP. 19770516 200501 1 010
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN
UMUM PERLENGKAPAN KEUANGAN PENYUSUNAN PROGRAM
DAN KEPEGAWAIAN
YENNITA, S.H MISYANI, A.Md MELINA, S.E
NIP. 19840123 201101 2 019 NIP. 19730120 200003 2 005 NIP. 19810519 201101 2 010
KEPALA BIDANG ANGGARAN KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG AKUTANSI KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG
PERBENDAHARAAN ASET DAERAH PENDAPATAN ASLI DAERAH
WAHYU JATMIKO, S.E ANDI HARIS RISMALAH, S.E APRIANSYAH, S.E.,M.M WIDI TRIAWAN, S.E YESSIE, S.H.,M.M
NIP. 19760621 200604 1 005 NIP. 19850424 201101 1 014 NIP. 19780408 200501 1 007 NIP. 19740307 200604 1 004 NIP. 19830708 200604 2 010
KEPALA SUB BIDANG ANGGARAN KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG
BELANJA TIDAK ANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA AKUTANSI PERENCANAAN KEBUTUHAN PENDATAAN DAN PENETAPAN
PEMBIAYAAN DAN PEMBIAYAAN BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAN EVALUASI
AHMAD SETIAWAN, S.H. FAHRIDANI OKTAVIAN, S.E.,M.A YUDHI NUR ARIFUDIN, S.E INDRAWAN, S.Kom ERNI ANITASAI, S.Kom
NIP. 19751001 200801 1 010 NIP. 19781017 201101 1 006 NIP. 19780822 201101 1 003 NIP. 19770715 200604 1 021 NIP. 19860207 201001 2 024
KEPALA SUB BIDANG ANGGARAN KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG
BELANJA LANGSUNG BELANJA LANGSUNG AKUTANSI PENDAPATAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN PELAYANAN DAN PENAGIHAN
RADEN YOSEPH HERNAWAN, S.E.,M.A LILI ISWANTI, S.E CATUR LESTARI DEWI, S.E., Ak. RINO MARIANTO, S.Kom INDAH RAHMAWATI, S.E.
NIP. 19760507 201001 1 010 NIP. 19840327 201402 2 002 NIP. 19740823 200801 2 011 NIP. 19830805 201101 1 014 NIP. 19800803 200604 2 012
KEPALA SUB BIDANG PENGENDALIAN KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG
PELAKSANAAN DAN ADMINISTRAASI KAS DAERAH EVALUASI DAN PELAPORAN PENDATAAN DAN PENGHAPUSAN EVALUASI DAN PELAPORAN
ANGGARAN
LILI ISWANTI, S.E SERI RAHMAWATI, S.E.,M.M SULISTYOWATI, S.E. DODY WIJAYA, S.E.,M.A SYAMSUL BAHRI, S.E
NIP. 19840327 201402 2 00 NIP. 19800709 200903 2 004 NIP. 19830205 201503 2 003 NIP. 19810624 201001 1 011 NIP. 19710620 200701 1 014
2. Fungsi BPPKAD Kabupaten Pulang Pisau
PemerintahanDaerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.
Sedangkan Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan
Daerah Otonom.
Badan adalah Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Pulang Pisau Tipe A, yang selanjutnya disingkat
BPPKAD.
Pasal 4 (Perbub No 56 Tahun 2016) menjelaskan bahwa:
“BPPKAD mempunyai tugas penyelenggaraankewenangan dalam
tugas pembantuan, kebijakan daerah dan urusan rumah tangga
dibidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.”
B. Rekomendasi
1. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik dan bersih
bebas dari praktek KKN, sesuai dengan peran sebagai ASN di
lingkungan BPPKAD diperlukan partisipasi masyarakat Pulang Pisau
untuk mengkritik atau memberi saran yang sifatnya membangun agar
pelayanan publik dapat dapat diraskan lebih naik lagi; dan
2. Konsep WoG agar lebih efektif dirasakan yaitu bisa dengan
penyederhanaan administrasi yang dipermudah dalam proses nya
sehingga menarik minat masyarakat dalam membayar PBB, penarikan
pajak dan retribusi daerah, BPHTB, dan pendapatan lainnya yang sah
guna peningkatan PAD.
Daftar Pustaka
Erwan Agus Purwanto, etc.. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. Jakarta:LAN RI.
LANRI. 2015. Akuntabilitas Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I dan II, Edisi Tahun 2015. Jakarta: Reka Cetak.
Yogi Suworno, etc.. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of
Government. Jakarta:LAN RI.
Peraturan Perundang-Undangan :
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara Yang
Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
Undang Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
Peraturan Bupati Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerjabadan Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Pulang Pisau
(Berita Daerah Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2016 Nomor 056).