Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN DIKLAT PRAJABATAN

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II


DEPARTEMEN NON KEMENTRIAN PERTANIAN
DI PPMKP CIAWI, BOGOR 2014


















Dibuat Oleh :
Tia Agustiani A.Md
NIP : 19900831 201402 2 006
Balai Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama Sumber Daya Manusia aparatur
Negara mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS yang mempu memainkan peran tersebut
ialah PNS yang mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap dan perilakunya
yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada Negara, bermoral, dan bermental baik,
profesional, sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik, serta mampu menjadi
perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Untuk dapat membentuk sosok PNS seperti tersebut di atas, perlu pembinaaan
melalui jalur pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) yang mengarah kepada upaya
peningkatan:
1. Sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan masyarakat,
bangsa, negara, dan tanah air
2. Kompetensi teknis, manajerial, dan atau kepemimpinannya
3. Efisiensi, efektivitas, dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan
semangat kerja sama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja
organisasinya.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, antara lain ditetapkan jenis-jenis diklat PNS.
Salah satu jenis Diklat adalah Diklat Prajabatan yang merupakan syarat untuk
pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil.

B. TUJUAN
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000
Diklat Prajabatan bertujuan:
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS
sesuai dengan kebutuhan instansi
2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat
persatuan dan kesatuan bangsa
3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,
pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat
4. Memantapkan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas
pemerintah umum dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang baik.

C. DASAR HUKUM
Dasar Hukum Pelaksanaan Diklat Prajabatan adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
5. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000
6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000
7. Keputusan Presiden Nomor 34 1972 Jis, Inpres Nomor 5 Tahun 1974
8. Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1996
9. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001
10. Keputusan Kepala LAN Nomor 193 dan 194 Tahun 2001
11. Keputusan Kepala LAN Nomor 1 dan 2 Tahun 2003
12. Peraturan Kepala LAN Nomor 18 Tahun 2001
13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/OT.140/02/2007

D. WAKTU DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN
A. Waktu Penyelenggaraan
Penyelengaraan Diklat Prajabatan Golongan II dilaksanakan pada tanggal 28
April s.d 16 Mei 2014.
B. Tempat Penyelenggaraan
Kegiatan Diklat Prajabatan diselenggarakan di Pusat Pelatihan Manajemen dan
Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Komplek Tirta Kotak Pos 26 Ciawi 16720,
Telp. (0251) 8240149, Fax. 8241147.





BAB II
ISI

A. KURIKULUM
Kurikulum Diklat Prajabatan Golongan II disusun sebagai berikut:
NO MATA DIKLAT JML JP
1 Dinamika Kelompok 6
2 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI 9
3 Manajemen Kepegawaian Negara 9
4 Etika Organisasi Pemerintah 9
5 Pelayanan Prima 9
6 Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 9
7 Manajemen Perkantoran Modern 9
8 Membangun Kerjasama Tim (Team Building) 9
9 Komunikasi yang Efektif 9
10 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI 9
11 Pola Pikir (Mind Setting) PNS 24
12 Kepemerintahan yang Baik 9
13 Percepatan Pemberantasan Korupsi 12
14 Program Ko-kurikuler
- Latihan Kesegaran Jasmani
- Baris Berbaris
- Tata Upacara Sipil
- Pengarahan Program
- Ceramah Kesehatan Mental
- Ceramah Umum

18
6
6
3
3
6
Jumlah 174

- Metode
Metode yang digunakan dalam program Diklat Prajabatan adalah:
1. Ceramah yang dikombinasikan dengan tanya jawab
2. Diskusi
3. Pendalaman materi
4. Studi kasus
5. Penugasan
- Sarana Diklat
Sarana yang digunakan dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan antara lain:
1. White Board
2. Modul
3. LCD
4. Note Book
5. Flipchart
6. Sound System
- Prasarana Diklat
Prasarana yang digunakan dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan antara lain:
1. Ruang Kelas
2. Ruang Diskusi
3. Asrama
4. Tempat Ibadah
5. Perpustakaan

B. MATERI
1. Dinamika Kelompok
Widyaiswara: Irfan Arifdarma, S.Sos
Dinamika kelompok menyiapkan peserta agar dapat saling percaya mempercayai
dengan orang lain (trust), memiliki sikap keterbukaan (openness), memiliki rasa
tanggung jawab (responsibility), dan merasa dirinya bagian integral dari yang lainnya
(interdependency). Kegiatan penilaian dinamika kelompok terutama bertujuan untuk
memperoleh gambaran deskripsi tentang perkembangan kelompok, baik secara
individual maupun kelompok secara keseluruhan. Hasil dari penilaian dapat dijadikan
bahan masukan bagi penyelenggara ataupun widyaiswara lainnya.
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke
dalam kelompok dengan latar belakang pendidikan, ruang lingkup kerja dan jenis kerja
yang berbeda. Melalui berbagai diskusi dalam kelompok, yang kadang memanas
terjadilah proses storming dan kemudian terbentuk kelompok kecil atau kelompok
kelas terbentuk sikap baru dan perubahan perilaku Dinamika Kelompok dalam proses
forming. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh
Individu Ice Breaking Storming Forming Norming Performing
semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggoa kelompok, proses ini
dinamakan norming. Atas dasar aturan inilah individu dan kelompok melakukan
berbagai kegiatan atau performing.



Aspek-aspek dalam dinamika kelompok yang dinilai meliputi pengenalan terhadap
diri sendiri, pengenalan terhadap orang lain, keterbukaan (mau mendengarkan orang lain,
terbuka terhadap pendapat dan saran orang lain), disiplin dan memiliki rasa tanggung
jawab besar. Selain itu, secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam kegiatan dinamika
kelompok, lancar berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya, mampu
bekerjasama dengan orang lain dan mampu bekerja dalam tim (team work), mau dan
bersedia menghargai pikiran dan pendapat orang lain, mampu mengendalikan diri,
mampu serta bersedia untuk menerima balikan (feedback) dari kolega, atasan ataupun
bawahan.

2. Sistem Penyelenggaran Pemerintah NKRI
Widyaiswara: Paris Hutapea, A.Pi, SE, MM
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara tidak membicarakan sistem
penyelenggaraan negara oleh lembaga-lembaga negara secara keseluruhan akan tetapi
adalah membicarakan mekanisme bekerjanya lembaga-lembaga eksekutif yang dipimpin
oleh Presiden baik selaku Kepala Negara maupun sebagai Kepala Pemerintahan.
Sejalan dengan paradigma baru dalam administrasi negara dan untuk memberantas
KKN berdasarkan TAP MPR NO. XI/MPR/1998 telah diterbitkan Undang-Undang No.
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN.
Dalam UU ini ditetapkan asas-asas umum penyelenggaraan negara antar lain:
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
3. Asas Kepentingan Umum
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proporsionalitas
6. Asas Profesionalitas
7. Asas Akuntabilitas
Dengan memperhatikan dan melaksanakan asas-asas penyelenggaraan negara ini
diharapkan para penyelenggara negara mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
Di samping itu untuk mengetahui kinerja aparatur pemerintah telah diterbitkan
Instruksi Presiden No.7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara, pemerintah membentuk
lembaga-lembaga pemerintah yang baik tingkat pusat maupun di tingkat daetah dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang terkait. Setiap lembaga-lembaga
pemerintah melaksanakan urusan pemerintahan tertentu. Urusan-urusan yang menjadi
kewenangan pemerintah pusat adalah politik luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter
dan fiskal, yustisi, dan agama. Sedangkan urusan-urusan yang menjadi kewenangan
daerah terbagi ke dalam dua yaitu urusan wajib dan urusan pilihan.
Lembaga pemerintah tingkat pusat meliputi: Kementrian Koordinator,
Departemen, Kementerian Negara, LPND, Kesekretariatan yang membantu Presiden,
Kejaksaan Agung, Perwakilan RI dan Luar Negeri, TNI, POLRI, Badan/Lembaga Ekstra
Struktural. Lembaga Daerah meliputi: Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. Lembaga Perekonomian
Negara meliputi: Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah. BUMN
membentuk Persero dan Perum. Sedangkan BUMD berbentuk Perseroda dan Perumda.
Dasar utama penyusunan lembaga-lembaga pemerintah dalam bentuk organiisasi baik di
tingkat pusat maupun di daerah adalah adanya urusan pemerintahan yang harus
ditangani. Namun tidak semua urusan-urusan pemerintahan tersebut dibentuk dalam
organisasi tersendiri.
Proses manajemen pemerintaha negara pada dasarnya meliputi empat aspek, yaitu:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

3. Manajemen Kepegawaian Negara
Widyaiswara: R.A Ramdoni, SE, MM
Menurut UU No. 8 Tahun 1974 jo UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian dijelaskan pengertian Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga negara
Republik Indonesia yang telaah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat
yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan dalam negeri, atau diserahi tugas
negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setiap Pegawai Negeri Sipil diberikan hak untuk memperoleh gaji yang adil dan layak
sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya (pasal 7 ayat (1) UU No. 43
Tahun 1999 atau pasal 7 UU No. 8 Tahun 1974); serta memperoleh cuti (pasal 8 UU No.
8 Tahun 1974). Cuti Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 1976, terdiri dari cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti
bersalin, cuti karena alasan penting, dan cuti di luar tanggungan negara.
Selain memperoleh hak, seorang PNS juga mempunyai kewajiban yang harus
dilaksanakan, yaitu:
a. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintah.
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
c. Mentaaati segala peratiuran perundang-undangan yang berlaku.
d. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.
e. Menyimpan rahasia jabatan.
Penilaian kinerja di lingkungan Pegawai Negeri Sipil dalam sistem administrasi
negara Indonesia, mempunyai peran dan kedudukan yang sangat signifikan. Pegawai
Negeri Sipil sebagai unsur utama aparatur pemerintah bertgas melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan untuk mencapai tujuan nasional. Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1978
tentang Daftar Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP-3), dengan penilaian
atas unsur kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama,
prakarsa, dan kepemimpinan. Selain itu, kedudukan penting Pegawai Negeri Sipil telah
ditegaskan dalam UU No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas UU No. 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, yang dinyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil
berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan
tugas negara, pemerintahan dan pembangunan. Karena, kelancaraan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kualitas Pegawai
Negeri.
4. Etika Organisasi Pemerintah
Widyaiswara: Ir. Sunaryono Padmo, MM
Etika secara umum dapat diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola prilaku
seseorang atau sesuatu badan/lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat
diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian moralitas lebih
mengacu kepada nilai-nilai normatif yang menjadi keyakinan dalam diri seseorang atau
sesuatu badan/lembaga/organisasi yang menjadi faktor pendorong untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu. Moralitas seseorang dapat menjadi faktor pendorong
terbentuknya perilaku yang sesuai dengan etika, tetapi nilai-nilai moralitas seseorang
mungkin saja bertentangan dengan nilai etika yang berlaku dalam lingkungannya.
Prinsip-prinsip etika antara lain:
1. Prinsip keindahan (beauty)
2. Prinsip persamaan (equality)
3. Prinsip kebaikan (goodness)
4. Prinsip keadilan (justice)
5. Prinsip kebebasan (liberty)
6. Prinsip kebenaran (truth)
Pokok-pokok etika kehidupan berbangsa merupakan acuan bagi pemerintah dan
seluruh bangsa Indonesia dalam rangka menyelamatkan dan meningkatkan mutu
kehidupan berbangsa. Pokok etika kehidupan berbangsa tersebut tertuang dalam TAP
MPR Nomor VI/MPR/2001 adalah mencakup Etika Sosial Budaya, Etika Politik dan
Pemerintahan, Etika Ekonomi dan Bisnis, Etika Penegakkan Hukum yang Berkeadilan,
Etika Keilmuan, dan Etka Lingkungan.
Etika dalam lingkup organisasi merupakan pola sikap dan perilaku yang
diharapkan dari setiap individu dan kelompok anggota organisasi, yang secara
keseluruhan akan membentuk budaya organisasi (organizational culture) yang sejalan
dengan tujuan maupun filosofi organisasi yang bersangkutan. Norma umum yang
menjadi etika dalam birokrasi model Weber adalah bekerja dengan keahlian dan
spesialisasi dan karenanya pola promosi didasarkan kepada kompetensi dan merit, patuh
dan taat kepada perintah atasan dalam kalur hierarki, bekerja sesuai dengan aturan dan
prosedur kerja yang baku, mendahulukan kepentingan organisasi dari pada kepentingan
pribadi, dengan pola interaksi antar anggota maupun dengan pihak luar bersifat
impersonal.
Kode etik PNS sebagaimana dirumuskan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
(RPP) mengenai Kode Etik Pegawai Negeri Sipil tahun 2003 yang disusun oleh Kantor
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, mengartika Kode Etik PNS sebagai
berikut: Norma-norma sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan Pegawai
Negeri Sipil yang diharapkan dan dipertanggungjawabkan dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya kepada bangsa, negara, masyarakat, dan tugas-tugas kedinasan
organisasinya serta pergaulan hidup sehari-hari sesama PNS dan individu-individu di
dalam masyarakat. Pembinaan jiwa korsa PNS secara nonkedinasan dilakukan melalui
Korps Pegawai Negeri (KORPRI) yang memiliki landasan kode etik atau janji anggota
KORPRI yang disebut Panca Prasetya KORPRI.

5. Pelayanan Prima
Widyaiswara: Ir. Sunaryono Padmo, MM
Dalam Negara yang maju menurut Ferrel Heady, volume dan jangkauan kegiatan
politik dan administrasi ekstensif meliputi segala kegiatan kehidupan masyarakat yang
penting serta tendensinya akan semakin meluas. Senada dengan itu, Morstein Marx
menegaskan bahwa salah satu dari ciri-ciri yang menonjol dari pemerintah modern ialah
jumlah fungsi-fungsinya yang besar dan masih terus meningkat. Sehingga dalam rangka
mewujudkan Good Governance dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip yang
harus dikedepankan dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka pelayanan publik yang
akuntabel yaitu pelayanan prima sektor publik menjadi keharusan yang tidak bisa
ditunda-tunda.
Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan
memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus pelayanan kepada
pelanggan. Pelayanan prima pada sektor publik didasarkan pada aksioma bahwa
pelayanan adalah pemberdayaan. Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) tahun
2003, upaya penyediaan pelayanan yang berkualitas antara lain dapat dilakukan dengan
memperhatikan ukuran-ukuran apa saja yang menjadi kriteria kinerja pelayanan, antara
lain kesederhanaan; reliabilitas; tanggungjawab dari para petugas pelayanan; kecakapan
para petugas pelayanan; pendekatan kepada pelanggan dan kemudahan kontak pelanggan
dengan petugas; keramahan; keterbukaan; komunikasi antara petugas dan pelanggan;
kredibilitas; kejelasan dan kepastian; keamanan; mengerti apa yang diharapkan
pelanggan; kenyataan; efisien; serta ekonomis.
Total Quality Management merupakan paradigma baru dalam manajemen yang
berusaha memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara
berkesinambungan atas mutu, barang, jasa, manusia dan lingkungan organisasi. Menurut
Tjiptono (1997), Total Quality Management hanya dapat dicapai dengan memperhatikan
hal-hal seperti berfokus pada langganan; obsesi terhadap mutu; pendekatan ilmiah;
komitmen jangka panjang; kerjasama tim; perbaikan sistem secara berkesinambungan;
pendidikan dan pelatihan.
Kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama pelayanan prima. Oleh karena itu,
setiap aparatur berkewajiban untuk berupaya memuaskan pelanggannya. Kepuasan
pelanggan dapat dicapai apabila aparatur pelayanan menegetahui siapa pelanggannya,
baik pelanggan internal maupun eksternal. Dengan mengetahui siapa pelanggannya,
maka aparatur pelayanan akan dapat mengidentifikasi apa keinginan pelanggan. Salah
satu indikator adanya kepuasan pelanggan adalah tidak adanya keluhan dari pelanggan.

6. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
Widyaiswara: Dea CJIS, STP, MAP, MAGR.SC
Menurut Koentjaraningrat, budaya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan dijadikan milik diri
manusia dengan cara belajar. Sedangkan kerja dalam pandangan ibadah adalah adalah
pernyataan syukur atas kehidupan dunia ini. Budaya kerja adalah suatu falsafah yang
didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan
kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau
organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjafdi perilaku, kepercayaan, cita-cita,
pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
Budaya kerja organisasi adalah manajemen yang meliputi pengembangan,
perencanaan, produksi dan pelayanan suatu produk yang berkualitas dalm arti optimal,
ekonomis dan memuaskan. Manfaat yang didapat dari budaya kerja adalah mejamin hasil
kerja yang berkualitas, kebersamaan, kegotong-royongan, kekeluargaan, menemukan
kesalahan dengan cepat memperbaiki, cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan
dari luar serta mengurangi kesalahan dalam data-data atau informasi.
Nilai budaya kerja adalah pilihan nilai-nilai moral dengan etika yang dianggap
baik, meliputi nilai sosial budaya yang relevan, norma atau kaidah, etika dan nilai kinerja
produktif yang bersumber dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme terdiri dari 7 asas yaitu:
asas kepastian hukum
asas tertib penyelenggaraan Negara
asas kepentingan umum
asas keterbukaan
asas proporsionalitas
asas profesionalitas
asas akuntabilitas
Sedangkan asas pelayanan publik menurut Keputusan Kementrian No.
63/KEP/M.PAN/7/2003 terdiri dari:
transparansi
akuntabilitas
kondisional
partisipatif
kesaman hak
keseimbangan hak dan kewajiban
Visi adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai suatu organisasi yang realistic,
kredibel dan atraktif. Sedangkan misi adalah suatu pengaturan kromprehensif dan singkat
mengenai tujuan suatu organisasi, program atau sub-program. Dalam setiap kelompok
budaya kerja, pertama-tama yang harus dilakukan adalahmenyusun program yang
mencakup sort, systematize, sweep, standardize, self-discipline.

7. Manajemen Perkantoran Modern
Widyaiswara: Idri Hastuti. S, S.TP, M.Sc
Manajemen perkantoran dapat dirumuskan sebagai rangkaian kegiatan perencaan,
pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan dan pengendalian pekerjaan
perkantoran. Secara substansional jelas yang di-manage adalah seluruh unsur
perkantoran, termasuk keuangan, sistem, prosedur, dan metodenya serta info yang
berkaitan. Pengertian perkantoran modern dapat ditengahi adanya bangunan dan tata
ruang yang baik, menggunakan alat dan perlengkapan termasuk mebelair yang tepat,
para pegawai dalam melaksanakan tugasnya berdisiplin, profesional memiliki sikap dan
cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman. Kantor modern juga
mendayagunakan biaya, menerapkan tatalaksana yang demokratis, efektif, efisien,
produktif, berkeadilan, dan manusiawi. Kegiatan kantor ialah sebagai pusat informasi
sejak menerima, merekam, mengatur, memberi kepada pihak-pihak yang
membutuhkannya, serta melindungi aset kantor.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari saling memberikan
informasi secara lisan maupun tertulis. Pemberian informasi secara tertulis disebut
dengan korespondensi dan berkomunikasi dengan surat. Adapun tujuan umum surat ialah
mengharap reaksi yang timbul dari pembacanya tepat seperti yang diharapkan. Jadi surat
sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau informasi. Oleh karena
itu, penulis surat harus memenuhi syarat, baik dalam teknik penulisan, maupun dalam
langkah-langkah dalam menulis surat. Dalam menulis surat terdapat berbagai macam
pilihan format, style, gaya antara lain full block, modified block, semi block, simplified,
idented dan hanging paragraph.
Filling yang tepat merupakan suatu tempat penyimpanan arsip dengan aman, dapat
dianggap sebagai pusat ingatan organisasi. Arsip disimpen karena mempunyai tujuan,
yaitu menyelamatkan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan,
pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan. Siklus hidup arsip yaitu
penciptaan, pemanfaatan, penyimpanan, pemindahan dan berakhir di pemusnahan arsip.
Dalam pemnyimpanan nya dapat dibedakan berbagai macam sistem penyimpanan yaitu
sistem alphabetis, subjek, nomor, geografis, dan sistem kronologis. Agar arsip yang
disimpan dapat ditemukan dengan cepat, tepat, lengkap, dan akurat, arsip disimpen
dengan menggunakan peralatan yang memadai, yaitu filing kabinet, sekat penunjuk dan
folder serta melalui tahap-tahap atau prosedur filing.
Rapat adalah pertemuan orang-orang dalam suatu organisasi terutama untuk
membahas, merundingkan atau memutuskan persoalan-persoalan atau masalah-masalah
yang menyangkut kepentingan bersama. Rapat dibedakan antara rapat kecil yang tidak
resmi dan rapat yang bersifat resmi. Tugas dalam rapat ialah memeriksa ruang rapat
beserta dengan perlengkapannya, segala sesuatunya yang digunkan dalam rapat telah
siap sedia dalam ruang rapat. Jika para peserta rapat telah memenuhi quorum, maka
dilaporkan kepada pimpinan. Selanjutnya membuat catatan jalannya rapat, melakukan
tindak lannjut, dan akhirnya membenahi segala sesuatunya yang berkenaan rapat.
Laporan adalah salah satu alat resmi untuk menyampaikan informasi yang isinya
memberikan gambaran tentang apa, dimana, bilamana, mengapa dan siapa yang
bertanggungjawab terhadap kejadian-kejadian tersebut. Agar laporan yang disampaikan
kepada atasan dapat digunakan sesuai dengan kegunaannya, laporan harus disusun secara
tepat, melalui langkah-langkah yang tepat yaitu pertama-tama menentukan perihal
(subjek), mengumpulkan data dan fakta, mengklasifikasikan data, mengevaluasi,
mengolah, menganalisis dan menginterpretasikan data, dan membuat kerangka laporan.
Kerangka mencakup pendahuluan, batang tubuh laporan, dan penutup yang berisi
kesimpulan dan saran. Untuk melengkapi laporan perlu diikuti dengan lampiran. Hal
yang tidak boleh dilupakan dalam pembuatan laporan ialah ukuran kertas, cara
pengetikan, yang mencakup tata letak bagian-bagian laporan, dan penomoran.

8. Membangun Kerjasama Tim (Team Building)
Widyaiswara: Wiwik Yuniarti, SP, M.Si
Dalam organisasi modern sangat dikenal adanya cara kerja secara tim. Ada
perbedaan antara tim dengan kelompok. Kelompok adalah sekumpulan dua orang atau
lebih dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan yang dimaksud
dengan tim adalah kumpulan orang-orang yang tergabung dalam suatu kelompok yang
memiliki tujuan yang sama, anggotanya saling tergantung antara satu dengan yang lain
dan bekerja dalam suasana saling percaya, saling memotivasi dan apabila terdapat
permasalahan diselesaikan secara terbuka dengan pendekatan win-win solutions.
Beberapa manfaat bekerja secara Tim antara lain:
1. Tujuan dan sasaran individu dan Tim akan tercapai secara maksimal
2. Tercipta rasa saling menghargai satu sama lain dan apabila terjadi perbedaan-
perbedaan diselesaikan secara terbuka dengan prinsip win-win solution
3. Masing-masing anggota mau berbagi
4. Bebas mengemukakan ide dan gagasannya secara kreatif
5. Pembagian tugas secara musyawarah dengan asas profesionalisme
6. Terhindar dari stress karena masing-masing pihak bebas mengutarakan pendapat.
Dalam rangka menerapkan kerjasama dalam membangun sebuah tim yang dinamis
perlu mengacu pada pengertian tim dinamis. Tim dinamis adalah tim yang berkinerja
tinggi, tim yang memanfaatkan energinya secara maksimal untuk menghasilkan sesuatu.
Tim yang penuh percaya diri, tim yang saling tergantung satu sama lain. Untuk mecapai
Tim yang dinamis tentu saja mengacu pada perkembangan Tim dan perlunya
membangun rasa kebersamaan dan mampu menumbuhkan kebanggan Tim.
Konflik seringkali mewarnai suatu tim dan seringkali sulit untuk dihindari.
Penanganan konflik secara dini akan membantu tim dalam meningkatkan kinerjanya.
Konflik seringkali melibatkan dua orang atau lebih dan terjadi apabila suatu pihak
merasa dihalang-halangi. Sumber konflik antara lain adalah :
1. Menghalang-halangi sasaran perorangan,
2. Kehilangan status,
3. Perbedaan sudut pandang,
4. Kehilangan otonomi atau kekuasaan,
5. Kehilangan sumber-sumber apalagi sumber yang langka
6. Ketidakadilan.
7. Mengancam nilai-nilai

9. Komunikasi yang Efektif
Widyaiswara: Ir. Rodhiyah, MM
Secara etimologis komunikasi yang berasal dari bahasa latin cum yaitu kata
depan yang berarti dengan atau bersama dengan dan kata umus yaitu kata bilangan
yang berarti satu, dari kedua kata tersebut terbentuk kata benda communio yang dalam
bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan, persatuan,
persekutuan, gabungan pergaulan, hubungan. Untuk ber communio diperlukan adanya
usaha dan kerja maka kata itu dijadikan kata kerja communicare yang berarti membagi
sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang,
bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Ada 7 unsur-unsur
komunikasi yaitu:
1. Pihak yang mengawali
2. Pesan yang disampaikan
3. Saluran komunikasi
4. Situasi komunikasi
5. Gangguan komunikasi
6. Pihak yang menerima
7. Umpan balik dan dampak
Proses komunikasi mempunyai dua model yaitu model linier yang mempunyai ciri
sebuah proses yang hanya terdiri dari satu garis lurus. Proses tersebut berawal dari
komunikator dan berakhir pada komunikan. Model sirkulair ditandai dengan adanya
unsur feedback. Hal ini berarti proses komunikasi tidak berawal dari satu titik dan
berakhir pada titik yang lain. Pada dasarnya proses komunikasi ini berbalik satu
lingkaran penuh.
Dalam berkomunikasi sering mengalami hambatan/halangan yang tidak
dikehendaki. Ada 2 hal utama yang menjadi hambatan orang dalam berkomunikasi yaitu
salah paham (terjadi pada pengirim pesan, isi pesan, dan penerima pesan) dan halangan
komunikasi (interpersonal: persepsi, status orang yang berkomunikasi, sikap defensif,
perasaan negatif, asumsi, bahasa yang digunakan, dll). Seven Cs Communication
sebagai faktor-faktor keberhasilan komunikasi yaitu: Credibility, Context, Content,
Clarity, Continuity and Consistency, Capability of audience, and Channels of
distribution. Agar komunikasi dapat efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip
komunikasi efektif. Prinsip-prinsip komunikasi efektif ialah:
1. Berbicara dengan efektif
2. Mendengarkan dengan aktif
3. Keterampilan berbicara\
4. Gaya berbicara

10. Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI
Widyaiswara: Ir. Sukoco Jokopusphito, M.Si
Negara adalah organisasi yang didalamnya ada rakyat, wilayah yang permanen,
dan pemerintahan yang berdaulat baik ke dalam maupun ke luar. Sedangkan bangsa pada
pokoknya adalah rakyat bersepakat untuk bersatu dengan tekad membangun masa depan
bersama dengan cara membentuk Negara yang akan mengatur dan mengurus
kepentingan bersama secara adil.
Wawasan kebangsaan adalah sudut pandang atau cara memandang yang
mengandung kemamouan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan
jati dirinya sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai
falsafah hidup bangsanya dalam lingkungan internal maupun eksternalnya.
Integritas nasional adalah identik dengan integritas bangsa yang mempunyai
pengertian suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek social budaya ke
dalam kesatuan wilayah dan pembentukan indentitas nasional atau bangsa. Sedangkan
daya saing nasional bertumpu pada keragaman kemampuan bangsa Indonesia
menampilkan keunggulan masing-masing daerah dalam bidang-bidang tertentu pada
tingkat domestik sesuai potensi/ sumber daya yang dimilikinya.
Karakter-karakter yang mempengaruhi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat
maupun berbangsa :
kejuangan
semangat
kebersamaan dan gotong royong
kepedulian atau solider
sopan santun
persatuan dan kesatuan
kekeluargaan
tanggung jawab
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat
adalah :
1. ideologi 6. politik
2. ekonomi 7. sosial budaya
3. agama 8. normatif
4. pendidikan 9. lingkungan
5. kepemimpinan
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta ganggunan baik
yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidakn langsung
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta
perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan di bidang sosial budaya :
tradisi pendidikan
kepemimpinan dan penyelenggaraan Negara
tujuan nasional
kepribadian nasional
bidang pertahanan keamanan
Hal-hal yang harus dipelihara dalam menjaga dan meningkatkan wawasan kebangsaan :
1. keutuhan dan kedaulatan wilayah Negara dari sabang sampai merauke
2. pancasila dan UUD 45 sebagai acuan dasar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
3. konsep wawasan nusantara dan ketahanan nasional sebagai acuan operasional
4. kekayaan budaya bangsa Indonesia termasuk hasil-hasil pembangunan nasional
sebagai perwujudan cipta, rasa dan karsa bangsa Indonesia.
11. Pola Pikir (Mind Setting) PNS
Widyaiswara: Drh, Sumarno, MM
Berpikir adalah proses mental. Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang
melibatkan kinerja otak (Alek sobur, 2003). Di dalam berpikir setiap individu
menggunakan pola-pola pikir tertentu. Pola pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi
acuan utama seseorang untuk bertindak. Selanjutnya dikatakan bahwa pola pikir adalah
pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang. Rakaman bawah sadar berasal
dari lingkungan dimana dia berada. Beberapa pengaruh lingkungan yang terekam dalam
pikiran bawah sadar seseorang bisa positif dan juga negatif. Pengaruh lingkungan
tersebut diantaranya adalah lingkungan keluarga dimana seseorang tersebut dibesarkan,
lingkungan sosial, adat istiadat, lingkungan sosial serta lingkungan pergaulan seseorang.
Kesemuanya tersebut direkam secara permanen dalam pikiran bawah sadarnya. Pola
pikir ini jugalah yang membentuk konsep diri seseorang.
Ada beberapa jenis pola pikir yang dimiliki oleh seseorang antara lain orang yang
memiliki pola pikir membenci diri sendiri, birokrat/dogmatik, konstruktif, realistis,
taoisme, dan mandiri. Setiap saat kita dapat menentukan pilihan untuk merubah pola
pikir apakah kita akan tetap dengan pola pikir yang positif atau pola pikir yang negatif.
Pola pikir yang merusak diri ternyata dapat dirubah sehingga kita dapat bekerja dengan
lebih baik, dapat menguatkan sesama, pemaaf, mandiri, dapat mengekspresikan diri, dan
punya cita-cita.
Konsep diri PNS akan terbentuk melalui proses belajar dan pengalaman yang terus
menerus dan berkesinambungan. Konsep diri yang positif akan membentuk kebiasaan
dlam bekerja secara efektif. Oleh karena itu PNS menghindari konsep diri negatif.
Adapun konsep diri PNS antara lain :
1. Bekerja sebagai ibadah
2. Menghindari sikap terpuji
3. Bekerja secara profesional
4. Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus menerus
5. Pelayan dan pengayom masyarakat
6. Bekerja sesuai peraturan yang berlaku
7. Tidak rentan terhadap perubahan
8. Mampu bekerja dalam tim
9. Bekerja secara profesional
10. Bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Perubahan pola pikir diperlukan karena dengan adanya perubahan pola pikir PNS
mampu mengembangkan pola pikir yang positif dan meminimalisir pola pikir dirinya
yang negatif. Karena konsep diri yang negatif ialah virus dalam bekerja.

12. Kepemerintahan yang Baik
Widyaiswara: Binda Kharismarina, SH
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semangat bebas dari tekanan
telah mendorong perubahan besar dalam kehidupan bernegara yang harus disikapi
dengan melakukan perbaikan dan penyesuaian dalam cara-cara megurus pemerintahan
(negara). Konsep bahwa segala urusan yang menyentuh kepentingan masyarakat/rakyat
hanya pemerintah yang berwenang mengurus atau mengaturnya terutama dalam negara
hukum yang demokratis dan berkeadilan sudah tidak sesuai lagi untuk dipertahankan.
Dari pengalaman mengurus Indonesia, kekuasaan pemerintah yang berlebihan telah
menimulkan salah urus (mis-manajemen), dan turunnya/tipisnya kepercayaan rakyat
kepada pemerintah. Itulah masalah yang memunculkan lahirnya konsep Kepemerintahan
yang Baik (good governance).
Dalam Kepemerintahan yang Baik, pengurusan kegiatan pemerintah dilakukan
secara bersama sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing pelaksananya,
yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat yang berfungsi secara berimbang dan
melakukan hubungan kerja yang saling mengisi dan harmonis. Bahkan bilamana perlu
pemerintah tidak harus melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan di bidang tertentu,
apabila masyarakat/swasta sudah mampu melaksanakan sendiri kegiatan tersebut. Dalam
konteks ini, peran pemerintah terbatas pada segi-segi membuat kebijakan, standar atau
patokan dan mendorong kelancaran dan menjaga ketertiban berlangsungnya kegiatan.
Prinsip Kepemerintahan yang baik memberikan arah dan menjamin kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dalam mencapai tujuan bernegara, yaitu terciptanya
kesejahteraan rakyat/masyarakat. Adapun asas/prinsip Kepemerintahan yang baik antara
lain:
1. Asas kepastian hukum
2. Asas tertib penyelenggaraan negara
3. Asas kepentingan umum
4. Asas keterbukaan
5. Asas proporsionalitas
6. Asas profesionalitas
7. Asas akuntabilitas
Penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik merupakan kewajiban dan
tanggung jawab bersama antara ketiga pelaku (pemerintah, masyarakat, swasta) sesuai
dengan peran, hak, dan kewajiban serta tanggung jawab masing-masing secara seimbang
dan selaras.

13. Percepatan Pemberantasan Korupsi
Widyaiswara: Ir AS Bastonus, M.Sc, Agr
Tindak pidana mempunyai arti perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum,
larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang
melanggar aturan tersebut. Korupsi mempunyai arti kejahatan, kebusukan, dapat disuap,
tidak bermoral, kebejatan, dan ketidakjujuran. Penyelesaian tindak pidana korupsi telah
dirasakan sebagai masalah yang mendapatkan sorotan sejak bangsa Indonesia meraih
kemerdekaannya di tahun 1945, bahkan sejak itu telah dikeluarkan berbagai peraturan
yang pada intinya untuk mencegah dan mengatasi terjadinya tindak pidana korupsi.
Peraturan itu dimulai sejak tahun 1957, sampai saat ini peraturan tentang pencegahan
tundak pidana korupsi mengalami perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan
perkembangan jaman. Hal ini agar peraturan pemberantasan korupsi dapat memberikan
kepastian hukum, menghindari keragaman penafsiran hukum, dan memberikan
perlindungan terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, serta perlakuan secara
adil dalam memberantas tindak pidana korupsi.
Undang-undang No 31 tahun 1999 jo. UU No 20 tahun 2001 memberikan
ketentuan subjek dan objek tindak pidana korupsi. Undang-undang ini juga merumuskan
definisi korupsi secara gamblang yang telah dijelaskan dengan pasal-pasalnya.
Berdasarkan pasal-pasal tersebut korupsi dirumuskan dalam 30 bentuk/jenis delik tindak
pidana korupsi, yang dikelompokkan dalam 7 kelompok, yaitu:
1. Kerugian keuangan negara
2. Suap menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Gratifikasi
Komisi Pemberantasan Korupsi adalah institusi yang dibentuk berdasarkan
Undang-undang No 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai
pelaksanaan dari pasal 43 UU PTPK. Komisi ini mempunyai kewenangan untuk
melaksanakan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan atas perkara tindak pidana
korupsi.

14. Ceramah Kesehatan Mental
Widyaiswara: Ir, Sumarni
Kesehatan berarti sehat atau tidak sakit. Sayangnya tidak ada yang sehat absolut,
dan manusia selalu berada diantara sehat dan sakit. Sehat berarti sehat dalam berfikir,
berucap, dan bertindak secara sehat (lancar, tegas, benar/jujur).
Mental berasal dari kata mentality yang artinya berkaitan dengan cara
mengapresiasikan lingkungan. Atau kondisi psikologis seseorang untuk menghadapi
fenomena sesuai lingkungan dimana kita berada.
Mental sehat berarti tingkah laku yang sesuai dengan laku lingkungan dimana dia
berada yaitu sopan, ramah, baik, beretika, pelayanan prima, pola pikir positif, transparan,
berani, akuntabel, tidak koruptif atau dzolim.
Menurut Mochtar Lubis, ada 7 sifat manusia Indonesia yaitu :
a. Hipokrit (senang berpura-pura)
b. Segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatan
c. Berjiwa feodal (senang memperhamba pihak yang lemah, senang dipuji, serta takut
dan tidak suka dikritik).
d. Percaya pada takhayul dan senang mengkeramatkan sesuatu
e. Berjiwa artistik dan sangat dekat dengan alam pecinta alam
f. Mempunyai watak lemah, kurang mempertahankan keyakinannya, cenderung meniru
g. Kurang sabar, cepat cemburu, dan dengki.
Sedangkan menurut Pandu Setyawan kesehatan mental ialah sehat jiwanya serta
menghormati dirinya sendiri.

3. TATA TERTIB DAN JADWAL ACARA
1. TATA TERTIB
Tata tertib adalah ajakan dan anjuran untuk bersikap dan berperilaku positif
dalam kegiatan-kegiatan khusus, seperti di kantor, kelas, perpustakaan, asrama, ruang
makan, dan sebagainya. Tujuannya adalah agar peserta pelatihan dapat melayani
kebutuhannya sendiri dan kepentingan umum selama mengikuti pelatihan.
Tata Tertib di Kantor
1. Bagi peserta yang mempunyai keperluan tertentu, hubungi terlebih dahulu
Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha
2. Apabila peserta akan menggunakan alat-alat kantor, seperti telepon,
komputer, dan lain-lain, harus seijin dan petunjuk penggunaannya kepada
petugas yang ada di bagian tersebut.
Tata Tertib di Kelas
1. Lima menit sebelum pelajaran dimulai, peserta pelatihan haru sudah hadir
dalam ruang kelas yang telah ditentukan
2. Peserta wajib mengikuti semua kegiatan belajar-mengajar di kelas dengan
penuh perhatian
3. Agar suasana di dalam kelas terasa nyaman, maka terlebih dahulu rapihkan
susunan meja, kursi belajar anda
4. Untuk menjaga kebersihan ruang kelas, sebaiknya peserta tidak merokok di
dalam kelas
5. Bagi anda yang meninggalkan kelas untuk keperluan, wajib minta ijin terlebih
dahulu kepada pelatih/pengajar/widyaiswara
6. Untuk membantu kelancaran kegiatan belajar di kelas, maka sebaiknya peserta
pelatihan menyusun piket kelas
7. Tandatangani daftar hadir yang disediakan oleh ketua kelas/piket kelas, lalu
serahkan kepada panitia pelaksana setelah ditandatangani oleh pelatih dan
ketua kelas
8. Selama istirahat untuk snack/ makanan ringan, serta puntung rokok maka
membuang sampah dan pada tempatnya dan menyimpan kembali peralatan
makan atau minum pada tempat yang telah ditrentukan.
9. Petugas kelas bertanggung jawab untuk menyediakan sarana dan prasarana
belajar di kelas, serta memelihara/ merawat kelas.
Tata Tertib di Asrama
1. Berlaku tertib dan sopan.
2. Berpakaian sopan dan rapih.
3. Tidak diperkenankan menerima atau membawa tamu menginap di asrama.
4. Mengutamakan kepentingan bersama, tidak berbuat gaduh yang menyebabkan
orang lain terganggu dalam hal belajar/ istirahat/ beribadah.
5. Dilarang membawa majalah/ VCD porno, minuman keras dan obat-obatan
terlarang ke dalam lingkungan kampus PPMKP.
6. Agar kamar dan lingkungan bersih dan rapih, hendaknya tidak merokok di
dalam kamar, buanglah sampah pada tempatnya dan tidak memebuat coretan/
tulisan kecil apapun pada dinding atau peralatan yang ada di dalam kamar.
7. Tidak diperbolehkan memindahkan barang-barang tanpa seijin petugas
asrama.
8. Gunakan air secara efisien, karena terbatasnya cadangan air.
9. Demi keamanan, matikan lampu dan peralatan elektronik, kunci jendela dan
pintu kamar apabila meninggalkan kamar, serta menitipkan anak kunci kepada
petugas humas/ piket.
10. Bila ingin meninggalkan asrama, wajib ijin terlebih dahulu kepada panitia,
dan isilah blanko yang tersedia pada petugas agar komunikasi tetap terjaga.
11. Tidak dibenarkan keluar asrama setelah jam sepuluh malam.
Tata Tertib di Ruang Makan
1. Memasuki ruang makan, menggunakan pakaian rapi dan sopan, tidak
diperkennkan menggunakan celana pendek, daster, piyama, dan sejenisnya.
2. Menciptakan rasa kebersamaan, dan berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing sebelum dan sesudah makan.
3. Setelah makan/ minum, meletakkan peralatan pada tempat yang telah
disediakan.
4. Tidak disediakan pelayanan konsumsi di luar waktu yang telah ditentukan.
5. Tidak diperkenankan membawa makanan ke kamar kecuali jika sedang sakit.
Tata Tertib Peminjaman/ Penggunaan Barang
1. Setiap peminjam/ pemakai barang hendaknya melalui prosedur yang berlaku
dan memahami tata tertib penggunaannya.
2. Meminta petunjuk dari petugas perlengkapan atau petugas piket tenteng cara
meminjam/ menggunakan barang.
3. Agar barang/ perlengkapan dapat awet, maka harus menjaga kebersihan dan
keutuhannya.
4. Mengembalikan segera barang-barang yang dipinjam kepada petugas
perlengkapan sebelum lewat batas waktu peminjaman.
5. Hendaknya tidak menggunakan bahan, terutama bahan yang habis pakai secara
berlebihan/ mubazir.
6. Pemakaian/ peminjaman alat-alat olahraga dan kesenian hendaknya
disesuaikan dengan jadwal atau waktui yang telah ditentukan.
7. Kerusakan pada alat sewaktu dipinjam, menjadi tanggung jawab peminjam.

2. JADWAL ACARA
Terlampir.


























BAB III
EVALUASI

Aspek-aspek yang dinilai meliputi:
1. Aspek Sikap dan Perilaku (60%)
Unsur sikap dan perilaku serta bobot penilaian adalah sebagai berikut:
- Disiplin : 30%
- Kerjasama : 20%
- Prakarsa : 10%
Indikator yang dinilai dari masing-masing unsur aspek sikap dan perilaku adalah
sebagai berikut:
a. Disiplin (30%)
Disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan peserta terhadap seluruh ketentuan yang
ditetapkan oleh penyelenggara. Indikator disiplin adalah :
- Kehadiran
- Ketepatan hadir di kelas
- Ketepatan penyelesaian tugas
- Etika dan sopan santun
- Kerapihan berpakaian
- Kekutsertaan dalam senam pagi/SKJ/PBB dan ketentuan lain yang
ditetapkan penyelenggara
b. Kerjasama (20%)
Kerjasama adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama.
Indikatornya adalah:
- Menyelesaikan tugas bersama dengan orang lain secara kooperatif
- Membina keutuhan dan kekompakan kelompok
- Tidak mendikte atau mendominasi kelompok
- Mau menerima pendapat orang lain
c. Prakarsa (10%)
Prakarsa adalah kemampuan untuk mengajukan gagasan yang bermanfaat bagi
kepentingan kelompok atau kepentingan yang lebih luas. Indikatornya adalah:
- Berperilaku positif untuk membantu kelancaran diklat dan membuat situasi
diklat lebih dinamis
- Mampu membuat saran-saran yang nyata baik yang menyangkut materi
diklat maupun kelancaran pelaksanaan diklat
- Dapat menyampaikan gagasan atau ide baru yang kritis, konstruktif dan
bermanfaat
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dan tidak bersifat menguji
atau memojokkan orang lain
- Kemampuan mengendalikan diri, waktu, situasi, dan lingkungan.
2. Aspek Penguasaan Materi (40%)
Unsur penguasaan materi dicakup oleh bahan ujian tertulis. Indikator penguasaan
materi tersebut adalah angka yang dihasilkan dari jawaban hasil ujian tertulis.
3. Kualifikasi Kelulusan
Kelulusan ditetapkan dari jumlah nilai sikap dan perilaku ditambah hasil nilai ujian
adalah nilai akhir yang diperoleh dengan kualifikasi sebagai berikut:
- Lulus Sangat Memuaskan : 92,5 100
- Lulus Memuaskan : 85,0 92,4
- Lulus Baik Sekali : 77,5 84,9
- Lulus Baik : 70,0 77,4
- Tidak Lulus : < 70
Aspek yang dinilai rata-rata akhir yang dicapai peserta kurang dari 70 dinyatakan
tidak lulus atau kehadiran peserta kurang dari 95% dari jumlah jam pelajaran
dinyatakan gugur.













BAB IV
PENUTUP

Dari kegiatan Pelaksanaan diklat prajabatan bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS)yang telah dilakukan terdapat banyak manfaat yang dapat diambil diantaranya sikap
dan perilaku disiplin sebagai PNS serta memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang
berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdaya masyarakat. Pelaksanaan diklat
prajabatan ini penting untuk diadakan. Hal ini dikarenakan CPNS adalah unsur utama
Sumber Daya Manusia Aparatur Negara yang sangat berperan untuk menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
















DAFTAR PUSTAKA

Bastonus, 2009. Percepatan Pemberantasan Korupsi. Lembaga Administrasi Negara,
Republik Indonesia.
Fernanda, M. Soc. Sc., Desi. 2009. Etika Organisasi Pemerintah. Lembaga Administrasi
Negara, Republik Indonesia.
Ladi Jani M, Hartoto Hendrajaja, SH. MH. Dan Drs. Ambar Riyanto. 2009. Ceramah
Tentang Kesehatan Mental. Lembaga Administrasi Negara, Republik Indonesia
Lestari G., MM., Endang & M. A. Maliki, M. Ed. 2009. Komunikasi Yang Efektif.
Lembaga Administrasi Negara, Republik Indonesia.
Pranoto, M. Pd., Juni & Wahyu Suprapti, MM. 2009. Membangun Kerjasama Tim (Team
Building). Lembaga Administrasi Negara, Republik Indonesia.
Ratna, MM., Sri & Sri Murtini, MPA. 2009. Dinamika Kelompok. Lembaga Administrasi
Negara, Republik Indonesia.
Renaldi B Ir, 2009. Pola Pikir Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara,
Republik Indonesia
Soeharyo, MPA., Salamoen & Nasri Effendy, M. Sc. 2009. Sistem Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lembaga Administrasi
Negara, Republik Indonesia.
Soetrisno, M. Psi. & Ir. Brisma Renaldi. 2009. Manajemen Perkantoran Modern. Lembaga
Administrasi Negara, Republik Indonesia.
Suhady, M. Si., Idup & A. M. Sinaga, M. Si. 2009. Wawasan Kebangsaan Dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara,
Republik Indonesia.
Suhady, M. Si., Idup. 2009. Kepemerintahan yang Baik. Lembaga Administrasi Negara,
Republik Indonesia
Supriyadi, MM., Gering & Triguno, LLM. 2009. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah.
Lembaga Administrasi Negara, Republik Indonesia.
Suradji, MA. Manajemen Kepegawaian Negara. 2009. Lembaga Administrasi Negara,
Republik Indonesia.
Sutopo, MPA. & Adi Suryanto, M. Si. Pelayanan Prima. 2009. Lembaga Administrasi
Negara, Republik Indonesia.

LAMPIRAN




Waktu
Senin
28 April 2014
Selasa
29 April 2014
Rabu
30 April 2014
Kamis
1 Mei 2014
Jumat
2 Mei 2014
Sabtu
3 Mei 2014
Minggu
4 Mei 2014
04.00 - 05.15

Shalat Subuh Shalat Subuh
Hari Buruh
Shalat Subuh Shalat Subuh

05.15 - 06.15 Olaahraga/SKJ Olahraga/SKJ Olahraga/SKJ Olahrags/SKJ
06.15 - 07.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
07.00 - 08.00 Apel Pagi Apel Pagi Upacara HARDIKNAS Apel Pagi
08.00 - 08.45
Persiapan
Pembukaan
Baris Berbaris
(Instruktur)
Tim PPMKP
Membangun
Kerjasama Tim
Wiwik Yuniarti, SP,
M.Si
Manajemen
Kepegawaian R.A
Ramdoni, SE, MM
08.45 - 09.30
Registrasi
Upacara Pembukaan
09.30 - 10.15
10.15 - 10.30 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
10.30 - 11.15 Dinamika Kelompok
Irfan Arifdarma,
S.Sos
Sda
Sda
Sda 11.15 - 12.00
Shalat Jumat 12.00 - 12.45
12.45 - 14.00 Istirahat Istirahat Istirahat
14.00 - 14.45
Pengarahan Panitia
Sda Sda Sda Sda
14.45 - 15.30
15.30 - 16.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
16.00 - 16.45
Sda Sda Sda
Sda
16.45 - 17.30
Mandiri
17.30 - 19.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
19.00 - 19.45
Pengarahan Panitia
Ceramah Kesehatan
Mental
Ir. Sumarni
Sda
Sda
19.45 - 20.30
Tugas Baca
20.30 - 21.15
Mandiri
21.15 - 22.00 Apel Malam Apel Malam Apel Malam Apel Malam
Waktu
Senin
5 Mei 2014
Selasa
6 Mei 2014
Rabu
7 Mei 2014
Kamis
8 Mei 2014
Jumat
9 Mei 2014
Sabtu
10 Mei 2014
Minggu
11 Mei 2014
04.00 - 05.15 Shalat Subuh Shalat Subuh Shalat Subuh Shalat Subuh Shalat Subuh Shalat Subuh

05.15 - 06.15 Olahraga/SKJ Olahraga/SKj Olahraga/SKJ Olahraga/SKJ Olahraga/SKJ Olahraga/SKJ
06.15- 07.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
07.00 - 08.00 Apel Pagi Apel Pagi Apel Pagi Apel Pagi Apel Pagi Apel Pagi
08.00 - 08.45
Budaya Kerja
Dea CJIS, STP, MAP,
MAGR.SC
Wawasan
Kebangsaan
Ir. Sukoco
Jokopusphito, M.Si
Komunikasi yang
Efektif
Ir. Rodhiyah, MM
Kepemerintahan
yang Baik
Binda Kharismarina,
SH
Manajemen
Perkantoran
Idri Hastuti S, S.TP,
M.Sc
Perc.
Pemberantasan
Korupsi
Ir. AS Bastonus
M.Sc.Agr
08.45 - 09.30
09.30 - 10.15
10.15 - 10.30 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
10.30 - 11.15
Sda
Etika Organisasi
Ir. Sunaryono
Padmo, MM
Sda
SPPNKRI
Paris Hutapea, A.pi,
SE, MM
Sda
Sda 11.15 - 12.00
Shalat Jumat 12.00 - 12.45
12.45 - 14.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
14.00 - 14.45
Sda Sda Sda Sda Sda Sda
14.45 - 15.30
15.30 - 16.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
16.00 - 16.45 Wawasan
Kebangsaan
Ir. Sukoco
Jokopusphito, M.Si
Sda
Kepemerintahan
yang Baik
Binda Kharismarina,
SH
Sda Sda Sda
16.45 - 17.30
17.30 - 19.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
19.00 - 19.45
Sda
Sda Sda

Sda
Sda
Sda
19.45 - 20.30
Tugas Baca
20.30 - 21.15 Tugas Baca Tugas Baca
Mandiri
21.15 - 22.00 Apel Malam Apel Malam Apel Malam Apel Malam Apel Malam Apel Malam




Waktu
Senin
12 Mei 2014
Selasa
12 Mei 2014
Rabu
13 Mei 2014
Kamis
15 Mei 2014
Jumat
16 Mei 2014
04.00 - 05.15 Shalat Subuh Shalat Subuh Shalat Subuh
Mandiri Mandiri
05.15 - 06.15 Olahraga/SKJ Olahraga/SKJ Olahraga/SKJ
06.15 - 07.00 Istirahat Istirahat Istirahat
07.00 - 08.00 Apel Pagi Apel Pagi Apel Pagi
08.00 - 08.45 Pelayanan Prima
Ir. Sunaryono
Padmo, MM
Pola Pikir (Mind
Setting) PNS
Drh, Sumarno, MM
Pola Pikir (Mind
Setting) PNS
Drh, Sumarno, MM
Ujian Poco-Poco Ujian Akhir 08.45 - 09.30
09.30 - 10.15
10.15 - 10.30 Istirahat Istirahat Istirahat
Ujian PBB
Istirahat
10.30 - 11.15
Sda Sda Sda 11.15 - 12.00
Shalat Jumat 12.00 - 12.45
Mandiri (Hari
Waisak)
12.45 - 14.00 Istirahat Istirahat Istirahat
14.00 - 14.45
Sda Sda Sda Penutupan
14.45 - 15.30
15.30 - 16.00 Istirahat Istirahat Istirahat
16.00 - 16.45
Sda Sda Sda
16.45 - 17.30
17.30 - 19.00 Istirahat Istirahat Istirahat
19.00 - 19.45

Tugas Baca
Sda Sda
19.45 - 20.30
20.30 - 21.15 Tugas Baca Persiapan Ujian
21.15 - 22.00 Apel Malam Apel Malam Apel Malam

Anda mungkin juga menyukai