Memformulasi Kebijakan
Proses formulasi kebijakan mempunyai korelasi dan kaitan yang kuat dengan proses-proses kebijakan
yang lainnya. Inti kegiatan dari memformulasikan kebijakan public adalah proses memilah dan memilih
alternatif solusi masalah dari sekian banyak alternatif yang saling bersaing. Para pakar kebijakan publik
seperti Simon dan doktrin mengkategorikan 5 macam model perumusan kebijakan publik yaitu
- Model deskriptif, eksplanatori, normatif dan, evaluatif masing-masing memiliki karakteristik sendiri
ada pula faktor yang membagi model perumusan kebijakan publik hanya menjadi tiga macam
yaitu model rasional inkremental dan sistem ketiga model ini banyak diteliti dan dimanfaatkan oleh
para praktisi kebijakan publik
Perumusan kebijakan publik banyak melibatkan peran aktor kebijakan baik yang resmi atau tidak resmi
Banyak pakar yang percaya bahwa aktor kebijakan yang resmi dalam kurung pemerintah masih
memainkan peran yang dominan dalam proses perumusan kebijakan publik dan Kingdom misalnya melihat
bahwa proses penyusunan agenda kebijakan yaitu bertemunya arus problema dengan arus kebijakan dan
arus politik pada saat dan peluang yang sama berjalan atau berkonvergensi di lembaga pemerintah aktor
pemerintah sangat penting di tanah akan tetapi pakar lain banyak jumlahnya juga melihat bahwa aktor non
pemerintah aktor kebijakan yang tidak resmi telah lama menggeliat turut serta terlibat dalam proses
perumusan kebijakan publik Anderson contohnya dengan jelas mengklasifikasi aktor kebijakan menjadi
dua kategori yaitu aktor resmi dan aktor tidak resmi eksekutif sebagai aktor resmi kebijakan selain memiliki
kewenangan formal Ia juga difasilitasi dengan diskresi yang berada di luar kontrol legislatif untuk membuat
keputusan kebijakan jadi perannya yang kuat Selain itu aktor kebijakan tidak resmi seperti kelompok
kepentingan juga memiliki peran dan telah berperan sangat intensif dalam proses perumusan kebijakan
yang paling mengesankan adalah peran aktor media massa dalam ikut menyebarluaskan isu kebijakan
dalam proses perumusan kebijakan Mendesain kebijakan merupakan satu hal yang tidak bisa dilepaskan
dari proses perumusan kebijakan bahkan dapat dikatakan bahwa kebijakan sama artinya dengan membuat
cetak biru atau bagan arsitektur dari bangunan kebijakan yang hendak didirikan agar bangunan kebijakan
itu punya makna yang tinggi Maka desain nya harus didasarkan pada nilai tertentu utamanya nilai yang jadi
preferensi masyarakat yang akan terkena dampak dari kebijakan itu hal tersebut dimaksudkan agar desain
kebijakan dapat diadopsi dan legitimasi dari para pemangku kepentingan kebijakan utamanya oleh mereka
yang punya kekuasaan untuk membuat keputusan setiap kebijakan yang telah mendapatkan adopsi maka
ini berarti pula kebijakan itu sah legitimate secara formal legitimasi kebijakan adalah pemberian kekuatan
hukum pada keputusan kebijakan dan implementasinya hal ini sangat penting bagi pihak -pihak utamanya
pemerintah yang akan melaksanakan kebijakan tersebut karena pelaksanaan kebijakan yang sah akan
membawa sanksi baik berupa hukuman atau hadiah bagi warga atau kelompok yang menjadi sasaran dari
kebijakan tersebut
Mengimplementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan adalah salah satu bagian dari proses kebijakan setelah kebijakan berhasil
dirumuskan dengan baik ini adalah proses yang sulit dan kompleks Oleh karena itu kita perlu mengenali
karakteristik utama implementasi kebijakan model implementasi syarat-syarat implementasi yang efektif
instrumen kebijakan yang akan dipakai aktor pelaksana dan sebagainya green house dan cross di
mengidentifikasi empat karakteristik implementasi kebijakan ya tidak keluar banyak agensi yang terlibat
ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan dan kebijakan baru kekurangan anggaran model implementasi
yang diaplikasikan yaitu model kegagalan atas bawah bawah atas dan sinar atau
hingga 3 atau model lainnya seperti model komando atau model ekonomi politik jenis dan karakter serta
kualifikasi aktor pelaksana kebijakan juga sangat penting yaitu Apakah mereka memiliki komitmen yang
kuat keinginan dan profesionalisme yang memadai untuk sana kan kebijakan secara berhasil keberhasilan
implementasi kebijakan juga ikut ditentukan oleh pilihan instrumen kebijakan yang hendak dipakai untuk
mengimplementasikan kebijakan baik instrumen wajib sukarela ataupun instrumen campuran wajib dan
sukarela Anderson pernah menyatakan bahwa administrative regions is all the primary implementary of
public police pernyataan ini mempertegas sekali bahwa badan-badan pemerintahan adalah pelaksana
utama kebijakan publik secara legal badan-badan pemerintahan tersebut diberi kewenangan formal sesuai
dengan batas-batas yurisdiksinya masing-masing untuk yang sempurna sempurna dalam
kurungmelaksanakan kebijakan publik Bahkan mereka juga diberi diskresi administratif yaitu sebuah
keleluasaan membuat keputusan dalam rangka untuk melaksanakan kebijakan publik Semua pemangku
kepentingan kebijakan menginginkan implementasi kebijakan dapat
berjalan efektif dan dapat menghasilkan dampak positif sebagaimana diinginkannya implementasi
kebijakan yang efektif bukanlah pekerjaan gampang banyak variabel yang berpengaruh terhadap
keberhasilan melaksanakan kebijakan salah satunya adalah menetapkan instrumen kebijakan yang pas
dengan masalah dan tujuan kebijakan banyak model atau pendekatan yang bisa dipakai untuk
menetapkan jenis instrumen untuk mengimplementasikan kebijakan pandangan Howlett dan Ramesh
tentang model ekonomis ( yang lebih teknis dan rasional ) dan model politis (yang lebih disesuaikan
dengan lingkungan politik yang mempengaruhinya ) cukup penting untuk diperhatikan selain model model
yang lain Pilihan model implementasi kebijakan akan berpengaruh pada pilihan instrumen kebijakan dan
pada akhirnya ikut menentukan tingkat keberhasilan dalam implementasinya banyak teori yang
menjelaskan tentang prakondisi untuk implementasi kebijakan yang berhasil (sempurna) misalnya dari
Hogword dan Gunn yang perlu diperhatikan 10 hal, antara lain tiadanya rintangan dari lingkungan
eksternal; sumber-sumber yang dibutuhkan harus cukup tersedia; hanya ada satu agensi implementasi
tunggal; kesepakatan tujuan yang hendak dicapai dan seterusnya
Proses Diagnosis
Dalam proses kegiatan diagnosis informasi diperlukan data yang akurat dan handal adalah informasi yang
diperoleh dalam proses diagnosis harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu yang melalui analisis data
kegiatan penganalisisan data ini akan melibatkan konsultan dan klien secara bersama-sama Analisis
terhadap data akan menghasilkan identifikasi terhadap permasalahan dan temuan terhadap hubungan
kausal yang bersifat kritis langkah-langkah dalam melakukan diagnosis adalah
- mengidentifikasi wilayah permasalahan sementara
- mengumpulkan data analisis data
- umpan balik data
- mengidentifikasi wilayah permasalahan yang dianggap menjadi sumber
- motivasi klien menyelesaikan masalah
- mendiagnosis permasalahan yang telah ditemukan dan mencarikan jalan keluar untuk
menentukan perubahan
Intervensi Organisasi
Kegiatan intervensi diharapkan dapat mewujudkan organisasi yang lebih baik dalam arti lebih adaptif lebih
produktif dan lebih efektif menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan yang timbul secara internal dalam
organisasi sendiri dan dalam lingkungan eksternal organisasi yang bersangkutan Dalam merencanakan
kegiatan intervensi yang perlu mendapat perhatian adalah kesiapan klien untuk melakukan perubahan
kepastian bahwa Perubahan tersebut masih dalam batas kekuasaan dan kewenangan organisasi
kesehatan sumber-sumber internal untuk membantu mengatur memonitor dan memelihara proses
perubahan Tiga pendekatan dalam proses intervensi adalah pendekatan yang bersifat struktural kekal dan
pendekatan yang bersifat perilaku atau yang terfokus pada aspek manusia
Perubahan dengan bentuk intervensi struktural tersebut mencakup :
1. Restrukturisasi organisasi atau reorganisasi
2. Penerapan sistem imbalan yang baru
3. Perubahan yang menyangkut kultur organisasi
Ada tiga aspek yang perlu mendapat perhatian sewaktu melakukan intervensi teknikal ini yaitu menyangkut
;
1. Rancang bangun ulang pekerjaan
2. Sistem Sosio teknikal
3. Program peningkatan mutu hidup kekaryaan
Ada empat macam teknik intervensi dalam mengelola perubahan di dalam suatu kelompok atau antar
kelompok dalam rangka pengembangan ke organisasian yaitu
1. Pembinaan tim ( team budding )
Tujuan pembinaan adalah dapat menciptakan tingkat dan intensitas Interaksi yang tinggi di antara
para anggota kelompok yang diikuti dengan terjaganya suasana saling mempercayai dan sifat
saling terbuka
2. Pengembangan hubungan antar kelompok Inter group training Salah satu pendekatan yang
digunakan dalam rangka pengembangan kerjasama kelompok adalah pendekatan pemecahan
masalah
3. Pertemuan konfrontasi keorganisasian (Organizational Confrontation) Pertemuan konfrontasi
organisasi merupakan salah satu teknik dalam pengembangan ke organisasian yang
menggabungkan dan menyatukan seluruh manajer dalam organisasi dengan tujuan membahas
masalah keefektifan tujuan organisasi yang telah direncanakan
4. Pencerminan organisasi (Organizational Mirroring) Pencerminan organisasi ini didisain untuk
memperbaiki efektivitas kelompok-kelompok interdependent
Struktur kerja
Diferensiasi pekerjaan anne-marie definisikan sebagai segmentasi sistem organisasi ke dalam berbagai
subsistem yang masing-masing sistem tersebut cenderung mengembangkan atributatribut tertentu karena
kebutuhan yang dikenakan oleh lingkungan luar yang relevan Differential terdiri atas diferensiasi vertikal
dan horizontal Sedangkan diferensiasi horizontal menentukan departementalisasi dasar seluruhnya
merupakan struktur formal dari organisasi. Dasar dari adanya diferensiasi kegiatan organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Manajemen organisasi adalah suatu upaya mendayagunakan sumber daya manusia, sumber daya alam,
Sumber daya modal, Maupun teknologi yang ada untuk mewujudkan suatu tujuan yang telah diprogramkan
Manajemen berfungsi untuk menggerakkan berbagai kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan menata
kehidupan serta menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul kearah
yang sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian organisasi ah menurut garis dan staf (Line dan staf)
fungsi garis mempunyai wewenang komando langsung terhadap kegiatan organisasi dan berkenaan
dengan fungsi primer sebaliknya fungsi stock peranan penasehat dan berkenaan dengan kegiatan
penunjang atau pembantu Definisi struktur adalah pola yang Komponen-komponen dasar struktur
organisasi Menurut Child Ada 4 . Tiga Komponen pertama dari definisi merupakan elemen-elemen
dalam bersifat statis, komponen ke-4 elemen yang bersifat dinamis. ada dua bentuk/ model l.tru tour
organisasi yakni struktur fungsional dan struktur produk 2 bentuk dasar organisasi yaitu struktur fungsional
dan struktur produk kadang-kadang terpakai disesuaikan bentuknya karena tuntutan dari lingkungan.
Dikenal dua macam bentuk penyesuaian yaitu struktur geografis dan struktur campuran (hibrida) dengan
karakteristik masing-masing Pengertian staf selalu mengacu pada adanya beberapa orang pegawai yang
memiliki seperangkat aturan kerja dan bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
manajemen dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil
dalaudah ada mengenai hubungan-hubungan antara berbagai komponen dan bagian dari organisasi akan
tetapi struktur suatu sistem sosial itu tidak tampak seperti sistem biologis atau sistem mekanis ia tidak
dapat dilihat tetapi dapat disimpulkan dari operasioperasi aktual dan dari perilaku organisasi
Kepemimpinan Pemerintahan
Kepemerintahan pemerintahan berkaitan dengan bagaimana seharusnya kekuasaan di kelola, Bagaimana
kehandalan pemimpin dalam melayani masyarakat demi tegaknya keadilan. Kepemimpinan pemerintah
dapat dibedakan ke dalam kepemimpinan organisasional dan kepemimpinan sosial. fungsi pemimpin
pemerintah adalah mengidentifikasi dan menganalisis, menetap tujuan dan Merumuskan kebijakan,
bangun dan menggerakkan semangat. Kepemimpinan pemerintah antara lain memiliki karakteristik
membangun kesatuan tujuan, melakukan klasifikasi arah, dari transaksional ke transformasional, dan
membangun pusat kemampuan Pemimpin dalam birokrasi pemerintahan an-naba part dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu pemimpin politik dan pemimpin profesional.
Keberhasilan sesuatu pemerintahan mengemban tugas dan tanggung jawabnya ditentukan
oleh dua faktor; pertama, kemampuan para pemimpin dan pendukungnya Identifikasi berbagai kebutuhan
dan peluang yang yang terbuka bagi pencapaian tujuan. kedua, tingkat efektivitas dan efisiensi yang dapat
dicapai dalam membawakan peran-peran yang sudah disepakati .