Nim :041608973
Review
B. Kebijakan publik
a. Perumusan kebijakan publik
Istilah kebijakan berasal dari kata policy. Kebijakan adalah prinsip atau cara
bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan. Kebijakan
digunakan sebagai pedoman untuk bertindak.Kebijakan publik dapat didefinisikan
sebagai respon suatu sistem politik melalui kekuasaan pemerintah terhadap
masalah-masalah masyarakat. Dengan kata lain, kebijakan publik adalah
keputusan pemerintah untuk memecahkan masalah publik. Kata publik dapat
berarti masyarakat, perusahaan, negara atau sistem politik, dan administrasi.
Sementara, pemerintah adalah orang atau sekelompok orang yang diberi mandat
oleh anggota sistem politik yang melakukan pengaturan terhadap keseluruhan
sistem dari level bawah (RT dan RW) hingga hubungan dengan luar negara.
Perumusan kebijakan publik harus melalui proses dan tahapan-tahapannya. Dalam
setiap proses dan tahapannya, pembuat kebijakan menggunakan teknik tertentu.
Teknik perumusan sebuah kebijakan erat hubungannya dengan sifat atau bentuk
dari kebijakan itu sendiri. Sesuai dengan sifat dan bentuknya, terdapat tiga teknik
perumusan kebijakan publik, yaitu rutin, analogis, dan kreatif.
Di dalam proses analisis, terdapat beberapa tipe formulasi kebijakan, yaitu: rutin,
analogi, dan kreatif. Sedangkan untuk formulasi kebijakan dibagi menjadi model
linier, rasional, common sense, kemudian model incremental dan model sistem.
Model kebijakan merupakan sebuah representatif mengenai beberapa aspek terpilih
terhadap sebuah permasalahan. Masalah kebijakan merupakan bangunan mental yang
didasari oleh konsep dan kriteria terhadap kondisi masalah. Model kebijakan dapat
berupa konsep, persamaan matematika, diagram, atau grafik. Tujuannya adalah untuk
menjelaskan, menerangkan, dan memprediksikan terhadap suatu kondisi masalah
yang kemudian harus diperbaiki berdasarkan rekomendasi tesebut.
Dalam beberapa kasus, model bisa didasari terhadap teori, akan tetapi model juga bisa
dipakai untuk menguji dan menjelaskan perumusan teori
C. Pengembangan organisasi
a. Diagnosis organisasi
mengacu pada tugas dan subtugas yang berhubungan dengan penyediaan barang
dan jasa. Variabel teknologi meliputi semua peralatan dan mesin yang diperlukan
oleh variabel tugas. Variabel SDM mengacu pada orang yang akan merealisasikan
tujuan organisasi. Model ini menyatakan bahwa antar variabel terdapat saling
ketergantungan. Perubahan pada satu variabel akan mempengaruhi variabel
lainnya. Demikian pula apabila melakukan intervensi terhadap satu variabel juga
harus menganalisis pengaruhnya terhadap variabel yang lain. Open System
Theory Beberapa model diagnosis organisasi menggunakan teori open system
ini sebagai asumsi dasar. Premis dari teori ini adalah organisasi dianggap sebagai
sistem sosial yang mempunyai ketergantungan dengan lingkungannya. Sebagai
suatu sistem, model ini memandang adanya siklus yang meliputi input,
transformasi (proses), dan output dalam suatu organisasi. Output merupakan hasil
dari proses input yang digunakan. Output tersebut nantinya akan menjadi umpan
balik untuk input selanjutnya. Perubahan yang akan dilakukan pada suatu
organisasi tidak lepas dari siklus ini. Oleh karena itu, perubahan di dalam
organisasi dilakukan dengan mengintervensi sisi input dan proses yang dilakukan
sehingga output yang dihasilkan akan mengalami perubahan.
b. Intervensi organisasi
Pengembangan Organisasi atau organization development merupakan salah satu
bidang pengembangan dari manajemen sumber daya manusia, dimana
pengembangan organisasi fokus membantu perusahaan dalam mencapai
peningkatan kinerja yang berkelanjutan melalui SDM-nya.
D. Teori organisasi
a. Struktur organisasi
Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang mendeskripsikan berbagai
komponen yang menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau Sumber Daya
Manusia pada lingkup perusahaan tersebut kemudian memiliki posisi dan
fungsinya masing-masing. Struktur organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan
perusahaan dengan sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai
dengan bidang dan keahliannya. Bagi HRD sendiri, dengan adanya struktur
organisasi, kita dapat mengetahui peran dan tanggung jawab karyawan-
karyawannya. Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam
struktur sesuai dengan kemampuannya juga bisa menjadi patokan HRD dalam
menentukan jumlah gaji karyawan bersangkutan. Misalnya saja Jika A pandai
dalam pemasaran tetapi tidak dengan penjualan, sedangkan B sebaliknya, pandai
dalam penjualan tetapi tidak dengan pemasaran, kerja sama adalah cara paling
efisien untuk mencapai tujuan tunggal. Setiap kekuatan berguna dalam sistem
organisasi. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seseorang yang ada di dalam
sebuah organisasi memiliki pengetahuan seputar struktur, perilaku, proses, dan
hasil organisasi.
b. Strategi organisasi
Strategi Organisasi
Strategi Organisasi merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan
utama atau kebijakan organisasi dengan rangkaian tindakan dalam sebuah
pernyataan yang saling mengikat yang berkaitan dengan prinsip-prinsip umum
untuk mencapai misi organisasi (Wibisono, dalam Lynch, 2006). Sebuah
organisasi yang baik akan merancang strategi dengan memperhatikan faktor
internal berupa keunggulan dan kelemahan, serta faktor eksternal berupa peluang
dan ancaman. Untuk itu, diperlukan suatu analisis memanfaatkan faktor-faktor
tersebut dengan metode STEP, SWOT, dan TOWS
c. Budaya organisasi
Budaya dalam organisasi disebut sebagai budaya organisasi. Sebelum memahami
pengertian dari budaya organisasi, kita perlu memahami apa yang dimaksud
dengan budaya dan organisasi. Budaya adalah seperangkat pemahaman penting
yang dimiliki, diyakini, serta diterapkan oleh anggota komunitas yang sama.
Budaya terdiri dari serangkaian nilai, ide-ide, persepsi, preferensi, konsep
moralitas, kode perilaku, yang nantinya akan menciptakan kekhasan di antara
kelompok manusia tersebut. Sedangkan, organisasi adalah suatu platform dimana
individu dari berbagai latar belakang bersatu dan bekerja sebagai unit kolektif
untuk mencapai tujuan bersama dan target tertentu. Jadi, apa yang dimaksud
dengan budaya organisasi? Budaya organisasi adalah sistem kepercayaan dan
sikap bersama yang berkembang dalam suatu organisasi dan membimbing
perilaku para anggotanya. Selain itu, budaya organisasi juga dapat didefinisikan
sebagai filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, harapan, sikap dan
norma-norma yang menyatukan suatu organisasi serta disebarluaskan oleh para
karyawannya.
E. Kepemimpinan
a. Peran pemimpin
Kepemimpinan diperlukan dalam sebuah kelompok yang mempunyai tujuan yang
sama, untuk mempengaruhi aktivitas kelompok tersebut dalam mencapai tujuan
bersama yang ingin dicapai kelompok tersebut. Dalam mencapai tujuan
organisasi, diperlukan hub ungan yang saling mempengaruhi antara pemimpin
dengan bawahan yang keduanya menginginkan perubahan nyata sebagai
perwujudan upaya untuk mencapai tujuan yang sama.Selanjutnya implementasi
kepemimpinan oleh Aparatur Sipil Negara telah diatur dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara, yaitu apabila diterapkan untuk jabatan
pengawas, seorang pengawas harus memiliki kompetensi level 2 yaitu mampu
mensupervisi/mengawasi/menyelia, dan menjelaskan proses pelaksanaan tugas
pemerintahan/pelayanan publik secara transparan.
3) Menggerakkan sumber daya – sumber daya yang ada dalam organisasi untuk
berubah dan melakukan perubahan. Sedangkan bila dikaitkan dengan peran, tugas
dan tanggung jawab pemimpin. Kepemimpinan dan penyesuaian terhadap
perubahan merupakan tantangan terbesar yang dihadapi pemimpin saat ini.
2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.
Etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang yaitu
sikap terhadap sesama, etika keluarga, etika politik, etika lingkungan, etika
ideologi, dan etika profesi. Etika profesi memiliki prinsip-prinsip yaitu prinsip
tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya, serta
terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya, prinsip keadilan dimana prinsip ini menuntut kita untuk memberikan
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya, dan prinsip otonomi yaitu pemberian
kebebasan kepada kaum profesional untuk menjalankan profesinya.
Kode adalah tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau
benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin
suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat
berarti kumpulan peraturan yang sistematis. Sedangkan kode etik adalah norma atau
azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-
hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Untuk profesi pegawai negeri sipil
sendiri, terkait kode etik diatur mulai dari level undang-undang yaitu Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan UU Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian, dimana disebutkan “Pembinaan jiwa korps, kode etik, dan
peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil tidak boleh bertentangan dengan Pasal 27 ayat
(1) dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945, lalu Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara menyebutkan bahwa “ASN sebagai profesi
berlandaskan pada prinsip kode etik dan kode perilaku”.