Anda di halaman 1dari 10

Nama :Tika puspita murni

Nim :041608973

Kelas :Administrasi negara

Mata kuliah : pendukung TAP

Turor :Amaludin, S.IP.MM

Review

A. Sistem administrasi negara keatuan republik indonesia


a. Administrasi negara sebagai sistem
Penyelenggaraan administrasi negara adalah penyelenggaraan administrasi
mengenai negara dalam keseluruhan arti, unsur, dan dinamikanya yang dilakukan
oleh aparatur negara. Dengan demikian, sebenarnya sangatlah luas kajian topik
penyelenggaraan administrasi negara tersebut. Oleh karenanya, dalam mata
kuliah ini yang dikaji difokuskan pada Sistem Administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia (SANKRI). SANKRI sebagai suatu sistem terdiri atas
subsistem-subsistem yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Hubungan
antarsubsistem ini saling bergantung sehingga apabila suatu subsistem tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik maka akan mempengaruhi subsistem lainnya.
Akibatnya sistem secara keseluruhan tidak dapat bekerja secara maksimal atau
justru merusak kewibawaan sistem itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa latar
belakang historis negara, sangat mempengaruhi praktik sistem administrasi
negaranya. Dalam praktiknya, sistem administrasi negara suatu negara mengacu
pada konstitusi yang berlaku di negara yang bersangkutan. Dalam konteks
SANKRI, pengetahuan tentang periodisasi perkembangan SANKRI sangat
diperlukan sebagai dasar untuk memahami mata kuliah ini secara komprehensif.
Administrasi negara sebagai suatu sistem. Pokok bahasan ini akan dibagi dalam 3
kegiatan belajar yang membahas tentang pengertian dan ruang lingkup
administrasi negara, pendekatan sistem dalam studi SANKRI, dan dimensi-
dimensi nilai dalam SANKRI. Anda setelah membaca modul ini diharapkan
mempunyai kompetensi untuk dapat menjelaskan administrasi negara sebagai
suatu sistem. Penguasaan kompetensi ini dapat diukur melalui kompetensi
khusus.
b. Manajemen administrasi negara indonesia
Administrasi secara etimologi berasal dari Bahasa Inggris yaitu administration
atau to administear yang berarti mengelola (to manage) atau menggerakan ( to
direct).Administrasi dalam arti sempit yaitu kegiatan tata usaha seperti tulis
menulis, surat menyurat. Pengertian administrasi secara luas menurut Siagian
yang dikutip oleh Pasolong dalam bukunya Teori Administrasi Publik (2011:3)
mengatakan: Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha
kerjasama demi tercapainya tujuan yang di tentukan sebelumnya Gie yang dikutip
oleh Pasolong dalam bukunya Teori Administrasi Publik (2011: 3)
mengemukakan bahwa : Administrasi adalah rangkaian kegiatan terhadap
pekerjaan yang dilakukan sekelompok orang di dalam kerjasama mencapai tujuan
tertentu. Berdasarkan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan, bahwa
administrasi merupakan suatu kegiatan kerjasama dua orang atau lebih dalam
pencapaian suatu kegiatan kerjasama dua orang atau lebih dalam pencapaian suatu
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Administrasi tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari hari karena manusia merupakan makhluk 15 sosial yang tidak
bisa bekerja sendiri serta membutuhkan orang lain dalam pencapaian tujuanya.
Pengertian Administrasi Negara menurut Waldo dalam Kencana dalam bukunya
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (2003:33) mengemukakan,
bahwa : Administrasi Negara adalah manajamen dan organisasi dari manusia
peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah. Berdasarkan pengertian diatas
administrasi Negara merupakan gabungan dari manajemen dan organisasi yang
saling berhubungan untuk mencapai tujuan pemerintah. Siagian dalam bukumya
Filsafat Administrasi ( 2008:7) mengatakan pengertian Administrasi Negara
sebagai berikut: Administrasi Negara adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan
oleh seluruh aparatur pemerintahan dari suatu Negara dalam usaha mencapai
tujuan Negara.Definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan maka diperlukan suatu kemampuan.

c. Manajemen pelayanan umum


Pengelolaan pelayanan umum di Indonesia saat ini dilakukan oleh pemerintah dan
swasta. Hal ini berdampak pada timbulnya kompetisi dalam pelaksanaan layanan
baik menyangkut cara, teknik atau metode yang menarik para pengguna jasa
layanan. Oleh karena itu pengetahuan tentang pelayanan umum, administrasi
perkantoran, motif, sikap dan tingkah laku pelayanan umum, administrasi
perkantoran, motif, sikap dan tingkah laku pelayanan serta manajemen pelayanan
umum mutlak dipahami oleh pimpinan perusahaan atau siapa pun yang bergerak
di bidang usaha pelayanan umum.

B. Kebijakan publik
a. Perumusan kebijakan publik
Istilah kebijakan berasal dari kata policy. Kebijakan adalah prinsip atau cara
bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan. Kebijakan
digunakan sebagai pedoman untuk bertindak.Kebijakan publik dapat didefinisikan
sebagai respon suatu sistem politik melalui kekuasaan pemerintah terhadap
masalah-masalah masyarakat. Dengan kata lain, kebijakan publik adalah
keputusan pemerintah untuk memecahkan masalah publik. Kata publik dapat
berarti masyarakat, perusahaan, negara atau sistem politik, dan administrasi.
Sementara, pemerintah adalah orang atau sekelompok orang yang diberi mandat
oleh anggota sistem politik yang melakukan pengaturan terhadap keseluruhan
sistem dari level bawah (RT dan RW) hingga hubungan dengan luar negara.
Perumusan kebijakan publik harus melalui proses dan tahapan-tahapannya. Dalam
setiap proses dan tahapannya, pembuat kebijakan menggunakan teknik tertentu.
Teknik perumusan sebuah kebijakan erat hubungannya dengan sifat atau bentuk
dari kebijakan itu sendiri. Sesuai dengan sifat dan bentuknya, terdapat tiga teknik
perumusan kebijakan publik, yaitu rutin, analogis, dan kreatif.

b. Implementasi kebijakan publik


Masalah yang harus diatasi oleh pemerintah adalah masalah publik yaitu nilai,
kebutuhan atau peluang yang tak terwujudkan. Meskipun masalah tersebut dapat
diidentifikasi tapi hanya mungkin dicapai lewat tindakan publik yaitu melalui
kebijakan publik (Dunn dalam Nugroho, 2003:58). Karakteristik masalah publik
yang harus diatasi selain bersifat interdependensi (berketergantungan) juga
bersifat dinamis, sehingga pemecahan masalahnya memerlukan pendekatan
holistik (holistic approach) yaitu pendekatan yang memandang masalah sebagai
kegiatan dari keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan atau diukur secara terpisah
dari yang faktor lainnya. Untuk itu, diperlukan kebijakan publik sebagai instrumen
pencapaian tujuan pemerintah. Kebijakan publik adalah salah-satu kajian dari
Ilmu Administrasi Publik yang banyak dipelajari oleh ahli serta ilmuwan
Administrasi Publik. Berikut beberapa pengertian dasar kebijakan publik yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Dye (1981:1): “Public policy is
whatever governments choose to do or not to do”. Dye berpendapat sederhana
bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan
atau tidak dilakukan. Sementara Anderson dalam Public Policy-Making (1975:3)
mengutarakan lebih spesifik bahwa: “Public policies are those policies developed
by government bodies and official”.implementasi kebijakan yang mutlak harus
ada yaitu: Unsur pelaksana Adanya program yang dilaksanakan serta Target group
atau kelompok sasaran. Unsur pelaksana adalah implementor kebijakan yang
diterangkan Dimock & Dimock dalam Tachjan (2006i:28) sebagai berikut:

”Pelaksana kebijakan merupakan pihak-pihak yang menjalankan kebijakan yang


terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran organisasional, analisis serta perumusan
kebijakan dan strategi organisasi, pengambilan keputusan, perencanaan,
penyusunan program, pengorganisasian, penggerakkan manusia, pelaksanaan
operasional, pengawasan serta penilaian”.Pihak yang terlibat penuh dalam
implementasi kebijakan publik adalah birokrasi seperti yang dijelaskan oleh
Ripley dan Franklin dalam Tachjan (2006i:27): ”Bureaucracies are dominant in
the implementation of programs and policies and have varying degrees of
importance in other stages of the policy process. In policy and program
formulation and legitimation activities, bureaucratic units play a large role,
although they are not dominant”. Dengan begitu, unit-unit birokrasi menempati
posisi dominan dalam implementasi kebijakan yang berbeda dengan tahap
fomulasi dan penetapan kebijakan publik dimana birokrasi mempunyai peranan
besar namun tidak dominan.

c. Model analisis kebijakan publik


Analisis kebijakan prospektif
Analisis ini merupakan analisis terhadap kebijakan yang dilakukan untuk
menghasilkan informasi sebelum pelaksanaan kebijakan dimulai atau
diimplementasikan. Analisis kebijakan ini merupakan sebuah alat yang dipakai
dalam merumuskan alternatif yang kemudian dinyatakan secara komparatif.

2. Analisis kebijakan retrospektif


Analisis ini merupakan analisis yang dilakukan untuk menciptakan informasi
sebelum kebijakan dijalankan.

3. Analisis kebijakan terintegrasi

Sedangkan analisis integratif adalah kombinasi dari analisis prospektif dan


retrospektif. (Dunn 2000)

Di dalam proses analisis, terdapat beberapa tipe formulasi kebijakan, yaitu: rutin,
analogi, dan kreatif. Sedangkan untuk formulasi kebijakan dibagi menjadi model
linier, rasional, common sense, kemudian model incremental dan model sistem.
Model kebijakan merupakan sebuah representatif mengenai beberapa aspek terpilih
terhadap sebuah permasalahan. Masalah kebijakan merupakan bangunan mental yang
didasari oleh konsep dan kriteria terhadap kondisi masalah. Model kebijakan dapat
berupa konsep, persamaan matematika, diagram, atau grafik. Tujuannya adalah untuk
menjelaskan, menerangkan, dan memprediksikan terhadap suatu kondisi masalah
yang kemudian harus diperbaiki berdasarkan rekomendasi tesebut.

Dalam beberapa kasus, model bisa didasari terhadap teori, akan tetapi model juga bisa
dipakai untuk menguji dan menjelaskan perumusan teori

C. Pengembangan organisasi
a. Diagnosis organisasi
mengacu pada tugas dan subtugas yang berhubungan dengan penyediaan barang
dan jasa. Variabel teknologi meliputi semua peralatan dan mesin yang diperlukan
oleh variabel tugas. Variabel SDM mengacu pada orang yang akan merealisasikan
tujuan organisasi. Model ini menyatakan bahwa antar variabel terdapat saling
ketergantungan. Perubahan pada satu variabel akan mempengaruhi variabel
lainnya. Demikian pula apabila melakukan intervensi terhadap satu variabel juga
harus menganalisis pengaruhnya terhadap variabel yang lain. Open System
Theory Beberapa model diagnosis organisasi menggunakan teori open system
ini sebagai asumsi dasar. Premis dari teori ini adalah organisasi dianggap sebagai
sistem sosial yang mempunyai ketergantungan dengan lingkungannya. Sebagai
suatu sistem, model ini memandang adanya siklus yang meliputi input,
transformasi (proses), dan output dalam suatu organisasi. Output merupakan hasil
dari proses input yang digunakan. Output tersebut nantinya akan menjadi umpan
balik untuk input selanjutnya. Perubahan yang akan dilakukan pada suatu
organisasi tidak lepas dari siklus ini. Oleh karena itu, perubahan di dalam
organisasi dilakukan dengan mengintervensi sisi input dan proses yang dilakukan
sehingga output yang dihasilkan akan mengalami perubahan.

b. Intervensi organisasi
Pengembangan Organisasi atau organization development merupakan salah satu
bidang pengembangan dari manajemen sumber daya manusia, dimana
pengembangan organisasi fokus membantu perusahaan dalam mencapai
peningkatan kinerja yang berkelanjutan melalui SDM-nya.

Pengembangan organisasi bersifat kritis dan berbasis sains, yang membantu


organisasi membangun kapasitas mereka untuk berubah dan mencapai efektivitas
yang lebih besar dengan mengembangkan, meningkatkan, dan memperkuat
strategi-struktur-proses kerja. Pengembangan organisasi juga dikatakan sebagai
proses yang sangat memerlukan waktu dan hasil yang tidak instan, karena
banyaknya tahapan proses dan evaluasi selama dijalankan.Intervensi dianggap
sebagai fase tindakan dalam proses pengembangan organisasi. Intervensi adalah
serangkaian aktivitas yang direncanakan, diprogram, dan teknik yang digunakan
organisasi dan klien mereka untuk berkolaborasi dalam program OD.

D. Teori organisasi
a. Struktur organisasi
Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang mendeskripsikan berbagai
komponen yang menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau Sumber Daya
Manusia pada lingkup perusahaan tersebut kemudian memiliki posisi dan
fungsinya masing-masing. Struktur organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan
perusahaan dengan sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai
dengan bidang dan keahliannya. Bagi HRD sendiri, dengan adanya struktur
organisasi, kita dapat mengetahui peran dan tanggung jawab karyawan-
karyawannya. Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam
struktur sesuai dengan kemampuannya juga bisa menjadi patokan HRD dalam
menentukan jumlah gaji karyawan bersangkutan. Misalnya saja Jika A pandai
dalam pemasaran tetapi tidak dengan penjualan, sedangkan B sebaliknya, pandai
dalam penjualan tetapi tidak dengan pemasaran, kerja sama adalah cara paling
efisien untuk mencapai tujuan tunggal. Setiap kekuatan berguna dalam sistem
organisasi. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seseorang yang ada di dalam
sebuah organisasi memiliki pengetahuan seputar struktur, perilaku, proses, dan
hasil organisasi.

b. Strategi organisasi
Strategi Organisasi
Strategi Organisasi merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan
utama atau kebijakan organisasi dengan rangkaian tindakan dalam sebuah
pernyataan yang saling mengikat yang berkaitan dengan prinsip-prinsip umum
untuk mencapai misi organisasi (Wibisono, dalam Lynch, 2006). Sebuah
organisasi yang baik akan merancang strategi dengan memperhatikan faktor
internal berupa keunggulan dan kelemahan, serta faktor eksternal berupa peluang
dan ancaman. Untuk itu, diperlukan suatu analisis memanfaatkan faktor-faktor
tersebut dengan metode STEP, SWOT, dan TOWS

c. Budaya organisasi
Budaya dalam organisasi disebut sebagai budaya organisasi. Sebelum memahami
pengertian dari budaya organisasi, kita perlu memahami apa yang dimaksud
dengan budaya dan organisasi. Budaya adalah seperangkat pemahaman penting
yang dimiliki, diyakini, serta diterapkan oleh anggota komunitas yang sama.
Budaya terdiri dari serangkaian nilai, ide-ide, persepsi, preferensi, konsep
moralitas, kode perilaku, yang nantinya akan menciptakan kekhasan di antara
kelompok manusia tersebut. Sedangkan, organisasi adalah suatu platform dimana
individu dari berbagai latar belakang bersatu dan bekerja sebagai unit kolektif
untuk mencapai tujuan bersama dan target tertentu. Jadi, apa yang dimaksud
dengan budaya organisasi? Budaya organisasi adalah sistem kepercayaan dan
sikap bersama yang berkembang dalam suatu organisasi dan membimbing
perilaku para anggotanya. Selain itu, budaya organisasi juga dapat didefinisikan
sebagai filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, harapan, sikap dan
norma-norma yang menyatukan suatu organisasi serta disebarluaskan oleh para
karyawannya.

d. Teknologi dalam organisasi


Teknologi Informasi semakin berkembang pada masa sekarang ini, hal ini
disebabkan manusia yang menuntut kecepatan untuk memenuhi segala
kebutuhannya. Demikian pula halnya dengan organisasi yang sengat
membutuhkan kecepatan untuk mendukung seluruh aktivitasnya dapat
dilaksanakan secara cepat dan tentu saja dengan hasil yang baik, efektif, dan
efisien. Inilah penyebab mengapa teknologi sangat diperlukan dan semakin
diperbarui. Teknologi dalam organisasi memiliki peran penting dalam
mempelajari sifat-sifat dari teknologi suatu organisasi dan hubungan teknologi
terhadap struktur organisasi, tetapi dalam penerapannya harus didasarkan
karakteristik dari organisasi tersebut. Organisasi adalah sebuah sistem terbuka,
dan teknologi organisasi merupakan jenis kegiatan internal yang terjadi dalam
organisasi tersebut, dalam hal ini jelas sangat keterkaitan satu sama lain.
Penerapan teknologi dalam organisasi dapat memberikan dampak yang siginifikan
pada efektifitas dan efisiensi serta meningkatkan daya saing karena teknologi
informasi memberikan sejumlah data mengenai jalannya organisasi tersebut
sehingga organisasi dapat memperoleh data-data yang diperlukan sebagai dasar
mereka dalam mengambil keputusan startegis.

E. Kepemimpinan
a. Peran pemimpin
Kepemimpinan diperlukan dalam sebuah kelompok yang mempunyai tujuan yang
sama, untuk mempengaruhi aktivitas kelompok tersebut dalam mencapai tujuan
bersama yang ingin dicapai kelompok tersebut. Dalam mencapai tujuan
organisasi, diperlukan hub ungan yang saling mempengaruhi antara pemimpin
dengan bawahan yang keduanya menginginkan perubahan nyata sebagai
perwujudan upaya untuk mencapai tujuan yang sama.Selanjutnya implementasi
kepemimpinan oleh Aparatur Sipil Negara telah diatur dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara, yaitu apabila diterapkan untuk jabatan
pengawas, seorang pengawas harus memiliki kompetensi level 2 yaitu mampu
mensupervisi/mengawasi/menyelia, dan menjelaskan proses pelaksanaan tugas
pemerintahan/pelayanan publik secara transparan.

Pada dasarnya, menurut Maxwell terdapat lima level kepemimpinan yaitu :

a. Level 1: Position, terjadi karena memiliki kedudukan/posisi sebagai atasan.

b. Level 2: Permission, dimana orang-orang mau mengikuti karena orang-orang


terse but ingin dan menikmati.

c. Level 3: Production, dimana orang-orang mengikuti karena apa yang telah


pemipin lakukan untuk organisasi.

d. Level 4: People Development, yaitu level orang-orang mengikuti pemimpin


karena apa yang telah pemimpin lakukan untuk mereka.

e. Level 5: Pinnacle, yaitu orang-orang mengikuti pemipin karena siapa pemipin


terse but dan reputasi pemipin.

b. Aplikasi kepemimpinan dalam organisasi


Dalam setiap organisasi harus memiliki pemimpin agar berjalan dengan baik.
Tanpa adanya pemimpin tentu sangat sulit dan tidak mudah dalam menjalankan
semua elemen dan komponen yang ada dalam organisasi tersebut. Seorang
pemimpin tidak begitu saja dipiliih dan ditentukan. Ada kriteria-kriteria tertentu
yang harus dimiliki olehnya. Beragam kepemimpinan yang dibuat oleh setiap
pemimpin di dunia ini. Cara dan pandangan mengenai suatu permasalahan
menjadi daya dari kepemimpinan seseorang. Keahlian manajerial dan
Kepemimpinan (Leadership) merupakan dua peran yang berbeda seseorang
manajer yang baik adalah seorang yang mampu menangani kompleksitas
organisasi, dia adalah ahli perencanaan strategi dan operasional yang jujur,
mampu mengorganisasikan aktivitas organisasi secara terkoordinasi dan mampu
mengevaluasi secara reliable dan valid. Sedangkan seorang pemimpin yang efektif
mampu membangun motivasi staf, menentukan arah,menangani perubahan secara
benar dan menjadi katalisator yang mampu mewarnai sikap dan perilaku staf. Dua
peran itu dalam organisasi semestinya seperti dua sisi matauang yang tidak dapat
dipisahkan karena tanpa keahlian manajerial,seorang pemimpin akan kesulitan
menetapkan langkah-langkah kerja rasional.

Peran kepemimpinan dalam perubahan organisasi dapat dilihat dari fungsi-fungsi


manajemen yang dilaksanakan oleh seorang pemimpin yaitu:

1) Merencanakan perubahan, karena pada dasarnya seorang pemimpin dengan


kepemimpinannya merupakan agent social of change;

2) Mengorganisasikan perubahan organisasi dalam pelaksanaannya;

3) Menggerakkan sumber daya – sumber daya yang ada dalam organisasi untuk
berubah dan melakukan perubahan. Sedangkan bila dikaitkan dengan peran, tugas
dan tanggung jawab pemimpin. Kepemimpinan dan penyesuaian terhadap
perubahan merupakan tantangan terbesar yang dihadapi pemimpin saat ini.

Kepemimpinan dan penyesuaian terhadap perubahan merupakan tantangan


terbesar yang dihadapi pemimpin saat ini. Pemimpin harus menggunakan gaya
kepemimpinan yang paling efektif dalam mempengaruhi persepsi bawahan
mengenai tujuan yang ingin dicapai dan cara untuk mencapainya. Peranan seorang
pemimpin dalam hubungan antar manusia dalam bekerja sagat terkait dengan gaya
kepemimpinan yang ditampilkannya. Kepemimpinan yang efektif akan
mendorong bawahan untuk mengubah upaya menjadi kinerja. Pemimpin dalam
organisasi yang berubah selalu berhadapan dengan pilihan terhadap gaya
kepemimpinan yang mana yang tepat dan sesuai untuk diterapkan di organisasi.

Untuk menjadi pemimpin yang utuh maka pemimpin tersebut dalam


melaksanakan kepemimpinan dituntut melaksanakan peran kepemimpinan secara
efektif, baik sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara maupun pelatih,
demi peningkatan kemampuan sumberdaya pegawai pada sebuah
organisasi.Melaksanakan kepemimpinan pada sebuah organisasi dituntut
melaksanakan peran kepemimpinan untuk meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia agar dapat lebih efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pelaksana administrasi dalam sebuah organisasi.

Pemimpin harus menggunakan gaya kepemimpinan yang paling efektif dalam


mempengaruhi persepsi bawahan mengenai tujuan yang ingin dicapai dan cara
untuk mencapainya. Peranan seorang pemimpin dalam hubungan antar manusia
dalam bekerja sagat terkait dengan gaya kepemimpinan yang ditampilkannya.
Agar kepemimpinan berjalan efektif, seorang pemimpin harus mendapatkan rasa
hormat dan kepercayaan dari orang yang dipimpin. Rasa hormat maupun
kepercayaan ini, baru bisa diperoleh ketika kita melihat sosok yang membuktikan
apa yang selama ini dia ucapkan.

Dalam organisasi publik dibutuhkan kepemimpinan sektor publik yang efektif.


Dengan kepemimpinan yang efektif diharapkan organisasi publik bisa berjalan
lebih optimal. Tujuan dan harapan masyarakat dalam organisasi publik juga akan
bisa tercapai dengan baik, sehingga mampu menciptakan kesejahteraan
masyarakat. Di satu sisi pegawai sebagai aparatur organisasi publik memiliki
kebanggaan dan termotivasi untuk menunjukkan kinerja yang baik

F. Etika administrasi pemerintahan


a. Kode etik penyelenggara dan PNS
ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori
etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam
bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika
umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori.

2. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam


bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya
mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus
yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku
saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara
bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta
prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap


dirinya sendiri.

2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.

Etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang yaitu
sikap terhadap sesama, etika keluarga, etika politik, etika lingkungan, etika
ideologi, dan etika profesi. Etika profesi memiliki prinsip-prinsip yaitu prinsip
tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya, serta
terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya, prinsip keadilan dimana prinsip ini menuntut kita untuk memberikan
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya, dan prinsip otonomi yaitu pemberian
kebebasan kepada kaum profesional untuk menjalankan profesinya.

Kode adalah tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau
benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin
suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat
berarti kumpulan peraturan yang sistematis. Sedangkan kode etik adalah norma atau
azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-
hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Untuk profesi pegawai negeri sipil
sendiri, terkait kode etik diatur mulai dari level undang-undang yaitu Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan UU Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian, dimana disebutkan “Pembinaan jiwa korps, kode etik, dan
peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil tidak boleh bertentangan dengan Pasal 27 ayat
(1) dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945, lalu Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara menyebutkan bahwa “ASN sebagai profesi
berlandaskan pada prinsip kode etik dan kode perilaku”.

b. Masalah pengembangan etika administrasi pemerintahan


Etika mempengaruhi bukan saja perilaku para penyelenggara administrasi
publiktetapi perilaku dari masyarakat yang menjadi objek penetapan kebijakan.
Birokrasi sebagai penyelenggara administrasi publik bekerja atas dasar
kepercayaan yang diberikan oleh rakyat.Hal ini berarti bahwa rakyat berharap
adanya jaminan bahwa dalam menjalankan danmemanfaatkan kekuasaannya etika
senantiasa dijadikan dasar bagi para pemimpin. Apabilaetika yang ada pada
pemimpin tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada padamasyarakat maka
legitimasi tidak akan mampu tercapai. Seperti kasus Aceng Fikri sebagai pejabat
negara mestinya yang bersangkutan bisa memberikan contoh kepada publik
namummalah memetahkan kepercayaan publik. Dalam sumpah janji kepala
daerah, Aceng memilikikewajiban taat pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku

Anda mungkin juga menyukai