I. BAB I PERENCANAAN
Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang LAKIP merupakan wujud nyata
penerapan akuntabilitas di Indonesia. Inpres ini mendefenisikan AKIP sebagai
pertanggungjawaban keberhasilan atau kegagalan visi dan misi instansi pemerintah
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui seperangkat
indikator kinerja.
Format Renstra meski variatif dalam praktiknya, setidaknya mengandung informasi tentang hal- hal
berikut :
Kriteria Sasaran
1. Spesifik , spesifik karena merupakan panduan dlam organisasi dalam melaksanakan
tugasnya.
2. Measureble, sasaran harus dapat diukur
3. Aggressive and attainable, sasaran harus jelas, menantang, dan dapat dicapai
4. Result- oriented, sasaran harus mencerminkan dan mampu menyepesifikasikan hasil yang
ingin dicapai
5. Timebound, sasaran harus memiliki jangka waktu yang jelas dan jangka pendek.
Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan
masyarakat guna mencapai sasaran tertentu.
Sesuai dengan UU nomor 25 tahun 2004, dokumen rencana kerja pemerintah daerah (RKPD)
merupakan penjabaran dari RPJM daerah dan mengacu pada RKP, memuat rancangan kerangka
ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dnegan mendorong partisipasi
masyarakat.
Tingkat capaian kinerja tertentu ini membutuhkan beberapa informasi, antara lain:
Peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2008 tentang evaluasi pelaksanaan pemerintahan daeerah
menyebutkan bahwa pemerintah akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pemerintahan di
daerah dengan menilai capaian seperangkat indikator kinerja kunci ( IKK) untuk setiap urusan yang
dibebankan kepada masing- masing daerah. Capaian setiap indikator kinerja kunci untuk setiap
urusan tersebut akan menunjukkan seberapa jauh suatu daerah mampu melaksanakan urusan yang
didelegasikan pusat kepada setiap daerah .