Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Krisna Pinandita

NIM : 1511060122

Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik

Kelas : B (6202)

PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK (UNTUK


MENDUKUNG GOOD GOVERNANCE)
Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan
informasi akuntansi yang akan digunakan oleh manajer sektor publik
dalam melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi.
Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau sarana untuk membantu
manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai.

Institute of Management Accountants (1981) mendefinisikan akuntansi


manajemen sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,
pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, pengintepretasian, dan
pengkomunikasian informasi finansial yang digunakan oleh manajemen
perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi serta untuk
menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel.

Chartered Institute of Management Accountants (1994) dalam Jones dan


Pandlebury (1996) membuat definisi yang lebih luas daripada definisi
yang dikeluarkan oleh Institute of Management Accountants. Chartered
Institute of Management Accountants mendefinisikan akuntansi
manajemen sebagai suatu bagian integral dari manajemen yang terkait
dengan pengidentifikasian, penyajian dan pengintepretasian informasi
yang digunakan untuk:

1. Perumusan strategi
2. Perencanaan dan pengendalian aktivitas
3. Pengambilan keputusan
4. Pengoptimalan penggunaan sumber daya
5. Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar
organisasi
6. Pengungkapan kepada karyawan
7. Perlindungan aset

Pada intinya adalah akuntansi manajemen sektor publik tidak memiliki


perbedaan yang mencolok dengan prinsip-prinsip manajemen di sektor
swasta. Tetapi yang harus digaris bawahi ialah sektor publik memiliki
perbedaan pada karakteristik serta sifat dibandingkan dengan sektor
swasta, sehingga penerapannya tidak dapat langsung diterapkan tanpa
modifikasi terlebih dahulu.

Peran akuntansi manajemen publik memang cukup penting / sakral karena


memberikan informasi seputar akuntansi yang kredibel, relevan serta
handal dapat dipercaya kepada pihak manajer sehingga manajer dapat
melaksanakan fungsi pengendalian dan perencanaan organisasi dengan
baik.

Dalam organisasi sektor publik, perencanaan sudah dilakukan sejak


dilakukannya perencanaan strategik, sedangkan pengendaliannya
dilakukan terhadap / kepada pengendalian tugas / task control. Secara
umum ada 6 peran akuntansi manajemen dalam sektor publik, yaitu :

1. Perencanaan stratejik , dalam tahap ini tim manajemen


organisasi menyusun alternatif-alternatif progam yang bia
mendukung strategi efektif organisasi. Peran akuntansi manajemen
disini ialah memberikan data / informasi akurat seputar akuntansi
seperti cost of program serta cost of activity.
2. Pemberian informasi biaya, kedua adalah memberikan rincian
biaya sedetail mungkin meliputi biaya input, output, serta biaya
proses.
3. Penilaian investasi, fungsi ini memang lebih rumit jika dibanding
dengan sektor swasta. Karena teknik-tekik yang digunakan dalam
penilaian investasi berbeda dengan swasta. Organisasi swasta
menyasar keuntungan sedangkan organisasi sektor publik tidak.
Karena itulah pada tahap ini biasa menggunakan analisis efektifitas
biaya (cost-effectiveness analysis).
4. Penganggaran, akuntansi manajemen sektor publik diharapkan
mampu berperan dalam memfasilitasi terciptanya anggaran publik
yang lebih efektif terkait dengan 3 fungsi anggaran antara lain alat
alokasi sumber daya publik, distribusi, serta stabilitas. Karena itulah
akuntansi manajemen menjadi alat / tools vital dalam pengalokasian
serta pendistribusian sumber dana publik kepada masyarakat
secara tepat, efisien, adil, serta merata.
5. Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan
tarif pelayanan (charging for services). Akuntansi manajemen
digunakan untuk menghitung berapa banyak
pengeluaran / cost yang digunakan untuk membuat layanan / jasa
publik, termasuk menghitung seberapa banyak subsidi yang
diberikan untuk publik.
6. Penilaian kinerja, akuntansi manajemen dibutuhkan untuk
pengendaliansistem. Akuntansi manajemen digunakan untuk
melakukan penilaian kinerja untuk mengukur seberapa besar tingkat
efektivitas serta efisiensi organisasi guna mencapai tujuan yang
sudah dicanangkan

Prinsip Akuntanbilitas dalam Good Governance

Secara garis besar akuntabilitas berhubungan dengan kewajiban


dari institusi pemerintahan maupun para aparat yang bekerja di dalamnya
untuk membuat kebijakan maupun melakukan aksi yang sesuai dengan
nilai yang berlaku maupun kebutuhan masyarakat. Akuntabilitas publik
menuntut adanya pembatasan tugas yang jelas dan efisien dari aparat
birokrasi. Karena pemerintah bertanggung gugat baik dari segi
penggunaan keuangan maupun sumber daya publik dan juga akan hasil,
akuntabilitas internal harus dilengkapi dengan akuntabilitas eksternal,
melalui umpan balik dari para pemakai jasa pelayanan maupun dari
masyarakat. Prinsip akuntabilitas publik adalah suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan
pelayanan dengan ukuran nilai-nilai atau norma-norma eksternal yang
dimiliki oleh para stakeholders yang berkepentingan dengan pelayanan
tersebut. Sehingga, berdasarkan tahapan sebuah program, akuntabilitas
dari setiap tahapan adalah :

1. Pada tahap proses pembuatan sebuah keputusan , beberapa


indikator untuk menjamin akuntabilitas publik adalah :
a. Pembuatan sebuah keputusan harus dibuat secara tertulis dan
tersedia bagi setiap warga yang membutuhkan
b. Pembuatan keputusan sudah memenuhi standar etika dan nilai-
nilai yang berlaku, artinya sesuai dengan prinsip-prinsip
administrasi yang benar maupun nilai-nilai yang berlaku di
stakeholders.
c. Adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan sudah
sesuai dengan visi dan misi organisasi, serta standart yang
berlaku.
d. Adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standart telah
terpenuhi dengan konsekuensi mekanisme pertanggungjawaban
jika standar tersebut tidak terpenuhi.
e. Konsisten si maupun kelayakan dari target operasional yang
telah ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target
tersebut.

2. Pada tahap sosialisasi kebijakan, beberapa indikator untuk


menjamin akuntabilitas publik adalah :
a. Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan, melalui
media masa, media nirmassa, maupun media komunikasi
personal.
b. Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan
cara cara mencapai sasaran suatu program.
c. Akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah
keputusan dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat.
d. Ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring hasil
yang telah dicapai oleh pemerintah.

Penerapan prinsip Good Governance pada sektor publik

Prinsip yang melandasi perbedaan antara konsepi kepemerintahan


yang tradisional adalah terletak pada adanya tuntutan yang kuat agar
peranan pemerintah dikurangi dan peranan masyarakat (termasuk dunia
usaha dan lembaga swadaya masyarakat/organisasi non pemerintah)
semakin ditingkatkan dan terbuka aksesnya. Berikut UNDP (1997)
mengungkapkan prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam
praktek penyelenggaraan kepemerintahan yang baik meliputi:

1. Participation
Semua warga negara berhak terlibat dalam pengambilan keputusan,
dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan
pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.
2. Rule of law
Proses mewujudkan cita cita good governance harus diimbangi
dengan komitmen untuk penegakan hukum (gakkum), dengan
karakter : (a) supremasi hukum, (b) kepastian hukum (c) hukum
yang responsif, (d) penegak hukum yang konsisten dan non-
diskriminatif dan (e) independensi peradilan.
3. Transparency
Keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Untuk
memberantas KKN diperlukan keterbukaan dalam transaksi dan
pengelolaan keuangan negara serta pengelolaan sektor-sektor
publik.

4. Responsiveness
Peka dan cepat tanggap terhadap persoalan masyarakan.
Pemerintah harus memiliki etik individual, dan etik sosial. Dalam
merumuskan kebijakan pembangunan sosial, pemerintah harus
memperhatikan karakteristik kultural, dan perlakuan yang humanis
pada masyarakat.
5. Consesus Orientation
Pengambilan keputusan melalui musyawarah dan semaksimal
mungkin berdasarkan kesepakatan bersama.
6. Kesetaraan dan Keadilan
Kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Pemerintah harus
memberikan kesempatan pelayanan dan perlakuan yang sama
dalam koridor kejujuran dan keadilan.
7. Effectiveness and Efficiency
Berdaya guna dan berhasil guna. Kriteria efektivitas diukur dengan
parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya
kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan lapisan sosial.
Efisiensi diukur dengan rasionalitas biaya pembangunan untuk
memnuhi kebutuhan semua masyarakat. Pemerintah harus mampu
menyusun perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan nyata
masyarakat, rasional dan terukur.
8. Accountability
Pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang
memberikan kewenangan mengurus kepentingannya. Ada
akuntabilitas vertikal (pemegang kekuasaan dengan rakyat:
pemerintah dengan warga negara: pejabat dengan pejabat
diatasnya) dan akuntabilitas horizontal (pemegang jabatan publik
dengan lembaga setara: profesi setara)
9. Strategic Vision
Pandangan strategis untuk menghadapi masyarakat oleh pemimpin
dan publik. Hal ini penting, karena setiap bangsa perlu memiliki
sensitivitas terhadap perubahan serta prediksi perubahan kedepan
akibat kemajuan teknologi, agar dapat merumuskan berbagai
kebijakan untuk mengatasi dan mengantisipiasi permasalahan.
Berkaitan dengan hal tersebut maka hendaknya prinsip Good
Governance dapat diterpkan diseluruh sektor dengan
memperhatikan agenda kebijakan pemerintah untuk beberapa
tahun mendatang diarahkan pada:
1. Stabilitas Moneter, khususnya kurs dollar AS (USD) hingga
mencapai tingkat wajar dan stabilitas harga kebutuhan pokok
pada tingkat yang terjangkau.
2. Penanganan dampak krisis moneter khusus pengembangan
proyek padat karya untuk mengatasi pengangguran, percukupan
kebutuhan pangan bagi yang kekurangan.
3. Rekapitalisasi kecil, menengan yang sebenarnya sehat &
produktif.
4. Operasionalisasi langkah reformasi meliputi kebijaksanaan
moneter, sistem perbankan, kebijakan fiskal dan anggaran serta
penyelesaian hutang swasta dan restrukturisasi sektor riel.
5. Melanjutkan langkah menghadapi era globalisasi khususnya
untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing ekonomi.

Dalam praktek Good Governance perlu dikembangkan indikator


keberhasilan pelaksanaan Good Gorvernance. Kerberhasilan secara
umum dapat dilihat dari indikator ekonomi makro atau tujuan-tujuan
pembangunan atau indikator quality of life yang dituju. Untuk
negara-negara terkena krisis, indikator recovery. Tetapi bisa juga
secara sektoral (produksi tertentu), peningkatan ekspor, investasi,
jaringan jalan, tingkat dan penyebaran pendidikan).

Beberapa manfaat utama diterapkannya konsep Good Governance


adalah sebagai berikut:

1. Berkurangnya secara nyata praktek KKN di birokrasi


pemerintahan.
2. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan
pemerintahan yang bersih, efisien, efektif, transparan,
professional, dan akuntanbel.
3. Terhapusnya peraturan perundang-undangan dan tindakan yang
bersifat diskriminatif terhadap warga negara, kelompok atau
golongan masyarakat.
4. Terjamin nya konsistensi dan kepastian hukum seluruh peraturan
perundang-undangan baik ditingkat pusat maupun daerah.

Anda mungkin juga menyukai