PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Perencanaan Sektor Publik ?
2. Apa yang di maksud dengan Manajemen Strategi Sektor Publik ?
3. Apa yang dimaksud dengan Manajemen By Objective ?
4. Apa yang di Maksud dengan Manajemen Organisasi Sektor Publik ?
5. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Perubahan Dalam Organisasi ?
6. Apa yang dimaksud dengan MSDM Sektor Publik ?
7. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Keuangan Sektor Publik ?
8. Apa yang dimaksud dengan Manajemen HUMAS Sektor Publik ?
9. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Kebijakan Sektor Publik ?
10. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Konflik ?
11. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Manajemen Sektor Publik ?
Pembahasan
Perencanaan diperlukan dalam setiap jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi,
perusahaan maupun kegiatan dimasyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap
fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat
melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
1. Unsur Perencanaan
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut
sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
a. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami
oleh yang menerima sehingga penafsiran yang berbeda-beda dapat ditiadakan.
b. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang
sebenarnya bila ada perubahan keadaan maka tidak semua rencana dirubah
dan dimungkinkan diadakan penyesuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak
kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
c. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus
dijaga stabilitasnya setiap rencana harus ada dalam perimbangan.
d. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan factor-faktor
produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
e. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang
ada dalam organisasi.
3. Proses Pembuatan Rencana
a. Menetapkan tugas dan tujuan
Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat difrmulir
tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas
diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang
akan diperoleh.
c. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan
d. Membuat sintesa
Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada
dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
4. Bentuk Perencanaan
a. Recana Global (Global Plan)
Analisa penyusunan recana global terdiri atas:
1) Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang
bersangkutan
2) Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang
bersangkutan.
3) Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi
4) Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi
b. Rencana Stategik (Strategic Plan)
1) Memberikan kerangka dasar bagi perencanaan lainnya yang akan
dilakukan
2) Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
3) Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan
organisasi.
4) Rencana Operasional ( Operational Plan )
c. Rencana Jangka Pendek
1) Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak
digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih
terperinci hanya sekali pakai, misalnya rencana pembelian dan
pemasangan mesin komputer dalam suatu perusahaan.
2) Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa pendekatan-pendekatan
standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan
terlebih dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.
5. Perencanaan Strategis
Pemerintah telah menetapkan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). SPPN merupakan tata cara
perencanaan pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang terintegrasiyang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan
Daerah.
“Strategi” berasal dari bahasa Latin : stratos (pasukan) dan agein (memimpin).
Manajemen strategis adalah suatu sarana dalam menyediakan kepemimpinan yang
maju terkait masalah fundamental organisasi dan lingkungannya dengan cara-cara
sistematis, efektif, terencana dan berorientasi pada tujuan.
Perencanaan strategis dimulai ketika:
c. Attentive Publics
Pemerintahan dipengaruhi oleh banyak kelompok kepentingan yang
mempunyai agenda-agenda tertentu.
e. Shaky Coalitions
Kegiatan MBO yaitu proses partisipasi yang melibatkan bawahan dan para
manajer dalam setiap tingkatan organisasi yang dirumuskan dengan bentuk
misi atau sasaran, yang dapat diukur dimana penggunaan ukuran ini sebagai
pedoman bagi pengoperasian satuan kerja.
2. Sistem MBO
a. Adanya komitmen para manajer tujuan pribadi dan organisasi,
sehingga dia harus berjumpa dengan bawahannya untuk memberikan
penetapan tujuan dan menilainya.
3. Proses MBO
b. Kelemahan MBO:
c. Top manajer harus menjaga sistem MBO ini tetap hidup dan berfungsi
sebagaimana mestinya.
Bentuk-bentuk keputusan
a. Keputusan terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut
kebiasaan, aturan atau prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-
ulang. Contoh : penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai
baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.
b. Keputusan tidak terprogram (non-programmed decisions), yaitu
keputusan yang dibuat karena terjadinya masalah-masalah khusus atau
tidak biasanya. Contoh : pengalokasian sumber daya-sumber daya
organisasi, penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang
termodern, dan lain sebagainya.
c. Keputusan dengan kepastian, resiko dan ketidak-pastian, ini
tergantung dari beberapa aspek yang tidak dapat diperkirakan dan
dipastikan sebelumnya, seperti reaksi pesaing, perubahan
perekonomian, perubahan teknologi, perilaku konsumen dan lain
sebagainya. Oleh karena itu keputusan ini terbagi dalam tiga jenis
situasi, yaitu :
1) Kepastian (certainty), yaitu dengan diketahuinya keaaan yang akan
terjadi diwaktu mendatang, karena tersedianya informasi yang
akurat dan responsibility.
6. Sektor Pemerintah
Sektor pemerintah (general government) terdiri atas semua unit pemerintah
dan institusi nirlaba (nonprofit institutions) yang dikendalikan dan didanai
oleh pemerintah. GFS membagi sektor pemerintah menjadi tiga subsektor,
yaitu pemerintah pusat, pemerintah negara bagian provinsi/wilayah, dan
pemerintah daerah. Di Indonesia, sektor pemerintah juga dibagi menjadi tiga
subsektor yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten Kota.
E. MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM ORGANISASI
1. Pengertian
Perubahan Organisasi adalah suatu proses dimana organisasi tersebut
berpindah dari keadaannya yang sekarang menuju ke masa depan yang
diinginkan untuk meningkatkan efektifitas organisasinya. Tujuannya adalah
untuk mencari cara baru atau memperbaiki dalam menggunakan resources dan
capabilities dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam
menciptakan nilai dan meningkatkan hasil yang diinginkan kepada
stakeholders.
2. Penolakan Perubahan
Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan , masalah
yang paling sering & menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”
(resistance to change). Penolakan bisa jelas terlihat (eksplisit) & segera,
Contoh: mengajukan protes, ancaman mogok, demonstrasi. Penolakan yang
tersirat (implisit) & lambat laun. Contoh: loyalitas pd organisasi berkurang,
motivasi kerja turun, kesalahan kerja meningkat.
Beberapa alasan mengapa perubahan ditolak adalah: Penolakan atas
perubahan oleh individual, Penolakan perubahan oleh kelompok atau
organisasional (Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, Concepts,
Controversies, and Application, 1991).
Penolakan atas perubahan oleh individual :
a. kebiasaan
b. Rasa Aman
c. Faktor Ekonomi
d. Ketidakpastian
e. Persepsi
Penolakan atas perubahan oleh kelompok atau organisasi :
a. Inersia Struktural
b. Dampak Luas Perubahan
c. Inersia Kelompok Kerja
d. Ancaman Terhadap Keahlian
e. Ancaman Kekuasaan
f. Ancaman Alokasi Sumber Daya
3. Strategi Mengatasi Penolakan
Beberapa Strategi mengatasi penolakan diantaranya:
a. Pendidikan & komunikasi
b. Partisipasi
c. Fasilitas & dukungan
d. Negosiasi
e. Manipulasi & kooptasi
f. Paksaan
4. Tahapan Perubahan
a. Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik.
b. Perubahan harus secara bertahap
c. Semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara drastis atau
mendadak
d. Semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan dalam
perencanaan perubahan
5. Pendekatan Manajemen Perubahan Organisasi
1) UNFREEZING the status quo
Proses perubahan ini harus memiliki motivasi yang kuat untuk berubah
dari keadaan semula dengan meerubah terhadap keseimbangan yang ada.
Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem.
Tugas perawat pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan
memilih jalan keluar yang terbaik.
2) MOVEMENT to the new state
Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki
informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah. Pada
tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari
dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
6. Target Perubahan
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi.
Pada akhirnya, suatu organisasi mengkhususkan kompetensi berdasarkan
pada keahlian dan kemampuan dari pegawainya.
b. Sumber Daya Fungsional
Suatu organisasi dapat meningkatkan nilai dengan merubah struktur,
budaya dan teknologi. Perubahan dari fungsional ke
sebuah produk sebagai contoh, mempercepat proses pengembangan
produk baru. Perubahan di dalam struktur fungsional dapat membantu
menyediakan suatu pengaturan di mana orang-orang termotivasi untuk
melaksanakannya.
c. Kemampuan Teknologi
Kemampuan teknologi memberi sebuah organisasi suatu kapasitas yang
besar untuk merubah dengan sendirinya dengan tujuan memanfaatkan
peluang pasar. Pada tingkat organisasi, sebuah organisasi harus
menyediakan konteks yang memungkinkan untuk
menerjemahkan kompetensi teknologinya menjadi nilai bagi para
stakeholder.
7. Tuntutan Untuk Perubahan Organisasi
a. Kekuatan Persaingan (Competitive Forces)
Setiap organisasi berusaha keras untuk mencapai keuntungan dari
persaingan. Persaingan menjadi pemicu untuk melakukan perubahan
dikarenakan apabila organisasi tersebut tidak dapat melebihi pesaingnya
dalam efisiensi, kualitas atau kemampuan untuk melakukan inovasi
pada produk dan jasa, maka organisasi tersebut tidak akan bertahan.
b. Ekonomi. Politik, dan Kekuatan Global
Ekonomi, politik, dan kekuatan global secara terus menerus
mempengaruhi organisasi dan memaksa mereka untuk bagaimana dan di
mana harus menghasilkan barang dan jasa. Perserikatan ekonomi dan
politik antar negara menjadi suatu kekuatan yang penting untuk
perubahan. Tidak ada suatu organisasi yang mampu mengabaikan dampak
dari ekonomi global dan kekuatan politik terhadap aktivitasnya.
c. Kekuatan Demografi dan Sosial (Demography and Social Forces)
Perubahan dalam komposisi dari kekuatan pekerja dan terus meningkatnya
keaneka ragaman karyawan, hal ini mengenalkan pada organisasi
banyaknya peluang dan tantangan. Perubahan dalam karakteristik
demografis dari kekuatan pekerja memaksa para manajer untuk merubah
gaya mereka dalam mengatur karyawan dan belajar bagaimana cara
memahami, mengawasi dan memotivasi dengan setiap anggota yang
berbeda secara efektif.
d. Kekuatan Etika (Ethical Forces)
Sama pentingnya bagi suatu organisasi dalam mengambil tindakan untuk
berubah sebagai tanggapan atas tuntutan dalam perubahan demografis dan
sosial untuk kearah perilaku perusahaan yang lebih jujur dan bertanggung
jawab.
F. MSDM SEKTOR PUBLIK
1. Pengertian
Menurut R.Wayne Mondy SDM adalah Pendayagunaan individu untuk
mencapai tujuan organisasi.
Notoatmojo : Seni untuk merencanakan , mengorganisasikan, mengarahkan ,
mengawasi kegiatan kegiatan SDM atau karyawan dalam rangka mencapai
tujuan organisasi.
Flippo : perencanaan , pengorganisasian, pengarahan, pengawasan kegiatan-
kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintergrasian, pemeliharaan dan pelepasan SDM agar tercapainya berbagai
tujuan individu, organisasi dan masyarakat.
2. Tujuan MSDM
Tujuan memperlajari Manajemen Sumber daya manusia :
a. Tujuan organisasi : Membantu organisasi mencapai tujuannya
b. Tujuan fungsional :
1) Memperkerjakan staff sesuai dengan keahliannya dan kemampuannya
dengan efisien
2) Menyediakan pekerja yang terlatih dan bermotiv untuk kepentingan
organisasi
3) Mengkomunikasikan kebijakan dept SDM kepada semua pekerja
4) Membantu menjaga dan memelihara moral-etika pegawai
c. Tujuan individu :
1) Menjaga dan meningkatkan kepuasan kerja dan aktualisasi diri
2) Mengembangkan dan memelihara kualitas kehidupan pekerja
d. Tujuan masyarakat :
Memfasilitasi perubahan yang berguna bagi individu , keluarga,
perusahaan, dan publik.
3. Konsep MSDM Sektor Publik
Sumber daya manusia sektor publik adalah salah satu unsur yang paling vital
didalam instasi pemerintahan.Alasan dalam hal ini adalah sumber daya
manusia mempengaruhi efisiensi dan efektivitas yang terjadi di indtansi
pemerintahan sebagai aparatur pemerintah.
Sumber daya aparatur merancang dan memproduksi barang dan jasa,
mengawasi kualitas, memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya
finansial, serta menentukan seluruh tujuan dan strategi instansi serta dapat
memberikan citra langsung terhadap masyarakat terutama dalam bidang
pelayanan. Sumber daya aparatur adalah pengeluaran utama dalam organisasi
atau instansi pemerintahan dalam menjalankan bisnis.
Penggunaan konsep dan sistem sumber daya manusia adalah kontrol yang
sistematis dari proses penjaringan fundamental organisasi yang
memengaruhui dan melibatkan semua individu dalam organisasi, termasuk
proses perencanaan sumber daya manusia, desain pekerjaan, susunan
kepegawaian, pelatihan dan pengembangan, representasi dan perlindungan
tenaga kerja serta pengembangan organisasi
4. Komponen Data MSDM
a. Kualitas pekerjaan dan inovatifnya
b. Kejujuran dalam bekerja
c. Kehadiran dalam bekerja
d. Sikap dalam bekerja
e. Inisiatif dan kreatif
f. Keandalan dalam bekerja
g. Pengetahuan tentang pekerjaan
h. Tanggung jawab terhadap pekerjaan
i. Pemanfaatan waktu dalam bekerja
5. Fungsi MSDM
a. Fungsi Pengadaan Tenaga Kerja
Fungsi pengadaan tenaga kerja meliputi kegiatan penentuan kebutuhan tenaga
kerja (baik mengenai mutu maupun jumlahnya), mencari sumber-sumber
tenaga kerja secara efektif dan efisien, mengadakan seleksi terhadap para
pelamar, menempatkan tenaga kerja sesuai dengan posisi yang sesuai, dan
memberikan pendidikan serta latihan yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas bagi para tenaga kerja baru.
b. Meningkatkan produktivitas
9. Tantangan MSDM
Pemakai laporan keuangan sektor publik dapat diketahui dari siapa saja yang
termasuk dalam stakeholder organisasi tersebut. Drebin et al (1981)
melakukan identifikasi bahwa ada sepuluh kelompok pemakai laporan
keuangan sektor publik. Berikut daftarnya:
a. Pembayar Pajak
c. Investor
d. Pengguna Jasa
e. Karyawan/Pegawai
f. Pemasok/Vendor
g. Dewan Legislatif
h. Manajemen
i. Pemilih
j. Badan Pengawas
2. Fungsi Humas
1) Mengetahui secara pasti dan mengevaluasi opini publik yang berkaitan
dengan organisasinya.
2) Menasihati para eksekutif (dalam hal ini pengambil kebijakan) mengenai
cara-cara menangani opini publik yang timbul.
3) Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi opini publik.
3. Kunci Sukses Humas
1) Pemahaman manajemen atau pejabat publik tentang peran dan fungsi
humas, manajemen puncak harus menyadari arti dan pentingnya praktik
organisasi terbuka, agar manajemen informasi dan komunikasi berjalan
secara efektif dan terukur.
2) Akses dan kewenangan yang memadai diberikan kepada praktisi PR demi
menjaga citra dan kredibilitas organisasi di mata publik.
3) PR harus responsif, komitmen dan dukungan manajemen puncak harus
direspon secara positif melalui perencanaan PR yang matang. Termasuk di
dalamnya kemampuan dalam manajemen riset dan manajemen informasi
yang baik.
4) PR harus memahami substansi setiap aspek organisasi dan menyampaikan
secara kreatif ke hadapan pemangku kepentingannya.
5) Keberhasilan PR dalam mengembangkan komunikasi yang efektif bagi
organisasi sangat ditentukan bagaimana strategi dan program PR dapat
terintegrasi dengan bagian atau fungsi lain dalam organisasi. Strategi dan
program PR tidak dapat berjalan sendiri, seutuhnya ditujukan untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
4. Peran Humas di Pemerintah
1) Humas adalah corong informasi bagi sebuah lembaga, artinya, informasi yang
dikeluarkan oleh lembaga hanya boleh keluar dari satu pintu, yaitu humas. Hal
ini untuk menjaga bias dan keambiguan atas informasi yang dikeluarkan oleh
lembaga. Dengan demikian, setiap pengambil kebijakan dalam lembaga harus
memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada humas atas kebijakan yang
dikeluarkannya, yang kemudian akan diinformasikan kepada publik.
2) Sikap membuka diri terhadap kritik dari masyarakat, termasuk membuka
dialog, melakukan komunikasi persuasif, dan melibatkan masyarakat dalam
kegiatan Humas merupakan “is a must”. Kata kunci dari hubungan dua arah
ini adalah informasi dan komunikasi.
3) Keterbukaan informasi publik merupakan langkah strategis dalam mengawal
dan mewujudkan tata kelola negara yang bersih, profesional dan berwibawa,
serta mengembangan tatanan masyarakat informasi yang sehat. Dengan
demikian, humas peran tidak hanya sebagai corong lembaga semata, akan
tetapi ia juga menjadi media komunikatif yang menghubungkan lembaga dan
masyarakat, sehingga menghasilkan timbal-balik yang positif dan saling
menguntungkan.
4) Dinamika perubahan menuntut Humas pemerintah lebih adaptif atas
perkembangan global, regional maupun nasional. Profesi humas adalah
profesi terbuka, yang dapat diakses oleh siapapun yang memiliki kompetensi.
5) Kehumasan pemerintah mempunyai tantangan dalam membangun sistem
informasi dan komunikasi publik berkualitas dan proporsional. Humas
diharuskan mampu mengemas sistem pengelolaan dan pengemasan
informasi yang dibutuhkan publik, akurat, dan menarik.Harapannya dengan
adanya informasi yang sesuai dengan kebutuhan publik dan acceptable maka
kepuasan publik bisa tercapai.
6) Sebagai komunikator publik, fungsi humas pemerintah harus
mensosialisasikan kebijakan lembaganya, memberikan pelayanan,
menyebarluaskan pesan atau informasi serta mengedukasi masyarakat
mengenai kebijakan hingga program-program kerja lembaganya kepada
masyarakat.
7) Humas juga bertindak sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani
kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung aspirasi serta
memperhatikan keinginan-keinginan publiknya dilain pihak, dan berperan
menciptakan iklim yang kondusif.
8) Manajemen komunikasi yang baik diharapkan mampu membangun ruang
publik yang memberikan kanal bagi proses komunikasi dan interaksi
seimbang antara pemerintah dengan publik dan sebaliknya.
9) Pada hakikatnya, pemerintah harus menjalankan fungsi publiknya secara
produktif, efektif dan efisien.Humas pemerintah juga dituntut bersinergi dan
berkoordinasi menjaga citra pemerintah secara keseluruhan. Publik akan
menilai baik atau buruknya citra pemerintah secara keseluruhan, tidak parsial.
I. MANAJEMEN KEBIJAKAN SEKTOR PUBLIK
1. Pengertian
Sektor publik adalah suatu wilayah urusan yang dipandang menjadi dan
mewakili kepentingan publik banyak sehingga harus diwakilkan pada
pengelolaan oleh negara.
Kebijakan Publik adalah pemanfaatan sumberdaya-sumberdaya yang ada
untuk memecahkan masalah-masalah publik dan pemerintahan.
2. Tahapan Penyusunan Kebijakan
a. Menentukan tujuan
b. Penilaian kebutuhan
c. Spesifikasi sasaran – sasaran
d. Perencanaan perangkat tindakan alternatif
e. Perkiraan konsekuensi tindakan – tindakan alternatif
f. Pemilihan satu (atau lebih) perangkat tindakan
g. Implementasi tindakan
h. Evaluasi hasil
i. Modifikasi sasaran, tujuan, dan perangkat – perangkat tindakan
berdasarkan umpan balik
3. Faktor Mempengaruhi Pembuatan Kebijakan
a. Adanya pengaruh tekanan-tekanan dari luar
b. Adanya pengaruh kebiasaan lama
c. Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi
d. Adanya pengaruh dari kelompok luar
e. Adanya pengaruh keadaan masa lalu
4. Kerangka Kebijakan Publik
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Prefensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan
c. Sumber daya yang mendukung kebijakan
d. Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan
e. Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya
f. Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan
5. Ciri-ciri Kebijakan Publik
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Prefensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan
c. Sumber daya yang mendukung kebijakan
d. Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan
e. Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya
f. Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan
6. Jenis-jenis Kebijakan Publik
a. Kebijakan substantif versus kebijakan prosedural
Kebijakan substantif yaitu kebijakan yang menyangkut apa yang akan
dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan prosedural adalah bagaimana
kebijakan substantif tersebut dapat dijalankan.
b. Kebijakan distributif versus kebijakan regulatori versus kebijakan
redistributif
Kebijakan distributif menyangkut distribusi pelayanan atau kemanfaatan
pada masyarakat atau individu. Kebijakan regulatori merupakan kebijakan
yang berupa pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku individu atau
kelompok masyarakat. Kebijakan redistributif merupakan kebijakan yang
mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemilikan atau hak-hak diantara
berbagai kelompok dalam masyarakat.
c. Kebijakan materal versus kebijakan simbolik
Kebijakan materal adalah kebijakan yang memberikan keuntungan sumber
daya komplet pada kelompok sasaran. Kebijakan simbolis adalah
kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok sasaran.
d. Kebijakan yang barhubungan dengan barang umum (public goods) dan
barang privat (privat goods)
Kebijakan public goods adalah kebijakan yang mengatur pemberian
barang atau pelayanan publik. Kebijakan privat goods adalah kebijakan
yang mengatur penyediaan barang atau pelayanan untuk pasar bebas.
7. Paradigma Pembuatan Kebijakan
a. Welfare economic
setiap alternative keputusan untuk kebijakan publik hendaknya
diperhitungkan untung ruginya dari segi ekonomi (prinsip rasional
komprehensif) dan kemanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat.
b. Public Choice
dalam memilih alternative kebijakan, harus mengutamakan keputusan
yang dibuat oleh lembaga yang mengatasnamakan atau mewakili
kepentingan publik.
c. Social Structure
dalam memilih alternative kebijakan harus memperhitungkan kepentingan
dari berbagai lapisan masyarakat yang ada, termasuk manfaat yang dapat
mereka nikmati dan dampak yang mungkin mereka hadapi.
d. Information Processing
dalam memilih alternative, informasi dan data yang dibutuhkan harus
diteliti kualitasnya, diproses dan dianalisis secara benar serta disimpulkan
pula secara tepat pula.
e. Filsafat Politik
dalam memilih alternative harus pula dipertimbangkan nilai moral yang
berlaku. Apakah ada nilai moral yang diemban atau justru dilanggar.
J. MANAJEMEN KONFLIK
1. Pengertian
2. Penyebab Konflik
Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Faktor Manusia
a. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
b. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
c. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap
egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter.
2) Faktor Organisasi
a. Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya
terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam
penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar
unit/departemen dalam suatu organisasi.
b. Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi,
tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik
minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan menginginkan
harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik
konsumen, sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi
dengan tujuan untuk memajukan perusahaan.
c. Interdependensi tugas.
Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat
bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok lainnya.
d. Perbedaan nilai dan persepsi.
Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena
merasa mendapat perlakuan yang tidak “adil”. Para manajer yang
relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka mendapat tugas-tugas
yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior
men¬dapat tugas yang ringan dan sederhana.
e. Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karena batas-batas aturan
tidak jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang tindih.
f. Masalah “status”. Konflik dapat terjadi karena suatu unit/departemen
mencoba memperbaiki dan meningkatkan status, sedangkan
unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang
mengancam posisinya dalam status hirarki organisasi.
g. Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam
perencanaan, pengawasan, koordinasi bahkan kepemimpinan dapat
menimbulkan konflik antar unit/ departemen. Akibat-akibat Konflik
3. Akibat dari Konflik
1) Akibat Negatif
a. Menghambat komunikasi.
b. Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
c. Mengganggu kerjasama atau “team work”.
d. Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
e. Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
f. Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu
konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri,
frustrasi, dan apatisme.
2) Akibat Positif
a. Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
b. Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
c. Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan
dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan
organisasi.
d. Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
e. Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
4. Mengatasi Konflik
Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:
a. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
b. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
c. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang
menyangkut hak karyawan.
d. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik
yang muncul.
e. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
f. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit
kerja.
g. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan
mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang
merasa paling hebat.
h. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian
antar unit/departemen/ eselon