Anda di halaman 1dari 8

1. Apa fungsi sistem pengendalian manajemen sektor publik?

Jawab:

Dapat dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal.


Saluran komunikasi terdiri dari aktifitas formal dalam organisasi yang meliputi:
- Perumusan strategi (strategy formulation)
- Perencanaan strategic (strategic planning)
- Operasioal (pelaksanaan anggaran)
- Evaluasi kinerja (saluran komunikasi)

2. Jelaskan tujuan dan manfaat di bentuknya pusat pertanggung jawaban


Jawab:
Tujuan dari dibentuknya pusat pertanggungjawaban adalah untuk mencapai tujuan
organisasi, sehingga setiap pusat pertanggungjawaban memiliki tanggungjawab khusus
yang pada akhirnya secara sinergis mencapai tujuan organisasi keseluruhan.

3. Jelaskan struktur dan proses pengendalian manajemen!


Jawab:
Struktur pengendalian manajemen meliputi pengendalian terhadap pendelegasian
wewenang, pengambilan keputusan, penilaian prestasi dan pusat-pusat
pertanggungjawaban, sedangkan proses pengendalian meliputi penyusunan program,
penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, serta pelaporan dan analisa.

4. Jelaskan elemen pengendalian manajemen sektor public


Jawab:
Elemen-elemen pengendalian sektor publik adalah komponen-komponen yang digunakan
untuk mengelola dan mengawasi aktivitas dan sumber daya dalam sektor publik. Ini
adalah bagian penting dari tata kelola yang efektif dalam organisasi sektor publik. Berikut
adalah beberapa elemen utama pengendalian sektor publik:
a. Perencanaan dan Anggaran: Merupakan elemen dasar dalam pengendalian sektor
publik. Perencanaan yang baik dan penyusunan anggaran yang tepat membantu dalam
mengarahkan sumber daya ke program-program dan proyek-proyek yang relevan dan
prioritas.
b. Pelaksanaan dan Monitoring: Proses pelaksanaan program dan proyek harus dipantau
secara ketat untuk memastikan bahwa mereka berjalan sesuai dengan rencana.
Pengawasan dan pemantauan berkala diperlukan untuk mengidentifikasi masalah atau
deviasi yang mungkin terjadi.
c. Evaluasi Kinerja: Elemen ini melibatkan penilaian terhadap sejauh mana tujuan dan
hasil yang diinginkan telah tercapai. Evaluasi kinerja membantu dalam mengukur
efektivitas program dan proyek serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
dampaknya.
d. Pengendalian Internal: Ini mencakup sistem dan prosedur yang diterapkan dalam
organisasi untuk memastikan akuntabilitas, kepatuhan terhadap peraturan, dan
pencegahan penyalahgunaan sumber daya.
e. Pelaporan dan Transparansi: Organisasi sektor publik harus secara rutin melaporkan
hasil dan penggunaan dana kepada pemangku kepentingan dan masyarakat umum.
Transparansi adalah kunci untuk membangun kepercayaan publik.
f. Audit dan Pemeriksaan: Audit independen dan pemeriksaan internal digunakan untuk
memverifikasi keuangan dan kepatuhan, serta mengidentifikasi masalah atau
ketidakberesan.
g. Kepemimpinan dan Tata Kelola: Kepemimpinan yang kuat dan tata kelola yang baik
adalah aspek penting dalam pengendalian sektor publik. Mereka menciptakan
lingkungan di mana pengendalian efektif dapat diterapkan.
h. Kepatuhan Hukum: Organisasi sektor publik harus mematuhi semua peraturan,
hukum, dan regulasi yang berlaku dalam menjalankan operasinya.
i. Manajemen Risiko: Identifikasi, penilaian, dan pengelolaan risiko adalah elemen
penting dalam menghindari potensi kerugian atau masalah yang dapat muncul dalam
pengelolaan sumber daya.

Semua elemen ini saling terkait dan harus diintegrasikan dengan baik untuk menciptakan
pengendalian yang efektif dalam sektor publik. Pengendalian yang baik membantu
memastikan bahwa organisasi sektor publik beroperasi secara efisien, transparan, dan
akuntabel, serta mampu mencapai tujuan-tujuannya dengan efektif.

5. Apa tujuan dari pentingnya perencanaan strategic bagi orgasnisasi


Jawab:
Pentingnya perencanaan strategis bagi organisasi dapat dijelaskan melalui beberapa
tujuan utama berikut:
a. Mengarahkan Organisasi: Perencanaan strategis membantu organisasi
mengidentifikasi visi, misi, nilai-nilai, dan tujuan jangka panjangnya. Hal ini
membantu organisasi untuk memiliki arah yang jelas dan terfokus dalam mencapai
tujuannya.
b. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Dengan adanya perencanaan strategis,
organisasi dapat melakukan analisis menyeluruh tentang faktor-faktor eksternal dan
internal yang memengaruhi kinerjanya. Ini memungkinkan pengambilan keputusan
yang lebih baik dan informasi yang lebih akurat.
c. Pemanfaatan Sumberdaya yang Efisien: Perencanaan strategis membantu organisasi
mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Dengan
demikian, organisasi dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien,
menghindari pemborosan, dan meningkatkan produktivitas.
d. Koordinasi dan Integrasi: Perencanaan strategis memungkinkan berbagai departemen
dan unit dalam organisasi untuk berkoordinasi dan bekerja secara terintegrasi menuju
tujuan bersama. Ini mengurangi konflik internal dan memastikan bahwa semua bagian
organisasi berkontribusi pada pencapaian tujuan strategis.
e. Pengukuran Kinerja: Dengan merencanakan tujuan dan sasaran yang terukur,
organisasi dapat mengukur kinerjanya secara objektif. Hal ini memungkinkan
perbaikan berkelanjutan dan perubahan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan
jangka panjang.
f. Adaptasi terhadap Perubahan Lingkungan: Perencanaan strategis juga membantu
organisasi untuk menjadi lebih responsif terhadap perubahan lingkungan eksternal,
seperti perubahan dalam pasar, teknologi, atau regulasi. Dengan merencanakan
dengan baik, organisasi dapat merancang strategi untuk menghadapi tantangan dan
peluang yang muncul.
g. Pengukuran Keberhasilan: Perencanaan strategis memberikan kerangka kerja untuk
mengevaluasi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Ini membantu
organisasi untuk menilai apakah strategi yang telah ditetapkan efektif atau perlu
disesuaikan.
h. Meningkatkan Daya Saing: Dengan merencanakan strategi yang kompetitif,
organisasi dapat menghasilkan keunggulan kompetitif yang membedakan mereka dari
pesaing. Ini dapat membantu mereka mempertahankan atau meningkatkan pangsa
pasar dan pertumbuhan jangka panjang.
i. Komunikasi dan Keterlibatan: Perencanaan strategis membantu dalam
mengkomunikasikan visi, misi, dan tujuan organisasi kepada semua pemangku
kepentingan, termasuk karyawan, mitra bisnis, investor, dan masyarakat umum. Ini
meningkatkan keterlibatan semua pihak dalam pencapaian tujuan organisasi.
j. Kelangsungan Organisasi: Perencanaan strategis membantu organisasi untuk
merencanakan jangka panjang dan menciptakan fondasi yang kuat untuk
kelangsungan mereka. Dengan memiliki strategi yang berkelanjutan, organisasi dapat
bertahan dan berkembang dalam jangka panjang.

6. Bagaimanakah proses perumusan stratei dengan perencanaan strategi pada


organisasi sektor publik ?
Jawab :
Proses perumusan strategi dengan perencanaan strategi pada organisasi sektor publik
sering kali mirip dengan proses yang dilakukan dalam organisasi sektor swasta. Namun,
ada beberapa perbedaan dan pertimbangan khusus yang perlu diperhatikan dalam konteks
sektor publik, di mana tujuannya adalah memberikan layanan publik yang efektif dan
efisien kepada masyarakat. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses
perumusan strategi dengan perencanaan strategi pada organisasi sektor publik:
Identifikasi Misi dan Visi:
a. Identifikasi misi organisasi: Definisikan dengan jelas mengapa organisasi ada, yaitu
untuk memberikan layanan atau nilai tertentu kepada masyarakat.
b. Tentukan visi jangka panjang organisasi: Gambaran masa depan yang diinginkan
untuk organisasi dan masyarakat yang dilayani.
Analisis Lingkungan Eksternal:
a. Tinjau faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi organisasi sektor publik,
seperti kebijakan pemerintah, perubahan demografis, dan tren sosial.
b. Identifikasi peluang dan ancaman yang mungkin muncul dalam lingkungan eksternal.
Analisis Internal Organisasi:
a. Evaluasi kekuatan dan kelemahan internal organisasi, termasuk sumber daya manusia,
anggaran, teknologi, dan infrastruktur.
b. Tinjau kapasitas organisasi untuk memberikan layanan publik yang efektif.
Penetapan Tujuan dan Sasaran:
c. Tetapkan tujuan dan sasaran strategis yang jelas yang sesuai dengan misi dan visi
organisasi.
d. Pastikan bahwa tujuan dan sasaran tersebut dapat diukur dan terukur.
Identifikasi Strategi Alternatif:
e. Pertimbangkan berbagai strategi yang mungkin digunakan untuk mencapai tujuan dan
sasaran organisasi.
f. Evaluasi setiap strategi berdasarkan keefektifan, efisiensi, dan dampaknya pada
layanan publik.
Pemilihan Strategi Utama:
a. Pilih strategi yang paling sesuai dengan kondisi organisasi dan lingkungan eksternal.
b. Pastikan bahwa strategi tersebut mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi.
Implementasi Strategi:
a. Rencanakan langkah-langkah implementasi yang diperlukan, termasuk alokasi sumber
daya, pembagian tanggung jawab, dan jadwal pelaksanaan.
b. Pastikan keterlibatan semua pemangku kepentingan yang relevan.
Pengukuran dan Evaluasi:
a. Monitor kemajuan implementasi strategi secara teratur.
b. Gunakan indikator kinerja untuk mengukur dampak strategi pada layanan publik.
c. Evaluasi strategi secara berkala dan sesuaikan jika diperlukan.
d. Komunikasi dan Keterlibatan Publik:
e. Komunikasikan strategi dan kemajuan kepada masyarakat.
f. Terlibat dengan publik dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses perencanaan
dan evaluasi strategi.
Pengembangan Kebijakan:
a. Buat kebijakan yang mendukung pelaksanaan strategi dan mencapai tujuan organisasi.
Pastikan bahwa kebijakan-kebijakan tersebut sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Proses ini adalah suatu siklus yang berkelanjutan, dan organisasi sektor publik harus tetap
fleksibel dan responsif terhadap perubahan dalam lingkungan eksternal dan kebutuhan
masyarakat. Selain itu, transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan dan
implementasi strategi sangat penting dalam sektor publik untuk menjaga kepercayaan
masyarakat.
7. Jelaskan perbedaan perumusan staategi dengan perencanaan startejik
Jawab:
Perumusan strategi dan perencanaan strategis adalah dua tahap yang terkait dalam proses
pengembangan strategi organisasi, tetapi keduanya memiliki perbedaan utama dalam hal
cakupan, tingkat detail, dan fokus. Berikut adalah penjelasan perbedaan antara perumusan
strategi dan perencanaan strategis:
Perumusan Strategi (Strategic Formulation):
a. Cakupan: Perumusan strategi adalah tahap awal dalam pengembangan strategi. Ini
melibatkan identifikasi tujuan strategis jangka panjang, pengembangan visi dan misi
organisasi, serta penentuan arah umum yang ingin dicapai.
b. Tingkat Detail: Pada tahap perumusan strategi, fokus lebih pada konsep dan ide dasar.
Detail implementasi belum sepenuhnya dikembangkan.
c. Fokus: Perumusan strategi lebih berfokus pada pertanyaan "apa" yang ingin dicapai
oleh organisasi, misalnya, tujuan besar, arah umum, dan visi.
Perencanaan Strategis (Strategic Planning):
a. Cakupan: Perencanaan strategis adalah tahap lanjutan setelah perumusan strategi. Ini
melibatkan pengembangan rencana konkret yang akan mengarah pada pencapaian
tujuan dan visi yang telah ditetapkan. Ini mencakup langkah-langkah, tindakan, dan
alokasi sumber daya yang diperlukan.
b. Tingkat Detail: Perencanaan strategis lebih rinci dan praktis. Ini mencakup
pengembangan rencana taktis, penetapan sasaran spesifik, pengidentifikasian sumber
daya yang dibutuhkan, dan penentuan jadwal pelaksanaan.
c. Fokus: Perencanaan strategis lebih fokus pada pertanyaan "bagaimana" tujuan
strategis akan dicapai. Ini berarti merinci langkah-langkah operasional yang harus
diambil, mengukur kinerja, dan menentukan tanggung jawab.
Dalam ringkasan, perumusan strategi adalah tahap awal yang berfokus pada
konseptualisasi tujuan besar dan arah organisasi, sementara perencanaan strategis adalah
langkah berikutnya yang melibatkan pengembangan rencana konkret untuk mencapai
tujuan tersebut. Keduanya sangat penting dalam mengembangkan strategi organisasi yang
efektif, dan keduanya saling melengkapi dalam siklus pengembangan strategi yang
berkelanjutan.

8. Berikan evaluasi mengenai efesiensi dan efektifitas birokrasi pemerintah di


Indonesia
Jawab:
Evaluasi mengenai efisiensi dan efektivitas birokrasi pemerintah di Indonesia adalah
topik yang kompleks dan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Berikut adalah
beberapa pemahaman umum tentang hal ini:
Efisiensi:
a. Penggunaan Sumber Daya: Terdapat perbedaan signifikan dalam penggunaan sumber
daya oleh berbagai unit birokrasi di Indonesia. Beberapa lembaga mungkin lebih
efisien dalam menggunakan anggaran dan sumber daya daripada yang lain.
b. Biaya Operasional: Banyaknya birokrasi sering kali menghasilkan biaya operasional
yang tinggi. Beberapa birokrasi mungkin memiliki struktur organisasi yang terlalu
besar atau tidak efisien dalam penggunaan anggaran.
c. Proses Keputusan: Terkadang, birokrasi di Indonesia bisa mengalami hambatan dalam
proses pengambilan keputusan yang lambat dan rumit, yang dapat menghambat
efisiensi.

Efektivitas:
a. Pencapaian Tujuan: Efektivitas pemerintah dapat diukur berdasarkan sejauh mana
mereka berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pencapaian ini dapat
bervariasi antara lembaga-lembaga pemerintah.
b. Pelayanan Publik: Efektivitas birokrasi juga dapat diukur berdasarkan kemampuan
mereka untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas kepada masyarakat.
Peningkatan dalam hal ini sangat penting untuk meningkatkan kepuasan masyarakat
terhadap pemerintah.
c. Transparansi dan Akuntabilitas: Efektivitas birokrasi juga terkait dengan tingkat
transparansi dan akuntabilitas dalam menjalankan tugasnya. Semakin transparan dan
akuntabel sebuah lembaga, semakin efektif mereka dalam menjalankan tugas-
tugasnya.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap lembaga pemerintah di Indonesia memiliki ciri
khas dan tantangan sendiri. Beberapa lembaga mungkin telah mencapai tingkat efisiensi dan
efektivitas yang tinggi, sementara yang lain mungkin masih memerlukan perbaikan.

Selain itu, perbaikan dalam efisiensi dan efektivitas birokrasi adalah upaya berkelanjutan
yang memerlukan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan
sektor swasta. Reformasi birokrasi, pelatihan pegawai, perubahan prosedur, dan investasi
dalam teknologi informasi adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan
kinerja birokrasi pemerintah di Indonesia.

Evaluasi yang lebih mendalam dan rinci dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian,
organisasi masyarakat sipil, dan auditor independen untuk memberikan pandangan yang lebih
mendalam tentang efisiensi dan efektivitas birokrasi pemerintah di Indonesia serta
rekomendasi untuk perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai