Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN DAN KONSEP KOMUNIKASI AUDIT INTERN

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang
tepat sehingga dipahami apa yang dimaksudkan .

Komunikasi merupakan bagian integral dalam audit intern. Mulai dari perencanaan penugasan,
pelaksanaan pengujian, hingga pemantauan tindak lanjut, semua memerlukan keterampilan
berkomunikasi untuk mendapatkan hasil yang baik.

Pemahaman audit atau audit intern identik dengan pemahaman pengawasan interna sebagaimana di
atur pada peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 60 tahun 2008 tentang pengendalian intern
pemerintah yaitu meliputi, audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya.

Dengan menerapkan keterampilan berkomunikasi, pelaksanaan audit akan berjalan secara efektif dan
efisien yang digunakan untuk mencapai tujuan audit, dalam hal berikut ini :

1. Memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam hal pengujian audit
Audit dapat dipandang sebagai proses pengumpulan dan pengujian informasi untuk
menghasilkan simpulan dan rekomendasi , pemilik informasi dan data adalah auditan.
2. Mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan tim audit
Audit dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari individu- individu.
3. Meningkatkan mutu audit
Jika aktivitas – aktivitas dasar dalam audit, seperti pengumpulan informasi, pengujian, dan
penyampaian hasil audit dapat berjalan dengan lancer, maka konsentrasi tim audit dapat
diarahkan pada usaha peningkatan mutu audit.
4. Memperbaiki citra auditor internal

Proses komunikasi meliputi 7 bagian :


1. Sumber komunikasi ( komunikator)
2. Pengkodean ( encoding)
Proses untuk memilih simbol- simbol yang digunakan untuk membentuk pesan
3. Pesan ( sesuatu yang dikomunikasikan )
4. Saluran
5. Pendekodean ( decoding)
6. Penerima ( komunikan)
7. Umpan balik

Jenis – jenis komunikasi sbb :

1. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi ini melibatkan diri sendiri sebagai komunikato dan komunikan.
Contoh : ketika berintrospeksi diri
2. Komunikasi interpersonal
Komunikasi ini melibatkan lebih dari satu orang sebagai pihak komunikator dan komunikan.
Contoh :ketika seorang anggota tim menyampaikan kesulitan
3. Komunikasi massa
Komunikasi ini melibatkan pihak komunikan dalam jumlah besar
Contoh : Koran, temu pers

Bentuk dan teknik komunikasi audit

1. Wawancara
Merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan secara lisan dengan metode Tanya jawab yang
mempunyai tujuan.
Fungsi wawancara, yaitu :
a. Sebagai metode primer
Apabila wawancara dijadikan satu- satunya alat pengumpul data atau metode utama
dalam serangkaian metode pengumpulan data lainnya.
b. Sebagai metode pelengkap
Apabila wawancara digunakan sebagai alat untuk mencari informasi yang dapat
diperoleh dengan cara lain.
c. Sebagai criteria
Apabila wawancara digunakan orang untuk tujuan menguji kebenaran dan kemantapan
suatu yang telah diperoleh dengan cara lain, seperti : observasi, daftar pertanyaan

2. Daftar pertanyaan/ pernyataan ( kuesioner)


Metode pengumpulan informasi yang mengajukan pertanyaan / pernyataan secara tertulis dan
mengharapkan jawaban secara tertulis pula.

3. Konfirmasi
Permintaan penegasan kepada pihak ketiga, baik secara lisan maupun tulisan, mengenai
kebenaran suatu data atau informasi.

4. Presentasi
Penyampaian pesan berupa ide atau gagasan kepada khalayak atau sekelompok orang.

5. Rapat
Komunikasi kelompok yang digunakan untuk bertukar pikiran dalam memahami sesuatu tau
menyelesaikan masalah.

6. Rapat kecil ( briefing)

7. Laporan hasil audit


Media penyampaian hasil audit kepada pihak- pihak yang berkepentingan secara tertulis.
Teknik wawancara
1. Pertanyaan
1. Komunikasi yang menunjukkan adanya saling pengertian antara komunikator dengan
komunikan, sehingga menciptakan interaksi yang membuat satu pihak memahami sudut
pandang pihak lainnya, dikenal sebagai :
a. Komunikasi empatik

2. Jika auditor berhasil mengembangkan komunikasi empatik, maka diharapkan auditan dapat
memahami bahwa tujuan utama audit adalah :
b. Agar auditan dapat menyelesaikan tanggungjawabnya secara lebih efektif

3. Agar komunikasi empatik tercipta dan mendorong komunikan untuk lebih terbuka, maka
komunikator harus memperlihatkan :
b. Ketertarikan terhadap sudut pandang komunikan

4. Dalam audit, komunikasi banyak digunakan , mulai dari permintaan kesediaan auditan untuk
membantu kelancaran audit , hingga mendorong auditan untuk melaksanakan rekomendasi
audit. Komunikasi tersebut dikategorikan sebagai komunikasi :
d. Komunikasi persuasif

Anda mungkin juga menyukai