Komunikasi Audit Intern

Komunikasi audit intern merupakan bagian integral dalam audit yang meliputi perencanaan
penugasan, pelaksanaan pengujian, hingga pemantauan tindak lanjut.

Teknik Komunikasi Audit

Ada beberapa bentuk dan teknik dalam berkomunikasi tetapi untuk memperoleh pemahaman
mengenai efektivitas manajemen risiko Pengendalian internal dan proses tata kelola auditan teknik
komunikasi yang dapat digunakan adalah wawancara dan tertulis.

Teknik Wawancara

Dalam melakukan wawancara sebagai seorang auditor Anda harus mampu menciptakan suasana
psikologis yang kondusif agar memperoleh informasi yang optimal dari auditan.

Melakukan Wawancara

Suasana psikologis dalam wawancara ditandai dengan suasana kerja sama yang baik penuh
persahabatan, ramah-tamah, saling menghargai, saling mempercayai, merasa aman, nyaman, dan
merasa tidak terancam

Teknik Komunikasi Tertulis

Berbeda dengan wawancara teknik komunikasi tertulis tidak dilakukan secara langsung tetapi
disampaikan secara tertulis, Untuk itu tulisan harus dibuat secara jelas agar tidak menimbulkan salah
pengertian yang dapat menjadi hambatan dalam melakukan komunikasi.

Membangun Komunikasi

Membangun komunikasi yang baik merupakan hal penting dalam melakukan audit untuk itu agar
komunikasi dapat dilakukan dengan baik. sebagai seorang auditor Anda harus memperhatikan
beberapa, hal satunya adalah mengekspresikan diri secara efektif.

Kiat Mengekspresikan diri

Menurut teori Weber dalam bukunya yang berjudul kiat praktis komunikasi dalam kehidupan
keluarga dan profesional ada 7 kiat dalam mengekspresikan diri yaitu

1. pastikan ekspresi yang anda Munculkan pada wajah adalah ekspresi yang positif
2. Tersenyumlah karena senyum mengomunikasikan persetujuan, rasa cinta, penghargaan,
serta kemurniaan
3. Tataplah seseorang tepat di matanya
4. berkomunikasilah dengan berhadapan langsung dengan lawan bicara
5. perhatikan postur tubuh anda karena postur tubuh yang baik menunjukkan rasa percaya diri
6. berikan jabat tangan yang meyakinkan dengan cara mereka tidak terlalu lemah dan tidak
terlalu kuat dan lakukan kontak mata saat berjabat tangan serta tersenyumlah dan yang
terakhir adalah
7. berpenampilan sebagai seorang pemenang dengan penampilan rapi dan bersih cukup untuk
membuat kesan pertama yang positif.
Komunikasi Pelaksanaan Audit

Komunikasi selama pelaksanaan audit terjadi antara auditor dengan rekan-rekan inter tim, auditor
dengan pihak auditan dan instansi auditor dengan pihak-pihak luar.

Tujuan Komunikasi Intern

Komunikasi dengan rekan-rekan intern bertujuan agar tim audit menjadi kompak dan memiliki
persepsi serta tujuan yang sama sehingga kegiatan audit dapat diselesaikan tepat waktu dan
berkualitas.

Tujuan Komunikasi dengan Auditan

Komunikasi auditor dengan auditan juga memiliki tujuan yaitu dilakukan untuk mencari dan
mengumpulkan informasi tentang fakta audit.

Tujuan Komunikasi dengan Pihak Lain Terkait

Sementara itu komunikasi auditor dengan pihak-pihak luar umumnya dilakukan untuk memperoleh
informasi yang kompeten dan konfirmasi tentang data atau permasalahan yang ditemukan dalam
pelaksanaan audit.

Komunikasi efektif

Ketika pesan yang disampaikan oleh komunikator dan komunikan memberikan umpan balik yang
sesuai dengan pesan, baik berupa persetujuan maupun ketidaksetujuan.

Contoh : Ketika auditor melakukan penugasan tanpa membawa surat tugas sehingga auditan
menolak memberikan data yang diminta auditor.

Komunikasi Empatik

Adanya saling pengertian antara komunikator dengan komunikan

Contoh : Sebelum ke tempat penugasan auditor menghubungi auditan terlebih dahulu untuk
menyiapkan data yang diminta, dan ketika sudah ditempat penugasan data-data yang dibutuhkan
auditor sudah disiapkan oleh auditan.

Komunikasi Persuasif

Ketika komunikan memberikan umpan balik sesuai keinginan komunikator

Contoh : Ketika auditor meminta data beserta bukti secara lengkap dan auditan memberikan sesuai
dengan permintaan auditor.

Komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal akan menimbulkan sebuah persepsi dari
komunikan terhadap komunikator atau sebaliknya, hal ini timbul karena perbedaan penafsiran dari
komunikan atas ekspresi wajah maupun gerakan tangan dari komunikator. Risikonya dalam
penugasan auditor tidak akan mendapatkan informasi yang dinginkan karena auditan tidak
memahami isyarat yang disampaikan.
Dengan  menerapkan  keterampilan  berkomunikasi,  pelaksanaan  audit  akan  berjalan  secara 

efektif  dan  efisien  (efektif  dalam  arti  audit  dapat  mencapai  hasil‐hasil  yang  diinginkan;  efisien 

karena proses audit dapat dilaksanakan dengan lancar sehingga sumber daya audit benar‐benar 

digunakan untuk mencapai tujuan audit),

Mulai dari perencanaan penugasan, 

pelaksanaan pengujian, hingga pemantauan tindak lanjut, semuanya memerlukan keterampilan 

berkomunikasi  untuk  mendapatkan  hasil  yang  terbaik. 

Komunikasi audit intern sangat penting terutama pada masa pandemi sekarang ini, melalui
komunikasi yang baik, akan diperoleh bukti audit yang cukup dan valid, sehingga dapat digunakan
sebagai dasar dalam membuat simpulan audit. Dengan adanya kegiatan PPKM ini salah satu metode
komunikasi yang dilakukan adalah teknik komunikasi tertulis. Hambatannya adalah menimbulkan
salah pengertian antara auditor dan auditi sehingga perlu adanya wawancara secara langsung.

Pada masa pandemi sekarang ini semua hal pasti mengalami keterbatasan, termasuk dalam kegiatan
penugasan audit, oleh karena itu auditor harus tetap menjaga komunikasi komunikasi yang baik,
nantinya akan diperoleh bukti audit yang cukup dan valid dan pada akhirnya bermuara pada
simpulan audit. Dengan adanya kegiatan PPKM ini metode komunikasi yang dilakukan adalah teknik
komunikasi tertulis dan juga wawancara melalui media daring. Hambatannya adalah menimbulkan
salah pengertian antara auditor dan auditi sehingga komunikasi menjadi tidak efektif. Maka dari itu
auditor harus membuat program kerja audit yang berisi rancangan prosedur dan teknik audit yang
disusun secara sistematis yang harus diikuti/dilaksanakan oleh auditor dalam kegiatan audit untuk
mencapai tujuan audit tersebut.