Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuannya untuk


mengelola berbagai macam sumber daya yang dimilikinya, salah satu yang sangat
penting yaitu sumber daya manusia (SDM). SDM senantiasa melekat pada setiap
sumber daya perusahaan apapun sebagai faktor penentu keberadaan dan perannya
dalam memberi konribusi ke arah pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan
efisien.
Buss Fertiggerichte Gmbh merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
industri pariwisata, yang menyediakan jasa tour dan travel bagi para pelanggan.
Seperti halnya perusahaan-perusahaan lain, kinerja Buss Fertiggerichte Gmbh
merupakan salah satu faktor kunci dalam keberhasilan dan pertumbuhan
perusahaan. Kinerja yang baik akan meningkatkan perusahaan untuk memberikan
layanan berkualitas tinggi, memperluas pasar, dan mencapai tujuan bisnisnya.
Komunikasi yang efektif merupakan salah satu elemen kunci yang
berperan penting dalam mempengaruhi kinerja sebuah perusahaan. Dalam konteks
Buss Fertiggerichte Gmbh, komunikasi yang efektif mencakup berbagai aspek
diantaranya komunikasi antar karyawan, komunikasi dengan pelanggan, dan
komunikasi internal dan eksternal secara keseluruhan. Adanya komunikasi yang
baik dan efektif di berbagai level dan bidang pekerjaan akan memberikan dampak
positif bagi perusahaan, terutama dalam meningkatkan kinerja.
Menurut A.W. Wijaya (2000: 15) komunikasi adalah penyampaian
informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. komunikasi akan dapat
berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak,
si pengirim dan si penerima informasi dapat memahaminya.
Komunikasi yang efektif adalah proses penyampaian pesan atau informasi
secara jelas, tepat, dan tepat waktu kepada penerima pesan sehingga tujuan
komunikasi dapat tercapai dengan baik. Dalam komunikasi yang efektif, pesan
yang disampaikan harus dapat dimengerti dan ditafsirkan oleh penerima pesan
dengan benar tanpa adanya ambiguitas atau kesalahpahaman. Selain itu,
komunikasi yang efektif juga melibatkan kemampuan untuk mendengarkan secara
aktif, memberikan respon yang tepat, dan mampu mengakomodasi tipe dan gaya
komunikasi yang berbeda dari pihak lain.

1.2 Ruang Lingkup


Dalam kegiatan ini berfokus pada:

1. Memahami pentingnya komunikasi efektif dalam meningkatkan kinerja.


2. Melakukan Analisa untuk mengindentifikasi masalah miss komunikasi
dalam bekerja.
3. Mengevaluasi karyawan terhadap pentingnya aspek komunikasi efektif
dalam meningkatkan kinerja saat bekerja.

1.3 Tujuan
Tujuan dari magang selama tiga bulan ini di Buss Fertiggerichte Gmbh,
bertujuan untuk mengenal, mempelajari, dan mengimplementasikan pentingnya
komunikasi efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Serta melatih
kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu psikologi yang telah dipelajari
selama masa perkuliahan.

1.4 Manfaat
Dalam melakukan kegiatan magang ini memberikan dampak baik bagi
perusahaan dan mahasiswa dalam mengikuti program magang ini.

1.4.1 Manfaat Teoritis


Kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
penerus dan memperkaya hasil laporan magang dan menyampaikan
kesehatan mental itu sanga penting serta bisa dijadikan bahan referensi
bagi para pembaca dan kalangan baik itu siswa, mahasiswa, guru, dosen,
ataupun masyarakat secara luas.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dapat memberikan kontribusi positif bagi Lembaga agar setiap
pegawai dapat mengantisiapi agar tidak merasakan beban kerja yang
berakibat menjadi stress kerja.

1.5 Kerangka Teoritis


1.5.1 Komunikasi Efektif

Kemampuan berkomunikasi adalah alat yang paling penting untuk dimiliki


pemimpin untuk dapat menjalankan peranannya tersebut. Keputusan yang akan
diambil oleh organisasi merupakan wewenang pemimpin, namun komunikasi
yang tepat guna tentunya dapat memberikan kemudahan dalam pelaksanaan
keputusan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan
interaksi di antara orang-orang yang ada didalamnya. Maka proses komunikasi di
dalam interaksi tersebut merupakan hal utama dalam organisasi. Di dalam
organisasi terdapat struktur yang berbeda-beda sesuai dengan aktifitas yang
dilakukan dan komunikasi memegang peranan dalam mengkoordinasikan hal-hal
yang dihasilkan oleh masing-masing struktur tersebut (Mahmudah, 2015).

Maka dari itu komunikasi efektif apabila dikaitkan dalam kajian teori
behavioristik pada komunikasi efektif melibatkan pemahaman tentang bagaimana
perilaku komunikasi dipengaruhi oleh rangsangan dan tanggapan serta bagaimana
komunikasi yang efektif dapat dipelajari dan ditingkatkan melalui pengalaman
dan penguatan. Teori behavioristik menekankan pengamatan terhadap perilaku
yang dapat diukur dan diamati, dengan fokus pada pembentukan dan perubahan
perilaku melalui rangsangan eksternal dan respons yang diberikan. Serta
komunikasi bisa dikatakan efektif jika:

a. Pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh komunikan,


b. komunikan bersikap atau berperilaku seperti apa yang dikehendaki
oleh 19 komunikator dan ada kesesuaian antarkomponen.Menurut
teori tentang efektivitas pesan yang berasumsi bahwa jika
komunikasi diharapkan efektif maka pesan-pesannya perlu
dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai atau merupakan
kebutuhan komunikan.
c. Menarik perhatian, dalam arti baru tidak biasa. Simbol yang
digunakan hendaknya mudah dipahami, meliputi bahasa, istilah,
kata-kata atau kalimatnya.
d. Komunikator menganjurkan menggunakan sesuatu, maka
hendaknya sesuatu tersebut mudah didapat dengan menggunakan
cara tertentu, termasuk misalnya tentang tempatnya (Schramm
1973, diacu dalam Hamidi 2007).

Dalam komunikasi efektif terdapat beberapa hukum yang mengatur agar


jalannya komunikasi berjalan secara efektif dan pesan yang disampaikan jelas
diterima oleh komunikan. Hukum komunikasi yaitu REACH yang meliputi:

a. Respect

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif


adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan
yang kita sampaikan.

b. Empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada


situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat
utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk
mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti oleh orang lain.

c. Audible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti


dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu
ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible
berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.

d. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka
hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu
sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai
penafsiran yang berlainan.

e. Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah


sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan
hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain,
biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

1.5.2 Kinerja

Hasibuan dalam Sujak (1990) dan Sutiadi (2003:6) mengemukakan bahwa


kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya yang di- dasarkan atas kecakapan, pengalaman
dan kesung- guhan serta waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (Rismayadi & Maemunah, 2016).

1.6 Metodologi
Magang adalah sebuah program dimana mahasiswa belajar sekaligus
bekerja pada suatu lapangan pekerjaan dalam suatu institusi/perusahaan dalam
kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil dari masa magang selama tiga bulan di
Buss Fertiggerichte Gmbh. Mahasiswa untuk melakukan observasi, Analisa
kegiatan terhadap suatu peristiwa atau fenomena yang terjadi secara sistematis
dan terstruktur. Dengan melakukan survei penelitian terkait pengaruh komunikasi
efektif pada kinerja karyawan di Buss Fertiggerichte Gmbh.

Berdasarkan hasil survei pra penelitian terhadap 10 orang


karyawan maka didapatkan hasil sebagai berikut ini:

Tabel 1 Hasil Survei Pra Penelitian Komunikasi efektif dalam bekerja


No. Pernyataan Tidak Ya

1 Bekerja di Buss Fertiggerichte Gmbh membuat


saya sulit berkomunikasi dengan tim

2 Saya merasa cemas akibat pekerjaan yang saya


lakukan

3 karyawan di Buss Fertiggerichte Gmbh merasa


kelelahan akibat miss komunikasi yang terjadi

4 Saya merasa transparansi informasi dalam bekerja


sangat terbuka

5 Bekerja di sini membuat saya kesulitan dalam


berkoordinasi dengan divisi lain

(Sumber: Data olahan tahun 2023)


Berdasarkan hasil survei pra penelitian terhadap 10 orang
karyawan maka didapatkan hasil sebagai berikut ini:

Bekerja di sini membuat saya kesulitan dalam berkoordinasi dengan divisi lain
10 Responses

Bekerja di Buss Fertiggerichte Gmbh membuat saya sulit berkomunikasi dengan


tim
10 Responses

Saya merasa transparansi informasi dalam bekerja sangat terbuka


10 Responses

Berdasarkan Tabel 1 sebanyak 10 responden merasa tidak memiliki


masalah dalam koordinasi dengan divisi lain dalam melakukan pekerjaan,
transparansi informasi yang diterapkan selama proses bekerja terbuka sehingga
kejelasan informasinya tepat, tidak memiliki masalah dengan komunikasi
Bersama anggota tim. Kemudian dapat diambil kesimpulan dari jawaban paling
dominan dimana karyawan di Buss Fertiggerichte Gmbh merasa tidak terlalu
cemas dalam berkomunikasi dan koordinasi dengan tim atau divisi lain, karena
bisa dikatakan miss komunikasi minim terjadi dalam bekerja.

Berdasarkan hasil survei pra penelitian serta latar belakang permasalahan


yang telah dipaparkan sebelumnya maka penelitian ini ditentukan dengan judul
“Pengaruh Komunikasi Efektif dalam Meningkatkan Kinerja pada Buss
Fertiggerichte Gmbh”.

1.7 Sistematika Penulisan


Sistematika yang digunakan penulis akan memuat uraian secara garis besar
dari isi penelitian dalam tiap bab, yaitu sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Dalam bab ini berisikan latar belakang, ruang lingkup, tujuan,
metodelogi, dan manfaat, serta sistematika penulisan.
Bab 2 Analisis Organisasi
Dalam bab ini akan dibahas mengenai Sejarah Organisasi,
Kegiatan perusahaan, Sarana dan Prasarana, Sistem yang sedang
berjalan.
Bab 3 Perencanaan Pembahasan Tindakan dan Implementasi
Gambaran proses pemecahan masalah, Serta keikut sertaan
mahasiswa peserta magang pada kegiatan kerja.
Bab 4 Penutup
- Kesimpulan: Merupakan uraian singkat yang menjawab/memberi
klarifikasi tujuan studi. Menyangkut keilmuan yang didapat di
kampus pada praktek lapangan di tempat Magang.
- Saran: Berupa saran bagi studi/Magang selanjutnya, bukan kepada
lembaga tempat Magang tetapi ke Fakultas Psikologi Universitas
Mercu Buana untuk progress kedepan.
BAB II

ANALISIS ORGANISASI

2.1 Sejarah Buss Fertiggerichte Gmbh


Buss Fertiggerichte Gmbh didirikan pada tahun 1938 yang merupakan
sebuah toko kecil di Bremen. Kemudian pada tahun 1955 menjadi Langkah
pertama yang diambil untuk memproduksi produk Buss secara industri di pabrik
daging di Zeven dengan 50 karyawan. Pada tahun 1965 Pengalihdayaan operasi
ke Ottersberg dan pengembangan lebih lanjut dari produksi makanan industri.
Berlanjut kemudian pada tahun 1975 Pabrik produk daging Westphalian
Stockmeyer GmbH & Co. Kg (sekarang bernama Heristo ag Bad Rothenfelde).
Yang mengakuisisi saham Buss pada tahun 1973m sepenuhnya mengambil alih
operasi. Pada tahun 1994 Buss mulai memproduksi makanan siap saji yang
didinginkan. Hingga pada saat ini Buss adalah salah satu perusahaan makanan
siap saji yang paling modern di Jerman. Dengan sekitar 450 karyawan, lebih dari
1.000.000 porsi diproduksi setiap hari, yang didistribusikan ke seluruh dunia.
rangkaian produknya meliputi semur, sup, makanan siap saji, dan makanan
penutup yang didinginkan dan tidak didinginkan.
2.2 Struktur Perusahaan
Direksi

Komisaris

Manager
HRD
Operasional

Supervisor Recruiter

People
Lab
Development

Produksi

Mekanik

Warehouse

2.3 Kegiatan Perusahaan


Kegiatan yang sedang dilakukan Buss Fertiggerichte GmbH saat ini adalah
focus pada pencapaian target produksi secara massal serta
meremajakan/pemeliharaan mesin produksi secara berkala, untuk melancarkan
selama proses produksi berlangsung. berbagai bentuk penerapan SOP ditegaskan
kembali sampai saat ini. Buss Fertiggerichte GmbH mendisiplinkan SOP kepada
setiap karyawan dengan mengutamakan komunikasi efektif. Kegiatan yang
dilakukan meliputi memberikan instruksi yang jelas dan padat sehingga informasi
yang diterima tidak terjadi kesalahan, serta training untuk meningkatkan
komunikasi yang efektif dalam bekerja, sehingga karyawan memiliki pola pikir
pentingnya komunikasi efektif dalam menjalankan kewajiban dalam bekerja.

2.4 Sistem yang Sedang Berjalan


Mengiplementasikan aspek dari Komunikasi Efektif yaitu REACH:
 Respect  Clarity
 Empathy  Humble
 Audible

BAB III
PERENCANAAN PEMBAHASAN TINDAKAN DAN IMPLEMENTASI

3.1 Identifikasi Masalah dalam Miss Komunikasi


Ketidakberhasilan dalam komunikasi dapat terjadi dalam dunia kerja
merupakan kondisi seseorang tidak memahami informasi yang disampaikan, oleh
karena itu langkah kritis dalam upaya untuk mencapai komunikasi yang lebih
efektif dalam lingkungan kerja. Miss komunikasi dapat menyebabkan
terganggunya aliran informasi, kesalahpahaman, dan bahkan konflik antara
individu atau tim kerja. Akibat dari kesalahpahaman ini menyebabkan komunikasi
antara tim atau departemen terhambat, maka koordinasi dan kolaborasi dalam
mencapai tujuan bersama dapat terganggu. Misalnya, jika satu tim tidak
mendapatkan informasi yang relevan dari tim lain, hal ini dapat menghambat
proyek atau proses kerja secara keseluruhan.

3.2 Strategi untuk Menghadapi Miss Komunikasi


Bedasarkan penilaian primer dan sekunder, terdapat beberapa
pendekatan untuk menghadapi miss komunikasi yang berfokus pada
pemahaman behavioristik dalam pengamatan perilaku komunikasi yang
tidak efektif dan mencari akar penyebabnya.
Sebagai contoh karyawan yang memiliki atasan kemudian
menunjukkan komunikasi yang tidak efektif, seperti berbicara kasar atau
tidak mendengarkan dengan baik, individu tersebut mungkin meniru pola
tersebut tanpa menyadari bahwa itu adalah contoh yang tidak diinginkan.
Oleh sebab itu operant condisioningnya memiliki tanggapan negatif atau
konsekuensi yang tidak diinginkan dari penerima pesan. Hal ini bisa
menyebabkan individu menjadi enggan atau takut untuk berkomunikasi
lagi.
Untuk mengatasi masalah miss komunikasi dalam kajian
behavioristik, strategi yang dapat diadopsi termasuk memberikan
penguatan positif untuk perilaku komunikasi yang efektif, menggunakan
kondisioning operan yang baik untuk memperkuat perilaku yang
diinginkan, memastikan generalisasi yang efektif melalui latihan dan
pengalaman komunikasi dalam berbagai konteks, serta menyediakan
model peran yang positif dan mendukung untuk memandu individu dalam
mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil Analisa dan pembahasan mengenai komunikasi efektif di
Buss Fertiggerichte Gmbh dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif
merupakan faktor kritis yang mempengaruhi kinerja Buss Fertiggerichte Gmbh.
Dengan menciptakan budaya komunikasi yang baik dan mengedepankan
transparansi, kolaborasi, dan pelayanan yang berkualitas, perusahaan akan mampu
meningkatkan kinerja, memperkuat posisi di pasar, serta memenuhi harapan
pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

4.2 Saran
Setelah mempertimbangkan dari hasil laporan magang ini, penulis
ingin memberikan saran untuk peneliti selanjutnya agar memasukan
variabel - variabel yang tidak teramati dalam pembuatan laporan magang
ini sehingga penelitian ini akan lebih komperhensif dalam mendaptkan
hasilnya,
DAFTAR PUSTAKA

Ali, H., Mukhtar, & Sofwan. (2016). Work ethos and effectiveness of
management transformative leadership boarding school in the Jambi Province.
International Journal of Applied Business and Economic Research.

Asriadi, A. (2020). Komunikasi Efektif Dalam Organisasi. RETORIKA: Jurnal


Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2(1), 36-50.

Julianto, B., & Carnarez, T. Y. A. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Organisasi Professional: Kepemimpinan, Komunikasi Efektif, Kinerja, Dan
Efektivitas Organisasi (Suatu Kajian Studi Literature Review Ilmu Manajemen
Terapan). Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 2(5), 676-691.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia. PT


Remaja Rosda Karya, Bandung.

Sudarti, D. O. (2019). Kajian teori behavioristik stimulus dan respon dalam


meningkatkan minat belajar siswa. Jurnal Tarbawi, 16(2).

Anda mungkin juga menyukai