Disusun Oleh :
Khikmatunisa
20170530228
2019
Bab 1
Aaudit komunikasi diperkenalkan oleh George Odiorne melalui karya klasiknya, “An
Application of Communication Audit”. Dengan menggunakan istilah audit, George hendak
menunjukkan bahwa proses-proses komunikasi dapat diperiksa, dievaluasi, dan diukur secara
cermat dan sistematik. Kegiatan-kegiatan komunikasi sebagai pelaksanaan dari sistem
komunikasi ataupun program komunikasi khusus dapat diukur, sehingga kualitas dan kinerja
para eksekutif, pejabat, dan staf komunikasi dapat diketahui dan bila diperlukan dapat
diperbaiki secara sistematik, sehingga efektivitas maupun efisiensi komunikasi dapat
meningkat. Audit komunikasi dinilai dapat menunjukkan standar profesionalisasi jasa
konsultasi dan kajian komunikasi dalam dunia perusahaan dan bisnis.
1. Audit komunikasi adalah sebuah kajian yang kompleks, luas, lagi mendalam.
2. Ruang lingkupnya meliput seluruh komunikasi keorganisasian internal dan eksternal
dengan penekanan pada komunikasi internal.
3. Objek kajian adalah satuan sistem yang dapat berupa organisasi secara keseluruhan,
subsistem, seperti divisi atau unit kerja, ataupun kegiatan komunikasi khusus, seperti
kampanye dan program-program pelatihan.
4. Kajian dilakukan oleh spesialis baik staf internal orgnisasi, akademisi, atau konsultan
profesioanl yang memiliki latar belakang keahlian interdisipliner, khususnya di
bidang organisasi, manajemen, dan bisnis di samping ilmu komunikasi.
5. Kajian dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, yakni meningkatkan efektivitas
organisasi, sehingga hasil analisis dan solusi harus dapat dinyatakan sebagai rencana
kerja.
6. Sebagai kajian, audit komunikasi memberikan manfaat maksimal bilamana dilakukan
secara periodik dan bukan hanya pada saat timbulnya persoalan besar.
7. Fokus kajian terutama tertuju pada penemuan masalah-masalah dan faktor-faktor
yang dapat menghambat atau mengganggu pelaksanaan efektivitas sistem
komunikasi.
Secara garis besar sejumlah tujuan yang sering disebutkan oleh para eksekutif
perusahaan untuk mengadakan audit komunikasi dirangkum menjadi delapan butir
sebagai berikut:
Audit merupakan kajian apakah sistem yang dilaksanakan benar (doing the right
things). Bilamana hasil audit menunjukkan bahwa sistemnya salah, sistem itu harus
diperbaiki, diubah, atau bahkan diganti. Oleh karena itu, hasil audit perlu dinyatakan sebagai
kesimpulan dan rekomendasi yang dilengkapi dengan rencana kerja (action plan) yang
merupakan bentuk dari cara tepat untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Jika kajian
tentang efektivitas sistem ini dilakukan secara periodik, maka akan diketahui kelemahan dan
kekuatan dalam sistem, faktor-faktor penting yang memberi pengaruh, dan kekuatan-
kekuatan mana saja yang muncul dari waktu ke waktu.
Efektivitas Efisiensi
Pilihan waktu yang tepat berkaitan erat dengan alasan, tujuan maupun pertimbangan
praktis dari audit komunikasi yang hendak dilakukan. Myron Emmanuel (1985:54) mencatat,
setidaknya ada sembilan situasi yang membuat eksekutif perusahaan membutuhkan audit
komunikasi.
Dari kedua daftar diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya audit komunikasi boleh
dilakukan kapan saja, pada dan antara, dan sepanjang garis penghubung antara dimensi
persoalan dan perencanaan (problem-planning dimension).
Pendekatan-pendekatan pokok
1. Pendekatan konseptual
Pendekatan ini diawali dengan pemilihan seperangkat standar untuk mengukur
tingkat pencapaian tujuan dari kegiatan komunikasi organisasi dan sejauh mana tujuan
tercapai. Standar yang paling umum digunakan pada audit komunikasi adalah
efisiensi (kegiatan dilaksanakan secara benar) dan efektivitas (kegiatan dilakukan
adalah benar). Efektivitas komunikasi diukur dengan enam kriteria : penerima
komunikasi, isi pesan, ketetapan waktu, saluran, format kemasan, dan sumber.
2. Pendekatan survei sebagai alat tunggal
Masalah pokok dalam pendekatan ini adalah mencari dan menentukan sebuah alat
ukur yang kemudian digunakan untuk memeriksa organisasi. Pendekatan ini
merupakan riset evaluasi lapangan yang paling banyak dilakukan. Perbedaan audit
dan riset evaluatif terdapat pada makna data. Tujuan riset untuk menghasilkan data,
sedangkan data dalam audit sebagai alat. Riset evaluatif yang bersifat khusus dan
sudah dikenal luas digolongkan menjadi riset hemofili, riset kecemasan, riset
kredibilitas, riset kontigensi, riset jaringan komunikasi, efektivitas komunikasi dan
organisasi.
3. Pendekatan prosedur
Pendekatan prosedur lebih mengutamakan proses penyelenggaraan audit daripada
alat-alatnya. Pendekatan ini paling kompleks karena melibatkan sekelompok auditor
dengan alat ukur ganda. Lembaga konsultan komunikasi umumnya mengikuti
pendekatan ini. Pendekatan ketiga ini lebih baku karena meliputi planning, gathering
data, providing feedback, brief written report, final written report, oral report
feedback meeting, making recommendation.
Keseragaman (conformity)
Penyesuaian (adaptiveness)
Semangat kerja (morale)
Pelembagaan (institutionalization)
Tujuan jaringan komunikasi dan tujuan organisasi terdapat hubungan pengaruh, komunikasi
dapat mempengaruhi tercapainya tujuan organisasi dalam bentuk produktivitas.
1. Riset Homofili
Riset homofili dilakukan atas dasar pandangan efektivitas komunikasi berkaitan
dengan kemiripan ciri penting antara penyampai dan penerima komunikasi. Semakin
besar kemiripan akan semakin efektif komunikasi yang berlangsung dan demikian
sebaliknya. Kemiripan ciri penting adalah berkaitan dengan kerangka acuan dalam
penciptaan dan penafsiran pesan. Kerangka acuan meliputi pengalaman psikologis,
latar belakang sosial, dan penghayatan nilai budaya. Dalam komunikasi organisasi
kemiripan dikaitkan dengan kebutuhan akan komunikasi di kalangan karyawan.
Semakin besar kemiripan maka semakin kecil kebutuhan akan komunikasi karena
sudah berjalan efektif.
2. Riset Kecemasan
Riset kecemasan mempertanyakan hubungan antara kecemasan karyawan dengan
posisi dalam berbagai jaringan komunikasi antar karyawan. Posisi tersingkir atau
terkucilkan dianggap berhubungan dengan tingkat kecemasan
3. Riset Kredibilitas
Riset kredibilitas berkaitan dengan hubungan manusiawi antara kedua orang yang
terlibat dalam proses komunikasi, khususnya keandalan komunikator di mata
komunikan. Kredibilitas komunikator berkaitan dengan jabatan atau kedudukannya di
lingkungan kerja ataupun kedudukan informal (opinion leader). Semakin terpandang
maka dampaknya semakin besar.
Pendekatan Prosedur
merumuskan tujuan-tujuan khusus dari audit komunikasi (tujuan lain untuk audit);
membuat estimasi awal tentang kendala-kendala komuniko yang akan ditemui
(kendala perkiraan);
Langkah-Langkah Alternatif (penentuan tindakan alternatif);
pemilihan pilihan; dan
merumuskan rencana pelaksanaan audit (pengembangan rencana untuk
mengimplementasikan keputusan).
Model-model dominan dalam audit komunikasi pada dapat disediakan ke dalam tiga kategori,
yaitu model struktur konseptual (model struktur konseptual) yang dicetuskan oleh Howard
Greenbaum. (1974), model riset evaluasi (Evaluasi Komunikasi Organisasi disingkat OCE,
yang dirintis oleh Keith Davis (1953), dan model pro fle situasional (Profil Komunikasi
Organisasi, disingkat OCP) yang sangat bermanfaat oleh Wayne Pace dan Don Faules (1983).
Dilihat dari kepentingan organisasi, jaringan komunikasi tersebut bermanfaat untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi, yang menurutr Harga James (1968) dapat dibedakan menjadi empat
kategori, yaitu
keseragaman (kesesuaian),
Penyesuaian (adaptivenes),
semangat kerja (moral) dan
pelembagaan (pelembagaan).
Untuk melakukan komunikasi audit, Howard Greenbaum mengajukan sebuah prosedur yang
dapat digunakan pada tingkatan system komunikasi secara keseluruhan (sistem organisasi)
dan pada tingkatan kegiatan-kegiatan komunikasi khusus, yang merupakan bagian dari suatu
sistem. Struktur konseptual yang diajukan oleh Howard Greenbaum disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Struktur Konseptual Audit Komunikasi untuk Sistem Komunikasi dan
kegiatan Komunikasi khusus
Komunikasi (Communication)
peran peran dan fungsi masing-masing anggota dalam berbagi kelompok
(member roles and function groups)
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan kelompok (group problem solving
and decision making);
norma-norma kelompok dan pertumbuhan kelompok (group norms and growth)
kepemimpinan dan kewenangan (leadership and authority); dan
kerjasama maupun persainggan antar kelompok (intergroup cooperation and
competition ).
Kuesioner yang terlalu panjang umumnya tidak akan diisi dengan seksama bahkan tidak
mustahil akan diabaikan dan tidak diisi sama sekali. Sebaliknya, kuesioner yang terlalu
pendek tidak ada manfaatnya. Untuk menentukan panjang pendeknya kuesioner yang
dibutuhkan, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
Wawancara dilakukan sebagai tanya jawab dyadic atau tatap muka perorangan -
pertemuan satu pewawancara dengan satu responden.oleh karena itu, kegiatan ini disebut
tatap muka, sekaligus untuk membedakan dengan wawancara lewat tlepon. Tujuan utama
dari wawancara ini adalah untuk memeriksa, menguji, ataupun melengkapi data yang
diproleh melalui alat-alat ukur lain.
Agar wawancara dapat memberikan hasil yang maksimal, perwawancara harus seorang
yang terlatih. Iya harus mengajukan jenis pertanyaan yang membawa implikasi yang
berbeda-beda dalam analisis dan interpretasinya. Seorang wawancara yang baik setidaknya
bisa menggunakan enam jenis pertanyaan untuk memproleh data yang berbeda-beda. Ada 6
jenis yaitu:
a) Pertanyaan terbuka yang digunakan untuk mendorong responden agar bicara bebas
dan terbuka dalam mengungkap pendapat, perasaan, dan sikap maupun fakta-fakta
yang sebenarnya.
b) Pertanyaan tertutup yang dimaksudkan untuk memproleh jawaban singkat “ya” atau
“tidak”. misalnya, “apakah pesawat telepon anda dapat digunakan untuk
menghubungi relasi anda secara langsung?”
c) Pertanyaan khusus yang digunakan untuk menggali informasi faktual khusus.
Misalnya, “berapa perhari umumnya Anda menggunakan terminal komputer Anda
untuk berhubungan dengan relasi Anda?”
d) Pertanyaan reflektif yang digunakan untuk mendorong responden agar mau
memberikan komentar lebih lanjut.
3. Analisis Jaringan
Dalam ICA Audit data yang dikumpulkan untuk analisis jaringan ini menyangkut dua
jenis jaringan yang berbeda, yakni jaringan formal dan informal.
1. Pertama tama kita dapat menemukan tokoh bintang komunikasi, yakni orang terlibat
aktif dalam kegiatan komunikasi yang luas di beberapa dapartemen atau unit dalam
organisasi.
2. Kedua kita temukan tokoh jembatan, yakni seorang anggota kelompok kecil clique
yang secara tratur juga berhubungan dengan seorang anggota dari kelompok kecil
yang lain.
3. Ketiga ada tokoh penghubungan, yakni orang yang tidak masuk dalam kelompok
kecil yang manapun tetapi mempunyai hubungan dengan beberapa kelompok kecil.
4. Akhir ada orang terpenci, yakni orang secara umum tidak termasuk dalam salah satu
kelompok kecil dan hanya mempunyai hubungan antar pribadi yang sangat terbatas
dengan orang lain.
4. Pengalaman Komunikasi
Dalam analisis pengalaman komunikasi yang biasa disebut dengan teknik peristiwa
kritis, responden diminta menguraikan peristiwa – peristiwa komunikasi yang dapat dianggap
sebagai contoh khas (incident) dari peristiwa komunikasi yang sukses atau gagal. Tujuannya
adalah untuk memperoleh profil dasar mengenai kesuksesan atau kegagalan komunikasi
dalam berbagai unit kerja dalam organisasi. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
uraian – uraian pengalaman komunikasi adalah sekitar 60 menit. Kerahasiaan data harus
terjamin. Responden perlu diingatkan bahwa uraian dibatasi pada peristiwa – peristiwa yang
mencolok saja.
Metode buku catatan harian komunikasi hanya cocok untuk organisasi dengan
struktur yang kompleks dan jelas. Metode ini meminta responden untuk membuat catatan
dalam buku harian selama satu minggu tentang semua kegiatan komunikasi yang dilakukan
(percakapan antarpribadi, pembicaraan telepon, pertemuan atau rapat, pesan tertulis yang
diterima maupun yang dikirim). Untuk pelaksanaannya, dapat dibuat sebuah formulir. Waktu
yang dibutuhkan sekitar 60 – 90 menit dalam seminggu.
Pengumpulan data dalam audit komunikasi memiliki tiga jenis teknik yang berbeda yaitu:
1. Teknik Observasi
Teknik ini merupakan kegiatan-kegiatan mengamati dan mencatat perilaku yang dapat
dilakukan atas perilku yang dapat dilakukan atas perilaku orang lain maupun
perilakunya sendiri.
- Studi tugas (duty study)
Studi tugas adalah suatu teknik pengumpulan data yang memberi kesempatan
pada responden untuk mencatat perilaku komunikasinya sendiri secara terus-
menerus atau secara periodic-teratur dari saat ke saat.
Dalam melakukan pencatan ini ada lima ketentuan yang harus kita perhatikan,
yaitu:
Pencatatan selengkap-lengkapnya terkait hal yang berkaitan dengan
seluruh situasi komunikasi, termasuk siapa para pelakunya, apa saja
bentuk atau jenis perilakunya, apa konteks perilaku tersebut, dan
bagaimana lingkungan sekitar perilaku tersebut.
Pencatatan terkait bagaimana dan sejauh mana pemikiran pribadi kita
tentang peristiwa atau perilaku-perilaku tersebut.
Pemisahan antara catatan-catatan tentang fakta dari pemikiran-pemikiran
pribadi tentang fakta tersebut.
Pengembangan catatan dengan rincian dan penjelasan sebanyak mungkin.
Pemeriksaan kembali catatan untuk memberikan kesempatan terkait
perubahan-perubahan faktual yang dianggap penting, sebelum
menjadikannya sebagai naskah terakhir.
- Pengamat terlatih (trained observer)
Teknik ini membiarkan responden untuk mencatat sendiri perilaku
komunikasinya, dengan cara pengumpulan data dengan memberikan kesempatan
kepada pengamat untuk memperhatikan dan menguraikan perilaku orang-orang
diluar dirinya sendiri.
Teknik ini juga memberikan manfaat yang baik seperti:
Memberikan data yang bermanfaat untuk menguraikan bagaimana beban
(load) komunikasi yang harus dilakukan oleh pejabat-pejabat kunci.
Memberikan informasi tentang jaringan dan arah komunikasi.
Memberikan informasi yang bebas dari kontaminasi dan bias kepentingan
dari responden.
Teknik analisis isi pada dasarnya bertujuan untuk membuat analisis dari isi pesan
yang ada dalam dokumen. Richard Budd mendefinisikan konsep analisis isi sebagai “teknik
untuk melakukan analisis atas isi pesan dan penaganan pesan”.
Pernyataan itu tidak berlebihan karena Klaus Krippendorff memang sudah melakuka
studi dalam tentang sejarah dan masalah kritisnya baik sebelum maupun sesudah tahun 1966.
ada beberapa keunggulan yang perlu dicatat sebagai keunggulan teknik analisis isi yaitu :
1. berbeda dengan teknik lain yangsudah disebut sebelumya, analisis isi merupakan
teknik yang tidak kentara sehingga tidak mempengaruhi kewajaran data
2. analisis isi menerima materi sebagaimana adanya tenpa disusun terlebih dulu dalam
suatu struktur oleh penelitinya
3. teknik analisis isi sangat peka terhadap konteks data dengan demikian mampu
mengolah bentuk-bentuk simbolik
4. teknik analisis isi dapat menangani data yang jumlahnya sangat besar
Dalam audit komunikasi teknik analisis isi umumnya memberikan manfaat untuk tiga
kegiatan yaitu
1. membuat paparan tentang apa, bagaimana, dan kepada siapa suatu komunikasi
dinyatakan
2. membuat inferensi tentang anteseden mengenai sebab musabab mengapa suatu
komunikasi dinyatakan
3. membuat inferensi tentang apa dampak dari komunikasi dinyatakan itu.
BAB 4
Sebuah rencana kerja atau work plan pada dasarnya adalah pedoman teknis untuk
melakukan serangkaian kegiatan untuk tujuan audit komunikasi. Tahapannya terdiri dari
pencarian fakta, analisis, serta evaluasi dan pelaporan.
Tahap ini harus ditentukan jenis dan tujuan-tujuan dari kegiatan komunikasi khusus,
faktor-faktor situasional, dan kesepakatan tentang kriteria-kriteria kinerja yang relevan,
seperti petunjuk-petunjuk procedural untuk kegiatan tersebut dan standar-standar kinerjanya.
Tahap ini dirangkum semua temuan-temuan tentang kegiatan komunikasi khusus dan
disimpulkan bagaimana tingkat adekuasi atau memadai tidaknya (adequacy) kinerja yang
sudah dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuannya dengan mempertimbangkan standar-
standar yang sudah ditetapkan untuk kegiatan itu.
Laporan Akhir
Hasil dari pelaksanaan audit komunikasi disamoaikan secara lisan dalam bentuk
presentasi maupun secara tertulis dalam bentuk laporan lengkap kepada pejabat organisasi
yang berkepentingan. Selain itu, perlu disampaikan juga sebuah laporan singkat yang berisi
rangkuman kesimpulan-kesimpulan dan rekomendasi-rekomendasi penting untuk dibagikan
kepada para manajer nila hal ini disepakati oleh pimpinan puncak organisasi yang
bersangkutan.
Setelah menerima dan mempelajari hasil audit, manajemen puncak umumnya akan
membicarakan data temuan yang termuat dalam laporan tersebut, baik yang bersifat positif
maupun negatif, dengan jajaran manajemen dalam organisasinya.. Seorang tokoh penganjur
audit komunikasi (Gerald Goldhaber, 1990: 365) menunjukkan bahwa sejumlah klien dari
ICA benar-benar melakukan serangkaian program perbaikan komunikasi organisasi.
Sejumlah perbaikan penting itu adalah sebagai berikut:
Laporan Teknis
Laporan audit komunikasi pada dasarnya adalah temuan empiris yang akan menjadi
dasar pertimbangan pimpinan untuk membuat keputusan tentang langkah perbaikan yang
perlu diambil. Untuk mmbuat keputusan dengan segera, ia membutuhkan informasi yang
memaadi tentang beberapa pertanyaan berikut :
Laporan Teknis
Tabung horizontal Ukuran satu skala untuk Terbatas pada satu skala;
melihat besaran jumlah subdivisi harus
perbandingan terbatas u tuk agar tidak
membingungkan
Rancangan kerja dimulai dari kontrak, yaitu landasan kerja penyelenggara audit
secara keseluruhan, termuat:
tujuan (kegiatan komunikasi)
tanggung jawab (pejabat yang berkepentingan dengan hasil audit dan pimpinan dari
penyelenggara)
persyaratan penyelenggaraan (pengaturan mandate/persetujuan dari pimpinan
tertinggi, keterlibatan pejabat kunci sebagai narasumber, ruang kerja sementara)
kerjasama (partisipasi responden, perolehan dokumen, kesempatan pengamatan dan
waktu keterlibatan)
jangka waktu kedua belah pihak
biaya (negosiasi)
A. SYARAT LOGISTIK
7-9 anggota sebagai panitia untuk menjamin kelancaran kegiatan audit.
Tanngung jawabnya:
1. penyediaan logistic, misalnya penyelenggaraan wawancara dan pengamatan
2. penerimaan rangkaian laporan sesuai tahapan, progress report dan interim report
3. penyebaran informasi pra dan pasca audit melalui media formal, surat edaran,
bulletin, memo, dan pertemuan kelompok
4. penerimaan final report, laporan akhir audit
5. menyusun daftar prioritas tentang kesimpulan dan rekomendasi yang dihasilkan audit
B. Jadwal Kerja
Audit komunikasi yang menyeluruh memakan waktu enam bulan. Namun ICA
Audit menunjukkan bahwa tiga setengah bulan sudah cukup. Jangka waktu yang
dibutuhkan tergantung pada kesiapan organisasi melaksanakan audit. Jadwal kegiatan
audit dapat disusun dengan urutan dan alokasi waktu sebagai berikut
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Audit
C. Kegiatan Pra-audit
Kegiatan pra-audit meliputi tiga rangkaian yang saling berkaitan, yaitu membangun
kontak, melaksanakan pertemuan persiapan, dan pembuatan kontrak.
1. Kontak hubungan
Kontak hubungan antara konsultan dan klien umumnya terjadi karena adanya
rujukan (referral) langsung atau tak langsung dari adanya pihak ketiga.
2. Pertemuan persiapan
‘Pertemuan persiapan terjadi sebagai kelanjutan dari kontak hubungan. Dalam
pertemuan ini, jenis persoalan dan komitmen perlu dirinci dan disepakati.
Pertama, kedua belah pihak harus sepakat tentang persoalan apa yang harus diatasi
dan bagaimana rinciannya.
3. Pembuatan kontrak
Pertemuan persiapan yang sukses akan menghasilkan sebuah kesepakatan tentang
komitmen dan harapan dari masing-masing pihak yang dirinci dan ditegaskan
dalam bentuk kontrak kerja. Kontrak kerja yang baik, meliputi:
- Apa harapan dari masing-masing pihak dari hubungan ini?
- Berapa lama waktu yang harus dikorbankan untuk melaksanakan audit?
- Ketentuan yang mengikat kedua belah pihak untuk pelaksanaan audit yang
disepakati tersebut.
4. Selama pelaksanaan audit
Panitia yang dibentuk (berjumlah 7-9 orang) memiliki tanggung jawab atas
kelancaran audit.
Hal peka lain sesudah kontrak di tandatangani adalah komitmen kedua belah
pihak meliputi :
a. Komitmen terhadap penyediaan sumber, termasuk pengorbanan waktu dan biaya yang
harus dikeluarkan.
b. Kerahasiaan informasi, yang menyangkut kerahasiaan isi informasi (confidentiality),
dan kerahasiaan sumber informasi (anonymity)
c. Hak pimpinak organisasi perusahaan atas penyebarluasan informasi perlu dijamin ,
baik dikalangan anggota pimpinan dan karyawan perusahaan maupun di lingkungan
luar, termasuk kepentingan ilmiah.
BAB 6
Mini audit dapat dirumuskan sebagai alat untuk menemukan titik-titik rawan,
mendokumentasi dan menguji program serta prosedur kerja, mendapatkan umpan balik dan
membuat berbagai rekomendasi (Susan Cluff, 1974:313). Audit mini dilakukan apabila
organisasi membutuhkan :
3. Pengujian
Dilakukan untuk memperoleh kesimpulan yang matang. Juga untuk menghindari
munculnya berbagai persoalan dikemudian hari
4. Mendapat Umpan Balik
Dilakukan dengan mewawancarai sejumlah pejabat lintas seksi (pejabat organusassu,
tokoh masyarakat) melalui telepon tentang bagaimana pandangan dan pendapatnta
mengenai berbagai jawaban yang diperoleh.
5. Membuat analisis dan rekomendsi
Jawaban dari kuisioner diperiksa kembali dengan mempertimbangkan umpan balik
yang diperoleh.
Hasil audit mini dan memo akan disampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Dimana pihak pihak tersebut dapat dilihat melalui dua ciri yakni tujuan dan
ruang lingkup audit mini serta titik rawan dan implikasi dari rekomendasi-rekomendasi
sebelumnya.
ICA Audit Project dalam Gerald, Goldhaber mengatakan bahwa dimensi pokok untuk
audit dapat diliput dengan duapuluh pertanyaan pokok yang jawabannya sagat dibutuhkan.
Dimensi tersebut meliputi variabel-variabel penting tentang tujuan, struktur organisasi,
otoritas dan tanggung jawab, lingkungan organisasi, saluran komunikasi, interaksi, motivasi
dan harapan, karyawan, ketrampilan komunikasi, jenis pesan, dan sumber pesan.
Bab 7
Adit komunikasi kehumasan berarti audit komunikasi yang berkaitan dengan humas
atau hubungan masyarakat. Audit konseptual umum komunikasi kehumasan adalah istilah
yang digunakan sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris audit hubungan masyarakat,
yang pada dasarnya berkaitan dengan perbandingan dan studi tentang kebutuhan-komunikasi
kebutuhan dan komunikasi pada program humas, manajemen berdasarkan tujuan (MBO)
menyediakan bantuan pada bagian-bagian perusahaan. Audit melakukan analisis atas tujuan-
tujuan organisasi dan menghubungkan tujuan-tujuan tersebut dengan segala macam kegiatan
komunikasi yang sekarang sedang berjalan. Komunikasi audit dapat berlangsung. Terkait
dengan bantuan untuk memenuhi "garis bawah" dan meraih tujuan-tujuan departemen. Audit
komunikasi kehumasan menggunakan segala macam teknik yang berlaku dalam penelitian
yang baik. Audit fokus adalah dengan secermat- cermat mencari informasi langsung dari
sumber-sumber utama yang terpercaya. Interpretasi dari hasil audit yang sering Mengatasi
perasaan manajemen-menghadapi perasaan-perasaaan ini sebelumnya tidak disetujui oleh
pimpinan perusahaan. Namun, pastikan itu menjadi perasaan "perasaan" senyatanya dan
dapat digunakan untuk mengambil tindakan yang dapat mengatasi masalah sampai sekecil-
kecilnya.
Sebuah audit komunikasi kehumasan yang lengkap dapat menyingkap rumpang kredibilitas
antara tingkat yang diperlukan dan tingkat yang dicapai dalam praktek dan dapat digunakan
untuk membangun:
Saat-saat lain kapan saja audit perlu dilakukan jika organisasi yang melakukan perubahan
penting, seperti hal-hal berikut ini.
-Bila perusahaan melakukan perubahan Arah-aktivasi produk layanan, masuk bursa (go
public), melakukan merger atau akuisisi (akuisisi);
* Umpan balik (umpan balik) Umpan balik menjadi penting dipertimbangkan sebagai
petunjuk tentang komunikasi yang dilakukan oleh manajemen yang diterima oleh masyarakat
luas di luar organisasi. Penerimaan-penerimaan yang merupakan tanggapan masyarakat luas
dapat ditemukan dalam kliping-kliping koran, transkrip radio-TV, atau bahkan tiadanya
laporan dalam bentuk apa pun. Pertanyaan-pertanyaan terkait pertanyaan, pertanyaan umum,
pertanyaan umum, pertanyaan umum, pertanyaan umum Wawancara dengan kalangan pers
yang memberikan tanggapan yang dapat membuat mata terbelalak, misalnya tentang
bagaimana komunikasi siaran pers mereka menerima dan memroses berbagai dari perusahaan
Lagi pula, variasi penerimaan khalayak karenaperbedaan lokasi, yang dapat digali melalui
wawancara dengan konferensi pers, dapat bercerita banyak tentang pembagian humas tentang
kualitas dan validitas manfaat dari kom unikasi-dan tentu saja kualitas dan bantuan pribadi
yang ingin dihubungkan dengan media
Pelaksanaan Audit komunikasi berdasarkan pada kesimpulan terdiri dari empirik landasan,
terdiri dari
Alat utama dalam audit komunikasi, tentu saja, adalah wawancara. "Wawancara" dilakukan
dengan menggunakan kuesioner yang disiapkan khusus-dan pertanyaan-pertanyaan penting
kemudian dilampirkan pada akhir laporan. Wawancara dapat dilakukan dalam beberapa
bentuk, misalnya wawancara ditulis-wawancara lisan dengan wawancara-atau wawancara
melalui telepon, atau wawancara satu per satu, atau wawancara kelompok. wancara mana
yang digunakan harus ditentukan sendiri dengan diperoleh. Mempertimbangkan audit dan
kesesuaian dengan tujuan audit yang Dalam mempersiapkan audit, pemilihan narasumber
perlu men-dapat pertimbangan: