Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN MATERI KULIAH

Seorang auditor menjadi penentu dalam memutuskan suatu masalah terutama dalam hal
penetapan pendapat sehingga sikap dan perilaku menjadi aspek yang penting dalam
melaksanakan proses pengauditan internal. Auditor internal akan mengevaluasi aktivitas-
aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang dalam perusahaan tersebut, sehingga akan
terbangun hubungan antara pihak yang dievaluasi dengan pihak mengevaluasi dan dengan
para auditor.
Memotivasi Pihak yang Diaudit
Memotivasi merupakan sikap dan perilaku yang dilakukan oleh auditor dalam menjalin
hubungan dengan pihak yang diaudit. Salah satunya dengan mempertimbangkan pendapat
pihak yang diaudit guna memperbaiki kondisi operasioanl perusahaan. Hal ini dilakukan agar
pihak yang diaudit memberikan informasi yang sesuai dengan fakta yang ada. Selain itu,
auditor harus menghormati pihak yang diaudit karena secara langsung telah membantu
bekerjasama dalam memberikan informasi untuk proses pengauditan internal.
Hubungan Auditor Dengan Gaya Manajemen
Sebelum melakukan proses pengauditan, auditor perlu mengetahui gaya kepemimpinan
dari manajemen. Pengetahuan tentang gaya kepemimpinan manajemen, dapat digunakan
sebagai acuan dalam mengetahui bagaimana auditor seharusnya bertindak dalam memperoleh
informasi dari manajemen. Hubungan yang akrab dapat meyakinkan pihak manajemen bahwa
auditor merupakan bagian dari tim manajemen dan bertindak sebagai rekan kerja, sehingga
manajemen akan lebih terbuka dalam memberikan informasi. Informasi yang terbuka akan
memudahkan auditor dalam melaksanakan proses pengauditan guna membantu memperbaiki
operasi perusahaan.
Perubahan Manajemen
Dalam perkembangannya suatu perusahaan pasti akan mengalami perubahan manajemen,
dimana pihak yang diaudit enggan untuk melakukan perubahan karena merasa tidak mampu
menghadapi perubahan tersebut ditambah dengan adanya kerumitan dalam birokrasi. Oleh
sebab itu, auditor perlu mengambil tindakan untuk menghilangkan ketakutan dari pihak yang
diaudit. Dengan cara pihak yang diaudit diberitahu mengenai penyelesaian yang dapat
digunakan dalam menghadapi dampak dari perubahan tersebut serta memandang perubahan
tersebut sebagai perbaikan suatu operasi perusahaan untuk menjadi lebih efisien dan efektif.
Pengelolaan Konflik
Konflik biasanya terjadi karena perbedaan persepsi antara auditor dengan pihak yang
diaudit. Namun, konflik seringkali membantu pencapaian tujuan audit jika ditangani lebih
awal. Adapun cara auditor dalam menangani konflik tersebut yaitu arbitrasi, mediasi,
kompromi, dan langsung. Dimana cara yang paling baik digunakan adalah dengan jalan
kompromi selama perbedaan tersebut masih dapat dikompromikan. Karena dengan cara
kompromi kedua belah pihak dapat bertukar pikiran mengenai pendapatnya masing-masing
sehingga akan memperoleh keputusan yang terbaik.
Karakteristik Umum Individu
Auditor perlu mempertimbangkan karakteristik dari orang-orang dalam perusahaan karena
gal tersebut berpengaruh terhadap kepribadian, sikap, prilaku, serta aktivitas dalam proses
audit internal. Beberapa karakteristik dari individu yaitu :
1. Memiliki sifat yang adil dan jujur
Sifat seperti ini akan membantu auditor memperoleh informasi yang sesuai dengan
fakta yang ada
2. Lebih suka dipuji daripada dikritik
Dalam menghadapi sifat seperti ini, auditor sebaiknya melakukan evaluasi terhadap
indivudu dengan cara yang halus, sehingga individu tersebut tidak mera/seperti
dikritik melainkan diberikan pencerahan agar lebih baik lagi.
3. Memiliki sifat yang cenderung ingin mendapatkan imbalan atas setiap usaha yang
dilakukan/dikerjakannya
Individu seperti ini perlu dimotivasi dengan memberikan imbalan atas setiap usaha
yang dilakukannya mskipun imbalan tersebut sederhana, sehingga akan memicu
kinerja individu untuk berkerja lebih baik.
Kesadaran Pada Diri Sendiri
Kesadaran pada diri sendiri tergantung dari karakter dan sifat-sifat individu. Dalam
pelaksanaan proses audit diperlukan kesadaran dari masing-masing individu baik dari pihak
auditor maupun dari pihak yang diaudit. Dimana kesadaran dari pihak auditor yaitu sadar
akan tanggungjawabnya dalam memberikan penilaian sesuai dengan informasi yang
diberikan oleh pihak yang diaudit. Sedangkan kesadaran dari pihak yang diaudit yaitu sadar
untuk memberikan informasi yang benar dan sesuai fakta yang ada kepada auditor. Setiap
individu memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda dalam beberapa situasi tertentu.
Kesadaran inilah yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh auditor intern dalam
menghadapi situasi konflik audit.
Komunikasi Secara Efektif
Komunikasi merujuk pada bagaimana seseorang saling berbagi pandangan dan
pikiran dengan orang lain. Dalam pelaksanaan audit diperlukan komunikasi yang baik agar
pelaksanaan audit menghasilkan simpulan yang berkualitas. Komunikasi adalah bagian
integral dalam audit. Mulai dari perencanaan penugasan, pelaksanaan pengujian, hingga
pemantauan tindak lanjut, semuanya memerlukan keterampilan berkomunikasi untuk
menghasilkan yang terbaik. Komunikasi dalam pelaksanaan audit terjadi dalam 3 tahap : Pra
Audit, Proses Audit dan Pasca Audit (diperoleh kesimpulan dan rekomendasi). Auditor
disarankan untuk tidak menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti oleh pihak yang
diaudit agar tidak terjadi kesalahpahaman Jika auditor dan pihak yang diaudit mampu
menciptakan komunikasi yang efektif maka akan menciptakan lingkungan yang harmonis
dalam menjalankan audit.
Pelaksanaan Audit Partisipatif
Pada dasarnya pelaksanaan audit merupakan suatu kerja sama antara auditor dengan
pihak yang diaudit. Partisipasi dalam audit membantu memecahkan berbagai permasalahan
dan mengordinasikan tindakan-tindakan korektif. Dalam pelaksanaan audit terdapat elemen
keperilakuan yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan diaudit.
2. Bangun suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam menilai
pemrogram audit dan pelaksanaan audit.
3. Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi.
4. Dapatkan persetujuan atas isi laporan.
5. Memasukkan informasi nyata pada laporan audit.
Dengan memperhatikan kelima elemen keperilakuan tersebut diharapkan proses
pengauditan internal dapat meningkatkan dan memperbaiki kinerja operasi perusahaan,
namun semua itu tergantung pada kredibilitas auditor atas kejujurannya dalam melaksanakan
proses audit.
Referensi
http://rikawati-hutahaean.blogspot.co.id/2012/11/aspek-aspek-dalam-komunikasi-
audit.html
http://jurnalskripsi.com/analisis-pengaruh-kesadaran-etis-dan-manajemen-sistem-
kompensasi-terhadap-perilaku-auditor-intern-dalam-menghadapi-situasi-konflik-audit/

Anda mungkin juga menyukai