BAB 28
Kelompok 3 :
1
BERHADAPAN DENGAN ORANG LAIN
Studi awal yang dilakukan atas hubungan antra auditor internal dengan mereka yang diaudit
menunjukkan bahwa pihak auditee, yang menjadi objek dari kegiatan audit, di kebanyakan
kasus, tidak menunjukkan sikap yang ramah kepada pihak auditor. Tidak hanya itu, jawaban-
jawaban yang diberikan untuk setiap pertanyaan mengenai efektivitas, kontribusi, dan
penyelesaian masalah yang diakibatkan oleh kegiatan auditor internal memberikan hasil yang
mengecewakan. Di sisi lain manajemen dan dewan komisaris menyadari kebutuhan mereka
ats bantuan dari auditor internal untuk mengelola dan mengarahkan organisasi.
Sikap ini telah berubah secara material sebagai akibat adanya perubshan dalam sikap auditor
internal itu sendiri terhadap pekerjaan mereka. Kebanyakan staf audit melihat fungsi mereka
sebagai sebuah pendekatan kerja sama dengan sasara untuk memberikan kontribusi pada
organisasi yang diaudit. Hasilnya adalah meningkatnya jumlah manajer-manajer operasional
yang meminta bantuan dari staf auditor internaluntuk meningkatkan operasi mereka baik dari
segi efisiensi maupun efektifitas.
Kontrol
1. Rasa takut terhadap kritik yang disbabkan oleh temuan audit yang merugikan;
2. Rasa takut terhadap perubahan yang terjadi dalam kebiasaan sehari-hari
karena adanya rekomendasi audit;
3. Tindakan penghukuman dari atasan yang dipicu oleh pelaporan adanya
penyimpangan-penyimpangan;
4. Praktik-praktik
5.
Menangani Kekuasaan, Perubahaan, dan Konflik
Kekuasaan
Kemampuan auditor internal untuk berhadapan dengan orang lain akan bergantung pada jenis
kekuasaan seperti apa yang mereka gunakan. Tujuh sumber kekuasaan menurut H.R Taylor
adalah sebagai berikut.
1. Karena Posisi. Kekuasaan dating dari posisi itu sendiri. Auditor internal
memilikinya ketika mereka minikamti status organisasi yang memadai dan memiliki
wewenang untuk melaporkan temuan dan menyampaikan opini yang independen.
2. Keahlian. Kekuasaan bergantung pada keahlian, pengetahuan, latar belakang,
pendidikan, kebijaksanaan, dan informasi.
3. Karismatik. Kekuasaan didasarkan pada kepribadian, pesona, dan aura
percaya diri.
4. Pengaruh. Kekuasaan dating dari kemampuan untuk memberika bantuan dan
imbalan. Objektivitas yang diminta dari seorang auditor internal menghalangi
penerapan secara lengkap dari bentuk kekuasaan ini.
5. Ancaman. Kekuasaan dating dari kemampuan untuk tidak memberikan
bantuan – kemampuan untuk memerintah, mengancam, dan dapat secara nyata
memaksakan perilaku yang dikehendaki.
6. Pemberian Tekanan. Pemilik dari kekuasaan seperti ini dapat memberikan
sanksi dan menjatuhkan hukuman. Pemberian tekanan juga dapat dengan meminjam
kekuasaan dari pihak lain untuk memperkuat basis kekuasaan pemilik tadi.
7. Kekuatan Langsung. Ini adalah kekuasaan terakhir dan tertinggi. Kekuasaan
ini biasanya terdapat pada mereka-mereka yang memiliki sebuah tingkatan posisi di
atas lainnya.
Keahlian yang dibutuhkan untuk memegang kekuasaan audit internal adalah: teknis,
interpersonal, dan konseptual. Bagi auditor internal, kemampuan teknis terletak pada
kemampuan mengenai dasar-dasar kontrol dan administrasi yang baik, serta kapasitas untuk
menganalisis aktivitas-aktivitas yang paling rumit dan mengambil kesimpulan yang logis
daripadanya. Keahlian interpersonal bergantung pada kemampuan menghadapi orang lain.
Sedangkan keahlian konseptual berasal dari kemampuan untuk menghubungkan aktivitas
yang sedang diaudit dengan sasaran dan tujuan dari setiap individu, organisasi, dan entitas
secara keseluruhan.
Manajemen Perubahan
Auditor harus siap mengelola dampak dari perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh
rekomendasi-rekomendasi atau hal-hal yang telah diantisipasi oleh klien. Berikut beberapa
penyebab kekhawatiran klien disertai untuk keberhasilan tindakan dari staf audit:
Konflik
Konflik terjadi di seluru organisasi dan menunjukkan dirinya dalam berbagai tingkatan.
Konflik disebabkan oleh prebedaan yang terjadi di antara orang atau organisasi relatif
terhadap:
Menyelesaikan Konflik
Dalam penyelesaian konflik perlu dua aktivitas penting, yaitu memahami konflik tersebut dan
menegosiasikan penyelesaiaannya.
Harus terdapat tingkat fleksibilitas dari kedua belah pihak untuk mengembangkan pilihan-
pilihan alternatif dan mengatasi rintangan-rintangan, seperi berikut:
Pengakuan dari manajemen dan rekan kerja klien dapat memberikan dampak yang
menguntungkan pada kondisi ekonomi klien dan dapat menghasilkan penghargaan karena
menunjukkan adanya pengetahuan tentang segi-segi manjemen yang baik dan memiliki
pertimbangan dari sisi manejemn dalam menerima perubahan sesuai kepetingan kelnacaran
operasional.
Pandangan Manajemen
Audit Investigati
Mendengerkan
Penggunaan Pertanyaan-Pertanyaan Wawancara secara Efektif
Dalam melakukan wawancara auditor internal dapat melakukan hal-hal sebagai berikut
Komunikasi
Pesan yang ingin diberikan oleh auditor internal dapat dibagi menjadi lima kategori,
pengaturan, urutan, pendukung, penekanan, dan pemolesan.
Pengaturan Pesan
Urutan
Urutan penyajian akan mengikuti pola yang serupa digunakan dalam pengembangan sebuah
temuan:
Rekomendasi hendaknya tidak memiliki kekuatan dan efek yang sama dengan perintah.
Karena hal ini akan merebut hak preogratif manajemen.
Pendukung
Pendukung, seperti dokumentasi atau catatan diskusi dengan pihak yang memiliki keahlian,
akan mebantu mencapai penerimaan dari pesan yang disampaikan. Pendukung yang disajikan
hednaknya cukup untuk dapat meyakinkan,namun tidak terlalu berlebihan sehingga menjadi
sebuah intimidasi – kecuali situasi yang dihadapi memang mengharuskan adanya intimidasi.
Penekanan
Dalam komunikasi apapun, beberapa pesan dapat disampaikan lebih jelas jika dibandingkan
dengan cara lainnya. Jika ada hal-hal penting yang ingin disajikan dapat disajikan
menggunakan ilustrasi dalam bentuk grafik. Menaikkan dan menurunkan suara serta
mengulang-ulang pesan penting dapat membantu menekankan maksud yang hendak
disampaikan oleh auditor.
Pemoles
Pemoles dalam hal ini berkaitan dengan detail. Tata bahasa yang baik, pemilihan kata,
penampilan yang rapi, persiapan dengan cermat, dan kebiasaan mendengarkan yang baikm
serta pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipoles seluruhnya akan menghasilkan presentasi
yang impresif.
Aspek-aspek Lain
Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah adanya umpan balik dan penyajian presentasi.
Presentasi lisan hendaknya disampaikan secara professional, menarik, dan persuasive dengan
memperhatikan isi, susunan, dan cara penyampaikan yang meyakinkan.
Audit Partisipatif
Mitra vs Penjaga