Anda di halaman 1dari 22

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI – METODE


HARGA PEROLEHAN

Oleh :

Kelompok 2
1. Novriyanti Poyona (103160038)
2. Sandrawati Menu (103160015)
3. Selfina Samon (103160006)
4. Matriana Maunte (103160011)
5. Grasela Matute (103160046)
6. Karnila Djauhari (1031500 )

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobilalamin segala puji bagi ALLAH SWT Tuhan Semesta


Alam. Puji dengan Ridho dan izin-Nya kepada kami sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.

Makalah ini berjudul “LAPORAN KEUANGAN YANG


DIKONSOLIDASI – METODE HARGA PEROLEHAN ”. Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Laporan
Keuangan Yang Dikonsolidasi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata Sempurna , oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membagun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan Terima Kasih kepda semua Pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
ALLAH SWT senantiasa meridhai segala usaha kita .

Limboto, 14 Maret 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Masalah Pokok ............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3

A. Metode Harga Perolehan .............................................................. 3


B. Alternatip Teknik-Teknik Penyusunan Neraca Konsolidasi
Dengan Metode Harga Perolehan ............................................... 9
C. Pembagian Deviden Dari Saldo, Laba Yang Ditahan Sebelum
Saat Pemilikan Saham ................................................................. 12
D. Penyajian – Penyajian Rekening Invetasi Dalam Laporan
Keuangan Perusahaan Induk ....................................................... 14
E. Evaluasi Terhadap Metode Equity Dan Metode Harga Perolehan
..................................................................................................... 15
F. Laporan Keuangan Perusahaan Anak Yang Tidak
Dikonsolidasikan Disalam Neraca Konsolidasi .......................... 17

BAB III KESIMPULAN ....................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 20


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Metode pencatatan terhadap investasi saham saham perusahaan anak
tersebut yang disebut sebagai metode “harga perolehan” atau “cost method”.
Akan tetapi perlu diingatkan di sini bahwa pada metode harga perolehan ini
tetap berlaku konsep konsep yang mendasari dan syarat-syarat penyusunan
neraca konsolidasi yang sama dengan metode yang telah dikemukakan
sebelumnya.
Metode Perolehan (Cost Method) adalah metode pencatatan Investasi yang
ada pada awal perolehan investasi,investor mencatat investasi sebesar biayanya
,dividen maupun distribusi laba di catat sebagai penghasilan namun apabila
dividen yang diterima melebihi bagian investor atas laba investee dipandang
sebagai pemulihan investasi dan di catat sebagai pengurang investasi.

B. MASALAH POKOK
1. Apa itu Metode Harga perolehan ?
2. Bagaimana Alternatip Teknik-Teknik Penyusunan Neraca Konsolidasi
Dengan Metode Harga Perolehan ?
3. Bagaimana Pembagian Deviden Dari Saldo, Laba Yang di tahan
sebelum saat pemilikan Saham ?
4. Bagaimana Penyajian-Penyajian Rekening Investasi Dalam Laporan
Keuangan Perusahaan Induk ?
5. Bagaiman Evaluasi Terhadap Metode Equity dan Metode Harga
Perolehan (Cost Method )
6. Bagaimana Laporan Keuangan Perusahaan Anak Yang tidak Di
konsolidasikan Di dalam Neraca Komsolidasi ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Metode Harga perolehan

2. Untuk Mengetahui Alternatip Teknik-Teknik Penyusunan Neraca

Konsolidasi Dengan Metode Harga Perolehan.

3. Untuk Mengetahui Pembagian Deviden Dari Saldo, Laba Yang di tahan

sebelum saat pemilikan Saham.

4. Untuk Mengetahui Penyajian-Penyajian Rekening Investasi Dalam

Laporan Keuangan Perusahaan Induk.

5. Untuk Mengetahui Evaluasi Terhadap Metode Equity dan Metode

Harga Perolehan (Cost Method )

6. Untuk Mengetahui Laporan Keuangan Perusahaan Anak Yang tidak Di

konsolidasikan Di dalam Neraca Komsolidasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE HARGA PEROLEHAN (COST METHOD)
Apabila metode “harga perolehan” (cost method) diikuti untuk mencatat
investasi saham saham perusahaan anak, maka hanya dividen atas saham-saham
tersebut (yang telah dibagikan oleh perusahaan anak) yang diakui sebagai
pendapatan (revenue) oleh perusahaan induk. Sebaliknya laba atau rugi atas
pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah
saham yang dimiliki itu dijual. Kedua hal tersebut merupakan perbedaan
prinsipial antara kedua metodepencatatan investasi saham-saham perusahaan
anak.
Pada metode “harga perolehan” sebaliknya, saldo rekening investasi saham
perusahaan anak; selalu tetap jumlahnya, kecuali apabila terjadi penjualan atau
pembelian tambahan atas saham-saham yang dimiliki, karena “harga
perolehan” hanya terjadi sekali pada saat pemilikan. Pada metode harga
perolehan, perusahaan induk tidak mencatat atas bagian yang laba yang
diperoleh perusahaan anak sampai dengan laba tersebut dibagikan sebagai
deviden. Pada metode harga perolehan bagian dividen yang dibagikan oleh
perusahaan anak; dicatat debit dalam rekening Piutang Dividen (Kas), dengan
rekening lawan kredit “Penghasilan Dividen”.

Contoh :

Pada tanggal 1 Januari 1980 PT PI membeli 80% saham-saham PT PA dengan


harga seluruhnya Rp1.000.000,00. Pada saat itu modal saham PT PA yang telah
beredar sebesar nominal Rp1.000.000,00 sedang rekening laba yang ditahan
mempunyai saldo kredit sebesar Rp20.000,00. Untuk 6 bulan pertama tahun 1980
PT PA memperoleh laba sebesar Rp200.000,00. Sedang untuk 6 bulan kedua dalam
tahun yang sama rugi sebesar Rp50.000,00. Pada tanggal 10 Desember 1980 PT PA
mengumkan pembagian dividen sebesar Rp100.000,00 sedang realisasi
pembayarannya baru terjadi pada tanggal 20 Desember. Dalam operasinya selama
tahun buku 1980 PT PI memperoleh laba (tidak termasuk penghasilan dividen dari
perusahaan anak) sebesar Rp250.000,00.
a) Neraca konsolidasi per 1 Januari 1980, (sesaat setelah terjadi pemilikan saham
saham perusahaan anak)
Untuk mudahnya terlebih dahulu dibuat daftar lajurnya. Adapun bentuk
daftar lajur, yang dibuat sesaat setelah terjadinya pemilikan saham baik pada
metode harga perolehan maupun pada metode equity adalah sama. Hal ini
disebabkan konsepsi yang mendasari dan syarat-syarat penyusunan neraca
konsolidasi sama pada kedua metode tersebut. Pada saat pemilihan perbedaan
nilai investasi saham yang dicatat dengan metode equity, dan nilai investasi
saham yang dicatat dengan metode harga perolehan praktis tidak ada. Oleh
karena pada saat tersebut belum ada perubahan kekayaan bersih perusahaan
anak yang dicatat dalam rekening investasi saham pada metode equity. Dengan
demikian daftar lajur maupun neraca konsolidasi yang disusun pada tanggal 1
Januari 1980 sama dengan pada contoh no. 1 dalam Bab XIII.
b) Jurnal-jurnal yang harus dibuat PT PI dalam hubungannya dengan pemilikan
saham-saham PT PA selamat tahun buku 1980, disajikan dalam bentuk
perbandingan dengan metode equity sebagai berikut:

TRANSAKSI METODE HARGA METODE EQUITY


PEROLEHAN
30 Juni 1980 PT PA PT PI tidak mencatat Investasi Saham-Saham,
melaporkan laba PT PA Rp 160.000.00
sebesar : Rp Rugi - laba,
200.000,00 PT PA Rp 160.000.00
10 Desember 1980 Piutang Deviden Rp 80.000.00 Piutang Deviden Rp 80.000.00
PT PA Penghasilan Devi- Investasi saham-saham,
mengumumkan den Rp 80.000.00 PT PA Rp
deviden sebesar: Rp 80.000.00
100.000,00
20 Desember 1980 Kas Rp 80.000.00 Kas Rp 80.000.00
Pembayaran Dividen Piutang Devi- Piutang Deviden Rp
oleh PT PA den Rp 80.000.00 80.000.00
31 Desember 1980 PT PI tidak tercatat Rugi-Laba
PT PA melaporkan PT PA Rp 40.000.00
rugi sebesar: Rp Investasi Saham,
50.000,00 PT PA Rp
40.000.00

c) Penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 1980, mengikuti


prosedur sebagai berikut:
Eliminasi terhadap saldo rekening investasi saham-saham, PT PA dengan
saldo modal (hak-hak pemegang saham) PT PA dilakukan dengan bertitik-tolak
dari posisi pada saat pemilikan saham terjadi. Selisih antara saldo rekening
investasi saham-saham PT PA, dengan bagian pemilikannya atas hak-hak
pemegang saham merupakan selisih lebih atau kurang harga perolehan dari nilai
buku saham. Sedang sisa kredit hak-hak pemegang saham PT PA setelah di
eliminasinya bagian pemilikan perusahaan induk Dimana merupakan saldo hak-
hak pemegang saham minoritas.
Oleh karena saldo laba yang ditahan PT PA dalam hal ini tidak lagi sama
dengan saldo pada saat terjadi pemilikan saham Maka timbul persoalan di dalam
menentukan besarnya bagian yang merupakan hak para pemegang saham
minoritas dan yang harus diakui sebagai haknya perusahaan induk seperti di
atas. Untuk itu dipakai pedoman sebagai berikut:

Setelah hak-hak kepemilikan perusahaan induk dieliminasi, langkah berikutnya


adalah menentukan hak-hak para pemegang saham minoritas (minority
interest). Hak pemegang saham minoritas dihitung dengan bertitik-tolak dari
posisi keuangan terakhir (saat penyusunan neraca konsolidasi) PT PA.
Sisa kredit (debit) hak-hak para pemegang saham PT PA setelah dikurangi
dengan jumlah hak pemilikan perusahaan induk dan jumlah hak pemegang
saham minoritas merupakan hak (bagian) atas perubahan kekayaan bersih yang
harus diakui oleh perusahaan induk. Pada contoh ini jumlah tersebut adalah
sebesar Rp40.000,00 yaitu 80% dari kenaikan saldo laba yang ditahan PT PA
Sejak saat pemilikan saham sampai dengan tanggal penyusunan neraca
konsolidasi sebesar Rp50.000,00 (Rp250.000,00-Rp200.000,00).
Di dalam neraca konsolidasi saldo laba yang ditahan PT PI Dengan demikian
tidak saja bertambah dengan laba operasi sendiri sebesar Rp250.000,00 tetapi
juga ditambah dengan penghasilan dividen atas investasi saham-saham PT PA
sebesar Rp80.000,00 dan bagian atas kenaikan kekayaan bersih PT PA sebesar
Rp40.000,00.
Adapun bentuk daftar lajur untuk penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal
31 Desember 1980, adalah sebagai berikut:

PT PI dan perusahaan Anaknya PT PA


Dafatar Lajur Untuk Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 1980
PT PI PT Eliminasi Neraca Konsolidasi
RP PA Debit Kredit Debit Kredit
Rp Rp Rp Rp
Debit :
Investasi saham-saham PT PA 1.000.000.00 - - - - -
Elim 80% modal sahamElim 80% - - - 800.000.00 - -
Elim 80% Laba yang ditahan
1 Januari 1980 - - - 160.000.00 - -
Selisih lebih harga perolehan di atas
nilai buku saham - - - - 40.000.00 -
Macam-macam aktiva 2.830.000.00 2.050.000.00 - - 4.880.000.00 -

3.830.000.00 2.050.000.00
Kredit :
Macam-macam Utang 2.000.000.00 800.000.00 - - - 2.800.000.00
Modal saham, PT PI 1.000.000.00 - - - - 1.800.000.00
LAba yang ditahan, PT PI 830.000.00 - - - - 830.000.00
Modal saham PT PA - 1.000.000.00 - - - -
Elim 80% seperti di atas - - 800.000.00 - - -
Hak pemegang saham minoritas 80% - - - - - 200.000.00
Laba yang ditahan, PT PA - 250.000.00 - - - -
Elim 80%, seperti di atas - - 160.000.00 - - -
Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 50.000.00
Kenaikan saldo laba yang ditahan
untuk PT PI (20% x 50.000.00) - - - - - 40.000.00

3.830.000.00 2.050.000.00 960.000.00 960.000.00 4.920.000.00 4.920.000.00


Penjelasan Daftar Lajur

1. Investasi saham-saham, PT PA, sebesar Rp1.000.000,00 adalah harga


perolehan untuk 80% saham PT PA pada tanggal 1 Januari 1980, yang oleh
PT PI dicatat sebagai berikut:
Investasi Saham-saham, PT PA Rp 1.000.000,00

Kas Rp 1.000.000,00

2. Macam-macam aktiva, PT PI sebesar Rp2.830.000,00 terdiri dari saldo awal


sebesar Rp2.500.000,00 ditambah dengan laba operasi sendiri Rp250.000,00
dan penghasilan dividen sebesar Rp80.000,00.
3. Macam-macam aktiva PT PA sebesar Rp2.050.000,00 terdiri dari saldo awal
Rp2.000.000,00 ditambah dengan laba semester I 1976 Rp200.000,00 dan
dikurangi pembagian dividen Rp100.000,00 serta rugi semester II tahun 1976
sebesar Rp50.000,00.
4. Macam-macam utang PT PI sebesar Rp2.000.000,00 dan PT PA sebesar
Rp800.000,00. Pada contoh ini saldo utang tidak ada perubahan pada awal dan
akhir tahun 1980.
5. Saldo laba yang ditahan PT PI sebesar Rp830.000,00 terdiri dari saldo awal
sebesar Rp500.000,00 ditambah dengan laba operasi sendiri Rp250.000,00 dan
penghasilan dividen Rp80.000,00.
6. Saldo laba yang ditahan PT PA sebesar Rp250.000,00 terdiri dari saldo awal
Rp200.000,00 ditambah laba operasi 6 bulan pertama tahun 1980 Rp200.000,00
dan dikurangi dengan rugi operasi 6 bulan kedua tahun 1980 sebesar
Rp50.000,00 dan pembagian dividen sebesar Rp100.000,00.
Eliminasi saldo modal PT PA dilakukan dengan bertitik tolak dari posisi awal
sebesar persentase pemilikannya (pada contoh ini adalah 80% x Rp1.000.000,00
dan 80% x Rp20.000,00). Hak-hak pemegang saham minoritas ditentukan/dihitung
dengan bertitik tolak pada posisi terakhir (pada saat penyusunan neraca
konsolidasi). Pada contoh ini adalah 20% dari modal saham sebesar
Rp1.000.000,00 dan 20% dari saldo laba yang ditahan sebesar Rp250.000,00.
Selisih antara saldo kredit rekening-rekening modal PT PA dengan hak pemilikan
PT PI yang telah dieliminasi dan hak pemegang saham minoritas yang telah
ditentukan merupakan bagian atas kenaikan kekayaan bersih (laba yang ditahan),
sejak terjadinya pemilikan saham-saham untuk perusahaan induk. Sedangkan
selisih saldo debit rekening investasi saham-saham PT PA dengan jumlah bagian
pemilikannya (eliminasinya) merupakan cost or book value excess. Pada metode
harga perolehan ini besarnya cost or book value excess, praktis tidak ada masalah
seperti halnya pada metode equity. Besarnya cost or book value excess di dalam
daftar lajur pada metode harga perolehan dihitung juga atas dasar posisi keuangan
pada saat terjadinya pemilikan saham . Adapun neraca konsolidasi yang disusun
atas dasar daftar lajur tersebut nampak sebagai berikut:

PT PI Perusahaan Anaknya PT PA
Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 1980

Aktiva :
Macam-macam Aktiva ............................................................. Rp 4.880.000.00
Selesih lebih harga perolehan diatas nilai buku saham-saham
PT PA .................................................................................... Rp 40.000.00
Jumlah Aktiva Rp 4.920.000.00
Uang dan Modal :
Macam-macam Utang .............................................................. Rp 2.800.000.00
Hak-hal Pemegang Saham Minoritas :
Modal Saham Rp 200.000.00
Laba Yang ditahan Rp 50.000.00
Rp 250.000.00
Perusahaan Induk :
Modal Saham Rp 1.000.000.00
Laba Yang ditahan Rp 870.000.00
Rp 1..870.000.00
Jumlah Hak-hak Pemegang Saham.......................................... Rp 2.120.000.00
Jumlah utang dan modal....................................... Rp 4.920.000.00
B. ALTERNATIP TEKNIK-TEKNIK PENYUSUNAN NERACA
KONSOLIDASI DENGAN METODE HARGA PEROLEHAN
Meskipun di dalam buku-buku perusahaan induk tidak dilakukan
pengakuan terhadap bagian laba perusahaan anak yang belum direalisasikan
(dibagikan sebagai dividen), Namun demikian di dalam neraca yang
dikonsolidasi jumlah tersebut harus diakui pula sebagai kenaikan atas saldo laba
yang ditahan. Sebagai konsekuensinya pada metode harga perolehan Seperti
telah dikemukakan pada contoh 1, eliminasi terhadap bagian pemilikan pada
perusahaan anak di dalam daftar lajur neraca konsolidasi didasarkan pada posisi
keuangan perusahaan anak, pada saat terjadinya pemilikan saham saham oleh
perusahaan induk. Oleh sebab itu apabila terjadi kenaikan saldo laba yang
ditahan pada perusahaan anak yang berasal dari laba operasi yang belum/tidak
dibagikan sebagai deviden, maka harus ditentukan besarnya bagian yang harus
diakui oleh perusahaan induk di dalam neraca yang dikonsolidasi. Pada contoh
nomor 1 di muka jumlah tersebut timbul dari perhitungan sebagai berikut:
Saldo laba yang ditahan, PT PA 31 Desember 1980 ......... Rp 250.000,00
Saldo laba yang ditahan, PT PA 1 Januari 1980 ................ Rp 200.000,00

Kenaikan saldo laba yang ditahan sejak terjadinya

pemilikan saham-saham oleh PT PI ............................. Rp 50.000,00

Bagian pemilikan saham ............................................. 80%


Kenaikan saldo laba yang ditahan, untuk PT PI=
(80% x Rp 50.000,00) Rp 40.000,00

Oleh karena pengakuan atas kenaikan saldo laba yang ditahan hanya dalam neraca
yang dikonsolidasi dan bukan pada buku-buku perusahaan induk maka untuk
memudahkan proses eliminasinya, yaitu agar dapat dipakai titik tolak pada posisi
terakhir (pada saat penyusunan neraca) dapat dipakai cara yang lain.
Pada cara ini yang merupakan modifikasi dari pada metode harga perolehan,
dilakukan dengan cara menambahkan kolom “penyesuaian” sebelum proses
eliminasi dilakukan pada daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi. Kolom
“penyesuaian” dipergunakan untuk menyesuaikan kenaikan atas hak hak
kepemilikan pada perusahaan anak. Penyesuaian tersebut adalah yang berhubungan
dengan pemilihan saham-saham perusahaan anak, khususnya terhadap saldo
rekening investasi saham-saham perusahaan anak, dengan saldo laba yang ditahan
(perusahaan induk). Dengan lain perkataan di dalam daftar lajur penyusunan neraca
konsolidasi rekening investasi saham-saham perusahaan anak, Dan Saldo laba yang
ditahan perusahaan induk disesuaikan dengan bagian atas kenaikan saldo laba yang
ditahan perusahaan anak. Pada contoh nomor satu, di dalam kolom penyesuaian
tersebut dicatat pengakuan atas 80% dari kenaikan saldo laba yang ditahan PT PA
sebesar Rp50.000,00 dengan jurnal sebagai berikut:
Investasi Saham-saham, PT PA ................................ Rp 40.000,00
Laba yang ditahan (PT PI) ............................ Rp 40.000,00

Dengan demikian maka saldo rekening investasi saham-saham PT PA Dan Saldo


laba yang ditahan, PT PI menjadi sama dengan pada pencatatan atas dasar metode
equity.Proses eliminasi selanjutnya, Oleh sebab itu didasarkan pada posisi
keuangan terakhir PT PA.
Adapun daftar lajur yang disusun berdasarkan cara ini nampak sebagai berikut:

PT PI dan Perusahaan Anaknya PT PA


Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsoidasi
Per 31 Desember 1980
PT PI PT PA Penyesuaian Eliminasi Neraca Konsolidasi
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp RP
Debit:
Investasi Shm-shm
PT PA 1.000.000 - 40.000 - - - - -
Eliminasi 80%
modal saham - - - - - 800.000 - -
eliminasi 80%
laba yg ditahan - - - - - 200.000 - -
selisih lebih harga
perolehan diatas
nilai buku - - - - - - 40.000 -
Harta lain-lain 2.830.000 2.050.000 - - - - 4.880.000 -
3.830.000 2.050.000 - - - - - -

Kredit:
Utang – utang 2.000.000 800.000 - - - - - 2.800.000
Modal saham PT PI 1.000.000 - - - - - - 1.000.000
Laba yg ditahan, PT
PI 830.000 - - 40.000 - - - 870.000
Modal saham, PT
PA - 1.000.000 - - - - - -
Eliminasi 80% - - - - 800.000 - - 200.000
Hak pemegang
saham minoritas - - - - - - - 200.000
Laba yg ditahan, PT
PA - 250.000 - - - - - -
Eliminasi 80% - - - - 200.000 - - -
Hak pemegang
saham minoritas - - - - - - - 50.000

3.830.000 2.050.000 40.000 40.000 1.000.000 1.000.000 4.920.000 1.000.000

C. PEMBAGIAN DEVIDEN DARI SALDO, LABA YANG DITAHAN


SEBELUM SAAT PEMILIKAN SAHAM
Di dalam metode harga perolehan penghasilan atas investasi saham-saham
pada perusahaan anak timbul apabila perusahaan anak membagikan laba yang
diperoleh, sebagai dividen. Namun demikian sangat dimungkinkan terjadinya
pembagian dividen oleh perusahaan anak atas laba yang diakumulasikan
sebelum pemilikan saham-saham oleh perusahaan induk terjadi.
Apabila dividen semacam ini terjadi dan oleh karena pencatatan investasi
saham pada metode harga perolehan bertitik tolak pada posisi keuangan
(perusahaan anak) pada saat (terjadi pemilikan saham, maka tidak boleh diakui
sebagai penghasilan bagi perusahaan induk.Pembagian dividen berakibat
terjadinya perubahan posisi keuangan pada perusahaan anak
(yaituberkurangnya aktiva dan sebagian hak-hak pemegang saham) menjadi
tidak sesuai dengan posisi keuangan pada saat pemilikan saham saham terjadi.
Oleh sebab itu dividen yang dibagikan oleh perusahaan anak atas laba yang
diakumulasikan sebelum terjadinya pemilihan saham, harus dicatat sebagai
pengurangan terhadap “nilai” investasi saham, seperti halnya dividen likuidasi.
Dalam hal ini penurunan (nilai)kekayaan bersih pada perusahaan anak,harus
pula diakui sebagai penurunan (nilai) investasi saham-saham pada perusahaan
anak. Hal ini sesuai dengan anggapan bahwa tidak ada saldo laba (yang ditahan)
bagi perusahaan yang baru dibentuk dan belum melakukan operasinya. Dengan
demikian apabila pada perusahaan yang baru dibentuk membagikan sebagian
harta miliknya kepada para pemegang saham berarti harus diakui sebagai
penarikan kembali dari sebagian atas penanaman modalnya. Dengan anggapan
seperti tersebut di atas, maka dalam pembagian dividen ternyata ada sebagian
diantaranya merupakan laba yang diakumulasikan sebelum terjadinya
pemilikan saham (oleh perusahaan induk), harus dipisahkan secara tegas
berhubung masing-masing harus diperlakukan berbeda satu sama lain.
Agar lebih jelasnya berikut ini diberikan contohnya sebagai berikut:

Contoh 2:
Berikut ini adalah neraca singkat PT Dani dan PT Dian pada tanggal 1 Juli 1977,
yaitu sesaat setelah PT Dani membeli 750 lembar saham-saham PT Dian dengan
harga@Rp15.000,00 per lembar.

PT Dani PT Dian
Aktiva
Investasi Saham-saham, PT Dian Rp 11.250.000,00
Macam-macam Aktiva Rp 13.750.000,00 Rp 15.000.000,00
Jumlah Aktiva Rp 25.000.000,00 Rp 15.000.000,00
Hutang & Modal
Macam-macam Hutang Rp 7.500.000,00 Rp 2.000.000,00
Modal Saham ( 1.000 lembar @ Rp
10.000,00) Rp 10.000.000,00 Rp 10.000.000,00
Laba yang di tahan Rp 7.500.000,00 Rp 3.000.000,00
Jumlah Hutang & Modal Rp 25.000.000,00 Rp 15.000.000,00

Dalam operasinya untuk periode 1 Juli sampai dengan 31 Desember 1977 masing-
masing perusahaan memperoleh laba sebagai berikut:
- PT Dani Rp 1.250.000,00
- PT Dian Rp 750.000,00

PT Dian membagikan dividen sebesar Rp1.000.000,00 untuk tahun 1977 pada akhir
bulan Desember 1977.

Dalam hubungannya dengan pembagian dividen tersebut, maka oleh PT Dani


dicatat:
Kas Rp 750.000,00
Investasi Daham-saham , PT Dian Rp 187.500,00
Penghasilan dividen Rp 562.500,00

Perhitungan :

Laba PT Dian, 1 Juli sampai dengan 31 Desember 1977


dibagikan sebagai dividen (maksimum) Rp 750.000,00
- Bagian Dividen PT Dani 75% x Rp 750.000,00 Rp 562.500,00
- Jumlah laba sebelum pemilikan saham yang
dibagikan sebagai dividen tahun 1977
75% x (1.000.000,00 – Rp 750.000,00) Rp 187.500,00

Jumlah uang ( Kas ) yang diterima PT Dani Rp 750.000,00

D. PENYAAJIAN-PENYAJIAN REKENING INVESTASI DALAM


LAPORAN KENANGAN PERUSAHAAN LNDUK
Di dalam neraca konsolidasi, tidak ada perbedaan lagi antara metedo
pencatatan tahadap investasi saham-saham perusahaan anak baik pada metode
harga perolehan, atau pada metode equity. Kedua metode pencatatan tersebut
menghasilkan neraca yang menunjukkan posisi keuangan yang sama. Akan
tetapi kedua metode tersebut menghasilkan saldo dalam rekening investasi
Saham dan rekening Laba yang Ditahan pada buku. buku perusahaan induk
yang barlainan. Hal ini mengakibatkan posisi keuangan dan hasil usaha yang
berbeda-beda dalam laporan keuangan individual perusahaan induk. Sehingga
di dalam menginterpretasikan laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba)
tersebut; sangat dipengaruhi oleh metode pencatatan yang dipakai. Khususnya
terhadap informasi yang berhubungan dengan pemilikan saham-saham
perusahaan anak. Oleh karena itu, agar tidak menimbulkan interpretasi yang
bertentangan di dalam laporan keuangan individualnya harus dinyatakan secara
jelas (footnote atau catatan tersendiri) tentang metode pencatatan yang dipakai
dalam hubungannya dengan pemilikan saham-saham perusahaan anak.
Apabila metode harga perolehan (costmethod) dipakai di samping harus
dinyatakan secara jelas seperti tersebut di atas, juga perubahan-perubahan neto
di dalam hak-hak pemegang saham yang berasal dari (pembagian) laba
perusahaan anak sejak posisi kontrol dicapai harus disajikan secara terpisah di
dalam neraca. Jika sebagian dari perubahan-perubahan neto itu terjadi dalam
periode akuntansi yang sedang berjalan, maka harus dilaporkan di dalam
laporan rugi laba (perusahaan induk).
Di lain pihak jika metode equity dipakai, di samping laporan keuangan
harus menyatakan tentang metode pencatatan itu, harus dijelaskan juga
mengenai harga perolehannya, serta penghasilan dividen yang telah diterima
dalam hubungannya dengan pemilikan saham-saham perusahaan anak.
Hal ini diperlukan agar diketahuii besarnya bagian keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan anak yang telah direalisasikan melalui bagian
dividen. Penjelasan tersebut diperlukan di dalam laporan keuangan (individual),
mengingat hak tersebut juga mempunyai , konsekuensi yuridis tersendiri bagi
perusahaan induk sebagai unit usaha yang berdiri sendiri, khususnya dalam
rangka membatasi jumlah laba yang akan dibagikan sebagai dividen kepada
pegang pemegang saham.

E. EVALUASI TERHADAP METODE EQUITY DAN METODE HARGA


PEROLEHAN (COSTMETHOD)
Metode harga perolehan (costmethod), merupakan metode yang pada
umumnya dipakai sebagai dasar pencatatan maupun dasar penyusunan laporan
keuangan individual, dalam hubungannya dengan pemilikan saham-saham pada
perusahaan anak. Hal ini disebabkan disamping metode harga perolehan
(costmethod) dianggap sebagai metode yang konsisten dengan metode
pencatatan yang dipakai pada jenis-jenis investasi yang lain dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yuridis (pajak), juga adanya beberapa keberatan terhadap
metode equity. Adapun beberapa keberatan yang sering timbul sebagai akibat
dari penggunaan metode equity tersebut antara lain ialah:
a) Metode equity menyimpang dari praktek-praktek akuntansi yang lazim,
khususnya di dalam masalah pengakuan penghasilan (revenue).
Dari segi ekonomis pengakuan terhadap (bagian) laba perusahaan anak
sebagai bagian laba perusahaan induk dan penyajiannya di dalam neraca
yang dikonsolidasi dapat dimaklumi. Akan tetapi sebagai unit usaha yang
terpisah tidak dimungkinkan untuk melaporkan informasi tersebut dalam
laporan keuangan individualnya.
b) Saldo rekening investasi Saham, sebagai akibat mekanisme pencatatan
(akuntasinya) tidak bisa menunjukkan beberapa besarnya/ jumlahnya baik
“harga perolehan” saham maupun "nilai" saham-saham yang dimiliki
tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena rekening investasi berisi campuran
antara data harga perolehan (historis) saham-saham pada tanggal pemilikan
dengan beberapa data penyesuaian sebagai akibat terjadinya perubahan atas
saldo hak-hak pemegang saham pada perusahaan anak.
c) Metode equity. memerlukan analisis dan penyesuaian/koreksi secara khusus
terhadap rekening-rekening yang terlibat dalam hubungannya dengan
pemilikan saham perusahaan anak tersebut apabila perusahaan induk ingin
mengetahui besarnya saldo laba (yang ditahan) yang harus dan tersedia
untuk dibagikan sebagai dividen serta dalam rangka menentukan besarnya
laba yang dapat (Mungkin) dikenakan pajak (perseroan).

F. LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ANAK YANG TIDAK


DIKONSOLIDASIKAN DI DALAM NERACA KONSOLIDASI
Sebelumnya telah dijelaskan beberapa alasan yang mendorong penggunaan
metode harga perolehan (costmethod) scbagai dasar pencatatan terhadap
pemilikan saham-saham pada Perusahaan anak. Di lain pihak dikemukakan pula
adanya beberapa keberatan terhadap metode equity sebagai dasar pencatatan
atas Investasi saham-saham pada Perusahaan anak tersebut.
meskipun dalam banyak hal metode harga perolehan (costMethod) memiliki
kelebihan (keuntungan) dibandingkan dengan metode equity namun demikian
akan timbul persoalan apabila metode harga perolehan tersebut dipakai, dan ada
satu atau lebih investasi pada perusahaan anak tidak ikut dikonsolidasi di dalam
neraca konsolidasi. perolehan tersebut adalah menyangkut cara menyajikan
investasi pada perusahaan anak yang baik tidak ikut dikonsolidasi di dalam
neraca konsolidasinya yaitu harus tetap disajikan menurut “harga
perolehannya" atau harus disesuaikan juga dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada (saldo) hak-hak para pemegang saham dari perusahaan anak.
Tujuan utama dari penyusunan laporan keuangan yang dikonsolidasi adalah
untuk menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha dari berbagai perusahaan
afiliasi, yang secara ekonomis merupakan satu kesatuan. oleh sebab itu
pengakuan terhadap (bagian) laba perusahaan anak sejak terjadinya pemikiran
saham-saham dan kemudian menggabungkannya menjadi saldo dalam
rekening-rekening pembukuan yang bersangkutan dalam hubungannya dengan
perusahaan yang berafiliasi merupakan suatu keharusan. Hal ini berarti
menyajikan informasi terhadap investasi pada perusahaan anak tersebut atas
dasar konsep (metode) equity.
Akan tetapi jika hak-hak pemilikan pada perusahaan anak telah disesuaikan
dengan pcrubahan-perubahan pada saldo hak-hak para pemegang saham dan
digabungkan dengan saldo dalam rekening-rekening pembukuan, perusahaan
induk, maka tetap diperlukan adanya informasi tentang laba (rugi) nya
(pengaruh) pemilikan saham-saham pada pausahaan anak tersebut terhadap
neraca yang dikonsolidasi. dengan demikian keberatan penggunaan metode
equity, khususnya penyusunan laporan keuangan individual dimana perusahaan
induk dianggap sebagai unit usaha yang terpisah tidak lagi merupakan suatu
keberatan untuk kepentingan penyusunan neraca konsolidasi. Demikian pula
halnya terhadap investasi pada perusahaan anak yang tidak ikut dikonsolidasi
di dalam neraca konsolidasi, Dapat dilaporkan atas dasar metode equity maupun
metode harga perolehan, dengan catatan masing-masing harus disertai
penjelasan-penjelasan yang cukup.di dalam laporan rugi-laba yang
dikonsolidasi, bagian laba (rugi) dari perusahaan anak yang tidak ikut
dikonsolidasi harus disajikan secara terpisah Saldo laba (rugi) dari perusahaan
anak (yang tidak ikut dikonsolidasi) digabungkan dengan saldo laba (rugi) dari
perusahaan anak yang dikonsolidasi di dalam laporan rugi laba konsolidasi.
Bagian laba yang telah dibagikan kepada perusahaan (anak) yang
dikonsolidasi oleh perusahaan (anak) yang tidak ikut dikonsolidasi harus
dinyatakan secara jelas dan terperinci. Secara umum, apabila keseluruhan
pengaruh dari Investasi pada perusahaan anak yang tidak ikut dikonsolidasi
dianggap material dalam hubungannya dengan posisi keuangan dan hasil usaha
yang dikonsolidasikan, maka ikhtisar tentang aktiva, utang, modal serta hasil
usaha dari perusahaan (anak) yang tidak ikut dlkonsolidasi tersebut dapat
disajikan baik dalam bentuk footnote maupun laporan tersendiri (secara
individual ataupun gabungan di antara mereka).

BAB III
KESIMPULAN
Apabila metode “harga perolehan” (cost method) diikuti untuk mencatat
investasi saham saham perusahaan anak, maka hanya dividen atas saham-saham
tersebut (yang telah dibagikan oleh perusahaan anak) yang diakui sebagai
pendapatan (revenue) oleh perusahaan induk. Sebaliknya laba atau rugi atas
pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah
saham yang dimiliki itu dijual.
Meskipun di dalam buku-buku perusahaan induk tidak dilakukan
pengakuan terhadap bagian laba perusahaan anak yang belum direalisasikan
(dibagikan sebagai dividen), Namun demikian di dalam neraca yang
dikonsolidasi jumlah tersebut harus diakui pula sebagai kenaikan atas saldo laba
yang ditahan.
Di dalam metode harga perolehan penghasilan atas investasi saham-saham
pada perusahaan anak timbul apabila perusahaan anak membagikan laba yang
diperoleh, sebagai dividen. Namun demikian sangat dimungkinkan terjadinya
pembagian dividen oleh perusahaan anak atas laba yang diakumulasikan
sebelum pemilikan saham-saham oleh perusahaan induk terjadi.
Di dalam neraca konsolidasi, tidak ada perbedaan lagi antara metedo
pencatatan tahadap investasi saham-saham perusahaan anak baik pada metode
harga perolehan, atau pada metode equity. Kedua metode pencatatan tersebut
menghasilkan neraca yang menunjukkan posisi keuangan yang sama.
Metode harga perolehan (costmethod), merupakan metode yang pada
umumnya dipakai sebagai dasar pencatatan maupun dasar penyusunan laporan
keuangan individual, dalam hubungannya dengan pemilikan saham-saham pada
perusahaan anak.
Tujuan utama dari penyusunan laporan keuangan yang dikonsolidasi adalah
untuk menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha dari berbagai perusahaan
afiliasi, yang secara ekonomis merupakan satu kesatuan.

DAFTAR PUSTAKA
Yunus,hadori. 2018. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Yogyakarta: BPFE

Anda mungkin juga menyukai