Anda di halaman 1dari 29

BAB 15

ASPEK KEPERILAKUAN DALAM AUDIT INTERNAL

A.

Memotivasi Pihak Yang Diaudit


Sebagaimana
diketahui,
motivasi

merupakan

alat

bantu

keperilakuan terbesar bagi audit internal. Dua dari kebutuhan pokok


Maslow adalah kebutuhan untuk menjadi bagian dari organisasi dan
kebutuhan untuk diterima dan dikenal, sehingga dapat melayani auditor
internal secara baik.
Kebutuhan menjadi

bagian

dari

organisasi. Bagian audit

merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang berdedikasi untuk


memperbaiki operasi organisasi tersebut. Pihak yang diaudit dapat
dijanjikan bahwa pendapat mereka akan diterima dan dipertimbangkan
untuk dimasukan dalam pertimbangan keseluruhan manajemen guna
memperbaiki kondisi operasi organisasi. Menghormati diri sendiri
dan orang

lain. Kebutuhan akan rasa dihormati ini dapat dikaitkan

dengan keyakinan pihak yang diaudit untuk bertindak langsung dalam


kerja sama dengan staf audit untuk mengidentifikasi bidang-bidang
yang bermasalah, membantu dalam mengidentifikasi kinerja, serta
mengembangkan tindakan-tindakan korektif.
B.

Hubungan Dengan Gaya Manajemen


Terdapat empat gaya manajemen (kepemimpinan) secara umum.
Empat gaya tersebut meliputi gaya mengarahkan, gaya melatih, gaya
mendukung,
pendekatan

dan
audit

gaya
yang

mendelegasikan.
konflik

dengan

Menggunakan

filosofi

suatu

manajemen

dari

manajemen pihak yang diaudit akan menyebabkan audit kesulitan


dalam perolehan bantuan serta kerja sama secara sukarela.
Dari empat gaya tersebut, gaya pertama dan gaya keempat
merupakan

gaya

yang

terpenting.

Pada

gaya

pertama,

auditor

seharusnya mencoba untuk bekerja sama dengan seluruh manajemen


dalam proses audit sehingga dapat meyakinkan pihak manajeman
bahwa auditor berada di pihak mereka dan mempunyai tujuan untuk
mengembangkan desain guna membantu memperbaiki operasi.

Pada gaya keempat, auditor seharusnya mengambil pendekatan


bahwa mereka merupakan bagian dari tim manajemen dan bertindak
sebagai rekan kerja atau konsultan.
C.

Pengelolaan Konflik
Dalam hal perubahan, konflik sering kali terjadi pada proses audit.
Konflik

terjadi

dalam

hal

lingkup

(manajemen),

tujuan

(auditor

eksternal), tanggung jawab (layanan manajemen), dan nilai.


Dalam bidang akuntansi, konflik dapat terjadi antara auditor yang
cenderung

mempertahankan

profesionalismenya

dan

pihak

yang

diaudit yang cenderung mempertahankan lembaga atau keinginannya.


Oleh sebab itu terdapat empat metode khusus yang secara umum
digunakan untuk menyelesaikan konflik, yaitu arbitrasi, mediasi,
kompromi, dan langsung.
D.

Masalah-masalah Hubunga
Brink dan Witt (1982) mempunyai daftar konsep yang akan

membantu untuk memperlakukan orang dengan lebih baik. Konsepkonsep tersebut adalah:
1. Terdapat variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar
individu,

oleh

sebab

mempertimbangkannya

dalam

itu

auditor

kaitannya

seharusnya

dengan

karyawan

pihak yang diaudit.


2.

Keberagaman perasaan-perasaan dan emosi, sehingga auditor


seharusnya

mengidentifikasi

keberagaman

perasaan

dan

mencoba menangani hal tersebut secara efektif.


3.

Keberagaman

persepsi.

Staf

pihak

yang

diaudit

tidak

memandang dengan cara yang sama seperti yang dilakukan


oleh staf audit.
4.

Ukuran kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada


hubungan. Auditor diharuskan untuk memodifikasi pendekatan
secara teknis ketika menghadapi kelompok yang lebih luas.

5.

Pengaruh dari berbagi situasi operasi sebagai suatu variasi


akhir. Setiap perubahan situasi mempengaruhi perasaan dan

tindakan seseorang, auditor seharusnya memasuki variasi ini ke


dalam pertimbangannya pada hubungan interpersonal.
E.

Karakteristik Umum Individu


Sifat yang muncul pada berbagai tingkatan dalam setiap individu
dari pihak yang diaudit, meliputi:
1.

Menjadi

produktif,

sibuk

pada

pekerjaan-pekerjaan

yang

bermakna.
2.

Mempunyai dorongan ke arah dedikasi terhadap suatu usaha


yang dianggap penting.

3.

Mempunyai keinginan untuk melayani dan memberikan bantuan


kepada individu lain.

4.

Bebas untuk memilih guna mendapatkan independensi dan


kebebasan pilihan.

5.

Memiliki sifat yang adil dan jujur.

6.

Memiliki bias pada diri sendiri, tercermin pada sikap yang lebih
suka dipuji dibandingkan dengan dikritik.

7.

Mencari kepuasan diri sendiri.

8.

Memiliki

nilai

untuk

mendapatkan

imbalan

atas

usaha-

usahanya.
9.

Bersikap seperti orang-orang yang patuh dan dapat beradaptasi


secara baik.

10. Menjadi bagian dari tim yang sukses.


11. Memiliki rasa haru atas bencana yang menimpa orang lain.
12. Memiliki keterkaitan pada pemaksimalan kepuasan diri sendiri.
13.

Lebih

cenderung

untuk

sensitif

dibandingkan

dengan

membantu orang.
F.

Kesadaran Pada Diri Sendiri


Dalam suatu situasi dimana banyak hubungan interpersonal, hal
terpenting

adalah

untuk

menyadari

dan

memegang

teguh

keseimbangan serta untuk memandang diri sendiri sebagaimana orang


lain memandangnya (Ratcliff et al., 1988). Elemen-elemen utama
tersebut adalah:

1.

Adanya pengetahuan terhadap kekuatan dan kelemahan orang


lain dalam hubungan secara mental, fisik, emosional, dan
karakteristik pribadi.

2.

Rasa memiliki terhadap produktivitas dan kepuasan kelompok


kerja.

3.

Kesadaran terhadap perintah dasar dalam lingkungan relatif


yang

dimiliki

seseorang,

dimana

orang

tersebut

harus

menyesuaikan diri dengan kelompok organisasi yang luas.


4.

Suatu keinginan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan orang


lain.

5.

Suatu perasaan memiliki atas produktivitas yang didasarkan


pada ego seseorang.

6.

Suatu perasaan keterpaduan yang berasal dari kepercayaan


bahwa seseorang berpartisipasi dalam suatu lingkungan secara
etis.

G.

Komunikasi Secara Efektif


Komunikasi terdiri atas wawancara, musyawarah, laporan lisan, dan

laporan tertulis. Bahasa yang menggunakan aksioma seharusnya jelas,


ringkas, bebas akronim, dalam struktur gramatikal yang baik, dan
mengungkapkan isi dalam aturan sederhana yang logis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kominikasi yang
efektif adalah:
1. Jangan bicara atau menulis dalam bentuk langsung sebab auditor
bukanlah bagian dari manajemen.
2. Jangan menggunakan istilah-istilah

yang

berimplikasi

pada

kesalahn-kesalahan kerja dari pihak yang diaudit.


3. Jangan menjadikan pihak yang diaudit sebagai pokok bahasan,
baik secara verbal atau tertulis.
4. Pertimbangkan sifat ego pihak yang diaudit ketika memberi
saran.
5. Menjaga laporan dan memberikan keadilan.
6. Jangan berargunen mengenai moralitas.

7. Mengaitkan dengan kondisi lingkungan ketika mencari penyebab


dari temuanya.
8. Sepanjang proses penyusunan laporan mengizinkan pihak yang
diaudit untuk mengungkapkan pendapatnya.
9. Sopan dengan seluruh karyawan pihak yang

diaudit

dan

menyambut manajemen pihak yang diaudit dengan rasa hormat.


10. Melakukan pertemuan dan wawancara di kantor pihak yang
diaudit.
11. Mempertimbangkan

kemungkinan

tekanan

yang

muncul

dalam diri pihak yang diaudit.


H.

PELAKSANAAN AUDIT PARTISIPASI


Selain masalah perilaku pihak yang diaudit, auditor internal juga

perlu memahami budaya organisasi. Porter et al. (1985) mengatakan


bahwa budaya organisasi mempengaruhi sikap dan perilaku auditor.
Elemen-elemen keperilakuan dalan audit partisipasi:
1.

Pada awal audit, tanyakan pihak yang diaudit bidang mana yang

2.

akan diaudit.
Bangun suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang

3.
4.
5.

diaudit dalam menilai pemrograman dan pelaksanaan audit.


Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi.
Dapatkan persetujuan atas isi laporan.
Memasukkan informasi nyata pada laporan audit.
BAB 16
PERILAKU ETIKA DALAM PROFESI AKUNTANSI

A.

Perilaku Etika dalam Profesi Akuntansi


Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara
adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai
bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaanperusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga
tidak

hanya

memerlukan

modal

dari

pemiliknya,

namun

mulai

memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan


berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal
dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang.

Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor


mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.
Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat,
yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance. Jasa
assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan
mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa atestasi terdiri dari
audit,

pemeriksaan

(examination),

review,

dan

prosedur

yang

disepakati (agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu


pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan
kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal
yang

material,

dengan

kriteria

yang

telah

ditetapkan.

Jasa

nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di


dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan

temuan,

atau

bentuk

lain

keyakinan.

Contoh

jasa

nonassurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik adalah jasa


kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh
pernyataan

dan

mengevaluasi

tentang

kejadian

bukti

secara

ekonomi,

objektif

dengan

mengenai

tujuan

untuk

menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan


kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan. Ditinjau dari sudut auditor independen,
auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan
suatu perusahaan atau organisasi yang lain dengan, tujuan untuk
menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara
wajar keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi
tersebut.
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat
keandalan

laporan

keuangan

perusahaan-perusahaan,

sehingga

masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal


sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.
B.

Etika Profesional Profesi Akuntan Publik


Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat
memerlukan

kepercayaan

dari

masyarakat

yang

dilayaninya.

Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan


menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu
tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh
anggota

profesinya.

Aturan

Etika

Kompartemen

Akuntan

Publik

merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai


akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan
Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981,
1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi
nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor
akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur
dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi,
akuntansi dan review, dan jasa konsultansi. Auditor independen adalah
akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan
keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar
auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika
Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang
menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.
1. Akuntansi sebagai profesi dan peran akuntan.
Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan
jasa atestasi maupun non-Atestasi kepada masyarakat dengan

dibatasi kode etik yang ada. Akuntansi sebagai profesi memiliki


kewajiban
mengikuti

untuk
etika

mengabaikan
profesi

yang

kepentingan
telah

pribadi

ditetapkan.

dan

Kewajiban

akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu;


kompetensi,
dimaksud

objektif

dengan

dan

profesi

mengutamakan
akuntan

integritas.

adalah

semua

Yang
bidang

pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi,


termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang
bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang,
akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai
pendidik.
Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan
yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang
lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan
konsultan manajemen.
Peran akuntan dalam perusahaan tidak bisa terlepas dari
penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam
perusahaan. Meliputi prinsip kewajaran(fairness), akuntabilitas
(accountability), transparansi (transparency), dan responsibilitas
(responsibility).
Peran akuntan antara lain :
a) Akuntan Publik (Public Accountants)
Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal
adalah akuntan independen yangmemberikan jasa-jasanya
atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja bebas dan
umumnyamendirikan suatu kantor akuntan. Yang termasuk
dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang bekerja
pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya
sebagai seorang akuntan publik dan mendirikan kantor
akuntan,

seseorang

DepartemenKeuangan.
melakukan

harus
Seorang

pemeriksaan

jasaperpajakan,

jasa

memperoleh
akuntan

(audit),

konsultasi

publik

misalnya

manajemen,

penyusunan system manajemen.


b) Akuntan Intern (Internal Accountant)

izin

dari
dapat

terhadap
dan

jasa

Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu


perusahaan atau organisasi. Akuntanintern ini disebut juga
akuntan perusahaan atau akuntan manajemen. Jabatan
tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai
dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan.
tugas

mereka

adalah

menyusun

sistem

akuntansi,

menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal,


menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan,
menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan
pemeriksaan intern.
c) Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada
lembaga-lembaga pemerintah, misalnya dikantor Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan
Pengawas Keuangan (BPK).
d) Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam
pendidikan

akuntansi,

pengembangan

akuntansi,

melakukan
mengajar,

penelitian
dan

dan

menyusun

kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.


2. Ekspektasi Publik.
Masyarakat pada umumnya mengatakan akuntan sebagai orang
yang profesional khususnya di dalam bidang akuntansi. Karena
mereka mempunyai suatu kepandaian yang lebih di dalam
bidang tersebut dibandingkan dengan orang awam sehingga
masyarakat berharap bahwa para akuntan dapat mematuhi
standar dan sekaligus tata nilai yang berlaku dilingkungan
profesi akuntan, sehingga masyarakat dapat mengandalkan
kepercayaannya terhadap pekerjaan yang diberikan. Dalam hal
ini, seorang akuntan dipekerjakan oleh sebuah organisasi atau
KAP, tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung
jawab

terhadap

demikian,
akuntan

pemilik

sebagaimana
professional

perusahaan
tanggung

publik

atau

jawabnya

publik.Walaupun
pada

mengekspektasikannya

atasan,
untuk

mempertahankan nilai-nilai kejujuran, integritas, objektivitas,


serta pentingannya akan hak dan kewajiban dalam perusahaan
3. Nilai Nilai etika Vs teknik akuntan / auditing.
a) Integritas: setiap tindakan dan kata-kata pelaku profesi
menunjukan sikap transparansi, kejujuran dan konsisten.
b) Kerjasama: mempunyai kemampuan untuk bekerja sendiri
maupun dalam tim
c) Inovasi: pelaku profesi mampu memberi nilai tambah pada
pelanggan dan proses kerja dengan metode baru.
d) Simplisitas: pelaku profesi mampu memberikan solusi pada
setiap masalah yang timbul, dan masalah yang kompleks
menjadi
Teknik

lebih
akuntansi

adalah

sederhana.

aturan-aturan

khusus

yang

diturunkan dari prinsip-prinsip akuntan yang menerangkan


transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang
dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.
4. Perilaku etika dalam pemberian jasa akuntan publik.
Dari profesi akuntan publik inilah Masyarakat kreditur dan
investor mengharapkan penilaian yang bebas Tidak memihak
terhadap informasi yang disajikan dalam laporan Keuangan oleh
manajemen perusahaan. Profesi akuntan publik menghasilkan
berbagai jasa bagi Masyarakat, yaitu:
a) Jasa assurance adalah jasa profesional independen Yang
meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan.
b) Jasa Atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination),
review,

dan

procedure).
c) Jasa atestasi
pertimbangan

Prosedur

yang

Adalah
orang

suatu

yang

disepakati

(agreed

pernyataan

Independen

dan

upon

pendapat,
kompeten

tentang apakah asersi suatu entitas sesuai Dalam semua


hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
d) Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan
public Yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu
pendapat,

keyakinan

Negatif,

ringkasan

temuan,

atau

bentuk lain keyakinan.


Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat
memerlukan

kepercayaan

dari

masyarakat

yang

dilayaninya.

Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan


menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu
tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan
oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai
akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia.

BAB 17
ASPEK TEORI KONTINJENSI DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN

A. Teori Kontinjensi
Menurut teori, sistem yang terbuka pada suatuperusahaan sangat
berkaitan

dengan

interaksi

untukpenyesuaian

dan

pengendalian

terhadap ligkungan guna kelangsungan hidup usaha. Teori kontinjensi


mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suatu organisasi dalam
mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan unsur-unsur dari
berbagai

subsistem

yang

dirancang

guna

memenuhi

tuntutan

lingkungan yang saling berhubungan. Suatu sistem pelaporan keuangan


perusahaan adalah salah satu dari subsistem tersebut. Teori kontinjensi
merupakan alat pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan
berbagai variasi dalam struktur organisasi.
B. Munculnya Perumusan Kontinjensi
Alasan untuk mempertimbangkan adopsi terhadap teori kontinjensi
akuntansi manajemen adalah untuk digunakan sebagai alat yang

dibutuhkan dalam menginterpretasikan hasil riset empiris. Hal ini


disebabkan

keterbatasan

dalam

meninjau

dan

memahami

jenis

hipotesis yang telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang


berlawanan. Hal ini juga menyatakan bahwa pekerjaan jenis ini tidak
dengan sendirinya mencakup perumusan kontinjensi yang semakin
cepat, dan bahwa diperlukan pengembangan paralel dalam teori
organisasi guna mengembangkan suatu penjelasan penting.
Pengaruh Hasil Empiris
Apabila diperoleh hasil yang tidak memuaskan maka masalah
tersebut harus dipecahkan dalam kerangka universal yang telah
menjadi sumber stimulus bagi pengembangan perumusan kontinjensi.
Konsep, seperti teknologi, struktur organisasi, dan lingkungan telah
dilibatkan untuk menjelaskan mengapa sistem akuntansi membedakan
antara satu situasi dengan situasi yang lain.

Efek Teknologi
Variabel

kontinjensi

terpanjang

dan

yang

paling

sederhana

digunakan dalam akuntansi manajemen adalah teknologi produksi. Jenis


teknik dan proses produksi yang berbeda telah memengaruhi desain
sistem akuntansi internal walaupun harus dicatat hal tersebut muncul
sebagai alat untuk menjelaskan perbedaan dengan apa yang dianggap
sebagai konfirmasi empiris dari teori organisasi klasik. Sifat alami dari
proses produksilah yang menentukan jumlah alokasi biaya dan biaya
tidak didistribusikan langsung secara merata. Teknologi produksi
memiliki pengaruh yang penting terhadap jenis informasi akuntansi
yang disajikan. Hal ini memunculkan aspek selain teknologi yang
berpengaruh atas informasi yang harus disediakan untuk mencapai
efektivitas. Sebagai contoh, kompleksitas dari tugas yang dihadapi oleh

suatu organisasi berkaitan dengan struktur pengendalian biaya yang


sesuai.
Efek dari Struktur Organisasi
Ada bukti menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi cara
dengan mana informasi penganggaran digunakan paling baik. Hopwood
membedakan antara batasan anggaran (budgeti-condtrained), yaitu
situasi dimana penggunaan informasi akuntansi dalam anggaran
menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan
terhadap para bawahan, dan kesadaran laba (profit-conscius), yaitu
gaya yang juga mempertimbangkan efektivitas dan jangka waktu yang
lebih panjang. Studi Hopwood menunjukan bahwa gaya batasan
anggaran bersifat kaku.
Studi Hopwood didasarkan pada pusat tanggung jawab (biaya) di
pabrik baja terintegritas, sehingga mempunyai saling ketergantungan
yang luas antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Studi Otley
melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada industri penambangan
batu bara, yang karena alasan yang praktis, tidak saling tergantung
satu sama lain. Studi awal menunjukan bahwa penggunaan yang kaku
dari

ukuran

pencapaian

tidaklah

sesuai

jika

terdapat

saling

ketergantungan yang luas. Penggunaan gaya anggaran yang sesuai


bergantung pada derajat tingkat saling ketergantungan yang ada
diantara pusat tanggung jawab yang terlibat.
Efek Lingkungan
Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk menjelaskan perbedaan
dalam penggunaan informasi akuntansi. Pengaruh persaingan yang
dihadapi oleh perusahaan yang memakai manajemen pengendalian
menyimpulkan

bahwa

kesempurnaan

akuntansi

dan

sistem

pengendalian dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi.


Lebih lanjut lagi, jenis persaingan yang berbeda mempunyai dampak
sangat berbeda terhadap penggunaan pengendalian akuntansi dalam
perusahaan

manufaktur.

Dengan

membedakan

antara

operasi

(lingkungan dimana adalah sulit bagi seseorang manajer unit untuk


menunjukanlaba akuntansi) dan operasi liberal (lingkungan yang relatof
lebih mudah untuk memelihara operasi yang menguuntungkan) dapat
ditunjukan

bahwa

para

manajer

senior

menggunakan

informasi

anggaran untuk mengevaluasi pencapaian manajerial yang sangat


berbeda dalam kedua situasi tersebut.jika ketelitian anggaran dianggap
sebagai suatu corak yang diinginkan dari sistem akuntansi, maka gaya
penggunaan anggaran yang berbeda diperlukan untuk mencapai
anggaran akurat terhadap lingkungan.
Pengaruh Teori Organisasi
Ketiga contoh terdahulu telah mengindikasikan sebagian dari
variabel yang mengakibatkan perbedaan dalam penggunaan dan
desain dari sistem akuntansi. Ketiga variabel kontinjensi adalah
teknologi umum, struktur organisasi, dan lingkungan telah digunakan
sebagai contoh ilustratiif karena ketiganya telah mengembangkan teori
kontinjensi akuntansi manajemen teoretis. Gerakan ini merupakan
pendekatan universalistis terhadap pendekatan akuntansi manajemen
yang menjadi mode pada tahun 1970an. Kelebihan dari pendekatan ini
tidak dapat dijelaskan hanya oleh tekanan penemuan empiris yang
berusaha untuk menemukan teori yang bersifat menjelaskan. Faktor
utama lain yang memengaruhi teori kontinjensi akuntansi manajemen
yang terjadi lebih dahulu.
C. VARIABEL-VARIABEL

DASAR

KONTINJENSI

dan

HUBUNGANNYA
Variabel Sosial
Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset
komparatif tentang akuntansi internasional berada dalam perspektif
kontinjensi. Pada umumnya, studi ini lebih banyak menggunakan
bentuk pengujian atas perbedaan perbedaan dalam praktik pelaporan
keuangan tertentu diantara berbagai negara atau atas sistem akuntansi
nasional. Dalam kedua kasus tersebut, hasil yang umumnya diperoleh

dalam

suatu

kesimpulan

yang

menghubungkan

perbedaan

atau

persamaan, baik dalam hal sosial, politik maupun ekonomi. Teori dalam
praktik pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-variabel
sosial tertentu.
Lingkungan
Lingkungan perusahaan merupakan konsep dalam hubungannya
dengan ketidakpastian. Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya
dua dimensi yang terdiri atas: a) dimensi stabil-dinamis, dan b) dimensi
homogen dan heterogen. Hal ini sesuai dengan struktur organisasi dan
aplikasinya adalam akuntansi manajemen. Dimensi stabil dan dinamis
ditandai dengan tingkat keputusan faktor perubahan lingkungan
internaldan eksternal yang pada dasarnya sama dari waktu ke waktu
dalam proses yang berkesinambungan. Adapun dimensi homogenheterogen daoat digambarkan dalam hubungannya dengan tingkat
keputusan di mana faktor lingkungan sebagai alternatif dari yang
terkecil sampai dengan yang terbesar. Faktor-faktor yang ada di dalam
lingkungan perusahaan dapat dibedakan dalam suatu rangkaian
ketidakpastian dari yang dapat diramalkan sampai yang tidak dapat
diramalkan.
Hal yang diperlukan dalam suatu riset adalah pertimbangan yang
menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tertentu memengaruhi
struktur organisasi dan desain sistem akuntansi manajemen.
Atribut Organisasi
Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam literatur
teori

kontinjensi

terutama

mengenai

perbedaan

antara

variabel

lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini dapat menimbulkan berbagai


kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan atau
menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan ini tidak bertujuan untuk
memberikan suatu penyelesaian suatu masalah. Atribut organisasi
tetap merupakan konsep yang berkaitan dengan penyediaan dan

pengorganisasian sumberdaya perusahaan meliputi ukuran organisasi,


teknologi dan lain sebagainya.
Besaran suatu organisasi merupakan konsep dari ukuran yang ada
didalamnya, seperti jumlah karyawan, tingkat perputaran penjualan,
nilai aset bersih atau modal yang digunakan, dan lain sebagainya yang
pada umumnya saling berhubungan. Teknologi telah menjadi konsep
penting. Terdapat tiga skala penggunaan teknologi dalam meningkatkan
kompleks teknis yaitu unit dan kelompok kecil, kelompok besar dan
massa, dan proses produksi.
Karakteristik Pengguna
Para

pengguna

dapart

digambarkan

sebagai

individu

yang

menggunakan data yang terdapat dalam laporan perusahaan, dan


memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam pengambilan keputusan
keuangan. Suatu bukti riset yang harus dipertimbangkan oleh para
pengguna

adalah

alternatif

yang

berbeda

untuk

informasi

dan

kemampuan proses yang ditimbulkan oleh perbedaan dalam model


keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan sifat yang diturunkannya.
Pada

kenyataannya

dalam

literatur

mengenai

pengolahan

informasi manusia dalam rangka pengambilan keputusan menyatakan


bahwa setiap individu mempunyai model keputusan yang berbeda.
Konsep gaya pengambilan keputusan mempunyai enam dimensi
berikut: a) analisis keputusan berbeda dengan pengambilan keputusan
intuitif, perbedaan dalam horizon waktu, c) bentuk pengulangan yang
mengacu banyak faktor dalam pertimbangan pengambilan keputusan,
d) kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang berubah-ubah,
e) proaktif vs reaktif, dan f) kemampuan strategis dalam hubungannya
dengan pertimbangan di antara keputusan yang sesuai dengan tujuan
dan strategi perusahaan.
Atribut

Sistem

Pelaporan

Keuangan

Dipengaruhi Variabel Kontinjensi

Perusahaan

yang

Karakteristik sistem pelaporan keuangan perusahaan terdiri atas


suatu contoh yang dirancang untuk masing-masing unsur utama
pelaporan perusahaan. Unsur-unsur tersebut adalah :
1.

Pengungkapan,

penggolongan,

presentasi,

penilaian,

dan

kebutuhan pengukuran dari nergara-negara yang berbeda. Hal


ini mungkin dipengaruhi oleh metode kepemilikan rata-rata
produksi, tingkat dan konsentrasi kepemilikan pribadi, pola
pendanaan perusahaan, penggunaan informasi akuntansi dalam
perencanaan dan pengendalian ekonomi dan lain sebagainya.
2.

Frekuensi pelaporan dalam jumlah variasi pengungkapan dari


informasi laporanyang bersifat sementara, metode pengukuran
peristiwa (ukuran keuangan dan non keuangan), metode alokasi
biaya (yaitu biaya dan kapitalisasi, periode mortisasi, dan lainlain), unsur waktu dari infoemasi (peramalan), tingkat agegasi
dan desentraliasi (akun gabungan dan pelaporan yang terdiri
dari beberapa bagian), dan pengungkapan tentang tujuan dari
pelaporan

khusus

(seperti

laporan

nilai

tambah,

laporan

ketenagakerjaan, dan format laporan lain dari akuntansi sosial).


3.

Metode pelaporan (misalnya laporan, tabel, dan diagram)


kompleksitas

teori,

dan

pelaporan

dengan

tujuan

khusus

tertentu, seperti tanggung jawab yang sederhana. Atribut ini


dihubungkan

dengan

karakteristik

pengguna

dan

sumber

informasi yang lain.


D. Isi Teori Kontinjensi
Studi Empiris
Terdapat studi empiris dalam area akuntansi yang dengan tegas
mengadopsi pendekatan kontinjensi sebelum mengumpulkan data.
Lebih lanjut lagi, dua di antara dari studi utama menggunakan faktor
metodologi analisis yang memandang permasalahan dalam penafsiran
dan perbandingan. Penafsiram sulit dilakukan karena faktor dari

variabel asli yang mendasari konsep teoretis dalam lompatan intuitif


yang dibuat oleh peneliti tersebut. Tentu saja, perbedaan yang sangat
kecil

dalam

diperolehnya

kesalahan
faktor

acak

yang

pada

sangat

pengukuran

berbeda,

mengakibatkan

sehingga

membuat

perbandingan antar studi yang berbeda hampir mustahil. Walaupun


analisis faktor adalah metode yang bermanfaat sebagai dasar dimensi
bahwa penggunaan kritik akan terbatas pada akumulasi pengetahuan
lebih lanjut.
Bruns

dan

Watrehouse

membantah

bahwa

perilaku

manajer

berkaitan dengan anggaran merupakan kontinjensi atas berbagai aspek


struktur organisasi, seperti pemusatan, otonomi, dan derajat tingkay
aktivitas yang tersusun. tulisan ini menyimpulkan bahwa pengendalian
strategi yang berbeda bergantung pada jenis organisasinya.
Perumusan Teoretis
Sebagai tambahan terhadap pekerjaan yang berdasarkan spekulasi
teoretis menyangkut sifat alami dari teori kontinjensi sistem informasi
akuntansi, Gordon dan Milner berusaha untuk menyediakan kerangka
menyeluruh bagi perencanaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang
mempertimbangkan kebutuhan spesifikasi organisasi yang luas dalam
teori

organisasi.

Kebijakan

manajemen

dan

akuntansi

untuk

mengidentifikasi variabel adalah penting bagi pencapaian organisasi.


Lingkungan, gaya pengambilan keputusan dan karakteristik organisasi
diusulkan sebagai variabel kontinjensi yang terpenting. Masing-masing
variabel kontinjenti tersebut dihubungkan dengan kondisi-kondisi yang
sesuai dengan variabel SIA. Walaupun pertanyaan SIA didesain untuk
menghadapi

lingkungan,

organisasi

dan

kondisi-kondisi

gaya

pengambilan keputusan, perlu dicatat bahwa terdapat tiga pola dasar


perusahaan dan pengelompokan variabel kontinjensi yang khas.
Bagaimanapun dua contoh tersebut mempunyai usulan mengenai
karakteristik yang tidak diinginkan yang dapat diperbaiki dengan
pemanfaatan sesuai SIA. Tidak terdapat pertimbangan eksplisit dari
efektivitas dan sasaran tujuan organisasi dan keunggulan yang nampak

sepertinya didasarkan pada akal sehat dan bukannya kerangka teoretis


eksplisit.
Suatu pendekatan lebih lanjut sedikit berbeda secara alami karena
ditulis oleh mahasiswa yang belum lulus sistem perencanaan dan
pengendalian manajemen. Tidak ada formula yang diberikan, melainkan
hanya pendekatan kearah desai sistem yang direkomendasikan dan
berbagai kontinjensi yang dikenali. Argumentasinya bahwa desain
apapun

dari

sistem

perencanaan

dan

pengendalian

khususnya

bergantung pada :
a. Sasaran khusus yang dicapai dalam konteks sasaran tujuan
organisasi.
b. Format tingkat dan perbedaan desentralisasi tertentu yang
dipilih (yaitu struktur organisasi).
c. Proses tunggal dan gabungan yang dikendalikan oleh sub unitsub unit dan derajatnya, apakah tidak tersusun atau tersusun
(yaitu jenis teknologi)
d. Jenis gaya manajerial yang digunakan oleh para manajer senioR
Kerangka Evaluasi Teori Kontinjensi
SIA hanya meliputi salah satu bagian dari struktur pengendalian
organisasi. Suatu strategi pengendalian organisais akan melibatkan
pertimbangan desain organisasim, sistem informasi manajemen, dan
sistem perencanaan dan pengendalian. Tentu saja, hal ini mungkin
terlihat sama dengan subtitusi parsial yang ditandai oleh pernyataan
perasaan para manajer industri tertentu bahwa SIA yang digunakan
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dalam desain organisasi.
Dengan adanya kekurangan tersebut, dibentuklah teori kontinjensi SIA
diluar konteks dari keseluruhan paket pengendalian organisasi yang
nyata. Pertana, apa yang mendasari SIA, sehingga berpengaruh baik
terhadap apa yang dilakukan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya
dan proses pengendalian lain yang kkomplementer terhadap SIA.
Kedua,

terdapat

memengaruhi

jangkauan

pencapaian

menyeluruh

organisasi,

dari

dan

faktor

bahwa

yang

hal

itu

akan
akan

mengendalikan strategi dan struktur, serta menyatakan mengenai


produk pasar dan pengaturan antarorganisasi. Pengaruh SIA terhadap
riset kelihatannya relatif kecil. Akhirnya, pertu ditentukan faktor apa
yang

mendasari

pencapaian

organisasi

yang

efektif

dengan

menggunakan perbandingan antara sasaran hasil organisasi dengan


standar. Terdapat berbagai kesulitan substansial dalam pengukuran
efektivitas

organisasi

yang

penting

begi

ukuran

tersebut

untuk

mengembangkan teori kontinjensi secara benar.


E. Implikasi Untuk Riset
Akuntansi sebagai Bagian dari Sistem Pengendalian
Studi

efektivitas

sistem

informasi

akuntansi

manajemen

berhubungan dengan studi dari berbagai mekanisme pengendalian


yang digunakan oleh organisasi untuk memengaruhi perilaku anggota
mereka dan hubungan mereka dengan lingkungan eksternal. Sulit untuk
memisahkan efek dari SIA dari pengendalian lainnya. Semuanya
bertindak sebagai suatu paket dan harus ditaksir bersama-sama. Fakta
ini memperluas lingkup tentang penyelidikan dan pengindikasian
cakupan aktivitas kendali dalam daftar penyusunan pengendalian.
Sistem imbalan adalah suatu penghilang terkemuka. Selain itu jenis
pengendalian berbeda dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
berbeda. Mekanisme pengendalian untuk berbagai tujuan akan menjadi
sulit, jika tidak mungkin, untuk mengisolasi efekdari alat pengendalian
spesifik. Mungkin, riset awal dari strategi untuk mengidentifikasi
kombinasi pengendalian terutama sekali ditujukan untuk keadaan
tertentu.
Jadi, variabel kontinjensi yang terkait dengan desain organisasi
dalam akuntansi manajemen adalah penting. Klarifikasi konseptual
lebih berada pada pemanfaatan kerangkasistem kontrol. Walaupun
model mekanik kendali sederhana tidak dapat secara langsung
deberlakukan bagi organisasi,terdapat empat karakteristik proses yang
penting bagi pengendalian organisasi efektif yaitu :

1.
2.
3.

Spesifikasi suatu sasaran.


Pengukuran tingkat pencapaian sasaran.
Model yang bersifat prediktif terhadap kemungkinan tindakan

4.

hasil pengendalian.
Kemampuan dan motivasi untuk bertindak.

Efektivitas Organisatoris
Penggunaan kerangka pengendalian menguatkan peran efektivitas
organisasi dan perhatian pada sasaran hasil organisasi. Sasaran hasil
adalah suatu bagian penting dari kerangka kontinjensi disamping satu
variabel kontinjensi yang mungkin memenuhi sifat alami sistem
akuntansi yang membentuk ukuran perbandingan dengan efek dalam
bentuk pengendalian berbeda yang harus dievaluasi. Dalam rangka
mengasosiasikan sistem akuntansi dan kontinjensi tertentu harus dibuat
pedoman mengenai dampak sistem akuntansi dalam membantu
pencapaian organisasi.
Metodologi Riset
Pendekatan

kontinjensi

berhadapan

dengan

struktur

alat

pengendalian yang sangat berhubungan, dimana SIA merupakan satu


kesatuan,membenuk satu pengendalian organisasi yang teratur.banyak
dari dibuat hipotesis variabel yang memengaruhi desain SIA untuk
menjelaskan perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah
realistis untuk metode analisis statistik yang tidak menguraikan pola
teladan

interaksi

secara

kompleks.

Peneliti

harus

mempunyai

keterlibatan semakin dekat dalam pengembangan hipotesis seperti


hubungan organisasi. Selain itu hubungan sebab akibat menjadi jauh
lebih penting dibandingkan dengan asosiasi,dimana interaksi variabel
diamati

dari

waktu

ke waktu,

sehingga

menjadi

lebih

dihargai

dibandingkan studi lintas bagian. Studi longitudinal juga mampu


menjelaskan proses dengan mana sistem akuntansi dikembangkan dan
diubah sebagai jawaban atas tekanan organisasi.
Campbell mengambil pelajaran dari riset mengenai efektivitas
organisasi dan menyimpulkan bahwa: 1) adalah kontra-produktif untuk

mengikuti

pendekatan

multivariasi

dalam

pengembangan

ukuran

efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas organisasi adalah suatu


tugas yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam memusatkan
perhatian pada riset terhadap sumber daya yang langka guna
mengembangkan ukuran berorientasi hasil yang berfungsi dalam
organisasi, seoerti rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya.

BAB 21
KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI
Komunikasi adalah proses mempertukarkan informasi antara dua atau
lebih sistem yang ada dalam satu lingkungan umum
Fungsi Komunikasi
1.
2.
3.
4.

Pengendalian
Motivasi
Pengungkapan Emosional
Informasi

Model-model Komunikasi
1. Model Lasswell

Umpan Balik

2. Model Shannon-Weaver

Gangguan adalah stimulus yang


memberikan kontribusi nterhadap distorsi
dari proses transfer informasi

Pesan

3. Model SMCR Berlo

Menspesifikasikan faktor-faktor
kebenaran komunikasi

Budaya

4. Model Westly-MacLean
Menjelaskan cara-cara individu dan organisasi memutuskan pesan
apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana pesan tersebut
dimodifikasi dalam proses tersebut
5. Model Pemusatan Komunikasi
a. Menekankan pada kesatuna informasi dan tindakan
b. Melalui prosesn, tindakan dapat menghasilkan informasi
tambahan
c. Tidak memiliki

awalan

/akhirnya,

partisipan yang memberikan makna


d. Mengimplikasikan sutau hubungan
6. Satu Model Komunikasi

hanya

definisi

para

Penguraian

Hal-hal Mendasar dalam Komunikasi


1. Arah Komunikasi
a. Komunikasi ke atas
i. Mengalir ke tingkatan yang lebih tinggi
ii. Tujuannya memberikan umpan balik dan informasi
kemajuan usaha
b. Komunikasi ke bawah
i. Mengalir ke tingkatan yang lebih rendah
ii. Tujuannya memberikan instruksi pekerjaan, informasi
kebijakan, dll
c. Komunikasi Lateral
i. Terjadi pada tingkatan yang sama
2. Jaringan Formal dan Informal
a. Jaringan formal
Vertikal, mengikuti tingkatan wewenang, dan terbatas pada
komunikasi yang berhubungan dengan tugas
b. Jaringan informal
bebas bergerak ke segala arah, melompati
wewenang dan mempermudah penyelesaian tugas
3. Komunikasi Non-verbal

tingkatan

Studi yang mempelajarinya disebut KINETIKA.


Kinetika merupakan bidang yang relatif baru dan lebih dipengaruhi
oleh dugaan dan popularisasi serta mengacu pada sikap tubuh,
konfigurasi wajah, dan gerakan tubuh lainnya.
4. Penghalang Komunikasi yang Efektif
a. Penyaringan
b. Persepsi
c. Defensif
d. Bahasa

Variabel-variabel yang Berpengaruh pada Komunikasi Akuntansi


1. Sumber
a. Kredibilitas Sumber
i. Semakin kredibel sumber dari suatu pesan, semakin
besar efektivitasnya
ii. Kredibilitas sumber merupakan suatu bangunan yang
multidimensional
b. Kesamaan antara Penerima dan Sumber
i. Komunikasi yang efektif akan lebih mudah terjadi ketika
sumber dan penerima adalah serupa
ii. kesamaan demografi dan kesamaan kognitif
2. Pesan
Lima elemen

pesan

yang

sebaiknya

dipertimbangkan

ketika

menganalisis komunikasi, yaitu : Isi, organisasi, kode, perlakuan dan


elemen-elemen pesan.
Organisasi pesan ada beberapa elemen, yaitu: urutan penyajian,
budaya tempat informasi digunakan, latar belakang pendengar dan
penempatan argumentasi.
3. Saluran
a. Panca indra yang dipengaruhi
b. Peluang untuk umpan balik
c. Besarnya kendali penerima
d. Jenis pengodean pesan
e. Kekuatan multiplikatif
f. Pelestarian pesan
4. Penerima
a. Analisis Penerima
i. Pengetahuan mengenai
untuk

mendesain

penerima

pesan

yang

dapat
lebih

digunakan

efektif

dan

menyampaikannya melalui saluran yang paling sesuai.

Komunikasi yang efektif dihasilkan ketika informasi


didesain secara spesifik untuk penerima.
b. Analisis Jaringan
i. Memberikan suatu gambaran grafis dari

struktur

komunikasi dan mendefinisikan peran jaringan seperti


pemisahan, anggota kelompok, hubungan dna diagram
pohon. Struktur jaringan yang optimal bervariasi dengan
fungsi yang dilakukan oleh kelompok tugas.
5. Umpan Balik
a. pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber dalam
menanggapi pesan awal
b. Umpan balik memungkinkan terjadinya pertukaran ide

Masalah-masalah Terbaru dalam Komunikasi


Komunikasi merupakan tindakan penyeimbangan dan bersinambungan,
yang mengubah konflik antara keeratan dan ketidaktergantungan
1. Penghalang Komunikasi antara Pria dan Wanita
a. Bagi Banyak Pria
i. Pembicaraan terutama merupakan suatu cara untuk
melestarikan

ketidaktergantungan

dan

mempertahankan status dalam suatu hierarki sosia


b. Bagi banyak wanita
i. pembicaraan
merupakan
perundingan
untuk
menghasilkan kedekatan, di mana orang mencoba
mencari

dan

memberikan

informasi

mendukung.
2. Komunikasi yang Benar secara Politis
Orang harus peka terhadap perasaan orang lain.
Kata-kata merupakan alat primer untuk berkomunikasi.
Pada umumnya, semakin besar perbendaharaan

serta

kata

saling

yang

digunakan oleh pengirim dan penerima, maka semakin besar


kesempatan untuk menyampaikan pesan secara akurat. Dengan
menghilangkan kata-kata tertentu dari perbendahaan seseorang,
orang itu akan lebih sulit untuk berkomunikasi secara akurat
3. Komunikasi Elektronik

a. Awalnya komunikasi menggunakan telepon pada awal abad


ke-20
b. Pengenalan mesin fotocopy tahun 1960-an
c. Teknologi elektronik baru. Teknologi tersebut

mencakup

penyeranta (pager), mesin faks, konferensi video, rapat


elektronik, e-mail, telepon, telepon gengam, dan pesan suara
(1980-an)

Anda mungkin juga menyukai