Dosen Pengampu: Dr. Enggar Diah Puspa Arum, S.E., M.Si., A.k., C.A.,
CIQaR., CIQnR., CIT.
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS JAMBI
2022/2023
MEMOTIVASI PIHAK YANG DIAUDIT
Sebagaimana diketahui, motivasi merupakan alat bantu keperilakuan terbesar bagi audit
internal. Dua dari kebutuhan pokok Maslow adalah kebutuhan untuk menjadi bagian dari
organisasi dan kebutuhan untuk diterima dan dikenal, sehingga dapat melayani auditor
internal secara baik.
Kebutuhan menjadi bagian dari organisasi. Bagian audit merupakan bagian dari
keseluruhan organisasi yang berdedikasi untuk memperbaiki operasi organisasi tersebut.
Pihak yang diaudit dapat dijanjikan bahwa pendapat mereka akan diterima dan
dipertimbangkan untuk dimasukan dalam pertimbangan keseluruhan manajemen guna
memperbaiki kondisi operasi organisasi. Menghormati diri sendiri dan orang lain.
Kebutuhan akan rasa dihormati ini dapat dikaitkan dengan keyakinan pihak yang diaudit
untuk bertindak langsung dalam kerja sama dengan staf audit untuk mengidentifikasi
bidang-bidang yang bermasalah, membantu dalam mengidentifikasi kinerja, serta
mengembangkan tindakan-tindakan korektif.
PENGELOLAAN KONFLIK
Dalam hal perubahan, konflik sering kali terjadi pada proses audit. Konflik terjadi dalam hal
lingkup (manajemen), tujuan (auditor eksternal), tanggung jawab (layanan manajemen), dan
nilai.
Dalam bidang akuntansi, konflik dapat terjadi antara auditor yang cenderung
mempertahankan profesionalismenya dan pihak yang diaudit yang cenderung
mempertahankan lembaga atau keinginannya. Oleh sebab itu terdapat empat metode khusus
yang secara umum digunakan untuk menyelesaikan konflik, yaitu arbitrasi, mediasi,
kompromi, dan langsung.
MASALAH-MASALAH HUBUNGAN
Brink dan Witt (1982) mempunyai daftar konsep yang akan membantu untuk
memperlakukan orang dengan lebih baik. Konsep-konsep tersebut adalah:
1. Terdapat variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar individu, oleh
sebab itu auditor seharusnya mempertimbangkannya dalam kaitannya dengan
karyawan pihak yang diaudit.
2. Keberagaman perasaan-perasaan dan emosi, sehingga auditor
seharusnya mengidentifikasi keberagaman perasaan dan mencoba menangani hal
tersebut secara efektif.
3. Keberagaman persepsi. Staf pihak yang diaudit tidak memandang dengan cara yang
sama seperti yang dilakukan oleh staf audit.
4. Ukuran kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada hubungan. Auditor
diharuskan untuk memodifikasi pendekatan secara teknis ketika menghadapi
kelompok yang lebih luas.
5. Pengaruh dari berbagi situasi operasi sebagai suatu variasi akhir. Setiap perubahan
situasi mempengaruhi perasaan dan tindakan seseorang, auditor seharusnya
memasuki variasi ini ke dalam pertimbangannya pada hubungan interpersonal.