Anda di halaman 1dari 6

PENOLOGI

PERANAN MASYARAKAT DALAM PEMBINAAN


NARAPIDANA

NAMA : LARAS SALSABILA


NPM : 19110110510
MATA KULIAH : PENOLOGI
KELAS : 3 A1

PRODI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO
Peranan Masyarakat dalam Pembinaan Narapidana

A. Pendahuluan
Masyarakat merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam membantu
proses pembinaan narapidana dalam rangka terwujudnya tujuan pemasyarakatan. Peran
masyarakat sangat diperlukan dalam proses pengembalian narapidana ke masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dalam hukum positip yang mengatur partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
tujuan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan khususnya di Lembaga Pemasyarakatan Klas
IIB Sleman tersebut, yang berupa peraturan perundang - undangan yaitu Undang - Undang
Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, Pasal 9 Ayat (1). Masyarakat merupakan
salah satu komponen yang sangat penting dalam membantu proses pembinaan narapidana
dalam rangka terwujudnya tujuan pemasyarakatan. Peran masyarakat sangat diperlukan
dalam proses pengembalian narapidana ke masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam hukum
positip yang mengatur partisipasi masyarakat dalam mewujudkan tujuan pemasyarakatan
di Lembaga Pemasyarakatan yang berupa peraturan perundang - undangan yaitu Undang
- Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, Pasal 9 Ayat (1).
Pada umumnya masyarakat menempatkan narapidana sebagai obyek, padahal
didalam penjelasan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan secara tegas bahwa narapidana bukan saja obyek melainkan juga subyek
yang tidak berbeda dari manusia lainnya yang sewaktu-waktu dapat melakukan
kesalahan yang dapat dikenakan pidana sehingga tidak harus diberantas. Yang harus
diberantas adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan narapidana berbuat hal-hal
yang bertentangan dengan hukum, kesusilaan, agama, atau kewajiban-kewajiban sosial
lain yang dapat dikenai pidana. Stigma yang dialami narapidana, sebenarnya
merupakan konsekuensi logis dari suatu pemidanaan yang telah ada sejak dahulu
kala. Dengan stigma tersebut, narapidana tidak bebas mengadakan kontak sosial
dengan masyarakat lainnya. Mereka merasa terasing dan terpojok dengan sikap
masyarakat yang sinis dan tidak mau tahu, hal mana mengakibatkan penderitaan
psikis bagi narapidana yang bersangkutan. Kondisi narapidana yang demikian
memerlukan perhatian, tidak saja dari pemeriritah melalui petugasnya akan
tetapi juga dari masyarakat secara keseluruhan. Pembinaan terhadap
narapidana tidak bisa mengandalkan pada petugas lembaga pemasyarakatan
saja akan tetapi harus melibatkan segala instansi terkait masyarakat, agar
sasaran pembinaan narapidana tersebut dapat diwujudkan sesuai dengan
harapan. Membiarkan narapidana dalam suasana yang tidak menguntungkan
bukanlah jalan yang baik.
B. Permasalahan
1. Tujuan peranan masyarakat dalam pembinaan narapidana?
2. Bagaimana peranaan masyarakat dalam pembinaan narapidana?
3. Yang menjadi hambatan masyarakat dalam pembinaan narapidana?
C. Pembahasan
Gagasan Pemasyarakatan pertama kali dicetuskan oleh Sahardjo. Beliau
berpendapat bahwa tujuan pidana penjara adalah untuk menimbulkan rasa derita bagi
Narapidana supaya bertobat, sekaligus mendidik Narapidana supaya dapat kembali
menjadi anggota masyarakat dan berguna bagi masyarakat. Perubahan sistem kepenjaraan
menjadi sistem pemasyarakatan ini merupakan perubahan pandangan dalam
memperlakukan Narapidana yang mendasarkan pada Pancasila sebagai dasar pandangan
hidup bangsa Indonesia yang harus menjamin dan mengakui hak-hak asasi narapidana.
Sistem pemasyarakatan di dalamnya terdapat proses pemasyarakatan yang
diartikan sebagai suatu proses sejak seseorang narapidana/anak didik masuk ke
Lembaga Pemasyarakatan sampai lepas kembali ke tengah-tengah masyarakat. Proses
pembinaan narapidana dilaksanakan melalui empat tahap. Tahap pertama, tahap
maximum security sampai batas 1/3 dari masa pidana yang sebenarnya. Tahap kedua,
tahap medium security sampai batas 1/2 dari masa pidana yang sebenarnya. Tahap
ketiga, tahap minimum security sampai batas 2/3 dari masa pidana yang sebenarnya.
Tahap keempat, tahap integrasi, dan selesainya 2/3 dari masa pidana sampai habis
masa pidananya. Pembinaan narapidana menurut sistem pemasyarakatan terdiri dari
pembinaan di dalam lembaga yang meliputi pendidikan agama, pendidikan umum,
kursus-kursus keterampilan, rekreasi, olahraga, keseniaan, kepramukaan, latihan kerja,
asimilasi, sedangkan pembinaan diluar lembaga antara lain bimbingan selama terpidana
mendapat pidana bersyarat; penelitian kemasyarakatan.
Harus diakui, narapidana sewaktu menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan
dalam beberapa hal kurang mendapat perhatian, khususnya perlindungan hak-hak
asasinya sebagai manusia. Dengan pidana yang dijalani narapidana itu, bukan berarti
hak-haknya dicabut. Pemidanaan pada hakikatnya mengasingkannya dari lingkungan
masyarakat serta sebagai pembebasan rasa bersalah dan sebagai penjeraan.
Penghukuman bukan bertujuan mencabut hak asasi-asasi yang melekat pada
dirinya sebagai manusia. Untuk itu, sistem pemasyarakatan secara tegas
menyatakan, narapidana mempunyai hak-hak seperti hak untuk surat menyurat, hak untuk
dikunjungi/mengunjungi, remisi, cuti, asimilasi serta lepas bersyarat, melakukan ibadah
sesuai dengan agamanya, menyampaikan keluhan, mendapatkan pelayanan kesehatan,
mendapatkan upah atas pekerjaan, memperoleh bebas bersyarat
Lembaga Pemasyarakatan sebagai lembaga yang menjalankan asas
pengayoman, menggunakan sarana pendidikan, rehabilitasi dan reintegrasi untuk
mencapai tujuan pemidanaan. Pemasyarakatan bertujuan untuk mengembalikan
narapidana agar dapat diterima kembali kedalam kehidupan bermasyarakat juga untuk
mencegah supaya narapidana tidak mengulangi perbuatan atau kesalahan yang sama di
kemudian hari.
Pembinaan yang baik harus ada partisipasi dari berbagai pihak, bukan hanya
petugas, tetapi juga masyarakat di samping narapidana itu sendiri. Dalam usaha
memberikan partisipasinya, seorang petugas pemasyarakatan senantiasa bertindak sesuai
dengan prinsip-prinsip pemasyarakatan. petugas pemasyarakatan barulah dapat
dianggap berpartisipasi jika ia sanggup menunjukan sikap, tindakan dan
kebijaksanaannya dalam mencerminkan pengayoman baik terhadap masyarakat maupun
terhadap narapidana supaya sistem pemasyarakatan dapat terlaksana dengan baik,
diperlukan adanya keikutsertaan masyarakat di dalam proses pembinaan
narapidana, baik dengan mengadakan kerja sama dalam kegiatan pembinaan, maupun
masyarakat bersedia menerima kembali narapidana menjadi anggota
masyarakat setelah selesai menjalani pidananya.
Pembinaan narapidana bukan semata-mata merupakan tangungjawab dari
petugas, namun juga merupakan tanggungjawab dari masyarakat. Namun dijumpai
dalam pelaksanaan pembinaan, tidak semua program pembinaan melibatkan
masyarakat. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti masyarakat enggan
untuk terlibat dalam kegiatan pembinaan, masyarakat masih memberikan stigma
negatif kepada narapidana. Masyarakat harus menghilangkan stigma negatif terhadap
narapidana dan bekas narapidana, karena narapidana adalah manusia, dan
masyarakat tidak boleh menvonis sesama manusia, karena belum tentu narapidana
lebih buruk dari pada manusia lain yang belum pernah menjadi narapidana.
Hukuman lebih baik dianggap sebagai cobaan dari Tuhan, karena bagaimanapun
tidak ada manusia yang sempurna dan pasti dapat melakukan kesalahan. Masyarakat
tidak boleh mengucilkan narapidana ketika mereka kembali ke masyarakat, justru
tindakan tersebut dapat membuat narapidana menjadi merasa tidak diterima
sebagai anggota masyarakat seperti semula, dan dikhawatirkan narapidana tersebut akan
mengulangi perbuatannya.
Lembaga pemasyarakatan dalam melaksanakan tugasnya sebagai lembaga
penegak hukum harus mendapat dukungan dari masyarakat, salah satunya dengan ikut
terlibat dalam pembinaan narapidana. Selain itu masyarakat bertanggung jawab untuk
mengawasi, membina dan membimbing narapidana setelah selesai menjalani
pembinaan dan pembinaan di LAPAS. Keikutsertaan dalam pembinaan dan tanggung
jawab mengawasi, membina dan membimbing narapidana tersebut merupakan bagian
dari tanggung jawab sosial masyarakat dalam upaya menegakkan hukum bersama-
sama dengan lembaga penegak hukum salah satunya Lembaga Pemasyarakatan.
Pelaksanaan pembinaan tidak semua program pembinaan melibatkan
masyarakat karena masyarakat enggan untuk terlibat dalam kegiatan pembinaan dan
masih memberikan stigma negatif kepada narapidana. Masyarakat harus menghilangkan
stigma negatif terhadap narapidana dan mantan narapidana. Masyarakat tidak boleh
mengucilkan narapidana, karena tindakan tersebut dapat membuat narapidana merasa
tidak diterima sebagai anggota masyarakat, dan dikhawatirkan akan mengulangi
perbuatannya. Keikutsertaan dalam pembinaan dan tanggung jawab mengawasi,
membina dan membimbing narapidana tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab
sosial masyarakat dalam upaya menegakkan hukum bersama-sama dengan lembaga
penegak hukum salah satunya Lembaga Pemasyarakatan. Masyarakat diharapkan
terlibat dalam pembinaan narapidana seperti mengadakan kerjasama dalam
melaksanakan pembinaan narapidana bersama-sama LAPAS. Masyarakat harus ikut
mengawasi, membimbing dan menjamin narapidana, seperti pada saat narapidana sedang
menjalani program integrasi maupun ketika sudah kembali ke masyarakat, dan
memberikan lapangan pekerjaan bagi narapidana maupun mantan narapidana.
D. Kesimpulan
Peranan masyarakat dalam pembinaan narapidana sangan penting. Berdasarkan
uraian di atas baik dalam kegiatan pembinaan di dalam maupun di luar LAPAS
masyarakat ikut terlibat dalam pembinaan. Lembaga Pemasyarakatan dalam
melaksanakan program pembinaan dan pembimbingan melibatkan masyarakat, karena
keberhasilan sistem pemasyarakatan selain melibatkan petugas dan narapidana, juga
melibatkan masyarakat. Pembinaan yang diberikan untuk narapidana memiliki tujuan
agar narapidana dapat berperan aktif dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar
sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab setelah masa tahanannya selesai.
Pembinaan narapidana dengan berbagai cara, tidak dimaksudkan untuk memanjakan para
narapidana yang bersangkutan, melainkan salah satu upaya pemerintah menekan lajunya
pertumbuhan kejahatan. Perkembangan kejahatan baik kualitas maupun kuantitas akan
sangat mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara, oleh karena itu kita harus
berupaya untuk menanggulanginya sedini mungkin.
Daftar Pustaka
https://www.neliti.com/id/publications/70030/peran-serta-masyarakat-dalam-pembinaan-
narapidana-berdasarkan-undang-undang-nomo
http://lib.unnes.ac.id/5873/1/7582.pdf
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/article/view/13276#:~:text=dalam%20Lembaga
%20Pemasyarakatan.-,Lembaga%20Pemasyarakatan%20bertugas%20menampung%2C
%20merawat%20dan%20membina%20narapidana.,dari%20petugas%2C%20narapidana
%20dan%20masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai