Reaksi represif adalah suatu reaksi yang diberikan atas adanya peristiwa
kejahatan.
Artinya, atas kejahatan yang terjadi, masyarakat melalui lembaga penegakan
hukum akan memberikan reaksi negatif berupa tindakan penegakan hukum
terhadap pelaku kejahatan.
Lembaga penegakan hukum sebagai suatu lembaga yyang diberi mandat oleh
masyarakat, dalam bereaksi terhadap kejahatan tidak terleas dari keberadaannya
sebagai suatu sistem, yakni sistem peradilan pidana.
REAKSI REPRESIF
Lembaga
Kepolisian Kejaksaan Pengadilan Pemasyarakat
an
Sistem Peradilan Pidana terdiri dari berbagai unsur penegak hukum, yakni:
1) kepolisian,
2) kejaksaan,
3) pengadilan dan
4) lembaga pemasyarakatan
REAKSI PREVENTIF
Pencegahan
Primer
Pencegahan
Sekunder
Pencegahan Tertier
Strategi Pencegahan Kejahatan
Penjelasan
Pencegahan Primer
Strategi pencegahan kejahatan melalui bidang sosial, ekonomi dan bidang lain dari
kebijakan umum, khususnya sebagai usaha untuk mempengaruhi situasi-situasi
kriminogenik dan sebab-sebab yang mendasar dari kejahatan.
Tujuan utama: untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memberikan harapan bagi
keberhasilan sosialisasi bagi setiap anggota masyarakat.
Pencegahan Sekunder
ditemui dalam kebijakan peradilan pidana dan pelaksanaannya.
Pencegahan sekunder dapat berupa pencegahan umum dan pencegahan khusus.
Pencegahan Tertier
memberikan perhatian pada pencegahan terhadap residivisme melalui peran polisi
dan agen-agen lain dalam sistem peradilan pidana.
Batasan dari sanksi dalam periode terakhir ini berorientasi pada pembinaan. Oleh
karena itu, pencegahan tersier sering mengurangi tindakan represif.
Strategi Pencegahan Kejahatan
Sistem Kepenjaraan
• Hukuman merupakan isolasi terhadap penjahat untuk
melindungi masyarakat
• Pembalasan/memuaskan dendam masyarakat
• Pemberian derita
Pembalasan/pemberian derita
•Tidak ada pemikiran untuk memberikan pembinaan
•Pembiaran
•Sering diperlihatkan oleh disain fisik (bangunan) penjara itu
sendiri
•Serta sikap petugas penjara
•Maximun Security
Sistem Kepenjaraan vs Sistem Pemasyarakatan