Sosial
Dalam memahami kehidupan masyarakat sebagai obyek studi sosiologi, kita perlu kiranya
mempelajari konsep dasar yang terkait.
IndividuIndividu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan,
bukan manusia sebagai keseluruhan. Individu dapat dikatakan sebagai manusia yang
memiliki peranan khas dalam kepribadiannya. Aspek yang dimiliki individu adalah aspek
organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial.
KeluargaKeluarga merupakan satuan sosial terkecil dalam masyarakat, terbentuk akibat
adanya ikata perkawinan atau pernikahan. Keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak-anaknya
yang belum menikah. Keluarga dibedakan atas keluarga inti dan keluarga luas. Keluarga
luas adalah kelompok kekerabatan yang merupakan satuan kesatuan erat yang terdiri atas
lebih dari satu keluarga.
Kelompok SosialManusia akan banyak berinteraksi dalam kelompok sosialnya. Kelompok
yang dimaksud adalah suatu kehidupan bersama individu datu satu ikatan kebersamaan.
Dalam ikatan hidup tersebut dijumpai adanya interaksi dan interelasi sosial yang
memungkinkan timbulnya perasaan bersama atau some degree of fellow feeling.
Soerjono Soekanto mengemukakan syarat kelompok sosial sebagai berikut :
a.Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelomppok yang
bersangkutan.
b. Ada hubungan timbal balik antara anggota satu dengan anggota yang lain.
c. Ada faktor pengikat (kesamaan kepentingan, ideologi atau nasib) yang dimiliki bersama,
sehingga hubungan di antara mereka bertambah erat.
d. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
e. Bersistem dan berproses.
MasyarakatSecara sosiologis, masyarakat merupakan sejumlah individu yang telah relatif
lama tinggal di suatu lokasi tertentu dimana mereka saling berinteraksi dan memiliki
aturan/ pranata sosial yang ditaati warganya.
e. Nilai sosial merupakan asumsi abstrak di mana terdapat konsensus sosial tentang harga
relatif dari obyek dalam masyarakat.
f. Nilai sosial cenderung berkaitan satu dengan yang lain, dan membentuk pola dn sistem
nilai dalam masyarakat.
g. Sistem nilai sosial beragam bentuknya, antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan
yang lain. Hal ini sesuai dengan penilaian yang diperlihatkan setiap kebudayaan terhadap
bentuk kegiatan dalam masyarakat.
h. Nilai sosial memberikan pilihan dari sistem nilai yang ada sesuai dengan tingkat
kepentingannya.
i. Masing-masing nilai sosial memiliki pengaruh yang berbeda terhadap orang perorang
dan masyarakat secara keseluruhan.
j. Nilai sosial dapat melibatkan emosi dan perasaan.
k. Nilai sosial dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat, baik secara
positif maupun negatif.
Sumber nilai sosial
Nilai sosial bersumber dari daya guna fungsional yang diakui dan diberikan masyarakat
kepada segala kreasi manusia (kebudayaan). Sumber itu terletak di dalam masyarakat
sendiri, sejauh masyarakat mampu mengetahui dan mengalami kegunaan atau jasa orang/
barang tersebut.
Fungsi nilai sosial
a. Sebagai faktor pendorong dn sekaligus menuntun manusia untuk berbuat baik.
b. Sebagai petunjuk arah dari cara berpikir, bertindak, berperasaan serta, panduan dalam
menentukan pilihan sarana untuk menimbang penilaian masyarakat penentu dalam
memenuhi peran sosial dan pengumpulan orang dalam suatu kelompok sosial.
c. Sebagai benteng perlindungan atau penjaga stabilitas budaya kelompok atau masyarakat.
d. Sebagai alat solidaritas atau pemersatu kelompok atau masyarakat.
e. Sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan pengikat tertentu. Nilai sosial
menimbulkan perasaan bersalah dan menyiksa bagi pelanggarnya.
Norma dapat dikatakan sebagai wujud dari nilai sosial. Norma dibangun di atas nilai dan
diciptakan untuk menjaga dan mempertahankan nilai sosial. Norma merupakan petunjuk
untuk hidup yang berisi perintah atau larangan agar manusia berperilaku sesuai dengan
aturan atau norma, sehingga tercipta ketertiban dan kedamaian dalam kehidupan bersama
dalam masyarakat.
Ciri-ciri norma sosial
a. Umumnya tidak tertulis (lisan).
b. Hasil dari kesepakatan masyarakat.
c. Warga masyarakat sebagai pendukung sanat mentaatinya.
d. Apabila norma dilanggar, anggota masyarakat harus menghadapi sanksinya.
e. Norma sosial kadang-kadang bisa menyesuaikan perubahan sosial, sehingga norma
sosial bisa mengalami perubahan.
Norma cara (usage)Usage merupakan aturan yang mengatur bagaimana seseorang atau
sekelompok orang bertindak, misal aturan dalam cara makan, berjalan, berbicara dan
sebagainya. Pelanggaran atas norma ini, misal makan sambil berjalan, bersendawa. Sanksi
yang diperoleh berupa teguran.
Lembaga SosialDalam setiap kehidupan masyarakat, ada serangkaian norma yang harus
ditaati. Norma yang berlaku dalam masyarakat mengikat untuk dilaksanakan. Hal ini
disebabkan norma dapat menjadi pedoman untuk mengatur kehidupan bersama.
Sekumpulan norma tersebut yang dinamakan pranata sosial. Dengan demikian pranata
sosial memiliki peran penting bagi keberlangsungan hidup suatu masyarakat.
Lembaga sosial dapat dikatakan sebagai :
1. Seperangkat nilai yang saling berkaitan, bergantung, dan saling mempengaruhi.
2. Seperangkat norma tersebut dapat dibentuk dan diubah serta dipertahankan sesuai
dengan kebutuhan hidup masyarakatnya.
3. Seperangkat norma yang mengatur hubungan antarwarga masyarakat agar dapat berjalan
dengan tertib dan teratur.
Pranata sosial terdapat dalam setiap masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun
masyarakat modern. Kebutuhan pokok setiap masyarakat akan terhimpun dalam pranata
sosial. Kebutuhan kekerabatan akan menimbulkan pranata keriawinan, perceraian, keluarga
batih, keluarga luas, dan sebagainya.
Perubahan Sosial BudayaKehidupan masyarakat dewasa ini mengalami perkembangan
yang sangat pesat, sejalan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan shopping center (mall), perumahan dari berbagai tingkatan, perkantoran,
meningkatnya tindak kriminal serta perubahan struktur sosial masyarakat, merupakan
beberapa contoh perubahan tersebut. Tuntutan kehidupan yang lebih layak membawa
pengaruh perubahan terhadap lembaga pendidikan yang ada. Hal ini merupakan gambaran
sekilas perubahan sosial yang berlangsung di sekitar lingkungan kita. Dalam hal ini, perlu
kiranya peserta didik memahami konsep dasar perubahan sosial.
Perubahan sosial pada hakekatnya merupakan perubahan yang terjadi pada unsur-unsur
sosial dalam kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut dapat meliputi proses interaksi
sosial, struktur sosial, lapisan, sosial, nilai, norma maupun kontrol sosial dalam lembaga
kemasyarakatan.
Pelapisan Sosialstratifikasi sosial adalah proses pembedaan anggota masyarakat ke dalam
kelas sosial secara bertingkat dari terendah hingga tertinggi dengan dasar tertentu.
Secara sosiologis, setiap masyarakat akan menunjukkan adanya pelapisan sosial.
Masyarakat Indonesia yang memiliki ciri masyarakat agraris, juga menunjukkan
kecenderungan tersebut. Munculnya stratifikasi sosial dalam setiap masyarakat
dimungkinkan karena danya sesuatu yang dihargai. Sesuatu tersebut dapat berupa uang,
benda (ekonomi), tanah, kekuasaan, keturunan, iptek dan ketaatan beragama.
Terbentuknya pelapisan sosial telah diawali sejak manusia mengenal adanya kehidupan
bersama dalam organisasi sosial. Pada masyarakat sejarah awal, taraf kebudayaannya
masih sederhana. Pelapisan sosial yang disusun didasarkan pada jenis kelamin, usia,
kepandaian atau kekayaan. Sejalan dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang
makin kompleks, maka pelapisan sosial yang terbentuk juga makin beragam.
KebudayaanSecara etimologi, Koentjaraningrat menyatakan kebudayaan berasal dari
Buddhayah (Sanskrta) yaitu bentuk jamak dari buddhi artinya budi atau akal. MM.
Djojodigoeno menyebutkan budaya sebagai perkembangan dari kata majmuk budi daya
yang berarti daya dari budi. Culture (Inggris) dan colere (Latin), artinya mengolah,
mengerjakan tanah.
Bahan Acuan :
Hassan Shadily. 1999. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 1993. Sosiologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Kamanto Sunarto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: LP. F Ekonomi UI
Soerjono Soekanto. 1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: UI