Anda di halaman 1dari 6

LATAR BELAKANG

Timbulnya berbagai variasi di dalam suatu kelas fenotip disebabkan karena pengaruh gen
ganda ( poligen atau multiple gen), misalnya poligen pada manusia antara lain perbedaan
pigmentasi kulit, perbedaan tinggi tubuh, sidik jari, bibir sumbing dan celah langit langit.
Sidik jari merupakan identitas pribadi yang tak mungkin ada yang menyamainya. Sidik
jari merupakan struktur genetika berbentuk rangka yang sangat detail pada diri manusia dan
tidak dapat dihapus atau diubah sampai kapan pun. Jika di dunia ini hidup 6 miliar orang, maka
ada 6 miliar pola sidik jari yang ada dan belum ditemukan seseorang yang memiliki sidik jari
yang sama dengan lainnya.
Sudah sejak lama sidik jari menjadi objek penelitian dan berkembang menjadi sebuah
disiplin ilmu yang dinamai dengan dermatoglyphics. Dermatoglyphics berarti ilmu yang
mempelajari pola guratan kulit (sidik jari) pada telapak tangan dan kaki. Ketertarikan para
ilmuan untuk melakukan penelitian terhadap sidik jari bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan
sidik jari manusia memiliki keunikan dan karakteristik tertentu.(Anonim.2012:1)
Pola sidik jari dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang dengan predisposisi
genetik untuk perkembangan penyakit tertentu. Karena sidik jari diturunkan secara genetik dan
tidak dipengaruhi lingkungan eksternal setelah lahir seperti geografi, ekonomi, dan lain-lain,
sidik jari memiliki ciri yang paling bermanfaat untuk

menentukan hubungan mendasar dalam

kehidupan.
Untuk mengetahui bagaimana pola-pola hereditas yang diwariskan kepada seseorang
serta mengetahui sifat-sifat yang dominan dan resesif yang ada pada manusia, penting dilakukan
sebuah praktikum yang berhubungan dengan variasi genetik dan dermatoglifi. Pola sidik jari
yang terdapat pada manusia dapat mengidentifikasi penyakit tertentu dan kelainan kromosom.

LANDASAN TEORI
Dermatoglifi adalah gambaran sulur-sulur dermal yang paralel pada jari-jari tangan dan
kaki, serta telapak tangan dan telapak kaki (Syahrum, et al., 1993). Dermatoglifi pada setiap
orang tidak mungkin persis sama, tetapi bersifat sangat stabil dan tidak berubah sepanjang hidup
kecuali bila terjadi kerusakan yang sangat parah hingga lapisan sub dermis (Ramelan, 1999;
Hidayati, et al., 1980).
Dermatoglifik juga merupakan istilah yang dipakai untuk menyatakan ilmu yang
mempelajari tentang seluk beluk rigi epidermis itu sendiri. Dermatoglifik sudah sejak lama
digunakan di kepolisian dan kedokteran kehakiman sebagai alat identifikasi. Masyarakat pada
umumnya lebih banyak mengenal dermatoglifik sebagai alat identifikasi. Padahal dermatoglifik
bukan hanya alat identifikasi semata.
Dermatoglifik diturunkan secara poligenik. Dermatoglifik sangat kuat ditentukan secara
genetik. Para ilmuwan mencoba mengembangkan dermatoglifik sebagai alat dalam mendiagnosis
penyakit genetik .Sekali suatu pola dermatoglifik telah terbentuk, maka pola itu akan tetap
selamanya, tidak dipengaruhi oleh umur, pertumbuhan dan perubahan lingkungan). Menurut
Slatis et al. (1976), pola dasar dermatoglifik manusia semuanya berpola loop ulnar. Namun ada
tujuh gen lain yang turut berperan, sehingga terjadi variasi pola dermatoglifik. Walaupun
dermatoglifik sangat kuat ditentukan secara genetik tapi selama periode kritis, dermatoglifik
dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan prenatal.
Gambaran sulur-sulur dermal ditentukan oleh banyak gen yang saling berpengaruh dan
mungkin beberapa diantaranya bersifat dominan dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar sesudah
lahir, misalnya geografik, ekonomi, dan lain-lain (Rafiah, et al, 1980). Sidik jari merupakan

objek yang menarik untuk diselidiki dan telah digunakan baik untuk keperluan identifikasi,
hubungan

keturunan,

maupun

membantu

diagnosis

(Suryadi,

1999).

Dermatoglifik terbentuk pada tonjolan-tonjolan (volar pad) kulit telapak tangan, telapak kaki, jari
tangan, dan jari kaki. Pembentukan dermatoglifik dimulai dengan proliferasi sel epitel basal
epidermis volar pad sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke-11 kehamilan. Sel-sel yang
mengalami proliferasi ini kemudian membentuk lipatan-lipatan. Lipatan-lipatan ini kemudian
menjadi rigi epidermis (epidermal ridge). Periode kritis pembentukan rigi epidermis ini terjadi
pada kehamilan berumur tiga bulan. Pada bulan ke-enam kehamilan pembentukan dermatoglifik
berakhir sepenuhnya. Proses pembentukan dermatoglifik pada kaki terjadi dua sampai tiga
minggu setelah proses pembentukan dermatoglifik pada tangan dimulai.

Sidik jari ditemukan pada manusia dan beberapa hewan dan sangat unik untuk tiap
individu karena tidak ada dua jari yang memiliki pola yang persis sama, tidak ada dua orang
yang memiliki pola yang sama, tidak berubah seumur hidup. Bentuk menetap sejak fetus berusia
4 bulan dalam kandungan dan hanya bertambah dalam ukuran saja sesuai pertambahan usia.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa konfigurasi sidik jari kemungkinan dibentuk oleh multiple
gen pada multiple kromosom sehingga menarik untuk diteliti dibandingkan dengan kelainan
genetik yang bersifat monogenik. Sidik jari bisa tetap diamati dengan cara menggulirkan jari ke
permukaan kertas dengan memberi cat atau tinta ke permukaan jari dan dicetak ke permukaan
kertas.
Sampai saat ini ditemukan 4 tipe pokok sidik jari pada masyarakat yang distribusinya
sangat bervariasi tergantung dengan ras dan jari-jari yang berbeda. Tipe itu adalah loop urnal dan
radial, whorl, arch dan tented arch. Tipe arch, garis dimulai dari satu sisi jari ditengah sedikit
meninggi dan dan keluar pada sisi yang berlawanan. Tented arch didapati paling tidak ada satu
atau lebih garis lengkung yang membentuk sudut 45^. Pola whorl minimal ditemukan satu garis
melingkar 360^ dibagian tengah pola sidik jari. Untuk pola loop terlihat satu atau lebih garis
yang membentuk garis lengkung yang berawal dan berakhir pada sisi yang sama. Pada pola sidik

jari dapat kita temukan adanya gambaran triradius. Adapun yang dimaksud dengan triradius
adalah titik pertemuan tiga garis dari asal yang berbeda. Pada pola arch tidak ditemukan adanya
pola melainkan hanya garis lengkung sehingga tidak ada titik triradius dan bila mau dilakukan
penghitungan garis-garis jumlahnya adalah nol. Tipe loop hanya mempunyai satu triradius, dekat
titik pusat, untuk menghitung jumlah garis yang dibentuk oleh pola tertentu dengan
menghubungkan pada triradius. Pola whorl ada dua triradius dan penghitungan jumlah garis bisa
dilakukan dua arah dimana biasanya jumlah garis berbeda pada masing-masing sisi (Washington,
2003).
Tahun 1686, Marcello Malphigi, professor anatomi di Universitas Barcelona pertama kali
dalam sejarah meneliti sidik jari dibawah mikroskop (Campbell, 1998; Washington, 2003).
Ditemukan perbedaan antara loop ulnar dan radial, sedangkan pada whorl ada perbedaan bentuk
whorl dengan lingkaran konsentris dan bentuk seperti spiral. Ada juga pola peacock eye yang
merupakan gabungan pola loop dan whorl (gambaran pola loop dengan bentuk mata
ditengahnya. Bentuk composite dikenal didalam textbook FBI sebagai double loop whorl.
Sedangkan bentuk compound atau peacocks eye dikenal juga sebagai a central pocket loop
whorl (Barret, 1998; Campbell, 1998). Menurut Penrose (1971), rata-rata jumlah semua sulur
pada jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan. Distribusi dermatoglifi berbeda oleh
jenis kelamin maupun ras. Pria memiliki lebih banyak pola whorl daripada wanita dan wanita
memiliki pola arch yang lebih sederhana dari pria (Jones, 1993). Pola guratan-guratan sidik jari
tidak hanya bermanfaat untuk identifikasi tetapi juga bisa bermanfaat untuk menemukan adanya
abnormalitas dermatoglifi yang khas yang seringkali berhubungan dengan banyak kelainan
kromosom (Graham dan Brown, 2005).
Memeriksa sidik jari dan gurat telapak tangan serta telapak kaki. Sidik jari dan gurat
telapak ada standarnya bagi orang normal. Penderita kelainan keturunan, terutama karena aberasi
kromosom, memiliki dermatoglifi yang khas. Dengan pemeriksaan dermatoglifi ini, banyak
dapat didiagnosa berbagai penyakit atau cacat keturunan, seperti sindrom down, klinefelter,
edward, parau dan turner. Bahkan seorang ibu yang anaknya menderita down, sedang ia sendiri
normal akan ada memperlihatkan sidik dan gurat yang khas, sehingga dapat dipakai sebagai
bahan untuk genetic counseling (Yatim, 1980).

Dermatoglifik dengan detailnya (minutiae) bersifat khas dan berbeda pada tiap individu
banyak digunakan sebagai alat identifikasi. Variasi pola dermatoglifik suatu spesies berbeda
dengan spesies yang lain dan menunjukkan kekhasan pada spesies tersebut.Maka dari itu dalam
bidang antropologi, dermatoglifik banyak digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan antar
kelompok masyarakat yang terisolasi baik secara geografis maupun budaya. Orang-orang yang
menderita kelainan genetik mempunyai karakter dermatoglifik yang khas dan berbeda dengan
orang lain. Kekhasan karakter dermatoglifik pada kelainan tertentu dalam bidang kedokteran
dapat dipakai sebagai penanda dalam membantu mendiagnosis.(Veteriner.2002)

DAFTAR PUSTAKA

Bridges, C.H. 1963. Practical Finger Prints. Illionis University: Illionis.


Campbell, Neil A., Jane B.Reece, Lawrene G. Mitchell. 2005. Biologi, Edisi Kelima, Jilid 1.
Erlangga. Jakarta.
Campbell.

1998.
Fingerprints
and
Palmar
Dermatoglyphics.
http://www.dermatoglyphic.com. Diakses 10 September 2014.

Dwijosaputro, D. 1997. Pengantar Genetika. Bharatara: Jakarta


Elvita, A., Peldi, W., et al. 2008. Genetika Dasar. University of Riau: Pekanbaru.
Freeman. 1860. Principle of Human Genetics Wh.Freeman and Company: San Fransisco
Fuller C. 1973. A Diagnostic Aid. Journal of Medical Genetic Dermatoglyphic.
Goodenough, V. 1988. Genetika. Soemartono Adisoemarto (penerjemah). Erlangga. Jakarta.
Graham R dan Brown B.T. 2005. Lecture Notes Dermatology. Ed VIII. Jakarta : Erlangga
Medical Series, pp : 1-9.

Hidayati RS, Rafiah RtSt, Kamajaya, Satmoko, Suryadi R, dan Sidiarto Lily, 1980. Dermatoglifi
Penderita Sindrom Down : Penelitian Pola Triradius Garis Simian pada Telapak
Tangan Anak-anak Penderita Sindrom Down di Sumber Asih Jakarta. Maj Kedokt
Indon, 30 : 202-206.
Jones dan Christopher. 1993. Fingerprint Patterns Probably Inherited. Osney, Oxford OX2
0BA : Cheirological Society.
Kimball, J.W. 1993. Biologi Jilid I. Erlangga: Jakarta.
Lewis,R. 2001. Human Genetic Concept and Application Second Edition. The University et
Ebony Careflet Medical Group. Secret Body: New York.
Naffah J. 1977. Dermatoglyphic analysis : anthropological and medical aspects. Bulletin of The
New York Academy of Medicine
Pai, A.C. 1987. Dasar-Dasar Genetika. Ilmu Untuk Masyarakat Edisi Ke-2. ITB: Erlangga.
Penrose LS, 1971. Finger-Prints, Palm and Chromosome. In : Levine L (ed). Papers On
Genetics, A book of Reading. St. Louis : The CV Mosby comp, pp. 208-209.
Rafiah Rt. St, Satmoko, Suryadi R., Ramelan W., Yusuf, Yuniar, Lutfiah SN, Tajuddin
MK, dan Syahrum MH. 1980. Pola TRC dan TTC jari-jari kelompok khusus
sarjana dan kelompok umum. Majalah Kedokteran Indonesia. 8 : 198-201.
Ramelan W, 1999. Perkembangan Genetika Manusia dalam Hubungan dengan
Reproduksi. Maj Kedokt Indon, 49(6) : 228-239.
Safro,A.S. 1994. Keanekaragaman Genetika. Andi Offset: Yogyakarta.
Suryadi R, 1999. Pola Sidik Jari dan Jumlah Jalur Total Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Maj Kedokt Indon, 43(12) : 751-754.
Suryo. 1998. Genetika. Gadjah Mada University press: Yogyakarta.
Suryo. 2001. Genetika Manusia. Gadjah Mada Univeristy Press. Yogyakarta.
Syahrum MH, Suhana, Warrouw ED, 1993. Dermatoglifi Telapak Tangan pada penderita
Diabetes Mellitus. Maj Kedokt Indon, 9 : 501-505.
University et Ebony Careflet Medical Group. Secret Body: New York.
Washington, A.J., 2003. Do Family Members Have a Similar Fingerprints?.
http://www.dermatogltphic.com. Diakses pada 10 September 2014.
Yatim, W. 1980. Genetika. Torsito: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai