Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM GENETIKA

KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Fadhil Muhammad R (16304241012)


2. Virda Astriani (16304241015)
3. Sonya Ambar Aji (16304241029)
4. Vincentis Sanjiwani (16304241047)
5. Umi Lailatus Syifaa D (16304244009)
6. Dian Andistri (16304244020)

Kelas : Pendidikan Biologi A 2016

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018

1
I. Topik
Keanekaragaman Pada Manusia.
II. Tujuan
Mengetahui keanekaragaman genetika pada manusia melalui pengamatan
fenotip.
III. Dasar Teori
Pada manusia, setiap sel somatic memiliki 46 kromosom. Dengan mikroskop
cahaya, kromosom-kromosom yang terkondenasi dapat dibedakan satu dengan
yang lainnya, terlihat dari penampilannya. Masing-masing kromosom memiliki
suatu garis pola pita atau garis tertentu ketika diberi zat tertentu.
Jika kedua kromosom dari setiap pasangan membawa gen yang mengendalikan
karakter warisan yang sama. Sebagai contoh, jika suatu gen untuk warna mata
ditempatkan pada suatu lokus pada kromosom tertentu, maka homolog dari
kromosom tersebut juga akan memiliki gen yang menentukan warna mata pada
lokus yang setara (Stansfield, 1983).
Terjadinya pasangan kromosom homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi
dari asal-usul seksual kita. Kita mewarisi sebuah kromosom dari setiap pasangan
kromosom dari masing-masing orang tua. Dengan demikian ke-46
kromosom dalam sel somatik sebenarnya adalah dua set yang masing-masing
terdiri dari 23 kromosom, satu set maternal dan satu set paternal. Fenotip dapat
dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang
nyata yang dimiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit
atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada
penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil
produk-produk gen yang diekspresikan didalam lingkungan tertentu. Namun, gen
memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi
fenotip (Susanto, 2011).
Keanekaragaman merupakan dasar ciri-ciri dari benda hidup. Adanya
keanekaragaman genetik merupakan hasil dari suatu spesies terhadap
lingkungannya. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang
dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau penampilannya. Beberapa dari
ciri-ciri yang nampak tersebut tidak mengalami seleksi alam, sehingga tetap ada
sampai sekarang, dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika melalui beberapa
cara (Suryo, 1996).

2
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan
yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup
gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-
proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya.
Menurut F. George (2005), Jenis keanekaragaman hayati antara lain:
a) Keanekaragaman genetik (genetic diversity ) yaitu jumlah total informasi
genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan,
dan mikroorganisme yang mendiami bumi.
b) Keanekaragaman spesies (species diversity), yaitu keanekaragaman
organisme hidup dibumi (diperkirakan berjumlah 5-50 juta), hanya 1,4 juta
yang baru dipelajari.
c) Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity), yaitu keanekaragaman
habitat, komunitas biotic, dan proses ekologi di biosfer.

Keanekaragaman merupakan dasar ciri-ciri dari benda hidup.


Adanya keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies
terhadap lingkungannya. Keanekaragaman dapat dilihat dari adanya perbedaan
bentuk tubuh, warna tubuh, ukuran tubuh, jumlah, rasa, tempat hidup, struktur
tubuh, fungsi organ, serta perilakunya. Perbedaan antar organisme tidak
hanya dijumpai pada organisme lain jenis, tetapi pada organisme sejenis pun
kita jumpai. Bahkan daun, bunga, dan buah dalam satu pohon pun tidak ada yang
sama persis. Ukuran, bentuk, rasa, dan jumlahnya bermacam-macam. Perbedaan
yang terjadi diantara individu sejenis dikenal dengan variasi (Slamet
Prawirohartono, 2003).

Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja, tetapi
juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya
pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan
variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip
atau sifat yang tampak (Cummings, 2011).

Dalam sebuah keluarga juga tidak ada yang sama benar antara yang satu
dengan yang lainnya, meskipun terdapat beberapa orang yang kembar di dalam
keluarga tersebut. Jadi, dalam keluarga juga terjadi variasi. Kalau antara individu

3
dalam satu keluarga saja terjadi banyak perbedaan ciri, maka tidak aneh kalau
individu dari lain keluarga, lain jenis, lain ras, dan lain bangsa, akan sangat
banyak perbedaannya. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri
yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau penampilannya. Beberapa
dari ciri-ciri yang nampak tersebut tidak mengalami seleksi alam, sehingga tetap
ada sampai sekarang, dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika melalui
beberapa cara (Slamet Prawirohartono, 2003)

Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari parentalnya


(induknya) kepada filialnya (keturunan). Sifat ini diwariskan melalui gen yaitu
struktur terkecil pewaris sifat yang terdapat didalam kromosom, sedangkan
kromosom itu sendiri terdapat dalam inti sel. Dalam mempelajari genetika,
dikenal istilah fenotip dan genotip (Prowel, 2010), berikut penjelasannya:

1. Fenotip
Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat
diukur atau sifat yang nyata yang dimiliki oleh organisme. Ciri itu tampak
oleh mata, seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji
untuk identifkasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji
serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang
diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-
batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip
(Stansfield, 1983).
2. Genotip
Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip
yang terekspresikan menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip
yang melibatkan alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan
genotip yang homozigot. Keturunan homozigot dapat dihasilkan dari galur
murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda (Starr and
McMillan, 2010).

Cakram genetika biasanya menggunakan 6 ciri-ciri atau lebih. Lima ciri


diantaranya dapat dilihat dari kenampakan yang ada. Pengamatan keenam adalah
pengamatan golongan darah ABO. Dari keenam ciri-ciri akan

4
diketahui perbedaan dari masing-masing individu yang ada di dalam
kelas. Keenam ciri-ciri yang akan diamati umumnya adalah sebagai berikut:

1. Rambut (keriting atau lurus)


2. Kisaran rambut (kanan atau kiri)
3. Lesung pipi (punya atau tidak)
4. Ujung daun telinga (bebas atau melekat)
5. Lidah (melipat atau tidak melipat)
6. Golongan darah (A, B, AB dan O)
Rambut juga dapat dipakai sebagai indikator keanekaraman pada manusia.
Rambut manusia dibedakan menjadi dua yaitu rambut keriting dan rambut lurus.
Ciri pada rambut tersebut membedakan gen pada manusia. Jika seseorang
mempunyai rambut keriting berarti dia membawa sifat dominan dan sebaliknya.
Lesung pipi merupakan cekungan pada pipi manusia. Cekungan ini dapat terlihat
saat wajah seseorang yang mempunyai lesung pipi ini diam atau sedang
berekspresi. Orang yang mempunyai lesung pipi merupakan pembawa sifat
dominan dan sebaliknya. Ujung telinga menggantung dan menempel adalah satu
contoh dari sifat genetika. Gen untuk ujung telinga menggantung adalah dominan,
sedangkan untuk ujung telinga menempel adalah resesif. Lidah dibedakan
menjadi dua yaitu lidah yang dapat melipat dan tidak dapat melipat. Lidah yang
dapat melipat merupakan pembawa sifat dominan dan lidah yang tidak dapat
melipat merupakan pembawa sifat resesif (Suryo, 1996).

IV. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Praktikum genetika yang berjudul “Keanekaragaman Pada Manusia”
dilaksanakan pada Rabu 14 Februari 2018 di Laboratorium Genetika FMIPA
UNY. Tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui
keanekaragaman genetik pada manusia melalui pengamatan fenotip. Alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah gambar cakram genetika dan
selebihnya adalah pengamatan langsung. Langkah-langkah selama pelaksanaan
praktikum ini adalah menentukan ciri-ciri yang ada pada diri praktikan dengan
keenam ciri yang diamati (bentuk rambut, arah kisaran rambut, ada tidaknya
lesung pipi, bentuk telinga, bentuk lidah, dan golongan darah). Setelah itu
mencocokan ciri yang ada dengan cakram genetika, caranya adalah mengurutkan

5
secara vertikal sesuai dengan ciri yang ada. Dan yang terakhir akan dijumpai
angka yang menunjukkan kombinasi ciri-ciri genetika yang dimiliki praktikan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan oleh 46 mahasiswa Pendidikan Biologi
Kelas A 2016, didapatkan hasil praktikum sebagai berikut:

No Nama Angka Ciri-ciri


Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
1 Pitanti Dhiah Cahyati 118
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
2 Puspita Putri Efrialda 100
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
3 Teguh Nur Cahyo 50
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
4 Nur Azma Septi Aryani 101
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah A
Rambut keriting
Monica Fenni Widyaningrum Kisaran rambut ke kanan
5 36
Susanto Tidak lesung pipit
Kuping bebas

6
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
6 Putu Deanita I Desta Suryani 114
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Fadhil Muhammad Tidak lesung pipit
7 66
Rodhialloh Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
8 Novita Permata Sari 70
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
9 Virda Astriani 98
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Lesung pipit
10 Iis Aprilia Arsanti 81
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah A
11 Mariati 14 Rambut keriting

7
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
12 Nur Aini 100
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
13 Dwi Apriliani 116
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
14 Devi Susanti 112
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
15 Novita Ratnasari 104
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
16 Aniskya Risti Paramita 100
Tidak lesung pipit
Kuping bebas

8
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
17 Linda Mierna Wulandari 104
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
18 Hesti Milawati 100
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
19 Mutoharoh 104
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
20 Khara Dini Pratiwi 78
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
21 Sonya Ambar Aji 66
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
22 Theresia Nastiti Larasati 65 Rambut lurus

9
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah A
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Mifta Ramandhani Tidak lesung pipit
23 38
Pujiningtyas Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
24 Mariza Uthami 106
Kuping melekat
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
25 Ngesti Mugi Amanda 104
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
26 Mery Fitria 36
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kiri
27 Alfiana Cahyaningrum 28
Lesung pipit
Kuping melekat

10
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
28 Arma Abdul Malik 2
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
29 Noormalita Megarona 6
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
30 Innocensius Ryan Winadha 101
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah A
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Kharisma Dyah Tri Tidak lesung pipit
31 34
Kurniawati Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
32 Vincentis Sanjiwani 34
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
33 Arif Rahman 102 Rambut lurus

11
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Lesung pipit
34 Anita Khayatunnufus 94
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
35 Imam Kusuma Dewi 122
Kuping melekat
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
36 Umi Lalilatus Syifaa Daulay 78
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Lesung pipit
37 Nia Indriyani 88
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
38 Fahra Putri Ardita 100
Tidak lesung pipit
Kuping bebas

12
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
39 Yulisa Ratih Istiana 66
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
40 Ishadiyanto Salim 100
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
41 Elsa Nursyahadah 70
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
42 Bayu Khrisna Indriyani 99
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah AB
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
43 Dian Andistri 52
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
44 Yoanisa Amalia Insani 116 Rambut lurus

13
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
45 Dinda Agustina Rahmawati 99
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah AB
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
46 Fajrin Septian Irsyad 72
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah O

Sedangkan untuk data kelompok 1 hasil pengamatannya yaitu sebagai berikut:

No Nama Angka Ciri-ciri


Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Fadhil Muhammad Tidak lesung pipit
1 66
Rodhialloh Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
2 Virda Astriani 98
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B

14
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
3 Sonya Ambar Aji 66
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
4 Vincentis Sanjiwani 34
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
5 Umi Lalilatus Syifaa Daulay 78
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
6 Dian Andistri 52
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O

Hasil yang diperoleh dengan menggunakan bantuan Cakram Genetika dengan


didasarkan pada 6 ciri-ciri yang telah ditentukan, yaitu:

1. Lingkaran pertama : ciri-ciri rambut (lurus/keriting


2. Lingkaran kedua : ciri-ciri kisaran rambut (kekanan/kekiri)
3. Lingkaran ketiga : ciri-ciri lesung pipit (ada/tidak)
4. Lingkaran keempat : ciri-ciri daun telinga (menggantung/menempel),
5. Lingkaran kelima : ciri-ciri lidah (bisa melipat/tidak bisa melipat),

15
6. Lingkaran keenam : golongan darah (A/B/AB/O).

Dari data kelompok 1 diketahui bahwa mahasiswa bernama Fadhil dan Sonya
memiliki angka yang sama, yaitu angka 66 dengan ciri: rambut lurus, kisaran
rambut ke kiri, tidak memiliki lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat, dan
golongan darah B. Keduanya memiliki angka dan ciri yang sama. Namun apabila
diperhatikan lebih detail, akan dijumpai beberapa perbedaan lagi yang bisa
digunakan sebagai ciri ketujuh. Diantaranya adalah jenis kelamin, Fadhil adalah
laki-laki sedangkan Sonya adalah perempuan. Atau juga dapat menggunakan alis,
yang mana alis milik Sonya lebih tebal dari pada milik Fadhil. Lalu bisa juga
menggunakan tinggi badan, Fadhil lebih tinggi dari pada Sonya.

Gen sebenarnya adalah serangkaian DNA yang merepresentasikan sebuah unit


cetak biru. Gen untuk tinggi badan, atau sifat lain apapun, dapat di tentukan dalam
dua atau lebih bentuk alternatif yang dikenal sebagai alel, minsalnya sifat tinggi
dan sifat pendek. Jika sepasang alel pada suatu individu adalah sama, individu itu
disebut homozigot bagi sifat tersebut. Suatu individu dengan sepasang faktor yang
berlawanan (berbeda) disebut heterozigot atau hibrid. Alel-alel yang terdapat
dalam genotip merupakan penyusun genotipe suatu individu.
Genotipe berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan fenotipe akhir (Geor
ge, 2005: 107).

Mahasiswa bernama Virda memiliki angka 98 dengan ciri: rambut lurus,


kisaran rambut ke kanan, tidak memiliki lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat,
dan golongan darah B. Vincentis memiliki angka 34 dengan ciri: rambut keriting,
kisaran rambut ke kanan, tidak memiliki lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat,
dan golongan darah B. Umi memiliki angka 78 dengan ciri: rambut lurus, kisaran
rambut ke kiri, tidak ada lesung pipi, kuping melekat, lidah tidak melipat, dan
golongan darah B. Sementara Dian memiliki angka 52 dengan ciri: rambut keriting,
kisaran rambut ke kanan, memiliki lesung pipi, kuping bebas, dan golongan darah
O.

Diantara 6 mahasiswa yang ada di kelompok 1, hanya Fadhil dan Sonya yang
memiliki angka yang sama untuk keenam ciri-ciri yang telah ada pada cakram
genetika. Sedangkan yang lainnya, saling berbeda.

16
Untuk data kelas yang diambil dari 46 mahasiswa, ditemukan angka 100 pada
6 mahasiswa, angka 104 pada 4 mahasiswa, angka 66 pada 3 mahasiswa, angka 34
36 70 78 99 101 116 masing-masing pada 2 mahasiswa, dan angka 2 6 14 28 34 38
50 65 72 81 88 94 98 102 106 112 114 118 122 masing-masing pada 1 mahasiswa
saja. Hasil pengamatan yang telah dilakukan lakukan menunjukkan bahwa masing-
masing individu memiliki ciri yang berbeda-beda dengan individu lain berdasarkan
pada ciri-ciri yang telah ditentukan sebelumnya. Walaupun ada juga beberapa
individu yang memiliki 6 kesamaan ciri tersebut, namun setelah dicari kembali
ciri-ciri yang lain tetap terdapat perbedaan ciri antar individu tersebut.

Pada angka 100 yang dijumpai pada mahasiswa bernama Puspita, Nur Aini,
Aniskya, Hesti, Fahra, dan Ishadianto. Keenamnya sama-sama memiliki angka 100
pada cakram genetika yang digunakan, yang mana menunjukkan bahwa
keenamnya memiliki ciri fenotip yang sama seperti: rambut lurus, kisaran rambut
ke arah kanan, tidak ada lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat, dan golongan
darah O.

Rambut dapat dipakai sebagai indikator keanekaraman pada manusia. Rambut


manusia dibedakan menjadi dua yaitu rambut tidak lurus dan rambut lurus. Jika
seseorang mempunyai rambut tidak lurus berarti dia membawa sifat dominan dan
sebaliknya. keanekaragaman terletak pada bentuk rambut lurus dengan bentuk
rambut keriting. Hal ini dikarenakan perbedaan respon individu-individu terhadap
lingkungan atas dasar perubahan adaptif. Kombinasi susunan perangkat gen dari
dua induk (parental) tersebut menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu
spesies berupa variasi yang terjadi secara alami atau secara buatan.

Lesung pipi merupakan cekungan pada pipi manusia. Cekungan ini dapat
terlihat saat wajah seseorang yang mempunyai lesung pipi ini diam atau sedang
berekspresi. Orang yang mempunyai lesung pipi merupakan pembawa sifat
dominan dan sebaliknya. Selama proses reproduksi, masing-masing orangtua
memberi kontribusisatu dari gen-gen mereka untuk anak. Karena lesung pipi
termasuk gen dominan, anak pasti akan mendapatkannya. Artinya jika kedua orang
tua memiliki lesung pipi, peluang anak untuk mewarisi sifat tersebut adalah
rentang 50-100%. Sedangkan jika hanya satu orangtua yang memiliki lesung pipi,
maka peluangnya adalah 50%. Jika kedua orangtua tidak memiliki lesung pipi,

17
tidak ada peluang bagi anak untuk mendapatkannya. Tetapi, anak-anak mereka
kelak bisa menghantarkan gen lesung yang terpendam ke generasi berikutnya

Ujung telinga bebas merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya ujung
telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif. Lidah dibedakan menjadi dua
yaitu lidah yang dapat melipat dan tidak dapat melipat. Lidah yang dapat melipat
merupakan pembawa sifat dominan dan lidah yang tidak dapat melipat merupakan
pembawa sifat resesif. Sedangkan untuk golongan darah, pada manusia ada empat
penggolongan yaitu A, B, AB, dan O. Pembagian golongan darah ini didasarkan
pada ada atau tidaknya sistem ABO yaitu ada-tidaknya aglutinogen dan aglutinin
dalam darah.

Jika ditelusuri menggunakan ciri-ciri yang ada pada cakram genetika saja,
maka didapatkan hasil yang sama. Namun jika lebih diperhatikan dengan seksama,
terdapat banyak ciri spesifik lainnya yang membuat keenam mahasiswa tersebut
berbeda. Ishadianto memiliki jenis kelamin laki-laki, sedangkan Puspita, Nur Aini,
Aniskya, Hesti, dan Fahra memiliki jenis kelamin perempuan. Lalu jika dilihat dari
tinggi badan, dapat diketahui juga bahwa keenam mahasiswa tersebut memiliki
tinggi badan yang berbeda. Warna kulit yang dimiliki juga berbeda satu sama lain.
Bentuk ibu jari, bentuk dagu, bentuk hidung dan bentuk muka dari keenamnya juga
berbeda.

Begitu pula dengan yang terjadi pada angka-angka yang muncul lainnya.
Walaupun terdapat persamaan antara beberapa mahasiswa, namun jika lebih
diperhatikan lagi akan ditemukan ciri-ciri ketujuh yang menunjukkan adanya
perbedaan masing-masing individu yang mampu dilihat dari sifat fenotipnya. Hal
ini telah jelas dengan tegas membuktikan keanekaragaman (biodiversity) yang
terjadi manusia. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah
pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies
tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi
dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya (F. George, 2005).

Keanekaragaman merupakan ciri-ciri benda hidup. Adanya keanekaragaman


genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya.
Keanekaragaman dapat dilihat dari adanya perbedaan bentuk tubuh, warna kulit,

18
ukuran tubuh, jumlah, rasa, tempat hidup, struktur tubuh, fungsi organ dan
perilakunya (Slamet Prawirohartono, 2003).

Variasi genetik manusia merupakan keragaman gen yang menunjukkan


jumlah total dari karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Setiap
manusia memiliki gen yang berbeda-beda. Tidak akan ada dua orang manusia yang
secara genetik sama meskipun mereka kembar identik/kembar monozigot. Adanya
perbedaan gen tersebut terjadi baik pada tingkat spesies maupun tingkat populasi.
Perbedaan gen pada tingkat spesies dapat terlihat dari adanya variasi fenotip pada
setiap individu. Dengan bantuan cakram genetika, kita dapat melihat adanya
keragaman gen manusia melalui tampilan fenotipnya.

Pada manusia, setiap sel somatic memiliki 46 kromosom. Dengan mikroskop


cahaya, kromosom- kromosom yang terkondenasi dapat dibedakan satu dengan
yang lainnya, terlihat dari penampilannya. Masing-masing kromosom memiliki
suatu garis pola pita/ garis tertentu ketika diberi zat tertentu. Jika kedua kromosom
dari satiap pasangan membawa gen yang mengendalikan karakter warisan yang
sama (Stansfield, 1983). Karena itulah manusia memiliki fenotip yang
beranekaragam.

Diskusi

1. Apakah ada seseorang di kelas Anda yang mempunyai kesamaan terhadap


keenam ciri-ciri tersebut? Yang berarti mempunyai angka yang sama dengan
yang Anda punya? Jika ada, dapatkah Anda dapat menentukan ciri-ciri ketujuh
yang dapat membedakan Anda?

Jawab:

Ada. Dari 46 mahasiswa ditemukan angka 100 pada 6 mahasiswa, angka


104 pada 4 mahasiswa, angka 66 pada 3 mahasiswa dan untuk angka 34 36 70
78 99 101 116 masing-masing pada 2 mahasiswa.

Pada angka 100 yang dijumpai pada mahasiswa bernama Puspita, Nur
Aini, Aniskya, Hesti, Fahra, dan Ishadianto. Keenamnya sama-sama memiliki
angka 100 pada cakram genetika yang digunakan, yang mana menunjukkan
bahwa keenamnya memiliki ciri fenotip yang sama seperti: rambut lurus,

19
kisaran rambut ke arah kanan, tidak ada lesung pipi, kuping bebas, lidah
melipat, dan golongan darah O. Ciri ketujuh yang bisa digunakan adalah jenis
kelamin. Karena Puspita, Nur Aini, Aniskya, Hesti, dan Fahra berjenis kelamin
perempuan sedangkan Ishadianto laki-laki.

Pada angka 104 yang dijumpai pada mahasiswa bernama Novita Ratnasari,
Linda, Mutoharoh, dan Ngesti Mugi. Keempatnya sama-sama memiliki angka
104 pada cakram genetika yang digunakan, yang mana menunjukkan bahwa
keempatnya memiliki ciri fenotip yang sama seperti: rambut lurus, kisaran
rambut kearah kanan, tidak ada lesung pipi, kuping bebas, lidah tidak melipat,
dan golongan darah O. Ciri ketujuh yang dapat digunakan adalah tinggi badan,
karena keempatnya memiliki tinggi badan yang berbeda.

Pada angka 66 yang dijumpai pada mahasiswa bernama Fadhil, Sonya, dan
Yulisa. Ketiganya sama-sama memiliki angka 66 pada cakram genetika yang
digunakan, yang mana menunjukkan bahwa keempatnya memiliki ciri fenotip
yang sama seperti: rambut lurus, kisaran rambut ke kiri, tidak ada lesung pipi,
kuping bebas, lidah melipat, dan golongan darah B. Ciri ketujuh yang dapat
digunakan adalah tinggi badan, karena ketiganya memiliki tinggi badan yang
berbeda.

Angka 34 dijumpai pada mahasiswa bernama Kharisma dan Vincentis


yang memiliki ciri fenotip sama seperti: rambut keriting, kisaran rambut ke
kanan, tidak ada lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat, dan golongan darah
B. Ciri ketujuh yang dapat digunakan adalah tinggi badan, karena Kharisma
lebih tinggi daripada Vincentis.

Angka 36 dijumpai pada mahasiswa bernama Monica dan Mery yang


memiliki ciri fenotip sama seperti: rambut keriting, kisaran rambut ke kanan,
tidak ada lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat, dan golongan darah O. Ciri
ketujuh yang dapat digunakan adalah bentuk hidung karena Monica dan Mery
memiliki bentuk hidung yang berbeda.

Angka 70 dijumpai pada mahasiswa bernama Novita Permata Sari dan


Elsa yang memiliki ciri fenotip sama seperti: rambut lurus, kisaran rambut ke
kiri, tidak ada lesung pipi, kuping bebas, lidah tidak melipat, dan golongan

20
darah B. Ciri ketujuh yang dapat digunakan adalah tinggi badan karena Novita
lebih tinggi daripada Elsa.

Angka 78 dijumpai pada mahasiswa bernama Khara dan Umi yang


memiliki ciri fenotip sama seperti: rambut lurus, kisaran rambut ke kiri, tidak
ada lesung pipi, kuping melekat, lidah tidak melipat, dan golongan darah B.
Ciri ketujuh yang dapat digunakan adalah warna kulit karena Khara memiliki
kulit yang lebih cerah daripada Umi.

Angka 99 dijumpai pada mahasiswa bernama Bayu Khrisna dan Dinda


yang memiliki ciri fenotip sama seperti: rambut lurus, kisaran rambut ke
kanan, tidak ada lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat, dan golongan darah
AB. Ciri ketujuh yang dapat digunakan adalah tinggi badan karena Bayu lebih
tinggi daripada Dinda.

Angka 101 dijumpai pada mahasiswa bernama Nur Azma dan


Innoncensius yang memiliki ciri fenotip sama seperti: rambut lurus, kisaran
rambut ke kanan, tidak ada lesung pipi, kuping bebas, lidah tidak melipat, dan
golongan darah A. Ciri ketujuh yang dapat digunakan adalah jenis kelamin.
Nur Azma adalah seorang perempuan sedangkan Innoncensius adalah laki-
laki.

Angka 116 dijumpai pada mahasiswa bernama Dwi Apriliani dan Yoanisa
yang memiliki ciri fenotip sama seperti: rambut lurus, kisaran rambut ke
kanan, memiliki lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat, dan golongan darah
O. Ciri ketujuh yang dapat digunakan adalah bentuk mata karena keduanya
memiliki bentuk mata yang berbeda. Dwi Apriliani lebih sipit dari pada
Yoanisa.

2. Bagaimana ciri-ciri seseorang dengan angka 73 dapat berbeda dengan orang


lainnya yang mempunyai angka 56?
Jawab:
Seseorang dengan angka 73 memiliki ciri rambut lurus, kisaran rambut ke
kiri, tidak memiliki lesung pipi, kuping melekat, lidah melipat, dan
bergolongan darah A. Sedangkan seseorang dengan angka 56 memiliki ciri

21
rambut keriting, kisaran rambut ke kanan, memiliki lesung pipi, kuping bebas,
lidah tidak terlipat, dan bergolongan darah O.
Seseorang dengan angka 73 dan 56 memiliki ciri yang berbeda karena
adanya keanekaragaman (biodiversity) yang terjadi manusia. Variasi genetik
manusia merupakan keragaman gen yang menunjukkan jumlah total dari
karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Setiap manusia memiliki
gen yang berbeda-beda. Tidak akan ada dua orang manusia yang secara
genetik sama meskipun mereka kembar identik/ kembar monozigot. Adanya
perbedaan gen tersebut terjadi baik pada tingkat spesies maupun tingkat
populasi. Perbedaan gen pada tingkat spesies dapat terlihat dari adanya variasi
fenotip pada setiap individu. Dengan bantuan cakram genetika, kita dapat
melihat adanya keragaman gen manusia melalui tampilan fenotipnya.
Pada manusia, setiap sel somatic memiliki 46 kromosom. Dengan
mikroskop cahaya, kromosom- kromosom yang terkondenasi dapat dibedakan
satu dengan yang lainnya, terlihat dari penampilannya. Masing-masing
kromosom memiliki suatu garis pola pita/ garis tertentu ketika diberi zat
tertentu. Jika kedua kromosom dari satiap pasangan membawa gen yang
mengendalikan karakter warisan yang sama (Stansfield, 1983). Karena itulah
manusia memiliki fenotip yang beranekaragam.

3. Bagaimana ciri-ciri seseorang dengan angka 46 dapat berbeda dengan orang


lainnya yang mempunyai angka 80?
Jawab:
Seseorang dengan angka 46 memiliki ciri rambut keriting, kisaran rambut
ke kanan, tidak memiliki lesung pipi, kuping melekat, lidah tidak melipat, dan
bergolongan darah B. Sedangkan seseorang dengan angka 80 memiliki ciri
rambut lurus, kisaran rambut ke kiri, tidak memiliki lesung pipi, kuping
melekat, lidah tidak melipat, dan bergolongan darah O.
Seseorang dengan angka 46 dan 80 memiliki ciri yang berbeda karena
adanya keanekaragaman (biodiversity) yang terjadi manusia. Variasi genetik
manusia merupakan keragaman gen yang menunjukkan jumlah total dari
karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Setiap manusia memiliki
gen yang berbeda-beda. Tidak akan ada dua orang manusia yang secara
genetik sama meskipun mereka kembar identik/ kembar monozigot. Adanya

22
perbedaan gen tersebut terjadi baik pada tingkat spesies maupun tingkat
populasi. Perbedaan gen pada tingkat spesies dapat terlihat dari adanya variasi
fenotip pada setiap individu. Dengan bantuan cakram genetika, kita dapat
melihat adanya keragaman gen manusia melalui tampilan fenotipnya.
Pada manusia, setiap sel somatic memiliki 46 kromosom. Dengan
mikroskop cahaya, kromosom- kromosom yang terkondenasi dapat dibedakan
satu dengan yang lainnya, terlihat dari penampilannya. Masing-masing
kromosom memiliki suatu garis pola pita/ garis tertentu ketika diberi zat
tertentu. Jika kedua kromosom dari satiap pasangan membawa gen yang
mengendalikan karakter warisan yang sama (Stansfield, 1983). Karena itulah
manusia memiliki fenotip yang beranekaragam.

4. Coba laporkan melalui beberapa kelompok individual di dalam kelas Anda


untuk sejumlah ciri-ciri lainnya!

Jawab:

Dari pengamatan yang telah dilakukan secara lebih mendetail, ditemukan


ciri-ciri lain yang ada pada beberapa individu, diantaranya yaitu:

a. Mata sipit dan tidak sipit


b. Adanya rambut pada ruas tengah pada jari-jari tangan dan tidak ada
rambut
c. Ibu jari yang dapat melengkung atau tidak
d. Bulu mata yang panjang dan yang pendek
e. Botak atau tidak botak
f. Bentuk wajah oval dan tidak oval
g. Bentuk dagu
h. Ketebalan alis (tebal atau tidak tebal)
i. Hidung mancung atau tidak mancung
j. Tinggi badan
k. Bentuk kuku
l. Ada tidaknya kelopak mata

23
5. Apabila pada suatu kecelakaan pesawat terbang, dua orang laki-laki dan dua
orang perempuan, masing-masing berturut-turut mempunyai angka 36, 40, 44,
dan 48 dapat selamat dan tinggal pada suatu pulau yang tidak berpenghuni,
terpisah secara populasi dengan lainnya. Ciri-ciri apa yang tidak Anda
dapatkan pada populasi di pulau ini, yang ada di kelas Anda?

Jawab:

Seseorang dengan angka 36 memiliki ciri rambut keriting, kisaran rambut


ke kanan, tidak memiliki lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat, dan
golongan darah O. Seseorang dengan angka 40 memiliki ciri rambut keriting,
kisaran rambut ke kanan, tidak memiliki lesung pipi, kuping bebas, lidah tidak
melipat, dan golongan darah O. Seseorang dengan angka 44 memiliki ciri
rambut keriting, kisaran rambut ke kanan, tidak memiliki lesung pipi, kuping
melekat, lidah melipat, dan golongan darah O. Seseorang dengan angka 48
memiliki ciri rambut keriting, kisaran rambut ke kanan, tidak memiliki lesung
pipi, kuping melekat, lidah tidak melipat, dan golongan darah O.

Ciri-ciri lain yang tidak ditemukan pada populasi di pulau ini adalah
rambut lurus, kisaran rambut ke kiri, memiliki lesung pipi, golongan darah A,
golongan darah B, dan golongan darah AB.

V. Kesimpulan
Keanekaragaman genetik adalah keragaman gen yang menunjukkan jumlah
total dari karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Keanekaragaman
genetik pada manusia dapat diamati dengan berdasarkan pada pengamatan fenotip.
Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau
sifat yang nyata yang dimiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti
yang tergambarkan melalui cakram genetika, yaitu bentuk rambut (lurus/keriting),
arah kisaran rambut (ke kanan/ke kiri), ada/tidaknya lesung pipi, bentuk telinga
(bebas/melekat), bentuk lidah (melipat/tidak melipat), dan golongan darah
(A/B/AB/O).

24
VI. Daftar Pustaka
Cummings and Michael R. 2011. Human Heredity: Principles and Issues. 9th ed.
New York: Brooks/ Cole Cengage Learning.
George, F. and H. George. 2005. Schaums Outline of Biology. 2nd ed. Jakarta:
Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2003. Sains Biology 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Sianipar, Prowel. 2010. Mudah dan Cepat Menghafal Biologi. Yogyakarta: Pinus.
Stansfield and William D. 1983. Genetika. 3rd ed. Jakarta: Erlangga.
Starr, Cecie, and Beverly McMillan. 2010. Human Biology. 8th ed. New York:
Brooks/Cole Cengage Learning.
Suryo. 1996. Genetika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan Tinggi.
Susanto A H. 2011. Genetika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

25

Anda mungkin juga menyukai