PRAKTIKUM GENETIKA
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1
I. Topik
Keanekaragaman Pada Manusia.
II. Tujuan
Mengetahui keanekaragaman genetika pada manusia melalui pengamatan
fenotip.
III. Dasar Teori
Pada manusia, setiap sel somatic memiliki 46 kromosom. Dengan mikroskop
cahaya, kromosom-kromosom yang terkondenasi dapat dibedakan satu dengan
yang lainnya, terlihat dari penampilannya. Masing-masing kromosom memiliki
suatu garis pola pita atau garis tertentu ketika diberi zat tertentu.
Jika kedua kromosom dari setiap pasangan membawa gen yang mengendalikan
karakter warisan yang sama. Sebagai contoh, jika suatu gen untuk warna mata
ditempatkan pada suatu lokus pada kromosom tertentu, maka homolog dari
kromosom tersebut juga akan memiliki gen yang menentukan warna mata pada
lokus yang setara (Stansfield, 1983).
Terjadinya pasangan kromosom homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi
dari asal-usul seksual kita. Kita mewarisi sebuah kromosom dari setiap pasangan
kromosom dari masing-masing orang tua. Dengan demikian ke-46
kromosom dalam sel somatik sebenarnya adalah dua set yang masing-masing
terdiri dari 23 kromosom, satu set maternal dan satu set paternal. Fenotip dapat
dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang
nyata yang dimiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit
atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada
penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil
produk-produk gen yang diekspresikan didalam lingkungan tertentu. Namun, gen
memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi
fenotip (Susanto, 2011).
Keanekaragaman merupakan dasar ciri-ciri dari benda hidup. Adanya
keanekaragaman genetik merupakan hasil dari suatu spesies terhadap
lingkungannya. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang
dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau penampilannya. Beberapa dari
ciri-ciri yang nampak tersebut tidak mengalami seleksi alam, sehingga tetap ada
sampai sekarang, dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika melalui beberapa
cara (Suryo, 1996).
2
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan
yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup
gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-
proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya.
Menurut F. George (2005), Jenis keanekaragaman hayati antara lain:
a) Keanekaragaman genetik (genetic diversity ) yaitu jumlah total informasi
genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan,
dan mikroorganisme yang mendiami bumi.
b) Keanekaragaman spesies (species diversity), yaitu keanekaragaman
organisme hidup dibumi (diperkirakan berjumlah 5-50 juta), hanya 1,4 juta
yang baru dipelajari.
c) Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity), yaitu keanekaragaman
habitat, komunitas biotic, dan proses ekologi di biosfer.
Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja, tetapi
juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya
pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan
variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip
atau sifat yang tampak (Cummings, 2011).
Dalam sebuah keluarga juga tidak ada yang sama benar antara yang satu
dengan yang lainnya, meskipun terdapat beberapa orang yang kembar di dalam
keluarga tersebut. Jadi, dalam keluarga juga terjadi variasi. Kalau antara individu
3
dalam satu keluarga saja terjadi banyak perbedaan ciri, maka tidak aneh kalau
individu dari lain keluarga, lain jenis, lain ras, dan lain bangsa, akan sangat
banyak perbedaannya. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri
yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau penampilannya. Beberapa
dari ciri-ciri yang nampak tersebut tidak mengalami seleksi alam, sehingga tetap
ada sampai sekarang, dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika melalui
beberapa cara (Slamet Prawirohartono, 2003)
1. Fenotip
Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat
diukur atau sifat yang nyata yang dimiliki oleh organisme. Ciri itu tampak
oleh mata, seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji
untuk identifkasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji
serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang
diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-
batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip
(Stansfield, 1983).
2. Genotip
Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip
yang terekspresikan menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip
yang melibatkan alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan
genotip yang homozigot. Keturunan homozigot dapat dihasilkan dari galur
murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda (Starr and
McMillan, 2010).
4
diketahui perbedaan dari masing-masing individu yang ada di dalam
kelas. Keenam ciri-ciri yang akan diamati umumnya adalah sebagai berikut:
5
secara vertikal sesuai dengan ciri yang ada. Dan yang terakhir akan dijumpai
angka yang menunjukkan kombinasi ciri-ciri genetika yang dimiliki praktikan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan oleh 46 mahasiswa Pendidikan Biologi
Kelas A 2016, didapatkan hasil praktikum sebagai berikut:
6
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
6 Putu Deanita I Desta Suryani 114
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Fadhil Muhammad Tidak lesung pipit
7 66
Rodhialloh Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
8 Novita Permata Sari 70
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
9 Virda Astriani 98
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Lesung pipit
10 Iis Aprilia Arsanti 81
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah A
11 Mariati 14 Rambut keriting
7
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
12 Nur Aini 100
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
13 Dwi Apriliani 116
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
14 Devi Susanti 112
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
15 Novita Ratnasari 104
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
16 Aniskya Risti Paramita 100
Tidak lesung pipit
Kuping bebas
8
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
17 Linda Mierna Wulandari 104
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
18 Hesti Milawati 100
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
19 Mutoharoh 104
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
20 Khara Dini Pratiwi 78
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
21 Sonya Ambar Aji 66
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
22 Theresia Nastiti Larasati 65 Rambut lurus
9
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah A
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Mifta Ramandhani Tidak lesung pipit
23 38
Pujiningtyas Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
24 Mariza Uthami 106
Kuping melekat
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
25 Ngesti Mugi Amanda 104
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
26 Mery Fitria 36
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kiri
27 Alfiana Cahyaningrum 28
Lesung pipit
Kuping melekat
10
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
28 Arma Abdul Malik 2
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
29 Noormalita Megarona 6
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
30 Innocensius Ryan Winadha 101
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah A
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Kharisma Dyah Tri Tidak lesung pipit
31 34
Kurniawati Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
32 Vincentis Sanjiwani 34
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
33 Arif Rahman 102 Rambut lurus
11
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Lesung pipit
34 Anita Khayatunnufus 94
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
35 Imam Kusuma Dewi 122
Kuping melekat
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
36 Umi Lalilatus Syifaa Daulay 78
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Lesung pipit
37 Nia Indriyani 88
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
38 Fahra Putri Ardita 100
Tidak lesung pipit
Kuping bebas
12
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
39 Yulisa Ratih Istiana 66
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
40 Ishadiyanto Salim 100
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
41 Elsa Nursyahadah 70
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
42 Bayu Khrisna Indriyani 99
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah AB
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
43 Dian Andistri 52
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
44 Yoanisa Amalia Insani 116 Rambut lurus
13
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
45 Dinda Agustina Rahmawati 99
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah AB
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
46 Fajrin Septian Irsyad 72
Kuping bebas
Lidah tidak melipat
Golongan darah O
14
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
3 Sonya Ambar Aji 66
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Tidak lesung pipit
4 Vincentis Sanjiwani 34
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kisaran rambut ke kiri
Tidak lesung pipit
5 Umi Lalilatus Syifaa Daulay 78
Kuping melekat
Lidah tidak melipat
Golongan darah B
Rambut keriting
Kisaran rambut ke kanan
Lesung pipit
6 Dian Andistri 52
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
15
6. Lingkaran keenam : golongan darah (A/B/AB/O).
Dari data kelompok 1 diketahui bahwa mahasiswa bernama Fadhil dan Sonya
memiliki angka yang sama, yaitu angka 66 dengan ciri: rambut lurus, kisaran
rambut ke kiri, tidak memiliki lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat, dan
golongan darah B. Keduanya memiliki angka dan ciri yang sama. Namun apabila
diperhatikan lebih detail, akan dijumpai beberapa perbedaan lagi yang bisa
digunakan sebagai ciri ketujuh. Diantaranya adalah jenis kelamin, Fadhil adalah
laki-laki sedangkan Sonya adalah perempuan. Atau juga dapat menggunakan alis,
yang mana alis milik Sonya lebih tebal dari pada milik Fadhil. Lalu bisa juga
menggunakan tinggi badan, Fadhil lebih tinggi dari pada Sonya.
Diantara 6 mahasiswa yang ada di kelompok 1, hanya Fadhil dan Sonya yang
memiliki angka yang sama untuk keenam ciri-ciri yang telah ada pada cakram
genetika. Sedangkan yang lainnya, saling berbeda.
16
Untuk data kelas yang diambil dari 46 mahasiswa, ditemukan angka 100 pada
6 mahasiswa, angka 104 pada 4 mahasiswa, angka 66 pada 3 mahasiswa, angka 34
36 70 78 99 101 116 masing-masing pada 2 mahasiswa, dan angka 2 6 14 28 34 38
50 65 72 81 88 94 98 102 106 112 114 118 122 masing-masing pada 1 mahasiswa
saja. Hasil pengamatan yang telah dilakukan lakukan menunjukkan bahwa masing-
masing individu memiliki ciri yang berbeda-beda dengan individu lain berdasarkan
pada ciri-ciri yang telah ditentukan sebelumnya. Walaupun ada juga beberapa
individu yang memiliki 6 kesamaan ciri tersebut, namun setelah dicari kembali
ciri-ciri yang lain tetap terdapat perbedaan ciri antar individu tersebut.
Pada angka 100 yang dijumpai pada mahasiswa bernama Puspita, Nur Aini,
Aniskya, Hesti, Fahra, dan Ishadianto. Keenamnya sama-sama memiliki angka 100
pada cakram genetika yang digunakan, yang mana menunjukkan bahwa
keenamnya memiliki ciri fenotip yang sama seperti: rambut lurus, kisaran rambut
ke arah kanan, tidak ada lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat, dan golongan
darah O.
Lesung pipi merupakan cekungan pada pipi manusia. Cekungan ini dapat
terlihat saat wajah seseorang yang mempunyai lesung pipi ini diam atau sedang
berekspresi. Orang yang mempunyai lesung pipi merupakan pembawa sifat
dominan dan sebaliknya. Selama proses reproduksi, masing-masing orangtua
memberi kontribusisatu dari gen-gen mereka untuk anak. Karena lesung pipi
termasuk gen dominan, anak pasti akan mendapatkannya. Artinya jika kedua orang
tua memiliki lesung pipi, peluang anak untuk mewarisi sifat tersebut adalah
rentang 50-100%. Sedangkan jika hanya satu orangtua yang memiliki lesung pipi,
maka peluangnya adalah 50%. Jika kedua orangtua tidak memiliki lesung pipi,
17
tidak ada peluang bagi anak untuk mendapatkannya. Tetapi, anak-anak mereka
kelak bisa menghantarkan gen lesung yang terpendam ke generasi berikutnya
Ujung telinga bebas merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya ujung
telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif. Lidah dibedakan menjadi dua
yaitu lidah yang dapat melipat dan tidak dapat melipat. Lidah yang dapat melipat
merupakan pembawa sifat dominan dan lidah yang tidak dapat melipat merupakan
pembawa sifat resesif. Sedangkan untuk golongan darah, pada manusia ada empat
penggolongan yaitu A, B, AB, dan O. Pembagian golongan darah ini didasarkan
pada ada atau tidaknya sistem ABO yaitu ada-tidaknya aglutinogen dan aglutinin
dalam darah.
Jika ditelusuri menggunakan ciri-ciri yang ada pada cakram genetika saja,
maka didapatkan hasil yang sama. Namun jika lebih diperhatikan dengan seksama,
terdapat banyak ciri spesifik lainnya yang membuat keenam mahasiswa tersebut
berbeda. Ishadianto memiliki jenis kelamin laki-laki, sedangkan Puspita, Nur Aini,
Aniskya, Hesti, dan Fahra memiliki jenis kelamin perempuan. Lalu jika dilihat dari
tinggi badan, dapat diketahui juga bahwa keenam mahasiswa tersebut memiliki
tinggi badan yang berbeda. Warna kulit yang dimiliki juga berbeda satu sama lain.
Bentuk ibu jari, bentuk dagu, bentuk hidung dan bentuk muka dari keenamnya juga
berbeda.
Begitu pula dengan yang terjadi pada angka-angka yang muncul lainnya.
Walaupun terdapat persamaan antara beberapa mahasiswa, namun jika lebih
diperhatikan lagi akan ditemukan ciri-ciri ketujuh yang menunjukkan adanya
perbedaan masing-masing individu yang mampu dilihat dari sifat fenotipnya. Hal
ini telah jelas dengan tegas membuktikan keanekaragaman (biodiversity) yang
terjadi manusia. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah
pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies
tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi
dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya (F. George, 2005).
18
ukuran tubuh, jumlah, rasa, tempat hidup, struktur tubuh, fungsi organ dan
perilakunya (Slamet Prawirohartono, 2003).
Diskusi
Jawab:
Pada angka 100 yang dijumpai pada mahasiswa bernama Puspita, Nur
Aini, Aniskya, Hesti, Fahra, dan Ishadianto. Keenamnya sama-sama memiliki
angka 100 pada cakram genetika yang digunakan, yang mana menunjukkan
bahwa keenamnya memiliki ciri fenotip yang sama seperti: rambut lurus,
19
kisaran rambut ke arah kanan, tidak ada lesung pipi, kuping bebas, lidah
melipat, dan golongan darah O. Ciri ketujuh yang bisa digunakan adalah jenis
kelamin. Karena Puspita, Nur Aini, Aniskya, Hesti, dan Fahra berjenis kelamin
perempuan sedangkan Ishadianto laki-laki.
Pada angka 104 yang dijumpai pada mahasiswa bernama Novita Ratnasari,
Linda, Mutoharoh, dan Ngesti Mugi. Keempatnya sama-sama memiliki angka
104 pada cakram genetika yang digunakan, yang mana menunjukkan bahwa
keempatnya memiliki ciri fenotip yang sama seperti: rambut lurus, kisaran
rambut kearah kanan, tidak ada lesung pipi, kuping bebas, lidah tidak melipat,
dan golongan darah O. Ciri ketujuh yang dapat digunakan adalah tinggi badan,
karena keempatnya memiliki tinggi badan yang berbeda.
Pada angka 66 yang dijumpai pada mahasiswa bernama Fadhil, Sonya, dan
Yulisa. Ketiganya sama-sama memiliki angka 66 pada cakram genetika yang
digunakan, yang mana menunjukkan bahwa keempatnya memiliki ciri fenotip
yang sama seperti: rambut lurus, kisaran rambut ke kiri, tidak ada lesung pipi,
kuping bebas, lidah melipat, dan golongan darah B. Ciri ketujuh yang dapat
digunakan adalah tinggi badan, karena ketiganya memiliki tinggi badan yang
berbeda.
20
darah B. Ciri ketujuh yang dapat digunakan adalah tinggi badan karena Novita
lebih tinggi daripada Elsa.
Angka 116 dijumpai pada mahasiswa bernama Dwi Apriliani dan Yoanisa
yang memiliki ciri fenotip sama seperti: rambut lurus, kisaran rambut ke
kanan, memiliki lesung pipi, kuping bebas, lidah melipat, dan golongan darah
O. Ciri ketujuh yang dapat digunakan adalah bentuk mata karena keduanya
memiliki bentuk mata yang berbeda. Dwi Apriliani lebih sipit dari pada
Yoanisa.
21
rambut keriting, kisaran rambut ke kanan, memiliki lesung pipi, kuping bebas,
lidah tidak terlipat, dan bergolongan darah O.
Seseorang dengan angka 73 dan 56 memiliki ciri yang berbeda karena
adanya keanekaragaman (biodiversity) yang terjadi manusia. Variasi genetik
manusia merupakan keragaman gen yang menunjukkan jumlah total dari
karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Setiap manusia memiliki
gen yang berbeda-beda. Tidak akan ada dua orang manusia yang secara
genetik sama meskipun mereka kembar identik/ kembar monozigot. Adanya
perbedaan gen tersebut terjadi baik pada tingkat spesies maupun tingkat
populasi. Perbedaan gen pada tingkat spesies dapat terlihat dari adanya variasi
fenotip pada setiap individu. Dengan bantuan cakram genetika, kita dapat
melihat adanya keragaman gen manusia melalui tampilan fenotipnya.
Pada manusia, setiap sel somatic memiliki 46 kromosom. Dengan
mikroskop cahaya, kromosom- kromosom yang terkondenasi dapat dibedakan
satu dengan yang lainnya, terlihat dari penampilannya. Masing-masing
kromosom memiliki suatu garis pola pita/ garis tertentu ketika diberi zat
tertentu. Jika kedua kromosom dari satiap pasangan membawa gen yang
mengendalikan karakter warisan yang sama (Stansfield, 1983). Karena itulah
manusia memiliki fenotip yang beranekaragam.
22
perbedaan gen tersebut terjadi baik pada tingkat spesies maupun tingkat
populasi. Perbedaan gen pada tingkat spesies dapat terlihat dari adanya variasi
fenotip pada setiap individu. Dengan bantuan cakram genetika, kita dapat
melihat adanya keragaman gen manusia melalui tampilan fenotipnya.
Pada manusia, setiap sel somatic memiliki 46 kromosom. Dengan
mikroskop cahaya, kromosom- kromosom yang terkondenasi dapat dibedakan
satu dengan yang lainnya, terlihat dari penampilannya. Masing-masing
kromosom memiliki suatu garis pola pita/ garis tertentu ketika diberi zat
tertentu. Jika kedua kromosom dari satiap pasangan membawa gen yang
mengendalikan karakter warisan yang sama (Stansfield, 1983). Karena itulah
manusia memiliki fenotip yang beranekaragam.
Jawab:
23
5. Apabila pada suatu kecelakaan pesawat terbang, dua orang laki-laki dan dua
orang perempuan, masing-masing berturut-turut mempunyai angka 36, 40, 44,
dan 48 dapat selamat dan tinggal pada suatu pulau yang tidak berpenghuni,
terpisah secara populasi dengan lainnya. Ciri-ciri apa yang tidak Anda
dapatkan pada populasi di pulau ini, yang ada di kelas Anda?
Jawab:
Ciri-ciri lain yang tidak ditemukan pada populasi di pulau ini adalah
rambut lurus, kisaran rambut ke kiri, memiliki lesung pipi, golongan darah A,
golongan darah B, dan golongan darah AB.
V. Kesimpulan
Keanekaragaman genetik adalah keragaman gen yang menunjukkan jumlah
total dari karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Keanekaragaman
genetik pada manusia dapat diamati dengan berdasarkan pada pengamatan fenotip.
Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau
sifat yang nyata yang dimiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti
yang tergambarkan melalui cakram genetika, yaitu bentuk rambut (lurus/keriting),
arah kisaran rambut (ke kanan/ke kiri), ada/tidaknya lesung pipi, bentuk telinga
(bebas/melekat), bentuk lidah (melipat/tidak melipat), dan golongan darah
(A/B/AB/O).
24
VI. Daftar Pustaka
Cummings and Michael R. 2011. Human Heredity: Principles and Issues. 9th ed.
New York: Brooks/ Cole Cengage Learning.
George, F. and H. George. 2005. Schaums Outline of Biology. 2nd ed. Jakarta:
Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2003. Sains Biology 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Sianipar, Prowel. 2010. Mudah dan Cepat Menghafal Biologi. Yogyakarta: Pinus.
Stansfield and William D. 1983. Genetika. 3rd ed. Jakarta: Erlangga.
Starr, Cecie, and Beverly McMillan. 2010. Human Biology. 8th ed. New York:
Brooks/Cole Cengage Learning.
Suryo. 1996. Genetika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan Tinggi.
Susanto A H. 2011. Genetika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
25