Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS VEGETASI LAJU PERTUMBUHAN POPULASI KUTU BERAS

(Sitophilus oryzae) PADA MEDIA KEDELAI (Glycine soja)

Disusun Oleh Kelompok 5 :


1. Shinta Dwi Karina (4401416002)
2. Shella Oktaviana (4401416007)
3. Sella Ingesti (4401416024)
4. Stefani Priscillia (4401416027)
5. Istafta Dina Fahuwa (4401416034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018
A. Judul
ANALISIS VEGETASI LAJU PERTUMBUHAN POPULASI KUTU BERAS
(Sitophilus oryzae) PADA MEDIA KEDELAI (Glycine soja)

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan populasi kumbang
beras (Sitophilus oryzae) pada media jagung (Glycine soja)

C. Latar Belakang
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya (hubungan timbal balik). Kehidupan organisme yang ada pada wilayah atau
habitat tertentu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan abiotikmaupun biotik. Faktor
lingkungan tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap organisme dalam proses
perkembangannya. Apabila terjadi gangguan terhadap lingkungan maka
secara langsung akan berdampak pada populasi dari organisme tersebut.
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Dalam penyebarannya
individu-individu tersebut dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok tersebut
terpisah dari organisme satu dengan lainnya. Populasi dapat tersebar secara merata atau tidak
merata, hal ini tergantung dari kepadatan, pertumbuhan populasi pada suatu daerah.
Pertumbuhan suatu populasi dapat dilihat dari dinamikanya dalam suatu komunitas.
Pertumbuhan populasi adalah kemampuan populasi untuk meningkat jumlah individunya
yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti angka kelahiran.
Penambahan terhadap populasi dapat disebabkan oleh karena masuknya individu lain
yang berasal dari daerah lain (migrasi) dan karena adanya kelahiran kelahiran (natalis).
Pengurangan terhadap suatu populasi dapat disebabkan karena kematian (mortalitas) atau
karena keluarnya individu dari populasi tersebut.
Setiap individu adalah bagian atau anggota dari suatu populasi, suatu spesies. Sehingga,

individu tersebut harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya kemudian

mengatasi setiap perubahan dan tuntutan yang ada dalam lingkungan jenis dan populasi. Oleh

karena itu, perlu dilakukan praktikum populasi dengan menghitung kurva hidup kutu beras.
Supaya diketahui tingkat natalis dan mortalitas dari individu-individu pada setiap kondisi

yang berbeda.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana laju pertumbuhan populasi kutu beras (Sitophilus oryzae) pada media kedelai
(Glycine soja) ?
E. Landasan Teori
Populasi adalah sekelompok individu sejenis yang terdapat di suatu daerah tertentu.

Populasi dapat didefinisikan pada berbagai skalaruang. Bahkan seluruh individu sejenis dapat

di pandang sebagai sebuah populasi. Beberapa populasi lokal atau deme yang dihubungkan

oleh individu-individu yang menyebar disebut metapopulasi. Populasi sementara yang terdiri

atas tahap tertentu dari daur hidup suatu organisme membentuk hemipopulasi. Beberapa

karakteristik populasi diantaranya adalah kehidupan, ukuran, dispersi, rasio kelamin, struktur

atau komposisi umur, dan dinamika (Campbell, 2010).

Dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak

dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik antara lain kepadatan

(densitas), laju kelahiran (natalis), laju kematian (mortalitas), potensi biotic, penyebaran

umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalis dan mortalitas merupakan penentu utama

pertumbuhan populasi (Waluya, 2011).

Kepadatan populasi suatu spesies disuatu tempat tidak pernah tetap, selalu ada yang

datang (lahir dan imigrasi), dan pergi (mati dan emigrasi). Kelahiran menyebabkan

bertambahna anggota populasi, sedangkan kematian menyebabkan berkurangnya anggota

populasi. Kelahiran ditentukan oleh kapasitas organisme secara genetik untuk menghasilkan

keturunan, yang terkait dengan fekundits dan fertilitas.Faktor lain yang menentukan adalah

lingkungan biotis (parasit dan predator) dan ketersediaan bahan makanan serta tempat

berlindung dan kemampuan bertemunya jantan dan betina (Suin, 2003).

hidup dalam biji beras dengan memakan isi biji. Fase larva merupakan fase yang merusak

biji. Larva mengalami 3-4 instar selama 18 hari, berwarna putih dan panjang tubuh berkisar
4-5 mm. Larva instar akhir biasanya akan membentuk kokon dan tetap berada dalam bahan

makanan Daerah penyebaran Sitophilus oryzae meliputi hampir di berbagai daerah.Variasi

yang ada dari famili Curculionidae terlihar pada ukuran tubuh, bentuk serta ukuran

rostum.Anggota Sub FamiliRhyncoporinae merupakankelompok kumbang moncong yang

menyerang butian, atau dikenal dengan istilah “Billbug”. Sitophilus oryzae sebagai salah satu

anggota kumbang ini merupakan hama potensial pada produk pertanian (Borror, 1992).

Sitophilus oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim

panas.Betina sebelum meletakkan telur terlebih dahulu membuat lubang dalam butiran beras

maupun biji-bijian kemudian lubang ditutup dengan cairan pekat (gelatinoum). Stadium telur

berlangsung sekitar 7 hari, telur berwarna putih dan panjangnya kira-kira 0,5 mm. Larva atau

butiran beras. Pupa dapat berubah warna tergantung pada umur pupa, dari coklat kemerah-

merahan menjadi kehitaman dan bagian kepala berwarna hitam. Panjang pupa biasanya 2,5

mm dan masa pupa berlangsung 6 hari. Setelah menjadi pupa kemudian kumbang muda

keluar dari beras.Kumbang dewasa makan beras sebelah luar sehingga tampak berlubang-

lubang.Imago dapat bertelur 300-400 butir telur selama hidupnya 4-5 bulan. Ukuran tubuh

3,3 mm, berwarna gelap kecoklatan dengan moncong panjang dari bagian kepala. Untuk

mengadakan perkawinan imago betina bergerak di sekitar bahan makanan dengan

membebaskan seks feromon untuk menarik perhatian imago jantan.Imago jantan memiliki

moncong yang pendek, dengan gerakan lebih lambat daripada betina.Dewasa mengebor ke

dalam biji berkulit beras dengan moncongnya yang panjang untuk meletakkan telur-telur ke

dalam biji tersebut. Waktu yang diperlukan dari telur sampai dewasa pada kondisi yang

optimum adalah 30-40 hari (Respositori USU, 2014)


F. Metode
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum Ekologi mengenai Ekologi Populasi ini dilaksanakan pada hari Kamis,
29 Maret 2018 sampai Kamis, 26, April 2018 di laboratarium Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Toples , kain tipis , karet gelang
dan alat tulis sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah kutu beras (Sitophilus oryzae),
dan kedelai (Glycine soja) 250 gram.
3. Cara kerja
 Pertama, kedelai dimasukkan kedalam Toples
 Kemudian dimasukkan kedalam toples sebanyak 25 kutu Sitophilus oryzae¸
 lalu ditutup mulut botol dengan beberapa lapis kain tipis dan di ikat dengan karet
gelang
 dan disimpan didalam ruangan
 Kemudian diamati perubahan populasi yang terjadi selang waktu seminggu
selama 5 minggu , lalu dicatat individu yang hidup dan mati.
G. Hasil
Data kelas
Kelompok Media Kadar Air Laju Laju Laju
Pertumbuhan Natalitas Mortalitas

1.

2.

3.

4. Beras hitam

5. Kedelai

6.
Data kelompok

Anda mungkin juga menyukai