Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH : SOSIOLOGI dan BUDAYA DASAR

WAKTU : 60 MENIT
DOSEN : S u p a r n o, S.H.,M.Hum

SALSABILA MUFIDAH NABIL


11000120130670

Jawab soal berikut !


1. Masing-masing kelompok sosial memiliki cirri-ciri yang berbeda. Jelaskan sebab
terjadinya perbedaan tersebut ! Berikan contoh !
- Setiap manusia pasti mempunyai kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Oleh karena
itu, mereka membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Adanya interaksi sosial dalam pemenuhan kebutuhan tersebut menyebabkan
terjadinya kelompok sosial.
- Soerjono soekanto mendefinisikan kelompok sosial sebagai himpunan atau kesatuan-
kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan diantara mereka
secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
- Ciri-ciri Kelompok Sosial
o Memiliki struktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran
tertentu.
o Memiliki norma dan nilai yang diberlakukan untuk mengatur segenap
anggotanya.
o Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok manusia
yang lain.
o Adanya interaksi dan komunikasi antar anggota.
o Ada kepentingan bersama. aktor Pembentuk Kelompok Sosial

- Kelompok sosial dasar pembentukannya dapat dilihat sebagai berikut


o Faktor Darah (Common Ancestry).
Kelompok sosial dapat dibentuk atas dasar kesamaan darah atau keturunan.
o Faktor Geografis.
Letak tempat juga menentukan terbentuknya kelompok sosial. Anggota
masyarakat yang berkumpul di suatu tempat kemudian terjalin komunikasi
yang intens maka secara perlahan akan membangun ikatan. Misal: individu
yang tinggal di tepian pantai akan membentuk kelompok nelayan.
o Faktor Kepentingan (Common Interest).
Terdapatnya kesamaan kepentingan di antara para anggota masyarakat sangat
memungkinkan untuk membentuk kelompok sosial. Misal: kelompok
intelektual, kelompok seniman, dan lain-lain.
o Faktor Daerah Asal.
Apabila seorang individu yang tinggal di suatu tempat kemudian bertemu
dengan individu lain dalam jumlah cukup banyak sementara diketahui juga
berasal dari daerah kelahiran yang sama maka sangat mungkin mendorong
terbentuknya kelompok sosial di daerah tersebut.

2. Uraikan pendapat Ferdinand Tonnies tentang kelompok sosial !


- Ferdinand Tonnies membagi kelompok sosial menjadi dua, yaitu kelompok
paguyuban (gemeinschaft) dan kelompok patembayan (gesselschaft).
o Kelompok paguyuban (gemeinschaft) adalah kelompok sosial yang anggota-
anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal.
Misalnya, masyarakat pedesaan, kelompok arisan, kelompok pengajian, dan
kelompok keluarga atau marga.
o Kelompok patembayan (gesselschaft) adalah kelompok sosial yang anggota-
anggotanya menjalin hubungan bersifat kontraktual (sementara) dan kurang
saling mengenal secara personal. Berdasarkan pilihan jawaban di atas,
perusahaan dan kooperasi termasuk dalam kelompok patembayan
(gesselschaft).
3. Jelaskan pendapat Koentjaraningrat tentang kebudayaan !
- Pengertian kebudayaan menurut Koentjaraningrat adalah "Keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar".
o Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu "Buddhayah". Kebudayaan
adalah hasil karya, cipta, rasa serta tindakan dan gagasan yang ada dalam
rangka kehidupan masyarakat yang diturunkan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi. Kebudayaan bisa berupa rumah, baju adat, makanan,
religi, musik atau lagu, alat musik, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
o Menurut Koentjaraningrat terdapat tujuh unsur kebudayaan universal yaitu
adalah sebagai berikut:
 Kesenian, yaitu suatu bentuk keindahan yang beragam itu berawal dari
imajinasi kreatifitas manusia. Bentuk kesenian dapat dibagi menjadi 3
garis besar yaitu Seni Tari, Seni Rupa, dan Seni Suara.
 Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi, merupakan teknik dari suatu
masyarakat, itu meliputi keseluruhan cara pembuatan dalam
hubungannya dengan pengumpulan bahan bahan tertentu, seperti
bahan mentah, kemudian bahan-bahan tersebut diproses untuk dibuat
menjadi alat kerja, dan lain sebagainya.
 Sistem Religi, yaitu berhubungan dengan hal-hal yang suci. Sistem
Religi ini meliputi, Upacara keagamaan, Sistem Kepercayaan,
Komunikasi Keagamaan dan lain sebagainya.
 Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial, merupakan
sekelompok masyarakat yang meliputi: perkumpulan, kekerabatan,
asosiasi, sistem kesatuan hidup, perkumpulan dan lain sebagainya.
 Sistem Mata Pencaharian Hidup, merupakan sistem ekonomi yang
meliputi, peternakan, perdagangan, perikanan, bercocok tanam, serta
berburu.
 Sistem Pengetahuan, meliputi ilmu pengatahuan tentang sifat-sifat dan
tingkah laku manusia, hewan dan tumbuhan (flora dan fauna), ruang,
waktu dan lain sebagainya.
 Bahasa, adalah alat yang terpenting dan terutama bagi manusia untuk
meneruskan kebudayaan mereka. Bahasa dibagi menjadi dua yakni
tulisan dan lisan.
4. Salah satu fungsi institusi sosial adalah untuk pengendalian sosial. Jelaskan secara
lengkap tentang pengendalian sosial tersebut !
- Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial
serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai
norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik
diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik
diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang.
- Ciri-Ciri Pengendalian Sosial
o Suatu cara atau metode atau teknik tertentu untuk menertibkan masyarakat
atau individu.
o Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan
yang terus terjadi di dalam suatu masyarakat.
o Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya atau oleh
suatu kelompok terhadap individu dan antara individu dengan individu
lainnya.
o Dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak disadari oleh kedua
belah pihak.
- Tujuan / Fungsi Pengendalian Sosial
o Untuk menjaga ketertiban sosial.
Apabila nilai-nilai dan norma-norma sosial dijalankan semua masyarakat,
maka ketertiban sosial dalam masyarakat dapat terpelihara. Salah satu cara
menanamkan nilai dan norma sosial adalah melalui lembaga pendidikan dan
keluarga. Melalui lembaga tersebut anak diarahkan untuk meyakini nilai dan
norma sosial.
o Untuk mencegah terjadinya penyimpangan terhadap nilai-nilai dan norma-
norma sosial di masyarakat. Dengan adanya pengendalian sosial seseorang
atau masyarakat mulai berfikir (akibatnya) jika akan berperilaku menyimpang.
o Untuk mengembangkan budaya malu.
Pada dasarnya setiap individu memiliki “rasa malu“, karena rasa malu
berhubungan dengan harga diri seseorang. Harga diri seseorang akan turun
jika seseorang melakukan kesalahan yang melanggar norma-norma sosial di
dalam masyarakat. Jika seseorang melakukan kesalahan maka masyarakat
akan mencela. Celaan tersebut menyadarkan seseorang untuk tidak
mengulangi pelanggaran terhadap norma. Jika setiap perbuatan melanggar
norma dicela maka “budaya malu“ akan timbul dalam diri seseorang.
o Untuk menciptakan dan menegakkan sistem hukum.
Sistem hukum merupakan aturan yang disusun secara resmi dan disertai
sanksi tegas yang harus diterima oleh seseorang yang melakukan
penyimpangan.
- Singkatnya, Pengendalian sosial bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas
dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat atau bertujuan
untukmencapaikeadaan damai melalui keserasian antara kepastian dengankeadilan.
- Macam Pengendalian Sosial
o Berdasarkan Waktu :

 Pengendalian Preventif
Pengendalian sosial preventif adalah pengendalian sosial yang
dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan perilaku, misalnya dapat
berbentuk nasihat, anjuran dan lain-lain.

 Pengendalian Represif
Pengendalian sosial represif adalah pengendalian sosial yang
dilakukan setelah terjadinya pelanggaran atau penyimpangan
perilaku.Misalnya, dapat berbentuk teguran, peringatan lisan dan
tertulis, sanksi administrasi, denda, dan bahkan hukuman mati.

 Pengendalian Kuratif
Pengendalian sosial bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang
dilakukan pada saat terjadi penyimpangan sosial.Contohnya, seorang
guru menegur dan menasihati siswanya karena ketahuan menyontek
pada saat ulangan.Bertujuan untuk memberi penyadaran kepada
perilaku dan memberi efek jera.

o Berdasarkan Cara

 Cara Persuasif
Cara persuasif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakukan
dengan menekankan pada tindakan yang sifatnya mengajak atau
membimbing warga masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku. Cara persuasif cenderung menekankan pada
upaya penyadaran msyarakat. Contoh, sejumlah artis membagikan
bunga sebagai ajakan untuk mewujudkan perdamaian ; seorang guru
Bimbingan dan Penyuluhan ( BP ) menegur dan menasihati seorang
siswa yang tertangkap basah merokok di sekolah.
 Cara Koersif
Cara koersif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakuan
dengan menekankan pada tindakan yang sifatnya memaksa warga
masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.
Cara koersif cenderung menekankan pada berbagai upaya pemaksaan
masyarakat.Upaya ini semestinya digunakan seminimal mungkin,
yaitu bila upaya persuasif tidak memberikan hasil. Contoh, petugas
ketertiban kota memerintahkan dengan pengeras suara agar semua
PKL tidak berdagang di tempat yang dilarang ( tekanan), namun
kemudian petugas ketetiban kota mengangkut lapak yang digunakan
para pedagang kaki lima yang berdagang di tempat – tempat terlarang.
Hal itu dilakukan karena peringatan yang telah diberikan beberapa kali
tidak di indahkan.

o Berdasarkan Sifat
 Pengendalian sosial kuratif
Pengendalian sosial kuartif adalah pengendalian sosial dalam bentuk
pembinaan atau penyembuhan terhadap berbagai macam bentuk
perilaku yang menyimpang, misalnya penyembuhan kepada eks
pemakai narkoba.
 Pengendalian sosial partisipatif
Pengendalian sosial partisipatif adalah pengendalian sosial yang
dilakukan dengan mengikutsertakan pelaku untuk melakukan
penyembuhan atau perbaikan perilaku.Misalnya kepada mantan
pencuri yang ditugaskan menjadi aparat keamanan.

5. Stratifikasii sosial selalu terjadi dalam masyarakat. Sebutkan dan jelaskan ukuran-ukuran
yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat status sosial individu dalam
masyarakat !
- Stratifikasi sosial merupakan penggolongan kelompok masyarakat dalam berbagai
lapisan-lapisan tertentu. Menurut etimologi bahasa, stratifikasi berasal dari bahasa
Yunani yakni stratum, yang berarti lapisan. Pitirim A. Sorokin, mendefinisikan
stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan
kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) dengan perwujudannya adalah kelas tinggi
dan kelas yang lebih rendah (Soekanto 1990).
- Ukuran yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke
dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:
o Ukuran kekayaan. Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak,
termasuk ke dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat
pada bentuk rumah yang bersangkutan, kendaraan, cara-cara menggunakan
pakaian serta bahan pakaian yang dipakai, kebiasaan untuk berbelanja barang-
barang mahal dan seterusnya.
o Ukuran kekuasaan. Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang
mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atas.
o Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari
ukuran-ukuran kekayaan dan/atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan
dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, masih banyak
dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah
golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
o Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut
kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Karena
ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan
tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal demikian memacu segala macam
usaha untuk mendapatkan gelar, walau tidak halal.

6. Jelaskan secara lengkap tentang mobilitas sosial !


- Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial yang dimiliki individu atau
kelompok masyarakat ke status sosial lainnya. Nah, perpindahan tersebut bisa
vertikal (naik-turun) atau horizontal (sejajar). Lebih lanjut lagi akan kita bahas di tipe
dari konsep ini.
o Mobilitas Vertikal
 Tipe mobilitas sosial yang pertama adalah vertikal, yaitu perpindahan
individu atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan
lainnya secara tidak sejajar (naik atau turun). Mobilitas vertikal juga
dibedakan lagi menjadi dua, yaitu naik dan turun. Untuk mobilitas
vertikal naik (social climbing), ditandai dengan masuknya individu
atau kelompok yang memiliki kedudukan sosial rendah ke kedudukan
yang lebih tinggi. Contohnya adalah kenaikan jabatan, naik jenjang
pendidikan (SMP ke SMA), dan tingkat kesehatan yang lebih
meningkat.
 Sedangkan, tipe mobilitas vertikal turun (social sinking) berarti
masuknya individu atau kelompok dari suatu kedudukan sosial tinggi
ke kedudukan yang lebih rendah. Selain itu, bisa juga dikatakan
sebagai turunnya derajat individu atau kelompok dalam suatu
kelompok sosial sebagai satu kesatuan. Contohnya seseorang
yang sudah bkerja, namun karena masalah satu dan lain hal, sehingga
ia di PHK dan menjadi pengangguran.

o Mobilitas Horizontal

 Tipe mobilitas horizontal berarti perpindahan suatu individu atau


kelompok ke kelompok sosial lainnya yang sejajar atau sederajat.
Tidak ada yang namanya perubahan derajat kedudukan, karena
derajatnya masih sama atau setara. Contohnya, bidan atau dokter yang
dipindah tugaskan dari daerah perkotaan ke pedesaan atau sebaliknya.
Bidan atau dokter tersebut mengalami mobilitas horizontal, karena
tidak mengubah status atau kedudukan sosialnya.

- Faktor Pendorong Mobilitas Sosial


o Situasi Politik
 Situasi politik bisa menjadi faktor pendorong adanya mobilitas sosial .
Contohnya adalah ketika seorang presiden atau raja yang telah
memimpin selama puluhan tahun, kemudian tergantikan oleh orang
lain. Tentu jajaran-jajarannya juga dapat berubah. Dari yang awalnya
hanya seorang rakyat biasa, naik jabatan dan berada pada struktur
sosial yang lebih tinggi. Sedangkan, presiden tersebut akan menjadi
rakyat biasa setelah lengser.
o Ekspansi Teritorial dan Perpindahan Penduduk
 Ekspansi teritorial kalau diartikan adalah perluasan wilayah atau
jangkauan. Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat
membuktikan adanya fleksibilitas struktur sosial, khususnya dalam hal
stratifikasi dan mobilitas sosial. Contohnya adalah transmigrasi dan
perkembangan kota.

o Tingkat Kelahiran (Natalitas)

 Kelahiran juga bisa menjadi faktor pendorong adanya mobilitas sosial.


Bandingkan antara negara maju (contoh: Jepang) dengan negara
berkembang (contoh: Indonesia). Semakin tinggi tingkat kelahiran dari
kalangan status sosial rendah, maka akan semakin sulit untuk
meningkatkan kelas/status sosialnya. Kesulitan tersebut dikarenakan
oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan pada tingkat
kehidupan dengan status sosial rendah.

- Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

o Diskriminasi

 Suatu sikap yang membeda-bedakan perlakuan antara sesama anggota


masyarakat. Dengan adanya diskriminasi, maka mobilitas sosial dapat
terhambat. Contohnya, ketika melamar kerja di suatu perusahaan yang
mendiskriminasi suatu suku, agama, atau ras tertentu, misalnya mereka
yang dari suku Batak tidak diperbolehkan untuk bekerja di perusahaan
tersebut. Sehingga, mobilitas orang Batak terhambat donk untuk
mendapatkan pekerjaan di sana. Tentu saja hal itu tidak baik, guys,
karena bisa menimbulkan konflik.

o Stereotype Gender

 Ketoika ada perempuan akan melakukan pekerjaan yang mayoritas


dipegang oleh kaum lelaki, kemudian direndahkan oleh yang
lain. Stereotype semacam itu akan menghambat perempuan untuk bisa
menempati derajat sosial yang lebih tinggi.

o Kemiskinan

 Faktor penghambat mobilitas sosial yang terakhir adalah kemiskinan.


Tingkat pendidikan yang rendah juga akan berpengaruh kepada
kualitas sumber daya manusianya. Kemampuannya untuk bersaing
dengan mereka yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan sulit dan
terbatas, sehingga mobilitasnya untuk menempati status sosial yang
lebih tinggi juga akan terhambat.

Anda mungkin juga menyukai