Anda di halaman 1dari 32

HUBUNGAN SOSIAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

Sebagai Manusia atau Makhluk hidup kita tidak lepas dari lingkungan , baik itu
lingkungan sosial maupun alam. Nah, disini saya akan membahas tentang Hubungan Sosial di
Lingkungan Masyarakat , maksudnya adalah dalam lingkungan sosial ini, pastilah kita mau gak
mau harus hidup dalam masyarakat luas dan dalam masyrakat itu terjadilah hubungan sosial
antar individu, antar kelompok masyrakat atau antar indivdu dengan kelompok, nah dalam
hubungan sosial tersebut interaksi yang baik itu seperti apa dan yang bisa membuat nyaman
dalam interksi tersebut itu yang seperti apa, apakah di pengeruhi oleh budaya juga atau tidak.
Oleh karena itu saya akan membahas sedikit tentang Hubungan Sosial di Lingkungan Masyrakt
tersebut.
PENGERTIAN
Lingkungan adalah sesuatu yang ada disekitar kita yang mempengaruhi perkembangan
kita baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam lingkungan ini ada unsur sosial budaya
yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan,
dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai
keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota
masyarakat. Jadi menurut saya Lingkungan sosial budaya merupakan suatu hubungan yang
terjadi di dalam masyrakat dan dimana dalam hubungan tersebut terdapat aturan dalam
masyrakat yang mengandung nilai dan norma untuk perkembangan kita.
BAHASAN
Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa ada sesuatu yang mempengaruhi
perkembangan kita, nah disini diharapkan perkembangan tersebut adalah dalam hal positif yaitu
melakukan hal-hal yang baik yang tidak merugikan masyrakat di sekitar kita. Hal- hal tersebut
juga harus dilandasi dengan nila-nilai dan norma yang baik juga. Karena hal itulah penuntun kita
dalam berhubungan dengan masyarakt sekitar.
Nah, pengertian Nilai dan Norma sosial dalam masyarakat adalah:
1. Nilai Sosial
Nilai sosial adalah ukuran- ukuran, patokan-patokan, anggapan-anggapan, keyakinankeyakinan, yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta dianut oleh banyak orang dalam
lingkungan masyarakat mengenai apa yang benar, pantas, luhur, dan baik untuk dilakukan. Nilainilai sosial merupakan aktualisasi dari kehendak masyarakat mengenai segala sesuatu yang
dianggap benar dan baik. Pada intinya, adanya nilai sosial dalam masyarakat bersumber pada
tiga hal yaitu dari Tuhan, masyarakat, dan individu.
2. Norma Sosial
Norma Sosial adalah patokan perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Fungsinya
adalah untuk memberi batasan berupa perintah atau larangan dalam berperilaku, memaksa
individu untuk menyesuaikan diri dengan nilai yang berlaku di masyarakat dan menjaga
solidaritas antaranggota masyarakat. Oleh karena fungsi-fungsi tersebut, maka sosialisasi norma
memiliki peran yang penting dalam mewujudkan ketertiban sosial.
Dengan seimbangnya nilai dan norma maka diharapkan kita menjadi individu yang baik
dalam berhubungan sosial. Beberapa contoh kehidupan kita lingkungan sosial budaya :

1. Gotong Royong

Diatas merupakan contoh Gotong Royong atau Kerja Bakti yang ada di Sekolah,
gotong royong merupakan contoh yang baik dalam masyrakat apalagi dalam kenyamanan
lingkungan. Karena dengan adanya gotong royong semua orang akan saling membantu satu sama
lain, dan manfaatnyapun banyak sekali seperti pekerjaan lebih cepat selesai, lebih mudah
dikerjakan, hasilnyapun akan memuaskan bila dikerjakan bersama-sama.
2. Saling Menghormati

Diatas merupakan contoh saling menghormati dengan cara berjabat tangan yang benar.
Terlihat sang guru tersenyum saat berjabat tangan dengan muridnya, banyak sekali manfaat dari
saling menghormati seperti, seseorang yang dihormati akan merasa dirinya dihargai dan
ditinggikan derajatnya, dan untuk orang yang menghormati akan dinilai bahwa orang tersebut
mempunyai sopan santun dan tatakrama yang baik dalam bersosial.
3. Musyawarah

Diatas merupakan contoh musyawarah yang ada di sebuah desa, musyawarah biasa
disebutkan musyawarah untuk menuju mufakat, memang betul begitu , bermusayawarah adalah
cara masyarakat mendiskusikan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama dan diambil keputusan
secara bersama-sama agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
4. Adat Istiadat

Diatas merupakan contoh Adat pernikahan ala Jawa, tidak dipungkiri negara kita
Indonesia terdapat banyak sekali macam budaya yang berasal dari berbagai daerah, oleh karena
itu cintailah budaya kita dengan menerapakan adat di wilayah kita masing-masing. Dengan
begitu kita lebih memahami arti dari nilai budaya dan menambah kenyamanan lingkungan sosial
dan budaya.
Diatas merupkan contoh adat bagi para umat Islam yaitu Halal Bihalal dalam
memperingati hari Raya Idul Fitri, dimana semua orang salaing berjabat tangan untuk saling
memaafkan atas kesalahan yang pernah diperbuat baik yang sengaja maupun tidak sengaja.
Kegiatan ini selain bermanfaat dalam hal nilai agama, bermanfaat juga dalam hubungan sosial
kita seperti menjalin hubungan kekeluargaan yang semakin erat, semakin mengenal satu sama
lain, menjauhkan rasa kebencian kita , mendekatkan rasa kasih sayang kita terhadap sesama, dll.
Beberapa Contoh-contoh diatas merupakan kegiatan positif yang ada di sekitar
masyarakat kita, apabila kita mencerminkan norma dan nilai sosial yang ada di sekiar kita, maka
kenyamanan dalam Lingkungan sosial budaya pasti akan terlaksana dengan baik.
Apabila kita tidak mencerminkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat maka
akn timbulah beberapa konflik yang terjadi dalam masyrakat. Seperti halnya contoh berikut :
1. Perkelahian

Gambar diatas terlihat seseorang terkena pukul, ini kemungkinan disebabkan adanya rasa
kebencian yang begitu mendalam karena seseorang yang dipukul tersebut menurutnya
melakukan suatu kesalahan sehingga membuat dia tidak terima.
2. Tawuran

Tawuran seringkali terjadi di sekitar kita, banyak sekali penyebab terjadinya tawuran
padahal awalnya bermula dari sesuatu yang sepele yang harusnya bisa diselesaikan secara
musyawarah, tetapi karena manusia tidak luput dari sikap egois dan ketidak puasan maka hal
yang sepele bisa di lebih-lebihkan.

KESIMPULAN
Menurut saya, kesimpulan yang dapat saya ambil dalam pembahasan diatas adalah dalam
suatu pembentukan Lingkungan Sosial Budaya yang nyaman, perlulah kita mengetahui nilainilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyrakat tersebut, tidak hanya sekedar tahu saja
tetapi benar-benar dilakukan dan dapat bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
Dengan begitu keharmonisan dalam hubungan sosial masyrakat akan terlaksana dengan baik.
Tetapi jika kita tidak mengetahui nila-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
sebaliknya kita akan dikucilkan dari masyrakat tersebut, dan akibatnya terjadi perkelahian atau
tawuran karena hal yang sepele dan banyak terjadi kesalah pahaman. Untuk itu marilah kita
junjung tinggi nilai dan norma dalam masyrakat karena kita tidak hidup sendiri, kita adalah
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan
penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga
membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau
aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir
mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya
berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun
kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan
komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang,
Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi
Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang
banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah
satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu
konflik.
Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan sekaligus ranah individual. Pada ranah
sosial karena budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun
kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari kehidupan
bersama tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan hingga kadang
sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya berpengaruh sekaligus
menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama. Semua
tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut
budaya.
Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika individu-individu bertemu untuk
membangun kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki keunikan masingmasing dan saling memberi pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu
merupakan agen-agen budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus

penyebar. Individu-individu membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya
sekaligus mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi
dengannya. Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku individu.
Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak
pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya.
Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi
perilaku manusia. Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu
yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya. Adapun
kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam
mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
Apa hubungan antara Budaya dan Perilaku ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui bahwa Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.
Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran
sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam
pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya

sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya
seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan
"kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggotaanggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan
nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
a. Kebudayaan
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
b. Unsur- unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan,
antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok :
1. alat-alat teknologi
2. sistem ekonomi
3. keluarga
4. kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi :
1. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2. organisasi ekonomi
3. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
4. organisasi kekuatan (politik)
Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
a. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian
arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga
mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung

pencakar langit, dan mesin cuci.


b. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
B. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh
karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus
Organisme Respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua
(Notoatmodjo, 2003) :
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap
stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat
diamati atau dilihat oleh orang lain.
Menurut Lowrence Green, perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor predisposisi ( predis posing factors )yang terwujud dalam pengetahuan, sikap
kepercayaan, keyakinan, nilai nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedia sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan
dan lain lain.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari seseorang setelah
orang tersebut melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu dan pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang.
C. Hubungan Antara Kebudayaan dan Perilaku

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya
naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat
kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat
beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan
manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap
kebudayaan yaitu sebagai :
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulatorkebudayaan
4) penciptakebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta
pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa
yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia
dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan
individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi
yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran
sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di
muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi,
kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka
manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk
kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan
manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap
lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
a. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam
pergaulan.
b. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

5. Sebagai modal dasar pembangunan.


Proses Dan Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami
perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan
tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh
dan untuk manusia.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan
kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses
difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan
tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik.
Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan
berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang
sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk
dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan
bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya perubahan
dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang
mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi
suatu penyimpangan kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau
kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut
kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan
budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang
diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah
mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.
Perubahan Kebudayaan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis)
sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang
bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab
terjadi perubahan kebudayaan yaitu:
1. Perubahan lingkungan alam
2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
3. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen
kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan
mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan
hidup dan konsepsinya tentang realitas.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna
kebudayaan akan terus berhadapan dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus
diperhatikan yaitu bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan.
Kebudayaan akan terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena
kebudayaan bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita
menyikapi dan memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi kebudayaan
asli yang kita kita miliki.
B. SARAN
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis)
sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang
bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Oleh karena itu
sebagai manusia dan masyarakat sudah kewajiban kita melestarikan dan menjaga kelestarian
budaya tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P. Prinsip prinsip Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama,
2002
Ihromi, T.O., Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1996.
Hersey, Paul dan Kenneth H. Blanchard. 1995. Manajemen Perilaku Organisasi :
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta. Erlangga
Kroeber, A. L. and C. Kluckhohn, 1952. Culture: A Critical Review of Concepts and
Definitions. Cambridge, MA: Peabody Museum
Triandis, H.C. (1994). Culture and Social Behavior. New York : McGraw-Hill.
Ratner, C. (2000). Outline of Coherent, Comprehensive Concept of Culture : The Problem of
Fragmentary Notions of Culture. Cross-Cultural Psychology Bulletin, 35 : 5-11
Segall, M.H., Dasen, P.R., Berry, J.W., & Poortinga, Y.H. (1999). Human Behavior in Global
Perspective : An Introduction to Cross-Cultural Psychology. New York : Pergamon Press.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya mempunyai peranan
penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga
membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau
aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir
mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Ilmu yang menjadi alat bagi manusia agar dapat menyesuaikan diri dan merubah lingkungan,
memiliki kaitan erat dengan kebudayaan. Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing
kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita
jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti
Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa
Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap
konflik dan kesenjangan sosial. Memang banyak faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai
konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial, budaya
mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.
Pada ranah individual budaya diawali ketika individu-individu bertemu untuk membangun
kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan
saling memberi pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen
budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus penyebar. Individu-individu
membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya sekaligus mengamati dan
belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi dengannya. Dari sini terlihat
bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku individu.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manusia dan Kebudayaan


a.

Pengertian budaya
Definisi kebudayaan selalu mengalami perkembangan seiring bergulirnya waktu, namun definisidefinisi yang timbul tersebut secara keseluruhan dapat diambil garis merah bahwa tidak memiliki
perbedaan signifikan yang bersifat prinsip jika harus berpatokkan pada definisi pertama yang
berhasil dicetuskan oleh E. B. Taylor (1871), yakni sebagai suatu keseluruhan yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya
yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kemudian Kuntjaraningrat (1974) secara lebih terperinci membagi kebudayaan menjadi unsurunsur yang terdiri sistem religi dan upacara keagamaan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian,
sistem mata pencaharian serta sistem teknologi dan peralatan.

b. Pengertian manusia
1. Menurut Sokrates, Manusia adalah makhluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu

dengan

kuku datar dan lebar.


2. Menurut Nicolaus dan Sudiarja, Manusia itu bhineka tetapi tunggal. Bhineka karena terdiri
dari jasmani dan rohani akan tetapi satu karena jasmani dan rohani terdapat dalam satu jasad.
3. Menurut Omar Muhammad, Manusia adalah makhluk yang paling mulia karena dapat
berpikir. Manusia itu memiliki 3 dimensi yaitu badan, akal dan ruh.
Unsur-unsur yang membangun manusia itu sendiri adalah:
ID : merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id
merupakan energi psikis yang menunjukkan ciri alami, secara instingual menentukan proses
ketidaksadaran. Id terkait dengan struktur kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator
antara insting dan dunia luar.
EGO : disebut sebagai kepribadian eksekutif karena perannya dalam menghubungkan energi id
ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Ego diatur oleh prinsip realitas.
ego mengatur tingkah laku sehingga dorongan insting id dapat dipuaskan dengan cara yang
diterima.

SUPEREGO : merupakan struktur kepribadian yanng paling akhir. di umur sekitar 5 taun.
superego terbentuk dari lingkungan external. berbeda dengan Id dan ego yang berkembang
secara internal. Kode moral poritif disebut sebagai ego ideal, suatu perpaduan yang tepat bagi
individu untuk dilakukan. Jadi, Superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman.
B. Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi
yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran
sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di
muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi,
kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka
manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk
kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan
manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap
lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Sebagai modal dasar pembangunan
C. Proses Dan Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami
perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan
tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh
dan untuk manusia.

Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan
kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses
difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan
tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik.
Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan
berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalam hal ini adalah sistem telekomunikasi)
yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk
dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan
bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok social bisa saja menginginkan adanya perubahan
dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang
mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi
suatu penyimpangan kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau
kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut
kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan
budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang
diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah
mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.
BAB III
KESIMPULAN
Dari Uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna
kebudayaan akan terus berhadapan dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus
diperhatikan yaitu bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan.
Kebudayaan akan terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena
kebudayaan bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita

menyikapi dan memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi kebudayaan
asli yang kita miliki.
DAFTAR PUSTAKA
http://ruangchandra.blogspot.no/2011/03/makalah-hubungan-antara-budaya-dan.html
http://www.slideshare.net/adysetia1/ilmu-dan-kebudayaan-11208415
http://jempoluburubur.blogspot.no/2010/03/manusia-dan-kebudayaan-marii-dibahass.html
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang
lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Setiap individu
pasti melakukan hubungan social karena pada hakikatnya manusia diciptakan sebagai makhluk
social yang tidak akan lepas dari interaksi social atau kontak social dengan indvidu atau
kelompok yang lain.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hubungan social?


2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan social?
3. Apa saja bentuk-bentuk hubungan sosial?
4. Apa tujuan hubungan sosial?
5. Apa saja jenis-jenis hubungan sosial?
6. Apa saja dampak-dampak dari hubungan social?

Tujuan

1. Untuk menegetahui pengertian hubungan social.


2. Untuk menegetahui factor-faktor yang mempengaruhi hibungan social.
3. Untuk menegetahui bentuk-bentuk hubungan social.

4. Untuk menegetahui tujuan hubungan social.


5. Untuk mengetahui jenis-jenis hubungan social.
6. Untuk mengetahui dampak-dampak hubungan social.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Definisi Hubungan Sosial

Hubungan sosial merupakan interaksi antar manusia. Menurut Gillin Dan Gillin, hubungan sosial
adalah hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok,
antar orang dengan kelompok. Secara umum hubungan sosial adalah hubungan timbal balik
antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada
kesadaran untuk saling menolong.
Proses hubungan sosial dapat terjadi secara langsung dengan tatap muka maupun secara tidak
langsung atau mengunakan media, misalnya telepon, televisi, radio, surat menyurat, dan lainlain. Proses hubungan sosial akan terjadi pada saat ada dua individu atau lebih yang saling
mengadakan kontak sosial maupun komunikasi.
2.1.1 Ciri-Ciri Hubungan Sosial
Secara ringkas hubungan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita
identifikasikan melalui ciri-ciri yang nampak berupa :
1. Ada pelaku lebih dari satu orang.
2. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan
tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
1. Ada komunikasi antar pelaku dengan memakai simbol-simbol dalam
bentuk bahasa lisan maupun bahasa isyarat.
1. Ada dimensi waktu (masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang)
yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.

2.2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Sosial

Seseorang melakukan hubungan sosial secara naluri didorong oleh beberapa faktor, baik
faktor dari dalam maupundari luar dirinya.
2.2.1 Faktor Internal Terjadinya Hubungan Sosial
Faktor dari dalam diri seseorang yang mendorong terjadinya hubungan sosial adalah sebagai
berikut.
1. Keinginan untuk meneruskan atau mengembangkan keturunan dengan melalui
perkawinan antara dua orang yang berlainan jenis saling tertarik dan berinteraksi.
2. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup karena manusia membutuhkan orang lain
untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Keinginan untuk mempertahankan hidup terutama menghadapi serangan dari apapun.
4. Keinginan untuk melakukan komunikasi dengan sesama.
2.2.2 Faktor Eksternal Terjadinya Hubungan Sosial
Faktor dari luar yang mendorong terjadinya hubungan sebagai berikut.
1. Simpati
Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal. Ketertarikan tersebut
karena penampilannya, kebijaksanaan, ataupun pola pikirnya. Simpati menjadi dorongan yang
kuat pada diri seseorang untuk melakukan komunikasi atau interaksi sehingga terjadi pertukaran
atau nilai pendapat. Contohnya, ketika kita mengetahui teman kita bersedih maka kita ikut
merasakan kesedihannya, ketika di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam, Provinsi D.I Yogyakarta,
ProvinsiJawa Tengah, Provinsi Jawa Barat, ProvinsiNusa Tenggara Timur, dan Provinsi Papua
mendapat bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, tsunami, ataupun lainnya) yang
menghancurkan semua maka kita pun ikut merasakan penderitaan dan berusaha membantu
mereka.
1. Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang yang mendasari orang melakukan
perbuatan. Motivasi muncul biasanya karena rasionalitas, seperti motif ekonomis, motif
popularitas, atau politik.Motivasi juga dapat muncul dari pengaruh orang lain. Contohnya,
dengan diberikan tugas dari guru maka murid akan termotivasi untuk selalu rajin belajar setiap
hari.
1. Empati
Empati merupakan proses psikis, yaitu rasa haru atau iba sebagai akibattersentuh perasaannya
dengan objek yang ada di hadapannya. Empati adalah kelanjutan dari rasa simpati. Contoh ketika

kita melihat anak kecil kehilangan orang tuanya kerena bencana maka tidak terasa kita ikut
menangis dan merasakan deritanya(simpati) sehingga kita ingin membantu meringankan
penderitaannya (empati).
1. Sugesti
Sugesti adalah kepercayaan yang sangat mendalam dari seseorang kepada orang lain atau
sesuatu. Pengaruh sugesti ini muncul tiba-tiba dan tanpa adanya pemikiran untuk
mempertimbangkan terlebih dahulu. Sugesti akan mendorong individu untuk melakukan suatu
interaksi sosial.
1. Imitasi
Imitasi adalah dorongan untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain. Imitasi muncul karena
adanya minat, perhatian atas sikap mengagumi terhadap orang lainyang dianggap cocok atau
sesuai. Contohnya meniru mode rambut artis idolanya.
1. Identitas
Identitas adalah dorongan seseorang untuk menjadikan dirinya identik atau sama dengan orang
lain.Identifikasi karena terikat oleh suatuaturan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri
seperti orang lain,atau atas dasar kesenangan sehingga tertarik menyesuaikan diri. Contohnya,
pakaian seragam yang harus dikenakan murid di suatu sekolah.

2.3

Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial

Menurut Gillin Dan Gillin, terjadinya sebuah hubungan sosial dapat dibedakan menjadi 2,
proses sosial assosiatif dan proses sosial dissosiatif.
1. Proses Sosial Assosiatif
Terjalinnya hubungan sosial yang mengarah pada bentuk jalinan sosial yang erat, saling
membutuhkan, dan terbentuk suatu kerjasama merupakan proses sosial assosiatif. Melalui proses
assosiatif terjadi kecenderungan terjalinya kesatuan dan meningkatnya solidaritas antar anggota
kelompok
Proses assosiatif dapat berbentuk akomodasi, kerjasama, dan asimilasi.

1. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses di mana orang perorang atau kelompok manusia yang mula-mula
saling bertentangan, kemudian saling mmenyesuaikan diri untuk mengatasi kekurangankekurangan.
Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan
pihak lawan, sehingga pihak lawan tidak kehilangan pribadinya.
Tujuan akomodasi, antara lain :

Mengurangi pertentangan orang perorang maupun kelompok sebagai akibat perbedaan


paham.
Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.

Memungkinkan kerjasama anatar individu atau kelompok sosial.

Mengupayakan peleburan antar kelompok sosial yang berbeda.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak cara untuk melakukan akomodasi agar suatu hubungan
sosial yang semula diliputi ketegangan dapat berubah menjadi bentuk hubungan sosial yang
menyenangkan. Beberapa bentuk-bentuk akomodasi yang dapat kita temukan antara lain :
1. Arbitrasi (arbitration)
Arbitrasi adalah menyelesaikan suatu perkara atau upaya untuk mengurangi ketegangan dengan
melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral.
2. Ajudikasi
Banyak kasus yang dapat diselesaikan secara damai di meja hijau pengadilan. Cara
mendamaikan masalah melalui pengadilan tersebut disebut ajudikasi.
3. Toleransi
Toleransi merupakan bentuk sikap yang muncul secara tidak sadar dan tidak direncanakan yang
berypa memaklumi keadaan orang lain sehingga terhindar dari perselisihan. Misalnya saat asyik
sedang bermain musik, tiba-tiba tetangga sebelah meninggal dunia, secara spiontan orang yang
sedang bermain musik menghentikan permainannya.
Pada hakikatnya toleransi merupakan sikap saling menghargai dan menghormati orang lain,
sehingga terjalin hubungan sosial yang menetramkan.
4. Stalemate
Pasca perang dunia ii berakhir dan sebelum negara uni sovyet runtu, di dunia terdapat dua negara
adikuasa, yakni uni sovyet dan amerika serikat. Mereka dikenal sebagai negara super power yang

saling bersaing untuk menggungguli kekuatan masing-masing. Namun, karena kekuatan mereka
seimbang , mereka justru tidak terlibat perang terbuka, sehingga lebih dikenal denagn perang
dingin (cold war). Mereka dalam keadaan diam tidak saling bertikai karena kekuatan mereka
seimbang, keadaan ini disebut stalemate.
5. Mediasi
Penyelasain permasalahan yang terjadi antar dua individu atau kelompok sosial kadang dapat
diselesaikan dengan bantuan pihak ketiga. Misalnya ketegangan yang terusmenerus terjadi antara
pemerintah ri dengan gam (gerakan aceh merdeka) akhirnya dapat diselesaikan secara damai
setelah melibatkan pihak ketiga, yakni negara swedia yang memberikan fasilitas bagi
terselengaranya pertemuan antara perwakilan dua kelompok tersebut untuk saling menjalin
kesepakatan damai. Upaya perdamaian yang demikian ini disebut mediasi.
Sepintas pengertian mediasi sama dengan arbitrasi. Letak perbedaannya dalah jika mediasi pihak
ketiga benar-benar pihak yang netral dan tidak berwenang memberikan keputusan dan hanya
sebatas memfasilitasi saja. Adapun pada arbitrasi pihak ketigalah yang mendamaikan
/memberikan keputusan damai pada pihak-pihak yang bersengketa.
6. Coercion
Coercion merupakan cara akomodasi yang dilakukan terhadap pihak yang keadaannya lemah,
sehingga mau tidak mau harus tunduk pada pihak yang lebih kuat kedudukannya dan berkuasa
atas dirinya. Misalnya pekerja dituntut untuk segera menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan
majikan tidak segera membayar upah yang menjadi hak pekerja. Meskipun demikian pekerja
tidak banyak melakukan protes karena adanya tekanan jika majikan tidak puas akan hasil
kerjanya akan dikeluarkan dari pekerjaannya. Padahal mencari pekerjaan baru bukan hal mudah.
Pekerja terpaksa pasrah meskipun tridak diperlakukan tidak adil. Hal tersebut merupakan contoh
coercion, yakni bentuk akomodasi yang terjadi karena faktor paksaan.
7. Kompromi
Dalam berita kriminal yang ditayangkan televisi, mungkin kalian pernah melihat adanay
pertikaian antar buruh dan majikan yang masing-masing memiliki tuntutan tertentu, sehingga
terjadilah aksi unjuk rasa bahkan pemogokan kerja. Pihak penguasa menghendaki keuntungan
yang besar dengan cara menekan upah buruh seminimal mungkin tetapi dengan menuntut buruh
untuk bekerja semaksimimal mungkin. Adapun dari pihak buruh menghendaki upah yang pantas
dengan berbagai fasilitas seperti tunjangan hari raya, hak cuti, hak pengobatan, dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan . pertikaian terjadi tatkala antara tuntutan
keduanya tidak menemui suatu kata sepakat.
Cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan dua kubu yang berbeda kepentingan tetapi
saling ketergantungan ini adalah melalui cara compromise atau kompromi, yaitu masing-masing
mengurangi tuntutannya untuk kata seapakat, sehingga perdamaian dapat dicapai.
8. Konsiliasi (Conciliation)

Pada umumnya, pihak-pihak yang berselisih masing-masing memiliki keinginan tertentu. Untuk
mencapai perdamaian dapat dilakukan melalui konsiliasi, yakni mempertemukan keinginankeinginan pihak yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya untuk
menyelesaikan pertikaian antara buruh dan pengusaha dibentuk adanya tim kerja yang terdiri dari
perwakilan pihak buruh dan pengusaha serta wakil dari pemerintah, dalam hal ini departemen
tenaga kerja untuk duduk bersama saling menyelesaikan permasalahan bersama, sehingga
tercapai suatu kesepakatan damai.
1. Kerjasam (Cooperation)
Kerjasama merupakan merupakan proses sosial yang paling utama. Kerjasama adalah suatu
usaha bersama antarpribadi, antarkelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan secara
bersama-sama.
Menurut Charles H. Cooley, kerjasama timbul apabila orang menyadari mereka memiliki
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup
pengetahuan dan pengendalian diri terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingankepentingan tersebut melalui kerjasama. Dengan demikian, dalam kerjasama terdapat faktor
penting yakni adanya kesadaran terhadap kepentingan-kepentingan dan adanya organisasi untuk
mencapai kepentingan tersebut.
Faktor-faktor yang menimbulkan kerjasama antara lain :

Adanya ancama/rintangan dari luar.


Untuk mencari keuntungan pribadi.

Untuk menolong orang lain.

Adanya orientasi perseorangan.

Bentuk-bentuk kerjasama antara lain :


1. Join venture
Indonesia adalah negara yang kaya sumber daya alam. Akan tetapi, sumber daya manusia yang
ada belum mampu mengelola kekayaan alam tersebut. Adapun di negara lain memiliki
sumberdaya manusia yang berkualitas yang mampu mengelola simber daya alam tersebut, maka
terjalinlah kerjasama antar dua negara yang bertujuan mengelola sumber kekayaan alam, dimana
indonesia menyediakan lahan alamnya untuk diekploitasi, sedangkan negara asing menyediakan
tenaga ahli yang mengerjakan proyek eksploitasi alam tersebut.
Kerjasama tersebut dikatagorikan sebagai bentuk join venture yakni kerjasama dalam bentuk
penguasaan proyek-proyek tertentu dengan perjanjian pembagian keuntungan menurut proporsiproporsi tertentu. Join venture bukan hanyamelibatkan kerjasama antara negara, melainkan bisa
juga beberapa perusahaan yang ada di dalam negeri yang sama-sama mengusahakan suatu
proyek secara patungan.

2. Kerukunan atau Gotong Royong


Kerukunan atau gotong royong merupakan bentuk kerjasama yang dilandasi rasa kesadaran
yang tinggi sebagai anggota masyarakat untuk bersama-sama membantu kesulitan orang lain
secara iklas.
Hal yang membedakan kerukunan atau gotong royong dengan bentuk kerja sama lainnya dalah
bahwa dalam kerukunan atau gotong royong dilandasi oleh rasa kesadaran yang iklas sebagai
mahluk sosial dan tanpa dilatarbelakangi oleh pamrih keuntungan material. Masyarakat masih
tetap mempertahankan nilai-nilai kerukunan atau gotong royong melalui kegiatan kerja bakti.
3. Bargaining
Bargaining merupakan proses kerja sama dalam bentuk perjanjian pertukaran barang dan jasa
antara dua organisasi atau lembaga. Misalnya gedung sekolah di dekat pusat perbelanjaan
memang sangat tidak mendukung kegiatan belajar mengajar, karena suasananya pasti bising dan
siswa tertarik untuk menghabiskan waktu luangnya di pusat-pusat perbelanjaan. Maka
kebijaksanaan pun muncul, sekolah dipindahkan keluar kota yang keadaanya relatif sepi, jauh
dari kebisingan sehingga cocok untuk belajar. Adapun areal berdirinya gedung sekolah akan
dibangun mall, sehingga terjadilah tukar giling antara pengusaha mall dengan pemerintah.
Pengusaha memperoleh tempat usaha yang strategis, sedangkan pemerintah memperoleh tempat
yang sesuai untuk belajar. Proses tukar giling inilah sebagai contoh kerjasama yang disebut
bergaining.
4. Cooperation
Cooperation merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan dengan cara menerima unsur-unsur
baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasisebagai salah satu cara
untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
Misalnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah mengganti model kurikulum
yang lama dengan menerapkan sistem kurikulum yang baru.
5. Koalisi
Pada masa mendekati pemilu, pada umumnya partai-partai politik saling berusaha untuk
menggalang kekuatan agardapat merebut kemenangan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
meraih kemenangan adalah dengan melakukan koalisi yakni menggabungkan dua organisasiatau
lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
1. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang tinbul apabila kelompok masyarakat dengan latar belakang
kehidupan yang berbeda saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama. Akibat
dari asimilasi adalah kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan
baruyang merupakan penyatuan kebudayaan dan masyarakat dengan tidak membedakan antara
masyarakat lama dengan masyarakat baru. Dalam proses asimilasi m,ereka mengidentifikasikan

diri dengan kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila ada 2 kelompok mengadakan asimilasi,
maka batas antar kelompok akan hilang.
Syarat-syarat timbulnya asimilasi :
1. Kebudayaan dari masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.
2. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaan.
3. Orang perorang sebagai kelompok saling bergaul dalam waktu yang lama.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi aimilasi antara lain :
1.
2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
4. Sikap terbuka dari orang yang berkuasa dalam masyarakat.
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6. Perkawinan campuran.
7. Adanya musuh bersama dari luar.
8. Proses sosial dissosiatif
Hubungan sosial yang berakhir dengan permusuhan atau pertikaian merupakan salah satu bentuk
hubungan dissosiatif. Proses dissosiatif disebut juga opositional proceses, yaitu proses sosial
yang cenderung membawa kelompok ke arah perpecahan dan merenggangkan solidaritas
kelompok.
Proses dissosiatif ada 3 bentuk, yaitu persaingan, pertentangan, dan kontravensi.
1. Persaingan/kompetisi
Persaingan adalah proses sosial di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang
bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu
menjadi pusat perhatian umum tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Persaingan mempunyai 2 tipe, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan yang bersifat
kelompok.
1. Persaingan bersifat pribadi (rivalry)
Dalam sebuah organisasi sering terjadi persaingan yang bersifat pribadi baik secara terbuka
maupun secara tersembunyi (diam-diam) untuk memperebutkan kedudukan tertentu. Demikian

pula dilingkungan sekolah, setiap siswa bersaing ketat untuk meraih peringkat tertinggi dalam
perolehan nilai rapor.
Persaingan pribadi yang berlangsung secara sehat dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk
meraih prestasi semaksimal mungkin. Namun, jika persaingan dilakukan secara tidak sehat yang
terjadi adalah permusuhan, sehingga hubungan sosial tidak harmonis.
2. Persaingan bersifat kelompok
Persaingan bukan hanya terjadi antar individu melainkan bisa juga terjadi antarkelompok.
Misalkan perusahaan-perusahaan sejenis saling bersaing untuk memperebutkan wilayah
pemasaran seluas-luasnya.
Terjadinya persaingan dalam kehidupan masyarakat akan mengakibatkan :
1. Timbulnya solidaritas kelompok.
2. Timbulnya perubahan sikap baik positif maupun negatif.
3. Kerusakan atau hilangnya harta benda maupun nyawa jika terjadi benturan fisik.
4. Terjadinya negosiasi di antara pihak-pihak yang bertikai.
1. Pertentangan/konflik
Persaingan yang semakin ketat dalam masyarakat menyebabkan munculnya pertentangan atau
konflik, baik yang berlangsung antar individu m,aupun antar kelompok sosial. Pertentangan
terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan pada sikap pribadi, diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. Perbedaan antar individu
Sikap individu memiliki sifat khas yang berbeda dengan individu yang lainnya. Bahkan dalam
satu keluarga sekandung pun tidak menutup kemungkinan terdapat perbedaan sifat atau karakter.
Adanay perbedaan sifat inilah yang sering memicu terjadinya konfling atau pertentangan.
Apalagi jika masing-masingmerasa paling benar dan tidalk ada yang mau mengalah. Perbedaan
individu ini bisa menyangkut masalah perbedaan pandangan, prinsip, tujuan hidup, dan cara
yang ditempuh untuk mencapai tujuan.
2. Perbedaan antar kebudayaan
Masing-masing suku bangsa atau kelompok masyarakat memiliki kebudayaan yang khas.
Kebudayaan masyarakat pedesaan berbeda dengan masyarakat perkotaan. Demikian pula
kebudayaan daerah kota yang satudengan daerah kota yang lain. Perbedaan kebudayaan ini
memungkinkan terjadinya pertentangan. Apalagi jika masing-masing kelompok sosial atau suku
bangsa memiliki sikap chauvinisme yang kuat. Sikap chaivinisme adalah sikap mengagungagungkan kebudayaan sendiri dan memandang rendah kebudayaan orang lain. Paham

chauvinisme inilah yang mendorong munculnya solidaritas in group yang mengarah pada
fanatisme kelompok.
3. Perbedaan antar kepentingan
Setiap individu atau kelompok sosial kadangkala memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Perbedaan kepentingan inilah yang memicu terjadinya pertentangan atau konvlik. Misalnya
perbedaan kepentingan antara buruh dan majikan dalam hal upah. Jika buruh menginginkan upah
yang tinggi, sedangkan pengusaha pada umumnya menghendaki upah yang relatif rendah untuk
meningkatkan keuntungan. Benturan kepentingan dua kelompok sosial merupakan salah satu
penyebab terjadinya pertentangan.
4. Terjadinya perubahan sosial
Perubahan yang cepat dalam kehidupan masyarakat akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai
yang mengakibatkan guncangan-guncangan dalam masyarakat. Dengan adanya hal-hal baru,
masyarakat akan terbelah menjadi dua kelompok, yakni kelompok yang kontra maupun
kelompok yang pro. Pada umumnya kelompok golongan tua cenderung akan mempertahankan
nilai-nilai dan norma sosial yang sudah ada, sedangkan golongan muda cenderung meninggalkan
nilai-niali dan norma lama diganti dengan nilai dan norma baru yang dianggap lebih mewakili
aspirasi mereka.
3. Kontravensi
Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan
pertentamngan. Kontravensi menunjukan suatu sikap yang mengarah kepada ketidaksenagan.
Bentuk-bentuk kontravensi anatara lain :
1. Kontravensi intensif, misalnya penghasutan, desas-desus, dan mengecewakan pihak lain.
2. Kontravensi rahsia, misalnya berkhianat, membuka rahasia orang lain dimuka umum.
3. Kontravensi taktis, misalnya intimidasi, provokasi, membingungkan lawan, dan
sebagainya.
4. Kontravensi umum, misalnya mengacau pihak lain, berbuat kekerasan, dan sebagainya.
5. Kontravensi sederhana, misalnya mencaci maki, memfitnah, dan sebagainya.
6. Adapun tipe-tipe kontravensi meliputi :
1. Kontravensi jenis kelamin, misalnya perbedaan pendapat anatar kaum perempuan
dengan kaum laki-laki.
2. Kontravensi parlementer, misalnya masalah kelompok mayoritas dengan
minoritas.

3. Kontravensi generasi masyarakat, misalnya perbedaan pendapat antara golongan


tua dan muda.
2.4

Tujuan Hubungan Sosial

Faktor-faktor terjadinya hubungan sosial selalu memengaruhi individu dalam proses sosial secara
langsung atau tidak langsung. Proses sosial secara langsung dilakukan dengan komunikasi lisan
(berbicara). Proses sosial tidak langsung dilakukan antara lain dengan menggunakan sarana
komunikasi seperti telepon dan surat. Seseorang melakukan hubungan sosial pasti memiliki
tujuan, antara lain:
1. menjalin hubungan persahabatan;
2. menjalin hubungan usaha;
3. mendiskusikan sebuah persoalan;
4. melakukan kerja sama; dan lain-lain.
Tujuan tersebut akan tercapai jika proses sosial dapat berjalan lancar. Prosesdalam hubungan
sosial akan dapat berjalan apabila memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
1. Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari Latin, con atau com, artinya bersama-sama. Secara harfiah berarti
menyentuh secara bersama-sama. Sebagai gejala sosial, kontak sebenarnya tidak harus dengan
menyentuh tetapi misalnya cukup dengan tersenyum. Kontakdapat bersifat primer dan sekunder.
Kontak primer terjadi dengan mengadakan hubungan langsung. Misalnya tersenyum dan berjabat
tangan. Kontak sekunder terjadi jika ada perantara.
1. Komunikasi
Komunkasi berasal dari bahasa Latin, communicare yang berarti hubungan. Jadi,komunikasi
berarti berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Interaksi tidakakan terjadi hanya dengan
kontak tetapi harus ada komunikasi. Komunikasi terjadikalau seseorang memberikan tanggapan
terhadap perilaku orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang bersangkutan
lalu menerima danmemberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut. Komunikasi tidak selalu menghasilkan bentuk kerja sama bahkan bisa terjadi
pertentangan atau perkelahian karena salah paham.

2.5

Jenis Hubungan Sosial

Hubungan sosial merupakan interaksi sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar
individu, antar kelompok, ataupun antara individu dengan kelompok. Dalam kehidupan seharihari, terdapat tiga pola proses atau interaksi sosial sebagai berikut.
1. Hubungan antara Individu dan Individu
Hubungan ini merupakan hubungan antara individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan
atau stimulus kepada individu lainnya sehingga akan memberikan reaksi, tanggapan, atau respon.
Contohnya, berjabat tangan, salingmengucap salam, berbincang-bincang.
2. Hubungan antara Individu dan Kelompok
Hubungan ini dapat dilihat dari contoh berikut. Seorang juru kampanye dari salah satu partai
politik sedang berpidato di depan orang banyak sehingga orang-orang tersebut akan tertarik dan
terpengaruh pada isi pidato tersebut.
3. Hubungan antara Kelompok dan Kelompok
Hubungan ini menunjukkan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu
kesatuan, berhubungan dengan kelompok lain. Contohnya, saturegu pramuka yang sedang
melakukan permainan antar tim. Walaupun, setiap pemain memainkan perannya masing-masing,
pada dasarnya mereka bermain untuktim.

2.6

Dampak Hubungan Sosial

Setiap hubungan social yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki dampak-dampak, baik
dampak positif maupun dampak negatif untuk kehidupan mereka.
Adapun dampak positifnya yaitu :
1. Mendorong masyarakat berpikir maju
Dengan adanya hubungan sosial masyarakat akan mendapatkan pengetahuan, dan
perembesan (difusi teknologi) sehingga dapat mendorong masyarakat untuk berpikiran
maju.
Contoh : hubungan sosial antara guru dengan siswa, masyarakat desa dengan masyarakat kota,
bangsa maju dengan bangsa berkembang. mahasiswa KKN dengan masyarakat desa.
2. Mempererat persahabatan antar warga
Dengan adanya hubungan sosial seperti kerja bakti, gotong royong, arisan dll
tali persaudaraan antar warga akan semakin erat.
3. Memunculkan adanya pembagian kerja dalam masyarakat
Masyarakat merupakan kelompok sosial yang terdiri dari berbagai individu

yang masing-masing memiliki keahlian tertentudan dengan adanya hubungan sosial mereka akan
terseleksi dengan sendirinya untuk berperan sesuai dengan keahliannya sehingga terdapat job
description atau pembagian kerja
Contoh : Hubungan kerja yang terjadi antar individu dalam sebuah erusahaan, orang yang ada di
dalamnya akan terseleksi untuk mendapatkan tugas dan kedudukan sesuai dengan keahliannya
misalkan direktur, manager produksi, keuangan sampai dengan Office Boy
4. Mendorong terwujudnya demokrasi
Dengan adanya hbungan sosial masyarakat akan membutuhkan wadah untuk
menyalurkan aspirasi ( pendapatnya sehingga muncul DPR sebagai lembagapenyalur
aspirasi masyarakat yang merupakan cerminan kekuasaan rakyat (demokrasi)
5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi:
Dengan adanya hubungan sosial maka kebtuhan masyarakat dapat saling terpenuhi,
lancarnya penyaluran barang dari produsen dan konsumen merupakan indikasi
peertumbuhan ekonomi.
Contoh : hubungan yang terjadi antara produsen,penjual dan pembeli . Proses produksi
yang diikuti dengan distribusi dan daya beli dapt meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Kerjasama antar pemerintah kabupaten Purbalingga dengan pengusaha Korea
memunculkan industri rambut palsu dan bulu mata palsu di Purbalingga yang mampu
menyerap ribuan tenaga kerja di Purbalingga dan meningkatkan pendapatan perkapita
masy, Purbalingga serta meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi purbalingga
Begitu juga kerjasama atau hubungan antara Indonesia demgan negara Jepang juga
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
6. Membentuk kebutuhan masyarakat..
Dengan adanya hubungan sosial dapat menyebabkan munculnya kebutuhan kebutuhan
hidup yang baru.
Contoh : dengan semakin luasnya hubungan antar manusia sehingga membutuhkan
sarana komunikasi seperti HP, faximile dan Internet. Seragam juga merupakan kebutuhan
yang muncul setelah adanya hubungan social
7. Terbentuknya kelompok sosial yang didasarkan pada kepentingan dan tujuan tertentu.
Hubungan sosial dapat terjadi akibat adanya kesamaan kepentingan dan tujuan sehingga
akan memunculkan kelompok kelompok sosial atas dasar kepentingan dan tujuan
misalnya: Koperasi, Paguyuban Tukang Ojek, OPEC dst.
Selain itu hubungan sosial juga dapat mengakibatkan terbentuknya kelompok sosial lain
berdasarkan faktor penyebab dan faktor pendorong terjadinya hubungan sosial, misalnya
kelompok sosial yang terbentuk akibat hubungan sosial yang didorong oleh kesamaan
agama, ideologi, tempat tinggal/bahas. Contoh : kelompok pengajian, partai politik,
ikatan mahasiswa purbalingga dll.
8. Dapat mendorong proses Internalisasi
Dengan adanya hubungan sosial maka proses penghayatan yang berlangsung sepanjang
hidup manusia dapat terjadi. Manusia aka belajar untuk mengolah dan mengendalikan
perasaan, hasrat, nafsu dan emosinya dalam pembentukan kepribadiannya. Melalui
hubungan sosial proses internasilasi terjadi pada diri seseorang.

Contoh : penghayatan nilai dan norma agama dapat terjadi melalui hubungan sosial yang
terjadi antar pemuka agama, ahli agama, ustad dengan santri santrinya.
9. Mempermudah proses enkulturasi
Melalui hubungan sosial proses belajar dan menyesuaikan alam pikir seta sikap terhadap
adat, sistem norma, serta peraturan yang terdapat dala kebudayaan seseorang akan
berlangsung.
Contoh: hubungan sosial yang terjadi antar siswaPurbalingga dengan siswa singapura
melalui program student exchange, proses enkulturasi akan terjadi diantara mereka
karena ada perbedaan adat norma dan kebudayaan yang dimiliki oleh masing masing
siswa.
10. Hubungan sosial dapat mempermudah difusi
Difusi manusia, teknologi dan budaya dapat terjadi dengan adanya hubungan sosial.
Contoh : Perkawinan antar etnis di Indonesia atau perkawinan antara orang Indonesia
dengan bangsa lain dapat menyebabkan terjadinya penyebaran manusia, teknologi dan
budaya dari pihak satu ke pihak lain.
Sedangkan dampak negatifnya diantaranya yaitu :

Dapat menimbulkankan ketegangan sosial / pertengakaran sosial/ konflik social.

Misalnya :
Perseteruan dalam organisasi dan bentrokan antara golongan atau kelompok dll.

Dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat.

Misalnya :
Persaingan untuk memperoleh jabatan dengan cara menjelek-jelekan lawan dan persaingan
dibidang ekonomi dengan cara menjatuhkan usaha orang lain.

Dapat memunculkan sifat/sikap otoriter (kekuasaan).

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu
yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong.

Hubungan social dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal. Sedangkan bentuk-bentuk
hubungan social terdiri dari proses assosiatif dan prosese dissosiatif. Adapun tujuan adanya
hubungan social yaitu untuk menjalin hubungan persahabatan, menjalin hubungan usaha,
mendiskusikan sebuah persoalan, melakukan kerja sama, dll. Jenis hubungan social terdiri dari
hubungan individu dan individu, individu dan kelompok, dan kelompok dan kelompok. Salah
satu dampak positif hubungan social adalah mendorong masyarakat berpikir maju dan dampak
negatifnya adalah dapat menimbulkan ketegangan social.
3.2

Saran

Sebaiknya manusia sebagai makhluk social melakukan hubungan social baik antar
individu dan individu, individu dan kelompok, dan keleompok dengan kelompok. Dan manusia
juga harus berpikir positif untuk menghadapi dampak negative dari hubungan social.

Anda mungkin juga menyukai