OLEH:
I GST MD INDRA DIPUTRA WINTARA
NPM: 16 101 21 172
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2020
PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Hukum,
ii
PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI INI TELAH DINILAI
Ketua, Sekretaris,
A. A. SG. LAKSMI DEWI, S.H., M.H. LUH PUTU SURYANI, S.H., M.H.
NIK. 230 330 124 NIK. 230 330 044
Anggota:
iii
DAFTAR ISI
iv
EFEKTIVITAS HUKUM TERHADAP PEMBINAAN NARAPIDANA
NARKOTIKA PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN (STUDI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A KEROBOKAN)
Sejak lahir di dunia, manusia telah bergaul dengan manusia lain di dalam
orang tuanya dan semakin meningkat umurnya, semakin luas pula daya cakup
kelamaan dia mulai menyadari, bahwa kebudayaan dan peradaban yang dialami
Indonesia 1945 (yang selanjutnya disebut UUD NKRI 1945) terdapat beberapa
1945.
1
Soerjono Soekanto, 2011, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, Hal 1.
2
Hariyanto Dwiatmojo, 2013, Pelaksanaan Pidana dan Pembinaan Narapidana
Tindak Pidana Narkotika, Jurnal Perspektif Volume XVIII no.2, Hal 64.
1
pendekatan norma hukum yang bersifat menghukum penjahat sehingga dapat
memberikan efek jera. Hal ini memberikan wacana kepada para hakim dalam
kejahatan tersebut hanya terhenti sesaat dan akan muncul kembali dalam
masyarakat.
3
Siswanto Sunarso, 2004, Penegakan Hukum Psikotropika Dalam Kajian Sosiologi
Hukum, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Hal 7.
2
(resosialisasi). Resosialisasi merupakan salah satu tujuan dari ide individualisasi
dan penjeraan yang disertai dengan lembaga "rumah penjara" secara berangsur-
angsur dipandang sebagai suatu sistem dan sarana yang tidak sejalan dengan
kembali menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab bagi diri, keluarga,
dan lingkungannya.
hukum pidana, oleh karena itu pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari
sebagai warga yang baik juga bertujuan untuk melindungi masyarakat terhadap
serta merupakan penerapan dan bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai yang
yang sesuai dengan falsafah masyarakat dan bangsanya. Bagi masyarakat dan
4
Sigit Suseno, 2012, Sistem Pemidanaan Dalam Hukum Pidana Indonesia Di
Dalam Dan Di Luar KUHP. Jakarta, Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementrian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia, Hal.1.
3
Meskipun demikian, penerapan sistem pemidanaan tersebut tidaklah
kasus yang terjadi. Dengan sifat ideal yang menghendaki adanya pembinaan
Pemasyarakatan”.
4
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
Kerobokan?
Kelas II A Kerobokan?
3. Tujuan Penelitian
3.1. Tujuan umum
Lembaga Pemasyarakatan.
5
4. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Sarjana Hukum di
Pemasyarakatan.
Lembaga Pemasyarakatan.
4. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk kepenting anak
akan datang.
Lembaga Pemasyarakatan.
5. Tinjauan Pustaka
Secara etimimologi kata efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti ada
obat); dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha atau tindakan); hal
perbandingan positif antara hasil yang dicapai dengan masukan yang digunakan
tindak atau prilaku tertentu, sehingga yang mencapai tujuan disebutnya positif,
antara lain:
5
Tri Rama K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Agung Media Mulia, Hal. 131.
6
Sondang Siagi, 1991, Filsafat Atministrasi, Gunung Agung, Jakarta, Hal. 71
7
4. Perencanaan yang mantap;
tepat penggunanaanya dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan atau yang
ukur efektivitas dalam penggunaan hukum pada lima hal,Yaitu, Faktor Hukumnya
sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana atau fasilitas, faktor masyarakat
lain:
Hidayat:
Schemerhon John R. Jr :
7
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, 1994, Kamus Ilmiah Populer, Arloka,
Surabaya.
8
Soerjono Soekanto, 2005, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Hal. 9
8
“Efektivitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai
dengan output yang diharapkan dari jumlah input.”
efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah selalu sama yaitu pencapaian
tujuan.
mana aturan hukum itu ditaati atau tidak ditaati. Tentu saja, jika suatu aturan
hukum ditaati oleh sebagian besar target yang menjadi sasaran ketaatannya, kita
Namun demikian, sekalipun dapat dikatakan aturan yang ditaati itu efektif, tetapi
Kesadaran hukum dan ketaatan hukum merupakan dua hal yang sangat
9
Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence), Jakarta, :Kencana Prenada Media Group, Hal. 375.
10
Achmad Ali, 1998, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum , Jakarta:, Yarsif
Watampone, Hal. 191.
9
sebenarnya merupakan kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri
manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada.
kesadaran hukum, tetapi akan lebih lengkap lagi jika ditambahkan unsur nilai-
nilai masyarakat tentang fungsi apa yang hendaknya dijalankan oleh hukum
dalam masyarakat.11
yaitu:13
11
Ibid. Hal. 192.
12
Ibid. Hal. 193.
13
Ibid. Hal. 194.
10
Agar suatu undang-undang diharapkan berlaku efektif, Adam Podgorecki
mengemukakan bahwa:
Dengan cara ini maka akan diperolah suatu pegangan atau pedoman
penyakitnya;
diperlukan;
lain :14
14
Ahmad Ali, Menguak Teori Hukum(Legal Theory), Hal. 378.
11
b. Cara-cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut;
dalam masyarakat;
Narapidana merupakan orang hukuman atau dengan kata lain orang yang
Secara umum yang dimaksud dengan narkotika adalah sejenis zat yang
12
(farmasi), melainkan sama artinya dengan “drug”, yaitu sejenis zat yang apabila
si pemakai, yaitu :
a. Mempengaruhi kesadaran;
manusia;
1) Penenang;
2) Perangsang;
dan tempat).
(selanjutnya disebut UU Narkotika), narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang
13
dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
mengakibatkan ketergantungan.
14
c. Heroin berasal dari tumbuhan papaver somniferum. Heroin disebut
juga dengan sebutan putau, zat ini sangat berbahaya bila dikonsumsi
menggunakanbahan-bahan kimia;
dan kesadaran.15
hukum pidana dengan jenis hukum yang lain. Sanksi pidana umumnya adalah
15
Moh Taufik Makaro, 2005, Tindak Pidana Narkotika.GHlmia Indonesia, Hal. 21-25.
15
dimana tiap-tiap norma mempunyai sanksi sendirisendiri dan pada tujuan akhir
a) Pidana pokok :
a. Pidana pokok
b. Pidana penjara
c. Pidana kurungan
d. Pidana denda
e. Pidana tutupan
b) Pidana tambahan :
a. Pencabutan hak-hak tertentu
b. Perampasan barang-barang tertentu
c. Pengumuman putusan hakim
narkotika, hal ini sesuai menurut ketentuan Pasal 152 UU Narkotika, pada intinya
undang-undang ini.
Narkotika salah satu didalamnya mengenai hukuman pidana seumur hidup yang
dinyatakan secara tegas dalam UU Narkotika Pasal 111 dan beberapa pasal
16
Ibid. Hal. 46.
16
bagaimana pun juga rumusan pedoman pemidanaan baik yang dirumuskan
secara tegas maupun tidak, selalu dipengaruhi oleh aliran-aliran hukum pidana
a. Aliran Klasik;
b. Aliran Modern;
c. Aliran Neoklasik.
di dalam KUHP kita, tetapi hanya dapat kita simpulkan dari beberapa rumusan
maka perlu dibuat suatu pedoman pemidanaan yang lengkap dan jelas.Pedoman
ini sangat berguna bagi Hakim dalm memutuskan suatu perkara dan mempunyai
dasar pertimbangan yang cukup rasional. Maka sehubungan dengan hal tersebut
di atas dalam Konsep Rancangan KUHP 2004 dalam Pasal 52, terdapat pedoman
17
i. Pengaruh tindak pidana terhadap korban atau keluarga korban;
membuat pelaku tindak pidana jera untuk melakukan tindak pidana lagi.Tujuan
(pihak yang dirugikan) maupun kepada pelaku tindak pidana (pihak yang
yaitu:
17
Ibid. Hal. 38-39.
18
Ibid. Hal. 79.
18
Peran Lembaga Pemasyarakatan memudahkan pengintegrasian dan
merasakan bahwa sebagai pribadi dan Warga Negara Indonesia yang mampu
berbuat sesuatu untuk kepentingan bangsa dan negara seperti pribadi dan
Warga Negara Indonesia lainnya serta mereka mampu menciptakan opini dan
tidak sebagai objek pembinaan seperti yang dilakukan dalam sistem kepenjaraan.
6. Metode Penelitian
Dalampenulisankaryailmiah, agar suatu tulisan memenuhi criteria
berikut :
19
C.I.Harsono, 1995, Sistem Baru Pembinaan Narapidana, Jakarta:Djambatan, Hal.
42
19
melengkapi data yang dilakukan dengan tehnik wawancara sebagai bentuk
sekunder, dan bahan hukum tersier. Bahan hukum yang digunakan dalam
Pemasyarakatan
dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan atau studi dokumen, dimana
20
teknik ini mempelajari, mencatat dan membacabuku-buku, literatur,
ini.
maka perlu suatu teknik analisa bahan hukum yang tepat. Analisa bahan
secara deskriptif.
21
DAFTAR BACAAN
Amir Ilyas, 2012, Asas-asas Hukum Pidana, Rangkang Educatiuon dan Pukap,
Makasar
Hari Sasangka, 2003, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana , Mandar
Maju, Bandung
22
Poernomo Taufik Hidayat, 2011,Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam
Pembinaan Ketrampilan Bagi Narapidana, Grafika, Jakarta
23
24
RANCANGAN SUSUNAN BAB
Rancangan susunan babdalam penelitian ini menggambarkan isi dari
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
1.4.2 Kegunaan Praktis
1.5 Tinjauan Pustaka
1.6 Metode Penelitian
1.6.1. Tipe Penelitian dan Pendekatan Masalah
1.6.2. Sumber Bahan Hukum
1.6.3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
1.6.4. Analisis Bahan Hukum
BAB II. EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA
NARKOTIKA PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN
2.1 TindakPidanaNarkotika
2.2 Pelaksanaan Program Pembinaan Narapidana Narkotika
2.3 Efektivitas Program Pembinaan Narapidana Narkotika Pada
Lembaga Pemasyarakatan
BAB III. HAMBATAN YANG DI HADAPI DALAM PELAKSAAN PEMBINAAN
TERHADAP NARAPIDANA NARKOTIKA PADA LEMBAGA
PEMASYARAKATAN
3.1. Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Pembinaan Pada
Lembaga Pemasyarakatan
3.2. Langkah Konkrit Dalam Menciptakan Sistem Pembinaan Yang
Efektif Serta Menangani Hambatan Yang Terjadi
25
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
4.2 Saran
26