Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAKAN PENIPUAN


UTANG PIUTANG DI KAB. KAMPAR (STUDI PUTUSAN
670/PID.B/2022/PN BKN)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum


(S.H)

OLEH :

NAMA : NURUL ATIKA


NIM : 1974201025
BIDANG KAJIAN UTAMA : HUKUM PIDANA UMUM

PROGRAM STUDI S1 HUKUM


FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
RIAU
2023
PROPOSAL PENELITIAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAKAN PENIPUAN


UTANG PIUTANG DI KAB. KAMPAR (STUDI PUTUSAN
670/PID.B/2022/PN BKN)

NAMA : NURUL ATIKA


NIM : 1974201025
BIDANG KAJIAN UTAMA : HUKUM PIDANA UMUM

Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing

Tanggal Maret 2023 Tanggal Maret 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. DR. Amir Luthfi Dr. Ratna Riyanti, S.H.,M.H.


NIDN. 2018124501 NIDN. 0628117002

Mengetahui:

Dekan Fakultas Hukum Ketua Program Studi S1 Hukum

Dr. Ratna Riyanti, S.H., M.H. Yuli Heriyanti, S.H., M.H.


NIDN. 0628117002 NIDN. 1009067901

ii
BERITA ACARA BIMBINGAN PROPOSAL PENELITIAN

Telah dilaksanakan bimbingan proposal penelitian terhadap:

Nama : NURUL ATIKA


NIM : 1974201025
Program Studi : S1 HUKUM
Judul Skripsi : Tinjauan Yuridis terhadap Tindakan Penipuan Utang
Piutang di Kab. Kampar (Studi Putusan
670/Pid.B/2022/Pn Bkn)
Pembimbing I : Prof. DR. Amir Luthfi
Pembimbing II : Dr. Ratna Riyanti, S.H.,M.H.
Tanggal Berita Bimbingan Paraf
Pembimbing I Pembimbing II

iii
Tanggal Berita Bimbingan Paraf
Pembimbing I Pembimbing II

Bangkinang, Maret 2023


Mengetahui,
Dekan,

Dr. Ratna Riyanti, S.H.,M.H.


NIDN. 0628117002

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat


dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kekuatan, kesempatan, dan
kesehatan untuk dapat menyelesaikan usul penelitian ini. Sholawat serta
salam tidak lupa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa menjadi suri tauladan.
Usul penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan dan ketidaksempurnaan
karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun untuk
penyempurnaan pelaksanaan penelitian ini sehingga dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa usul penelitian ini tidak mungkin
terselesaikan tanpa adanya bimbingan, koreksi, masukan, motivasi, dan
dukungan dari semua pihak, maka tidak lupa penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepadan Orang tua penulis, Bapak
Prof.DR. Amir Luthfi sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Ratna
Riyanti S.H.,M.H. sebagai dosen pembimbing II, sehingga penulis
dapat menyelesaikan usul penelitian dengan judul “Tinjauan Yuridis
terhadap Tindakan Penipuan Utang Piutang di Kab. Kampar (Studi
Putusan 670/Pid.B/2022/Pn Bkn)”. Usulan penelitian ini ditujukan
sebagai salah satu syarat untuk memudahkan penulis dalam melakukan
penelitian.

Pekanbaru, Juni 2023

Nurul Atika

v
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................i
PENGESAHAN BIMBINGAN PROPOSAL PENELITIAN........................ii
BERITA ACARA BIMBINGAN PROPOSAL PENELITIAN.....................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ix
DAFTAR SKEMA.............................................................................................x

PROPOSAL PENELITIAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...................................................................................6
E. Batasan Operasional.................................................................................6
F. Penelitian Relevan...................................................................................6
G. Metode Penelitian....................................................................................10
1. Jenis dan Sifat Penelitian...................................................................10
2. Objek Penelitian.................................................................................10
3. Data dan Sumber Data.......................................................................10
4. Analisis Data dan Sumber Data.........................................................11
H. Sistematika Penulisan..............................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
LAMPIRAN

vi
DAFTAR SINGKATAN

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR GAMBAR

ix
DAFTAR SKEMA

x
PROPOSAL PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah peraturan hukum ada karena adanya sebuah masyarakat (ubi-ius

ubi-societas). Hukum menghendaki kerukunan dan perdamaian dalam

pergaulan hidup bersama. Hukum itu mengisi kehidupan yang jujur dan damai

dalam seluruh lapisan masyarakat. Dalam penegakan hukum, haruslah sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia. Hukum harus ditegakkan demi terciptanya

tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan pada

Alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.1

Berkembangnya teknologi informasi, pengetahuan, bahkan hukum,

mempunyai dampak terhadap perkembangan kejahatan. Sederhananya,

peraturan perundang-undangan yang semakin banyak memaksa pelaku

kejahatan untuk semakin kreatif dan inovatif dalam melaksanakan

kejahatannya. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi dimuka bumi

mungkin tidak akan ada habis-habisnya.

1
Andi Shulbyah Reski Alwani, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan dan
Pemerasan yang Dilakukan Oleh Oknum Anggota Kepolisian (Studi Kasus Putusan Nomor
1921/Pid.B/2013/PN Mks, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar, 2017,
hlm. 1.

1
Kejahatan yang semakin meningkat dan sering tersebut merupakan hal

yang sangat diperhatikan oleh pemerintah (negara) sebagai pelayan, pelindung

masyarakat untuk menanggulangi meluasnya dan bertambahnya kejahatan

yang melanggar nilai-nilai maupun norma-norma hidup yang berlaku di dalam

suatu masyarakat sehingga kejahatan tersebut oleh negara dijadikan sebagai

perbuatan pidana untuk tindak pidana.2

Hukum pidana merupakan suatu hukum yang dibuat oleh negara dengan

tujuan untuk melindungi individu maupun oleh masyarakat, dan kepada

pelaku tindak pidana tersebut harus diberikan sanksi yang setimpal dengan

perbuatan yang dilakukan.3 Secara garis besar tujuan hukum pidana tersebut

dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu berorientasi pada pemberian

efek jera, dan yang berorientasi pada pendidikan.4

Salah satu bentuk kejahatan yang sedang marak terjadi di masyarakat yaitu

penipuan. Penipuan bisa terlaksana cukup dengan bermodalkan kemampuan

berkomunikasi yang baik sehingga seseorang dapat meyakinkan orang lain,

baik melalui serangkaian kata bohong ataupun fiktif, menjanjikan atau

memberikan iming-iming dalam bentuk apapun.

Pada kejahatan penipuan dapat dijumpai kedua belah pihak yakni pihak

yang tertipu dan pihak yang menipu. Pembahasan penipuan terdapat dalam

Buku II KUHP (tentang kejahatan) dalam Bab XXV, dimana kejahatan

2
Dudung Mulyadi, Unsur-Unsur Penipuan dalam Pasal 378 KUHP Dikaitkan dengan
Jual Beli Tanah, Jurnal Hukum Universitas Galuh, Volume 5 Nomor 2, September tahun 2017,
hlm. 208-209.
3
Muntaha, Hukum Pidana Malapraktek: Pertanggungjawaban dan Penghapus Pidana,
Sinar Grafika, Jakarta, 2017, hlm. 105.
4
Ibid., hlm. 109.

2
penipuan bentuknya yang pokok diatur di dalam Pasal 378 KUHP yang

dirumuskan sebagai berikut :

“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang

lain secara melawan hukum, dengan memakai nama hukum palsu atau

martabat palsu, dengan tipu muslihat, atau rangkaian kebohongan,

menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau

supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang, diancam karena

penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”

Dalam prakteknya sering kali dijumpai kasus penipuan yang terletak di

perbatasan pidana dan perdata. Tindak pidana penipuan tidak dapat dikatakan

sebagai tindak pidana jika tidak memenuhi unsur-unsur pokok tindak pidana

penipuan yaitu:

1) Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain;

2) Secara melawan hukum;

3) Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,

ataupun dengan rangkaian perkataan bohong;

4) Menggerakkan orang lain;

5) Untuk menyerahkan suatu barang kepadanya atau untuk memberi utang

ataupun menghapuskan piutang.5

Modal untuk membuka usaha membutuhkan biaya yang cukup besar. Hal

itu menjadi suatu kendala, untuk mencukupi hal tersebut hanya dapat

diperoleh dengan cara berutang (meminjam) kepada orang lain yang sekiranya
5
Muhammad Azhar Nur, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan (Studi
Kasus Putusan Nomor: 945/Pid.B/2016/PN Mks, Jurnal Al-Ahkam Hukum Pidana Islam, Volume
1 Nomor 1, Tahun 2018, hlm. 4-5.

3
mampu untuk memberikan pinjaman utang. Peminjaman modal atau uang

dalam membuka atau mengembangkan suatu usaha haruslah di iringi dengan

adanya suatu perjanjian. Perjanjian yang dimaksud ialah seperti yang telah

disebutkan dalam Pasal 1313 KUH Perdata yang berbunyi, Suatu perjanjian

adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan

dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Perjanjian dalam arti sempit adalah

suatu persetujuan dengan mana dua belah pihak atau lebih saling mengikatkan

diri untuk melaksanakan suatu hal yang bersifat kebendaan dibidang harta

kekayaan.

Penipuan dan Perjanjian adalah dua contoh perbuatan hukum yang diatur

dalam dua jenis hukum berbeda. Pada dasarnya kasus wanprestasi (ingkar

janji) dalam perjanjian hanya dapat diselesaikan melalui peradilan perdata.

Namun kenyataannya ada penegak hukum didaerah yang menyelesaikan kasus

wanprestasi melalui peradilan pidana.6 Hal itu terjadi karena dalam kasus

wanprestasi tersebut terdapat unsur-unsur penipuan yang ada dalam Pasal 378

KUHP, sehingga kasusnya diselesaikan secara hukum pidana.

Pada kasus putusan 670/Pid.B/2022/Pn Bkn yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah adanya tindakan penipuan dalam perihal utang piutang.

Perjanjian dalam utang piutang itu terjadi karena ada barang halal yang

digadai dan sebab yang sah, sedangkan penipuan tidak halal dan tidak sah.

Kasus ini dikategorikan dalam penipuan karena mengandung unsur penipuan,

yaitu “Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
6
Ester Magdalena Robot, Penerapan Pasal 378 KUHP Terhadap Kasus Wanprestasi
pada Perjanjian Utang Piutang, Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, 2014, hlm. 1-2.

4
secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu,

dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang

lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi

hutang maupun menghapuskan piutang” dan “Dengan sengaja melawan

hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah

kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasannya bukan karena

kejahatan”. Adanya unsur penipuan tersebutlah menyebabkan utang piutang

dikasus ini dikategorikan sebagai tindakan penipuan sehingga diadili secara

hukum pidana.

Berdasarkan uraian di atas tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji

sebagai bentuk karya ilmiah (skripsi) dengan judul TINJAUAN YURIDIS

TERHADAP TINDAKAN PENIPUAN UTANG PIUTANG DI KAB.

KAMPAR (STUDI PUTUSAN 670/PID.B/2022/PN BKN).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas,

maka masalah penelitian yang penulis dapat rumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan hukum pidana dan pertimbangan hukum

oleh majelis hakim dalam perkara pidana penipuan utang piutang

No. 670/Pid.B/2022/PN Bkn?

2. Bagaimanakah analisa terhadap tindak pidana penipuan utang

piutang sesuai putusan No. 670/Pid.B/2022/PN Bkn?

5
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan hukum pidana dan pertimbangan hukum

oleh majelis hakim dalam perkara pidana penipuan utang piutang No.

670/Pid.B/2022/PN Bkn

2. Untuk menganalisa tindak pidana penipuan sesuai putusan utang

piutang No. 670/Pid.B/2022/PN Bkn

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian memuat manfaat yang akan diperoleh dan hasil

penelitian, seperti bermanfaat bagi peneliti lanjutan yang akan

memanfaatkan hasil/bahan dari peneliti tersebut. Selanjutnya penelitian ini

nantinya dapat bermanfaat untuk Pengembangan IPTEK, Pembangunan

serta Pengembangan Kelembagaan.

E. Batasan Operasional

Agar penelitian ini lebih terarah dan mencapai sasaran, maka peneliti

membatasi permasalahan yaitu Tinjauan Yuridis Terhadap Tindakan

Penipuan Utang Piutang Di Kab. Kampar (Studi Putusan

670/Pid.B/2022/PN Bkn).

6
F. Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan deksripsi tentang kajian penelitian yang

sudah dilakukan seputar masalah yang diteliti dengan tujuan menghindari

plagiat. Penulis membandingkan 3 penelitian/skripsi terdahulu,

diantaranya sebagai berikut:

Pertama, Andi Surya Agung, 2018, “Tinjauan Yuridis Terhadap

Tindak Pidana Penipuan Yang Dilakukan Secara Berlanjut (Studi Kasus

Putusan No.228/Pid.B/2016/Pn.Skg)”, Skripsi Jurusan Ilmu Hukum,

Universitas Hasanuddin Makassar, Hasil dari penelitian ini adalah

Pertama, Perbuatan penipuan di atur dalam Pasal 378 KUHP, sedangkan

perbuatan berlanjut diatur dalam Pasal 64 ayat (1) KUHP Sehingga, dalam

perbuatan penipuan secara berlanjut dikenakan Pasal 378 Jo. Pasal 64 ayat

(1) KUHP. Kedua, Penerapan hukum pidana terhadap pelaku dalam

perkara putusan No. 228/Pid.B/2016/Pn.Skg, oleh Jaksa Penuntut Umum

telah memenuhi syarat formal dan materil surat dakwaan sebagai

dimaksud Pasal 143 ayat (2) KUHAP. Dalam tuntutannya, Jaksa Penuntut

Umum menuntut terdakwa bersalah melakukan tindak pidana penipuan

secara berlanjut Pasal 378 Jo. Pasa.l 64 ayat (1) KUHP, berdasarkan fakta-

fakta hukum baik keterangan para saksi maupun keterangan terdakwa,

maka penerapan hukum materil pada perkara ini yakni, Pasal 378 Jo. Pasal

64 ayat (1) KUHP telah sesuai dan tepat, sehingga pertimbangan hukum

oleh majelis hakim dalam penjatuhan pidana terhadap pelaku dalam

perkara putusan No.228/Pid.B/2016Pn.Skg, terdakwa dipidana dengan

7
penjara empat tahun. Putusan hakim sudah tepat, karena terbukti bersalah

melakukan tindak pidana penipuan secara berlanjut pada Pasal 378 Jo. 64

AYAT (1) KUHP dan pertimbangan hakim dalam menerapkan ketentuan

pidana terhadap pelaku dalam perkara ini telah sesuai dimana hakim telah

mempertimbangkan baik dari pertimbangan yuridis, fakta-fakta

persidangan, keterangan saksi-saksi, alat bukti yang ada. 7 Persamaannya

ada di jenis penelitian yakni hukum normatif serta untuk mengetahui

penerapan hukum pidana dan pertimbangan hukum oleh hakim.

Perbedaannya terdapat pada masalah yang diangkat, pada penelitian

tersebut untuk mengetahui kualifikasi perbuatan penipuan secara berlanjut

dalam pandangan hukum pidana. Sedangkan penelitian yang akan penulis

lakukan yaitu untuk menganalisa terhadap tindak pidana penipuan sesuai

putusan No. 670/Pid.B/2022/PN Bkn.

Kedua, Salsabhila Chalwa, 2020, “Tinjauan Yuridis Purchase Order

Sebagai Jaminan Utang Piutang”, Skripsi Jurusan Hukum, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Hasil dari penelitian ini

adalah bentuk Purchase Order fiktif yang merupakan Purchase Order palsu

adalah surat pesanan yang tidak nyata atau pembelian yang tidak sah.

Pesanan pembelian yang dibuat oleh pembeli atau vendor tidak nyata atau

tidak asli sehingga tidak benar. Merujuk pada Pasal 1320 KUHPerdata

benda yang dijaminkan adalah fiktif sehingga akibat hukum dari perjanjian

utang piutang itu batal demi hukum dan dapat dipertanggungjawabkan


7
Andi Surya Agung, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan Yang
Dilakukan Secara Berlanjut (Studi Kasus Putusan No.228/Pid.B/2016/Pn.Skg), Skripsi Fakultas
Hukum Pidana Universitas Hasanuddin, Makassar, 2018, hlm. xii.

8
dengan menggugat berdasarkan gugatan PMH (Akta) terhadap undang-

undang), selain pesanan pembelian yang digunakan sebagai objek jaminan.

Jika fiktif, itu juga bisa menjadi domain kriminal. 8 Persamaannya ada di

jenis penelitian yakni hukum normatif dan sifat peneliitian yaitu deskriptif

analitis Perbedaannya terdapat pada masalah yang diangkat, pada

penelitian tersebut untuk mengetahui kedudukan Purchase Order sebagai

objek jaminan utang piutang dan akibat hukum yang ditimbulkan apabila

terjadi wanprestasi terhadap Purchase Order sebagai objek jaminan.

Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu untuk untuk

mengetahui penerapan hukum pidana dan pertimbangan hukum oleh

hakim pada putusan kasus No.670/Pid.B/2022/PN Bkn serta menganalisa

terhadap tindak pidana penipuan sesuai putusan No. 670/Pid.B/2022/PN

Bkn.

Ketiga, Indra Haposan, 2015, “Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak

Penipuan (Studi Kasus Perkara Nomor 153/Pid.B/2013/PN BKN)”, Jurnal

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1, Hasil penelitian Bukti tindak

pidana penipuan penjualan tanah perkara nomor 153/Pid.B/2013/PN.BKN

yang dilakukan terhadap barang bukti yang diajukan pada persidangan

yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum dengan menghadirkan saksi

sebanyak 3 (tiga) orang. saksi, barang bukti surat dan keterangan terdakwa

yang menerangkan bahwa terdakwa melakukan tindak pidana penipuan

penjualan tanah milik orang lain. Sedangkan pembandingan putusan

8
Salsabhila Chalwa, Tinjauan Yuridis Purchase Order Sebagai Jaminan Utang Piutang,
Skripsi Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, 2020, hlm. 3.

9
terhadap pelaku penipuan dalam beberapa kasus, menurut penulis hakim

menjatuhkan putusan hanya sebagai hukuman kepada pelaku yang

melakukan tindak pidana bukan untuk memberikan efek jera baik bagi

pelaku maupun bagi pihak yang ingin melakukan tindak pidana.


9
melakukan tindak pidana penipuan dan penjualan tanah tersebut.

Persamaannya ada di jenis penelitian yakni hukum normatif. Perbedaannya

terdapat pada masalah yang diangkat, pada penelitian tersebut membahas

masalah penipuan jual beli tanah. Sedangkan penelitian yang akan penulis

lakukan yaitu membahas penipuan pada utang piutang.

Keempat, Ester Magdalena Robot, 2014, “Penerapan Pasal 378

Terhadap Kasus Wanprestasi Pada Perjanjian Utang Piutang”, Jurnal

Jurusan Ilmu Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Hasil penelitian

ini adalah dasar pertimbangan para penegak hukum baik polisi,

masyarakat jaksa, dan hakim dalam melaksanakan KUHP Pasal 378

terhadap Perkara Wanprestasi di Perjanjian Pertanggungjawaban karena

memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan oleh pasal tersebut, mereka

adalah Nama Palsu, Status Palsu, Kecerdasan, dan Urutan Kebohongan.

Autentikasi dalam perjanjian yang dapat dikenakan sanksi pidana

penipuan adalah perbuatan menipu yang terjadi di awal perjanjian saat

lahir, bukan saat perjanjian itu berjalan atau tidak berakhir dengan

sempurna.10

9
Indra Haposan, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Penipuan (Studi Kasus Perkara
Nomor 153/Pid.B/2013/PN BKN), Jurnal JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1, 2015, hlm. 1.
10
Ester Magdalena Robot, Op.Cit., hlm. iii.

10
Persamaannya ada di jenis penelitian yakni hukum normatif.

Perbedaannya terdapat pada masalah yang diangkat, pada penelitian

tersebut untuk mengetahui dasar pertimbangan penegak hukum

menerapkan Pasal 378 KUHP dalam kasus wanprestasi tentang perjanjian

utang piutang. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu

untuk mengetahui penerapan hukum pidana dan pertimbangan hukum oleh

hakim pada putusan kasus No.670/Pid.B/2022/PN Bkn serta menganalisa

terhadap tindak pidana penipuan sesuai putusan No. 670/Pid.B/2022/PN

Bkn.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam golongan penelitian hukum

normatif. Sedangkan dilihat dari sifatnya adalah deskriptif analitis.

2. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah Studi Putusan

670/Pid.B/2022/PN BKN.

3. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian hukum normatif data dan sumber data yang

digunakan adalah data sekunder yang dapat dikelompokkan menjadi:

a. Bahan Hukum Primer merupakan bahan yang menjadi sumber

utama dalam penelitian. Bahan hukum primer berupa Undang-

Undang Dasar Negara 1945 dan Kitab Undang-Undang Hukum

11
Pidana (KUHP), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPer), Putusan Pengadilan.

b. Bahan Hukum Sekunder merupakan bahan hukum yang

mempunyai fungsi untuk menambah/memperkuat dan memberikan

penjelasan terhadap bahan hukum primer, sumber data bisa dari

buku-buku, jurnal nasional maupun internasional, dan skripsi.

4. Analisis Data dan Metode Penarikan Kesimpulan

Penelitian bidang hukum dengan menggunakan metode penelitian

hukum normatif, data dapat dianalisis secara kualitatif yaitu dengan cara

mendeskripsikan/menggambarkan, kemudian membandingkan antara data

dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan serta pendapat para ahli

hukum. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara deduktif. Tahapan

analisis dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data dan terakhir

penyajian data. Penarikan kesimpulan dapat menggunakan metode

deduktif.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah cara atau sistem untuk menyelesaikan

penelitian, penulis harus menyusun beberapa sistematika penulisan. Untuk

mempermudah dalam pembahasan, berikut penulis akan menjelaskan tentang

sistematika penulisan penelitian:

BAB I : PENDAHULUAN

12
Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan

Operasional, Penelitian Relevan, dan Metode Penelitian.

BAB II

TINJAU

AN

UMUM

Berisi tinjauan umum tentang Tindak Pidana, Penipuan, Utang

Piutang, Jaminan, Putusan Hakim, Pertimbangan Hakim dalam

Menjatuhkan Hukuman.

BAB III

: HASIL

PENELI

TIAN

DAN

PEMBA

HASAN

13
Memaparkan tentang analisa terhadap tindak pidana penipuan

sesuai putusan 670/Pid.B/2022/PN BKN dengan pembahasan

yaitu kasus posisi, pertimbangan hakim, putusan hakim, dan

analisa putusan oleh penulis.

BAB IV

PENUT

UP

Bab ini menjelaskan uraian mengenai Kesimpulan serta Saran

yang berhubungan dengan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Andi Surya. Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan Yang
Dilakukan Secara Berlanjut (Studi Kasus Putusan
No.228/Pid.B/2016/Pn.Skg). Skripsi Fakultas Hukum Pidana Universitas
Hasanuddin. Makassar. 2018.

Alwani, Andi Shulbyah Reski. Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana


Penipuan dan Pemerasan yang Dilakukan Oleh Oknum Anggota Kepolisian
(Studi Kasus Putusan Nomor 1921/Pid.B/2013/PN Mks. Skripsi Fakultas
Hukum Universitas Hasanuddin. Makassar. 2017.

14
Chalwa, Salsabhila. Tinjauan Yuridis Purchase Order Sebagai Jaminan Utang
Piutang. Skripsi Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. 2020.

Haposan ,Indra. Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Penipuan (Studi Kasus


Perkara Nomor 153/Pid.B/2013/PN BKN). Jurnal JOM Fakultas Hukum
Volume 1 Nomor 1 2015.

Mulyadi, Dudung. Unsur-Unsur Penipuan dalam Pasal 378 KUHP Dikaitkan


dengan Jual Beli Tanah. Jurnal Hukum Universitas Galuh, Volume 5
Nomor 2, September tahun 2017.

Muntaha. Hukum Pidana Malapraktek: Pertanggungjawaban dan Penghapus


Pidana.Sinar Grafika. Jakarta. 2017.

Nur, Muhammad Azhar. Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan


(Studi Kasus Putusan Nomor: 945/Pid.B/2016/PN Mks. Jurnal Al-Ahkam
Hukum Pidana Islam, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2018.

Robot, Ester Magdalena. Penerapan Pasal 378 KUHP Terhadap Kasus


Wanprestasi pada Perjanjian Utang Piutang. Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2014.

15

Anda mungkin juga menyukai