PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
GUSTIKA
NIM : 2013201059
Nama : Gustika
NIM : 2013201059
Proposal ini telah diperiksa oleh pembimbing proposal dan siap untuk
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
i
PERNYATAAN PENGESAHAN
Nama : Gustika
NIM : 2013201059
Komisi Penguji
Moderator
Penguji I
Penguji II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
dilakukan dalam rangka memenuhi salah-satu syarat untuk untuk mencapai gelar
pihak, tidaklah mudah bagi peneliti dalam penyusunan Proposal ini. Oleh karena
1. Ibu Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd.,M.Kes selaku Rektor Universitas Fort De
Kock Bukittinggi.
Universitas Fork De Kock Bukit tinggi yang telah banyak memberikan ilmu
dan teman- teman serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu
iii
pesatu yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam
pahala dan ridho-Nya. Peneliti menyadari bahwa Proposal ini masih jauh
kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan dari
para pembaca.
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
Peneliti
DAFTAR ISI
iv
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................8
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................8
D. Manfaat Penelitian .............................................................................9
E. Ruang Lingkup....................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Teori....................................................................................39
3.1 Kerangka Konsep.................................................................................40
DAFTAR TABEL
vi
3.1 Definisi Operasional............................................................................40
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Lampiran 1 : Permohonan Menjadi Responden
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat
bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat
luar subyek tersebut. Respon ini terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan
bentuk aktif dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi
dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain
sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara
dan transgender atau dikenal dengan sebutan LGBT tidak asing lagi di telinga
1
2
“keberadaan kaum LGBT bisa merusak moral bangsa dan kampus sebagai
penjaga moral semestinya harus bisa menjaga betul nilai-nilai susila dan luhur
Himpunan Psikiatri Indonesia. Kaum LGBT pun mendapat sorotan tajam dari
Transeksual, Interseks dan Queer. Sebagai bagian dari ragam orentasi seksual
dan identitas gender (SOGIE) LGBTIQ hingga saat ini keberadaanya masih
beberapa hal mereka mendapat perlakuan yang tidak baik. Anarkisme dan
masalah secara sosial, teologis dan psikologis. Sehingga pada beberapa hal
mereka mendapat perlakuan yang tidak baik. Anarkisme dan pelecehan tak
pernah alpa dalam hidupnya (Sunhiyah, 2014). Di tahun 1990-an, istilah LGB
awalnya dipakai untuk menggantikan istilah kaum gay karena istilah gay
tidak mewakili orang-orang dengan orientasi seksual lain. Lesbian, gay, dan
eksistensi dari seksualitas itu sendiri adalah hasil dari konstruksi sosial
(Jeanete, 2016).
Selain dari ketiga istilah yang telah disebutkan, ada juga Transgender
merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat
mereka lahir namun keadaan ini tidak terkait dengan orientasi seksual.
dan kontra. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir seluruh sistem sosial di
menyimpang dan tidak sesuai dengan norma yang berlaku dalam kebanyakan
atau 18 juta orang dewasa Amerika Serikat (AS) mengidentifikasi diri sebagai
bagian dari komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Ini
merupakan data nasional baru dari lembaga survei Gallup. Berdasarkan data
tertinggi sejak 2012. Ini merupakan lompatan besar dari angka tahun 2017,
peringkat ke-5 yang memiliki jumlah LGBT terbanyak di dunia yang mana
jiwa, populasi jumlah LGBT di Indonesia mencapai 3%, dapat dikatakan dari
250 juta jiwa di Indonesia terdapat sekitar 7,5 juta jiwa pelaku LGBT (Onhit
dan Net, 2016). Jumlah gay atau lelaki seks dengan lelaki (LSL) mencapai
angka 348 ribu jiwa dari jumlah penduduk 6 juta jiwa di Jawa Timur (Siyoto,
5
belum banyak dari mereka yang mau membuka diri ke khalayak ramai
kota Padang, jumlah LGBT di Padang dari hasil pemetaan lembaga swadaya
sepanjang tahun 2019 ini Sumatera Barat yang jumlah LGBT nya paling
Konseling Rekanan sepanjang tahun 2019 ini yaitu Provinsi Sumatera Barat
Pasaman Barat dimana kaum LGBT semakin hari semakin meningkat. Kaum
LGBT itu sendiri tidak memandang umur, bahkan seorang anak yang baru
6
tamat dari sekolah dasar (SD) saja sudah menjadi pelaku LGBT (BPPD
menyatakan bahwa saat ini penyebab penyaluran HIV/AIDS yaitu lebih 75%
Praja Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2020 terdapat 30 orang yang
masuk dalam pembinaan kasus perilaku menyimpang LGBT yang sampai saat
ini tetap di berikan pembinaan dan arahan oleh Dinas Kesatuan Polisi Pamong
LGBT yang paling dominan di Kabupaten Pasaman Barat adalah Gay. Pada
tahun 2018 dihebohkan lagi dengan beredarnya foto – foto disosial media
kasus itulah kasus LGBT semakin heboh. Akan tetapi walaupun fenomena
sejauh ini kasus LGBT tidak secara hukum, hal ini dikarekan para pelaku dan
si anak merasa benci pada orang itu. Penyimpangan faktor genetika dapat
diterapi secara moral dan religius. Moral dan akhlak, hal ini terjadi karena
(Sa’dan, 2016).
merupakan tempat seseorang lama menghabiskan waktu dalam sehari. Hal ini
Memasuki usia remaja dan dewasa seseorang akan lebih banyak Kebiasaan
2018).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Weny Amelia,
prilaku LGBT di Yayasan Taratak Jiwa Hati Kota Padang tahun 2020
8
LGBT pada responden di Yayasan Taratak Jiwa Hati Kota Padang (p=0,001).
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Echy (2018) yang menyatakan ada
bisa dialami oleh seseorang yang berasal dari keluarga broken home,
mengalami kegagalan dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis dan juga
(Laili, 2018).
Dewi Saputri, Iva Milia Hani R, Ifa Novalia, tentang hubungan trauma
orang (80%) dari 100 orang. hasil analisis dengan menggunakan uji rank
Lesbia dan 1 orang Gay. Hasil wawancara yang peneliti lakukan mereka
tersebut seperti saling suka dengan sesama jenis, jadi bagi mereka menyukai
pasangan sesama jenis merupakan hal yang wajar. Selain itu 2 orang yang
dimana mereka berasal dari keluarga yang broken home dan 1 orang
mengatakan ada pengalaman yang kurang baik dimasa lalu dalam percintaan
2022”.
10
B. Rumusan Masalah
Pekerja Salon Dan Karyawan Café di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2022.
2. Tujuan Khusus
2022.
2022.
11
Tahun 2022.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden tentang faktor apa saja
proposal lebih lanjut dan dapat digunakan sebagai masukan bagi rekan-
referensi tentang perilaku LGBT ini agar hasil penelitian dapat lebih baik
LGBT Pada Pekerja Salon Dan Karyawan Cafe di Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2022. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional.
Tahun 2022. . Populasi adalah semua pekerja salon dan karyawan café yang
pada penelitian ini yaitu data primer yang didapatkan dengan membagikan
chi square.
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. LGBT
1. Pengertian LGBT
masalah secara sosial, teologis dan psikologis. Sehingga pada beberapa hal
Lesbian dan Gay merupakan kata yang dikutip dalam bahasa Inggris
semua jenis kelamin yaitu laki-laki dan wanita. Namun akhir-akhir ini
seksual, yaitu ketertarikan seks kepada sesama jenis dan lain jenis secara
13
14
Transgender atau yang biasa dikenal dengan LGBT mulai tercatat sekitar
tahun 1990-an. Sebelum masa “Revolusi Seksual” pada tahun 60-an tidak
masyarakat. Kata gay dan lesbianini lebih disukai dan dipilih oleh banyak
orang karena simpel dan tidak membawa kata seks. Istilah biseksual
kejahatan sodomi. Perilaku pada hubungan seks sesama jenis atau yang
homoseksual hidup secara rahasia dan tertutup agar tidak diketahui oleh
masa ini terjadi huru-hara yang terkenal dengan sebutan Stone wall Riots,
perjuangan hak asasi kaum gay di Amerika Serikat dan dunia, sehingga
perayaan bagi kaum LGBT di seluruh dunia dan pada hari tersebut mereka
(Hidayat, 2018).
dari masalah mental disorders (gangguan jiwa) pada tahun 1974. Tindakan
muncul gerakan untuk memperjuangkan hak asasi kaum gay (Gay Rights
Movement).
Gerakan hak asasi kaum gay dimulai pada era tahun 1980-
Kata “queer” dikenal sebagai istilah orang yang berorientasi seksual atau
2001. Pada tahun 2008 diikuti oleh Belgia, Kanada, Norwegia, Afrika
Selatan, dan Spanyol (untuk Amerika Serikat ada didua negara bagian
a. Faktor Predisposisi
terpengaruhi.
sebaliknya.
yang di anut serta pengetahuan agama yang lemah. Oleh karena itu
dalam penyembuhannya.
dibekali ilmu agama yang kuat agar kelak dia dapat menyaring
yang baik dan mana yang tidak bermanfaat bagi dirinya agar apa
baik bagi anak dan kondisi lingkungan yang tidak baik juga dapat
mempengaruhi nya.
baik dari objek yang diketahui, dari pengalaman yang dialami dan
(Yusuf, 2017).
b. Faktor Pendukung
c. Faktor Pendorong
awal dengan upaya pendekatan orang tua yang lebih baik terhadap
anak, orang tualah sebagai pengontrol dari keadaan yang tidak baik
tersebut.
teman hidupnya.
2018).
Menyimpang Seksual
5) Trauma Psikologis
karakter pada anak. Selain dari faktor biologis, ada beberapa yang
seksual masa lalu, patah hati, dan hubungan tidak baik dengan
lalu, status ekonomi yang kurang baik, dan bergaul dengan berbeda
4. Dampak LGBT
a) Dampak Kesehatan
HIV/AIDS dan penyakit kelamin yang sulit diobati. Sekita 78% pelaku
b) Dampak Sosial
lebih dari 8 orang seumur hidupnya.”13 43% dari golongan kaum gay
hidupnya mereka melakukan homo seksual dengan lebih dari 500 orang.
28% melakukannya dengan lebih dari 1000 orang. 79% dari mereka
pasangan kencan satu malam atau beberapa menit saja. Hal itu jelas-
c) Dampak Pendidikan
26
d) Dampak Keamanan
dan pembunuhan. Hal ini terjadi karena pelaku LGBT yang mudah
a. Menjaga pergaulan.
b. Menutup segala celah purnografi misalnya, dari gadget. Orang tua harus
sekolah.
27
kejiwaan yang perlu ditangani oleh semua pihak baik dari pelaku maupun
lingkungan sekitar. Dengan adanya kerja sama yang baik, bukan tidak
mungkin masalah LGBT yang menjadi kontroversi ini bisa diatasi dengan
B. Perilaku
1. Definisi Perilaku
karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat
bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat
luar subyek tersebut. Respon ini terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan
bentuk aktif dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi
dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain
28
sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservas secara
diartikan sebagai suatu aktivitas yang sangat kompleks sifatnya, antara lain
motivasi.
reaksi seorang terhada stimulus atau rangsangan dari luar. Perilaku ini terjadi
tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut “S-O-R” atau Stimulus
Organisme Respon.
tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini
(2017) dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku
pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang
orang lain.
atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu: faktor perilaku
faktor pemudah.
(Polindes), pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta, dan
yang mau periksa kehamilan tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat
berperilaku kesehatan.
32
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
baik dari pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan
(Jannah, 2018)
C. Konsep Lingkungan
maupun di luar dari individu akan membentuk suatu proses kompleks yang
ikatan dalam pergaulan begitu kuat dan demi kelompoknya mereka rela
Adult and Loved One, fenomena transgender dinyatakan muncul tidak hanya
agama dan kesehatan juga turut andil dalam membentuk individu menjadi
LGBT.
berarti otomatis membuatnya sebagai LGBT. Pola asuh orang tua menjadi
perilaku tak laras gender seperti laki-laki yang berperilaku gemulai membuka
peluang bagi anak untuk bersikap sama. Reaksi yang muncul pertama kali
adalah perasaan aneh, lucu, atau bahkan tidak memberikan reaksi apapun,
pada laki-laki.
bersifat seperti apa yang dilihatnya. Reaksi ketiga anak mengikuti gaya atau
perilaku laki-laki yang sering dilihatnya. Selanjutnya perasaan aneh atau lucu
Dalam kondisi ini sudah terjadi internalisasi nilai tentang sosok laki-laki yang
internalisasi nilai, individu dapat membatasi diri untuk bersikap lebih bijak
sekaligus pola fikir yang bersimpul pada pola perilaku untuk menolak atau
D. Teman Sebaya
1. Pengertian
Interaksi dengan teman sebaya merupakan permulaan hubungan
Santrock (2015) teman sebaya adalah anak-anak yang tingkat usia dan
usianya, dan saling bertukar pikiran dan masalah. Penjelasan di atas dapat
tersebut dapat berupa pengaruh positif dan dapat pula berupa pengaruh
36
anak-anak yang ditolak oleh teman sebaya atau menjadi korban temannya
maka dia akan merasa kesepian dan beresiko menjadi depresi. Anak-anak
atau bermain seperti negosiasi peran dan aturan permainan, berdebat dan
menyetujui.
2017) adalah:
37
sebayanya.
(Tarmizi, 2017).
adala suatu kondisi atau keadaan dari pengalaman masa lalu secara
a. Segi emosional
2) Cemas
9) Mudah panic
b. Segi perilaku
2) Disfungsi Seksual
c. Segi kognisi
1) Gejala ADHD
ancaman kematian.
traumatis berlangsung.
d. Waspada berlebihan
bagi dirinya.
41
peristiwa trauma tidak hanya dari individu itu sendiri tetapi juga
dan gejala tersebut akan berlangsung selama satu bulan atau lebih
F. Kerangka Teori
Mempengaruhi LGBT
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
adalah suatu uraian atau visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel
yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Dalam penelitian inin terdiri dari
dua variabel yaitu pertama variabel independen (variabel bebas) dan variabel
seksual LGBT.
Lingkungan
Perilaku penyimpangan
Teman Sebaya seksual LGBT
Trauma Psikologis
B. Defenisi Operasional
43
44
(Notoadmodjo, 2012).
Variabel Defenisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala Ukur
operasional
Perilaku Bentuk perilaku Wawancara Kueisioner 1. Rendah jika skor < Ordinal
penyimpangan penyimpangan mean/median
seksual LGBT dilapangan
khususnya di 2. Tinggi jika skor ≥
lingkungan kerja mean/median (Jannah,
seperti perilaku 2018)
lesbian, gay,
bioseksual dan
transgender
Lingkungan Lingkungan kerja Wawancara Kuisoner 1. Tidak baik jika skor Ordinal
responden yang < mean/median
mempengaruhi
perilaku LGBT 2. Baik jika skor ≥
seperti saling mean/median
menyukai sesama (Sulistyaningsih, 2018)
jenis ditempat kerja
serta banyaknya
lingkungan
ditempat kerja
dengan penampilan
yang berbeda
dengan jenis
kelaminnya
dilingkungan
sekitar seperti
banci dan waria
Teman Sebaya Pengaruh teman Wawancara Kuisioner 1. Negatif jika skor < Ordinal
sebaya yang berada mean/median
dilingkungan kerja
terhadap perilaku 2. Positif jika skor ≥
menyimpang mean/median (Rahayu,
mengarah ke 2018)
LGBT
Trauma Trauma psikologi Wawancara Kuisoner 1. Tidak baik jika skor Ordinal
Psikologis yang dapat < mean/median
mempengaruhi
perilaku 2. Baik jika skor ≥
45
F. Hipotesa
pertanyaan.
berikut :
Ha :
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Populasi
terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
pekerja salon dan karyawan cafe di Kabupaten Pasaman Barat pada bulan
2. Sampel
akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Bila populasi besar
dan tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya
46
47
( )
2
Za+ Zβ
n= 1+r +3
0,5 ln ( )
1−r
Keterangan :
n = Besar sampel
( )
2
1,96+ 1,282
n= 0,5 ln (
1+0,5
) + 3 = 31,3 = 32
1−0,5
1
n = 1−f x n
Keterangan :
n : Besar sampel
1
n= x 32 = 35
1−0,1
yang telah ditetapkan oleh peneliti. Jika sampel memenuhi syarat – syarat
berikut:
n N1
1=¿ xn ¿
N
Keterangan:
1. Salon 1 5 2 Orang
x 35 = 1,93
98
2. Salon 2 4 1 Orang
x 35 = 1,42
98
3. Salon 3 6 2 Orang
x 35 = 2,14
98
4. Salon 4 6 2 Orang
x 35 = 2,14
98
5. Salon 5 3 1 Orang
x 35 = 1,07
98
6. Cafe 1 6 2 Orang
x 35 = 2,14
98
49
7. Cafe 2 10 4 Orang
x 35 = 3,57
98
8. Cafe 3 18 6 Orang
x 35 = 6,42
98
9 Cafe 4 11 4 Orang
x 35 = 3,92
98
10 Cafe 5 16 6 Orang
x 35 = 5,71
98
11 Cafe 6 13 5 Orang
x 35 = 4,64
98
a. Kiteria inklusi
b. Kriteria Eksklusi
50
D. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diambil dari wawancara secara langsung dari
penelitian ini.
2. Data Sekunder
(Notoadmodjo, 2012).
E. Intrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner untuk melihat
Validitas adalah suatu indeks yang mununjukkan suatu alat itu benar
mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui validitas suatu instrmen atau
berikut :
2) Bila r hitung <dari r tabel Ho gagal ditolak, artinya variabel tidak valid
G. Etika Penelitian
from discomfort).
secara sosial.
sebagai subjek penelitian yang diteliti. Proses pendekatan itu sendiri akan
Rachmawati, 2014).
sudah dijawab dan memastikan tidak ada jawaban yang kosong pada
lembar kuisioner.
dan dipersentasekan.
I. Analisa Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
uji chi square ( X2). Analisis uji bivariate ini digunakan untuk melihat
b. Ha ditolak jika p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara
DAFTAR PUSTAKA
Baliyah. 2016. Hubungan Sikap Teman Sebaya Tentang Lgbtdengan Stigma Lgbt
Pada Mahasiswasemester 4 Prodi DIV Kebidanandi Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta. Jurnal Kesehatan : No 7612 - 8891
Hafeez, Hudaisa, dkk. 2017. Health Care Disparities among Lesbian, Gay,
Bosexual, and Transgender Youth: A Literature Review. Americans.
Nina Herlina. 2018. Buku Ajar Psikologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Kemenkes RI:
Jakarta.
Lampiran
Kepada Yth :
Calon Responden
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Universitas Fort
De Kock Bukittinggi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat bermaksud
mengadakan penelitian:
Nama : Gustika
Nim : 2013201059
Alamat : Pasaman Barat
Melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Lingkungan, Teman
LGBT Pada Pekerja Salon Dan Karyawan Cafe di Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2022”. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka saya mohon
Pasaman Barat,........................2022
Peneliti
Gustika
57
Lampiran
LEMBARAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Nama : Gustika
Nim : 2013201059
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Lingkungan,
Teman Sebaya Dan Trauma Psikologis Terhadap Perilaku Penyimpangan Seksual
LGBT Pada Pekerja Salon Dan Karyawan Cafe di Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2022”. Informasi dan data yang saya berikan adalah benar sesuai dengan
kenyataan dari persetujuan pengalaman saya.
Demikianlah persetujuan ini saya tangani dengan sukarela tanpa paksaan
dan tekanan dari siapapun.
Pasaman Barat,..........................2022
Responden
( )
58
7
59