Anda di halaman 1dari 102

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA


SEKOLAH SDN 01 BARUNG BARUNG BALANTAI
KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN 2021

SKRIPSI

Oleh :

RINDA SETRI AYU


NIM 1803112

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2021

i
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA
SEKOLAH SDN 01 BARUNG BARUNG BALANTAI
KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN 2021

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi S-1
Kesehatan Masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan Gigi

Oleh :

RINDA SETRI AYU


NIM 1803112

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2021

ii
PERNYATAANPERSETUJUAN
SKRIPSI
Faktor Faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021

Oleh :
RINDA SETRI AYU
1803112

Skripsi ini sebagai hasil penelitian telah diperiksa, disetujui oleh Pembimbing
Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Stikes Syedza Saintika Padang
dan telah siap untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Stikes Syedza Saintika Padang

Padang, Februari 2022


Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Oktariyani Dasril, M. Kes) (Wiya Elsa Fitri, M. Si )


NIDN : 1005108607 NIDN : 1005068702

Mengetahui
Ketua Prodi S-1 Kesehatan Masyarakat
Stikes Syedza Saintika Padang

(Oktariyani Dasril, SKM, M.Kes)


NIDN:1005108607

iii
LEMBARAN PENGESAHAN

Skripsi ini Telah Disetujui

Padang, Maret 2021

Oleh

Penguji I Penguji II

(Dr. Nova Arikhman, M.Kes) (Annisa Novita Sary, M.Kes)


NIDN :0023117306 NIDN : 1010119002

Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang

(Oktariyani Dasril, M.Kes )

NIDN : 1005108607

iv
PANITIA UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

Pembimbing I Pembimbing II

(Oktariyani Dasril, M.Kes) (Wiya Elsa Fitri, M. Si)

Penguji I

(Dr. Nova Arihkman, M.Kes)

Penguji II

(Annisa Novita Sary, M.Kes)

v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Judul :Faktor Faktor yang berhubungan dengan perilaku


pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah
SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021

Nama : Rinda Setri Ayu

Nim : 1803112

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini adalah tulisan saya


sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian dari skripsi
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
kalimat ataupun simbol yang menunjukkan pendapat atau pemikiran orang lain
yang saya akui seolah-olah tulisan tersebut adalah saya sendiri tanpa
sepengetahuan dan seizin penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut
di atas baik disengaja maupun tidak disengaja, maka saya bersedia menarik
kembali skripsi yang saya ajukan sebagai tugas akhir.

Padang, Maret 2022


Yang membuat pernyataan,

Rinda Setri Ayu

vi
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Maret 2022


Rinda Setri Ayu

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemeliharaan


Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Usia Sekolah SDN 01 Barung Barung
Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021

X, 55 halaman, 2 gambar, 8 tabel, 10 lampiran

ABSTRAK
Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan adalah karies gigi
dan penyakit periodontal. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat Penduduk dengan umur 1-4 tahun yang mempunyai masalah dengan
kesehatan gigi dan mulut sebesar 5,2% dan pada usia 5-9 tahun sebesar 21,1%,
dari angka ini terlihat dengan meningkatnya umur meningkat juga masalah
kesehatan gigi dan mulut terutama karies.
Jenis penelitian analitik dengan desain penelitian crossectional study.
Populasi seluruh murid kelas IV – VI yang berjumlah 101 orang dengan teknik
pengambilan sampel total sampling. Penelitian telah dilakukan pada bulan
Desember Tahun 2021 di SDN 01 Barung Barung Balantai. Data yang digunakan
adalah data primer yaitu dengan melakukan wawancara kepada responden,
analisis data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil penelitian terdapat 71 orang (70,3%) responden yang memiliki
perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik, 40 orang (39,6%)
dengan pengetahuan kurang baik, 60 orang (59,4%) bersikap positif dan 53 orang
(52,5%) mendapatkan peran baik dari orang tua pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut yang baik. Hasil uji statistik ada hubungan pengetahuan (p 0,010), sikap (p
0,005) dan tidak ada hubungan peran orang tua (p 0,328) dengan perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah
Kesimpulan ada hubungan pengetahuan, sikap dan tidak ada hubungan
peran orang tua dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia
sekolah Disarankan kepada petugas kesehatan untuk lebih aktif memberikan
penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut untuk menambah
pengetahuan siswa dan merubah sikap siswa dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut.

Daftar Kepustakaan : 28 (2006-2021)


Kata Kunci : Perilaku, pengetahuan, sikap, peran orang tua

vii
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
PUBLIC HEALTH S1 STUDY PROGRAM

Thesis, March 2022


Rinda Setri Ayu

Factors Associated with Behavioral Dental and Oral Health Maintenance for
School Age Children at SDN 01 Barung Barung Balantai Pesisir Selatan
Regency in 2021

X, 55 pages, 2 pictures, 8 tables, 10 attachments

ABSTRACT

The most common dental and oral diseases are dental caries and
periodontal disease. This can be seen from the data from the Health Office of
West Sumatra Province. The population aged 1-4 years who have problems with
dental and oral health is 5.2% and at the age of 5-9 years is 21.1%. There is also
an increase in dental and oral health problems, especially caries.
This type of research is analytic with a cross-sectional study design. The
population of all students in grades IV – VI, amounting to 101 people with total
sampling technique. The research was conducted in December 2021 at SDN 01
Barung Barung Balantai. The data used are primary data, namely by conducting
interviews with respondents, univariate and bivariate data analysis using the Chi-
Square test.
The results showed that there were 71 people (70.3%) of respondents who
had good dental and oral health maintenance behavior, 40 people (39.6%) of
respondents who had poor knowledge, 60 people (59.4%) of respondents who had
an attitude of positive and 53 people (52.5%) respondents who got a good role
from parents in maintaining good oral and dental health.
The conclusion of the study is that there is a relationship between
knowledge, attitude and there is no relationship between the role of parents (p
with dental and oral health maintenance behavior for school-age children. It is
recommended that health workers be more active in providing counseling about
dental health maintenance. and mouth and conduct demonstrations on how to
properly care for teeth in elementary school children.

Reference : 28 (2006-2021)
Keywords: Behavior, knowledge, attitude, role of parents

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala

petunjuk, kemampuan dan kekuatan yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi penelitian ini yang berjudul “Faktor – Faktor yang

berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak

usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan

Tahun 2021”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan pada Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Peminatan Promosi

Kesehatan Gigi pada Stikes Syedza Saintika Padang.

Dalam proses penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari pihak-pihak yang

telah membantu dan mendukung peneliti untuk tetap yakin dan bisa

menyelesaikan Skripsi ini. Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada Ibu

Oktariyani Dasri, M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Wiya Elsa Fitri, M.Si

selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan sehingga peneliti

sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof DR. H. Syamsul Amar, MS Pembina Yayasan Pengembangan

Sumber Daya Manusia (YPSDM) Sumatera Barat.

2. Bapak Drs. H. Hasrinal, Amd.Kep, MM Ketua Sikes Syedza Saintika

Padang

3. Ibu Oktariyani Dasril, SKM, M.Kes ketua Prodi Kesehatan Masyarakat

Stikes Syedza Saintika Padang.

ix
4. Ibu Dr. Nova Arihman, M.Kes sebagai penguji I yang telah memberikan

arahan, masukan dan petunjuk dalam menyelesaikan Skripsi penelitian.

5. Ibu Annisa Novita Sary, M.Kes sebagai penguji II yang telah memberikan

arahan, masukan dan petunjuk dalam menyelesaikan Skripsi penelitian.

6. Kepala Sekolah dan semua pihak SDN 01 Barung Barung Balantai, yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi penelitian.

7. Kepala Puskesmas dan semua pihak Puskesmas Barung Barung Balantai

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi penelitian.

8. Semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung

dalam menyelesaikan Skripsi penelitian ini.

9. Rekan-rekan seperjuangan yang telah bekerja sama dan saling membantu

dalam banyak hal.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian Skripsi

penelitian ini. Namun penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.

Padang, Mei 2022

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….... iii
HALAMAN PANITIA UJIAN SKRIPSI…………………….……….... iii
HALAMAN ORISINAL…….………………………………………….... iv
ABSTRAK……………………………………………………………….... v
ABSTRACK………………….………………………………………….... vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………..... vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL……………………………………………..............….. x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................5
1.3.2 Khusus....................................................................................5
..........................................................................................................................
1.4 Manfaat penelitian..........................................................................6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Tinjauan Teoritis............................................................................8
2.1.1 Anak Usia Sekolah................................................................8
2.1.2 Kesehatan Gizi dan Mulut....................................................10
2.1.3 Pengetahuan..........................................................................18
2.1.4 Sikap.....................................................................................21
2.1.5 Peran Orang Tua...................................................................24
2.3 Kerangka Teori...............................................................................29

BAB IIIMETODE PENELITIAN


3.1 Disain penelitian...............................................................................31
3.2 Tempat dan Waktu penelitian..........................................................31
3.3Populasi dan Sampel.........................................................................31
3.4 Jenis Data........................................................................................33
3.5 Instrumen Penelitian.......................................................................33
3.6 Teknik Pengolahan Data.................................................................34
3.7 Analisa Data....................................................................................35
3.8 Kerangka Konsep............................................................................36
3.9 Hipotesis.........................................................................................37
3.10 Definisi Operasional.....................................................................38

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1 Hasil Univariat................................................................................40
4.2 Hasil Bivariat..................................................................................42

xi
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Univariat..........................................................................................45
5.2 Bivariat............................................................................................49

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan......................................................................................53
6.2 Saran...............................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………...…………... 34


Tabel 4.1 Distribusi frekuensi perilaku anak dalam pemeliharaan 40
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung
Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021…….

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Pengetahuan anak dalam pemeliharaan 40


kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung
Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021……

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi sikap anak dalam pemeliharaan kesehatan 41


gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung
Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021……

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi peran orang tua dalam pemeliharaan 41


kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung
Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021…….

Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Dengan perilaku anak dalam 42


pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah
SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021…………………………………………………..

Tabel 4.6 Hubungan Sikap Dengan perilaku anak dalam pemeliharaan 43


kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung
Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
2021…………………………………………………..

Tabel 4.7 Hubungan Peran Orang Tua Dengan perilaku anak dalam 44
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah
SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021…………………………………………………..

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Gigi............................................................................ 14

Gambar 2.2 Kerangka Teori............................................................................ 29

Gambar 3.1 Kerangka Konsep......................................................................... 34

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Ganchart
Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 : Master Tabel Penelitian
Lampiran 6 : Hasil Olahan data
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 8 : Surat Balasan Selesai Penelitian
Lampiran 9 : Dokumenteasi Penelitian
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia perlu diperhatikan. Di

Indonesia, penyakit gigi dan mulut berada pada sepuluh besar penyakit terbanyak yang

tersebar di berbagai wilayah (Mikail, B., & Candra, A, 2011). Prevalensi kejadian karies

terjadi kenaikan angka pada penduduk Indonesia pada tahun 1995 sebesar 63 % menjadi

90 % pada tahun 2011 (Dirjen Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi, 2011). Untuk

itu masalah karies di Indonesia memerlukan penanganan yang serius dari berbagai pihak.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan penunjang tercapainya kesehatan tubuh

yang optimal. Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang terpelihara akan berpengaruh pada

peningkatan kualitas hidup dan produktifitas sumber daya manusia. Upaya pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut harus dilakukan sejak dini pada usia sekolah dasar mengingat

penyakit gigi dan mulut berada pada peringkat sepuluh besar penyakit yang terbanyak

dan tersebar di berbagai wilayah (Ramadhani, 2018).

Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan adalah karies gigi dan

penyakit periodontal. World Health Organization (WHO) 2019, karies gigi di wilayah

Asia Selatan-Timur mencapai 75%-90% terserang karies gigi di seluruh dunia 60-90%

anak mengalami karies gigi. Prevalensi karies terus menurun di negara maju sedangkan

di negara-negara berkembang termasuk Indonesia ada kecenderungan kenaikan (Gultom,

2019).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, sebanyak 57%

dari penduduk provinsi Sumatera Barat masih mengalami kesehatan gigi dan mulut

dengan 9,5% penduduk mendapatkan perawatan dan pengobatan. Berdasarkan laporan

1
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Penduduk dengan umur 1-4 tahun yang

mempunyai masalah dengan kesehatan gigi dan mulut sebesar 5,2% dan pada usia 5-9

tahun sebesar 21,1%, dari angka ini terlihat dengan meningkatnya umur meningkat juga

masalah kesehatan gigi dan mulut terutama karies (Talibo & Mulyadi, 2016).

Presentasi mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 93% ditemukan

pada kelompok usia 6-12 tahun, karena pada usia 6-12 tahun sebagian besar masih

memiliki kebiasaan menggosok gigi yang keliru yaitu saat mandi pagi dan mandi sore.

Hal ini dibuktikan bahwa kebiasaan benar menggosok gigi anak usia sekolah hanya 2%

(BPPK, 2018). Ditemukan bahwa 91, 1% orang Indonesia menggosok gigi setiap hari.

Namun hanya 7,3% dari keseluruhan melakukan penggosokan gigi dengan benar. Fakta

yang terjadi 72,1% penduduk indonesia memiliki masalah gigi berlubang dan 46,5%

diantaranya tidak merawat gigi berlubang (Lubis & Nugrahaeni, 2018).

Dampak dari kurangnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yaitu

menyebabkan penyakit gigi berlubang antara lain karena struktur gigi, mikroorganisme

mulut, lingkungan subtract (makanan), dan lamanya waktu makanan menempel didalam

mulut. Faktor lain adalah usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan,

lingkungan, kesadaran dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi

(Hermawan, 2016).

Selain itu kurangnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dapat

menyebabkan karies gigi. Karies gigi pada anak apabila dibiarkan begitu saja akan

mengakibatkan masalah kesehatan lain. Akibat dari karies gigi pada anak antara lain akan

menimbulkan masalah nyeri, kelainan jantung, infeksi ginjal, infeksi lambung, dan

kematian (Minata,2011). Anak yang mengalami kerusakan gigi akan malas beraktivitas

karena harus menahan rasa sakit pada gigi dan mulutnya. Rasa sakit itu juga dapat

menyebabkan anak mengalami penurunan selera makan. Hal ini berdampak pada

2
kekurangan asupan gizi pada anak. Selain itu, apabila gigi dibiarkan membusuk maka

gigi berlubang harus dicabut. Pencabutan gigi pada anak sekolah mengakibatkan ada

ruang kosong yang menyulitkan anak dalam mengunyah makanan. Hal tersebut dapat

mempengaruhi pertumbuhan anak jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut yang dialami oleh anak pada saat ini

dipicu karena perilaku yang kurang baik dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Bentuk perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang salah yaitu menggosok gigi

yang tidak benar sehingga dapat meninggalkan sisa - sisa makanan bahkan penumpukan

sisa makanan yang dapat membentuk asam mikrobial sehingga lama kelamaan akan

menimbulkan destruksi komponen organik gigi dan mengakibatkan gigi berlubang. Serta

kurang pedulinya anak dalam melakukan perawatan pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut karena mereka menganggap tidak penting (Hermawan, 2016).

Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi yang

benar sangat penting diajarkan kepada anak – anak karena sangat mempengaruhi tingkat

kebersihan giginya. Kurangnya perilaku pemelihataan kesehatan gigi dan mulut pada

anak dipengaruhi oleh salah satunya yaitu pengetahuan yang rendah. Hal inimenunjukkan

bahwa anak-anak masih kurang mendapat pengetahuan tentangcara menyikat gigi yang

benar dan menjadikan ini menjadi salah satu faktor utama dalam tingginya kerusakan gigi

pada anak sehingga menimbulkan perilaku yang kurang baik dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut (Kasang, 2016).

Selain pengetahuan, sikap juga berkontribusi dalam pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut. Jika anak memiliki sikap negatif dengan menganggap bahwa melakukan

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut itu tidak penting maka mereka juga akan

menunjukkan perilaku yang kurang baik dengan tidak melakukan perawatan kesehatan

gigi dan mulut dalam kehidupan sehari – hari (Kasang, 2016).

3
Perilaku pemeliharan kesehatan gigi dan mulut yang dipicu karena faktor

pengetahuan dan sikap ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sintya Azwir

(2019) tentang faktor yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia

sekolah yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p =

0,002) dan sikap (p = 0,014) dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Selain pengetahuan dan sikap, peran orang tua juga berkontribusi dalam

mempengaruhi perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Dimana peran orang tua

dalam membantu anak dan mengajarkan anak bagaimana cara merawat gigi dan mulut

akan berdampak positif pada kesehatan gigi dan mulut anak. Anak yang mendapatkan

pengawasan baik dari orang tua tentang pemeliharaan kesehatan akan cenderung

menunjukkan perilaku positif dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Orang tua

yang mengawasi anak dalam melakukan perawatan gigi dan mulut misalnya dengan

mengingatkan anak untuk menggosok gigi sebelum tidur akan memberikan kebiasaan

atau perilaku positif kepada anak untuk melakukannya setiap hari (Junralis, 2018).

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Junralis (2018) tentang

hubungan peran orang tua dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah

yang menyatakan ada hubungan peran orang tua dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut anak sekolah dengan nilai p value 0,004.

Berdasarkan hasil pemeriksaan langsung yang peneliti lakukan pada murid SD

kelas 1 di semua SD wilayah kerja Puskesmas Barung Barung Balantai Kecamatan

Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan ketika penulis melakukan kegiatan skrining

(penjaringan kesehatan) anak pada awal bulan Agustus 2021 penulis mendapatkan data

bahwasanya dari 20 Sekolah Dasar yang dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut

didapatkan data anak yang terjaring bermasalah dengan karies gigi rata-rata setiap

sekolah 70% orang anak yang menderita karies. Adapun sekolah dasar dengan angka

4
karies pada anak yang paling banyak ditemukan di SDN 01 Barung Barung Balantai,

dimana dari 27 anak yang diperiksa kesehatan gigi ditemukan 20 anak menderita karies

gigi. SDN 01 merupakan SDN percontohan yang sudah mendapatkan sertifikat adiwiyata

nasional dan UKS provinsi di wilayah kerja Puskesmas Barung Barung Balantai sehingga

merupakan SD favorit bagi anak- anak dan orang tua sehingga memiliki murid paling

banyak diantara sekolah yang ada di wilayah Puskesmas Barung Barung Balantai.

Hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap 10 orang terdapat 7 orang (70%)

diantara meraka tidak mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan gigi dan mulut

dengan benar dan 5 orang (50%) diantara mereka juga mengatakan kurang mendapatkan

perhatian dari orang tua dalam melakukan perawatan gigi dan mulut seperti orang tua

jarang mengingatkan anak mereka untuk menggosok gigi sebelum tidur dan setelah

makan. Serta orang tua juga jarang membawa anak mereka melakukan pemeriksaan

kesehatan gigi dan mulut ke fasilitas kesehatan.

Selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan kepada 10 orang

siswa kelas IV – VI di SDN 01 Barung Balantai didapatkan 5 (50%) orang diantara

mereka mengalami karies gigi. Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa yang

mengalami karies gigi tersebut mereka kurang tau cara perawatan kesehatan gigi dan

mulut yang benar serta mereka enggan dan jarang menggosok gigi sebelum tidur dan

sesudah makan. Selain itu hasil wawancara mereka juga mengatakan bahwa orang tua

mereka jarang mengingatkan mereka untuk menggosok gigi terutama sebelum tidur.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan penelitian tentang

Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan

Tahun 2021.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah apa sajakah “Faktor – Faktor yang berhubungan dengan

perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung

Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021?”

1.3 Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

Diketahui Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021.

2) Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten

Pesisir Selatan Tahun 2021.

b. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan anak tentang pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021.

c. Diketahui distribusi frekuensi sikap anak tentang pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten

Pesisir Selatan Tahun 2021.

d. Diketahui distribusi frekuensi peran orang tua dalam pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten

Pesisir Selatan Tahun 2021.

e. Diketahui distribusi pengetahuan dengan perilaku anak dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai

6
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021.

f. Diketahui distribusi sikap dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten

Pesisir Selatan Tahun 2021.

g. Diketahui distribusi peran orang tua dengan perilaku anak dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan tingkat pengetahuan

orang tua dengan sikap dan kebiasaan anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut anak usia sekolah di SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten

Pesisir Selatan.

2. Bagi Siswa

Mengetahui sikap dan kebiasaan yang baik dalam memelihara kesehatan gigi dan

mulut.

3. Bagi Puskesmas Wilayah Kerja

Meningkatkan keahlian tenaga kesehatan, khususnya tenaga promosi kesehatan

gigi dan mulut dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan di bidang promosi

kesehatan gigi dan mulut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini membahas tentang ” Faktor – Faktor yang berhubungan

dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01

Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”. Tujuan dalam

7
penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain penelitian

crossectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas IV – VI

SDN 01 Barung Barung Balantai yang berjumlah 101 orang yang berjumlah 101

orang dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Penelitian telah dilakukan

pada bulan Desember Tahun 2021 di SDN 01 Barung Barung Balantai. Data yang

digunakan adalah data primer yaitu dengan melakukan wawancara kepada

responden, analisis data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-

Square.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia Sekolah


2.1.1 Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu

golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak

yang berusia 6-12 tahun Anak usia sekolah Periode usia pertengahan ini dimulai

dengan masuknya anak kedalam lingkungan sekolah (WHO, 2016).

Masa anak usia sekolah dimulai dari usia 6 -12 tahun atau sampai tiba saatnya

individu menjadi matang seksual. Selama satu sampai dua tahun terakhir dari masa

anak-anak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini dapat merubah dalam

sikap, nilai-nilai dan perilaku. Menjelang akhir periode anak mempersiapkan diri

secara fisik dan psikologis untuk memasuki tahap remaja. Anak pada masa ini

dinamakan anak usia sekolah karena anak sudah memasuki dunia pendidikan yang

lebih serius walaupun pembelajaran di sekolah harus disesuaikan dengan nanak-anak.

Masa ini juga ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dalam berperilaku, yang

dapat membuat anak lebih siap dan mampu untuk belajar dibandingkan sebelumnya

(Christiana,2012).

Pada Usia sekolah orang tua harus mengetahui beberapa hal dari

perkembangan kesehatan gigi dan mulut anakya yaitu 1) mulai sekitar 6 tahun, gigi

permanen tumbuh dan anak secara bertahap kehilangan gigi deciduinya; 2) kunjungan

kedokter gigi secara teratur adalah penting bagi anak dalam penanaman rasa berani

dan percaya diri; 3) suplemen fluorida harus dilanjukan jika persediaan air tidak

mengandung flourida yang cukup; 4) orang tua harus melakukan flossing pada anak;

5) pada usia ini anak harus menyikat giginya setelah makan dengan sikat gigi nilon

9
yang lembut, pengawasan dan bantuan orang tua biasanya tidak diperlukan lagi tetapi

peranan orag tua dalam mengingatkan anak tetap dilakukan; 6) pada kelompok usia

ini penyakit gigi dan mulut semakin jelas yaitunya: karies, maloklusi dan penyakit

periodontal (Hermawan, 2016).

2.1.2 Karakterisktik Gigi Anak Usia Sekolah

Pada usia 6 tahun sampai 7 tahun, gigi yang tumbuh antara lain gigi seri

tengah dan gigi geraham pertama. Usia 7 sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah,

dan gigi seri lateral. Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula.

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama, gigi taring bagian

maksila, dan gigi geraham kecil kedua. Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai

dengan tanggalnya gigi susu yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan

tumbuhnya gigi permanen, kecuali geraham belakang. Gigi permanen yang tumbuh

pada anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena perpindahan

dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki risiko tinggi terkena karies gigi

(Charles, 2016).

Anak yang mengalami kerusakan gigi akan malas beraktivitas karena harus

menahan rasa sakit pada gigi dan mulutnya. Rasa sakit itu juga dapat menyebabkan

anak mengalami penurunan selera makan. Hal ini berdampak pada kekurangan

asupan gizi pada anak. Selain itu, apabila gigi dibiarkan membusuk maka gigi

berlubang harus dicabut. Pencabutan gigi pada anak sekolah mengakibatkan ada

ruang kosong yang menyulitkan anak dalam mengunyah makanan. Hal tersebut dapat

mempengaruhi pertumbuhan anak jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Menggosok gigi yang salah dapat meninggalkan sisa - sisa makanan bahkan

penumpukan sisa makanan yang dapat membentuk asam mikrobial sehingga lama

kelamaan akan menimbulkan destruksi komponen organik gigi dan mengakibatkan


10
gigi berlubang. Berbagai sarana informasi telah diberikan mengenai kesehatan gigi

dan cara perawatannya. Namun, angka prevalensi kerusakan gigi pada anak di

Indonesia masih tinggi (Hermawan, 2016).

2.1.3 Kesehatan Gigi dan Mulut

Mulut adalah rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air, mulut

merupakan bagian awal dari sistem pencernaan. Didalam mulut terdapat gigi,

lidah dan ludah. Gigi adalah tulang keras dan kecil berwarna putih yang tumbuh

tersusun berakar dalam gusi. Gigi tersusun dalam dua lingkung, dirahang atas dan

bawah yang dikelilingi oleh pipi dan lidah. Tiap gigi terdiri atas mahkota gigi dan

akar gigi yang bersatu pada bagian yang sedikit lebih tipis yang disebut leher gigi

(Utami, 2015).

Beberapa pakar mengemukakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan

bagian integral dari kesehatan secara umum, namun banyak orang tidak

mengetahui bahwa rongga mulut berperan penting bagi kesehatan tubuh. Rongga

mulut yang sehat memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif,

menikmati berbagai macam makanan, meningkatkan kualitas hidup, percaya diri

dan mempunyai kehidupan sosial yang lebih baik. Kondisi sebaliknya, rongga

mulut yang tidak sehat dapat berpengaruh pada kehidupan sosial seseorang,

keterbatasan fungsi pengunyahan, keterbatasan fungsi bicara, rasa sakit dan

terganggunya waktu bekerja atau sekolah (Halim, 2011).

Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus

dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari

memperhatikan diet makanan, membatasi makanan yang mengandung gula dan

makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dan

11
menyikat gigi harus menggunakan teknik dan cara yang tidak merusak stuktur

gigi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter

gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa diperhatikan lagi dan

merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan

sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan. (Malik, 2018).

2.1.3.1 Penyakit Gigi

Perawatan gigi yang kurang baik dan tidak ada kuat dapat menyebabkan masalah

kesehatan gigi. Masalah yang biasa muncul pada anak-anak adalah gigi berlubang

(karies), maloklusi, dan penyakit periodontal.

a. Karies Gigi (Kavitis)

Caries atau karies dalam bahasa indonesia, sebenarnya istilah untuk

lubang gigi. Karies diawali dengan timbulnya bercak cokelat atau putih yang

kemudian berkembang menjadi lubang cokelat. Lubang ini terjadi karena

luluhnya mineral gigi akibat reaksi fermentasi karbohidrat termaksud

sukrosa, fruktosa, dan glukosa oleh beberapa bakteri penghasil asam. Lubang

gigi baru akan terasa sakit bila lubang gigi sudah dalam mencapai rongga

pulpa yang berisi pembuluh darah dan saraf. Karies dapat dicegah dengan

melakukan kebiasan baik menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur dan

rutin memeriksa gigi setiap enam bulan sekali (Marthariwansyah, 2018).

Karies atau gigi berlubang adalah yang membusuk di dalam gigi yang

terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email

(permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian

dalam gigi. Penyebab penyakit gigi ini diakibatkan karena adanya kuman.

Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak diderita anak-anak

maupun orang dewasa. Anak usia 6-14 tahun merupakan kelompok usia

12
kritis terkena karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi

permanen. Faktor yang dapat menyebabkan karies terdiri dari faktor kausal;

1) tertinggalnya karbohidrat yang mudah diragi didalam mulut; 2) adanya

bakteri acidogenesis dalam mulut (berbentuk asam), sedangkan faktor

konditinal yaitu: 1) yang bekerja secara umum: umur, makanan, pengaruh

iklim, dan 2) yang berpengaruh di dalam mulut: gigi, saliva dan makanan

(Charly, 2012).

Martariwansyah (2018) menyatakan bahwa karies gigi terbagi menjadi

tiga, yaitu :

a) Karies superfisial, yaitu gigi berlubang yang hanya mengenai lapisan gigi

terluar.

b) Karies media, yaitu gigi berlubang yang sudah mengenai dentin.

c) Karies profunda, yaitu gigi berlubang yang sudah mengenai jaringan pulpa.

d) Gingtivitis (Peradangan Gusi) radang gusi terjadi akibat adanya plak dan

bakteri.

e) Penyakit Periodental (jaringan pendukung gigi)

b. Maloklusi

Secara harfia, maloklusi berarti “gigitan buruk’’. Malocclusion atau

maloklusi adalah keadaan gigi yang menyimpang dari keadaan normal

sehingga menyebabkan timbulnya masalah dalam menggigit atau

mengunyah. Kondisi ini juga dapat disebut sebagai gigitan tidak teratur,

crosbite, atau overbite. Maloklusi dapat dilihat sebagai bengkok, ramai, atau

menonjol. Hal ini dapat mempengaruhi penampilan seseorang, ucapan, dan

kemampuan untuk makan. Maloklusi paling sering terjadi karena faktor

keturunan. Misalnya, ukuran rahang mengikuti garis keturunan ibu dimana

13
rahang berukuran kecil, sedangkan ukuran gigi mengikuti garis keturunan

bapak yang ukurannya giginya besar. Kondisi yang sering terjadi adalah gigi

terlalu banyak atau terlalu sedikit, terlalu banyak atau terlalu sering kondisi

ruang antara gigi, mulut tidak teratur dan bentuk, dan formasi atipikal dari

rahang dan wajah seperti bibir sumbing. Namun maloklusi dapat terjadi

akibat kebiasaan buruk seperti mingisap jari atau jempol, menetrasi lidah,

premature hilangnya gigi dari kecelakaan atau penyakit gigi, dan kondisi

medis seperti pembesaran amandel dan kelenjar gondok yang menyebabkan

pernafasan mulut (Andriani, 2015).

c. Penyakit Periodontal

Pada periodontitis akan terbentuk kantong diantara gigi dan gusi dan

meluas kebawah antara akar gigi dan tulang bawahnya. Jika keadaan ini terus

berlanjut, pada akhirnya banyak tulang rahang dekat kantong yang rusak

sehingga gigi lepas.Penyakit periodontal merupakan kondisi peradangan dan

degeneratif yang mengenai gusi dan jaringan penyokong gigi. Penyakit ini

disebabkan oleh respon imun, penyakit lain seperti diabetes, stres,

mengonsumsi obat. Masalah yang sering muncul terkait periodontal adalah

gingivitis (inflamasi ringan pada gusi) dan periodontitis (inflamasi gusi dan

kehilangan jaringan ikat serta tulang yang menyokong struktur gigi).

Gingivitis merupakan penyakit periodontal stadium awal berupa peradangan.

Penyebab terjadinya gingivitis adalah seperti bakteri, plak dan karang gigi.

Radang gusi ditandai pada gusi bengkak, warnanya merah terang, dan mudah

berdarah dengan sentuhan ringan (Wazia, 2015).

2.1.3.2 Anatomi Gigi

14
Gambar 2.1 Struktur anatomi gigi.

Struktur gigi pada manusia terbagi dua bagian yaitu bagian mahkota dan

bagian akar. Pada bagian mahkota merupakan bagian gigi yang terlihat dalam

mulut, sedangkan pada bagian akar merupakan bagian yang tertanam didalam

tulang rahang (Tarigan, 2016)

Menurut Tarigan tahun 2016, pada bagian gigi manusia terstruktur/ tersusun

atas 4 (empat) jaringan yakni:

a) Mahkota merupakan bagian yang menonjol dari rahang.

b) Leher merupakan bagian yang terletak antara mahkota dengan bagian akar gigi.

c) Akar merupakan bagian yang tertanam didalam rahang.

d) Email dikenal juga dengan istilah “Enamel”, merupakan jaringan yang berfungsi

untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang sangat keras yang berada di bagian

paling luar gigi manusia. Warna email gigi pun sebenarnya tidak putih mutlak,

kebanyakan lebih mengarah keabu-abuan dan semi translusen. Kecuali pada

kondisi enamel yang abnormal sering kali menghasilkan warna yang

menyimpang dari warna enamel yang cenderung mengarah ke warna gelap.

e) Tulang dikenal dengan istilah “dentin’’ yaitu tulang yang merupakan lapisan yang

15
berada pada pada lapisan setelah email yang dibentuk dari zat kapur. Dentin juga

merupakan bagian terluas dari struktur gigi, meliputi seluruh panjang gigi mulai

dari mahkota hingga akar. Dentin pada mahkota gigi dentin dilapisi oleh enamel,

sedangkan dentin pada akar gigi dentin yang dilapisi enamel, sedangkan dentin

pada akar gigi dilapisi oleh semen.

f) Rongga gigi adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh darah kapiler

dan serabut-serabut syaraf.

g) Rongga gigi adalah rongga yang didalamnya terdapat pembuluh darah kapiler dan

serabut-serabut syaraf.

2.1.3.3 Akibat Penyakit Gigi

Masalah kesehatan gigi dapat menyebabkan kematian bila infeksinya

sudah parah karena akan mempengaruhi jaringan tubuh lain seperti tenggorokan,

jantung hingga otak. Dampak yang akan dialami seseorang dengan masalah gigi

antara lain keterbatasan fungsi gigi (sulit mengunyah, makanan tersangkut, bau

nafas, pencernaan disabilitas fisik (diet tidak memuaskan, menghindari makanan

tertentu, tidak dapat menggosok gigi dengan baik), rasa sakit setiap mengunyah

(sakit kepala, infeksi, sakit radang), ketidaknyamanan psikis (merasa rendah diri,

sangat khawatir), dan disabilitas psikis (tidur terganggu, sulit berkonsentrasi,

merasa malu) (Minata, 2011).

2.1.3.4 Pemeliharaan Gigi

Menurut Arisman (2015) perawatan gigi yang benar dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

16
a. Menggosok gigi (brushing)
1. Metode Menggosok Gigi
a. Gerakan Vertikal

Arah gerakan menggosok gigi ke atas kebawah dalam keadaan rahang

bawah dan atas tertutup. Gerakan ini digunakan untuk permukaan gigi

yang menghadap ke pipi sedangkan untuk permukaan yang

menghadap lidah atau langit-langit. Gerakan menggosok gigi ke atas

kebawah dalam keadaan mulut terbuka. Jika menggosok gigi dengan

cara ini tidak benar maka dapat menimbulkan resensi penurunan gusi

sehingga akar gigi terlihat (Ghofur, 2012).

b. Gerakan Horizontal

Arah gerakan menggosok gigi ke depan dan belakang dari permukaan

bukal dan lingual. Gerakan menggosok pada bidang kunyah dikenal

sebagai scrub brush, dengan menggunakan cara yang dilakukan dan

sesuai dengan bentuk anatomi permukaan kunyah. Kombinasi gerakan

vertikal dan horizontal harus dilakukan dengan hati-hati jika tidak

hati-hati akan menyebabkan resesi gusi / abrasi lapisan gigi (Ghofur,

2012).

c. Gerakan Roll

Gerakannya sederhana, paling dianjurkan karena gerakannya yang

efesian dan menjangkau semua bagian mulut, bulu sikat diletakan

pada permukaan gusi, jauh dari permukaan bidang kunyah ujung bulu

sikat mengarah ke ujung akar perlahan melewati permukaan gigi

sehingga bagian belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan

(Ghofur, 2012).

17
2. Pemilihan sikat yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi.

Apabila kita salah memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau. Untuk anak usia

sekolah sikat gigi yang baik adalah sikat gigi dengan bulu halus yang

terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm. Pilih sikat gigi yang kecil

baik tangkai maupun kepala sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi. Ujung kepala sikat menyempit agar mudah menjangkau

seluruh bagian mulut yang relatif kecil (Charles, 2012).

3. Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan

sebelum tidur). Hal itu merupakan dasar untuk program oral hygiene yang

efektif. Menggosok gigi sebelum tidur sangat penting karena saat tidur

terjadi interaksi antara bakteri mulut dengan sisa makanan pada gigi.

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2 kali,

setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.

4. Pemeriksaan ke Dokter Gigi

Pemeriksaan gigi kedokter gigi masih sangat minim dilakukan

pada masyarakat Indonesia. Padahal apabila sejak dini anak diajarkan

untuk melakukan pemeriksa kesehatan gigi secara rutin, maka angka

kejadian karies gigi akan berkurang. Pemeriksaan secara rutin 6 bulan

sekali telah dicanangkan oleh pemerintah. Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah, karena pada anak usia sekolah

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen. Usaha lain
18
yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan gigi

adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). UKGS ini merupakan

bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melakukan

pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana (Charles, 2012).

5. Mengatur Makanan

Anak pada usia sekolah sering mengonsumsi makanan manis

seperti cokelat, permen, kue, dan lain sebagainya. Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi. Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk menghasilkan

asam sebelum dinetralisasi oleh saliva. Konsumsi makanan tersebut

apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang benar akan berisiko

terkena karies gigi. Oleh karena itu pada anak usia sekolah dianjurkan diet

lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh (Raindha dalam Schuurs 2016)

menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kenaikan karies gigi

dengan frekuensi kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung

sukrosa. Sukrosa yang berlebih dapat mengakibatkan pH dari plak gigi

akan turun dari 6.5 menjadi 5.0. Penurunan pH tersebut menyebabkan

demineralisasi dari lapisan email gigi (Ghofur, 2012).

Oleh karena itu seseorang yang sering mengkonsumsi makanan

mengandung sukrosa, semakin lama keadaan pH asam bertahan dalam

rongga mulut. Sumber makanan yang baik dikonsumsi untuk penguat gigi

yakni makanan yang mengandung tinggi kalsium (Charles, 2016).

19
2.1.3 Tingkat Pengetahuan
2.1.3.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya), dengan sendirinya

pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek, sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Dewi dan Wawan,

2011).

2.1.3.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup

didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu : (Dewi dan Wawan, 2011).

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya setelah mengamati sesuatu, Oleh sebab itu tahu ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya (Dewi dan Wawan, 2011).

b. Memahami (comprehension)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

20
sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut (Dewi

dan Wawan, 2011).

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagi kemampuan apabila seseorang yang telah

memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang telah diketahui tersebut pada situasi yang lain (Dewi dan Wawan,

2011).

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, dan mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang

tersebut telah dapat membedakan, atau mengelompokan, membuat diagram

(bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut (Dewi dan Wawan, 2011).

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang

untuk merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang telah ada (Dewi dan Wawan, 2011).

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan

21
sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri (Dewi dan

Wawan, 2011).

2.1.3.3 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab mengenai materi

tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut

mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan tersebut

dinamakan pengetahuan. Pengukuran bobot pengetahuan seseorang ditetapkan

menurut hal-hal sebagai berikut :

a. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

b. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi dan analisis.

c. Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi.

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Dalam

mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan maupun

tahapan pengetahuan (Riyanto, 2013).

Ari Kunto (2006) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi

tiga tingkatan yang di dasarkan pada nilai persentase yaitu :

a. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%

b. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-74%

c. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55% (Riyanto, 2013).

2.1.4 Sikap
2.1.4.1 Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulasi atau obyek (Notoatmodjo, 2007). Manifestasi sikap itu

22
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu (Dewi dan Wawan,

2011).

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat

ditafsirkan dahulu dari perilaku yang tertup. Sikap secara nyata menunjukan

konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan

sehari - sehari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus

sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan atau prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi

tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang tebuka

(Notoatmodjo, 2010).

2.1.4.2 Komponen sikap

Menurut Aswar (2011) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling

menunjang yaitu:

1. Komponen kognitif, representasi yang dipercayai individu pemilik sikap,

komponen kognitif berisi kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu

dapat disamakan penanganan (opini) terutama apablila menyangkut masalah isu

atau yang kontroversial.

2. Komponen afektif, perasaan yang menyangkut aspek emosional.

3. Komponen koratif, aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang

dimiliki oleh seseorang.

2.1.4.3 Tingkatan sikap

23
Menurut Notoatmodjo (2007) Berbagai tingkatan dalam pembentukan

sikap yaitu :

1. Menerima (receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena suatu usaha untuk

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjakan

itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah-masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan

sikap yang paling tinggi.

2.1.4.4 Pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak lansung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan

responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden

melalui kuesioner (Dewi dan Wawan 2011).

24
Skala Likers (Method of Summateds Ratings) Likert (1932) mengajukan

metodenya sebagai alternatif yang sederhana, masing masing responden diminta

melakukan egreement untuk masing-masing item dalam skala yang terdiri dari 5

point (Sangat setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak setuju, Sangat tidak setuju).

Semua item yang Favorabel kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk

sangat setuju nilainya 5 dan sangat tidak setuju nilainya 1 begitupun sebaliknya

(Dewi dan Wawan 2011).

Dalam penelitian ini, pada variabel sikap menggunakan 2 kategori hasil

ukur yaitu positif dan negatif. Sikap dikategorikan positif jika skor jawaban

responden ≥ dari nilai mean dan sikap dikategorikan negatif jika skor jawaban

responden < dari nilai mean. Skor didapatkan dari jumlah jawaban kuisoner

responden. Sedangkan nilai mean didapatkan yaitu nilai rata-rata dari skor

jawaban seluruh responden (Charles, 2016).

2.1.5 Peran Orang Tua

Menurut teori orang tua yaitu terdiri dari ayah dan ibu. Orang tua memiliki

peran penting dalam membimbing dan mendampingi anak-anaknya baik dalam

pendidikan formal maupun non-formal. Peran orang tua itu sendiri dapat

mempengaruhi perkembangan anak dalam aspek kognitif, efektif, dan psikmotor

(Samadi, 2014).

Orang tua sudah bisa membawa anak ketempat pelayanan gigi sejalan

dengan mulai tumbuhnya gigi anak antara enam bulan sampai setahun, karena

kunjungan ini berarti bagi orang tua dan anak. Orang tua ayah/ ibu bisa konsultasi

mengenai pola makan anak, cara pembersihan gigi atau apapun yang perlu

diketahuinya mengenai penjagaan gigi anak. Kunjungan pertama yang

menyenangkan bagi anak akan berakibat secara psikologis bahwa perawatan gigi

25
bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti, sehingga kunjungan berikutnya tidak akan

ada masalah. Namun apabila ibu tidak pernah melakukan konsultasi gigi sejak

awal, ibu tidak tahu bagaimana merawat gigi anak dirumah, maka rantai itupun

bersambung kearah munculnya gigi berlobang, rasa sakit bahkan bengkak pada

pipi (Herman, 2015).

Peran dan Pola asuh yaitu bagaimana orang tua dalam mendidik anak

mereka dalam kehidupan sehari. Orang tua berperan penting dalam setiap

kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak, pengawasan dari orang tua dapat

menentukan tingkah laku anak dimasa yang akan datang salah satunya dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Peranan orang tua secara khusus dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak adalah keterlibatan orang tua

terutama ibu secara aktif dengan segenap pengetahuan, kesadaran, kemampuan

dan kemauan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak (Risnawati,

2016).

Keberhasilan perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh peran orang tua

dalam melakukan perawatan gigi. Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien

dibandingkan anak yang menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua.

Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan gigi antara lain

membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada anak yang berusia dibawah

10 tahun, karena anak belum memiliki kemampuan motorik yang baik untuk

menggosok gigi terutama pada gigi bagian belakang (Herman, 2015).

Dalam penelitian ini, pada variabel peran orang tua menggunakan 2

kategori hasil ukur yaitu baik dan tidak baik. Peran orang tua dikategorikan baik

jika skor jawaban responden ≥ dari nilai mean dan peran orang tua dikategorikan

tidak baik jika skor jawaban responden < dari nilai mean. Skor didapatkan dari
26
jumlah jawaban kuisoner responden. Sedangkan nilai mean didapatkan yaitu nilai

rata-rata dari skor jawaban seluruh responden (Herman, 2015).

2.1.6 Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang

bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai

dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka

mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia,

pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai

bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,

kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang

dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Hidayat,

2012).

2.1.6.1 Jenis – Jenis Perilaku

a. Respondent respone atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut

eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relative tetap.

Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan makan, cahaya terang

menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya Respondent response ini juga

mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih

atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta,

dan sebagainya.

b. Operant response atau instrumental response, yakni respons yang timbul dan

berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang

27
ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons.

Misalnya apabila seseorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan

baik (respons terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh

penghargaan dari atasannya (stimuls baru), maka petugas kesehatan tersebut akan

lebih baik lagi dalam melaksankan tugasnya (Notoadmodjo, 2011).

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan

menjadi dua.

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

Oleh sebab itu, disebut convert behavior atau unobservable behavior, misalnya:

seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu

bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya. Bentuk

perilaku tertutup lainnya adalah sikap, yakni penilaian terhadap objek.

b. Perilaku terbuka (overt behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam

bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah

jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practive), yang dengan mudah dapat

diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut over behavior,

tindakan nyata atau praktik (practice) misalnya, seorang ibu memeriksakan

kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk di imunisasi,

penderita TB paru minum obat secara teratur, dan sebagainya (Charles, 2012).

2.1.6.2 Faktor – Faktor yang mempengaruhi perilaku

Setiap individu memiliki perlakunya sendiri yang berbeda dengan individu lain,
28
termasuk pada kembar identik sekalipun. Perilaku tidak selalu mengikuti urutan tertentu

sehingga terbentuknya perilaku positif tidak selalu dipengaruhi oleh pengetahuan dan

sikap positif. Menurut teori Lawgreen mengklasifikasi beberapa faktor penyebab sebuah

tindakan atau perilaku :

a. Faktor Pendorong (predisposing factor)

Faktor predisposing merupakan faktor yan menjadi dasar motivasi atau niat

seseorang melakukan sesuatu. Faktor pendorong meliputi pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai dan persepsi, tradisi dan unsur lain yang terdapat

dalam diri individu maupun masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan

(Hermawan, 2016).

b. Faktor pemungkin (enabling factor)

Faktor enabling merupakan faktor-faktor yang memunkinkan atau yang

memfasiliasi perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin meliputi sarana dan

prasarana atau fasilitas - fasilitas atau sarana - sarana kesehatan. Untuk

berprilaku sehat masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung,

misalnya perilaku pencegahan gigi berlubang pada balita, jadi orang tua

melakukan pemeriksaan gigi dari masih balita saat semua gigi anak sudah

tumbuh, kemudian orang tua melakukan penambalan pada gigi yang berlobang

dan orang tua mengajarkan anak menyikat gigi sedari kecil saat gigi anak sudah

tumbuh semua (Hermawan, 2016).

c. Fakor penguat( reinforcing factor)

Fakor reinforcing merupakan faktor- faktor yang mendorong atau mmperkuat

terjadinya peilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami. Orang tua,

tokoh masyarakat atau petugas kesehatan. Misalnya bagaimana peranan orang tua

29
saat anak menyikat gigi. Menyikat gigi yang didampingi oleh orang tua akan

memberikan ingatan yang bagus bagi si anak (Hermawan, 2016).

2.1.6.3 Tahapan Membentuk Perilaku

Perilaku merupakan proses yang dilakukan berulang kali. Perilaku tidak dapat

muncul secara tiba-tiba. Herman (2012) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang

memiliki perilaku baru, maka orang itu melalui beberapa tahapan. Proses tersebut

antara lain awareness, interest, evaluation, trial, dan adoption (Hermawan, 2016).

a. Awareness (Kesadaran)

Awareness merupakan tahap awal dalam mengadopsi sebuah perilaku. Karena

dengan kesadaran ini akan memicu seseorang untuk berfikir lebih lanjut tentang

apa yang ia terima.

b. Interest (Ketertarikan)

Interest merupakan tahap kedua setelah seseorang sadar terhadap suatu stimulus.

Seseorang pada tahap ini sudah mulai melakukan suatu tindakan dari stimulus

yang diterimanya.

c. Evaluation (Menimbang)

Evaluation merupakan sikap seseorang dalam memikirkan baik buruk stimulus

yang ia terima setelah adanya sikap ketertarikan. Apabila stimulus yang

dianggap buruk atau kurang berkesan, maka ia akan diam atau acuh. Sebaliknya

apabila stimulus yang ia terima dianggap baik, ia akan membuat seseorang

melakukan suatu tindakan.

d.Trial (Mencoba)

30
Trial merupakan tahap lanjutan pada seseorang yang telah mampu memikirkan

stimulus yang diperoleh baik atau buruk. Sehingga menimbulkan keinginan untuk

mencoba.

e. Adoption (Mengadopsi)

Adoption merupakan tahap terakhir setelah melewati tahapan- tahapan

sebelumnya. Perilaku ini akan muncul sesuai dengan kesadaran, pengetahuan, dan

sikap yang dimiliki seseorang. Sehingga ia mampu melakukan suatu tindakan

yang dianggap baik atau salah sesuai stimulus (Hermawan, 2016).

2.1.6.4 Pengukuran Perilaku

Dalam penelitian ini, pada variabel perilaku pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut menggunakan 2 kategori hasil ukur yaitu baik dan tidak baik. perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dikategorikan baik jika skor jawaban

responden ≥ dari nilai mean dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

menggunakan dikategorikan tidak baik jika skor jawaban responden < dari nilai

mean. Skor didapatkan dari jumlah jawaban kuisoner responden. Sedangkan nilai

mean didapatkan yaitu nilai rata-rata dari skor jawaban seluruh responden

(Charles, 2016).

31
2.2 Kerangka Teori

Pengetahuan
Pendidikan
Faktor
Predisposisi Kebiasaan

Persepsi

Keyakinan

Sikap

Perilaku dalam
Ketersediaan
pemeliharaan
Waktu
kesehatan gigi dan
Faktor Ketersediaan mulut
pemungkin Sarana

Ketersediaan alat

Dukungan tenaga
Faktor kesehatan
penguat
Peran orang tua

Sumber : Modifikasi Teori Perubahan Perilaku Law Green (1998), Hermawan (2016),
Charles (2016)
Gambar 2.2 Kerangka Teori

32
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah analitik dengan menggunakan desain Cross

Sectional dimana variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan dalam waktu

bersamaan serta mencari hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini telah dilakukan pada murid SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan

Koto XI Tarusan.

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada Minggu pertama bulan Januari 2022 sampai dengan

minggu keempat bulan Januari 2022.

3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas IV – VI SDN 01

Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan yang berjumlah 101 orang.

Adapun alasan kenapa murid kelas IV-VI SDN ini yaitunya karena anak kelas

IV –VI sudah bisa baca tulis dan bisa memahami apa yang dijelaskan oleh guru

ataupun orang lain (peneliti) dengan baik.

33
2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yaitu secara total sampling artinya semua unit

populasi akan dijadikan sampel. Maka jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah

101 orang.

Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi ,yaitu :

(1) Siswa kelas IV - VI

(2) Bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

(1) Tidak berada di tempat saat penelitian berlangsung

3.4 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara

membagikan kuesioner kepada responden. Setiap data yang telah dikumpulkan

segera diperiksa oleh peneliti, untuk melihat kelengkapan data yang telah diisi oleh

responden. Data primer dalam penelitian ini didapatkan dengan membagikan

kuesioner kepada responden untuk mencari data pada variabel pengetahuan, peran

orang tua dan perilaku kesehatan gigi dan mulut.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pencatatan data jumlah siswa.

Data sekunder pada penelitian ini yaitu jumlah populasi yaitu kelas IV – VI yang

berjumlah 101 orang.

3.5 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian maka digunakan kuesioner sebagai

instrument penelitian.

34
3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengurusan surat izin penelitian dari STIKes Syedza Saintika Padang

2. Pengurusan Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Kabupaten Pesisir Selatan

3. Pengurusan Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan

4. Pengurusan Surat Izin Penelitian dari SDN 01 Barung Barung Balantai

5. Sebelum melakukan penelitian tentukan populasi.

6. Tentukan sampel yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 101 orang.

7. Setelah sampel yang akan diteliti telah diketahui kemudian peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian dan meminta persetujuan responden yang ditandatangani

di lembar persetujuan.

8. Setelah itu lakukan pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner

kepada responden dari hari rabu tanggal 05 Januari sampai dengan hari sabtu tanggal

08 Januari tahun 2022.

9. Responden mengisi kuesioner yang telah peneliti sediakan.

10. Setelah responden mengisi kuesioner peneliti melakukan pengecekan kembali

terhadap kuesioner dan memastikan kuesioner sudah terisi lengkap.

11. Saat melakukan penelitian, peneliti dan responden melakukan tahapan dengan

mengikuti protokol kesehatan yang berlaku yaitunya memakai masker, mengatur jarak

dan mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan proses, data di olah secara

komputerisasi dengan tahapan pengolahan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Data (Editing)

35
Kuesioner di jawab oleh responden dan jawabannya ditulis oleh peneliti.semua

kuisioner yang telah dijawab oleh responden dan diisi oleh peneliti tidak boleh

terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, dan kuesioner sudah tidak terdapat

kesalahan.

2. Pengkodean data (Coding)

Memberikan kode pada kuesioner yang telah terkumpul sehingga lebih mudah

dalam pengolahan data,diantaranya :

a. Perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

Tidak baik :1

Baik :2

b. Pengetahuan

Kurang :1

Cukup :2

Baik :3

c. Sikap

Negatif :1

Positif :2

d. Peran orang tua

Tidak baik :1

Baik :2

3. Memasukkan data (Entry)

Dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan master tabel yang telah

dibuat terdiri dari baris dan kolom.

4. Mentabulasi data (Tabulating)

36
Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pentabulasian data dengan

membuat tabel distribusi frekuensi masing – masing variabel.

5. Membersihkan data (Cleaning)

Setelah data dimasukkan kedalam master tabel, selanjutnya peneliti memastikan

kembali bahwa tidak ada data yang salah ketika data di entri dengan kode yang

telah ditetapkan.

3.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan suatu alat itu benar mengukur

apa saja yang diukur. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen atau kuisoner

dilakukan dengan cara melakukan kolerasi antar skor masing-masing variabel. Dikatakan

valid bila skor variabel tersebut berkolerasi secara signifikan dengan skor totalnya.

Teknik kolerasi yang digunakan Kolerasi Pearson Product Moment. Hasil uji validitas

dengan keputusan ujinya adalah sebagai berikut :

a. Bila r hitung ≥ dari r tabel Ho ditolak, artinya variabel valid.

b. Bila r hitung < dari r tabel Ho gagal ditolak, artinya variabel tidak valid.

Sedangkan uji reliabilitas yaitu melihat konsistensi dari pertanyaan yang diajukan.

Hasil reliabilitas dengan keputusan ujinya adalah sebagai berikut :

a. Bila nilai cronbach’s Alpha ≥ 0,60, artinya kuesioner atau angket dikatakan reliabel

atau konsisten.

b. Bila nilai cronbach’s Alpha < 0,60, artinya kuesioner atau angket dikatakan tidak

reliable atau tidak konsisten.

3.9 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi dari variabel independen dan

dependen.

37
2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis hubungan variabel

dependen dengan variabel independent, metode statistik yang digunakan untuk melihat

kemaknaan dan besarnya hubungan antara variabel tadi maka dilakukan uji chi square

( X2).

Nilai p alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 dengan demikian

bila hasil menunjukan p value < alpha maka di katakan bahwa kedua variabel tersebut

berhubungan.Hasil analisa dinyatakan bermakna apabila nilai p value = 0,05 dengan

kriteria:

a. Ha diterima jika p value ≤ 0,05 berarti ada hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen.

b. Ha ditolak jika p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

3.10 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Sikap Perilaku dalam


pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut
Peran orang tua

Gambar 3.1
Kerangka Konsep

38
3.11 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang

bersifat praduga yang masih harus dibuktikan kebenarannya, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Hipotesis atau jawaban sementara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ha :

a. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan

Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021

b. Ada hubungan sikap dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI

Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021

c. Ada hubungan peran orang tua dengan perilaku anak dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai

Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021

2. Ho :

a. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan Koto

XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021

b. Tidak ada hubungan sikap dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI

Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021

c. Tidak ada hubungan peran orang tua dengan perilaku anak dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai

Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021.

39
3.12 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

Defenisi Skala
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur

1. Perilaku Perilaku anak Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Tidak baik


dalam jika skor
melakukan < 50%
perawatan
gigi dan 2. Baik jika
mulut skor ≥ 50%
(Herman,
2015)

2. Pengetahuan Semua yang Kuesioner Wawancara Ordinal 1.Kurang jika


diketahui skor < 55%
anak tentang
pemeliharaan 2.Cukup jika skor
kesehatan 55 – 74 %
gigi dan
mulut 3.Baik jika skor ≥
75% (Riyanto,
2011)

3. Sikap Respon Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Negatif jika


tertutup skor < nilai
seseorang mean (31,95)
terhadap
suatu 2. Positif jika
stimulus atau skor ≥ nilai
objek mean (31,95)
(Charles,
2016).

4. Peran orang Peran orang Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Tidak baik


tua tua dalam jika skor <
membantu nilai mean
anak (32,04)
melakukan
perawatan 2. Baik jika skor
gigi dan ≥ nilai
mulut mean(32,04)
(Herman,
2015).

40
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Analisis Univariat

1. .Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut

Berikut ini distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku responden.

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021

Perilaku f %
Tidak baik 30 29,7
Baik 71 70,3
Total 101 100

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih

separuh yaitu 71 orang (70,3%) responden yang memiliki perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut yang baik.

2. Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut

Berikut ini distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden.

Tabel 4.2
Distribusi frekuensi Pengetahuan anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung
Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021

Pengetahuan f %
Kurang 40 39,6
Cukup 24 23,8
Baik 37 36,6
Total 101 100

41
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan dari 101 orang responden terdapat hampir

separuh yaitu 40 orang (39,6%) responden yang memiliki pengetahuan tentang

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik.

3. Sikap Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut

Berikut ini distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap responden.

Tabel 4.3
Distribusi frekuensi Sikap anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021

Sikap f %
Negatif 41 40,6
Positif 60 59,4
Total 101 100

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih

separuh yaitu 60 orang (59,4%) responden yang memiliki sikap positif dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

4. Peran orang tua Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut

Berikut ini distribusi frekuensi responden berdasarkan peran orang tua responden.

Tabel 4.4
Distribusi frekuensi peran orang tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2021

Peran orang tua f %


Tidak baik 48 47,5
Baik 53 52,5
Total 101 100

42
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih

separuh yaitu 53 orang (52,5%) responden yang mendapatkan peran baik dari orang

tua pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik.

4.1.2 Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan


Mulut pada Anak Usia Sekolah

Berikut ini hubungan pengetahuan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut pada anak usia sekolah

Tabel 4.5
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2021

Pengetahuan Perilaku Total P value


Tidak Baik Baik
f % f % f %
Kurang 18 45,0 22 55,0 40 100
Cukup 7 29,2 17 70,8 24 100
0,010
Baik 5 13,5 32 86,5 37 100
Jumlah 30 29,7 71 70,3 101 100

Berdasarkan tabel 4.5 Hasil analisis hubungan pengetahuan dengan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari 40 orang

responden yang pengetahuannya kurang, terdapat sebanyak 18 orang (45,0%) yang

menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak baik, sedangkan 22

orang (55,0%) lainnya menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,010 (p < 0,05) maka dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.

43
2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada
Anak Usia Sekolah

Berikut ini hubungan sikap dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut pada anak usia sekolah

Tabel 4.6
Hubungan Sikap dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada
Anak Usia Sekolah di SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2021

Sikap Perilaku Total P value


Tidak Baik Baik
f % f % f %
Negatif 19 46,3 22 53,7 41 100
Positif 11 18,3 49 81,7 60 100 0,005
Jumlah 30 29,7 71 70,3 101 100

Berdasarkan tabel 4.6 Hasil analisis hubungan sikap dengan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari 41 orang

responden yang bersikap negatif, terdapat sebanyak 19 orang (46,3%) yang

menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak baik, sedangkan 22

orang (53,7%) lainnya menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,005 (p < 0,05) maka dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.

3. Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut pada Anak Usia Sekolah

Berikut ini hubungan peran orang tua dengan perilaku pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut pada anak usia sekolah

44
Tabel 4.7
Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2021

Peran orang tua Perilaku Total P value


Tidak Baik Baik
f % f % f %
Tidak baik 17 35,4 31 64,6 48 100
Baik 13 24,5 40 75,5 53 100 0,328
Jumlah 30 29,7 71 70,3 101 100

Berdasarkan tabel 4.7 Hasil analisis hubungan peran orang tua dengan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari 48 orang

responden yang mendapatkan peran orang tua tidak baik, terdapat sebanyak 17 orang

(35,4%) yang menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak baik,

sedangkan 31 orang (64,6%) lainnya menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,328 (p > 0,05)

maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara peran orang tua

dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.

45
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Hasil Univariat

1. Perilaku Anak Usia Sekolah Dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih

separuh yaitu 71 orang (70,3%) responden yang memiliki perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut yang baik.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Gaiza (2019)

tentang faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut pada anak usia sekolah yang menyatakan sebagian besar yaitu 76,9%

responden yang berperilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik.

Menurut teori Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

(mahluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah

tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang

sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,

menulis, membaca dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Perilaku merupakan

suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan

tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku adalah kumpulan berbagai faktor

yang saling berinteraksi ( Wawan, 2011).

Peneliti berasumsi bahwa, dalam penelitian ini sebagian besar responden

sudah menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik.

Hal ini tergambar dari jawaban responden pada lembar kuesioner dimana mereka

banyak menyawab bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut itu penting, selain itu

anak usia sekolah juga sudah melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut

seperti mereka mengganggap bahwa menggosok gigi sebelum tidur itu penting.

Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden berjenis kelamin perempuan


46
yaitu 71,3%. Siswi perempuan lebih banyak tidak menerapkan perilaku kesehatan

gigi dan mulut karena mereka lebih suka jajan sembangan serta memakan permen

di jam sekolah. Selain itu hasil penelitian dilapangan mereka juga jarang dan

sering lupa menggosok gigi sebelum tidur.

Berdasarkan hasil analisa jawaban responden pada lembar kuesioner

didapatkan bahwa jawaban dengan skor terendah yaitu hampir separoh responden

yang mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang mengandung gula seperti

coklat, permen, minuman bersoda dll dan hanya 53,5% saja yang mengatakan

tidak sering mengkonsumsi makanan yang mengandung gula seperti coklat,

permen, minuman bersoda dll. Artinya dalam perilaku pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut masih kurang baik karena anak sekolah tidak memperhatikan

makanan yang mereka konsumsi yang dapat mengganggu kesehatan gigi dan

mulut.

2. Pengetahuan Anak Usia Sekolah Dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan

Mulut

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan dari 101 orang responden terdapat hampir

separuh yaitu 40 orang (39,6%) responden yang memiliki pengetahuan tentang

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lany (2018) tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada

anak di Desa Kumpulrejo menyatakan bahwa sebagain besar responden yaitu

71,23% memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut.

Menurut teori pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

47
terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Peneliti berasumsi bahwa, dalam penelitian ini 39,6% responden memiliki

pengetahuan yang kurang terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Pengetahuan erat kaitannya dengan perilaku seseorang, semakin tinggi tingkat

pengetahuan maka perilaku juga akan semakin baik. Jika dikaitkan dengan derajat

kesehatan jika pengetahuan tentang kesehatan tinggi maka seseorang tersebut

akan cenderung menerapkan perilaku hidup sehat. Sebaliknya jika pengetahuan

tentang kesehatan kurang maka mereka juga tidak akan menerapkan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Pada penelitian ini mayoritas responden

berusia 9 – 10 tahun. Hal ini masih minimnya usia responden untuk mengetahui

bagaimana cara melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Jika mereka

tidak diberitahu cara merawat gigi dan mulut maka pengetahuan mereka tentang

bagaimana cara melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut juga akan rendah

atau tidak baik.

Berdasarkan hasil jawaban responden didapatkan bahwa jawaban dengan

skor terendah yaitu pertanyaan nomor pertanyaan nomor 1 dimana hanya 52%

responden atau 53 orang yang mengetahui manfaat dari melakukan pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut, sedangkan 48% lainnya mereka tidak mengetahui

manfaat pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

3. Sikap Anak Usia Sekolah Dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih

separuh yaitu 60 orang (59,4%) responden yang memiliki sikap positif dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

48
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lany (2018) tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada

anak di Desa Kumpulrejo menyatakan bahwa sebagain besar responden yaitu

67,12% responden yang bersikap positif dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut.

Menurut teori menyatakan bahwa sikap merupakan reaksi atau respon

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus objek. Sikap

menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering

diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. Sikap

membuat seseorang menjauhi atau mendekati orang lain atau objek. Sikap

(attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang

membahas nsur sikap baik sebagai individu maupun sekelompok. Melalui sikap

kita memahami yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya

(Dewi & Wawan, 2011).

Peneliti berasumsi bahwa, pada penelitian ini terdapat 59,4% responden yang

bersikap positif. Sikap seseorang sangat erat kaitannya dengan derajat kesehatan.

Jika seseorang bersikap positif dalam pemeliharaan kesehatan maka derajat

kesehatan akan semakin meningkat. Sebaliknya jika seseorang memiliki sikap

negatif dalam pemeliharaan kesehatan maka derajat kesehatan seseorang juga

akan berkurang, salah satunya pemeliharaan kesehatan dalam perawatan

kesehatan gigi dan mulut. Pada penelitian ini mayoritas yang bersikap negatif

yaitu responden dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa, pada perempuan waktu bermain yang mereka butuhkan lebih banyak

sehingga mereka tidak memikirkan untuk melakukan perawatan kesehatan gigi

dan mulut.

49
Berdasarkan hasil jawaban responden pada lembar kuesioner didapatkan

bahwa jawaban dengan skor terendah yaitu pada pertanyaan nomor 7 dimana

responden masih setuju bahwa mereka akan membeli obat diwarung jika

mengalami sakit gigi. Artinya dari jawaban yang dipaparkan responden mereka

tidak memperlihatkan sikap yang baik dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut karena sebaiknya jika mengalami sakit gigi maka yang harus dilakukan

adalah konsul ke dokter gigi.

4. Peran Orang Tua Dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih

separuh yaitu 53 orang (52,5%) responden yang mendapatkan peran baik dari

orang tua pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik.

Hasil penelitian yang dilakukan Aggraini (2019) menyatakan sebagian besar

responden sudah mendapatkan peran yang baik dari orang tua dalam melakukan

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yaitu sebanyak 78,5%. Artinya orang tua

sudah peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut anak.

Menurut teori orang tua yaitu terdiri dari ayah dan ibu. Orang tua memiliki

peran penting dalam membimbing dan mendampingi anak-anaknya baik dalam

pendidikan formal maupun non-formal. Peran orang tua itu sendiri dapat

mempengaruhi perkembangan anak dalam aspek kognitif, efektif, dan psikmotor

(Samadi, 2014).Peran dan Pola asuh yaitu bagaimana orang tua dalam mendidik

anak mereka dalam kehidupan sehari. Orang tua berperan penting dalam setiap

kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak, pengawasan dari orang tua dapat

menentukan tingkah laku anak dimasa yang akan datang salah satunya dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. peranan orang tua secara khusus dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak adalah keterlibatan orang tua

50
terutama ibu secara aktif dengan segenap pengetahuan, kesadaran, kemampuan

dan kemauan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak (Risnawati,

2016).

Peneliti berasumsi bahwa, dalam penelitian ini terdapat 52,4% responden

yang mendapatkan peran baik dari orang tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut. Hal ini tergambar dari jawaban responden yang menyatakan bahwa

orang tua mereka sudah mengingatkan mereka untuk selalu menjaga kebersihan

gigi dengan cara menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan.

4.2 Hasil Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan

Mulut pada Anak Usia Sekolah

Berdasarkan tabel 4.5 Hasil analisis hubungan pengetahuan dengan

perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari

40 orang responden yang pengetahuannya kurang, terdapat sebanyak 18 orang

(45,0%) yang menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak

baik, sedangkan 22 orang (55,0%) lainnya menerapkan perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value =

0,010 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia

sekolah.

Perilaku pemeliharan kesehatan gigi dan mulut yang dipicu karena faktor

pengetahuan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sintya (2019)

tentang faktor yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia

sekolah yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan (p = 0,002) dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

51
Menurut teori kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan dan

merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan

penanganan segera sebelum terlambat dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

seseorang. Perihal kesehatan gigi dan mulut perlu dibudidayakan di seluruh

lingkungan keluarga dan masyarakat (Ilyas, 2011).

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku anak dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut yaitu pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil tahu

seseorang terhadap suatu hal. Semakin banyak yang diketahui anak tentang

pentingnya perawatan gigi dan mulut maka anak akan memperbaiki perilaku

anak.

Peneliti berasumsi bahwa, dalam penelitian ini terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan anak usia sekolah dengan perilaku dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dipicu karena karena sebagian

besar anak usia sekolah dengan pengetahuan yang kurang baik tidak menerapkan

perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini karena mereka tidak

mengetahui manfaat pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sedari dini serta

mereka juga tidak mengetahui bagaimana penerapan pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut tersebut. Selain itu mereka juga beranggapan bahwa melakukan

perawatan kesehatan gigi dan mulut tidak terlalu penting. Dalam penelitian ini

mayoritas responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki pengetahuan

yang rendah tentang kesehatan gigi dan mulut. Hasil penelitian didapatkan bahwa

33,3% siswa yang berjenis kelamin perempuan menerapkan perilaku yang tidak

baik terhadap kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dipicu karena waktu mereka

hanya mereka gunakan untuk bermain saja karena mayoritas permainan pada anak

52
perempuan lebih banyak sehingga mereka tidak lagi memiliki waktu untuk

mempelajari bagaimana cara merawat kesehatan gigi dan mulut.

2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

pada Anak Usia Sekolah

Berdasarkan tabel 4.6 Hasil analisis hubungan sikap dengan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari 41 orang

responden yang bersikap negatif, terdapat sebanyak 19 orang (46,3%) yang

menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak baik,

sedangkan 22 orang (53,7%) lainnya menerapkan perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value =

0,005 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

sikap dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Lany (2018)

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan

Mulut pada anak di Desa Kumpulrejo menyatakan bahwa sebagain besar

responden yaitu 67,12% responden yang bersikap positif dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut. Hasil uji statistik didapatkan hasil ada hubungan yang

signifikan antara sikap anak dengan perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut ( p value = 0,007).Menurut teori selain pengetahuan, sikap juga salah

satu faktor yang berkontribusi yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang

dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Peneliti berasumsi bahwa, pada penelitian ini terdapat hubungan antara

sikap dengan perilaku pemeliharaan kesehatan dan mulut anak usia sekolah. Pada

penelitian ini sebagian besar responden yang bersikap negatif tidak menerapkan

perilaku perawatan kesehatan gigi dan mulut dengan baik karena mereka

53
menganggap melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tersebut tidak

penting sehingga mereka tidak peduli dengan hal tersebut seperti mereka tidak

peduli kalau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebelum tidur itu

penting. Pada penelitian ini sebagian besar responden baru berusia 9 – 10 tahun.

Tentu ini merupakan usia yang masih sangat belia untuk merubah perilaku jika

tidak ada dorongan yang baik dari luar. Pada usia tersebut khususnya anak usia

sekolah lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain sehingga mereka tidak

lagi kepikiran untuk melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut yang

menyebabkan mereka menunjukkan perilaku yang tidak baik dalam perawatan

kesehatan gigi dan mulut karena mereka menganggap itu tidak penting.

3. Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi

dan Mulut pada Anak Usia Sekolah

Berdasarkan tabel 4.7 Hasil analisis hubungan peran orang tua dengan

perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari

48 orang responden yang mendapatkan peran orang tua tidak baik, terdapat

sebanyak 17 orang (35,4%) yang menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut tidak baik, sedangkan 31 orang (64,6%) lainnya menerapkan

perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik. Hasil uji statistik

diperoleh nilai p value=0,328 (p > 0,05) maka dapat disimpulkan tidak ada

hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Junralis (2018)

tentang hubungan peran orang tua dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

anak sekolah yang menyatakan ada hubungan peran orang tua dengan

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah dengan nilai p value 0,004.

54
Namun pada penelitian ini tidak ada hubungan peran orang tua dengan

perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini didukung oleh

hasil penelitian yang dilakukan Aggraini (2019) menyatakan sebagian besar

responden sudah mendapatkan peran yang baik dari orang tua dalam melakukan

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yaitu sebanyak 78,5%. Hasil uji statistik

didapatkan nilai p value 0,452 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan peran

orang tua dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Menurut teori, selain pengetahuan dan sikap, peran orang tua juga

berkontribusi dalam mempengaruhi perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut. Dimana peran orang tua dalam membantu anak dan mengajarkan anak

bagaimana cara merawat gigi dan mulut akan berdampak positif pada kesehatan

gigi dan mulut anak. Anak yang mendapatkan pengawasan baik dari orang tua

tentang pemeliharaan kesehatan akan cenderung menunjukkan perilaku positif

dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Orang tua yang mengawasi anak

dalam melakukan perawatan gigi dan mulut misalnya dengan mengingatkan anak

untuk menggosok gigi sebelum tidur akan memberikan kebiasaan atau perilaku

positif kepada anak untuk melakukannya setiap hari (Junralis, 2018).

Peneliti berasumsi bahwa, dalam penelitian ini tidak ada hubungan peran

orang tua perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal terjadi

karena meskipun dalam penelitian ini orang tua sudah selalu mengingatkan anak

dalam melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut, namun anak tersebut tetap

tidak peduli misalnya malas menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan

serta mereka menganggap jika tidak menggosok gigi maka tidak masalah.

Sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam penelitian ini yang

mempengaruhi perilaku seseorang dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

55
adalah pengetahuan dan sikap anak itu sendiri. Pada penelitian ini ibu yang

mengingatkan anak untuk melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut

mayoritas pada ibu yang memiliki anak perempuan. Namun dalam penelitian ini

tidak ada hubungan peran orang tua terhadap perilaku dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut karena anak sendiri meskipun sudah diingatkan orang

tua tetapi mereka tidak peduli dan lebih banyak bermain.

Tidak adanya peran orang tua dalam penelitian ini dapat kita kaitkan dengan

analisa dari jawaban responden pada lembar kuesioner yang mana jawaban

dengan skor terendah yaitu nomor 7 dimana mereka mengatakan bahwa ibu tidak

membiarkan anak untuk menyikat gigi sendiri. Artinya dalam paparan pernyataan

tersebut bahwa orang tua sudah menunjukkan partisipasi mereka dalam

mendampingi anak melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut, namun pada

kenyataan anak kurang setuju dengan sikap orang tua tersebut karena mereka

sering kali beranggapan bahwa mereka bisa menyikat gigi sendiri tanpa perlu

didampingi orang tua. Sehingga hal tersebut yang memicu tidak berhubungannya

variabel peran orang tua dengan perilaku perawatan kesehatan gigi dan mulut

pada anak dalam penelitian ini karena mereka kurang setuju dan merasa sudah

bisa sendiri melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut tersebut.

56
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor yang

berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia

sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”

dengan jumlah responden sebanyak 101 orang, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat lebih separuh responden yang memiliki perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut yang baik.

2. Terdapat hampir separuh responden yang memiliki pengetahuan tentang

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik.

3. Terdapat lebih separuh responden yang memiliki sikap positif dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

4. Terdapat lebih separuh responden yang mendapatkan peran baik dari orang tua

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik.

5. Terdapathubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.

6. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.

7. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian maka peneliti

dapat merekomendasikan beberapa saran :

57
5.2.1 Bagi Puskesmas

Disarankan kepada pihak puskesmas melalui kegiatan UKS/UKGS (usaha

kesehatan sekolah/ usaha kesehatan gigi sekolah) untuk melakukan kegiatan

tahapan UKGS sesuai dengan standartnya seperti pemeriksaan gigi berkala,

promotif kesehatan gigi dan mulut, kegiatan sikat gigi massal dan tindakan

kuratif yang dilakukan pada pasien rujukan kepuskesmas. Petugas UKS/UKGS

bekerja sama dengan petugas promkes untuk melakukan kegiatan penyuluhan

kepada siswa-siswa sekolah yang ada diwilayah kerja puskesmas untuk

memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut.

5.2.2 Bagi Siswa

Disarankan kepada siswa untuk melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut lebih baik lagi seperti dengan menyikat gigi 2 kali sehari pagi setelah

sarapan dan malam sebelum tidur, siswa mengurangi konsumsi makanan dan

minuman yang manis dan melekat, siswa membiasakan untuk mengkonsumsi

sayur dan buah terutama pada saat beli jajanan disekolah. Selain itu diharapkan

siswa dapat selalu memeriksakan kesehatan gigi sekali 6 (enam) bulan ketempat

pelayanan kesehatan gigi atau dokter gigi terdekat agar siswa dapat terhindar

dari penyakit lubang gigi (karies gigi).

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya tentang

faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut pada anak usia sekolah

58
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2015. Faktor Yang Berhungan Dengan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia
Sekolah. Jurnal Kesehatan Anak : ISSN : 8671 – 8871

Christiana. 2012. Serba Serbi Kesehatan Gigi Dan mulut. Jakarta : EGC

Charles. 2016. Efektivitas dental health education disertai demonstrasi cara menyikat gigi
terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut anak sekolah dasar.Pharmacon, 5(1).

Dewi & Wawan. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia
Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika

Dirjen Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi. 2011. Kesehatan Gigi dan Mulut :
Jakarta

Dinkes Sumbar. 2019. Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi Sumatera Barat. Sumbar :
Dinas Kesehatan

Ghofur, Abdurrahmad Kholik. 2012. Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta :
Mitra Buku

Gultom, 2019. Analisis Status Kesehatan Gigi Dan Kebutuhan Perawatan Gigi Pada Murid-
Murid SD Di Kota Bandar Lampung http://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&assdt=0%2c5=
Analisis+Status+Kesehatan+Gigi+Dan+Kebutuhan+Perawatan+Gigi+pada
+Murid+Di+Bandar+ lampung&btnG

Hermawan, Nasution. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut
Anak Usia Prasekolah Di POS PAUD Perlita Vinolia Kelurahan
Mojolangu.http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/286

Hutabarat. 2009. Dampak Kehadiran Pasar Modern Brastagi. Medan : USU

Junralis, Eka Andani. 2018. Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pemeliharaan Kesehatan
Gigi Dan Mulut Anak Sekolah. Jurnal Kesehatan Anak. DOI : 8712 - 9981

Kasang. 2016. Gambara Perawatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Dalam KegiatanBulan
Kesehatan Gigi Nasional Periode Tahun 2016. Diakses pada tanggal 6 September 2021

Lubis & Nugrahaeni. 2018. Sudahkah Anda Menyikat Gigi Dengan Denar. http://kosmo.
vivanew. com/new/read90266- sudahkah -anda-menyikat-gigi-dengan-benar
Malik, Ahmad. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatanterhadap Pengetahuan Tentang
Kesehatan Gigi pada Siswa di SD KartikaXX-10 Kota Kendari Tahun 2015. Al-Ta'dib,
9(1), 94-119.

Mikail, B & Chandra. 2011. 90% Anak SD di Bangka Sakit


Gigi.http://health.kompas.com/read/2011/09/20/09005592/90

Minata. 2011. Cara Menggosok Gigi yang Benar. http://


trik-tips-sehat.blogspot.co.id/2013/07/caramenggosok- gigi.hml

Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :Rineka
Cipta.

Taibo & Mulyani. 2016. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta Salemba Medika

Tarigan. 2016. Cara Perawatan Gigi dan Mulut. Jakarta : Salemba Medika

Ramadhani, 2018. Upaya Peningkatan Kesehetan Gigi dan Mulut MelaluiPedekatan Kuratif
Di Sekolah Dasar Negeri Susukan, Kecematan SumbangKabupaten Bayumas di akses
pada tanggal 1 Juni 2021.http://jurnal.lppm.unsoed.ac.id/ojs/index.php/Prosiding/article/
view/701

Riyanto. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Risnawati. 2016. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jurnal
Kesehatan : ISSN : 0912 - 7659

Sintya, Azwir. 2019. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada
Anak Usia Sekolah. Jurnal Kesehatan Anak : ISSN : 8872 – 9810

Utami. 2015. Gambaran efektifitas penyuluhan denganmedia poster dan phantom gigi
terhadap tingkat pengetahuan tentang caramenyikat gigi yang baik dan benar pada siswa/i
kelas IV SDN 065015kemenangan tani. Jurnal ilmiah pannmed (pharmacist, analyst,
nurse,nutrition, midwivery, environment, dentist), 11(3), 177-180.

Wazia. 2015. Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia Sekolah. Jakarta : EGC

WHO. 2016. Kesehatan Gigi dan Mulut. Wordl Health Organazation.


Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01

Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021

Agus'21 Sept'21 Okt'21 Nov'21 Des'21 Jan'22 Feb'22 Mar'22


NO KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 PENGAJUAN JUDUL
2 KONSULTASI PROPOSAL ( BAB I, II, III )
3 ACC PROPOSAL
4 PENGUMPULAN PROPOSAL
5 UJIAN PROPOSAL
6 PENYERAHAN PERBAIKAN PROPOSAL
7 PENGURUSAN SURAT IZIN PENELITIAN
8 PENELITIAN DAN KONSULTASI SKRIPSI
9 PENYERAHAN SKRIPSI
10 SIDANG SKRIPSI
11 PENYERAHAN SKRIPSI

MAHASISWA
Pembimbing I Pembimbing II Padang, 22 Februari 2022

Oktariani Dasril, M.Kes Wiya Elsa Fitri, M.Si Rinda Setri Ayu
Lampiran 2

PERMOHONAN JADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Saudara .....................
Di
Tempat

Dengan Hormat,
Saya Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Rinda Setri Ayu
Nim : 1803112
Alamat : Barung Balantai
Adalah Mahasiswa STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang bermaksud mengadakan
Penelitian dengan judul “Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung
Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan
akibat yang merugikan bagi Saudara selaku responden. Kerahasiaan semua informasi akan
dijaga dan hanya dipergunakan untuk kepentingan Penelitian.
Apabila Saudara menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan sejujurnya
sesuai yang saudara ketahui.
Demikianlah, atas perhatian dan kesediaan Saudara sebagai responden saya ucapkan
terima kasih.

Barung Barung Balantai, Januari 2022

( Rinda Setri Ayu )


Lampiran 3

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama (Lembar

permohonan responden), saya menyatakan bersedia turut berpartisipasi sebagai responden

pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang

yang bernama Rinda Setri Ayu (1803112 ) dengan judul penelitian “Faktor – Faktor yang

berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia

sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”. Saya

memahami bahwa penelitian ini tidak berakibat negatif bagi saya, sehingga jawaban yang

saya berikan adalah benar sesuai dengan kenyataan, pengetahuan dan pengalaman saya serta

akan dirahasiakan.

Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini dengan sukarela

dan tanpa paksaan siapapun

Barung Barung Balantai, Januari 2022

Responden
Lampiran 4
INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Dengan ini menyatakan bersedia mengisi/menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam

kuesioner penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung

Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”. Dengan sejujur-jujurnya tanpa paksaan

dari siapapun dengan catatan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian dan dijamin

kerahasiannya.

pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sesuai dengan

kepentingan.

Barung Barung Balantai, Januari 2022

( )
Lampiran 5
KUESIONER
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

No Responden :…………….
Umur :…………….
Jenis Kelamin :…………….
Kelas :…………….

A. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Jawaban
No Pertanyaan
YA TIDAK
1 Apakah adik selalu pergi kedokter gigi setiap 6 bulan sekali
untuk memeriksakan gigi
2 Apakah adik sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung gula seperti coklat , permen , minuman bersoda
dll
3 Apakah adik setelah mengkonsumsi makanan yang manis-
manis langsung menggosok gigi atau kumur-kumur
4 Apakah adik menggosok gigi pada pagi hari

5 Apakah adik menggosok gigi sebelum tidur


6 Apakah adik menggunakan sikatgigibergantian dengan
oranglain
7 Apakah adik menyikat gigi menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluor

8 Apakah adik setelah menggosok gigi berkumur-kumur


dengan air yang bersih
9 Apakah adik menggosok gigi dalam waktu minimal 2 menit
10 Apakah adik menyikat gigi dengan lembut
11 Apakah adik menggosok semua area mulut, mulai dari luar,
dalam, hingga ke gusi
12 Apakah adik membersihkan gigi dengan gerakan yang benar
(Sumber : Hermawan, 2016)
B. Pengetahuan

1. Kesehatan gigi dan mulut perlu dipelihara agar.............


a. Gigi tidak mudah tanggal
b. Gigi dapat berfungsi dengan baik
c. Gigi tidak mudah goyang
d. Gigi menjadi bersih dan sehat

2. Waktu menyikat gigi yang tepat adalah.............


a. Setiap mandi
b. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur
c. Pada saat mandi dan setelah sarapan pagi
d. Sebelum sarapan dan malam sebelum tidur

3. Syarat-syarat sikat gigi yang baik adalah.............


a. Tangkainya lurus, bulu sikat halus, ujung sikat bulat dan kecil
b. Tangkainya membentuk sudut, bulu sikatnya kasar, ujung sikatnya segitiga
c. Tangkainya lurus, bulu sikat kasar, ujung sikatnya segitiga
d. Kepala sikat besar, tangkainya panjang, permukaannya rata

4. Cara menyikat gigi yang benar adalah.............


a. Bagian depan digosok dengan gerakan naik turun posisi gigi tertutup
b. Bagian samping dengan gerakan naik turun sedikit memutar posisi terbuka
c. Bagian pengunyahan dengan gerakan maju mundur posisi tertutup
d. Bagian yang menghadap ke lidah atau ke langit-langit dengan gerakan naik turun posisi
tertutup

5. Akibat tidak menggosok gigi adalah ..............


a. Gusi mudah berdarah
b. Gigi cepat tanggal
c. Sariawan
d. Gigi mudah berlubang

6. Pasta gigi yang digunakan pada waktu menyikat gigi sebaiknya mengandung...............
a. Kalsium
b. Fluor
c. Phospor
d. Kalium

7. Tujuan kumur-kumur larutan fluor adalah..............


a. Membuat nafas segar
b. Mencegah terjadinya gigi berlubang
c. Terhindar dari radang gusi
d. Gigi menjadi bersih

8. Contoh makanan yang dapat merusak gigi adalah..........


a. Coklat, permen, dodol
b. Coklat, jeruk, biscuit
c. Dodol, roti, nenas
d. Pisang, semangka, permen
9. Contoh makanan yang dapat membantu membersihkan gigi adalah...........
a. Semangka, dodol, permen
b. Apel, semangka, papaya
c. Pepaya, nenas, roti
d. Jeruk, kedondong, biscuit

10. Penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan kerusakan, dimulai dari permukaan gigi
yang paling luar disebut................
a. Plak
b. Radang gusi
c. Karang gigi
d. Katies gigi

11. Makanan yang dapat menguatkan gigi adalah .................


a. Telur asin
b. Ikan laut
c. Jagung bakar
d. Daging sapi

12. Karang gigi dapat menyebabkan terjadinya................


a. Radang gusi
b. Plak
c. Sariawan
d. Gigi berlubang

13. Tanda-tanda gusi yang sehat adalah ...............


a. Gusi berwarna merah mengkilat
b. Gusi mudah berdarah
c. Gusi mengeluarkan nanah
d. Gusi berwarna merah muda

14. Radang gusi disebabkan oleh karena kekurangan...............


a. Vitamin A
b. Vitamin B
c. Vitamin C
d. Vitamin D

15. Cara memelihara kesehatan gigi dan mulut adalah................


a. Mencabut semua gigi yang sakit
b. Mangganti gigi dengan gigi palsu
c. Makan sirih untuk menguatkan gigi
d. Teratur menyikat gigi, makan makanan berserat dan berair

(Sumber : Charles, 2016)


C. Sikap
Berilah tanda ( √ ) pada kolom Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju atau sangat
Tidak Setuju pada tabel di bawah ini
Sanga
Sanga Kuran Tidak
No Setuj t
Pernyataan t g Setuj
. u Tidak
Setuju Setuju u
Setuju
Jika saya sakit gigi saya tidak akan pergi ke
1.
dokter gigi dan dibiarkan saja
Jika gigi saya berlubang, saya pergi ke
2.
Puskesmas atau dokter gigi
Saya takut disuntik, sehingga saya malas ke
3
dokter gigi
4 saya takut dengan alat-alat kedokteran gigi
5 Saya rajin menggosok gigi agar bersih
jarak puskesmas yang jauh dari rumah
6
membuat saya malas berobat di puskesmas
Jika sakit gigi saya selalu minum obat yang
7
beli di warung
Saya lebih memilih mengkikir gigi saya agar
8 terlihat rapi
saya malas ke dokter gigi karena biayanya
9 mahal
Saya selalu malas menggosok gigi setiap
10 selesai makan
(Sumber : Hermawan, 2016)
D. Peran Orang Tua
Berilah tanda ( √ ) pada kolom Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju atau sangat
Tidak Setuju pada tabel di bawah ini
Tidak
No Serin Selal
Pernyataan Jarang perna
. g u
h

1. Ibu mendampingi saya dalam perawatan gigi


Ibu memberikan pujian dan perhatian jika
2.
merawat gigi
3 Ibu memarahi saya jika tidak menggosok gigi
Ibu tidak menyediakan sikat gigi khusus anak –
4
anak
5 Ibu membiarkan saya jika tidak sikat gigi
6 Ibu mengajari cara menggosok gigi yang benar
7 Ibu tidak membiarkan saya sikat gigi sendiri
8 Ibu membiarkan saya makan sembarangan
9 Ibu selalu mengingatkan saya untuk gosok gigi
10 Ibu mengawasi saya saat gosok gigi

(Sumber : Risnawati, 2016)


Lampiran 6

Master Tabel

Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pengetahuan Sikap Peran orang tua
SKOR % KATEGORI KODE SKOR % KATEGORI KODE
No Nama JK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR KATEGORI Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR KATEGORI Kode
1 K P 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 66.667 Baik 2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 7 46.667 Kurang 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 Negatif 1 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 36 Baik 2
2 R P 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8 66.667 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93.333 Baik 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Positif 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 33 Baik 2
3 AN P 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 41.667 Tidak Baik 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 Positif 2 3 2 3 4 4 1 1 1 1 4 24 Tidak Baik 1
4 TU P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 10 66.667 Cukup 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 32 Positif 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 36 Baik 2
5 AKI P 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 58.333 Baik 2 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 7 46.667 Kurang 1 4 2 1 1 1 1 4 1 1 1 17 Negatif 1 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 34 Baik 2
6 R P 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8 66.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 34 Positif 2 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 28 Tidak Baik 1
7 A P 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 5 41.667 Tidak Baik 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 2 1 2 2 1 4 1 2 2 21 Negatif 1 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 37 Baik 2
8 KL P 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 8 66.667 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 1 3 4 4 1 4 1 4 4 1 27 Tidak Baik 1
9 TYR P 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 7 58.333 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 1 1 4 4 1 3 3 4 4 1 26 Negatif 1 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
10 AIS L 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 7 58.333 Baik 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 7 46.667 Kurang 1 2 2 3 3 4 3 4 3 3 4 31 Negatif 1 2 1 3 3 1 3 1 3 3 1 21 Tidak Baik 1
11 OP P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 34 Positif 2 4 2 4 3 4 4 3 1 3 4 32 Tidak Baik 1
12 LK P 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 33.333 Tidak Baik 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 6 40 Kurang 1 3 2 3 4 4 1 2 3 4 4 30 Negatif 1 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 37 Baik 2
13 BG P 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 50 Tidak Baik 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10 66.667 Cukup 2 2 2 3 3 4 3 4 3 3 4 31 Negatif 1 4 3 4 4 2 1 1 1 4 4 28 Tidak Baik 1
14 TR P 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 3 25 Tidak Baik 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 80 Baik 3 3 2 4 4 4 4 3 1 3 4 32 Positif 2 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 33 Baik 2
15 ZX P 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 8 66.667 Baik 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 7 46.667 Kurang 1 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 28 Negatif 1 4 3 2 2 3 4 2 4 4 3 31 Tidak Baik 1
16 AH P 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 50 Tidak Baik 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 37 Positif 2 4 4 1 4 4 4 2 1 4 4 32 Tidak Baik 1
17 SG L 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 7 46.667 Kurang 1 1 3 4 4 1 4 1 4 4 1 27 Negatif 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Baik 2
18 ATY L 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 8 66.667 Baik 2 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 6 40 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 1 1 31 Tidak Baik 1
19 AH P 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 80 Baik 3 2 1 3 3 1 3 1 3 3 1 21 Negatif 1 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 35 Baik 2
20 JU P 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 35 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
21 RE P 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 8 53.333 Kurang 1 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 37 Positif 2 4 3 1 1 1 4 1 3 4 4 26 Tidak Baik 1
22 CVG L 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6 40 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 36 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
23 G P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 6 40 Kurang 1 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 33 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
24 YH P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 10 83.333 Baik 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 80 Baik 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 35 Positif 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38 Baik 2
25 JK P 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 66.667 Baik 2 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 5 33.333 Kurang 1 4 4 1 4 4 4 2 1 4 4 32 Positif 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Baik 2
26 OI P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 8 53.333 Kurang 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Baik 2
27 RE P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 35 Baik 2
28 DV P 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 6 50 Tidak Baik 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 35 Positif 2 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 34 Baik 2
29 GT P 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 10 83.333 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Baik 2
30 YY P 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 66.667 Baik 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 5 33.333 Kurang 1 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 36 Baik 2
31 JJ P 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 9 60 Cukup 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 3 3 1 4 4 3 33 Baik 2
32 R P 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 75 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 1 1 4 4 2 4 4 4 4 4 32 Tidak Baik 1
33 LK L 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 36 Positif 2 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 28 Tidak Baik 1
34 VB L 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 4 33.333 Tidak Baik 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 6 40 Kurang 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 Tidak Baik 1
35 PO L 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 37 Baik 2
36 DF P 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 6 50 Tidak Baik 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7 46.667 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 3 33 Baik 2
37 YU L 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 9 75 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 34 Positif 2 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 35 Baik 2
38 JK P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 83.333 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93.333 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Baik 2
39 SS P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 83.333 Baik 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5 33.333 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 36 Positif 2 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 32 Tidak Baik 1
40 TYR P 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 8 53.333 Kurang 1 4 3 5 5 3 3 1 4 4 3 35 Positif 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 24 Tidak Baik 1
41 OL P 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 6 50 Tidak Baik 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 60 Cukup 2 1 1 4 1 2 1 2 4 1 2 19 Negatif 1 3 4 3 2 4 2 1 3 2 4 28 Tidak Baik 1
42 PO L 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 50 Tidak Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 13 86.667 Baik 3 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 28 Negatif 1 4 2 4 2 3 2 3 4 4 3 31 Tidak Baik 1
43 T P 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 8 66.667 Baik 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9 60 Cukup 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 Negatif 1 1 2 1 3 3 3 3 1 4 3 24 Tidak Baik 1
44 FV P 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4 33.333 Tidak Baik 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6 40 Kurang 1 3 4 3 1 3 1 3 3 1 3 25 Negatif 1 1 2 4 2 3 2 4 4 4 3 29 Tidak Baik 1
45 AZ P 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 50 Tidak Baik 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 2 2 4 2 3 2 3 4 2 3 27 Negatif 1 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 32 Tidak Baik 1
46 FG L 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 8 53.333 Kurang 1 1 2 4 3 3 3 3 4 3 3 29 Negatif 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Baik 2
47 VV P 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 33.333 Tidak Baik 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 10 66.667 Cukup 2 1 3 4 2 4 2 4 4 2 4 30 Negatif 1 2 1 3 2 4 2 4 3 2 4 27 Tidak Baik 1
48 RT L 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 75 Baik 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 10 66.667 Cukup 2 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 32 Positif 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 2 22 Tidak Baik 1
49 IJ p 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 58.333 Baik 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 9 60 Cukup 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 24 Negatif 1 3 4 2 3 4 4 4 4 4 2 34 Baik 2
50 KL P 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 58.333 Baik 2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 9 60 Cukup 2 3 4 3 2 4 2 1 3 2 4 28 Negatif 1 2 1 3 2 4 4 4 4 4 4 32 Tidak Baik 1
51 FR L 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5 33.333 Kurang 1 4 2 4 2 3 2 3 4 2 3 29 Negatif 1 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 35 Baik 2
52 CO P 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 58.333 Baik 2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 8 53.333 Kurang 1 1 2 1 3 3 3 3 1 3 3 23 Negatif 1 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 34 Baik 2
53 SD P 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 6 50 Tidak Baik 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7 46.667 Kurang 1 1 2 4 2 3 2 1 4 2 3 24 Negatif 1 4 2 3 3 2 3 2 3 3 2 27 Tidak Baik 1
54 YT P 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 25 Tidak Baik 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 5 33.333 Kurang 1 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 32 Positif 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 35 Baik 2
55 NJ P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41 Positif 2 3 4 3 2 4 2 1 3 2 4 28 Tidak Baik 1
56 FF L 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5 33.333 Kurang 1 2 1 3 2 4 2 4 3 2 4 27 Negatif 1 4 2 4 2 3 2 3 4 2 3 29 Tidak Baik 1
57 TR P 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 75 Baik 2 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 10 66.667 Cukup 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 2 22 Negatif 1 1 2 1 3 3 3 3 1 3 3 23 Tidak Baik 1
58 AS P 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5 33.333 Kurang 1 3 4 2 3 2 3 2 2 3 2 26 Negatif 1 1 2 4 2 3 2 4 4 2 3 27 Tidak Baik 1
59 ER P 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 66.667 Baik 2 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 8 53.333 Kurang 1 2 1 3 2 3 2 3 3 2 3 24 Negatif 1 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 32 Tidak Baik 1
60 WC P 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 6 40 Kurang 1 3 3 3 1 4 1 4 3 1 4 27 Negatif 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Baik 2
61 FT P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 34 Positif 2 2 1 3 4 4 4 4 4 4 4 34 Baik 2
62 GG P 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 7 46.667 Kurang 1 4 2 3 3 2 3 2 3 3 2 27 Negatif 1 2 4 2 3 4 4 4 4 3 2 32 Tidak Baik 1
63 IK L 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 75 Baik 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 10 66.667 Cukup 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 35 Positif 2 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 35 Baik 2
64 N L 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 58.333 Baik 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 9 60 Cukup 2 3 4 3 1 3 4 3 3 1 3 28 Negatif 1 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 34 Baik 2
65 H P 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 7 58.333 Baik 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 10 66.667 Cukup 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 25 Negatif 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 Baik 2
66 TG P 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4 33.333 Tidak Baik 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 4 26.667 Kurang 1 1 2 4 3 3 3 1 4 3 3 27 Negatif 1 4 4 4 4 2 4 1 1 4 2 30 Tidak Baik 1
67 U P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 3 2 1 3 4 4 3 1 3 4 28 Negatif 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 Baik 2
68 H L 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 83.333 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93.333 Baik 3 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 28 Negatif 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 35 Baik 2
69 DF P 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 80 Baik 3 3 2 4 2 4 3 4 4 4 4 34 Positif 2 3 4 3 1 3 4 3 3 1 3 28 Tidak Baik 1
70 RR P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 1 3 4 4 1 4 1 4 4 1 27 Negatif 1 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 25 Tidak Baik 1
71 ZX P 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8.3333 Tidak Baik 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 13.333 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 36 Positif 2 1 2 4 3 3 3 1 4 3 3 27 Tidak Baik 1
72 S P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 2 1 3 3 1 3 1 3 3 1 21 Negatif 1 3 2 1 3 4 4 3 1 3 4 28 Tidak Baik 1
73 FVG P 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 2 4 3 2 2 3 4 3 4 31 Negatif 1 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 28 Tidak Baik 1
74 KI P 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 8 66.667 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 33 Positif 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 36 Baik 2
75 LP P 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 75 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 4 4 3 3 1 4 4 4 34 Positif 2 1 3 4 4 1 4 1 4 4 1 27 Tidak Baik 1
76 GG P 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4 33.333 Tidak Baik 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 7 46.667 Kurang 1 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 33 Positif 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 37 Baik 2
77 RD L 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 35 Positif 2 2 1 3 3 1 3 1 3 3 1 21 Tidak Baik 1
78 WE L 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 33.333 Tidak Baik 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 6 40 Kurang 1 4 4 1 4 4 4 2 1 4 4 32 Positif 2 4 2 4 3 2 2 3 4 3 4 31 Tidak Baik 1
79 BM P 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 8 66.667 Baik 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kurang 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 33 Baik 2
80 LO L 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 7 58.333 Baik 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3 20 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 3 3 1 4 4 4 34 Baik 2
81 NH L 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 8 66.667 Baik 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 9 60 Cukup 2 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 35 Positif 2 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 33 Baik 2
82 RT P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 35 Baik 2
83 EE P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 6 40 Kurang 1 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 37 Positif 2 4 4 1 4 4 4 2 1 4 4 32 Tidak Baik 1
84 FT P 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 75 Baik 2 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 66.667 Cukup 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 4 1 1 4 1 2 4 4 4 29 Tidak Baik 1
85 GH L 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 80 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
86 IK L 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 7 46.667 Kurang 1 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 36 Positif 2 4 1 1 1 1 1 2 4 4 4 23 Tidak Baik 1
87 UI P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
88 AS P 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 8 53.333 Kurang 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 37 Baik 2
89 WE L 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 1 1 1 4 2 1 4 4 25 Tidak Baik 1
90 BG P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 10 83.333 Baik 2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 6 40 Kurang 1 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 34 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
91 JJ L 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 66.667 Baik 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 10 66.667 Cukup 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 36 Baik 2
92 LO L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 36 Positif 2 4 4 4 1 1 1 2 1 4 4 26 Tidak Baik 1
93 PL L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 3 4 4 3 3 1 4 4 3 33 Positif 2 4 4 4 4 4 4 2 1 1 4 32 Tidak Baik 1
94 SD P 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 6 50 Tidak Baik 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 6 40 Kurang 1 1 1 4 1 2 1 2 4 1 2 19 Negatif 1 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
95 RT L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 28 Negatif 1 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 34 Baik 2
96 GH P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 Negatif 1 4 3 1 1 1 4 2 1 4 4 25 Tidak Baik 1
97 UY P 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 41.667 Tidak Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93.333 Baik 3 3 4 3 1 3 1 3 3 1 3 25 Negatif 1 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 36 Baik 2
98 TYR L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 9 60 Cukup 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 Negatif 1 4 3 4 4 3 3 1 4 4 3 33 Baik 2
99 DS P 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Positif 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 32 Tidak Baik 1
100 CC P 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 6 50 Tidak Baik 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7 46.667 Kurang 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 Positif 2 4 2 1 1 1 1 4 1 1 1 17 Tidak Baik 1
101 HY L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 32 Positif 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 34 Baik 2
Skor = 818 skor = 988 Skor= 3227 skor= 3236
Mean= 8.099 mean= 9.7822 median= 33 median= 33
Median= 8 Median= 10 Mean = 62.981 Mean = 63.155
Lampiran 7

ANALISA UNIVARIAT

1. FREKUENSI
Statistics

Perilaku
Pemeliharaan
Kesehatan Peran
Gigi dan Mulut Pengetahuan Sikap orang tua
N Valid 101 101 101 101
Missing 0 0 0 0

Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik 30 29.7 29.7 29.7
Baik 71 70.3 70.3 100.0
Total 101 100.0 100.0

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 40 39.6 39.6 39.6
Cukup 24 23.8 23.8 63.4
Baik 37 36.6 36.6 100.0
Total 101 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 41 40.6 40.6 40.6
Positif 60 59.4 59.4 100.0
Total 101 100.0 100.0

Peran orang tua

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik 48 47.5 47.5 47.5
Baik 53 52.5 52.5 100.0
Total 101 100.0 100.0

34
ANALISA BIVARIAT

1. Hubungan pengetahuan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi


dan mulut

Crosstab

Perilaku Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan
Mulut
Tidak Baik Baik Total
Pengetahuan Kurang Count 18 22 40
% within Pengetahuan 45.0% 55.0% 100.0%
% of Total 17.8% 21.8% 39.6%
Cukup Count 7 17 24
% within Pengetahuan 29.2% 70.8% 100.0%
% of Total 6.9% 16.8% 23.8%
Baik Count 5 32 37
% within Pengetahuan 13.5% 86.5% 100.0%
% of Total 5.0% 31.7% 36.6%
Total Count 30 71 101
% within Pengetahuan 29.7% 70.3% 100.0%
% of Total 29.7% 70.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 9.130a 2 .010
Likelihood Ratio 9.550 2 .008
Linear-by-Linear
9.040 1 .003
Association
N of Valid Cases 101
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 7.13.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for a
Pengetahuan
(Kurang / Cukup)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.

35
2. Hubungan sikap dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut
Crosstab

Perilaku Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan
Mulut
Tidak Baik Baik Total
Sikap Negatif Count 19 22 41
% within Sikap 46.3% 53.7% 100.0%
% of Total 18.8% 21.8% 40.6%
Positif Count 11 49 60
% within Sikap 18.3% 81.7% 100.0%
% of Total 10.9% 48.5% 59.4%
Total Count 30 71 101
% within Sikap 29.7% 70.3% 100.0%
% of Total 29.7% 70.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 9.151b 1 .002
a
Continuity Correction 7.858 1 .005
Likelihood Ratio 9.094 1 .003
Fisher's Exact Test .004 .003
Linear-by-Linear
9.060 1 .003
Association
N of Valid Cases 101
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.
18.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Sikap
3.847 1.569 9.433
(Negatif / Positif)
For cohort Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan
2.528 1.350 4.734
Gigi dan Mulut = Tidak
Baik
For cohort Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan .657 .483 .895
Gigi dan Mulut = Baik
N of Valid Cases 101

36
1. 3. Hubungan peran orang tua dengan perilaku pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut

Crosstab

Perilaku Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan
Mulut
Tidak Baik Baik Total
Peran orang Tidak Baik Count 17 31 48
tua % within Peran orang tua 35.4% 64.6% 100.0%
% of Total 16.8% 30.7% 47.5%
Baik Count 13 40 53
% within Peran orang tua 24.5% 75.5% 100.0%
% of Total 12.9% 39.6% 52.5%
Total Count 30 71 101
% within Peran orang tua 29.7% 70.3% 100.0%
% of Total 29.7% 70.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.430b 1 .232
a
Continuity Correction .956 1 .328
Likelihood Ratio 1.431 1 .232
Fisher's Exact Test .278 .164
Linear-by-Linear
1.416 1 .234
Association
N of Valid Cases 101
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.
26.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Peran
orang tua (Tidak Baik / 1.687 .713 3.992
Baik)
For cohort Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan
1.444 .787 2.651
Gigi dan Mulut = Tidak
Baik
For cohort Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan .856 .660 1.109
Gigi dan Mulut = Baik
N of Valid Cases 101

37
Lampiran 8
DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1
Peneliti telah menjelaskan tentang penelitian kepada responden

38
Responden sedang mengisi kueisoner

39
Gambar 3
Responden telah selesai mengisi kuesioner dan kuesioner telah dikembalikan
kepada peneliti

40
Lampiran 9

41
Lampiran 10

42
Lsmpiran 11

43
Lampiran 12

BLANGKO SEMINAR HASIL SKRIPSI/TUGAS AKHIR PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG TA. 2021/2022

Nama : Rinda Setri Ayu


Nim : 1803112
Judul :Faktor Faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN
01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021
Pembimbing I : Oktariyani Dasril, M.Kes
Pembimbing II : Wiya Elsa Fitri, M.Si

No Substansi yang diperbaiki Posisi BAB, Halaman dan Substansi hasil perbaikan Posisi BAB, Tanda
Baris Halaman dan Baris tangan

PENGUJI 1 : Dr. Nova Arikhman, M.Kes

1 Lebih diperjelas justifikasi mengapa BAB 1 Sudah ditambakan dan lebih di BAB 1 Halaman 3 - 4
meneliti perilaku pemeliharaan spesifikkan tentang perilaku
kesehatan gigi dan mulut dalam pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut

2 Jumlah sampel 88 dan itu terlalu BAB 1 ruang lingkup dan BAB 3 Sanmpel pada penelitian ini BAB 1 ruang lingkup
sedikit untuk diteliti bagian populasi dan sampel menjadi 101 orang karena teknik dan BAB 3 bagian
pengambilan sampel diubah populasi dan sampel
menjadi total populasi artinya

34
semua unit populasi diteliti

3 Perbaiki prosedur pengumpulan data BAB 3 halaman 33 Sudah diperbaiki mulai dari BAB 3 halaman 33
pengurusan surat penelitian

PENGUJI 2 : Annisa Novita Sary, M.Kes

1 Terlalu byk jumlah kata di judul. Halaman Judul Sudah diperbaiki Halaman Judul
Perbaiki, minimal 13-15 kata.
FAKTOR – FAKTOR YANG
Judul Awal BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU
FAKTOR – FAKTOR PEMELIHARAAN
YANG KESEHATAN GIGI DAN
BERHUBUNGAN MULUT ANAK USIA
DENGAN PERILAKU SEKOLAH SDN 01 BARUNG
ANAK DALAM BARUNG BALANTAI
PEMELIHARAAN KABUPATEN PESISIR
KESEHATAN GIGI SELATAN
DAN MULUT ANAK TAHUN 2021
USIA SEKOLAH SDN
01 BARUNG BARUNG
BALANTAI
KECAMATAN KOTO
XI TARUSAN
KABUPATEN PESISIR
SELATAN
TAHUN 2021

2 Pilih salah satu kalimat proposal Halaman Judul Sudah diperbaiki menjadi Halaman judul
atau skripsi PROPOSAL saja

35
Kalimat awal

PROPOSAL SKRIPSI

3 Perbaiki urutan yang benar pada BAB 3 Halaman 34 Sudah dirubah menjadi BAB 3 Halaman 34
pengkodean variabel pengetahuan
Urutan sebelumnya Kurang, cukup dan baik
Cukup kurang baik

4 Tambahkan siswa kelas IV – VI BAB 3 Halaman 32 Sudah ditambahkan BAB 3 Halaman 32


pada kriteria inkulsi

5 Kata hipotesa diganti jadi hipotesis BAB 3 Halaman 37 Sudah diganti BAB 3 Halaman 37

6 Pada DO gunakan nilai mean saja BAB 3 Halaman 38 Sudah diperbaiki BAB 3 Halaman 38

PERBAIKAN SIAP UJIAN SKRIPSI

PENGUJI 1 : Dr. Nova Arikhman, M.Kes

1 Untuk cover 2 buah Bagian Cover Sudah diperbaiki menjadi 2 Bagian Cover

2 Jelaskan prokes pada tahap Bab 3 halaman 34 Sudah ditambahakan tentang Bab 3 halaman 34
pengumpulan data prokes
3 Pembahasan lebih diperjelas Bab Pembahasan Halaman 46 - 48 Pembahasan sudah ditambahkan Bab Pembahasan
tambahkan literasi literasi Halaman 46 - 48

36
4 Tambahkan analisis pengetahuan Bab Pembahasan Halaman 46 - 48 Analisis kuesioner pada Bab Pembahasan
dan sikap dari kuesioner ke bagian pembahasan bagian asumsi Halaman 46 – 48
asumsi pada pembahasan peneliti sudah ditambahkan

5 Saran harus berdasarkan Bab 6 Bagian saran halaman 64 Saran sudah disesuaikan dengan Bab 6 Bagian saran
pembahasan hasil penelitian halaman 64

PENGUJI 2 : Annisa Novita Sary, M.Kes

1 Lebih fokuskan pembahasan kenapa Bagian pembahasan bivariate Pembahasan sudah ditambahkan Bagian pembahasan
peran orang tua tidak berhubungan halaman 62 bagian asumsi penelitian bivariate halaman 62

2 Urutan pembahasan sebelum Bab V halaman 45 - 53 Urutan pembahasan sebelum Ba V halaman 45 – 53


perbaikan perbaikan

Hasil Hasil
Teori Penelitian Pendukung
Penelitian Pendukung Teori
Asumsi peneliti Asumsi peneliti

3 Abstrak harus 250 kata Bagian Abstrak Sudah disesuaikan jumlah 250 Bagian Abstrak
Pada Bab 4 hanya kesimpulan dan kata
saran Bab 3 dan bab 4 sudah
Bab 3 hasil Univariat dan Bivariat disesuaikan
4 Lampiran kan surat penelitan Bagian lampiran Sudah ditambahkan Bagian lampiran
Dokumentasi buat keterangan

37
38

Anda mungkin juga menyukai