SKRIPSI
Oleh :
i
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA
SEKOLAH SDN 01 BARUNG BARUNG BALANTAI
KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN 2021
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi S-1
Kesehatan Masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan Gigi
Oleh :
ii
PERNYATAANPERSETUJUAN
SKRIPSI
Faktor Faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021
Oleh :
RINDA SETRI AYU
1803112
Skripsi ini sebagai hasil penelitian telah diperiksa, disetujui oleh Pembimbing
Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Stikes Syedza Saintika Padang
dan telah siap untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Stikes Syedza Saintika Padang
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Prodi S-1 Kesehatan Masyarakat
Stikes Syedza Saintika Padang
iii
LEMBARAN PENGESAHAN
Oleh
Penguji I Penguji II
NIDN : 1005108607
iv
PANITIA UJIAN SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I
Penguji II
v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Nim : 1803112
vi
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
ABSTRAK
Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan adalah karies gigi
dan penyakit periodontal. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat Penduduk dengan umur 1-4 tahun yang mempunyai masalah dengan
kesehatan gigi dan mulut sebesar 5,2% dan pada usia 5-9 tahun sebesar 21,1%,
dari angka ini terlihat dengan meningkatnya umur meningkat juga masalah
kesehatan gigi dan mulut terutama karies.
Jenis penelitian analitik dengan desain penelitian crossectional study.
Populasi seluruh murid kelas IV – VI yang berjumlah 101 orang dengan teknik
pengambilan sampel total sampling. Penelitian telah dilakukan pada bulan
Desember Tahun 2021 di SDN 01 Barung Barung Balantai. Data yang digunakan
adalah data primer yaitu dengan melakukan wawancara kepada responden,
analisis data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil penelitian terdapat 71 orang (70,3%) responden yang memiliki
perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik, 40 orang (39,6%)
dengan pengetahuan kurang baik, 60 orang (59,4%) bersikap positif dan 53 orang
(52,5%) mendapatkan peran baik dari orang tua pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut yang baik. Hasil uji statistik ada hubungan pengetahuan (p 0,010), sikap (p
0,005) dan tidak ada hubungan peran orang tua (p 0,328) dengan perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah
Kesimpulan ada hubungan pengetahuan, sikap dan tidak ada hubungan
peran orang tua dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia
sekolah Disarankan kepada petugas kesehatan untuk lebih aktif memberikan
penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut untuk menambah
pengetahuan siswa dan merubah sikap siswa dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut.
vii
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
PUBLIC HEALTH S1 STUDY PROGRAM
Factors Associated with Behavioral Dental and Oral Health Maintenance for
School Age Children at SDN 01 Barung Barung Balantai Pesisir Selatan
Regency in 2021
ABSTRACT
The most common dental and oral diseases are dental caries and
periodontal disease. This can be seen from the data from the Health Office of
West Sumatra Province. The population aged 1-4 years who have problems with
dental and oral health is 5.2% and at the age of 5-9 years is 21.1%. There is also
an increase in dental and oral health problems, especially caries.
This type of research is analytic with a cross-sectional study design. The
population of all students in grades IV – VI, amounting to 101 people with total
sampling technique. The research was conducted in December 2021 at SDN 01
Barung Barung Balantai. The data used are primary data, namely by conducting
interviews with respondents, univariate and bivariate data analysis using the Chi-
Square test.
The results showed that there were 71 people (70.3%) of respondents who
had good dental and oral health maintenance behavior, 40 people (39.6%) of
respondents who had poor knowledge, 60 people (59.4%) of respondents who had
an attitude of positive and 53 people (52.5%) respondents who got a good role
from parents in maintaining good oral and dental health.
The conclusion of the study is that there is a relationship between
knowledge, attitude and there is no relationship between the role of parents (p
with dental and oral health maintenance behavior for school-age children. It is
recommended that health workers be more active in providing counseling about
dental health maintenance. and mouth and conduct demonstrations on how to
properly care for teeth in elementary school children.
Reference : 28 (2006-2021)
Keywords: Behavior, knowledge, attitude, role of parents
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
Tahun 2021”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Dalam proses penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari pihak-pihak yang
telah membantu dan mendukung peneliti untuk tetap yakin dan bisa
menyelesaikan Skripsi ini. Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada Ibu
Oktariyani Dasri, M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Wiya Elsa Fitri, M.Si
Padang
ix
4. Ibu Dr. Nova Arihman, M.Kes sebagai penguji I yang telah memberikan
5. Ibu Annisa Novita Sary, M.Kes sebagai penguji II yang telah memberikan
6. Kepala Sekolah dan semua pihak SDN 01 Barung Barung Balantai, yang
8. Semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung
penelitian ini. Namun penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….... iii
HALAMAN PANITIA UJIAN SKRIPSI…………………….……….... iii
HALAMAN ORISINAL…….………………………………………….... iv
ABSTRAK……………………………………………………………….... v
ABSTRACK………………….………………………………………….... vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………..... vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL……………………………………………..............….. x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................5
1.3.2 Khusus....................................................................................5
..........................................................................................................................
1.4 Manfaat penelitian..........................................................................6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................7
xi
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Univariat..........................................................................................45
5.2 Bivariat............................................................................................49
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan......................................................................................53
6.2 Saran...............................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.7 Hubungan Peran Orang Tua Dengan perilaku anak dalam 44
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah
SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021…………………………………………………..
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Ganchart
Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 : Master Tabel Penelitian
Lampiran 6 : Hasil Olahan data
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 8 : Surat Balasan Selesai Penelitian
Lampiran 9 : Dokumenteasi Penelitian
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia, penyakit gigi dan mulut berada pada sepuluh besar penyakit terbanyak yang
tersebar di berbagai wilayah (Mikail, B., & Candra, A, 2011). Prevalensi kejadian karies
terjadi kenaikan angka pada penduduk Indonesia pada tahun 1995 sebesar 63 % menjadi
90 % pada tahun 2011 (Dirjen Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi, 2011). Untuk
itu masalah karies di Indonesia memerlukan penanganan yang serius dari berbagai pihak.
yang optimal. Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang terpelihara akan berpengaruh pada
peningkatan kualitas hidup dan produktifitas sumber daya manusia. Upaya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut harus dilakukan sejak dini pada usia sekolah dasar mengingat
penyakit gigi dan mulut berada pada peringkat sepuluh besar penyakit yang terbanyak
Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan adalah karies gigi dan
penyakit periodontal. World Health Organization (WHO) 2019, karies gigi di wilayah
Asia Selatan-Timur mencapai 75%-90% terserang karies gigi di seluruh dunia 60-90%
anak mengalami karies gigi. Prevalensi karies terus menurun di negara maju sedangkan
2019).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, sebanyak 57%
dari penduduk provinsi Sumatera Barat masih mengalami kesehatan gigi dan mulut
1
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Penduduk dengan umur 1-4 tahun yang
mempunyai masalah dengan kesehatan gigi dan mulut sebesar 5,2% dan pada usia 5-9
tahun sebesar 21,1%, dari angka ini terlihat dengan meningkatnya umur meningkat juga
masalah kesehatan gigi dan mulut terutama karies (Talibo & Mulyadi, 2016).
Presentasi mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 93% ditemukan
pada kelompok usia 6-12 tahun, karena pada usia 6-12 tahun sebagian besar masih
memiliki kebiasaan menggosok gigi yang keliru yaitu saat mandi pagi dan mandi sore.
Hal ini dibuktikan bahwa kebiasaan benar menggosok gigi anak usia sekolah hanya 2%
(BPPK, 2018). Ditemukan bahwa 91, 1% orang Indonesia menggosok gigi setiap hari.
Namun hanya 7,3% dari keseluruhan melakukan penggosokan gigi dengan benar. Fakta
yang terjadi 72,1% penduduk indonesia memiliki masalah gigi berlubang dan 46,5%
menyebabkan penyakit gigi berlubang antara lain karena struktur gigi, mikroorganisme
mulut, lingkungan subtract (makanan), dan lamanya waktu makanan menempel didalam
mulut. Faktor lain adalah usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan,
(Hermawan, 2016).
Selain itu kurangnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dapat
menyebabkan karies gigi. Karies gigi pada anak apabila dibiarkan begitu saja akan
mengakibatkan masalah kesehatan lain. Akibat dari karies gigi pada anak antara lain akan
menimbulkan masalah nyeri, kelainan jantung, infeksi ginjal, infeksi lambung, dan
kematian (Minata,2011). Anak yang mengalami kerusakan gigi akan malas beraktivitas
karena harus menahan rasa sakit pada gigi dan mulutnya. Rasa sakit itu juga dapat
menyebabkan anak mengalami penurunan selera makan. Hal ini berdampak pada
2
kekurangan asupan gizi pada anak. Selain itu, apabila gigi dibiarkan membusuk maka
gigi berlubang harus dicabut. Pencabutan gigi pada anak sekolah mengakibatkan ada
ruang kosong yang menyulitkan anak dalam mengunyah makanan. Hal tersebut dapat
mempengaruhi pertumbuhan anak jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut yang dialami oleh anak pada saat ini
dipicu karena perilaku yang kurang baik dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Bentuk perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang salah yaitu menggosok gigi
yang tidak benar sehingga dapat meninggalkan sisa - sisa makanan bahkan penumpukan
sisa makanan yang dapat membentuk asam mikrobial sehingga lama kelamaan akan
menimbulkan destruksi komponen organik gigi dan mengakibatkan gigi berlubang. Serta
kurang pedulinya anak dalam melakukan perawatan pemeliharaan kesehatan gigi dan
Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi yang
benar sangat penting diajarkan kepada anak – anak karena sangat mempengaruhi tingkat
kebersihan giginya. Kurangnya perilaku pemelihataan kesehatan gigi dan mulut pada
anak dipengaruhi oleh salah satunya yaitu pengetahuan yang rendah. Hal inimenunjukkan
bahwa anak-anak masih kurang mendapat pengetahuan tentangcara menyikat gigi yang
benar dan menjadikan ini menjadi salah satu faktor utama dalam tingginya kerusakan gigi
pada anak sehingga menimbulkan perilaku yang kurang baik dalam pemeliharaan
dan mulut. Jika anak memiliki sikap negatif dengan menganggap bahwa melakukan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut itu tidak penting maka mereka juga akan
menunjukkan perilaku yang kurang baik dengan tidak melakukan perawatan kesehatan
3
Perilaku pemeliharan kesehatan gigi dan mulut yang dipicu karena faktor
pengetahuan dan sikap ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sintya Azwir
(2019) tentang faktor yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia
sekolah yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p =
0,002) dan sikap (p = 0,014) dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Selain pengetahuan dan sikap, peran orang tua juga berkontribusi dalam
mempengaruhi perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Dimana peran orang tua
dalam membantu anak dan mengajarkan anak bagaimana cara merawat gigi dan mulut
akan berdampak positif pada kesehatan gigi dan mulut anak. Anak yang mendapatkan
pengawasan baik dari orang tua tentang pemeliharaan kesehatan akan cenderung
menunjukkan perilaku positif dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Orang tua
yang mengawasi anak dalam melakukan perawatan gigi dan mulut misalnya dengan
mengingatkan anak untuk menggosok gigi sebelum tidur akan memberikan kebiasaan
atau perilaku positif kepada anak untuk melakukannya setiap hari (Junralis, 2018).
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Junralis (2018) tentang
hubungan peran orang tua dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah
yang menyatakan ada hubungan peran orang tua dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan
Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan ketika penulis melakukan kegiatan skrining
(penjaringan kesehatan) anak pada awal bulan Agustus 2021 penulis mendapatkan data
bahwasanya dari 20 Sekolah Dasar yang dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
didapatkan data anak yang terjaring bermasalah dengan karies gigi rata-rata setiap
sekolah 70% orang anak yang menderita karies. Adapun sekolah dasar dengan angka
4
karies pada anak yang paling banyak ditemukan di SDN 01 Barung Barung Balantai,
dimana dari 27 anak yang diperiksa kesehatan gigi ditemukan 20 anak menderita karies
gigi. SDN 01 merupakan SDN percontohan yang sudah mendapatkan sertifikat adiwiyata
nasional dan UKS provinsi di wilayah kerja Puskesmas Barung Barung Balantai sehingga
merupakan SD favorit bagi anak- anak dan orang tua sehingga memiliki murid paling
banyak diantara sekolah yang ada di wilayah Puskesmas Barung Barung Balantai.
Hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap 10 orang terdapat 7 orang (70%)
diantara meraka tidak mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan gigi dan mulut
dengan benar dan 5 orang (50%) diantara mereka juga mengatakan kurang mendapatkan
perhatian dari orang tua dalam melakukan perawatan gigi dan mulut seperti orang tua
jarang mengingatkan anak mereka untuk menggosok gigi sebelum tidur dan setelah
makan. Serta orang tua juga jarang membawa anak mereka melakukan pemeriksaan
Selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan kepada 10 orang
mereka mengalami karies gigi. Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa yang
mengalami karies gigi tersebut mereka kurang tau cara perawatan kesehatan gigi dan
mulut yang benar serta mereka enggan dan jarang menggosok gigi sebelum tidur dan
sesudah makan. Selain itu hasil wawancara mereka juga mengatakan bahwa orang tua
mereka jarang mengingatkan mereka untuk menggosok gigi terutama sebelum tidur.
Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apa sajakah “Faktor – Faktor yang berhubungan dengan
perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung
1) Tujuan Umum
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
2) Tujuan Khusus
gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten
gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
6
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021.
gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten
g. Diketahui distribusi peran orang tua dengan perilaku anak dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
1. Bagi Penulis
orang tua dengan sikap dan kebiasaan anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut anak usia sekolah di SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten
Pesisir Selatan.
2. Bagi Siswa
Mengetahui sikap dan kebiasaan yang baik dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut.
gigi dan mulut dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan di bidang promosi
dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01
Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”. Tujuan dalam
7
penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain penelitian
crossectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas IV – VI
SDN 01 Barung Barung Balantai yang berjumlah 101 orang yang berjumlah 101
orang dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Penelitian telah dilakukan
pada bulan Desember Tahun 2021 di SDN 01 Barung Barung Balantai. Data yang
responden, analisis data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-
Square.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anak usia sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu
golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak
yang berusia 6-12 tahun Anak usia sekolah Periode usia pertengahan ini dimulai
Masa anak usia sekolah dimulai dari usia 6 -12 tahun atau sampai tiba saatnya
individu menjadi matang seksual. Selama satu sampai dua tahun terakhir dari masa
anak-anak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini dapat merubah dalam
sikap, nilai-nilai dan perilaku. Menjelang akhir periode anak mempersiapkan diri
secara fisik dan psikologis untuk memasuki tahap remaja. Anak pada masa ini
dinamakan anak usia sekolah karena anak sudah memasuki dunia pendidikan yang
Masa ini juga ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dalam berperilaku, yang
dapat membuat anak lebih siap dan mampu untuk belajar dibandingkan sebelumnya
(Christiana,2012).
Pada Usia sekolah orang tua harus mengetahui beberapa hal dari
perkembangan kesehatan gigi dan mulut anakya yaitu 1) mulai sekitar 6 tahun, gigi
permanen tumbuh dan anak secara bertahap kehilangan gigi deciduinya; 2) kunjungan
kedokter gigi secara teratur adalah penting bagi anak dalam penanaman rasa berani
dan percaya diri; 3) suplemen fluorida harus dilanjukan jika persediaan air tidak
mengandung flourida yang cukup; 4) orang tua harus melakukan flossing pada anak;
5) pada usia ini anak harus menyikat giginya setelah makan dengan sikat gigi nilon
9
yang lembut, pengawasan dan bantuan orang tua biasanya tidak diperlukan lagi tetapi
peranan orag tua dalam mengingatkan anak tetap dilakukan; 6) pada kelompok usia
ini penyakit gigi dan mulut semakin jelas yaitunya: karies, maloklusi dan penyakit
Pada usia 6 tahun sampai 7 tahun, gigi yang tumbuh antara lain gigi seri
tengah dan gigi geraham pertama. Usia 7 sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah,
dan gigi seri lateral. Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula.
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama, gigi taring bagian
maksila, dan gigi geraham kecil kedua. Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai
dengan tanggalnya gigi susu yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan
tumbuhnya gigi permanen, kecuali geraham belakang. Gigi permanen yang tumbuh
pada anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena perpindahan
dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki risiko tinggi terkena karies gigi
(Charles, 2016).
Anak yang mengalami kerusakan gigi akan malas beraktivitas karena harus
menahan rasa sakit pada gigi dan mulutnya. Rasa sakit itu juga dapat menyebabkan
anak mengalami penurunan selera makan. Hal ini berdampak pada kekurangan
asupan gizi pada anak. Selain itu, apabila gigi dibiarkan membusuk maka gigi
berlubang harus dicabut. Pencabutan gigi pada anak sekolah mengakibatkan ada
ruang kosong yang menyulitkan anak dalam mengunyah makanan. Hal tersebut dapat
mempengaruhi pertumbuhan anak jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Menggosok gigi yang salah dapat meninggalkan sisa - sisa makanan bahkan
penumpukan sisa makanan yang dapat membentuk asam mikrobial sehingga lama
dan cara perawatannya. Namun, angka prevalensi kerusakan gigi pada anak di
Mulut adalah rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air, mulut
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan. Didalam mulut terdapat gigi,
lidah dan ludah. Gigi adalah tulang keras dan kecil berwarna putih yang tumbuh
tersusun berakar dalam gusi. Gigi tersusun dalam dua lingkung, dirahang atas dan
bawah yang dikelilingi oleh pipi dan lidah. Tiap gigi terdiri atas mahkota gigi dan
akar gigi yang bersatu pada bagian yang sedikit lebih tipis yang disebut leher gigi
(Utami, 2015).
bagian integral dari kesehatan secara umum, namun banyak orang tidak
mengetahui bahwa rongga mulut berperan penting bagi kesehatan tubuh. Rongga
dan mempunyai kehidupan sosial yang lebih baik. Kondisi sebaliknya, rongga
mulut yang tidak sehat dapat berpengaruh pada kehidupan sosial seseorang,
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus
makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dan
11
menyikat gigi harus menggunakan teknik dan cara yang tidak merusak stuktur
gigi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter
gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa diperhatikan lagi dan
merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan
sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan. (Malik, 2018).
Perawatan gigi yang kurang baik dan tidak ada kuat dapat menyebabkan masalah
kesehatan gigi. Masalah yang biasa muncul pada anak-anak adalah gigi berlubang
lubang gigi. Karies diawali dengan timbulnya bercak cokelat atau putih yang
sukrosa, fruktosa, dan glukosa oleh beberapa bakteri penghasil asam. Lubang
gigi baru akan terasa sakit bila lubang gigi sudah dalam mencapai rongga
pulpa yang berisi pembuluh darah dan saraf. Karies dapat dicegah dengan
melakukan kebiasan baik menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur dan
Karies atau gigi berlubang adalah yang membusuk di dalam gigi yang
(permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian
dalam gigi. Penyebab penyakit gigi ini diakibatkan karena adanya kuman.
maupun orang dewasa. Anak usia 6-14 tahun merupakan kelompok usia
12
kritis terkena karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi
permanen. Faktor yang dapat menyebabkan karies terdiri dari faktor kausal;
iklim, dan 2) yang berpengaruh di dalam mulut: gigi, saliva dan makanan
(Charly, 2012).
tiga, yaitu :
a) Karies superfisial, yaitu gigi berlubang yang hanya mengenai lapisan gigi
terluar.
c) Karies profunda, yaitu gigi berlubang yang sudah mengenai jaringan pulpa.
d) Gingtivitis (Peradangan Gusi) radang gusi terjadi akibat adanya plak dan
bakteri.
b. Maloklusi
mengunyah. Kondisi ini juga dapat disebut sebagai gigitan tidak teratur,
crosbite, atau overbite. Maloklusi dapat dilihat sebagai bengkok, ramai, atau
13
rahang berukuran kecil, sedangkan ukuran gigi mengikuti garis keturunan
bapak yang ukurannya giginya besar. Kondisi yang sering terjadi adalah gigi
terlalu banyak atau terlalu sedikit, terlalu banyak atau terlalu sering kondisi
ruang antara gigi, mulut tidak teratur dan bentuk, dan formasi atipikal dari
rahang dan wajah seperti bibir sumbing. Namun maloklusi dapat terjadi
akibat kebiasaan buruk seperti mingisap jari atau jempol, menetrasi lidah,
premature hilangnya gigi dari kecelakaan atau penyakit gigi, dan kondisi
c. Penyakit Periodontal
Pada periodontitis akan terbentuk kantong diantara gigi dan gusi dan
meluas kebawah antara akar gigi dan tulang bawahnya. Jika keadaan ini terus
berlanjut, pada akhirnya banyak tulang rahang dekat kantong yang rusak
degeneratif yang mengenai gusi dan jaringan penyokong gigi. Penyakit ini
gingivitis (inflamasi ringan pada gusi) dan periodontitis (inflamasi gusi dan
Penyebab terjadinya gingivitis adalah seperti bakteri, plak dan karang gigi.
Radang gusi ditandai pada gusi bengkak, warnanya merah terang, dan mudah
14
Gambar 2.1 Struktur anatomi gigi.
Struktur gigi pada manusia terbagi dua bagian yaitu bagian mahkota dan
bagian akar. Pada bagian mahkota merupakan bagian gigi yang terlihat dalam
mulut, sedangkan pada bagian akar merupakan bagian yang tertanam didalam
Menurut Tarigan tahun 2016, pada bagian gigi manusia terstruktur/ tersusun
b) Leher merupakan bagian yang terletak antara mahkota dengan bagian akar gigi.
d) Email dikenal juga dengan istilah “Enamel”, merupakan jaringan yang berfungsi
untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang sangat keras yang berada di bagian
paling luar gigi manusia. Warna email gigi pun sebenarnya tidak putih mutlak,
e) Tulang dikenal dengan istilah “dentin’’ yaitu tulang yang merupakan lapisan yang
15
berada pada pada lapisan setelah email yang dibentuk dari zat kapur. Dentin juga
merupakan bagian terluas dari struktur gigi, meliputi seluruh panjang gigi mulai
dari mahkota hingga akar. Dentin pada mahkota gigi dentin dilapisi oleh enamel,
sedangkan dentin pada akar gigi dentin yang dilapisi enamel, sedangkan dentin
f) Rongga gigi adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh darah kapiler
g) Rongga gigi adalah rongga yang didalamnya terdapat pembuluh darah kapiler dan
serabut-serabut syaraf.
sudah parah karena akan mempengaruhi jaringan tubuh lain seperti tenggorokan,
jantung hingga otak. Dampak yang akan dialami seseorang dengan masalah gigi
antara lain keterbatasan fungsi gigi (sulit mengunyah, makanan tersangkut, bau
tertentu, tidak dapat menggosok gigi dengan baik), rasa sakit setiap mengunyah
(sakit kepala, infeksi, sakit radang), ketidaknyamanan psikis (merasa rendah diri,
Menurut Arisman (2015) perawatan gigi yang benar dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
16
a. Menggosok gigi (brushing)
1. Metode Menggosok Gigi
a. Gerakan Vertikal
bawah dan atas tertutup. Gerakan ini digunakan untuk permukaan gigi
cara ini tidak benar maka dapat menimbulkan resensi penurunan gusi
b. Gerakan Horizontal
2012).
c. Gerakan Roll
pada permukaan gusi, jauh dari permukaan bidang kunyah ujung bulu
(Ghofur, 2012).
17
2. Pemilihan sikat yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi.
Apabila kita salah memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau. Untuk anak usia
sekolah sikat gigi yang baik adalah sikat gigi dengan bulu halus yang
terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm. Pilih sikat gigi yang kecil
baik tangkai maupun kepala sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
sebelum tidur). Hal itu merupakan dasar untuk program oral hygiene yang
efektif. Menggosok gigi sebelum tidur sangat penting karena saat tidur
terjadi interaksi antara bakteri mulut dengan sisa makanan pada gigi.
dianjurkan pada anak usia sekolah, karena pada anak usia sekolah
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen. Usaha lain
18
yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan gigi
5. Mengatur Makanan
apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang benar akan berisiko
terkena karies gigi. Oleh karena itu pada anak usia sekolah dianjurkan diet
rongga mulut. Sumber makanan yang baik dikonsumsi untuk penguat gigi
19
2.1.3 Tingkat Pengetahuan
2.1.3.1 Pengertian
melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya), dengan sendirinya
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek, sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Dewi dan Wawan,
2011).
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup
didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu : (Dewi dan Wawan, 2011).
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya setelah mengamati sesuatu, Oleh sebab itu tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,
b. Memahami (comprehension)
benar tentang suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
20
sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
c. Aplikasi (aplication)
prinsip yang telah diketahui tersebut pada situasi yang lain (Dewi dan Wawan,
2011).
d. Analisis (analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang
(bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut (Dewi dan Wawan, 2011).
e. Sintesis (synthesis)
untuk merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari
f. Evaluasi (evaluation)
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
21
sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri (Dewi dan
Wawan, 2011).
tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut
c. Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi.
menanyakan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Dalam
c. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55% (Riyanto, 2013).
2.1.4 Sikap
2.1.4.1 Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulasi atau obyek (Notoatmodjo, 2007). Manifestasi sikap itu
22
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu (Dewi dan Wawan,
2011).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan dahulu dari perilaku yang tertup. Sikap secara nyata menunjukan
sehari - sehari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus
sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan atau prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi
tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang tebuka
(Notoatmodjo, 2010).
menunjang yaitu:
23
Menurut Notoatmodjo (2007) Berbagai tingkatan dalam pembentukan
sikap yaitu :
1. Menerima (receiving)
2. Merespon (responding)
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena suatu usaha untuk
itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
orang lain terhadap suatu masalah-masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga.
segala resiko adalah telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan
responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
24
Skala Likers (Method of Summateds Ratings) Likert (1932) mengajukan
melakukan egreement untuk masing-masing item dalam skala yang terdiri dari 5
point (Sangat setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak setuju, Sangat tidak setuju).
Semua item yang Favorabel kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk
sangat setuju nilainya 5 dan sangat tidak setuju nilainya 1 begitupun sebaliknya
ukur yaitu positif dan negatif. Sikap dikategorikan positif jika skor jawaban
responden ≥ dari nilai mean dan sikap dikategorikan negatif jika skor jawaban
responden < dari nilai mean. Skor didapatkan dari jumlah jawaban kuisoner
responden. Sedangkan nilai mean didapatkan yaitu nilai rata-rata dari skor
Menurut teori orang tua yaitu terdiri dari ayah dan ibu. Orang tua memiliki
pendidikan formal maupun non-formal. Peran orang tua itu sendiri dapat
(Samadi, 2014).
Orang tua sudah bisa membawa anak ketempat pelayanan gigi sejalan
dengan mulai tumbuhnya gigi anak antara enam bulan sampai setahun, karena
kunjungan ini berarti bagi orang tua dan anak. Orang tua ayah/ ibu bisa konsultasi
mengenai pola makan anak, cara pembersihan gigi atau apapun yang perlu
menyenangkan bagi anak akan berakibat secara psikologis bahwa perawatan gigi
25
bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti, sehingga kunjungan berikutnya tidak akan
ada masalah. Namun apabila ibu tidak pernah melakukan konsultasi gigi sejak
awal, ibu tidak tahu bagaimana merawat gigi anak dirumah, maka rantai itupun
bersambung kearah munculnya gigi berlobang, rasa sakit bahkan bengkak pada
Peran dan Pola asuh yaitu bagaimana orang tua dalam mendidik anak
mereka dalam kehidupan sehari. Orang tua berperan penting dalam setiap
kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak, pengawasan dari orang tua dapat
menentukan tingkah laku anak dimasa yang akan datang salah satunya dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Peranan orang tua secara khusus dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak adalah keterlibatan orang tua
dan kemauan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak (Risnawati,
2016).
Keberhasilan perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh peran orang tua
dalam melakukan perawatan gigi. Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien
dibandingkan anak yang menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua.
Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan gigi antara lain
membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada anak yang berusia dibawah
10 tahun, karena anak belum memiliki kemampuan motorik yang baik untuk
kategori hasil ukur yaitu baik dan tidak baik. Peran orang tua dikategorikan baik
jika skor jawaban responden ≥ dari nilai mean dan peran orang tua dikategorikan
tidak baik jika skor jawaban responden < dari nilai mean. Skor didapatkan dari
26
jumlah jawaban kuisoner responden. Sedangkan nilai mean didapatkan yaitu nilai
2.1.6 Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai
dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka
pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Hidayat,
2012).
dan sebagainya.
b. Operant response atau instrumental response, yakni respons yang timbul dan
27
ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons.
baik (respons terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh
penghargaan dari atasannya (stimuls baru), maka petugas kesehatan tersebut akan
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua.
(covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
Oleh sebab itu, disebut convert behavior atau unobservable behavior, misalnya:
seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu
bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya. Bentuk
bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah
jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practive), yang dengan mudah dapat
diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut over behavior,
penderita TB paru minum obat secara teratur, dan sebagainya (Charles, 2012).
Setiap individu memiliki perlakunya sendiri yang berbeda dengan individu lain,
28
termasuk pada kembar identik sekalipun. Perilaku tidak selalu mengikuti urutan tertentu
sehingga terbentuknya perilaku positif tidak selalu dipengaruhi oleh pengetahuan dan
sikap positif. Menurut teori Lawgreen mengklasifikasi beberapa faktor penyebab sebuah
Faktor predisposing merupakan faktor yan menjadi dasar motivasi atau niat
kepercayaan, keyakinan, nilai dan persepsi, tradisi dan unsur lain yang terdapat
(Hermawan, 2016).
misalnya perilaku pencegahan gigi berlubang pada balita, jadi orang tua
melakukan pemeriksaan gigi dari masih balita saat semua gigi anak sudah
tumbuh, kemudian orang tua melakukan penambalan pada gigi yang berlobang
dan orang tua mengajarkan anak menyikat gigi sedari kecil saat gigi anak sudah
terjadinya peilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami. Orang tua,
tokoh masyarakat atau petugas kesehatan. Misalnya bagaimana peranan orang tua
29
saat anak menyikat gigi. Menyikat gigi yang didampingi oleh orang tua akan
Perilaku merupakan proses yang dilakukan berulang kali. Perilaku tidak dapat
memiliki perilaku baru, maka orang itu melalui beberapa tahapan. Proses tersebut
antara lain awareness, interest, evaluation, trial, dan adoption (Hermawan, 2016).
a. Awareness (Kesadaran)
dengan kesadaran ini akan memicu seseorang untuk berfikir lebih lanjut tentang
b. Interest (Ketertarikan)
Interest merupakan tahap kedua setelah seseorang sadar terhadap suatu stimulus.
Seseorang pada tahap ini sudah mulai melakukan suatu tindakan dari stimulus
yang diterimanya.
c. Evaluation (Menimbang)
dianggap buruk atau kurang berkesan, maka ia akan diam atau acuh. Sebaliknya
d.Trial (Mencoba)
30
Trial merupakan tahap lanjutan pada seseorang yang telah mampu memikirkan
stimulus yang diperoleh baik atau buruk. Sehingga menimbulkan keinginan untuk
mencoba.
e. Adoption (Mengadopsi)
sebelumnya. Perilaku ini akan muncul sesuai dengan kesadaran, pengetahuan, dan
dan mulut menggunakan 2 kategori hasil ukur yaitu baik dan tidak baik. perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dikategorikan baik jika skor jawaban
responden ≥ dari nilai mean dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
menggunakan dikategorikan tidak baik jika skor jawaban responden < dari nilai
mean. Skor didapatkan dari jumlah jawaban kuisoner responden. Sedangkan nilai
mean didapatkan yaitu nilai rata-rata dari skor jawaban seluruh responden
(Charles, 2016).
31
2.2 Kerangka Teori
Pengetahuan
Pendidikan
Faktor
Predisposisi Kebiasaan
Persepsi
Keyakinan
Sikap
Perilaku dalam
Ketersediaan
pemeliharaan
Waktu
kesehatan gigi dan
Faktor Ketersediaan mulut
pemungkin Sarana
Ketersediaan alat
Dukungan tenaga
Faktor kesehatan
penguat
Peran orang tua
Sumber : Modifikasi Teori Perubahan Perilaku Law Green (1998), Hermawan (2016),
Charles (2016)
Gambar 2.2 Kerangka Teori
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah analitik dengan menggunakan desain Cross
Sectional dimana variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan dalam waktu
independen.
1. Tempat
Penelitian ini telah dilakukan pada murid SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan
Koto XI Tarusan.
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada Minggu pertama bulan Januari 2022 sampai dengan
1. Populasi
Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan yang berjumlah 101 orang.
Adapun alasan kenapa murid kelas IV-VI SDN ini yaitunya karena anak kelas
IV –VI sudah bisa baca tulis dan bisa memahami apa yang dijelaskan oleh guru
33
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yaitu secara total sampling artinya semua unit
populasi akan dijadikan sampel. Maka jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah
101 orang.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara
segera diperiksa oleh peneliti, untuk melihat kelengkapan data yang telah diisi oleh
kuesioner kepada responden untuk mencari data pada variabel pengetahuan, peran
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pencatatan data jumlah siswa.
Data sekunder pada penelitian ini yaitu jumlah populasi yaitu kelas IV – VI yang
instrument penelitian.
34
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3. Pengurusan Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan
6. Tentukan sampel yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 101 orang.
7. Setelah sampel yang akan diteliti telah diketahui kemudian peneliti menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian dan meminta persetujuan responden yang ditandatangani
di lembar persetujuan.
kepada responden dari hari rabu tanggal 05 Januari sampai dengan hari sabtu tanggal
11. Saat melakukan penelitian, peneliti dan responden melakukan tahapan dengan
mengikuti protokol kesehatan yang berlaku yaitunya memakai masker, mengatur jarak
Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan proses, data di olah secara
35
Kuesioner di jawab oleh responden dan jawabannya ditulis oleh peneliti.semua
kuisioner yang telah dijawab oleh responden dan diisi oleh peneliti tidak boleh
terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, dan kuesioner sudah tidak terdapat
kesalahan.
Memberikan kode pada kuesioner yang telah terkumpul sehingga lebih mudah
Tidak baik :1
Baik :2
b. Pengetahuan
Kurang :1
Cukup :2
Baik :3
c. Sikap
Negatif :1
Positif :2
Tidak baik :1
Baik :2
36
Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pentabulasian data dengan
kembali bahwa tidak ada data yang salah ketika data di entri dengan kode yang
telah ditetapkan.
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan suatu alat itu benar mengukur
apa saja yang diukur. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen atau kuisoner
dilakukan dengan cara melakukan kolerasi antar skor masing-masing variabel. Dikatakan
valid bila skor variabel tersebut berkolerasi secara signifikan dengan skor totalnya.
Teknik kolerasi yang digunakan Kolerasi Pearson Product Moment. Hasil uji validitas
b. Bila r hitung < dari r tabel Ho gagal ditolak, artinya variabel tidak valid.
Sedangkan uji reliabilitas yaitu melihat konsistensi dari pertanyaan yang diajukan.
a. Bila nilai cronbach’s Alpha ≥ 0,60, artinya kuesioner atau angket dikatakan reliabel
atau konsisten.
b. Bila nilai cronbach’s Alpha < 0,60, artinya kuesioner atau angket dikatakan tidak
1. Analisis Univariat
dependen.
37
2. Analisis Bivariat
dependen dengan variabel independent, metode statistik yang digunakan untuk melihat
kemaknaan dan besarnya hubungan antara variabel tadi maka dilakukan uji chi square
( X2).
Nilai p alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 dengan demikian
bila hasil menunjukan p value < alpha maka di katakan bahwa kedua variabel tersebut
kriteria:
a. Ha diterima jika p value ≤ 0,05 berarti ada hubungan antara variabel independen
b. Ha ditolak jika p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel
Pengetahuan
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
38
3.11 Hipotesis Penelitian
bersifat praduga yang masih harus dibuktikan kebenarannya, dimana rumusan masalah
Hipotesis atau jawaban sementara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ha :
gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan
b. Ada hubungan sikap dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI
c. Ada hubungan peran orang tua dengan perilaku anak dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
2. Ho :
a. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan Koto
b. Tidak ada hubungan sikap dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI
c. Tidak ada hubungan peran orang tua dengan perilaku anak dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
39
3.12 Definisi Operasional
Defenisi Skala
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
40
BAB IV
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021
Perilaku f %
Tidak baik 30 29,7
Baik 71 70,3
Total 101 100
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi Pengetahuan anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung
Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021
Pengetahuan f %
Kurang 40 39,6
Cukup 24 23,8
Baik 37 36,6
Total 101 100
41
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan dari 101 orang responden terdapat hampir
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi Sikap anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021
Sikap f %
Negatif 41 40,6
Positif 60 59,4
Total 101 100
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih
separuh yaitu 60 orang (59,4%) responden yang memiliki sikap positif dalam
Berikut ini distribusi frekuensi responden berdasarkan peran orang tua responden.
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi peran orang tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2021
42
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih
separuh yaitu 53 orang (52,5%) responden yang mendapatkan peran baik dari orang
Tabel 4.5
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2021
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari 40 orang
menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak baik, sedangkan 22
orang (55,0%) lainnya menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,010 (p < 0,05) maka dapat
43
2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada
Anak Usia Sekolah
Berikut ini hubungan sikap dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
Tabel 4.6
Hubungan Sikap dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada
Anak Usia Sekolah di SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2021
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari 41 orang
menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak baik, sedangkan 22
orang (53,7%) lainnya menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,005 (p < 0,05) maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pemeliharaan
3. Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut pada Anak Usia Sekolah
Berikut ini hubungan peran orang tua dengan perilaku pemeliharaan kesehatan
44
Tabel 4.7
Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2021
Berdasarkan tabel 4.7 Hasil analisis hubungan peran orang tua dengan perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari 48 orang
responden yang mendapatkan peran orang tua tidak baik, terdapat sebanyak 17 orang
(35,4%) yang menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak baik,
gigi dan mulut yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,328 (p > 0,05)
maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara peran orang tua
dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.
45
BAB V
PEMBAHASAN
1. Perilaku Anak Usia Sekolah Dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Gaiza (2019)
dan mulut pada anak usia sekolah yang menyatakan sebagian besar yaitu 76,9%
responden yang berperilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik.
tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,
suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku adalah kumpulan berbagai faktor
sudah menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik.
Hal ini tergambar dari jawaban responden pada lembar kuesioner dimana mereka
banyak menyawab bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut itu penting, selain itu
anak usia sekolah juga sudah melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut
seperti mereka mengganggap bahwa menggosok gigi sebelum tidur itu penting.
gigi dan mulut karena mereka lebih suka jajan sembangan serta memakan permen
di jam sekolah. Selain itu hasil penelitian dilapangan mereka juga jarang dan
didapatkan bahwa jawaban dengan skor terendah yaitu hampir separoh responden
coklat, permen, minuman bersoda dll dan hanya 53,5% saja yang mengatakan
gigi dan mulut masih kurang baik karena anak sekolah tidak memperhatikan
makanan yang mereka konsumsi yang dapat mengganggu kesehatan gigi dan
mulut.
Mulut
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan dari 101 orang responden terdapat hampir
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lany (2018) tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada
Menurut teori pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
47
terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran,
pengetahuan maka perilaku juga akan semakin baik. Jika dikaitkan dengan derajat
tentang kesehatan kurang maka mereka juga tidak akan menerapkan perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Pada penelitian ini mayoritas responden
berusia 9 – 10 tahun. Hal ini masih minimnya usia responden untuk mengetahui
bagaimana cara melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Jika mereka
tidak diberitahu cara merawat gigi dan mulut maka pengetahuan mereka tentang
bagaimana cara melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut juga akan rendah
skor terendah yaitu pertanyaan nomor pertanyaan nomor 1 dimana hanya 52%
kesehatan gigi dan mulut, sedangkan 48% lainnya mereka tidak mengetahui
3. Sikap Anak Usia Sekolah Dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih
separuh yaitu 60 orang (59,4%) responden yang memiliki sikap positif dalam
48
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lany (2018) tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada
67,12% responden yang bersikap positif dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut.
menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering
diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. Sikap
membuat seseorang menjauhi atau mendekati orang lain atau objek. Sikap
membahas nsur sikap baik sebagai individu maupun sekelompok. Melalui sikap
Peneliti berasumsi bahwa, pada penelitian ini terdapat 59,4% responden yang
bersikap positif. Sikap seseorang sangat erat kaitannya dengan derajat kesehatan.
kesehatan gigi dan mulut. Pada penelitian ini mayoritas yang bersikap negatif
yaitu responden dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa, pada perempuan waktu bermain yang mereka butuhkan lebih banyak
dan mulut.
49
Berdasarkan hasil jawaban responden pada lembar kuesioner didapatkan
bahwa jawaban dengan skor terendah yaitu pada pertanyaan nomor 7 dimana
responden masih setuju bahwa mereka akan membeli obat diwarung jika
mengalami sakit gigi. Artinya dari jawaban yang dipaparkan responden mereka
tidak memperlihatkan sikap yang baik dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut karena sebaiknya jika mengalami sakit gigi maka yang harus dilakukan
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan dari 101 orang responden terdapat lebih
separuh yaitu 53 orang (52,5%) responden yang mendapatkan peran baik dari
responden sudah mendapatkan peran yang baik dari orang tua dalam melakukan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yaitu sebanyak 78,5%. Artinya orang tua
Menurut teori orang tua yaitu terdiri dari ayah dan ibu. Orang tua memiliki
pendidikan formal maupun non-formal. Peran orang tua itu sendiri dapat
(Samadi, 2014).Peran dan Pola asuh yaitu bagaimana orang tua dalam mendidik
anak mereka dalam kehidupan sehari. Orang tua berperan penting dalam setiap
kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak, pengawasan dari orang tua dapat
menentukan tingkah laku anak dimasa yang akan datang salah satunya dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. peranan orang tua secara khusus dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak adalah keterlibatan orang tua
50
terutama ibu secara aktif dengan segenap pengetahuan, kesadaran, kemampuan
dan kemauan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak (Risnawati,
2016).
yang mendapatkan peran baik dari orang tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut. Hal ini tergambar dari jawaban responden yang menyatakan bahwa
orang tua mereka sudah mengingatkan mereka untuk selalu menjaga kebersihan
gigi dengan cara menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan.
perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari
(45,0%) yang menerapkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak
kesehatan gigi dan mulut yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value =
0,010 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia
sekolah.
Perilaku pemeliharan kesehatan gigi dan mulut yang dipicu karena faktor
pengetahuan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sintya (2019)
tentang faktor yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia
51
Menurut teori kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan dan
kesehatan gigi dan mulut yaitu pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil tahu
seseorang terhadap suatu hal. Semakin banyak yang diketahui anak tentang
pentingnya perawatan gigi dan mulut maka anak akan memperbaiki perilaku
anak.
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dipicu karena karena sebagian
besar anak usia sekolah dengan pengetahuan yang kurang baik tidak menerapkan
perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini karena mereka tidak
mengetahui manfaat pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sedari dini serta
dan mulut tersebut. Selain itu mereka juga beranggapan bahwa melakukan
perawatan kesehatan gigi dan mulut tidak terlalu penting. Dalam penelitian ini
yang rendah tentang kesehatan gigi dan mulut. Hasil penelitian didapatkan bahwa
33,3% siswa yang berjenis kelamin perempuan menerapkan perilaku yang tidak
baik terhadap kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dipicu karena waktu mereka
hanya mereka gunakan untuk bermain saja karena mayoritas permainan pada anak
52
perempuan lebih banyak sehingga mereka tidak lagi memiliki waktu untuk
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari 41 orang
kesehatan gigi dan mulut yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value =
0,005 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
sikap dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Lany (2018)
kesehatan gigi dan mulut. Hasil uji statistik didapatkan hasil ada hubungan yang
signifikan antara sikap anak dengan perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut ( p value = 0,007).Menurut teori selain pengetahuan, sikap juga salah
sikap dengan perilaku pemeliharaan kesehatan dan mulut anak usia sekolah. Pada
penelitian ini sebagian besar responden yang bersikap negatif tidak menerapkan
perilaku perawatan kesehatan gigi dan mulut dengan baik karena mereka
53
menganggap melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tersebut tidak
penting sehingga mereka tidak peduli dengan hal tersebut seperti mereka tidak
peduli kalau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebelum tidur itu
penting. Pada penelitian ini sebagian besar responden baru berusia 9 – 10 tahun.
Tentu ini merupakan usia yang masih sangat belia untuk merubah perilaku jika
tidak ada dorongan yang baik dari luar. Pada usia tersebut khususnya anak usia
sekolah lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain sehingga mereka tidak
lagi kepikiran untuk melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut yang
kesehatan gigi dan mulut karena mereka menganggap itu tidak penting.
Berdasarkan tabel 4.7 Hasil analisis hubungan peran orang tua dengan
perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di peroleh dari
48 orang responden yang mendapatkan peran orang tua tidak baik, terdapat
gigi dan mulut tidak baik, sedangkan 31 orang (64,6%) lainnya menerapkan
perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p value=0,328 (p > 0,05) maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan perilaku pemeliharaan
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Junralis (2018)
tentang hubungan peran orang tua dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anak sekolah yang menyatakan ada hubungan peran orang tua dengan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah dengan nilai p value 0,004.
54
Namun pada penelitian ini tidak ada hubungan peran orang tua dengan
perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini didukung oleh
responden sudah mendapatkan peran yang baik dari orang tua dalam melakukan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yaitu sebanyak 78,5%. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p value 0,452 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan peran
Menurut teori, selain pengetahuan dan sikap, peran orang tua juga
mulut. Dimana peran orang tua dalam membantu anak dan mengajarkan anak
bagaimana cara merawat gigi dan mulut akan berdampak positif pada kesehatan
gigi dan mulut anak. Anak yang mendapatkan pengawasan baik dari orang tua
dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Orang tua yang mengawasi anak
dalam melakukan perawatan gigi dan mulut misalnya dengan mengingatkan anak
untuk menggosok gigi sebelum tidur akan memberikan kebiasaan atau perilaku
Peneliti berasumsi bahwa, dalam penelitian ini tidak ada hubungan peran
orang tua perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal terjadi
karena meskipun dalam penelitian ini orang tua sudah selalu mengingatkan anak
dalam melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut, namun anak tersebut tetap
tidak peduli misalnya malas menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan
serta mereka menganggap jika tidak menggosok gigi maka tidak masalah.
55
adalah pengetahuan dan sikap anak itu sendiri. Pada penelitian ini ibu yang
mayoritas pada ibu yang memiliki anak perempuan. Namun dalam penelitian ini
tidak ada hubungan peran orang tua terhadap perilaku dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut karena anak sendiri meskipun sudah diingatkan orang
Tidak adanya peran orang tua dalam penelitian ini dapat kita kaitkan dengan
analisa dari jawaban responden pada lembar kuesioner yang mana jawaban
dengan skor terendah yaitu nomor 7 dimana mereka mengatakan bahwa ibu tidak
membiarkan anak untuk menyikat gigi sendiri. Artinya dalam paparan pernyataan
mendampingi anak melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut, namun pada
kenyataan anak kurang setuju dengan sikap orang tua tersebut karena mereka
sering kali beranggapan bahwa mereka bisa menyikat gigi sendiri tanpa perlu
didampingi orang tua. Sehingga hal tersebut yang memicu tidak berhubungannya
variabel peran orang tua dengan perilaku perawatan kesehatan gigi dan mulut
pada anak dalam penelitian ini karena mereka kurang setuju dan merasa sudah
56
BAB V
5.1 Kesimpulan
berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia
sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”
dengan jumlah responden sebanyak 101 orang, maka dapat disimpulkan bahwa:
4. Terdapat lebih separuh responden yang mendapatkan peran baik dari orang tua
7. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan perilaku
5.2 Saran
57
5.2.1 Bagi Puskesmas
promotif kesehatan gigi dan mulut, kegiatan sikat gigi massal dan tindakan
mulut lebih baik lagi seperti dengan menyikat gigi 2 kali sehari pagi setelah
sarapan dan malam sebelum tidur, siswa mengurangi konsumsi makanan dan
sayur dan buah terutama pada saat beli jajanan disekolah. Selain itu diharapkan
siswa dapat selalu memeriksakan kesehatan gigi sekali 6 (enam) bulan ketempat
pelayanan kesehatan gigi atau dokter gigi terdekat agar siswa dapat terhindar
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya tentang
faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
58
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2015. Faktor Yang Berhungan Dengan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia
Sekolah. Jurnal Kesehatan Anak : ISSN : 8671 – 8871
Christiana. 2012. Serba Serbi Kesehatan Gigi Dan mulut. Jakarta : EGC
Charles. 2016. Efektivitas dental health education disertai demonstrasi cara menyikat gigi
terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut anak sekolah dasar.Pharmacon, 5(1).
Dewi & Wawan. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia
Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika
Dirjen Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi. 2011. Kesehatan Gigi dan Mulut :
Jakarta
Dinkes Sumbar. 2019. Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi Sumatera Barat. Sumbar :
Dinas Kesehatan
Ghofur, Abdurrahmad Kholik. 2012. Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta :
Mitra Buku
Gultom, 2019. Analisis Status Kesehatan Gigi Dan Kebutuhan Perawatan Gigi Pada Murid-
Murid SD Di Kota Bandar Lampung http://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&assdt=0%2c5=
Analisis+Status+Kesehatan+Gigi+Dan+Kebutuhan+Perawatan+Gigi+pada
+Murid+Di+Bandar+ lampung&btnG
Hermawan, Nasution. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut
Anak Usia Prasekolah Di POS PAUD Perlita Vinolia Kelurahan
Mojolangu.http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/286
Junralis, Eka Andani. 2018. Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pemeliharaan Kesehatan
Gigi Dan Mulut Anak Sekolah. Jurnal Kesehatan Anak. DOI : 8712 - 9981
Kasang. 2016. Gambara Perawatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Dalam KegiatanBulan
Kesehatan Gigi Nasional Periode Tahun 2016. Diakses pada tanggal 6 September 2021
Lubis & Nugrahaeni. 2018. Sudahkah Anda Menyikat Gigi Dengan Denar. http://kosmo.
vivanew. com/new/read90266- sudahkah -anda-menyikat-gigi-dengan-benar
Malik, Ahmad. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatanterhadap Pengetahuan Tentang
Kesehatan Gigi pada Siswa di SD KartikaXX-10 Kota Kendari Tahun 2015. Al-Ta'dib,
9(1), 94-119.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :Rineka
Cipta.
Taibo & Mulyani. 2016. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta Salemba Medika
Tarigan. 2016. Cara Perawatan Gigi dan Mulut. Jakarta : Salemba Medika
Ramadhani, 2018. Upaya Peningkatan Kesehetan Gigi dan Mulut MelaluiPedekatan Kuratif
Di Sekolah Dasar Negeri Susukan, Kecematan SumbangKabupaten Bayumas di akses
pada tanggal 1 Juni 2021.http://jurnal.lppm.unsoed.ac.id/ojs/index.php/Prosiding/article/
view/701
Risnawati. 2016. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jurnal
Kesehatan : ISSN : 0912 - 7659
Sintya, Azwir. 2019. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada
Anak Usia Sekolah. Jurnal Kesehatan Anak : ISSN : 8872 – 9810
Utami. 2015. Gambaran efektifitas penyuluhan denganmedia poster dan phantom gigi
terhadap tingkat pengetahuan tentang caramenyikat gigi yang baik dan benar pada siswa/i
kelas IV SDN 065015kemenangan tani. Jurnal ilmiah pannmed (pharmacist, analyst,
nurse,nutrition, midwivery, environment, dentist), 11(3), 177-180.
Wazia. 2015. Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia Sekolah. Jakarta : EGC
JADWAL PENELITIAN
Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01
MAHASISWA
Pembimbing I Pembimbing II Padang, 22 Februari 2022
Oktariani Dasril, M.Kes Wiya Elsa Fitri, M.Si Rinda Setri Ayu
Lampiran 2
Kepada Yth,
Saudara .....................
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Rinda Setri Ayu
Nim : 1803112
Alamat : Barung Balantai
Adalah Mahasiswa STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang bermaksud mengadakan
Penelitian dengan judul “Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung
Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan
akibat yang merugikan bagi Saudara selaku responden. Kerahasiaan semua informasi akan
dijaga dan hanya dipergunakan untuk kepentingan Penelitian.
Apabila Saudara menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan sejujurnya
sesuai yang saudara ketahui.
Demikianlah, atas perhatian dan kesediaan Saudara sebagai responden saya ucapkan
terima kasih.
Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama (Lembar
pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang
yang bernama Rinda Setri Ayu (1803112 ) dengan judul penelitian “Faktor – Faktor yang
berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia
sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”. Saya
memahami bahwa penelitian ini tidak berakibat negatif bagi saya, sehingga jawaban yang
saya berikan adalah benar sesuai dengan kenyataan, pengetahuan dan pengalaman saya serta
akan dirahasiakan.
Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini dengan sukarela
Responden
Lampiran 4
INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Dengan ini menyatakan bersedia mengisi/menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung
Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”. Dengan sejujur-jujurnya tanpa paksaan
dari siapapun dengan catatan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian dan dijamin
kerahasiannya.
pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sesuai dengan
kepentingan.
( )
Lampiran 5
KUESIONER
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
No Responden :…………….
Umur :…………….
Jenis Kelamin :…………….
Kelas :…………….
Jawaban
No Pertanyaan
YA TIDAK
1 Apakah adik selalu pergi kedokter gigi setiap 6 bulan sekali
untuk memeriksakan gigi
2 Apakah adik sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung gula seperti coklat , permen , minuman bersoda
dll
3 Apakah adik setelah mengkonsumsi makanan yang manis-
manis langsung menggosok gigi atau kumur-kumur
4 Apakah adik menggosok gigi pada pagi hari
6. Pasta gigi yang digunakan pada waktu menyikat gigi sebaiknya mengandung...............
a. Kalsium
b. Fluor
c. Phospor
d. Kalium
10. Penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan kerusakan, dimulai dari permukaan gigi
yang paling luar disebut................
a. Plak
b. Radang gusi
c. Karang gigi
d. Katies gigi
Master Tabel
Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pengetahuan Sikap Peran orang tua
SKOR % KATEGORI KODE SKOR % KATEGORI KODE
No Nama JK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR KATEGORI Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR KATEGORI Kode
1 K P 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 66.667 Baik 2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 7 46.667 Kurang 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 Negatif 1 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 36 Baik 2
2 R P 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8 66.667 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93.333 Baik 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Positif 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 33 Baik 2
3 AN P 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 41.667 Tidak Baik 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 Positif 2 3 2 3 4 4 1 1 1 1 4 24 Tidak Baik 1
4 TU P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 10 66.667 Cukup 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 32 Positif 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 36 Baik 2
5 AKI P 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 58.333 Baik 2 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 7 46.667 Kurang 1 4 2 1 1 1 1 4 1 1 1 17 Negatif 1 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 34 Baik 2
6 R P 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8 66.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 34 Positif 2 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 28 Tidak Baik 1
7 A P 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 5 41.667 Tidak Baik 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 2 1 2 2 1 4 1 2 2 21 Negatif 1 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 37 Baik 2
8 KL P 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 8 66.667 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 1 3 4 4 1 4 1 4 4 1 27 Tidak Baik 1
9 TYR P 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 7 58.333 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 1 1 4 4 1 3 3 4 4 1 26 Negatif 1 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
10 AIS L 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 7 58.333 Baik 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 7 46.667 Kurang 1 2 2 3 3 4 3 4 3 3 4 31 Negatif 1 2 1 3 3 1 3 1 3 3 1 21 Tidak Baik 1
11 OP P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 34 Positif 2 4 2 4 3 4 4 3 1 3 4 32 Tidak Baik 1
12 LK P 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 33.333 Tidak Baik 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 6 40 Kurang 1 3 2 3 4 4 1 2 3 4 4 30 Negatif 1 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 37 Baik 2
13 BG P 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 50 Tidak Baik 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10 66.667 Cukup 2 2 2 3 3 4 3 4 3 3 4 31 Negatif 1 4 3 4 4 2 1 1 1 4 4 28 Tidak Baik 1
14 TR P 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 3 25 Tidak Baik 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 80 Baik 3 3 2 4 4 4 4 3 1 3 4 32 Positif 2 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 33 Baik 2
15 ZX P 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 8 66.667 Baik 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 7 46.667 Kurang 1 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 28 Negatif 1 4 3 2 2 3 4 2 4 4 3 31 Tidak Baik 1
16 AH P 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 50 Tidak Baik 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 37 Positif 2 4 4 1 4 4 4 2 1 4 4 32 Tidak Baik 1
17 SG L 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 7 46.667 Kurang 1 1 3 4 4 1 4 1 4 4 1 27 Negatif 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Baik 2
18 ATY L 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 8 66.667 Baik 2 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 6 40 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 1 1 31 Tidak Baik 1
19 AH P 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 80 Baik 3 2 1 3 3 1 3 1 3 3 1 21 Negatif 1 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 35 Baik 2
20 JU P 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 35 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
21 RE P 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 8 53.333 Kurang 1 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 37 Positif 2 4 3 1 1 1 4 1 3 4 4 26 Tidak Baik 1
22 CVG L 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6 40 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 36 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
23 G P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 6 40 Kurang 1 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 33 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
24 YH P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 10 83.333 Baik 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 80 Baik 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 35 Positif 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38 Baik 2
25 JK P 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 66.667 Baik 2 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 5 33.333 Kurang 1 4 4 1 4 4 4 2 1 4 4 32 Positif 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Baik 2
26 OI P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 8 53.333 Kurang 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Baik 2
27 RE P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 35 Baik 2
28 DV P 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 6 50 Tidak Baik 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 35 Positif 2 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 34 Baik 2
29 GT P 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 10 83.333 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Baik 2
30 YY P 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 66.667 Baik 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 5 33.333 Kurang 1 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 36 Baik 2
31 JJ P 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 9 60 Cukup 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 3 3 1 4 4 3 33 Baik 2
32 R P 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 75 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 1 1 4 4 2 4 4 4 4 4 32 Tidak Baik 1
33 LK L 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 36 Positif 2 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 28 Tidak Baik 1
34 VB L 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 4 33.333 Tidak Baik 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 6 40 Kurang 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 Tidak Baik 1
35 PO L 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 37 Baik 2
36 DF P 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 6 50 Tidak Baik 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7 46.667 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 3 33 Baik 2
37 YU L 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 9 75 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 34 Positif 2 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 35 Baik 2
38 JK P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 83.333 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93.333 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Baik 2
39 SS P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 83.333 Baik 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5 33.333 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 36 Positif 2 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 32 Tidak Baik 1
40 TYR P 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 8 53.333 Kurang 1 4 3 5 5 3 3 1 4 4 3 35 Positif 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 24 Tidak Baik 1
41 OL P 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 6 50 Tidak Baik 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 60 Cukup 2 1 1 4 1 2 1 2 4 1 2 19 Negatif 1 3 4 3 2 4 2 1 3 2 4 28 Tidak Baik 1
42 PO L 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 50 Tidak Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 13 86.667 Baik 3 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 28 Negatif 1 4 2 4 2 3 2 3 4 4 3 31 Tidak Baik 1
43 T P 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 8 66.667 Baik 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9 60 Cukup 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 Negatif 1 1 2 1 3 3 3 3 1 4 3 24 Tidak Baik 1
44 FV P 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4 33.333 Tidak Baik 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6 40 Kurang 1 3 4 3 1 3 1 3 3 1 3 25 Negatif 1 1 2 4 2 3 2 4 4 4 3 29 Tidak Baik 1
45 AZ P 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 50 Tidak Baik 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 2 2 4 2 3 2 3 4 2 3 27 Negatif 1 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 32 Tidak Baik 1
46 FG L 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 8 53.333 Kurang 1 1 2 4 3 3 3 3 4 3 3 29 Negatif 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Baik 2
47 VV P 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 33.333 Tidak Baik 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 10 66.667 Cukup 2 1 3 4 2 4 2 4 4 2 4 30 Negatif 1 2 1 3 2 4 2 4 3 2 4 27 Tidak Baik 1
48 RT L 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 75 Baik 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 10 66.667 Cukup 2 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 32 Positif 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 2 22 Tidak Baik 1
49 IJ p 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 58.333 Baik 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 9 60 Cukup 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 24 Negatif 1 3 4 2 3 4 4 4 4 4 2 34 Baik 2
50 KL P 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 58.333 Baik 2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 9 60 Cukup 2 3 4 3 2 4 2 1 3 2 4 28 Negatif 1 2 1 3 2 4 4 4 4 4 4 32 Tidak Baik 1
51 FR L 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5 33.333 Kurang 1 4 2 4 2 3 2 3 4 2 3 29 Negatif 1 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 35 Baik 2
52 CO P 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 58.333 Baik 2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 8 53.333 Kurang 1 1 2 1 3 3 3 3 1 3 3 23 Negatif 1 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 34 Baik 2
53 SD P 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 6 50 Tidak Baik 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7 46.667 Kurang 1 1 2 4 2 3 2 1 4 2 3 24 Negatif 1 4 2 3 3 2 3 2 3 3 2 27 Tidak Baik 1
54 YT P 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 25 Tidak Baik 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 5 33.333 Kurang 1 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 32 Positif 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 35 Baik 2
55 NJ P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41 Positif 2 3 4 3 2 4 2 1 3 2 4 28 Tidak Baik 1
56 FF L 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5 33.333 Kurang 1 2 1 3 2 4 2 4 3 2 4 27 Negatif 1 4 2 4 2 3 2 3 4 2 3 29 Tidak Baik 1
57 TR P 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 75 Baik 2 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 10 66.667 Cukup 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 2 22 Negatif 1 1 2 1 3 3 3 3 1 3 3 23 Tidak Baik 1
58 AS P 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5 33.333 Kurang 1 3 4 2 3 2 3 2 2 3 2 26 Negatif 1 1 2 4 2 3 2 4 4 2 3 27 Tidak Baik 1
59 ER P 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 66.667 Baik 2 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 8 53.333 Kurang 1 2 1 3 2 3 2 3 3 2 3 24 Negatif 1 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 32 Tidak Baik 1
60 WC P 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 6 40 Kurang 1 3 3 3 1 4 1 4 3 1 4 27 Negatif 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Baik 2
61 FT P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 34 Positif 2 2 1 3 4 4 4 4 4 4 4 34 Baik 2
62 GG P 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 41.667 Tidak Baik 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 7 46.667 Kurang 1 4 2 3 3 2 3 2 3 3 2 27 Negatif 1 2 4 2 3 4 4 4 4 3 2 32 Tidak Baik 1
63 IK L 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 75 Baik 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 10 66.667 Cukup 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 35 Positif 2 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 35 Baik 2
64 N L 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 58.333 Baik 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 9 60 Cukup 2 3 4 3 1 3 4 3 3 1 3 28 Negatif 1 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 34 Baik 2
65 H P 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 7 58.333 Baik 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 10 66.667 Cukup 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 25 Negatif 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 Baik 2
66 TG P 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4 33.333 Tidak Baik 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 4 26.667 Kurang 1 1 2 4 3 3 3 1 4 3 3 27 Negatif 1 4 4 4 4 2 4 1 1 4 2 30 Tidak Baik 1
67 U P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 3 2 1 3 4 4 3 1 3 4 28 Negatif 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 Baik 2
68 H L 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 83.333 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93.333 Baik 3 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 28 Negatif 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 35 Baik 2
69 DF P 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 80 Baik 3 3 2 4 2 4 3 4 4 4 4 34 Positif 2 3 4 3 1 3 4 3 3 1 3 28 Tidak Baik 1
70 RR P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 1 3 4 4 1 4 1 4 4 1 27 Negatif 1 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 25 Tidak Baik 1
71 ZX P 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8.3333 Tidak Baik 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 13.333 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 36 Positif 2 1 2 4 3 3 3 1 4 3 3 27 Tidak Baik 1
72 S P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 2 1 3 3 1 3 1 3 3 1 21 Negatif 1 3 2 1 3 4 4 3 1 3 4 28 Tidak Baik 1
73 FVG P 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 2 4 3 2 2 3 4 3 4 31 Negatif 1 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 28 Tidak Baik 1
74 KI P 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 8 66.667 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 33 Positif 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 36 Baik 2
75 LP P 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 75 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 4 4 3 3 1 4 4 4 34 Positif 2 1 3 4 4 1 4 1 4 4 1 27 Tidak Baik 1
76 GG P 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4 33.333 Tidak Baik 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 7 46.667 Kurang 1 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 33 Positif 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 37 Baik 2
77 RD L 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 35 Positif 2 2 1 3 3 1 3 1 3 3 1 21 Tidak Baik 1
78 WE L 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 33.333 Tidak Baik 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 6 40 Kurang 1 4 4 1 4 4 4 2 1 4 4 32 Positif 2 4 2 4 3 2 2 3 4 3 4 31 Tidak Baik 1
79 BM P 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 8 66.667 Baik 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kurang 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 33 Baik 2
80 LO L 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 7 58.333 Baik 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3 20 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 3 3 1 4 4 4 34 Baik 2
81 NH L 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 8 66.667 Baik 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 9 60 Cukup 2 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 35 Positif 2 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 33 Baik 2
82 RT P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 35 Baik 2
83 EE P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 6 40 Kurang 1 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 37 Positif 2 4 4 1 4 4 4 2 1 4 4 32 Tidak Baik 1
84 FT P 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 75 Baik 2 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 66.667 Cukup 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 4 1 1 4 1 2 4 4 4 29 Tidak Baik 1
85 GH L 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 80 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
86 IK L 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 7 46.667 Kurang 1 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 36 Positif 2 4 1 1 1 1 1 2 4 4 4 23 Tidak Baik 1
87 UI P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
88 AS P 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 8 53.333 Kurang 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 Positif 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 37 Baik 2
89 WE L 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 3 1 1 1 4 2 1 4 4 25 Tidak Baik 1
90 BG P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 10 83.333 Baik 2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 6 40 Kurang 1 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 34 Positif 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
91 JJ L 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 66.667 Baik 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 10 66.667 Cukup 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Positif 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 36 Baik 2
92 LO L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 36 Positif 2 4 4 4 1 1 1 2 1 4 4 26 Tidak Baik 1
93 PL L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 4 3 4 4 3 3 1 4 4 3 33 Positif 2 4 4 4 4 4 4 2 1 1 4 32 Tidak Baik 1
94 SD P 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 6 50 Tidak Baik 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 6 40 Kurang 1 1 1 4 1 2 1 2 4 1 2 19 Negatif 1 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 Baik 2
95 RT L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 28 Negatif 1 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 34 Baik 2
96 GH P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91.667 Baik 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 Negatif 1 4 3 1 1 1 4 2 1 4 4 25 Tidak Baik 1
97 UY P 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 41.667 Tidak Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93.333 Baik 3 3 4 3 1 3 1 3 3 1 3 25 Negatif 1 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 36 Baik 2
98 TYR L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 9 60 Cukup 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 Negatif 1 4 3 4 4 3 3 1 4 4 3 33 Baik 2
99 DS P 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 83.333 Baik 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Positif 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 32 Tidak Baik 1
100 CC P 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 6 50 Tidak Baik 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7 46.667 Kurang 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 Positif 2 4 2 1 1 1 1 4 1 1 1 17 Tidak Baik 1
101 HY L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 Baik 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 32 Positif 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 34 Baik 2
Skor = 818 skor = 988 Skor= 3227 skor= 3236
Mean= 8.099 mean= 9.7822 median= 33 median= 33
Median= 8 Median= 10 Mean = 62.981 Mean = 63.155
Lampiran 7
ANALISA UNIVARIAT
1. FREKUENSI
Statistics
Perilaku
Pemeliharaan
Kesehatan Peran
Gigi dan Mulut Pengetahuan Sikap orang tua
N Valid 101 101 101 101
Missing 0 0 0 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik 30 29.7 29.7 29.7
Baik 71 70.3 70.3 100.0
Total 101 100.0 100.0
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 40 39.6 39.6 39.6
Cukup 24 23.8 23.8 63.4
Baik 37 36.6 36.6 100.0
Total 101 100.0 100.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 41 40.6 40.6 40.6
Positif 60 59.4 59.4 100.0
Total 101 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik 48 47.5 47.5 47.5
Baik 53 52.5 52.5 100.0
Total 101 100.0 100.0
34
ANALISA BIVARIAT
Crosstab
Perilaku Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan
Mulut
Tidak Baik Baik Total
Pengetahuan Kurang Count 18 22 40
% within Pengetahuan 45.0% 55.0% 100.0%
% of Total 17.8% 21.8% 39.6%
Cukup Count 7 17 24
% within Pengetahuan 29.2% 70.8% 100.0%
% of Total 6.9% 16.8% 23.8%
Baik Count 5 32 37
% within Pengetahuan 13.5% 86.5% 100.0%
% of Total 5.0% 31.7% 36.6%
Total Count 30 71 101
% within Pengetahuan 29.7% 70.3% 100.0%
% of Total 29.7% 70.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 9.130a 2 .010
Likelihood Ratio 9.550 2 .008
Linear-by-Linear
9.040 1 .003
Association
N of Valid Cases 101
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 7.13.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for a
Pengetahuan
(Kurang / Cukup)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.
35
2. Hubungan sikap dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut
Crosstab
Perilaku Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan
Mulut
Tidak Baik Baik Total
Sikap Negatif Count 19 22 41
% within Sikap 46.3% 53.7% 100.0%
% of Total 18.8% 21.8% 40.6%
Positif Count 11 49 60
% within Sikap 18.3% 81.7% 100.0%
% of Total 10.9% 48.5% 59.4%
Total Count 30 71 101
% within Sikap 29.7% 70.3% 100.0%
% of Total 29.7% 70.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Sikap
3.847 1.569 9.433
(Negatif / Positif)
For cohort Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan
2.528 1.350 4.734
Gigi dan Mulut = Tidak
Baik
For cohort Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan .657 .483 .895
Gigi dan Mulut = Baik
N of Valid Cases 101
36
1. 3. Hubungan peran orang tua dengan perilaku pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut
Crosstab
Perilaku Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan
Mulut
Tidak Baik Baik Total
Peran orang Tidak Baik Count 17 31 48
tua % within Peran orang tua 35.4% 64.6% 100.0%
% of Total 16.8% 30.7% 47.5%
Baik Count 13 40 53
% within Peran orang tua 24.5% 75.5% 100.0%
% of Total 12.9% 39.6% 52.5%
Total Count 30 71 101
% within Peran orang tua 29.7% 70.3% 100.0%
% of Total 29.7% 70.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Peran
orang tua (Tidak Baik / 1.687 .713 3.992
Baik)
For cohort Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan
1.444 .787 2.651
Gigi dan Mulut = Tidak
Baik
For cohort Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan .856 .660 1.109
Gigi dan Mulut = Baik
N of Valid Cases 101
37
Lampiran 8
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1
Peneliti telah menjelaskan tentang penelitian kepada responden
38
Responden sedang mengisi kueisoner
39
Gambar 3
Responden telah selesai mengisi kuesioner dan kuesioner telah dikembalikan
kepada peneliti
40
Lampiran 9
41
Lampiran 10
42
Lsmpiran 11
43
Lampiran 12
No Substansi yang diperbaiki Posisi BAB, Halaman dan Substansi hasil perbaikan Posisi BAB, Tanda
Baris Halaman dan Baris tangan
1 Lebih diperjelas justifikasi mengapa BAB 1 Sudah ditambakan dan lebih di BAB 1 Halaman 3 - 4
meneliti perilaku pemeliharaan spesifikkan tentang perilaku
kesehatan gigi dan mulut dalam pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut
2 Jumlah sampel 88 dan itu terlalu BAB 1 ruang lingkup dan BAB 3 Sanmpel pada penelitian ini BAB 1 ruang lingkup
sedikit untuk diteliti bagian populasi dan sampel menjadi 101 orang karena teknik dan BAB 3 bagian
pengambilan sampel diubah populasi dan sampel
menjadi total populasi artinya
34
semua unit populasi diteliti
3 Perbaiki prosedur pengumpulan data BAB 3 halaman 33 Sudah diperbaiki mulai dari BAB 3 halaman 33
pengurusan surat penelitian
1 Terlalu byk jumlah kata di judul. Halaman Judul Sudah diperbaiki Halaman Judul
Perbaiki, minimal 13-15 kata.
FAKTOR – FAKTOR YANG
Judul Awal BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU
FAKTOR – FAKTOR PEMELIHARAAN
YANG KESEHATAN GIGI DAN
BERHUBUNGAN MULUT ANAK USIA
DENGAN PERILAKU SEKOLAH SDN 01 BARUNG
ANAK DALAM BARUNG BALANTAI
PEMELIHARAAN KABUPATEN PESISIR
KESEHATAN GIGI SELATAN
DAN MULUT ANAK TAHUN 2021
USIA SEKOLAH SDN
01 BARUNG BARUNG
BALANTAI
KECAMATAN KOTO
XI TARUSAN
KABUPATEN PESISIR
SELATAN
TAHUN 2021
2 Pilih salah satu kalimat proposal Halaman Judul Sudah diperbaiki menjadi Halaman judul
atau skripsi PROPOSAL saja
35
Kalimat awal
PROPOSAL SKRIPSI
3 Perbaiki urutan yang benar pada BAB 3 Halaman 34 Sudah dirubah menjadi BAB 3 Halaman 34
pengkodean variabel pengetahuan
Urutan sebelumnya Kurang, cukup dan baik
Cukup kurang baik
5 Kata hipotesa diganti jadi hipotesis BAB 3 Halaman 37 Sudah diganti BAB 3 Halaman 37
6 Pada DO gunakan nilai mean saja BAB 3 Halaman 38 Sudah diperbaiki BAB 3 Halaman 38
1 Untuk cover 2 buah Bagian Cover Sudah diperbaiki menjadi 2 Bagian Cover
2 Jelaskan prokes pada tahap Bab 3 halaman 34 Sudah ditambahakan tentang Bab 3 halaman 34
pengumpulan data prokes
3 Pembahasan lebih diperjelas Bab Pembahasan Halaman 46 - 48 Pembahasan sudah ditambahkan Bab Pembahasan
tambahkan literasi literasi Halaman 46 - 48
36
4 Tambahkan analisis pengetahuan Bab Pembahasan Halaman 46 - 48 Analisis kuesioner pada Bab Pembahasan
dan sikap dari kuesioner ke bagian pembahasan bagian asumsi Halaman 46 – 48
asumsi pada pembahasan peneliti sudah ditambahkan
5 Saran harus berdasarkan Bab 6 Bagian saran halaman 64 Saran sudah disesuaikan dengan Bab 6 Bagian saran
pembahasan hasil penelitian halaman 64
1 Lebih fokuskan pembahasan kenapa Bagian pembahasan bivariate Pembahasan sudah ditambahkan Bagian pembahasan
peran orang tua tidak berhubungan halaman 62 bagian asumsi penelitian bivariate halaman 62
Hasil Hasil
Teori Penelitian Pendukung
Penelitian Pendukung Teori
Asumsi peneliti Asumsi peneliti
3 Abstrak harus 250 kata Bagian Abstrak Sudah disesuaikan jumlah 250 Bagian Abstrak
Pada Bab 4 hanya kesimpulan dan kata
saran Bab 3 dan bab 4 sudah
Bab 3 hasil Univariat dan Bivariat disesuaikan
4 Lampiran kan surat penelitan Bagian lampiran Sudah ditambahkan Bagian lampiran
Dokumentasi buat keterangan
37
38