Terhadap Penyalahgunaan
Narkotika oleh Anak
di Kota Parepare
MUHAMMAD YUSRAN
15.03098
ILMU HUKUM
AMSIR PAREPARE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ancaman bahaya penyalahgunaan narkotika di Indonesia kian meningkat dan mengarah
pada generasi muda. Bahkan sudah memasuki tingkat sekolah-sekolah maupun kampus.
Kelompok usia muda sangat rawan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Berdasarkan hasil laporan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan,
rekapitulasi tersangka narkotika persatuan wilayah umur tersangka tahun 2019, golongan umur
8 s/d 18 tahun, di tangani Polres Kota Parepare POLRES Parepare sebanyak 53 orang,
POLRES Barru sebanyak 3 orang, POLRES Pinrang sebanyak 7 orang, POLRES enrekang 15
orang, POLRES Toraja sebanyak 53 orang, dan BNNP Sulsel sebanyak 1,334 orang. Total
keseluruhan menjadi 132,334 orang untuk Sulawesi Selatan, berdasarkan klasifikasi usia yang
disebut dengan anak.
Berbagai instrument Hukum, baik Nasional maupun Internasional mengisyaratkan, bahwa
penanggulangan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh anak melalui penggunaan
hukum pidana harus dihindarkan apabila mengorbankan kepentingan anak. Maka dari itu
seharusnya anak yang berusia 8-18 tahun juga harus di upayakan diversi, agar terwujudnya
keadilan restoratif bagi anak yang melakukan tindak pidana khususnya penyalahgunaan
narkotika. Sehingga anak tidak dirampas kemerdekaannya dan dapat berkembang sesuai
dengan harkat dan martabat anak itu sendiri.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, inti dari permasalahan
yang menjadi titik tolak penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Penegakan hukum terhadap anak dibawah umur pelaku
tindak pidana narkotika di Kota Parepare tahun 2020 ?
2. Apakah pelaksanaan penjatuhan hukuman terhadap anak dibawah
umur pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika sesuai dengan
ketentuan UU No. 35 Tahun 2014, tentang Perlindungan Anak dan UU
No. 03 Tahun 1997, tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ?
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegakan Hukum
1. Pengertian Penegakan Hukum
Penegakkan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-
keinginan hukum menjadi kenyataan. Yang disebut keinginan hukum disini
tidak lain adalah pikiran-pikiran badan pembuat Undang-Undang yang di
rumuskan dalam peraturan hukum.
2. Penegakan Hukum Pidana
Penegakan hukum dapat dikaitkan dengan pengertian “Law enforcement”
dalam arti sempit, sedangkan penegakan hukum dalam arti luas, dalam arti
hukum material, diistilahkan dengan penegakan keadilan. Dalam bahasa
Inggris juga terkadang di bedakan antara konsepsi “court of law“ dalam arti
pengadilan hukum dan “court of justice“ atau pengadilan keadilan. Bahkan,
dengan semangat yang sama pula, mahkamah Agung di Amerika Serikat
disebut dengan istilah “Supreme Court Of Justice”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Tindak Pidana
1. Perbuatan yang boleh di hukum
2. Peristiwa Pidana
3. Pelanggaran Pidana
4. Perbuatan Pidana
5. Tindak pidana
Tindak pidana yang berhubungan dengan narkotika termasuk tindak
pidana khusus, dimana ketentuan yang di pakai termasuk di antaranya
hukum acaranya menggunakan ketentuan khusus .Disebut dengan tindakan
pidana khusus karena tindak pidana narkotika tidak menggunakan KUHP
sebagai dasar pengaturan, akan tetapi menggunakan UU khusus sebagai lex
spesialis derogat legi generalis atau azas penafsiran hukum yang
menyatakan bahwa hukum yang bersifat khusus (Lex spesialis)
mengesampingkan hukum yang bersifat umum (Lex generalalis)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Narkotika
1. Pengertian Narkotika
Pengertian narkotika secara umum adalah zat yang dapat menimbulkan
perubahan perasaan, suasana pengamatan, atau penglihatan karena zat terbut
mempengaruhi susunan saraf pusat.
2. Tindak pidana penyalahgunaan narkotika
Tindak pidana secara umum mempunyai dua sifat yaitu sifat formil dan sifat material,
sifat formil dalam tindak pidana di larang dan di ancam dengan hukuman oleh Undang
– Undang adalah melakukan perbuatan ( dengan selesainya tindak pidana itu, tindak
pidana terlaksana) kemudian dalam sifat materiil, dalam jenis tindak pidana yang di
larang dan di ancam dengan hukuman oleh undang – undang adalah timbulnya suatu
akibat ( dengan timbulnya akibat, maka tindak pidana terlaksana)
Ketentuan yang mengatur tentang pembuatan dan pengedaran narkotika yang diatur
dalam UU Kesehatan terdapat pada pasal 80 ayat (4 b) yang menyatakan bahwa
ancaman pidana maksimum adalah 15 tahun dengan denda paling banyak 300 juta
rupiah, bagi barang siapa yang memproduksi dan atau mengedarkan persediaan
farmasi atau obat yang tidak memenuhi syarat farmakofe Indonesia dan ataua standar
lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Tinjuan Umum Tentang Anak
1. Pengertian Anak
Definisi anak secara Nasional di dasarkan pada batasan usia anak menurut hukum
pidana maupun dalam hukum perdata. Secara internasional definisi anak tertuang pada
konvensi perserikatan bangsa – bangsa mengenai hak anak atau united nation convetion
on the right of the child tahun 1989. Aturan standar minimum perserikatan bangsa –
bangsa mengenai pelaksanaan peradilan anak atau united nasional standard minimum
rules for the administrasion of juvenile justice dan deklarasi hak asasi manusia atau
universal declaration of human rights tahun 1948.
2. Hak-Hak Anak
Menurut Undang-undang perlindungan anak No. 23 tahun 2002 menguraikan hak anak
adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib di jamin, di lindungi, dan di penuhi oleh
orang tua keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. Di dalam undang-undang
perlindungan anak Pasal 26 tentang kewajiban dan tanggungjawab keluarga dan orang
tua di jelaskan bahwa orang tea berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara,
mendidik dan melindungi anaknya. Sedangkan di dalam Pascal 31 ayat 2 Bab VI tentang
kuasa asuh di jelaskan bahwa apabila salah satu orang tua, Saudara kandung sampai
derajat ketiga tidak dapat melaksanakan fungsinya maka kuasa asuh dapat di alihkan
kepada lembaga yang berwenang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F. Penerapan Diversi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan diversi dalam
restorative justice pada Sistem Peradilan Pidana Anak. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan tipe
penelitian hukum normatif yang terkait penerapan diversi dalam
keadilan restoratif pada sistem peradilan pidana. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan diversi dalam keadilan restoratif pada
sistem penerapan diversi terhadap anak yang berhadapan dengan
hukum dalam sistem peradilan anak, merupakan implementasi sistem
dalam keadilan restoratif untuk memberikan keadilan dan
perlindungan hukum kepada anak yang berkonflik dengan hukum
tanpa mengabaikan pertanggungjawaban pidana anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan dalam memahami dan mendekati obyek penelitian ini
menggunakan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis (hukum dilihat sebagai norma
atau das solen), karena dalam membahas dalam permasalahan penelitian ini menggunakan
bahan-bahan hukum tertulis, kemudian bahan hukum sekunder. Pendekatan empiris
(hukum sebagai kenyataan sosial, kultural dan das sein), karena dalam penelitian ini
digunakan data primer yang diperoleh dari lapangan.
Pendekatan yuridis empiris maksudnya, bahwa dalam menganalisis permasalahan
dilakukan dengan cara memadukan bahan-bahan hukum primer (yang merupakan data
sekunder) dengan data primer yang diperoleh di lapangan yaitu tentang Penegakan hukum
terhadap anak dibawah umur penyalahgunaan narkotika di Kota Parepare
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor POLRI Kota Parepare, pemilihan lokasi tersebut
didasarkan pada latar belakang masalah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dengan surat
izin meneliti selama kurang lebih dari dua bulan.
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Sumber Data
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan berbagai narasumber
yaitu aparat penegak hukum di instansi Hakim Pengadilan Negeri Kota Parepare
atau yang terkait, Badan Narkotika Nasional Kota Parepare dan Staf Seksi
Registrasi Klien Anak di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas I Parepare
2. Data Sekunder
Adalah data yang secara tidak langsung memberikan keterangan yang bersifat
mendukung sumber data primer.
D. Analisis data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah
dibaca dan diinterpretasikan. Penyusun menggunakan metode analisis deskriptif,
yakni usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian dilakukan
analisis terhadap data tersebut. Data yang terkumpul, selanjutnya dianalisa dengan
menggunakan metode deduktif, yaitu cara berfikir berangkat dari teori atau kaidah
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Buku