Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan

13

AKUNTANSI KEUANGAN
MENENGAH
AKUNTANSI PERSEDIAAN

SRI WAH YUNI NUR, S.E ., M.A K


PERSEDIAAN
 Persediaan adalah pos aset yang ditahan untuk dijual dalam kegiatan usaha
biasa, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam produksi
barang yang akan dijual.
 Persediaan juga dapat diartikan sebagai aset yang dimiliki perusahaan untuk
dijual kembali atau barang yang masih dalam proses produksi/jasa.
 Menurut PSAK 14 (IAI, 2015) persediaan adalah aset:
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
2. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
 Pengklasifikasian persediaan tergantung pada apakah
perusahaan tersebut adalah : pedagang (perusahaan dagang)
atau pembuat/produsen (perusahaan manufaktur.
 Dalam perusahaan dagang hanya mengenal satu jenis
persediaan, yaitu persediaan barang dagangan.
 Dalam perusahaan manufaktur/pabrikan mengenal ada tiga
jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan
barang dalam proses, dan persediaan barang jadi siap
dijual/produk akhir.
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
 Persediaan adalah aset yang signifikan dan untuk kebanyakan
perusahaan merupakan aset yang terbesar.
 Persediaan merupakan pusat aktivitas utama dari perusahaan dagang
dan manufaktur.
 Kesalahan dalam menentukan biaya persediaan bisa menimbulkan
kesalahan pada laporan keuangan.
 Persediaan harus dilindungi dari risiko eksternal (seperti kebakaran
dan pencurian) dan penipuan internal yang dilakukan oleh pegawai.
PENCATATAN PERSEDIAAN
 Perusahaan dagang secara sistematis akan menyelenggarakan catatan
persediaan untuk menentukan :
1. Berapa besar persediaan barang dagangan yang tersedia untuk
dijual
2. Berapa besar persediaan barang dagangan yang laku dijual
 Terdapat 2 metode atau sistem pencatatan persediaan :
1. Sistem pencatatan perpetual
2. Sistem pencatatan periodik
METODE PERSEDIAAN PERPETUAL
 Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun beban pokok penjualan akan dicatat
setiap barang dijual. Dengan cara ini catatan akuntansi akan secara terus-menerus
mengungkapkan besarnya persediaan yang ada.
 Metode perpetual mencatat pembelian barang dalam akun persediaan, sehingga setiap mutasi
persediaan dicatat dan diketahui secara pasti. Oleh karena itu proses penghitungan beban
pokok penjualan tidak memerlukan penghitungan fisik. Namun demikian, minimal satu kali
dalam setahun perlu dilakukan pemeriksaan untuk membandingkan apakah jumlah barang
yang ada digudang telah sama seperti jumlah barang dalam pembukuan atau belum. Hal ini
dilakukan untuk menjalankan sistem pengendalian internal perusahaan terhadap persediaan.
Dengan adanya pengecekan tersebut dapat diketahui penyebab terjadinya selisih jumlah
persediaan, yang kemudian ditindaklanjuti dengan tindakan perbaikan.
METODE PERSEDIAAN PERIODIK
 Dalam metode periodik, transaksi pembelian tidak didebit pada akun
persediaan tetapi didebit pada akun pembelian. Hal tersebut juga
berlaku untuk transaksi penjualan yang tidak dikredit pada akun
persediaan tetapi pada akun penjualan.
 Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu
tidak diperoleh dari akun persediaan tapi melalui perhitungan fisik
atas persediaan yang ada digudang.
PRINSIP-PRINSIP PENGENDALIAN INTERN UNTUK PERSEDIAAN,
MELIPUTI :
1. Pemisahan tugas, penghitungan persediaan dilakukan oleh karyawan yang
bukan bertugas mengawasi persediaan
2. Penyelenggaraan pertanggungjawaban, masing-masing bagian dalam
pengelolaan persediaan wajib menggunakan otorisasi yang otentik
3. Verifikasi intern yang independen, penghitungan ulang persediaan oleh petugas
yang lain dan dilakukan penandaan terhadap item barang persediaan.
Penandaan hanya dilakukan sekali
4. Prosedur pendokumentasian, menggunakan penandaan barang dengan
dokumen yang sudah dinomori sebelumnya
BARANG KONSINYASI
 Konsinyasi: Pemegang atau penjual barang (consignee) bukan merupakan
pemilik barang. Karakteristiknya:
1. Kepemilikan tetap berada ditangan pemilik barang (consignor) sampai
barang tersebut terjual.
2. Barang konsinyasi merupakan persediaan barang dagangan milik consignor,
bukan persediaan milik consignee.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai