Anda di halaman 1dari 10

PAUGERAN LAW REVIEW

Volume …. No …. XXXX 2021, E-ISSN: 2774-8332

Penerapan Hukum Pidana Materiil Terhadap Pelaku Tindak Pidana


Penyalahgunaan Narkotika Golongan 1 Jenis Sabu
(Studi Putusan Nomor 164/Pid.Sus/2022/PN Skt)

Mardana Rifta Oktaviana 1), Endang Yuliana Susilowati 2), Esti Aryani 3)
1,2,3)
Fakultas Hukum, Universitas Slamet Riyadi;
Jl. Sumpah Pemuda No.18, Kadipiro, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta,
Jawa Tengah 57136, (0271) 853839
e-mail co Author : 1riftaokta@gmail.com
085540508368

ABSTRAK

Kasus tentang Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika semakin banyak terjadi


di Indonesia, salah satunya yang menjerat Ari Prasetyo Alias Gundat Anak dari
Supardi. Berdasarkan Putusan Nomor 164/Pid.Sus/2022/PN Skt. Penelitian hukum
ini bertujuan untuk mengetahui penerapan hukum pidana materiil terhadap
pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika golongan 1 jenis sabu. Penelitian
ini termasuk kedalam peneltian hukum normatif dengan menggunakan sumber
bahan hukum sekunder. Sumber bahan hukum sekunder terdiri dari bahan hukum
primer dan sekunder. Teknik pengumpulan bahan yang Penulis gunakan adalah
studi kepustakaan (library research) atau juga dapat disebut studi dokumen.
Mengenai teknik analisis data, Penulis menggunakan analisis data secara kualitatif,
penelitian ini mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam berbagai
peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan. Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan, Penulis memperoleh kesimpulan bahwa dakwaan yang
dijatuhkan kepada Terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat Anak dari Supardi telah
memenuhi unsur-unsur tindak pidana dalam Pasal 112 ayat (1) Jo Pasal 132 ayat
(1). Terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat Anak dari Supardi terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pemufakatan jahat secara
tanpa hak atau melawan hukum memiliki atau menguasai narkotika golongan I
bukan tanaman jenis shabu sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika.

Kata Kunci : Penyalahgunaan, Narkotika

PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL

DITERIMA : REVISI : DISETUJUI :


PAUGERAN LAW REVIEW
Volume …. No …. XXXX 2021, E-ISSN: 2774-8332

ABSTRACT

Cases regarding the Crime of Narcotics Abuse are increasingly occurring in Indonesia, one
of which is Supardi's Ari Prasetyo Alias Gundat Anak. Based on Decision Number
164/Pid.Sus/2022/PN Skt. This legal research aims to determine the application of material
criminal law to perpetrators of criminal acts of abuse of narcotics class 1 types of
methamphetamine. This research is included in normative legal research using secondary
legal sources. Sources of secondary legal materials consist of primary and secondary legal
materials. The material collection technique that the author uses is library research or also
known as document study. Regarding data analysis techniques, the author uses qualitative
data analysis, this study refers to legal norms contained in various laws and regulations,
court decisions. Based on the results of the research and discussion, the author concludes
that the indictment dropped on the Defendant Ari Prasetyo Alias Gundat Anak from
Supardi has fulfilled the elements of a crime in Article 112 paragraph (1) in conjunction
with Article 132 paragraph (1). The defendant Ari Prasetyo Alias Gundat Anak from
Supardi was proven legally and convincingly guilty of committing the crime of conspiracy
to commit evil without rights or unlawfully possessing or controlling narcotics class I not
plants of the type of methamphetamine in accordance with the provisions of Law Number 35
of 2009 concerning Narcotics.

Keywords : Abuse, Narcotics

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman, negara Indonesia saat ini sedang berusaha
meningkatkan pembangunan guna mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Pembangunan tersebut salah satunya di bidang
hukum, tentunya kejahatan akan lebih berkembang dan terorganisir. Kejahatan
dalam hukum pidana adalah tindak pidana yang merupakan suatu perbuatan yang
dilarang oleh peraturan hukum pidana dan disertai dengan adanya sanksi pidana
untuk yang melanggarnya.1 Salah satu persoalan yang sering terjadi dalam
kehidupan masyarakat ialah tindak pidana narkotika.
Kejahatan narkotika dan obat-obatan terlarang pada masa sekarang telah
bersifat transnasional yang dilakukan dengan modus operandi yang tinggi dan
teknologi yang canggih, aparat penegak hukum diharapkan mampu mencegah dan
menanggulangi kejahatan tersebut guna meningkatkan moralitas dan kualitas.
Kejahatan narkotika dan obat-obatan terlarang pada masa sekarang telah bersifat
transnasional yang dilakukan dengan modus operandi yang tinggi dan teknologi

1 Bambang Poernomo, 1988, Asas-Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 18
PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL

DITERIMA : REVISI : DISETUJUI :


PAUGERAN LAW REVIEW
Volume …. No …. XXXX 2021, E-ISSN: 2774-8332

yang canggih, aparat penegak hukum diharapkan mampu mencegah dan


menanggulangi kejahatan tersebut guna meningkatkan moralitas dan kualitas
sumber daya manusia di Indonesia, khususnya bagi generasi penerus bangsa. Di
antara aparat penegak hukum yang juga mempunyai peran penting terhadap
adanya kasus tindak pidana narkotika ialah Badan Narkotika Nasional (BNN),
yang diharapkan mampu membantu proses penegakan hukum terhadap tindak
pidana narkotika.2
Penggunaan narkotika secara legal hanya bagi kepetingan-kepentingan
pengobatan atau tujuan ilmu pengetahuan. Menteri Kesehatan dapat memberi ijin
lembaga ilmu pengetahuan dan atau lembaga pendidikan untuk membeli atau
menanam, menyimpan untuk memiliki atau untuk persediaan ataupun menguasai
tanaman papaver, koka dan ganja.3 Namun, seiring dengan berkembangnya
penggunaan narkotika banyak disalahgunakan oleh oknum yang tidak
bertanggungjawab.
Dalam data yang diberikan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) kasus
penyalahgunaan narkotika di Indonesia masih dalam kondisi yang memerlukan
perhatian dan kewaspadaan tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan data yang diberikan
BNN bahwa prevalensi pengguna narkotika di Indonesia pada tahun 2019 sebesar
1,80 % atau 3,41 juta jiwa. Sementara prevalensi dunia pada tahun 2020 sebesar 5,5 %
atau sekitar 275 juta orang di seluruh dunia yang menggunakan narkotika. Angka
prevalensi tersebut merujuk pada masyarakat nasional. Kemudian prevalensi
pengguna narkotika pada tahun 2021 meningkat 0,15 %, sehingga menjadi 1,95 %
atau 3,66 juta jiwa.4
Penyalahguna narkotika ialah korban dari tindak pidana penyalahgunaan
narkotika itu sendiri yang konsekuensi dari perbuatannya tersebut adalah ancaman
sanksi pidana. Saat ini Indonesia sudah mempunyai Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika, yang menggantikan Undang-Undang No. 22 Tahun
1997 tentang Narkotika. Dalam Putusan Hakim Pengadilan Negeri Surakarta
memutus bahwa Terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat Anak Dari Supardi terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan
pemufakatan jahat secara tanpa hak atau melawan hukum memiliki atau menguasai

2 Hamidi Ishaq, et.al., 2022, Analisis Yuridis Kewenangan Badan Narkotika Nasional Dalam Melakukan
Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika, Jurnal Ilmiah Metadata, Vol. 4 No. 2, hlm. 261.
3 Soedjono Dirjosisworo, 1990, Hukum Narkotika di Indonesia, PT. citra Aditya bakti, Bandung, hlm.

25
4 ANTARA, (2022, Februari 10), BNN: Prevalensi pengguna narkoba di 2021 meningkat jadi 3,66 juta jiwa,

https://www.antaranews.com/berita/2696421/bnn-prevalensi-pengguna-narkoba-di-2021-meningkat-
jadi-366-juta-jiwa, (diakses pada 22 September 2022 pukul 21.08)
PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL

DITERIMA : REVISI : DISETUJUI :


PAUGERAN LAW REVIEW
Volume …. No …. XXXX 2021, E-ISSN: 2774-8332

Narkotika Golongan I dalam bentuk bukan tanaman dalam dakwaan alternatif


kesatu Penuntut Umum yaitu Pasal 112 ayat (1) jo. Pasal 132 ayat (1) Undang-undang
No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik
untuk menganalisis mengenai Penerapan Hukum Pidana Materiil Terhadap Pelaku
Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Golongan 1 Jenis Sabu (Studi Putusan
Nomor 164/Pid.Sus/2022/PN Skt)

METODE

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif (normative


law research) mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat pada peraturan
perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan serta norma-norma hukum
yang ada pada masyarakat.5 Sifat penelitian ini adalah deskriptif, yakni suatu
penelitian yang berusaha memberikan gambaran secara menyeluruh, mendalam,
tentang suatu keadaan atau gejala yang diteliti. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi
kepustakaan kepustakaan (library research) atau juga dapat disebut studi dokumen.
Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis data secara kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Hukum Pidana Materiil Terhadap Pelaku Tindak Pidana


Penyalahgunaan Narkotika Golongan 1 Jenis Sabu (Studi Putusan Nomor
164/Pid.Sus/2022/PN Skt)

Dalam penerapan hukum Pidana materiil, tentu faktor kesalahan menjadi krusial
dalam menentukan peran terdakwa dalam perkara yang diajukan. Setelah segala
proses hukum acara dijalankan antara lain pembacaan dakwaan, tuntutan,
pembuktian dan mendengarkan pembelaan dari terdakwa/kuasa hukumnya, maka
untuk menentukan seseorang tersebut bersalah atau tidak dlihat dari pemenuhan
segala unsur yang terdapat dalam pasal-pasal dalam dakwaan yang diancamkan
pada terdakwa.
Penerapan hukum pidana materiil dalam perkara ini, terdakwa Ari Prasetyo Alias
Gundat Anak Dari Supardi telah didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan
dakwaan alternatif yaitu : Kesatu, melanggar Pasal 112 ayat (1) jo. Pasal 132 ayat (1)
Undang-Undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Kedua, melanggar
Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang

5
Zainuddin Ali, 2014, Metode Penelitian Hukum , Sinar Grafika, Jakarta , hlm. 18
PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL

DITERIMA : REVISI : DISETUJUI :


PAUGERAN LAW REVIEW
Volume …. No …. XXXX 2021, E-ISSN: 2774-8332

Narkotika. Bahwa oleh karena dakwaan Penuntut Umum bersifat alternatif, maka
Majelis Hakim menunjuk salah satu alternatif dakwaan yang paling memungkinkan
terpenuhi oleh perbuatan terdakwa. Berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap
dalam persidangan, Majelis Hakim memilih untuk membuktikan dakwaan alternatif
kesatu, yaitu Pasal 112 ayat (1) jo. Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang RI nomor 35
tahun 2009 tentang Narkotika, dengan unsur-unsurnya sebagai berikut :
1. Unsur Setiap Orang
Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa disini adalah siapa saja atau setiap
orang yang merupakan subjek hukum yang terhadapnya dapat dimintakan
pertanggung jawaban pidana yang dalam perkara ini yaitu Terdakwa Ari
Prasetyo Alias Gundat Anak Dari Supardi yang membenarkan identitasnya
ssebagaimana dalam surat dakwaan dan selama dalam persidangan tidak terjadi
kesalahan/kekeliruan tentang orang (error in persona), dalam arti terdakwa yang
dihadapkan dalam persidangan adalah orang atau pelaku tindak pidana yang
dimaksudkan Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaannya.
Berdasarkan fakta tersebut diatas, maka unsur “setiap orang” telah terpenuhi
dan terbukti menurut hukum.
2. Unsur Secara Tanpa Hak, Atau Melawan Hukum Memiliki, Menyimpan,
Menguasai, Atau Menyediakan Narkotika Golongan I (Satu)
Bahwa unsur memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika
Golongan I (Satu) dalam pasal ini adalah bersifat alternatif, yang artinya
perbuatan tersebut saling mengecualikan antara satu dengan yang lain, yaitu
apabila salah satu unsur telah terpenuhi maka unsur lain tidak perlu lagi untuk
dibuktikan.
Sebagaimana fakta hukum yang terungkap dipersidangan, pada hari Kamis
tanggal 31 Maret 2022 sekira 06.45 wib di kantor Polsek Laweyan Surakarta
berawal karena adanya percobaan pencurian yang dilakukan oleh Terdakwa
bersama dengan Raphael Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) lalu pada saat
digeledah ditemukan narkotika jenis sabu di dalam HP Samsung milik Raphael
Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) dan telah disita barang bukti milik
Terdakwa adalah 1 (satu) pipet kaca yang terdapat sisa shabu, sebuah kotak
plastik warna biru dan sebuah tutup botol warna biru yang terdapat 2 (dua)
potong sedotan warna putih, sedangkan barang bukti yang disita dari Raphael
Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) adalah 1 (satu) paket shabu seberat
0,077769 gram, 1 (satu) plastik kecil bekas bungkus shabu, 1 (satu) unit Hp Merk
Samsung warna hitam, 1 (satu) unit HP merk Oppo dan 1 (satu) unit sepeda
motor Yamaha mio warna hitam dengan nopol AD-5812-RK.

PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL

DITERIMA : REVISI : DISETUJUI :


PAUGERAN LAW REVIEW
Volume …. No …. XXXX 2021, E-ISSN: 2774-8332

Bahwa sesuai Berita Acara Pemeriksaan Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik


No. Lab. 1006/NNF/2022 tanggal 21 April 2022 yang disita dari Ari Prasetyo Alias
Gundat Anak Dari Supardi dengan kesimpulan : BB-2120/2022/NNF berupa 1
(satu) buah tutup plastic warna biru yang terdapat 2 (dua) buah lubang masing-
masing terpasang 1 (satu) buah sedotan plastic warna putih serta 1 (satu) buah
pipet kaca tersebut di atas adalah mengandung Metamfetamina dan terdaftar
dalam Golongan I Nomor urut 61 Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Sebagaimana fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan, terbukti
bahwa shabu tersebut diperoleh dengan cara awalnya Raphael Agung Triambodo
(Penuntutan terpisah) meminjam ATM milik Yayuk (pacar Terdakwa) untuk
membeli shabu dengan mentranfer uang sejumlah Rp400.000,00 (empat ratus ribu
rupiah) kepada Joko Bolot, selanjutnya Raphael Agung Triambodo (Penuntutan
terpisah) mengajak Terdakwa keluar lalu Terdakwa membonceng Raphael Agung
Triambodo (Penuntutan terpisah) dengan mengendarai sepeda yamaha Mio milik
Raphael Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) sesampai di depan SMP Negeri
14 Jagalan Surakarta, Raphael Agung Triambodo (Penuntutan terpisah)
menghentikan motornya lalu Raphael Agung Triambodo (Penuntutan) terpisah)
turun lalu mengambil shabu di depan SMP Negeri 14 yang tidak jauh dari tempat
berhenti dengan tangan kirinya lalu kembali ke motor dan bilang ke Terdakwa
ayo nyabu dan kemudian shabu tersebut Terdakwa pakai secara bergantian
dengan Raphael Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) di tanah kosong yang
ada di utara rumah Terdakwa.
Terdakwa bersama dengan Raphael Agung Triambodo (Penuntutan terpisah)
dalam memiliki atau menguasai narkotika jenis shabu ternyata tidak dapat
menunjukkan adanya surat ijin yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
kaitannya dengan narkotika.
Dengan demikian berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka unsur ini
telah terpenuhi menurut hukum.
3. Unsur Melakukan Percobaan atau Pemufakatan Jahat Untuk Melakukan Tindak
Pidana Narkotika atau Precursor Narkotika
Bahwa Jaksa/Penuntut Umum didalam Surat Dakwaannya dalam perkara ini
menjunctokan dengan ketentuan pasal 132 UU. Nomor 35 tahun 2009. Dalam
Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika,
Pelaku perbuatan Percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak
pidana Narkotika dan Prekusor Narkotika, dipidana dengan pidana yang sama
sesuai dengan ketentuan yang dimaksud dalam pasal-pasal tersebut.

PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL

DITERIMA : REVISI : DISETUJUI :


PAUGERAN LAW REVIEW
Volume …. No …. XXXX 2021, E-ISSN: 2774-8332

Bahwa di dalam Penjelasan Pasal 132 ayat (1) Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika yang dimaksud dengan
“Percobaan adalah adanya unsur niat, adanya permulaan, dan tidak selesainya
pelaksanaan bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri”,
sementara didalam Pasal 1 point 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2009 , disebutkan : “Permufakatan Jahat adalah perbuatan dua orang
atau lebih yang bersekongkol atau bersepakat untuk melakukan, melaksanakan,
membantu, turut serta melakukan, menyuruh, menganjurkan, memfasilitasi,
memberi konsultasi, menjadi anggota suatu organisasi kejahatan Narkotika, atau
mengorganisasikan suatu tindak pidana Narkotika”.
Sebagaimana telah terbukti dalam pertimbangan unsur ke-2 di atas bahwa
Terdakwa bersama-sama dengan Raphael Agung Triambodo (Penuntutan
terpisah) telah membeli shabu dari Joko Bolot dengan harga Rp400.000,00 (empat
ratus ribu rupiah) dan selanjutnya Terdakwa bersama-sama dengan Raphael
Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) mengambil shabu tersebut dengan
berboncengan mengendarai sepeda yamaha Mio milik Raphael Agung Triambodo
(Penuntutan terpisah) dan setelah mendapatkan shabu tersebut dipakai secara
bergantian oleh Terdakwa dan Raphael Agung Triambodo (Penuntutan terpisah),
sehingga dengan demikian jelas terlihat adanya kerjasama/ kesepakatan antara
Terdakwa dan Raphael Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) dalam upaya
untuk memiliki shabu yang dipakai bersama-sama, padahal mereka mengetahui
adanya larangan untuk melakukan memiliki atau menguasai narkotika tanpa ijin
yang sah tetapi mereka tetap melakukan perbuatan tersebut, maka dengan
demikian menurut Majelis bahwa unsur ketiga yaitu telah terpenuhi dan terbukti
menurut hukum.
Terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat Anak dari Supardi melanggar Pasal 112
ayat (1) jo. Pasal 132 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam
Pasal 112 ayat (1) mengatur mengenai setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I bukan tanaman, dalam kasus Terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat
Anak dari Supardi telah ditemukan barang bukti saat penggeledahan badan,
pakaian dan rumah terhadap terdakwa yaitu 1 (satu) pipet kaca yang terdapat sisa
shabu, sebuah kotak plastik warna biru, sebuah tutup botol warna biru yang
terdapat 2 (dua) potong sedotan warna putih yang kesemuanya adalah milik
terdakwa. Maka dari itu, terdakwa tanpa hak atau melawan hukum, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman
tersebut tidak memiliki izin dari Dokter atau Kementerian Kesehatan Republik

PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL

DITERIMA : REVISI : DISETUJUI :


PAUGERAN LAW REVIEW
Volume …. No …. XXXX 2021, E-ISSN: 2774-8332

Indonesia dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan sehari-hari atau dari
pihak yang berwenang.
Tetapi dalam kasus Terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat Anak dari Supardi
juga dikaitkan dengan Pasal 132 ayat (1) yang mengatur tentang Percobaan atau
permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor
Narkotika. Melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika telah
diatur jelas sebagaimana pasal 111 sampai dengan pasal 129, untuk menjerat
pelaku tindak pidana selesai yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Hal ini
tidak sesuai dengan pengertian permufakatan jahat yang autentik. Karena
permufakatan jahat yang didefinisikan Pasal 1 angka 18 Undang-undang Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika dianggap sebagai Lex Specialist dari KUHP.
Adapun Pasal 1 angka 18 sebagai berikut :
" Permufakatan jahat adalah perbuatan dua orang atau lebih yang bersekongkol
atau bersepakat untuk melakukan, melaksanakan, membantu, turut serta
melakukan, menyuruh, menganjurkan, memfasilitasi, memberi konsultasi,
menjadi anggota suatu organisasi kejahatan narkotika, atau mengorganisasikan
suatu tindak pidana narkotika. "
Dalam kasus di atas, Terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat Anak dari Supardi
telah melakukan pemufakatan jahat secara tanpa hak atau melawan hukum
memiliki atau menguasai Narkotika Golongan I bukan tanaman dibuktikan
dengan adanya suatu kerjasama/ kesepakatan antara Terdakwa dan Raphael
Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) dalam upaya untuk memiliki shabu
yang dipakai bersama-sama, padahal mereka mengetahui adanya larangan untuk
melakukan memiliki atau menguasai narkotika tanpa ijin yang sah tetapi mereka
tetap melakukan perbuatan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis berpendapat karena semua unsur dari
Pasal 112 ayat (1) jo Pasal 132 ayat (1) Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika telah terpenuhi, maka terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat Anak Dari
Supardi terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana
penyalahgunaan narkotika golongan I jenis shabu dengan melakukan
pemufakatan jahat secara tanpa hak atau melawan hukum memiliki atau
menguasai Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dalam dakwaan
kesatu Penuntut Umum.
Penulis berpendapat bahwa tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut
terdakwa telah melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-undang No. 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika dinyatakan tidak sesuai dengan terdakwa Ari
Prasetyo Alias Gundat Anak Dari Supardi dikarenakan dalam kasus ini terdakwa
tidak hanya melakukan tindak pidana secara sendirian tetapi juga bersama

PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL

DITERIMA : REVISI : DISETUJUI :


PAUGERAN LAW REVIEW
Volume …. No …. XXXX 2021, E-ISSN: 2774-8332

rekannya Raphael Agung Triambodo (Penuntutan Terpisah) yang mana diantara


mereka terjadi kesepakatan untuk memiliki shabu yang dipakai secara bersama-
sama yang berawal dari ajakan dari Raphael Agung Triambodo. Penulis
sependapat dengan Majelis Hakim yang menerapkan Pasal 112 ayat (1) jo Pasal
132 ayat (1) Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, karena
unsur-unsur dalam pasal tersebut telah terpenuhi dan berdasarkan fakta-fakta di
persidangan, terdakwa dan rekannya Raphael Agung Triambodo (Penuntutan
Terpisah) terbukti melakukan kerja sama/kesepakatan dalam upaya untuk
memiliki/menguasai narkotika dan juga ternyata terdakwa Ari Prasetyo Alias
Gundat Anak Dari Supardi sebelumnya juga sudah pernah dijatuhi pidana dalam
perkara narkotika. Maka dari itu penulis setuju dengan putusan yang dijatuhkan
oleh Majelis Hakim, maka terdakwa harus menjalani pidana penjara selama 4
(empat) tahun 6 (enam) bulan dan pidana denda sebesar Rp. 800.000.000,-
(delapan ratus juta rupiah).

KESIMPULAN

Penerapan hukum pidana materiil terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan


narkotika golongan I jenis sabu dalam putusan perkara Nomor 164/Pid.Sus/2022/PN
Skt menyatakan bahwa, terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
telah melakukan tindak pidana narkotika. Dalam kasus ini dakwaan yang dikenakan
adalah Pasal 112 Ayat (1) Jo Pasal 132 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 Tentang Narkotika. Dengan terpenuhinya unsur–unsur tindak pidana tersebut,
maka terdakwa harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, sesuai dengan
putusan yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim, maka terdakwa harus menjalani
pidana penjara selama 4 (empat) tahun 6 (enam) bulan dan pidana denda sebesar Rp.
800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah). Bahwa pidana yang diterapkan telah sesuai
kesalahan terdakwa dan telah sesuai rasa keadilan hukuman.

DAFTAR PUSTAKA

A. Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

B. Putusan Pengadilan

Putusan Nomor 164/Pid.Sus/2022/PN Skt

PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL

DITERIMA : REVISI : DISETUJUI :


PAUGERAN LAW REVIEW
Volume …. No …. XXXX 2021, E-ISSN: 2774-8332

C. Buku

Bambang Poernomo. 1988. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta. Ghalia Indonesia

Soedjono Dirjosisworo. 1990. Hukum Narkotika di Indonesia.Bandung. PT. Citra


Aditya bakti

D. Jurnal

Hamidi Ishaq, et.al. 2022. Analisis Yuridis Kewenangan Badan Narkotika


Nasional Dalam Melakukan Penyidikan Tindak Pidana Narkotika
Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Jurnal Ilmiah Metadata. Vol. 4 No. 2.

E. Internet

ANTARA, (2022, Februari 10), BNN: Prevalensi pengguna narkoba di 2021


meningkat jadi 3,66 juta jiwa,
https://www.antaranews.com/berita/2696421/bnn-prevalensi-pengguna-
narkoba-di-2021-meningkat-jadi-366-juta-jiwa, (diakses pada 22 September
2022 pukul 21.08)

PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL

DITERIMA : REVISI : DISETUJUI :

Anda mungkin juga menyukai