Mardana Rifta Oktaviana 1), Endang Yuliana Susilowati 2), Esti Aryani 3)
1,2,3)
Fakultas Hukum, Universitas Slamet Riyadi;
Jl. Sumpah Pemuda No.18, Kadipiro, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta,
Jawa Tengah 57136, (0271) 853839
e-mail co Author : 1riftaokta@gmail.com
085540508368
ABSTRAK
ABSTRACT
Cases regarding the Crime of Narcotics Abuse are increasingly occurring in Indonesia, one
of which is Supardi's Ari Prasetyo Alias Gundat Anak. Based on Decision Number
164/Pid.Sus/2022/PN Skt. This legal research aims to determine the application of material
criminal law to perpetrators of criminal acts of abuse of narcotics class 1 types of
methamphetamine. This research is included in normative legal research using secondary
legal sources. Sources of secondary legal materials consist of primary and secondary legal
materials. The material collection technique that the author uses is library research or also
known as document study. Regarding data analysis techniques, the author uses qualitative
data analysis, this study refers to legal norms contained in various laws and regulations,
court decisions. Based on the results of the research and discussion, the author concludes
that the indictment dropped on the Defendant Ari Prasetyo Alias Gundat Anak from
Supardi has fulfilled the elements of a crime in Article 112 paragraph (1) in conjunction
with Article 132 paragraph (1). The defendant Ari Prasetyo Alias Gundat Anak from
Supardi was proven legally and convincingly guilty of committing the crime of conspiracy
to commit evil without rights or unlawfully possessing or controlling narcotics class I not
plants of the type of methamphetamine in accordance with the provisions of Law Number 35
of 2009 concerning Narcotics.
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, negara Indonesia saat ini sedang berusaha
meningkatkan pembangunan guna mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Pembangunan tersebut salah satunya di bidang
hukum, tentunya kejahatan akan lebih berkembang dan terorganisir. Kejahatan
dalam hukum pidana adalah tindak pidana yang merupakan suatu perbuatan yang
dilarang oleh peraturan hukum pidana dan disertai dengan adanya sanksi pidana
untuk yang melanggarnya.1 Salah satu persoalan yang sering terjadi dalam
kehidupan masyarakat ialah tindak pidana narkotika.
Kejahatan narkotika dan obat-obatan terlarang pada masa sekarang telah
bersifat transnasional yang dilakukan dengan modus operandi yang tinggi dan
teknologi yang canggih, aparat penegak hukum diharapkan mampu mencegah dan
menanggulangi kejahatan tersebut guna meningkatkan moralitas dan kualitas.
Kejahatan narkotika dan obat-obatan terlarang pada masa sekarang telah bersifat
transnasional yang dilakukan dengan modus operandi yang tinggi dan teknologi
1 Bambang Poernomo, 1988, Asas-Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 18
PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL
2 Hamidi Ishaq, et.al., 2022, Analisis Yuridis Kewenangan Badan Narkotika Nasional Dalam Melakukan
Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika, Jurnal Ilmiah Metadata, Vol. 4 No. 2, hlm. 261.
3 Soedjono Dirjosisworo, 1990, Hukum Narkotika di Indonesia, PT. citra Aditya bakti, Bandung, hlm.
25
4 ANTARA, (2022, Februari 10), BNN: Prevalensi pengguna narkoba di 2021 meningkat jadi 3,66 juta jiwa,
https://www.antaranews.com/berita/2696421/bnn-prevalensi-pengguna-narkoba-di-2021-meningkat-
jadi-366-juta-jiwa, (diakses pada 22 September 2022 pukul 21.08)
PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL
METODE
Dalam penerapan hukum Pidana materiil, tentu faktor kesalahan menjadi krusial
dalam menentukan peran terdakwa dalam perkara yang diajukan. Setelah segala
proses hukum acara dijalankan antara lain pembacaan dakwaan, tuntutan,
pembuktian dan mendengarkan pembelaan dari terdakwa/kuasa hukumnya, maka
untuk menentukan seseorang tersebut bersalah atau tidak dlihat dari pemenuhan
segala unsur yang terdapat dalam pasal-pasal dalam dakwaan yang diancamkan
pada terdakwa.
Penerapan hukum pidana materiil dalam perkara ini, terdakwa Ari Prasetyo Alias
Gundat Anak Dari Supardi telah didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan
dakwaan alternatif yaitu : Kesatu, melanggar Pasal 112 ayat (1) jo. Pasal 132 ayat (1)
Undang-Undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Kedua, melanggar
Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang
5
Zainuddin Ali, 2014, Metode Penelitian Hukum , Sinar Grafika, Jakarta , hlm. 18
PAUGERAN LAW REVIEW NAMA PENULIS JUDUL
Narkotika. Bahwa oleh karena dakwaan Penuntut Umum bersifat alternatif, maka
Majelis Hakim menunjuk salah satu alternatif dakwaan yang paling memungkinkan
terpenuhi oleh perbuatan terdakwa. Berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap
dalam persidangan, Majelis Hakim memilih untuk membuktikan dakwaan alternatif
kesatu, yaitu Pasal 112 ayat (1) jo. Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang RI nomor 35
tahun 2009 tentang Narkotika, dengan unsur-unsurnya sebagai berikut :
1. Unsur Setiap Orang
Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa disini adalah siapa saja atau setiap
orang yang merupakan subjek hukum yang terhadapnya dapat dimintakan
pertanggung jawaban pidana yang dalam perkara ini yaitu Terdakwa Ari
Prasetyo Alias Gundat Anak Dari Supardi yang membenarkan identitasnya
ssebagaimana dalam surat dakwaan dan selama dalam persidangan tidak terjadi
kesalahan/kekeliruan tentang orang (error in persona), dalam arti terdakwa yang
dihadapkan dalam persidangan adalah orang atau pelaku tindak pidana yang
dimaksudkan Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaannya.
Berdasarkan fakta tersebut diatas, maka unsur “setiap orang” telah terpenuhi
dan terbukti menurut hukum.
2. Unsur Secara Tanpa Hak, Atau Melawan Hukum Memiliki, Menyimpan,
Menguasai, Atau Menyediakan Narkotika Golongan I (Satu)
Bahwa unsur memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika
Golongan I (Satu) dalam pasal ini adalah bersifat alternatif, yang artinya
perbuatan tersebut saling mengecualikan antara satu dengan yang lain, yaitu
apabila salah satu unsur telah terpenuhi maka unsur lain tidak perlu lagi untuk
dibuktikan.
Sebagaimana fakta hukum yang terungkap dipersidangan, pada hari Kamis
tanggal 31 Maret 2022 sekira 06.45 wib di kantor Polsek Laweyan Surakarta
berawal karena adanya percobaan pencurian yang dilakukan oleh Terdakwa
bersama dengan Raphael Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) lalu pada saat
digeledah ditemukan narkotika jenis sabu di dalam HP Samsung milik Raphael
Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) dan telah disita barang bukti milik
Terdakwa adalah 1 (satu) pipet kaca yang terdapat sisa shabu, sebuah kotak
plastik warna biru dan sebuah tutup botol warna biru yang terdapat 2 (dua)
potong sedotan warna putih, sedangkan barang bukti yang disita dari Raphael
Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) adalah 1 (satu) paket shabu seberat
0,077769 gram, 1 (satu) plastik kecil bekas bungkus shabu, 1 (satu) unit Hp Merk
Samsung warna hitam, 1 (satu) unit HP merk Oppo dan 1 (satu) unit sepeda
motor Yamaha mio warna hitam dengan nopol AD-5812-RK.
Bahwa di dalam Penjelasan Pasal 132 ayat (1) Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika yang dimaksud dengan
“Percobaan adalah adanya unsur niat, adanya permulaan, dan tidak selesainya
pelaksanaan bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri”,
sementara didalam Pasal 1 point 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2009 , disebutkan : “Permufakatan Jahat adalah perbuatan dua orang
atau lebih yang bersekongkol atau bersepakat untuk melakukan, melaksanakan,
membantu, turut serta melakukan, menyuruh, menganjurkan, memfasilitasi,
memberi konsultasi, menjadi anggota suatu organisasi kejahatan Narkotika, atau
mengorganisasikan suatu tindak pidana Narkotika”.
Sebagaimana telah terbukti dalam pertimbangan unsur ke-2 di atas bahwa
Terdakwa bersama-sama dengan Raphael Agung Triambodo (Penuntutan
terpisah) telah membeli shabu dari Joko Bolot dengan harga Rp400.000,00 (empat
ratus ribu rupiah) dan selanjutnya Terdakwa bersama-sama dengan Raphael
Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) mengambil shabu tersebut dengan
berboncengan mengendarai sepeda yamaha Mio milik Raphael Agung Triambodo
(Penuntutan terpisah) dan setelah mendapatkan shabu tersebut dipakai secara
bergantian oleh Terdakwa dan Raphael Agung Triambodo (Penuntutan terpisah),
sehingga dengan demikian jelas terlihat adanya kerjasama/ kesepakatan antara
Terdakwa dan Raphael Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) dalam upaya
untuk memiliki shabu yang dipakai bersama-sama, padahal mereka mengetahui
adanya larangan untuk melakukan memiliki atau menguasai narkotika tanpa ijin
yang sah tetapi mereka tetap melakukan perbuatan tersebut, maka dengan
demikian menurut Majelis bahwa unsur ketiga yaitu telah terpenuhi dan terbukti
menurut hukum.
Terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat Anak dari Supardi melanggar Pasal 112
ayat (1) jo. Pasal 132 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam
Pasal 112 ayat (1) mengatur mengenai setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I bukan tanaman, dalam kasus Terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat
Anak dari Supardi telah ditemukan barang bukti saat penggeledahan badan,
pakaian dan rumah terhadap terdakwa yaitu 1 (satu) pipet kaca yang terdapat sisa
shabu, sebuah kotak plastik warna biru, sebuah tutup botol warna biru yang
terdapat 2 (dua) potong sedotan warna putih yang kesemuanya adalah milik
terdakwa. Maka dari itu, terdakwa tanpa hak atau melawan hukum, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman
tersebut tidak memiliki izin dari Dokter atau Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan sehari-hari atau dari
pihak yang berwenang.
Tetapi dalam kasus Terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat Anak dari Supardi
juga dikaitkan dengan Pasal 132 ayat (1) yang mengatur tentang Percobaan atau
permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor
Narkotika. Melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika telah
diatur jelas sebagaimana pasal 111 sampai dengan pasal 129, untuk menjerat
pelaku tindak pidana selesai yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Hal ini
tidak sesuai dengan pengertian permufakatan jahat yang autentik. Karena
permufakatan jahat yang didefinisikan Pasal 1 angka 18 Undang-undang Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika dianggap sebagai Lex Specialist dari KUHP.
Adapun Pasal 1 angka 18 sebagai berikut :
" Permufakatan jahat adalah perbuatan dua orang atau lebih yang bersekongkol
atau bersepakat untuk melakukan, melaksanakan, membantu, turut serta
melakukan, menyuruh, menganjurkan, memfasilitasi, memberi konsultasi,
menjadi anggota suatu organisasi kejahatan narkotika, atau mengorganisasikan
suatu tindak pidana narkotika. "
Dalam kasus di atas, Terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat Anak dari Supardi
telah melakukan pemufakatan jahat secara tanpa hak atau melawan hukum
memiliki atau menguasai Narkotika Golongan I bukan tanaman dibuktikan
dengan adanya suatu kerjasama/ kesepakatan antara Terdakwa dan Raphael
Agung Triambodo (Penuntutan terpisah) dalam upaya untuk memiliki shabu
yang dipakai bersama-sama, padahal mereka mengetahui adanya larangan untuk
melakukan memiliki atau menguasai narkotika tanpa ijin yang sah tetapi mereka
tetap melakukan perbuatan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis berpendapat karena semua unsur dari
Pasal 112 ayat (1) jo Pasal 132 ayat (1) Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika telah terpenuhi, maka terdakwa Ari Prasetyo Alias Gundat Anak Dari
Supardi terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana
penyalahgunaan narkotika golongan I jenis shabu dengan melakukan
pemufakatan jahat secara tanpa hak atau melawan hukum memiliki atau
menguasai Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dalam dakwaan
kesatu Penuntut Umum.
Penulis berpendapat bahwa tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut
terdakwa telah melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-undang No. 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika dinyatakan tidak sesuai dengan terdakwa Ari
Prasetyo Alias Gundat Anak Dari Supardi dikarenakan dalam kasus ini terdakwa
tidak hanya melakukan tindak pidana secara sendirian tetapi juga bersama
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
A. Perundang-undangan
B. Putusan Pengadilan
C. Buku
D. Jurnal
E. Internet