ABSTRAK
Tujuan dari penulisan hukum ini adalah untuk mengetahui bagaimana pertimbangan
hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana penyalahgunaan psiktropika dan
apa hambatan dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana penyalahgunaan
psikotropika beserta solusinya. Penelitian ini termasuk kedalam hukum empiris.
Pendekatan yang digunakan menggunakan penulisan hukum normative yang menggunakan
jenis data sekunder. Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara langsung
dari lapangan. Data sekunder diperoleh melalui studi Pustaka, misalnya instrument hukum
dalam bentuk peraturan perundang-undangan, buku-buku publikasi dari berbagai
organisasi, laporan-laporan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti. Kemudian setelah data terkumpul maka komponen tersebut berinteraksi dan
bila kesimpulan dirasakan kurang maka perlu ada verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana
penyalahgunaan psikotropika tidak hanya terbatas pada pasal 62 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1997 tentang psikotropika tetapi juga berdasarkan pada fakta-fakta yang terungkap
dipersidangan. Ilmu hukum pada umumnya dan hukum acara pidana pada khususnya yang
berkaitan dengan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana
penyalahgunaan psikoropika oleh anggota TNI dan juga mengetahui hambatan yang
dihadapi beserta solusi menjatuhkan putusan terhadap penyalahgunaan psikotroika oleh
anggota TNI
Salah satu apparat penegak hukim, karena hakim mempunyai tugas untuk
membuat putusan didalam persidangan kepada seorang terdakwa. Dalam
menjatuhkan suatu putusan hakim haruslah bebas dan mandiri, bebas dari campur
tangan pihak lain. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang RI No. 4 Tahun
2004 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok kekuasaan Kehakiman. Hakim dalam
menjatuhkan putusan harus mempertimbangkan nilai-nilai hukum yang ada dalam
masyarakat dan berat ringannya pidana seerta memperhatikan pula sifat-sifat baik
dan yang jahat dari tertuduh karena keputusan hakim adalah untuk mencari suatu
kebenaran materiil, disamping menggunakan keyakinannya sendiri dalam
menjatuhkan suatu putusan, hakim haruslah mengacu pada perundang-undangan
yang berlaku agar terciptasuatu keadilan sebagaimana mestinya.
Untuk itu penulis merasa tertarik untuk mencoba menguraikan masalah tindak
pidana penyalahgunaan psikotropika khususnya yang dilakukan anggota TNI
dengan judul “DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM
MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN PSIKOTROPIKA OLEH ANGGOTA TNI”.
BAB II
METODE
2.1 Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai disini adalah metode penulisan hukum normative
yang menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder merupakan data yang tidak
diperoleh secara langsung dari lapangan. Data sekunder diperoleh melalui studi
Pustaka, misalnya instrument hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan,
buku-buku publikasi dari berbagai organisasi, laporan-laporan dan dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik analisis
merupakan Langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penulisan yaitu berupa
pengumpulan data yang kemudia dilakukan penyuntingan, selanjutnya dimanfaatkan
sebagai bahan analisis yang sifatnya kualitatif.
Dimana Teknik analisis model interaktif adalah data yang terkumpul akan
dianalisis melalui tiga tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data dan kemudian
menarik kesimpulan. Selain itu dilakukan pula proses siklus antara tahap-tahap
tersebut sehingga data yang terkumpul berhubungan satu dengan yang lainnya secara
matematis.
Dari uraian di atas tampak bahwa dari 2 (dua) putusan yang diteliti penulis tidak
satupun putusan yang mewakili alasan-alasan yang meringankan pidana sesuai
dengan yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Selama
ini Hakim cenderung tidak mempertimbangkan dalam putusannya karena memang
tidak perlu.
Seharusnya untuk kasus ini hakim dalam menjatuhkan putusan harus lebih
maksimal , hakim dalam menjatuhkan putusan No.317/Pid.B/2012/PN.Blt
1.2.2 Tinjauan Tentang Pengadilan Militer
1. Kewenangan Pengadilan Militer
Pengadilan militer merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman di
lingkungan Angkatan Bersejata untuk menegakkan hukum dan keadilan
dengan memperhatikan kepentingan penyelenggaraan pertahanan keamanan
negara. Pengadila dalam lingkungan Peradila Militer merupakan badan pelaksana
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam penelitian ini ada dua masalah pokok yang dikaji yaitu (1) tentang
bagaimana pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadaap tindak
pidana penyalahgunaan psikotropika oleh anggota Tentara Nasional Indonesia dan
(2) apa hambatan yang dihadapi oleh hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap
tindak pidana penyalahgunaan psikotropika oleh anggota Tentara Nasional
Indonesia dan bagaimana solusinya. Berdasarkan hasil dan pembahasan maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan puusan terhadap tindak pidana
penyalahgunaan psikotropika oleh anggota TNI didasarkan pada pasal 62 UU
No. 5 tahun 1997 mencantumkan bahwa barang siapa secara tanpa hak,
memiliki, menyimpan dan/atau membawa psikotropika di pidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000,- (serratus juta rupiah). Selain itu dalam menjatuhkan putusan
hakim harus melihat dan mempelajari bukti-bukti yang ada baik keterangan
Jurnal :
1. Moch Faisal Salam. 2002. Hukum Acara Pidana Militer di Indonesia. Bandung :
Mandar Maju
2. Rusmanto. 2009, Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan
Terhadap Tindak Pidana Penyalahgunaan Psikotropika Oleh Anggota TNI (Studi
kasus di Pengadilan Militer II- 11 Yogyakarta)
3. Asna Intan Puspita Nada, Maschrudin Ruba’i, Prija Djatmika. Dasar Pertimbangan
Hukum Bagi Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Tindak Pidana Psikotropika
Golongan II sampai dengan Golongan IV. Universitas Brawijaya Malang
4. Candra Hima Y,P., Siska Puspaningtyas. 2013, Tinjauan Hukum Pidana Terhadap
Tindak Pidana Penyalahgunaan Psikotropika Oleh Anggota Militer (Studi Putusan
Pengadilan Militer III-13 Madiun Nomor : 09-K/PM.III-13/AD/II/2012)
5. Asrianto Zaina. 2013, Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Narkotika dari Aspek
Kriminologi
Internet :
1. https://ridwaninstitute.co.id/cara-membuat-jurnal-yang-baik-dan-benar/
2. https://dominggussilaban.blogspot.com/2015/02/pertimbangan-pertimbangan-
hakim-dalam.html
3. https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/
PSIKOTROPIKA-2016-/menu3.html
4. http://eprints.umm.ac.id/3870/1/
Kompetensi_Peradilan_Militer_Dalam_Menangani_Kasus.pdf