Anda di halaman 1dari 11

‘’Anis Sa’idah’’

PSIKOLOGI HUKUM DIKAITKAN DENGAN HUKUM PIDANA


(Sumber : Artikel I MADE WIRYA DARMA DAN BENYAMIN
NIKIJUKUW)
BINAMULIA HUKUM-VOL 8 NO2 DESEMBER 2019-
Psikologi dibutuhkan dalam RANAH HUKUM terutama untuk kepentingan pemeriksaan sidang
pengadilan karena untuk mengungkap dan menjelaskan mengapa individu bersangkutan melangga
hukum dan juga faktor-faktor psikis yang mendorong untuk melakukan tindak pidana tersebut dan
bila terdeteksi adanya gangguan psikis atau jiwa maka dibutuhkan pemeriksaan kesehatan jiwa pa
orang tersebut.

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa/psikis manusia ,sehingga dalam setiap kehidupan
manusia maka psikologi berusaha untuk menjelaskan masalah yang dihadapi,kemudian
mengungkjap suatu tindak pidana seorang pelaku yang diduga melakukan tindak pidana untuk
didapat mampu mempertranggungjawabkan perbuatannya,maka dibutuhkan seorang psikolog
forensik untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan pelaku (hal itu berlandaskan pasal 44 ayat 1 DAN
2 KUHP)
Selama ini peran ilmu psikologis terhadap
hukum lebih kepada yang bersifat prosedural
terutama pada penyeleksian para penegak
hukum dan menjadi ahli dalam
persidangan.Kurangnya peran serta dari para Jika dilihat dari proses tahapan penegakan
ilmuwan psikologi dalam aspek hukum hukum,psikologi berperan dalam 4 tahapan :
disebabkan oleh beberapa faktor,padahal harus 1.Pencegahan
diakui bahwa pertimbangan untuk menentukan 2.Penanganan
bersalah atrau tidak bermasalahnya seseorang 3.Pemidaan dan
terdakwa adalah berdasarkan dua alat bukti 4.Pemenjaraan
yang sah,sesuai dengan KUHP yang
berlaku,sementara aspek psikologis lebih
berperan dalam menentukan berapa lama
hukuman yang diterima terdakwa dan sangat
menentukan kelanjutan dari kasus terdakwa
tersebut
Adanya peran psikologi dalam ranah pidana seperti penyidikan suatu dinilai cukup membantu dalam proses
pencarian keadilan.Hal ini dikarenakan saat ini ada banyak tindak pidana yang sering terjadi,proses pengadilan
di dalamnya tentu akan melibatkan banyak hal dan salah satunya adalah keterangan ahli.

Dengan adanya psikolog ,seseorang yang diduga melakukan suatu tindak pidana benar-benar dapat ditelaah
terlebih dahulu apakah benar-benar bersalah atau tidak dan melalui psikologi forensik dapat ditentukjan
hukuman apa yang paling sesuai terhadap pelaku tindka pidana tersebut.
Kemudian masuknya psikologi forensik dalam ranah hukum pidana khususnya terhadap penegakan hukum y
efesien akan lebih cepat selesai hanya pada tahap dikepolisian sehingga tidak akan memakan waktu lama dan bi
ringan dan dalam hal ini seorang pelaku yang diduga melakukan tindak pidana tidak kan menjalani proses y
begitu panjang apabila dalam proses di kepolisian setelah diperiksa oleh seorang psikolog forensik ia dinyata
tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana karena psikologinya terganggu.

Sebab indikator penegakan hukum yang baik dalam perspektif pdikologi adalah adanya perubahan perilaku pel
pidana ke arah yang lebih baik,artinya pelaku tidak melakukan perbuatan melanggar hukum.Apabila pelaku tin
pidana tidak mengalami perubahan setelah dilakukan proses rehabilitasi di lembaga pemasyarakatan,maka pro
hukum belum dikatakan optimal dan efektif.
PENYELESAIAN ASURANSI OLEH OJK

-Pada tahap pencegahan,psikologi dapat membantu aparat penegak hukum memberikan sosialisasi
dan pengetahuan ilmiah kepada masyarakat bagaimana cara mencegah tindakan kriminal dan
yang mana diharapkan dengan upaya itu masyarakat mampu mencegah perilaku kriminal

Tahap penanganan yaitu ketika tindak kriminal ,telah terjadi psikologi dapat membantu polisi
dalam mengidentifikasi pelaku dan motif pelaku sehingga polisi dapat mengungkap pelaku
kejahatan seperti menggunakan teknik criminal profiling dan geographical profiling.
PENYELESAIANPENYELESAIAN ASURANSI OLEH OJNSI OLEH OJK
Criminal profiling merupakan salah satu cara untuk menggambarkan profil pelaku kriminal dari
segi demografi,psikologis,modus operandi dan setting tempat kejadian sedangkan geographical
profiling yaitu teknik investigasi yang menekan pengenalan terhadap karakteristik
Pada tahap pemidanaan,psikolog memberikan penjelasan mengenai kondisi psikologis
pelaku kejahatan sehingga hakim menjatuhkan hukuman sesuai dengan alat bukti dan
mempertimbangkan motif atau kondisi psikologis pelaku kejahatan,yang mana
pemidanaan adalah memperbiaki kerusakan individual dan sosial yang diakibatkan
tindak pidana

Ada beberapa eori yang terkait dengan tujuan pemidaan ,yaitu :


1.Teori Retributif (Balas Dendam)
2.Teori Relatif (Tujuan)
Sehingga psikologi jika dikaitkan dengan hukum pidana adalah membantu pada saat pemeriksaan di kepolisian,dikejaksaan,di
pengadilan maupun ketika terpidana berada di lembaga pemasyarakatan dan dengan dasar pasal 120 ayat 1 dan oasal 133 ayat
KUHAP psikologi dapat masuk dalam peradilan sebagai ahl,akan tetapi perlu undangan apart hukum karena psikolog akan tetap
berada diluar sistem dan kebanyakan menjadi ilmuwan dan bukun berarti praktisi psikolog forensik.
KESIMPULA
N
Keterkaitan antara psikologi hukum dalam penegakan
hukum pidana sangat berkaitan karena psikologi forensik
dibutuhkan dalam ranah hukum baik antara aparat
hukum,terdakwa,dllnya sehingga peran psikolog forensik
sebagai salah satu proses dalam pemidanaan membawa
pembaruan hukum pidana khususnya terhadap penegakan
hukum yang efisien karena indikator penegakan hukum
yang baik dalam perspektif psikoilogi adalah adanya
perubahan perilaku terdakwa kearah yang lebih baik.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai