Anda di halaman 1dari 5

5 Jenis Pendekatan Dalam Psikologi Hukum

Semakin kompleksnya permasalahan di masyarakat diiringi pula dengan semakin banyaknya


permasalahan yang terjadi. Akibatnya, ilmu semakin dituntut untuk selalu berkembang sebagai suatu
bentuk pemecahan dari permasalahan-permasalahan yang timbul tersebut. Seperti kita ketahui,
psikologi adalah sebuah yang diperlukan guna menyelesaikan segal bentuk permasalahan yang terjadi di
masyarakat. Perkembangan berbagai macam aplikasi psikologi telah banyak memunculkan beragam
bidang kajian baru.

Aspek psikologi dalam bidang kesehatan menimbulkan psikologi kesehatan, aspek psikologi
dalam bidang lingkungan menimbulkan psikologi lingkungan. Aspek psikologi dalam bidang hukum
menimbulkan psikologi hukum dan masih banyak aspek psikologi lainnya. Selain psikologi
perkembangan, psikologi olahraga, psikologi sosial, psikologi faal, psikologi forensik, psikologi industri
dan organisasi, psikologi pendidikan, psikologi eksperimen dan psikologi yang lain. Pada kesempatan kali
ini kita akan membahas psikologi hukum.

Psikologi Hukum
Berawal dari pidato Freud pada tahun1906 dihadapan para hakim, ia menyatakan bahwa
psikologi ternyata dapat diterapkan dalam bidang hukum. Kemudian hal ini ditambahkn oleh Hugo
Munsterberg yaitu seorang ahli eksperimental pada tahun 1908m menyatakan bahwa prinsip psikologi
sebenarnya dapat diterapkan di dalam semua bentuk kejadian termasuk kejadian yang terjadi di ruang
pengadilan. Pada tahun 1927, dekan Fakutas Huku Yale memerintah seorang psikolog untuk menjadi
dosen di sana sebagai upaya untuk menciptakan peran hukum dalam mengontrol perilaku menjadi jelas
(Schegel, 1979).

Hal ini yang mendorong proses hukum dan psikologi pada tulisan-tulisan saat itu meluas dan
berkembang pesat. Ahnun 1930, jurnal The Amrican Bar Association menyatakan bahwa ini adalah saat
yang tepat untuk mengumpulkan fakta secara psikologi modern yang harusnya diakui olehpar penegak
hukum. Dari situlah psikologi dalam bidang hukum semakin mengalami peningkatan hingga meluas ke
berbagai aspek permasalahan psikologi yang ada di masyarakat.

Hubungan antara psikologi dan hukum menjadi sangat mendalam pada 25 tahun terakhir.
Proses naik turun perkembangan psikologi hukum pada akhirnya menghasilkan sebuah pemahaman
hingga menjadi sebuah definisi utuh yang menyatukan antara psikologi dengan hukum.

Psikologi hukum merupakan ilmu pengetahuan yang memahami dan mempelajari hukum
sebagai bentuk pedoman serta perwujudan perkembangan jiwa manusia (Drever J.A., Dictionary of
Psychology Books 1976 dalam Purbacarakan, Soekanto, 1978).

Sedangkan menurut Purbacarakan dan Soekanto 1978, psikologi hukum merupakan ilmu nyata
yang meneliti hukum sebagai suatu pedoman perilaku dimana psikologi hukum ini memuat berbagai
cabang metode studi hukum yang dipelajari secara mendalam dari berbagai sudur pandang psikologi
hukum antara lain, sosiologi hukum, antropologi hukum, psikologi hukum serta perbandingan dan
sejarah hukum.
Lain halnya menurut Encyclopedia of Psychologi and Law, psikologi hukum adalah bidang ilmu yang
sangat mudah untuk dipelajari namun mencakup bidang yang luas. Kajian psikologi hukum ini
meningkatkan manfaat psikologi yang dapat diperoleh dari segala aspek psikologi yang telah lebih dulu
ada dan yang terutama berasal dari psikologi hukum itu sendiri.

Kajian psikologi hukum terdiri dari kajian utama yaitu kajian empiris yng meneliti psikologi terhadap
hukum, lembaga hukum dan pihak yang terlibat dengan hukum, kajian normative serta kajian filosofis.

Menurut Bian L. Culter dalam Encyclopedia of Psychology and Law memamarkan bahwa ruang
lingkup kajian materi psikologi hukum antara lain :

 Adanya kompetensi kriminal

 Bentuk pertanggung jawaban pidana

 Putusan pidana mati

 Sikap perceraian dan pemeliharaan anak

 Pendidikan dan perkembanagn professional

 Adanya memori saksi mata

 Penilaian forensik pada kasus pidana dan perdata

 Pelanggar hukum di bawah umur atau masih anak-anak

 Hukum kesehatan mental

 Berbagai instrumen penilaian psikologi dan forensik

 Materi psikologi tentang perilaku kriminal

 Bentuk psikologi polisi dan investigasi

 Upaya pemidanaan atau penahanan

 Penilaian pemeriksaan forensik mengenai gejala penyakit

 Proses persidangan

 Bentuk reaksi korban karena kejahatan

 Bentuk penilaian terhadap resiko kekerasan


Jenis-Jenis Pendekatan Psikologi Hukum
Berikut ini terdapat beberapa pendekatan psikologi hukum, antara lain:
1. Psychology in law (psikologi dalam hukum)
Adalah pendekatan yang spesifik terhadap psikologi hukum. Dalam hal ini, hukum lebih bersikap
inisiatif daripada psikologi. Seseorang yang terlibat dalam masalah hukum hanya akan mengundang
psikolog jika memang diperlukan. Atau secara sederhananya, psikologi tidak dapat bekerja maksimal
sebab hanya dipakai terbatas menurut standar hukum.

Misalnya, saat ada seorang terdakwa yang diragukan kesiapan mentalnya oleh hakim untuk
menjalankan hukum pidananya, maka hakim bisa saja memenggilkan seorang psikolog untuk
memeriksanya. Atau pada saat seseorang yang menjalani persidangan, salah satu saksi dalam kasus
tersebut adalah anak-anak, maka dalam hal ini terkadang psikolog juga dibutuhkan. Black burn
mengemukakan beberapa hal yang dibahas di aspek psikologi dalam hukum yaitu sebagai berikut :

 Perceraian dan peralihan anak

 Psikologi perilaku kriminan dan mental terdakwa

 Pelanggaran hukum oleh anak

 Ingatan para saksi mata di persidangan

2. Psychology and law (psikologi dan hukum)


Jenis pendekatan psikologi hukum ini adalah yang seimbang, psikologi dalam aspek ini menjadi
disiplin ilmu untuk mengevaluasi segala bentuk komponen hukum dari sudut pandang psikologi. Dalam
psikologi ini, penanganan permasalahan hukum diselesaikan melalui pengembangan penenliian dan
teori psikologi. Misalnya, adanya penelitian psikologi terhadap terdakwa, pengacara, peradilan yang
menerpakan sistem juri, jaksa hakim, saksi dan polisi yang kemudian dignakan sebagai acuan untuk
mengembangkan sistem hukum. Berikut adalah pembahasaan psikologi dan hukum :

 Bentuk pendidikan dan pengembangan

 Proses terjadinya persidangan

 Psikologi polisi dan investigasi

 Reaksi korban kejahatan atau pemerkosaan

3. Psychology of Law ( psikologi tentang hukum)


Merupakan jenis psikologi hukum yang mempelajari isu-isu hukum seperti contohnya tentang
orang yang menaati dan tidak menaati hukum atau meneliti perkembanagn moral komunitas tertentu.
Hukum dalam ranah ini dijadikan sebagai pedoman yang menentukan perilaku manusia, sedangknan
psikologi memberikan penjelasan mengapa hukum bisa dijadikan sebagai penentu perilaku manusia.
Seperti misalkan adanya permasalahan mengapa msayarakat sekarang tidak mau patuh hukum?
Atau faktor psikoogis apa yang mendorong seseorang untuk melakukan pelanggaran hukum ketika yang
memerintah adalah otoritas? Akan tetapi, kajian psikologi hukum banyak yang mengarah kepada hukum
pidana daripadda hukum perdata. Berikut adalah beberapa pembahasan di dalam psikologi tentang
hukum sebagai berikut :

 Adanya pidana mati

 Pemidanaan atau pemenjaraan

 Bentuk kompetensi kriminal

 Bentuk pertanggung jawaban pidana

 Penilaian terhadap resiko kejahatan

4. Forensic psychology (psikologi forensik)


Merupakan sesuatu yang berfungsi untuk menyediakan informasi psikologi di pengadilan. Atau
dengan kata lain, psikologi forensik merupakan pendekatan berupa penyediaan informasi psikologi yang
diperlukan oleh pengadilan sehingga seorang terdakawa yang mengalami gangguan kejiwaan atau
mempunyai pikiran yang tidak waras tidak dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya sehingga ia
tidak bisa dipidana.

Sebab seluruh isi dari aspek hukum tidak pernah memperbolehkan seseorang diproses secara
hukum apabila ia memang sedang mengalami gangguan jiwa.

Pada dasarnya ketidakwarasan seseorang dibagi menjadi dua jenis yakni psikopat yaitu yang
mengalami kejiawaan, abnormal atau sakit adalah seluruh atau sebagian dan neurosis dimana hanya
salah satu bagian kejiwaannya saja yang mengalami abnormal atau sakit. Berikut adalah beberapa
pembahasan di dalam psikologi forensik yaitu :

 Penilaian forensik pidana dan perdata

 Istrumen penilaian forensik

 Penilaian forensik dan gejala penyakit

5. Neuroscience and law (ilmu syaraf dan hukum)


Pendekatan psikologi hukum yang selanjutnya adalah ilmu syaraf dan hukum. Pendekatan ini
mengintensifikasikan pembahasan pada faktor-faktor bilogis yaitu pengaruh yang dihasilkkan oleh otak
dan syaraf tentang isu-isu yang berkaitan dengan hukum.

Sebenarnya pendekatan ini adalah kajian terbaru dari psikologi hukum yang membahas efek
pemrosesan otak dan syaraf terhadap perilaku manusia. Berikut adalah beberapa kajian yang dibahas di
ilmu syaraf dan hukum dalam psikologi hukum antara lain :

 Penambahan wawasa baru mengenai isu-isu bentuk pertanggung jawaban

 Upaya meningkatkan kemampuan seseorang dalam membaca pikiran


 Bentuk prediksi yang baik mengenai perilaku seseoran di masa depan

 Peningkatan kemampuan otak manusia

Anda mungkin juga menyukai