Aspek psikologi dalam bidang kesehatan menimbulkan psikologi kesehatan, aspek psikologi
dalam bidang lingkungan menimbulkan psikologi lingkungan. Aspek psikologi dalam bidang hukum
menimbulkan psikologi hukum dan masih banyak aspek psikologi lainnya. Selain psikologi
perkembangan, psikologi olahraga, psikologi sosial, psikologi faal, psikologi forensik, psikologi industri
dan organisasi, psikologi pendidikan, psikologi eksperimen dan psikologi yang lain. Pada kesempatan kali
ini kita akan membahas psikologi hukum.
Psikologi Hukum
Berawal dari pidato Freud pada tahun1906 dihadapan para hakim, ia menyatakan bahwa
psikologi ternyata dapat diterapkan dalam bidang hukum. Kemudian hal ini ditambahkn oleh Hugo
Munsterberg yaitu seorang ahli eksperimental pada tahun 1908m menyatakan bahwa prinsip psikologi
sebenarnya dapat diterapkan di dalam semua bentuk kejadian termasuk kejadian yang terjadi di ruang
pengadilan. Pada tahun 1927, dekan Fakutas Huku Yale memerintah seorang psikolog untuk menjadi
dosen di sana sebagai upaya untuk menciptakan peran hukum dalam mengontrol perilaku menjadi jelas
(Schegel, 1979).
Hal ini yang mendorong proses hukum dan psikologi pada tulisan-tulisan saat itu meluas dan
berkembang pesat. Ahnun 1930, jurnal The Amrican Bar Association menyatakan bahwa ini adalah saat
yang tepat untuk mengumpulkan fakta secara psikologi modern yang harusnya diakui olehpar penegak
hukum. Dari situlah psikologi dalam bidang hukum semakin mengalami peningkatan hingga meluas ke
berbagai aspek permasalahan psikologi yang ada di masyarakat.
Hubungan antara psikologi dan hukum menjadi sangat mendalam pada 25 tahun terakhir.
Proses naik turun perkembangan psikologi hukum pada akhirnya menghasilkan sebuah pemahaman
hingga menjadi sebuah definisi utuh yang menyatukan antara psikologi dengan hukum.
Psikologi hukum merupakan ilmu pengetahuan yang memahami dan mempelajari hukum
sebagai bentuk pedoman serta perwujudan perkembangan jiwa manusia (Drever J.A., Dictionary of
Psychology Books 1976 dalam Purbacarakan, Soekanto, 1978).
Sedangkan menurut Purbacarakan dan Soekanto 1978, psikologi hukum merupakan ilmu nyata
yang meneliti hukum sebagai suatu pedoman perilaku dimana psikologi hukum ini memuat berbagai
cabang metode studi hukum yang dipelajari secara mendalam dari berbagai sudur pandang psikologi
hukum antara lain, sosiologi hukum, antropologi hukum, psikologi hukum serta perbandingan dan
sejarah hukum.
Lain halnya menurut Encyclopedia of Psychologi and Law, psikologi hukum adalah bidang ilmu yang
sangat mudah untuk dipelajari namun mencakup bidang yang luas. Kajian psikologi hukum ini
meningkatkan manfaat psikologi yang dapat diperoleh dari segala aspek psikologi yang telah lebih dulu
ada dan yang terutama berasal dari psikologi hukum itu sendiri.
Kajian psikologi hukum terdiri dari kajian utama yaitu kajian empiris yng meneliti psikologi terhadap
hukum, lembaga hukum dan pihak yang terlibat dengan hukum, kajian normative serta kajian filosofis.
Menurut Bian L. Culter dalam Encyclopedia of Psychology and Law memamarkan bahwa ruang
lingkup kajian materi psikologi hukum antara lain :
Proses persidangan
Misalnya, saat ada seorang terdakwa yang diragukan kesiapan mentalnya oleh hakim untuk
menjalankan hukum pidananya, maka hakim bisa saja memenggilkan seorang psikolog untuk
memeriksanya. Atau pada saat seseorang yang menjalani persidangan, salah satu saksi dalam kasus
tersebut adalah anak-anak, maka dalam hal ini terkadang psikolog juga dibutuhkan. Black burn
mengemukakan beberapa hal yang dibahas di aspek psikologi dalam hukum yaitu sebagai berikut :
Sebab seluruh isi dari aspek hukum tidak pernah memperbolehkan seseorang diproses secara
hukum apabila ia memang sedang mengalami gangguan jiwa.
Pada dasarnya ketidakwarasan seseorang dibagi menjadi dua jenis yakni psikopat yaitu yang
mengalami kejiawaan, abnormal atau sakit adalah seluruh atau sebagian dan neurosis dimana hanya
salah satu bagian kejiwaannya saja yang mengalami abnormal atau sakit. Berikut adalah beberapa
pembahasan di dalam psikologi forensik yaitu :
Sebenarnya pendekatan ini adalah kajian terbaru dari psikologi hukum yang membahas efek
pemrosesan otak dan syaraf terhadap perilaku manusia. Berikut adalah beberapa kajian yang dibahas di
ilmu syaraf dan hukum dalam psikologi hukum antara lain :